Anda di halaman 1dari 22

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEKNIK


MENYUSUI TERHADAP KELANCARAN ASI SEBELUM DAN
SESUDAH PEMBERIAN MODUL
DI PUSKESMAS CAMPAGALOE
TAHUN 2023

OLEH:

RIKA NURUL HIKMA


NIM. 20EB1017

STIKES TANAWALI PERSADA TAKALAR


PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Untuk mendukung keberhasilan menyusui, perlu pengetahuan teknik menyusui yang benar Untuk
mendukung keberhasilan menyusui, perlu pengetahuan teknik menyusui yang benar. Salah satu
kegagalan teknik menyusi adalah di sebabkan karena kesalahan ibu dalam memposisikan dan
meletakkan bayi pada saat menyusui. Posisi menyusui dapat dilakukan dengan beberapa posisi.
Berdasarkan Data WHO (2019) diketahui terdapat lebih dari 353.000 ibu nifas setiap harinya di
dunia. Di Amerika serikat dari 12.765 ibu nifas yang menyusui terdapat 8.242 (87,05%) ibu yang
mengalami masalah dalam menyusui. Menurut Ditjen Kesehatan Masyarakat, dalam Profil
Kesehatan Indonesia (2019) jumlah ibu nifas di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 4.554.868
jiwa. Sedangkan jumlah ibu nifas di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 4.984.432 jiwa
(Kemenkes RI, 2020) dengan cakupan pelayanan ibu nifas mecapai 78,88%,
Data Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020, diketahui bahwa dari 155.636
ibu nifas terdapat 28,9 % ibu yang mengalami komplikasi nifas, dengan cakupan kunjungan nifas
(Kf3) sebesar 90,88%, sedangkan di Kabupaten pada Tahun 2020 cakupan pelayanan nifas (KF3)
sebesar 101,05%,
Lanjutan…

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh data ibu nifas Kabupaten
Bantaeng periode Januari –Maret 2023 sebanyak 783 ibu nifas yang mendapatkan peayanan
(Data sekunder Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng) Sedangkan di Puskesmas Campagaloe ,
peneliti melakukan survey awal dengan teknik wawancara kepada 10 Ibu nifas, terdapat 5 ibu
nifas yang tidak mengetahui tentang teknik menyusui yang benar oleh ibu yang baru pertama kali
melahirkan (Primipara).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ Gambaran
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik Menyusui Terhadap Kelancaran ASI Sebelum Dan
Sesudah Pemeberian Modul di Puskesmas Campagaloe Tahun 2023”

Rumusan Masalah…

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Teknik Menyusui terhadap Kelancaran ASI Sebelum Dan Sesudah Pemberian Modul di
Puskesmas Campagaloe Tahun 2023”
Tujuan Penelitian

Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Teknik
Menyusui terhadap Kelancaran ASI Sebelum Dan Sesudah Pemberian
Modul di Puskesmas Campagaloe Tahun 2023”

1. Mengidentifikaisi gambaran pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui


terhadap kelancaran ASI sebelum pemberian modul di Puskesmas Campagaloe
Tahun 2023
Tujuan Khusus
2. Mengidentifikaisi gambaran pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui
terhadap kelancaran ASI sesudah pemberian modul di Puskesmas Campagaloe
Tahun 2023”
Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan


pengetahuan ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu
pengetahuan tentang pengetahuan tentang teknik menyusui terhadap
kelancaran ASI setelah pemberian modul pada ibu nifas

2. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi


bahan rujukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut terkait teknik
menyusui terhadap kelancaran ASI
Manfaat Praktis

Bagi
Bagi ilmu Bagi Diri Bagi Institusi
Masyarakat /
pengetahuan Sendiri Pendidikan
ibu nifas
• Dapat digunakan • Dapat • Dapat menjadi • Dapat menambah
sebagai mengaplikasikan bahan bacaan dan wawasan ilmu
pertimbangan bagi ilmu yang referensi tambahan pengetahuan
pengembangan diperoleh di bangku bagi mahasiswa tentang bendungan
ilmu pengetahuan kuliah dan kebidanan tentang ASI di masyarakat
dan penelitian pengalaman nyata teknik menyusui setempat
selanjutnya. dalam yang benar
melaksanakan
penelitian.
BAB II
T I N J A U A N P U S TA K A

