Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Role attainment mother adalah suatu proses interaksi dan

perkembangannya yang terjadi dalam suatu kurun waktu, sementara itu akan

terjadi ikatan kasih dengan bayinya. Pencapaian peran ibu ini membutuhkan

kompetensi dalam mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam peran

tersebut. Pengambilan peran melibatkan interaksi aktif dari pengambilan

peran dan partner si peran, setiap respon terhadap isyarat dari orang lain dan

mengubah perilaku tergantung dari respon orang lain (Mercer, 1986).

Faktor Kegagalan dalam proses menyusui disebabkan karena

timbulnya beberapa masalah, baik masalah pada ibu maupun bayi. Pada

sebagian ibu yang tidak paham tentang cara menyusui yang benar,

kegagalan menyusui sering dianggap sebagai problem pada anaknya saja.

Selain itu ibu sering mengeluh bayinya sering menangis atau “menolak”

menyusu, dan sebagainya yang sering diartikan bahwa ASI nya tidak

cukup, atau ASI nya tidak enak, tidak baik sehingga sering menyebabkan

diambilnya keputusan untuk menghentikan menyusui (Anggraini, 2010).

Menurut penelitian Azzade Ellyn Dardiana (2011) dalam

penelitiannya tentang hubungan antara pendidikan, pekerjaan dan

pengetahuan ibu dengan teknik menyusui yang benar, Di desa Leteh

Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang (2011) didapatkan hasil dari 10

ibu menyusui (0-6 bulan) di Desa Leteh yaitu 8 (80%) ibu menyusui

1
2

mengalami putting susu lecet dan 2 (20%) ibu menyusui tidak mengalami

puting susu lecet sedangkan 7 (70%) ibu menyusui tidak mengetahui

tentang teknik menyusui yang benar dan 3 (30%) ibu menyusui

mengetahui tentang teknik menyusui yang benar dan 6 (60%) berpendidikan

lulus SMA, 2 (20%) lulusan SD dan 3 (30%) Perguruan Tinggi serta 7

(70%) serta ibu tidak bekerja dan 3 (30%) ibu bekerja.

Menurut WHO (2012) ibu yang menyusui banyinya dengan ASI

eksklusif di dunia hanya mencapai 37% dan tahun 2013 mencapai 35%,

sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) 2013 di Indonesia

pemberian ASI baru mencapai 30,2%. Sedangkan data di jawa timur

pemberian ASI mencapai 61,52% pada tahun 2011, dan 64,08% pada

tahun 2012, pada tahun 2013 sebesar 70,8% (Kemenkes RI, 2014).

Data dari Dinas kesehatan kabupaten jombang pemberian ASI

eksklusif pada tahun 2010 mencapai 53% , pada tahun 2011 tercapai

79,4%, tahun 2012 mencapai 71,87%, tahun 2013 mencapai 77,43%, dan

pada tahun 2014 sebesar 79,87%. Meningkat dibanding tahun 2013 dimana

tercapai 79,42%.

Capaian ASI Eksklusif selama empat tahun terakhir memiliki

tren naik, nilai tertinggi pada tahun 2015 dan terendah tahun 2012, target

nasional pemberian ASI harus mencapai 80%. Cakupan ASI eksklusif

pada tahun 2012 di Puskesmas Bandar Kedungmulyo 90%, kemudian

Puskesmas Plandaan 88,5% dan Puskesmas Pulorejo 87,0%. Tahun 2013

di Puskesmas Mayangan 95,5%, kemudian di Puskesmas Blimbing Gudo

95,4%, dan di Puskesmas Cukir 91,2%. Tahun 2014 di Puskesmas


3

Bawangan 98,59%, di Puskesmas Kabuh 98,05%, dan di Blimbing Gudo

97,87%. Dan pada tahun 2015 memiliki tren naik, di Puskesmas Cukir

100,0%, di Puskesmas Blimbing Gudo 98,5 % dan di Puskesmas Jabon

98,0 %.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 07 maret 2016 dari 20

ibu yang mempunyai bayi usia 1-6 bulan dengan cara observasi di Desa

Bandung Kec. Diwek Kab. Jombang didapatkan bahwa 40% peran ibu

tercapai dalam kompetensi cara menyusui, dan 60% peran ibu tidak tercapai

dalam kompetensi cara menyusui.

ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose

dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara

dan sebagai makanan utama bagi bayi (Anggraini, 2010). Komposisinya

sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang berubah sesuai

dengan kebutuhan bayi pada setiap saat. Pemberian ASI juga mempunyai

pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin

ibu dan anak serta perkembangan jiwa si anak (Suradi, 2003).

Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara

dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif. Ada berbagai macam

posisi menyusui yaitu berdiri, rebahan, duduk, madonna (menggendong),

menggendong menyilang, football (mengepit) dan berbaring miring. Apapun

teknik bersalinnya, ibu dapat menyusui bayi sesegera mungkin. Proses

menyusui memerlukan kompetensi / keterampilan ibu antara lain, belajar

bagaimana cara memegang bayi agar dapat menyusu dengan baik dan

mengatur posisi tubuh agar merasa nyaman selama menyusui (Musbikin,


4

2005). Teknik menyusui terdiri dari posisi menyusui, perlekatan bayi, dan

menghisap pada payudara yang tepat, yang merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi keberhasilan menyusui dan pengeluaran ASI.

Memberikan ASI sedini mungkin segera setelah bayi lahir,

merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Interaksi timbal

balik antara ibu dan anak yang terjadi pada proses menyusui Keuntungan

untuk bayi selain nilai gizi ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI

yang melindungi bayi terhadap berbagai macam infeksi. Disamping itu bayi

juga merasakan sentuhan, kata-kata dan tatapan kasih sayang dari ibunya,

serta mendapatkan kehangatan yang penting untuk tumbuh kembangnya.

Sedangkan keuntungan yang diperoleh ibu, adalah selain menimbulkan

perasaan sedang dan dibutuhkan oleh bayinya sehingga menimbulkan rasa

percaya diri, juga adanya Sekresi hormon oksitosin akan mempercepat

berhentinya perdarahan setelah melahirkan dan prolaktin akan mencegah

terjadinya ovulasi yang mempunyai efek menjarangkan kehamilan

(Soetjiningsih, 2012).

Suatu cara untuk menanggulangi masalah cara menyusui dengan

benar adalah dengan melaksanakan program KIE atau Komunikasi,

Informasi Dan Edukasi tentang bagaimana cara menyusui dengan benar.

Menurut mercer ibu akan belajar menyiapkan perannya dari lingkungan

terdekat atau belajar dari pengalaman masa lalu yaitu ibu, nenek atau

informasi tenaga kesehatan terkait dengan perannya sebagai ibu.

Berdasarkan beberapa hal di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan


5

penelitian dengan judul “hubungan role attainment mother dalam

kompetensi cara menyusui dengan pertumbuhan bayi usia 1-6 bulan”.

1.2 Identifikasi masalah

Dari latar belakang di atas teridentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Keterampilan ibu dalam keberhasilan proses menyusui

2. Peran ibu dalam merawat bayi

3. Pertumbuhan bayi membutuhkan asupan gizi yang diperoleh melalui

pemberian ASI

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat di

rumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : apakah ada hubungan

role attainment mother dalam kompetensi cara menyusui dengan pertumbuhan

bayi usia 1-6 bulan.

1.4 Batasan Masalah

Dari rumusan masalah diatas maka peneliti membatasi untuk meneliti

apakah ada hubungan role attainment mother dalam kompetensi cara

menyusui dengan pertumbuhan bayi usia 1-6 bulan ditinjau dari berat badan

sebelumnya.

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan role attainment mother dalam kompetensi

cara menyusui dengan pertumbuhan bayi usia 1-6 bulan.

1.5.2 Tujuan Khusus


6

a. Mengidentifikasi role attainment mother dalam kompetensi cara

menyusui pada bayi

b. Mengidentifikasi pertumbuhan bayi usia 1-6 bulan

c. Menganalisis hubungan role attainment mother dalam kompetensi cara

menyusui dengan pertumbuhan bayi usia 1-6 bulan.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep

dan teori yang menyongsong pengembangan ilmu keperawatan tentang

role attainment mother dalam kompetensi cara menyusui dan pertumbuhan

bayi, khususnya dalam keperawatan anak. Penelitian ini juga di harapkan

dapat menjadi masukan bagi penelitian lain yang berminat untuk

melakukan penelitian lebih lanjut.

1.6.2 Manfaat praktis

a. Bagi perawat

Dapat digunakan sebagai masukan khususnya bagi petugas kesehatan

dalam melakukan asuhan keperawatan.

b. Bagi responden

Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan masukan bagi

responden untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan

khususnya bagi para ibu tentang role attainment mother dalam

pemberian ASI eksklusif.

c. Tempat peneliti
7

Sebagai bahan masukan dan pengetahuan bagi masyarakat mengenai

pentingnya cara menyusui yang benar.

Anda mungkin juga menyukai