Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Periode emas dalam dua tahun pertama kehidupan anak dapat

tercapai optimal apabila ditunjang dengan asupan nutrisi tepat sejak

lahir . Air Susu Ibu (ASI) sebagai satu-satunya nutrisi bayi sampai usia

enam bulan dianggap sangat berperan penting untuk tumbuh

kembang, sehingga rekomendasi dari pemerintah, bahkan kebijakan

WHO dan UNICEF mengenai hal ini telah ditetapkan dan

dipublikasikan ke seluruh dunia. (Unicef, 2022)

ASI (Air Susu Ibu) telah terbukti banyak manfaat bagi bayi,

maupun ibu menyusui. ASI mengandung berbagai macam nutrisi

yang dibutuhkan bayi, maupun ibu menyusui. ASI mengandung

berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan bayi yaitu lemak,

karbohidarat, protein, vitamin, dan mineral yang efisien dan mudah

dicerna. Selain itu, ASI juga mengandung faktor – faktor bioaktif yang

dapat meningkatkan sistem imun bayi yang masih imatur sehingga

bayi dapat terhindar dari infeksi. Bagi ibu menyusui, ASI dapat

mengurangi resiko perdarahan postpartum serta meningkatkan ikatan

antara ibu dan bayi.

Berdasarkan banyaknya manfaat berdasarkan dari ASI tersebut,

Word Health Organization (WHO) dan UNICEF merekomendasikan

pemberian ASI ekslusif kepada bayi selama 6 bulan. Selain itu,

pemerintah Indonesia juga telah membuat peraturan no. 33 tahun 2012

1
2

tentang pemberian ASI ekslusif demi menjamin pemenuhan hak bayi


3

untuk mendapatkan ASI ekslusif. Meskipun ASI telah terbukti memiliki

banyak manfaat setelah dukungan oleh adanya peraturan pemerintah,

namun rendahnya perilaku menyusui masih menjadi masalah di

Indonesia.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2021, 52,5

persen – atau hanya setengah dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari

enam bulan- yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia, atau menurun

12 persen dari angka di tahun 2019. Bersarkan Profil Dinas kesehatan

Provinsi Sulawesi Selatan, Capaian Asi eksklusif Tahun 2019 sebesar

70,82%, kemudian pada tahun 2020 mengalami penurunan yaitu

70,00%, dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2022) capaian

ASI Eksklusif meningkat pada sebesar 75,88%. Cakupan ini melebihi

target target WHO, minimal pemberian ASI eksklusif di Indonesia yaitu

50% (WHO, 2019). Akan tetapi Kementrian Kesehatan menargetkan

untuk meningkatkan target pemberian ASI eksklusif hingga 80%. Data

pencapaian program gizi – ASI ekslusif menurut kabupaten / kota ,

Capaian Kabupaten Bantaeng tahun 2019 yairtu 60,49, dan

mengalami peningkatan pada tahun 2020 mencapai 68,36%,meskipun

melamaui yarget nasional 50% akan tetapi namun belum memenuhi

target maksimal Kemenkes yaitu 80%.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku menyusui pada

ibu bayi adalah teknik menyusui Untuk mendukung keberhasilan

menyusui, perlu pengetahuan teknik menyusui yang benar. Salah satu

kegagalan teknik menyusi adalah di sebabkan karena kesalahan ibu


4

dalam memposisikan dan meletakkan bayi pada saat menyusui. Posisi

menyusui dapat dilakukan dengan beberapa posisi. Cara menyusui

yang tergolong bisa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau

berbaring. Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat

mengakibatkan puting payudara lecet. Salah satu faktor yang dilakukan

saat menyusui adalah posisi menyusui yang belum tepat sehingga

mengganggu produksi dan transfer ASI ke bayi ( Khoirul Anna, 2022).

Menurut Joeliatin (2021) dalam penelitiannya diperoleh bahwa

ada hubungan antara teknik menyusui yang Benar dengan Perilaku

Menyusui pada Ibu Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Sugihwaras

Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk Tahun 2022. Sebaiknya pada

masa kehamilan dan masa nifas, ibu telah mendapat informasi

tentang teknik menyusui dari bidan. Bidan sebagai pelaksana

pelayanan kebidanan berkewajiban untuk itu, karena bila ibu hamil

kurang mengetahui tentang menyusui, akan berdampak payudara

tidak terawat sehingga akan bermasalah pada awal masa laktasi

seperti puting susu lecet, payudara bengkak, air susu tersumbat.

Sebagaimana dilaporkan 57% dari ibu menyusui di Indonesia pernah

menderita kelecetan pada putingnya Manfaat teknik menyusui yang

benar yaitu : puting susu tidak lecet, perlekatan menyusui bayi kuat,

bayi menjadi tenang, tidak terjadi gumoh.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan oleh

peneliti dengan teknik wawancara kepada 10 Ibu nifas, terdapat 5 ibu

nifas yang tidak mengetahui tentang teknik menyusui yang benar oleh
5

ibu yang baru pertama kali melahirkan (Primipara).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk

meneliti tentang “ Gambaran pengetahuan tentang teknik menyusui

terhadap kelancaran ASI setelah pemberian modul pada ibu nifas di

Puskesmas Campagaloe Tahun 2023”

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

Gambaran pengetahuan tentang teknik menyusui terhadap

kelancaran ASI setelah pemberian modul pada ibu nifas di

Puskesmas Campagaloe Tahun 2023”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran pengetahuan tentang teknik

menyusui terhadap kelancaran ASI setelah pemberian modul

pada ibu nifas di Puskesmas Campagaloe Tahun 2023”

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikaisi Gambaran pengetahuan tentang teknik

menyusui terhadap kelancaran ASI sebelum pemberian

modul pada ibu nifas berdasarkan Usia di Puskesmas

Campagaloe Tahun 2023

2. Mengidentifikaisi Gambaran pengetahuan tentang teknik

menyusui terhadap kelancaran ASI setelah pemberian modul

pada ibu nifas berdasarkan Pendidikan Ibu di Puskesmas

Campagaloe Tahun 2023


6

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

dan pengetahuan ilmiah yang bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengetahuan

tentang teknik menyusui terhadap kelancaran ASI setelah

pemberian modul pada ibu nifas

b. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan rujukan untuk pengembangan

penelitian lebih lanjut terkait teknik menyusui terhadap

kelancaran ASI

2. Manfaat Praktis

a. Bagi ilmu pengetahuan

Dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian

selanjutnya.

b. Bagi diri sendiri

Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku

kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan

penelitian.

c. Bagi institusi pendidikan


7

Dapat menjadi bahan bacaan dan referensi tambahan bagi

mahasiswa kebidanan tentang teknik menyusui yang benar

d. Bagi masyarakat / Ibu nifas

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang

bendungan ASI di masyarakat setempat


1
1

Anda mungkin juga menyukai