2.1 Tinjauan Umum Masa Nifas


Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

2.2 . Tinjauan Umum Teknik Menyusui


Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan
bayi dengan benar Manfaat dari teknik menyusui yang benar yaitu putting susu tidak lecet, perlekatan menyusu
pada bayi kuat, bayi menjadi tenang dan tidak terjadi gumoh
Teknik menyusui yang benar

1. Cuci tangan yang bersih dengan menggunakan sabun, perah sedikit ASI kemudian oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.
2. Posisi ibu harus nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur/kursi, ibu harus merasa
rileks.
3. Lengan ibu menopang kepala bayi, leher dan seluruh badan bayi (kepala dan tubuh berada
dalam garis lurus), muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi di depan putting
susu ibu.
4. Ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya (muka bayi ke payudara ibu) dan mengamati bayi yang
siap menyusu: membuka mulut, bergerak mencari dan menoleh.
5. Ibu menyentuhkan putting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut bayi terbuka lebar
kemudian mengarahkan mulut bayi ke putting susu ibu hingga bibir bayi dapat menangkap
putting susu tersebut
6. Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dagu rapat ke payudara
ibu dan hidungnya menyentuh bagian atas payudara.
7. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
8. Jika bayi sudah selesai menyusui, ibu mengeluarkan putting dari mulut bayi dengan cara
memasukkan jari kelingking ibu di antara mulut dan payudara.
9. Menyendawakan bayi dengan menyenderkan bayi di pundak atau menelungkupkan bayi
melintang kemudian menepuk-nepuk punggung bayi
Posisi Menyusui Yang benar

Posisi Berdiri Posisi Rebahan Posisi duduk Posisi Mengendong

Posisi Mengendong Posisi Posisi Double Posisi Berbaring


Menyiling Mengepit Football Miring
BAB III
KERANGKA KONSEP

Pengetahuan ibu nifas Pengetahuan ibu nifas


Sebelum Pemberian Pemberian SesudahPemberian
modul Modul modul

Keterangan

: Variabel independet

: Varabel Dependent
• Tinjauan Umum Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah di ketahui. Adapun cara mengetahui
sesuatu dapat dilakukan dengan cara mendengar, melihat, merasa, dan sebagainya, yang
merupakan bagian dari alat indra manusia
pengukuran pengetahuan dengan jumlah nilai yang diperoleh responden
menggunakan kuesioner, maka pengetahuan dapat dikategorikan menjadi 3
bagian sebagai berikut :
•Apabila nilai 76 – 100 % : Baik
•Apabila nilai 56 – 75 % : Cukup
•Apabila nilai < 56 % : Kurang
DEFENISI OPERASIONAL

Defenisi
Variabel Alat ukur Kriteria Objektif Skala
Operasional

Pemahaman ibu
1. Baik : > 76%
terhadap teknik
2. Cukup : 56-
pengetahuan menyusui yang Kuesioner Ordinal
76%
diukur dari
3. Kurang : < 56%
jawaban responden
BAB IV
M E TO D E P E N E L I T I A N

4.1 Desain Penelitian


Desain Penelitiann Deskriptif, Metode ini digunakan dalam penelitian ini adalah survey untuk
mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang teknik menyusui terhadap kelancaran ASI setelah
pemberian modul pada ibu nifas di Puskesmas Campagaloe Tahun 2023.
4.2 Kerangka Kerja

Perumusan Penetuan Penetuan


Masalah Populasi sampel

Hasil dan Pengumpulan


Kesimpulan Analisis Data
Pembahasan Data
4.3 Indentitas Variabel
1. Variable bebas (variable independent) adalah variable yang mempengaruhi variable terikat
(variabel dependent) . Dalam penelitian ini adalah ; Pemberian modul
2. Variabel terikat (variabel dependent) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(variabel independent) yang mana dalam penelitian ini adalah : pengetahuan ibu nifas
tentang teknik menyusui terhadap kelancaran ASI.
4.4 Sampling Desain

Populasi yang ada dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di
Wilayah Kerja Puskesmas Campagaloe selama periode penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas di wilayah kerja


Puskesmas Campagaloe selama periode penelitian ( Juli – Agustus
2023 ) sebanyak 30 orang
Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling, mengambil
responden sebagai sampel berdasarkan kriteia peneliti .
4.5 Pengumpulan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu dengan
menggunakan kuesioner.
Analisis Data

