Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pemerintah terus berupaya menekan angka kematian balita, bayi, maupun

neonatal dengan terus memperhatikan dan terus memantau penurunan

prevalensi gizi kurang dari 31% pada tahun 1989 menjadi 17,9% pada tahun

2010. Bersamaan dengan itu prevalensi gizi buruk juga turun dari 12,8% pada

tahun 1995 menjadi 4,9% pada tahun 2010, Penyebab terjadinya gizi yang

kurang maupun gizi buruk pada bayi dan balita dikarnahkan pemberian air susu

ibu (ASI) yang seharusnya ekslusif sampai 6 bulan kurang terpenuhi (Laksono,

2010).

Berdasarkan laporan dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI, 2007) sepertiga wanita di dunia (38%) didapati tidak menyusui bayinya

sehingga terjadi pembengkakan payudara, dan di Indonesia angka cakupan ASI

Eklusif mencapai 32,3% ibu yang memberikan ASI Eklusif pada anak mereka.

Berbagai komplikasi yang dialami selama masa menyusui antara lain putting

susu nyeri, puting susu lecet, payaudara bengkak dan mastitis atau abses

sehingga ibu harus tetap melakukan perawatan payudara secara benar, baik

1
2

untuk mempersiapkan menyusui (selama kehamilan) dan selama masa

menyusui (Kristiansari, 2009).

Survei Demografi Kesehatan dan Indonesia (SDKI) Tahun 2008-2009

menunjukan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan puting susu

lecet. Puting susu lecet terjadi karna dua faktor, yaitu karna kondisi puting susu

jarang di bersikan dan posisi ibu menyusui kurang benar, hal itu di sebabkan

karna kurangnya perawatan payudara pada masa kehamilan. Demi keberhasilan

menyusui, payudara memerlukan perawatan sejak dini secara teratur. Perawatan

selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui kelak produksi air

susu ibu (ASI) cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk

payudara tetap baik setelah menyusui (Hugroho, 2011).

Teknik perawatan payudara pada ibu hamil terdiri dua tahap, yaitu

pemeriksaan payudara secara benar dan teratur dapat menguatkan, melenturkan

dan mengatasi terpedamnya puting susu sehingga bayi mudah menghisap ASI

dan juga menjaga kebersihan payudara, mencegah penyumbatan dan

bermanfaat untuk memperkuat kulit sehingga mencegah terjadinya luka pada

saat mulai menyusui (Admin, 2011).

Cakupan pemberian ASI Eklusif pada bayi 0-6 bulan di provinsi sumatra

selatan tahun2010 mencapai 36,33 %. Cakupan tertinggi dicapai oleh kabupaten

ogan ilir (77,63 %) sedangkan yang terendah dicapai oleh Ogan Komreng Ulu
3

timur (46,94%) (Dinkes Sumsel, 2010), Berdasarkan laporan di kota Palembang

tahun 2010 menyatakan bahwa dari 31.659 bayi, hanya 26.516 bayi yang

diberikan air susu ibu (ASI) eklusif atau sebesar 83,8 % (Dinkes Palembang

2010).

Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang harus

diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya. Hal ini disebabkan

oleh karena payudara merupakan organ esensial penghasil air susu ibu (ASI),

yaitu makanan pokok bayi baru lahir sehingga perawatan harus dilakukan sedini

mungkin.

Ibu-ibu hamil tidak akan mengalami kesulitan dalam pemberian air susu

ibu (ASI) bila sejak awal telah mengetahui bagaimana perawatan payudara

(breast care) yang tepat dan benar. Tidak lancarnya pemberian ASI pada awal

masa laktasi hal ini disebabkan oleh faktor ibu-ibu yang belum mengetahui

tentang teknik perawatan payudara (Hegar, 2010).

Dari hasil penelitian Nur Eka Rahayu 43 responden pada pengetahuan ibu

hamil perawatan payudara didapatkan 47% berpengetahuan baik dan 53%

berpengetahuan buruk, karna kurang nya pengetahuan dan informasi tentang

perawatan payudara sehingga dapat menimbulkan masalah pada awal laktasi,

seperti puting susu lecet, payudara bengkak, dan air susu ibu tersumbat.
4

Sebagaimana dilaporkan, ibu menyusui di Indonesia yang pernah menderita

kelecetan pada puting susu sebanyak 57%.

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh penelitian di BPM

Yusida Edward palembang, Jumlah ibu hamil pada tahun 2012 Sebanyak 180

orang, pada tahun 2013 sebanyak 192 orang, pada tahun 2014 dari bulan januari

– september ibu hamil berjumlah sebanyak 135 orang.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian tertarik untuk

melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan

perawatan payudara pada masa kehamilan di BPM Yusida Edward Palembang

2014.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah belum diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan

perawatan payudara selama masa kehamilan di BPM Yusida Edward Palembang

tahun 2014.
5

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan

perawatan payudara selama masa kehamilan di BPM Yusida Edward

Palembang Tahun 2014.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu yang melakukan perawatan

payudara ibu hamil di BPM Yusida Edwad palembang Tahun2014.

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil di BPM

Yusida Edward palembang Tahun 2014.

3. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

perawatan payudara selama masa kehamilan BPM Yusida Edwad

palembang tahun2014.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang perilaku

ibu hamil tentang perawatan payudara selama masa kehamilan.


6

1.4.2 Bagi Institusi

Dengan terlaksananaya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

refrensi dan bahan bacaan di perpustakaan dan acuhan untuk peneliti

selanjutnya.

1.4.3 Bagi Ibu Hamil

Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan ibu hamil

dalam melakukan perawatan payudara karena sangat banyak manfaatnya.

1.4.4 Bagi Lahan Praktik

Dengan terlaksananya penelitian inidiharapkan hasilnya dapat

meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dalam memberikan perawatan

payudara selama kehamilan dengan melakukan penyuluhan/ praktik

perawatan payudara.

1.5 Kerangka Konsep

Kerangaka konsep penelitiana adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep konsep atau variabel variabel yang akan diamati atau diukur melalui

penelitian yang dimaksud (Notoat modjo, 2010).


7

Ibu ibu hamil tidak akan mengalami kesulitan dalam pemberian ASI bila

sejak awal telah mengetahui bagaimana perawatan payudara ( breast care )yang

tepat danbenar. Tidak lancarnya pemberian ASI pada awal masa laktasi hal ini

disebabkan oleh faktor ibu meliputi fakto pendidikan, pengetahuan, sikap, dan

tindakan (Hegar, 2010).

Sehubungan dengan keterbatasan waktu maka penelitian hanya meneliti

hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan perawatan payudara selama

kehamilan din BPM Yusida Edward palembang 2014.

Variabel Independen Variabel dependen

Pengetahuan Perawatan Payudara

Gambar 1.1 Kerangka Konsep

1.6 Hipotesis

(Ha) : Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan perawatan payudara

selama masa kehamilan di BPM Yusida Edward palembang Tahun 2014.

(Ho) : Tidak Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan Perawatan

payudara selama masa kehamilan di BPM Yusida Edward Palembang

Tahun 2014.
8

1.7 Tempat dan waktu penelitian

1.7.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPM Yusiada Edward Palembang Tahun 2014.

1.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada Desember Tahun 2014 sampai Februari Tahun

2015.

Anda mungkin juga menyukai