PENDAHULUAN
Manajemen laktasi salah satu bagian dari upaya yang dilakukan untuk
sekitar 8-12 kali dalam 24 jam, terutama selama masa laktasi eksklusif, yaitu 0-6
bulan pertama setelah melahirkan. Manajemen laktasi tidak selalu mudah, dan
membutuhkan proses yang perlu dikerjakan dengan hati-hati. Namun, itu bisa
pendamping yang memadai hingga usia 2 tahun atau lebih. Namun sebagian
besar ibu di sebagian besar negara mulai memberikan makanan atau minuman
buatan kepada bayinya sebelum 4 bulan, dan banyak yang berhenti menyusui
jauh sebelum anak berusia 2 tahun. Alasan umum untuk ini adalah bahwa ibu
percaya bahwa mereka tidak memiliki cukup ASI, atau bahwa mereka
bekerja di luar rumah, dan dia tidak tahu bagaimana menyusui sambil
1
2
bantuan yang dia butuhkan, atau karena praktik perawatan kesehatan dan saran
yang dia terima dari petugas kesehatan tidak mendukung menyusui (WHO 2021).
ASI secara eksklusif di dunia hanya sebesar 44%. Target ASI eksklusif yang
persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif sepanjang tahun 2020 tertinggi di
Provinsi Papua sebesar 87.3% dan terendah di Provinsi Papua Barat yaitu sebesar
2021).
data dari profil badan pusat statistik persentase tersebut meningkat ditahun 2022
Papua memiliki cakupan ASI sebesar 69, 61 % pada tahun 2022 (Dinkes Prov
Papua) dan di Kabupaten Jayapura sendiri terdapat 73,7% ibu menyusui secara
nyeri payudara, luka puting susu, ASI tersumbat, mastitis dan abses payudara,
3
jika ini terjadi, disarankan agar mengunjungi dokter kandungan secara teratur
untuk pencegahan dan pengobatan masalah sejak dini (Herry & Evi Nurafiah,
untuk menyusui secara eksklusif, minimnya pemahaman dan adat istiadat turun-
temurun salah satu unsur yang mungkin berdampak pada pengetahuan ibu terkait
anggapan bahwa ASI itu belum cukup, tingkat pendidikan yang rendah,
tetapi perilaku pemberian nutrisi pada bayinya kurang baik, tidak memberikan
ASI eksklusif pengaruh body image, khawatir bentuk tubuh menjadi jelek,
terlihat gemuk sehingga ibu menjadi tidak percaya diri, kurangnya pelayanan
konseling laktasi, dukungan keluarga, suami dan juga tenaga kesehatan, faktor
ibu bekerja sebagai petani, pedagang, teknik sipil atau pegawai swasta (Herry &
sehat sangat penting agar proses berjalan lancar, termasuk makan makanan yang
seimbang dan kaya nutrisi, mejaga pola istirahat, minum yang cukup, dan
mengendalikan stres. (Herry & Evi Nurafiah, 2020). Menyusui dilakukan dengan
proses memerah ASI, memberikan ASI perah, dan menyimpan ASI dilakukan
dalam tiga tahap: selama kehamilan (antenatal), saat ibu melahirkan sampai
keluar dari rumah sakit (perinatal), dan tahap menyusui yang berlangsung sampai
bayi berusia dua tahun (postnatal). Laktasi merupakan bagian dari efisiensi para
4
ibu untuk memberikan ASI pada bayi, tenaga kesehatan harus memberikan
penyuluhan kepada orang tua tentang ASI eksklusif untuk bayi guna
menyusui bagi ibu dan bayi, maksud dari hal ini agar dengan mempelajari semua
yang perlu diketahui tentang laktasi, serta strategi pendukung selama fase
menyusui, para ibu akan dapat menyusui anaknya dengan mudah. Menyusui
tidak selalu berjalan dengan baik karena itu adalah keterampilan yang harus
mempersiapkan mental dan ASI pada ibu juga harus lancar supaya bisa diberikan
rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga mengenai manfaat ASI, cara menyusui
yang benar, gencarnya pemasaran susu formula, adanya mitos yang kurang baik,
serta ibu bekerja dan singkatnya cuti melahirkan merupakan alasan yang
2022).
didapatkan ibu yang mempunyai bayi umur 1-2 tahun sebanyak 38 orang dan
5
saat dilakukan wawancara kepada 10 orang ibu, 7 orang ibu mengatakan selalu
memberikan ASI kepada anaknya dan tidak memberikan susu formula dn 3 ibu
lainya mengatakan tidak memberikan ASI kepada anaknya karena ASI tidak
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi dan perilaku ibu dalam
Harapan ?
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan literatur dalam