Data yang di olah selanjutnya di analisis dengan menggunakan rumus proporsi


sebagai berikut:

Keterangan :
𝑓
𝑝= p = Proporsi
𝑛
f = Frekuensi

n = Jumlah Sampel
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Ibu
di Puskesmas Campagaloe Kab.Bantaeng
Tahun 2023

Umur Ibu n (%) Berdasarkan tabel 5.1 dilihat bahwa dari 30


responden di Puskesmas Campagaloe paling
19- 20 tahun 1 3,3
banyak dengan kategori umur 21-35 tahun
21. -35 tahun 27 90,0 sebanyak 27 orang (90%), dan yang
38 Tahun 2 6,7 terendah reponden dengan usia 19- 20 tahun
yaitu 1 orang (3,3%) dan responden yang
Jumlah 30 100 memiliki usia 38 tahun sebanyak 3 orang
(6,7%)
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Campagaloe
di Puskesmas Campagaloe Kab.Bantaeng Tahun 2023

Pendidkan n (%)
Berdasarkan tabel 5.2 tentang distribusi responden berdasarkan
SD 5 16,7 pendidikan dapat dilihat bahwa dari 30 responden di Puskesmas
SMP 9 30,0 Campagaloe paling banyak dengan kategori pendidikan SMA
SMA 15 50.0
S1 1 3,3 sebanyak 15 orang (50,0%), dan yang terendah dengan pendidikan
tinggi (S1) yaitu 1 orang responden (3,3%), serta serta terdapat 5
Jumlah 30 100 responden (16,7%) dengan kategori pendidikan dasar dan sebanyak
9 responden (30,0%) dengan pendidikan SMP.

Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Paritas di Puskesmas Campagaloe
di Puskesmas Campagaloe Kab.Bantaeng Tahun 2023
Paritas n %
10 33,3 Berdasarkan tabel 5.3 tentang distribusi responden
Primipara
berdasarkan paritas dapat dlihat bahwa dari 30 responden di
20 46,9
Multipara Puskesmas Campagaloe terbanyak responden kategori
dengan jumlah anak 1 (primipara) sebanyak 20 orang
Jumlah 30 100 (46,9%), sedangkan responden dengan kategori multipara
sebanyak 10 orang (33,3%)
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan PengetahuanTentang Teknik Menyusui Terhadap
Kelancaran ASI Sebelum dan Sesudah Pemberian Modul
di Puskesmas Campagaloe Kab.Bantaeng Tahun 2023

Pengetahuan Teknik Menyusui


Kriteria Pengetahuan Sebelum Sesudah
n % n %

Kurang 13 43,3 3 10,0


Cukup 14 46,7 10 33,3
Baik 3 10,0 17 56,7
Jumlah 30 100 30 100

Tabel 5.4 diatas menunjukkan bahwa dari 30 responden sebelum dilakukan edukasi dengan
pemberian modul terdapat responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 3 orang (6,3%),
responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (46,7%) dan responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 13 orang (43,3%), kemudian sesudah dilakukan edukasi tentang teknik
menyusui terhadap responden yang sama, terlihat peningkatan jumlah responden yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 17 orang (56,7%), responden yang memiliki pengetahuan cukup berkurang
menjadi 10 orang (33,3%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang berkurang menjadi 3 orang
(10 %).
Tabel 5.5
Tabulasi Silang PengetahuanTentang Teknik Menyusui Terhadap
Kelancaran ASI Sebelum dan Sesudah Pemberian Modul di
Puskesmas Campagaloe Kab.Bantaeng Tahun 2023

Karakteristik Teknik Menyusui


Responden Berdasarkan tabel 5.4, berdasarkan usia, pada kategori 20-35
Sebelum Sesudah
terdapat 9 responden yang mengalami peningakatn dari kurang
K C B f % K C B F %
menjadi baik dan cukup, dan terdapat 2 responden dengan
Umur Ibu pengetahuan kurang meskipun telah diberikan edukasi, kategori
19-20 0 0 1 1 3,3 0 0 1 1 3,3
20-35 11 4 2 27 90 2 9 16 27 90 usia 38 tahun terdapat 1 responden yang mengalami peningkatan
38 tahun 2 0 0 2 13,3 1 1 0 2 13,3 pengetahuan dan 1 diantaranya dengan pengetahuan kurang

Total 13 4 3 30 100 3 10 17 30 100


Berdasarkan pendidikan, dapat dilihat bahwa kategori SD
terdapat 2 responden yang mengalami peningkatan pengetahuan
Pendidikan dari kurang menjadi cukup, kategori SMP terdapat 3 responden
SD 4 1 0 5 16,7 2 3 0 5 16,7 yang mengalami peningkatan pengetahuan dari kurang menjadi
SMP 4 5 0 9 30,0 1 3 5 9 30,0
SMA 5 8 2 15 50,0 0 4 11 15 50.0 cukup dan baik, 1 diantaranya tetap dalam pengetahuan kurang.
S1 0 0 1 1 3,3 0 0 1 1 3,3 kategori SMA semua responden dengan pengetahuan kurang
sesudah diberikan edukasi meningkat menjadi cukup dan baik.
Total 13 14 3 30 100 3 10 17 30 100
Berdasarkan paritas ibu, pada primipara terdapat 6 responden
Paritas dengan pengetahuan kurang meningkatn menjadi cukup dan baik
Primipara 8 11 2 20 66,7 2 5 13 20 66,7
Multipara 5 3 1 10 33,3 1 5 4 10 33,3 dan 2 responden diantara tetap pada pengetahuan kurang, pada
multipara terdapat 4 responden yang mengalami peningkatan dan
Total 13 14 3 30 100 3 10 17 30 100 1 diataranya tetapa pada pengetahuan kurang.
5.2 Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden sebelum dilakukan edukasi tentang teknik menyusui
terhadap kelancaran ASI ,terdapat responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 3 orang (6,3%),
responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (46,7%) dan responden yang memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 13 orang (43,3%), kemudian sesudah dilakukan edukasi tentang teknik menyusui
terhadap responden yang sama dengan pemberian modul yang dibawa pulang oleh responden selama 3 hari,
terlihat peningkatan jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 17 orang (56,7%), responden
yang memiliki pengetahuan cukup berkurang menjadi 10 orang (33,3%) dan responden yang memiliki
pengetahuan kurang berkurang menjadi 3 orang (10 %).

Hasil penelitian menunjukkan masih ada 3 responden (10%) dengan pengetahuan kurang mekipun telah diberikan edukasi
dengan pemberian modul, berdasarkan tabulasi silang tabel 5.5 dapat diihat bahwa 3 responden dengan pengetahuan kurang
sesudah diberikan edukasi memiliki tingkat pendidikan dasar, kategori usia 21-35 sebanyak 2 orang dan usia > 35 tahun
sebanyak 1 orang, serta kategori primipara sebanyak 2 orang dan multipara sebanyak 1 orang. Adanya 3 responden pengetahuan
kurang dengan karakteristik pendidikan dasar dengan pengetahuan kurang meskipun setalh diberikan edukasi , maka peneliti
berasumsi bahwa pendidikan yang dijalani seseorang tentunya mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir.
Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional dan akan memberikan
wawasan kepada orang tersebut terhadap fenomena lingkungan yang terjadi. Dalam ruang dan lingkup kesehatan, jika
pendidikan seseorang baik tentunya akan memudahakan untuk menerima informasi dan mengambil keputusan untuk kesehatan
diri dan keluarganya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

• Gambaran pengetahuan responden sebelum dilakukan edukasi dengan pemberian modul , minoritas
responden memiliki pengetahuan baik yaitu 10% , responden yang memiliki pengetahuan cukup
sebanyak 46,7% dan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 43,3%
Kesimpulan
• Gambaran pengetahuan responden sesduah edukasi dengan pemberian modul tentang teknik menyusui,
terlihat peningkatan jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 56,7% responden yang
memiliki pengetahuan cukup menurun menjadi 33,3% dan responden yang memiliki pengetahuan
kurang menurun menjadi 10,0%

• Diharapakan adanya peningkatan kegiatan yang berkesinambungan oleh tenaga kesehatan


setempat dalam upaya peningakatan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menyusi
yang benar
Kesimpulan • Diharapkan petugas kesehatan atau peneliti selanjutnya dapat melakukan penleitian
tentang peningkatan pengetahuan ibu tentang teknik menyusui dengan menggunakan
media yang lain misalnya video
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai