Anda di halaman 1dari 122

MODUL 1

ASUHAN KEBIDANAN BAYI


BARU LAHIR
Praktik Kebidanan III

SEMESTER 7

Seni Rahayu Sunarya


Farhati

Australia Indonesia Partnership


for Health System Strengthening
(AIPHSS)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia Jakarta 2015

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kata
Pengantar Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan

Puji dan syukur penulis panjatkan melatih mahasiswa menjadi bidan yang
kepada Allah SWT atas rahmat dan handal, siap pakai serta inovatif dengan
karunia-Nya sehingga dapat bekal pengetahuan dan kemampuan,
menyelesaikan Modul Asuhan Bayi baru yang akhirnya mampu mengaplikasikan
lahir sebagai Pedoman Praktik Kebidanan serta mengembangkan kemampuan di
III bagi mahasiswa semester V Program dunia kerja.
Pendidikan Jarak Jauh DIII Kebidanan . Penyusun menyadari bahwa pedoman
Penyusunan pedoman Praktik Praktik Kebidanan III bagi mahasiswa
Kebidanan ini diharapkan dapat membantu program jarak jauh DIII kebidanan ini
mahasiswa dalam melaksanakan Praktek masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
Kebidanan III sehingga dapat mencapai penyusun mengharapkan saran dan kritik
tujuan pembelajaran dan kompetensi asuhan yang membangun dari semua pihak,
Bayi baru lahir secara efektif dan efisien. sehingga bisa memberikan manfaat bagi
Setelah mempelajari modul Praktek mahasiswa dalam proses belajar di klinik.
Kebidanan III ini diharapkan mahasiswa
mampu mengintegrasikan seluruh Tim Penyusun
kompetensi yang telah diperoleh sebelumnya
dan juga mampu menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan serta melakukan
pendokumentasian dalam setiap
penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir baik yang fisiologis, bermasalah
dan kegawatdaruratan serta dapat
mengadakan pengembangan dalam
pelayanan kebidanan terutama terkait asuhan
pada bayi baru lahir secara mandiri sebagai
seorang Ahli Madya Kebidanan sesuai
dengan perkembangan IPTEK.
Melalui proses pembelajaran praktek
kebidanan III ini diharapkan juga dapat

i
ii
Daftar Isi
......................................................................

Daftar Isi i

Daftar Istilah ii

Kegiatan Belajar 1
Asuhan bayi baru lahir normal 6

Kegiatan Belajar 2
Asuhan kebidanan bayi baru lahir yangbermasalah 36

Kegiatan Belajar 3
Asuhan kegawatdarutan pada bayi baru lahir 63

Kegiatan Belajar 4
Sistem Rujukan Bayi Baru Lahir 87

Evaluasi Akhir 102

Lampiran 104

Daftar Gambar 116

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


1
Pendahuluan
Rekan mahasiswa… Selamat berjumpa pada kemampuan di dunia kerja. Untuk dapat

mata kuliah Praktik Kebidanan III.. Modul ini mencapainya, anda harus dibekali ilmu serta

merupakan modul 5 dari 16 modul yang harus kemampuan yang dapat menjembatani
anda selesaikan. Modul yang anda baca saat ini antara teori yang anda peroleh dengan
membahas tentang praktek kebidanan terkait kenyataan dilapangan. Salah satu upaya

asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik melengkapi kemampuan ini dilakukan
yang normal maupun dengan komplikasi. melalui kegiatan praktek klinik.
Setelah mempelajari modul Praktek Praktek klinik pada dasarnya merupakan
Kebidanan III (PK III) ini diharapkan anda mampu kegiatan belajar dilapangan yang melibatkan
mengintegrasikan seluruh kompetensi yang telah mahasiswa secara aktif di dalam prosesnya.
anda peroleh sebelumnya dan juga mampu Kegiatan itu dirancang untuk memberikan

menggunakan pendekatan manajemen pengalaman praktis kepada anda dalam

kebidanan serta melakukan pendokumentasian menggunakan metodologi yang relevan untuk

dalam setiap penatalaksanaan asuhan kebidanan menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah,

pada bayi baru lahir baik yang fisiologis, “


bermasalah dan kegawatdaruratan serta dapat Dengan menguasai materi ini
anda akan dapat melakukan
mengadakan pengembangan dalam pelayanan praktik Kebidanan III terutama
terkait asuhan pada bayi baru
kebidanan terutama terkait asuhan pada bayi
lahir dengan benar.
baru lahir secara mandiri sebagai seorang Ahli

Madya Kebidanan sesuai dengan perkembangan menetapkan alternatif pemecahan masalah,

IPTEK. merencanakan program intervensi, menerapkan

Melalui proses pembelajaran praktek kegiatan intervensi, melakukan pemantauan

kebidanan III ini diharapkan dapat melatih terhadap kegiatan intervensi serta menilai

anda menjadi bidan yang handal, siap pakai keberhasilan intervensi dengan menggunakan

serta inovatif dengan bekal pengetahuan dan pendekatan manajemen kebidanan.

kemampuan, yang akhirnya mampu Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan

mengaplikasikan serta mengembangkan kebidanan pada bayi baru lahir baik yang normal

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

maupun dengan komplikasi yang akan anda aplikasikan dalam praktek kebidanan III.

Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat melakukan asuhan pada bayi baru
lahir secara mandiri.

Untuk mencapai tujuan tersebut secara khusus anda diharapkan dapat: (1) melakukan
asuhan bayi lahir normal, (2) melakukan asuhan pada bayi baru lahir bermasalah, (3)
melakukan asuhan pada bayi baru lahir dengan kegawatdaruratan dan (4) mampu
melakukan rujukan neonatus dengan cepat dan tepat.

Memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir di tempat kerja anda merupakan kegiatan
rutin anda sehari hari bukan? Sudahkan anda memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir
sesuai standar yang ditentukan? Dengan menguasai materi ini anda akan dapat melakukan
praktik Kebidanan III terutama terkait asuhan pada bayi baru lahir dengan benar. Oleh
karena itu materi ini penting untuk anda kuasai, karena dapat membantu anda melakukan
asuhan bayi baru lahir baik di Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Bidan Praktik Mandiri (BPM),
Puskesmas, dan masyarakat secara benar, efektif dan sesuai dengan evidence based. Modul
ini dibagi menjadi 3 kegiatan belajar (KB), yaitu:

KB 1. Asuhan bayi baru lahir normal

KB 2. Asuhan bayi baru lahir bermasalah

KB 3. Asuhan kegawatdaruratan bayi baru lahir


KB 4. Sistem rujukan bayi baru lahir

Gambar : Memeriksa tensi

2
3
Petunjuk Belajar
Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya secara mandiri, kami
yakin Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh
karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut:

1. Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari
modul ini.

2. Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena
materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan
dibahas pada kegiatan berikutnya.

3. Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang
tertuang dalam modul ini.

4. Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Jika
ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya.
5. Buatlah kontrak belajar dengan persetujuan pembimbing klinik

6. Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain,
koran, majalah maupun artikel lain yang membahas tentang Asuhan Bayi baru lahir.

7. Setelah selesai mempelajari satu kegiatan belajar, Anda diminta untuk mengerjakan tugas
maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80%
jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya.

8. Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi
bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum
Anda selesai mengerjakan tugas

9. Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga
mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini.
10. Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan pada

diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembimbing Anda untuk meminta tes

akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempelajari modul berikutnya.


Tempat Praktik : Rumah Bersalin, Puskesmas dengan rawat inap dan Rumah Sakit

Pada praktik klinik ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 8 SKS, dimana 1 SKS setara
dengan 64 jam, jadi 8 SKS menjadi 512 jam. Jika saudara praktik di lapangan 7 jam per hari,
maka waktu yang dibutuhkan untuk praktik PK III adalah : 74 hari (2,5 bulan).

Jadwal pelaksanaan praktik klinik ini dilakukan bersamaan dengan pencapaian target PKK

III yang lain, diantaranya asuhan antenatal, Asuhan intranatal, asuhan nifas, asuhan
neonatus, asuhan kebidanan Keluarga berencana, dan kegawatdaruratan maternal neonatal.

Pembimbing Praktik:

Saudara selama di lahan praktik akan dibimbing oleh pembimbing klinik(Clinical


Instructur) dan pembimbing institusi saudara.

Pembimbing klinik ditunjuk dan ditetapkan oleh atasan tempat saudara melakukan
praktik, dengan latar belakang pendidikan minimal DIII Kebidanan dan berpengalaman di
klinik minimal 2 tahun sedangkan pembimbing institusi adalah pembimbing yang
mendapatkan tugas dari pimpinan institusi tersebut.

Teknis Bimbingan:

Pada awal praktik yang saudara akan melakukan pertemuan dengan pembimbing klinik
(preconference) pada pertemuan tersebut akan membahas kontrak belajar, persamaan
persepsi mengenai kontrak belajar. Dan selanjutnya saudara akan mendapatkan bimbingan
klinik. Setelah saudara melakukan praktik akan dilakukan pertemuan kembali
(postconference) yang akan membahas mengenai praktik yang telah saudara lakukan,
pemberian umpan balik untuk perbaikan praktik klinik berikutnya.

Pada praktik Kebidanan III ini saudara diharapkan sudah mampu melakukan asuhan antenatal

dengan penyulit dan komplikasi secara mandiri, bila Saudara menemukan kesulitan saat

memberikan asuhan kepada klien saudara dapat berkonsultasi dengan Pembimbing praktik.

Pembimbing institusi akan memantau pencapaian kompetensi saudara, melalui supervisi


secara berkala ataupun saudara mengirimkan laporan portofolio dalam bentuk laporan asuhan
kebidanan melalui media elektronik maupun dikirim melalui post surat, sehingga pembimbing

4
5
institusi dapat memonitor pencapaian target kompetensi praktik klinik yang saudara buat.

Penilaian:
Penilaian mata kuliah Praktek Kebidanan III meliputi:

1. Ujian Praktik : 50%

2. Nilai praktik Harian : 30%

3. Laporan/Dokumentasi : 20%

Jumlah kompetensi yang harus dicapai pada saat PK III adalah 40% dari keseluruhan praktik

(PK I,II dan III) jumlah ini dapat bertambah apabila jumlah target PKK II belum tercapai.

Tata Tertib.

Selama saudara menjalankan praktik klinik kebidanan ini, wajib mentaati tata tertib yang ada,
antara lain:
1. Saudara wajib mentaati peraturan yang berlaku di lahan praktik.

2. Kehadiran saudara harus sesuai jadwal yang ditetapkan pembimbing klinik

3. Kehadiran praktik 100%, bila tidak hadir wajib mengganti praktik pada kesempatan
lain selama periode praktik di tempat yang sama dengan persetujuan pembimbing
prodi dan lahan praktik. Penggantian praktik dibuktikan dengan Surat Pernyataan

4. Setiap saudara datang ke tempat praktik wajib menandatangani daftar hadir.

5. Bila saudara ada halangan tidak bisa hadir pada praktik klinik ini, maka saudara harus
meminta ijin kepada pembimbing klinik saudara. Bila sakit harus ada surat
keterangan dokter, bila ijin kepentingan lain harus melapor terlebih dulu pada
penanggung jawab praktik.
6. Saudara wajib mengganti waktu praktik sepanjang yang ditinggalkan, apabila meninggalkan

praktik tanpa keterangan maka harus mengganti dua kali lipat dari waktu yang ditinggalkan

7. Bila saudara, ditengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin, maka dianggap
tidak hadir.

Baiklah rekan mahasiswa, selamat belajar, semoga Saudara sukses memahami dan
mempraktikkan modul ini sebagai bekal bertugas sebagai bidan di daerah.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kegiatan
Belajar 1 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU
LAHIR NORMAL

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir Kegiatan Belajar 1 ini, diharapkan anda mampu untuk melakukan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir normal secara mandiri.

Tujuan Khusus

Secara khusus anda diharapkan dapat :


1. memahami tentang konsep asuhan bayi baru lahir,

2. memahami tentang komponen asuhan bayi baru lahir, dan

3. mempraktekkan asuhan bayi baru lahir normal secara mandiri.

Pokok Materi

1. Konsep asuhan neonatal

2. Komponen asuhan neonatal

3. Penuntun belajar pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir

4. Penuntun belajar memandikan bayi setelah 6 jam kelahiran

6
7
Uraian
Materi
Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan bayi baru lahir mari kita tinjau kembali
konsep dasar asuhan bayi baru lahir, hal ini akan mengingatkan anda apa saja yang harus
dipahami bidan saat memberikan asuhan pada bayi baru lahir.

A. Konsep asuhan bayi baru lahir

Anda tentu sering mendengar dan bahkan menyaksikan bayi baru lahir. Apa yang Anda
ketahui tentang asuhan untuk bayi yang baru lahir? Sekarang tuliskan jawaban Anda pada
kotak berikut ini:

Bagaimana apakah Anda sudah selesai menuliskan jawabannya? Jika sudah sekarang
cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam pertama setelah
kelahiran walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena
proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka
penatalaksanaan suatu persalinan baru dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi
yang dilahirkan juga dalam kondisi yang optimal.

Bayi baru lahir atau BBL adalah masa bayi selama 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia
0-28 hari) yang merupakan individu yang sedang tumbuh dan baru saja mengalami
kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intra uterine ke
kehidupan ekstra uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 mg s/d 42
mg, dengan berat badan 2500-4000, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.

Gambar : 28 Hari masa awal kehidupan bayi menyesuaikan diri

Penelitian telah menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode bayi

baru lahir yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir

yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat

seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir

dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia

dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok

beberapa bagian tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh-kembang.

Pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.

8
9
Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada usia 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika
bayi lahir sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama. Waktu pemeriksaan BBL:

- Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam)

1. Pada usia 1 – 3 hari (kunjungan bayi baru lahir 1)

2. Pada usia 4 - 7 hari (kunjungan bayi baru lahir 2)

3. Pada usia 8 -28 hari (kunjungan bayi baru lahir 3)

B. Komponen Asuhan Bayi baru lahir

Dari modul sebelumnya barangkali anda tahu tentang komponen asuhan bayi baru lahir.
Tuliskan apa yang anda ketahui tersebut pada kotak berikut ini:

Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan
materi yang akan dibahas berikut ini.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Komponen asuhan bayi baru lahir yaitu :

• Pencegahan infeksi

• Penilaian segera setelah lahir

• Pencegahan kehilangan panas

• Perawatan tali pusat

• Inisiasi menyusu dini

• Manajemen laktasi

• Pencegahan infeksi mata

• Pemberian vitamin K1

• Pemberian imunisasi
• Pemeriksaan fisik BBL

Setelah anda mengetahui komponen apa saja dalam asuhan bayi baru lahir, berikut akan

dijelaskan tentang bagaimana penatalaksanaan bayi baru lahir. Silahkan dipelajari baik-baik.

C. Penatalaksanaan awal bayi baru lahir

1. Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan bayi baru lahir :

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi.

b. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan.

c. Pastikan semua peralatan telah didesinfeksi tingkat tinggi/steril. Jika menggunakan


bola karet untuk menghisap lendir, gunakan yang bersih dan baru.

d. Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih.

2. Penilaian Awal

Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat dengan
menjawab 4 pertanyaan yaitu :

a. Apakah bayi cukup bulan

b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium

c. Apakah bayi bernafas atau menangis

10 d. Apakah tonus otot baik


11
3. Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi
sempurna. oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan
panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalamai hipotermi. hipotermi mudah
terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan
dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat.

BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut :

a. Evaporasi

Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera
dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas
juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera
dikeringkan dan diselimuti.

b. Konduksi

Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya
lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme
konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.

Contoh :
• Menimbang bayi tanpa alas timbangan

• Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL

• Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL


c. Konveksi
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih

dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat

mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran

udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.

Contoh :
• Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela

• Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

d. Radiasi

Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa
kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi
panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). Panas
dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin
(pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda)

Contoh :
• BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC

• BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang

Gambar : Mencegah BBL kedinginan

Berikut akan dijelaskan cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada BBL

a. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks

b. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi

c. Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi

d. Jangan segera memandikan bayi baru lahir

e. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat

4. Perawatan tali pusat

a. Memotong dan mengikat tali pusat

• Jangan membungkus, mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali


pusat dan nasihati keluarga agar tidak memberikan apapun pada pusat bayi.

12
13
• Pemakaian alkohol ataupun beladin masih diperkenankan sepanjang tidak
menyebabkan tali pusat basah/ lembab.

b. Beri nasihat kepada ibu/ keluarga sebelum penolong meninggalkan bayi :


• Lipat popok di bawah putung tali pusat.

• Jika putung tali pusat kotor, cuci dengan lembut menggunakan air matang, dan
sabun keringkan dengan kain bersih.

• Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencapai bantuan perawatan jika pusat
menjadi merah atau mengeluarkan nanah/darah dan segera rujuk bayi kefasilitas
yang lebih memadai.

5. Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI


Langkah inisiasi menyusu dini (IMD)
• Kontak kulit antara ibu dan bayinya segera setelah lahir paling sedikit 1 jam

• Bayi menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD

• Menunda semua prosedur lainnya hingga proses IMD selesai

6. Pencegahan Infeksi Mata

Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD dan
bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung tentrasiklin 1%
atau antibiotika lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan >1
jam setelah kelahiran.

7. Pemberian Vitamin K1

Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg Intramuskuler setelah 1
jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL
akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL

8. Pemberian Imunisasi Bayi baru lahir

Imunisasi Hepatitis B bermamfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,


terutama jalur penularan ibu – bayi. Imunisasi Hepatitis B1 diberikan 1 jam setelah
pemberian Vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam.

9. Pemeriksaan Fisik BBL


Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin. Perlu

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat
persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan dibawah lampu
yang terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat.

Apakah anda mengetahui tujuan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir? Adapun
tujuan pemeriksaan ini adalah :

1. Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar
uterus yang memerlukan resusitasi.
2. Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera.

3. Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau

tempat perawatan khusus.

Prinsip yg harus diperhatikan :

1. Ruangan hangat, terang, dan bersih

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan

3. Gunakan APD: celemek & sarung tanagan

4. Yakinkan alat pemeriksaan bersih

5. Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe : inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi
6. Jika ada kelainan lakukan tindakan,kolaborasi atau rujuk.

7. Lakukan pendokumentasian

Pembahasan diatas adalah komponen-komponen dalam asuhan kebidanan pada bayi


baru lahir. Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir. Dibawah ini adalah prosedur asuhan bayi baru lahir, coba anda pelajari
kembali, kemudian lakukan asuhan bayi baru lahir sesuai dengan panduan penuntun
belajar berikut ini, selamat belajar..Semoga lancar…

14
15
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN FISIK

PADA BAYI BARU LAHIR

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :


1 : Bila asuhan dilakukan

0 : Bila asuhan tidak dilakukan

KASUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4

A. PERSIAPAN
1 Menyiapkan alat :
a. Stetoskop

b. Thermometer

c. Mistar

d. Pita pengukur

e. Kapas cebok

f. Tempat tidur bayi dengan pengalasnya

g. Bengkok

h. Buku catatan

2 Menyiapkan Lingkungan :
a. Ruangan hangat

b. Pintu, jendela dan tirai ditutup

3 Persiapan Penolong :
a. Melepaskan perhiasan

b. Memakai celemek

c. Memakai masker

d. Mencuci tangan

e. Memakai sarung tangan

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

KASUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4
4 Menyiapkan bayi :
a. Melakukan pendekatan kepada ibu / keluarga

b. Menginformasikan tujuan dan tindakan yang akan


dilakukan
c. Bayi diselimuti dengan pakaian khusus atau handuk

B. PELAKSANAAN

1 Menidurkan bayi terlentang di atas tempat tidur


yang hangat
2 Menilai penampilan umum
a. Kesan umum bayi

b. Kesadaran

c. Tangis bayi

d. Warna kulit atau bibir

e. Tingkat aktivitas

Memeriksa tanda vital


a. Frekwensi nafas ( 40 – 60 x / mnt)

• Menjaga kehangatan tubuh bayi selama pemeriksaan

• Melihat dada dan perut bayi(menghitung nafas


bayi)
• Menghitung pernafasan selama satu menit

• Merapikan bayi

• Mencatat hasil pemeriksaan

b. Frekwensi denyut jantung ( > 100 x / mnt)

• Menjaga kehangatan tubuh bayi selama


pemeriksaan

16
17
KASUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4

• Memastikan stetoskop berfungsi dengan baik

• Menempelkan stetoskop pada dada kiri bayi

(pada afek jantung) atau meraba arteri pada


ubun – ubun besar / arteri femoralis pada
pangkal paha / arteri karotis pada leher.

• Mendengarkan atau meraba denyutan sambil


menghitung denyutnya selama satu menit
• Merapikan bayi

• Membereskan alat

• Mencatat hasil pemeriksaan


c. Suhu tubuh ( 36.5oC – 37.5 oC )
• Menjaga kehangatan tubuh bayi

• Membersihkan ketiak bayi dengan


menggunakan tissue
• Memastikan thermometer pada skala terendah

• Memasukkan thermometer pada lipatan ketiak

bayi dan memastikan thermometer berada pada

posisi yang tepat serta membantu

memposisikan lengan bayi sehingga menjepit

thermometer sambil ditunggu selama 5 menit.

• Mengambil thermometer dan membaca hasil

• Merapikan bayi

• Membersihkan thermometer

• Menyimpam thermometer pada tempatnya

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

KASUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4
4 Memeriksa kepala
a. Bersih atau tidak

b. Meraba ubun – ubun besar dan kecil

c. Meraba sutura atau molase

d. Memeriksa adanya caput suksedaneum, cephal


haematoom, luka pada kepala, hidrosephalus
e. Kelainan kepala : anensepali, mikrosephali

f. Mengukur lingkar kepala ( 32 – 37 cm )

• Menjaga kehangatan tubuh bayi

• Melingkarkan pita pengukur pada kepala bayi


dari tulang dahi ke tonjolan kepala terjauh
• Membaca hasil

• Merapikan bayi

• Merapikan alat

• Mencatat hasil pemeriksaan

5 Memeriksa muka
a. Bersih atau tidak

b. Simetris atau tidak

c. Edema atau tidak

d. Menilai reflek mencari ( rooting reflex )

• Bersihkan putting susu ibu

• Sentuh sudut mulut bayi dengan puting susu

6 Memeriksa mata
a. Bersih atau tidak

b. Bengkak atau tidak Pengeluaran pada mata

c. Perdarahan pada mata

18
19
KASUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4
d. Reflek pupil ada atau tidak

e. Kelainan pada mata : juling

7 Memeriksa hidung
a. Bersih atau tidak, pengeluaran

b. Lubang hidung ada atau tidak

c. Nafas cuping hidung ada atau tidak

8 Memeriksa mulut
a. Mukosa mulut lembab atau tidak

b. Keadaan bibir dan langit – langit

c. Menilai reflek isap ( sucking reflek )

• Bersihkan payudara ibu terutama putting susu

sampai areolla mammae atau bersihkan jari

pemeriksa jika dilakukan oleh pemeriksa

• Masukkan puting susu atau jari pemeriksa ke


dalam mulut bayi.

9 Memeriksa telinga
a. Bersih atau tidak

b. Pengeluaran

c. Garis hayal yang menghubungkan telinga kiri mata

- telinga kanan

10 Pemeriksaan leher
a. Benjolan ada atau tidak

b. Pembesaran kelenjar limfe ada atau tidak

c. Pembesarankelenjar tyroid ada atau tidak

d. Bendungan pada vena jugularis ada atau tidak

e. Menilai tonic neck reflek, dengan cara putar

kepala bayi yang sedang tidur ke satu arah

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

KASUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4
11 Memeriksa bahu, lengan dan tangan
a. Gerakan normal atau tidak

b. Jumlah jari – jari

c. Mengukur lingkar lengan atas ( 9 – 13 cm )

• Tentukan bagian tengah dari lengan dengan


cara

• mengukur jarak dari tulang pangkal lengan


ke siku, hasilnya dibagi dua

• Lingkarkan pita pengukur pada pertengahan


lengan atas
• Membaca dan mencatat hasil pemeriksaan

• Merapikan bayi

• Merapikan alat
d. Menilai reflek moro

• Gendong bayi dengan sudut 30 – 45 o lalu


biarkan kepala turun 1 – 2 cm

• Memukul meja pemeriksaan di dekat kepala


bayi
• Menggetarkan meja secara tiba – tiba

• Membuat suara yang keras atau bertepuk


tangan
e. Menilai grasp reflek ( reflex menggenggam )

dengan cara tempelkan tangan pemeriksa pada

telapak tangan bayi

20
21
KASUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4
12 Memeriksa dada
a. Bentuknya simetris atau tidak

b. Tarikan otot dada ada atau tidak

c. Bunyi nafas dan jantung

d. Mengukur lingkar dada ( 31 – 35 cm )

• Menjaga kehangatan tubuh bayi

• Melingkarkan pita pengukur pada dada


melalui puting susu bayi
• Membaca hasil pemeriksaan merapikan bayi

• Membereskan alat-alat

• Mencatat hasil pemeriksaan

13 Memeriksa perut
a. Bentuk simetris atau tidak

b. Perdarahan tali pusat ada atau tidak

c. Warna tali pusat

d. Penonjolan pada daerah tali pusat saat menangis


ada atau tidak
e. Distensi ada atau tidak

f. Adakah kelainan : omfalokel, gastroskisis

14 Memeriksa kelamin bayi


a. Laki-laki

• Testis dalam skrotum atau tidak

• Penis berlubang pada ujung ada atau tidak

• Menilai adanya kelainan : femosis,


hipospadia, hernia scrotalis

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

KASUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4
b. Perempuan

• Labia mayor menutupi labia minor atau tidak

• Uretra berlubang atau tidak

• Vagina berlubang atau tidak

• Pengeluaran pervaginam ada atau tidak

15 Memeriksa anus (bila mekoneum belum keluar)


anus berlubang atau tidak
16 Memeriksa tungkai kaki
a. Pergerakan tungkai normal atau tidak, simetris
atau tidak
b. Jumlah jari

c. Menilai grasp reflek dengan cara tempelkan jari


tangan pemeriksa pada bagian bawah jari kaki

17 Memeriksa punggung
a. Pembengkakan atau cekungan ada atau tidak

b. Tumor ada atau tidak

c. Kelainan : spina bifida

18 Memeriksa kulit
a. Verniks caseosa

b. Warna kulit

c. Pembengkakan atau bercak – bercak hitam

d. Tanda lahir

19 Mengukur panjang badan


a. Miringkan bayi ke salah satu sisi

b. Memastikan batas atas mistar sejajar puncak


kepala bayi
c. Meluruskan kaki bayi

22
23
KASUS
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1 2 3 4
d. Memastikan tulang belakang, kepala, bahu,
bokong, dan tumit bayi menempel
e. pada mistar

f. merapikan bayi

g. membereskan alat

6 Merapikan pakaian bayi

7 Menyerahkan kembali bayi kepada ibunya

8 Membereskan alat – alat

9 Merapikan ruangan

10 Mencatat hasil pemeriksan

11 Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada


keluarga Nilai sub total :
Nilai rata – rata :

Ingat !
Ketika memeriksa Bayi Baru Lahir
1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tagan dan
bertindak lembut pada saat menangani bayi
3. Lihat, dengarkan dan rasakan masing-masing daerah, dimulai dari kepala
dan berlanjut secara sistematik menuju jari kaki
4. Jika ditemukan faktor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut jika
memang diperlukan
5. Rekam hasil pengamatan (dan setiap tindakan yang jika diperlukan bantuan
lebih lanjut)

Sekarang kita melangkah ke pembahasan berikutnya yaitu asuhan perawatan bayi sehari

hari diantaranya memandikan bayi, perawatan tali pusat, menjaga kehangatan tubuh bayi, dan

perawatan mata. Pelajari dengan seksama penuntun belajar berikut ini!

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

PENUNTUN BELAJAR

MEMANDIKAN BAYI SETELAH 6 JAM KELAHIRAN

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :


1 : Bila asuhan dilakukan

0 : Bila asuhan tidak dilakukan

LANGKAH/TUGAS KASUS
Persiapan
1. Perhatikan suhu bayi dalam keadaan normal
2. Cuci tangan anda dengan sabun dan air
3. Siapkan keperluan mandi seperti :
• pakaian bersih
• popok
• alat perekat
• sabun
• handuk
• selimut
4. Pastikan ruangan dalam keadaan hangat

5. Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak mandi

6. Lepaskan pakaian bayi

7. Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum memandikan agar

air mandi tetap segar


Memandikan
1. Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka ,
tali pusat dan tubuh bayi
2. Letakkan bayi pada selembar handuk

3. Sabun di sebelah bak mandi. (jangan memberi sabun pada


muka dan cuci mukanya dahulu sampai bersih)
4. Jika bayi laki-laki, tarik kulup (preputium) ke belakang dan

cucilah lipatan-lipatan pada penis

24
25
LANGKAH/TUGAS KASUS
5. Bilaslah sabun dengan cepat, sambil menyangga kepala,terutama

punggung bayi. Tidak perlu menghilangkan verniks, yaitu zat

berwarna putih dan lengket pada kulit bayi, terutama pada

lipatan-lipatan kulit. Verniks ini berfungsi memberikan

perlindungan dan akan diserap oleh tubuh dalam waktu singkat

6. Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang


hangat dan kering
7. Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan kering

(singkirkan handuk basah ke pinggir)


Mengenakan popok

1. Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu ketat

2. Jika menggunakan peniti, tusuklah jauh dari perut untuk


menghindari terbuka sendiri
3. Yakinkan bahwa ujung atas popok berada di bawah sisa tali
pusat
4. Kenakan celana plastik jika terdapat ruam atau gangguan kulit

5. Kenakan pakaian yang bersih dan kering

6. Bungkuslah dalam selimut yang bersih dan kering


PERAWATAN TALI PUSAT

1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun

2. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan
keringkan betul-betul
3. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar
terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar
4. Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat

5. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci tangan

dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

LANGKAH/TUGAS KASUS
6. Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat
PERAWATAN MATA

1. Persiapan
Menyiapkan alat dan bahan :
a. Mangkok yang berisi kapas yang dilembabkan dengan
air hangat
b. Zalf mata
c. Bengkok
d. Pinset steril pada tempatnya
Persiapan lingkungan
a. Meja bayi bersih
b. Ruangan bersih cukup cahaya
Persiapan penolong :
a. Memastikan tidak menggunakan perhiasan
b. Memakai celemek dan sarung tangan
c. Mencuci tangan dengan air mengalir dan dikeringkan
2. Pelaksanaan

a. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bayi


tentang maksud dan tujuan kegiatan
b. Membaringkan bayi diatas meja bayi dengan posisi
bayi membujur
c. Mengambil kapas dengan pinset steril
d. Dengan ujung jari, kapas diperas di atas bengkok
e. Membersihkan mata dari pangkal hidung kearah luar
dengan satu kapas satu kali penggunaan (kalau perlu
diulang gunakan kapas baru )
f. Memasukkan kapas kotor ke dalam bengkok
g. Mengoleskan zalf mata dari dalam ke luar ( untuk
perawatan satu jam pertama )
h. Membersihkan alat
i. Mencuci tangan
MENJAGA KEHANGATAN TUBUH BAYI

1. Segera mengeringkan tubuh bayi serta mengganti kain yang

basah

26
27
LANGKAH/TUGAS KASUS
2. Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, beri
tutup kepala
3. Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan
metode kangguru atau menggunakan cahaya lampu 60
watt dengan jarak minimal 60 cm
4. Letakkan bayi pada tempat yang hangat dan jauhkan dari
jendela atau pintu
5. Menunda memandikan bayi sampai suhu stabil

Metoda Kangguru
1. Bayi (hanya memakai popok, topi dan kaus kaki)
2. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu/dipeluk dalam posisi

berdiri atau diagonal, diantara kedua payudara ibu, sehingga

terjadi kontak lansung antara kulit ibu dan kulit bayi

3. Kepala menoleh ke sisi di bawah dagu ibu (ekstensi ringan),


kepala, leher, serta tubuhnya di tempatkan dengan baik
untuk menghindari terhalangnya jalan nafas
4. Siku dan pinggul bayi dalam keadaan fleksi seperti posisi

‘katak’; ibu dan bayi berada dalam satu pakaian

5. Kemudian difiksasi dengan menggunakan selendang

6. Metoda ini dapat dilakukan oleh anggota keluarga lainnya


atau petugas kesehatan
7. Metoda ini wajib dilakukan untuk bayi BBLR selama 24 jam

sehari sampai berat badan bayi lebih dari 2500 gram

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

LANGKAH/TUGAS KASUS
8. Setelah syarat rujukan tercapai, ajari ibu untuk
menghangatkan bayi selama perjalanan ke rumah sakit :
• Keringkan bayi segera setiap bayi basah terkena air
atau air kencing dan tinja bayi
• Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri
tutup kepala
• Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh
dengan Metoda Kangguru
• Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat karena
bayi mempunyai kesulitan untuk mempertahankan
suhu tubuhnya.

Bagaimana, hasil penilaian yang anda peroleh? Bila hasil penilaian anda diperoleh nilai 3
seluruhnya, anda sudah melakukan asuhan bayi baru lahir dengan baik. Namun, bila masih
terdapat asuhan yang belum dilakukan. coba latihan kembali bersama teman anda.

Untuk lebih memperdalam materi mengenai asuhan bayi baru lahir, saat Praktek Kebidanan III

ini anda juga harus membaca kembali modul tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir yang
sudah anda peroleh di semester 3

Setelah melakukan asuhan, segeralah buat dokumentasinya. dan jangan di tunda – tunda.
Hal ini agar proses Praktik Kebidanan III berjalan lancar, lakukan hingga semua asuhan sudah

28
29

Rangkuman

dapat dilakukan dengan baik.

1. Asuhan BBL (bayi usia 0-28 hari) adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam
pertama setelah kelahiran

2. Komponen asuhan bayi baru lahir yaitu :


• Pencegahan infeksi • Manajemen laktasi
• Penilaian segera setelah lahir • Pencegahan infeksi mata
• Pencegahan kehilangan panas • Pemberian vitamin K1
• Perawatan tali pusat • Pemberian imunisasi
• Inisiasi menyusu dini • Pemeriksaan fisik BBL

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Evaluasi
Formatif

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu pilihan


jawaban yang anda anggap benar.

1. Seorang bayi baru lahir cukup bulan berjenis kelamin laki-laki, air ketuban jernih tidak
bercampur mekonium, bayi langsung menangis dan tonus otot baik. Tindakan apa yang
harus diberikan pada bayi tersebut?

a. Resusitasi BBL

b. Melakukan ventilasi

c. Manajemen BBL normal

d. Manajemen BBL asfiksia

e. Asuhan pasca resusitasi

2. Bayi laki-laki usia 36 jam dilakukan pemeriksaan fisik, hasilnya bayi bergerak aktif, frekwensi

nafas 54 kali/menit, denyut jantung 132 kali/menit, bayi belum buang air besar, pada tali

pusat tidak ada perdarahan dan pembengkakan, BB : 3000 gram, PB : 50 cm, LK : 34 cm.

Keadaan tidak normal apa dari hasil pemeriksaan fisik diatas yang perlu ditindaklanjuti?

a. Tonus otot

b. Pernafasan

c. Berat badan

d. Lubang anus

e. Denyut jantung

3. Bayi baru lahir usia 6 jam, Lhir di BPM jam 02.00 WIB langsung menangis. Bunyi janjung
142 kali/menit, suhu 36,8 oC, bayi sudah mampu menghisap payudara ibu dengan baik.
Apa kebutuhan bayi saat ini?

a. Rawat gabung dengan ibu

b. Membantu ibu menyusui bayinya

30
31
c. Membentuk ikatan batin ibu bayi

d. Menjelaskan tanda bahaya

e. Memandikan bayi

4. Banyak hal yang harus diperhatikan seorang bidan dalam memberikan asuhan pada bayi
baru lahir karena bayi baru lahir sedang mengalami proses adaptasi dari kehidupan intra
uterin ke ekstra uterin, salah satunya adalah perubahan suhu.Kehilangan panas pada
bayi baru lahir sangat mudah terjadi. Salah satu diantaranya karena udara disekitar bayi
yang dingin. Disebut apa proses ini?
a. Konduksi

b. Konveksi

c. Evaporasi

d. Radiasi

e. Termoregulasi

5. Tubuh bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, khususnya tali pusat karena
merupakan bagian yang terbuka. Apa yang harus dilakukan bidan untuk mencegah
terjadinya infeksi i ni?

a. Menjelaskan perawatan bersih, kering dan ditutup dengan kassa steril

b. Menjelaskan perawatan bersih, kompres dengan kassa betadin dan alcohol

c. Menjelaskan membersihkan dengan alcohol

d. Menjelaskan perawatan bersih, kering dan terbuka

e. Menjelaskan supaya dibiarkan saja

6. Seorang bayi perempuan lahir di Puskesmas secara spontan normal pada usia kehamilan

38 minggu. Setelah satu jam didapatkan hasil pemeriksaan BB 2600 gram, frekwensi
jantung 140 x/menit, suhu 36,7 0C. Apakah kebutuhan bayi saat ini?
a. Membersihkan saluran nafas dengan deelee dan pemberian vit K

b. Diseka untuk membersihkan kotoran yang menempel dan pemberian imunisasi Hepatitis B

c. Pemberian imunisasi Hepatitis B dan dihangatkan

d. Dihangatkan dan pemberian Vit K

e. Pemberian Vit K dan salep mata profilaksis

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

7. Seorang bayi perempuan lahir di bidan praktik secara spontan normal pada usia
kehamilan 38 minggu. Asuhan segera apakah yang diberikan oleh bidan tersebut?
a. Menghisap lendir dengan deelee

b. Mengusap mulutnya

c. Mengeringkan

d. Memotong tali pusat

e. Melakukan IMD

8. Bayi baru lahir sangat rentan terjadi hipotermi dengan hilangnya panas tubuh melalui
proses konduksi, radiasi, konveksi dan evaporasi. Tindakan apa yang harus dilakukan
bidan untuk mencegah kehilangan panas tubuh karena proses evaporasi?

a. Menyelimuti bayi dan menutup kepalanya pada saat pemeriksaan

b. Menutup jendela sebelum melakukan pemeriksaan

c. Melapisi tempat tidur bayi dengan kain hangat dan menjauhkan dari benda dingin
secara langsung
d. Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir

e. Menempelkan pada kulit ibu segera setelah lahir

9. Seorang bayi perempuan lahir secara normal di Puskesmas dengan BB 3000 gram, suhu

370C. Bidan memberikan asuhan sesuai kebutuhan bayi yaitu memberikan suntikan vitamin

K. Kapan seharusnya vit K diberikan?

a. Segera setelah lahir

b. 30 menit setelah lahir

c. 1 jam setelah lahir

d. 2 jam setelah lahir

e. 6 jam setelah lahir

10.Seorang bayi perempuan lahir secara normal di Puskesmas dengan BB 3000 gram, suhu

370C. Bidan memberikan asuhan sesuai kebutuhan bayi yaitu memberikan suntikan vitamin

K. Apa mamfaat pemberian vit K tersebut?

a. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir

32
33
b. Tindakan untuk mencegah perdarahan

c. Sebagai asuhan rutin pada bayi baru lahir

d. Suplemen untuk merangsang pertumbuhan bayi

e. Untuk mencegah terjadinya penyakit kuning pada bayi

Studi
Kasus

Instruksi

Anda harus melengkapi lembar kerja berikut ini berdasarkan skenario kasus yang diberikan
berikut ini. Anda boleh merujuk pada bahan bacaan.

Ibu Fifi telah melahirkan seorang bayi perempuan cukup bulan, pada saat lahir bayinya
segera menangis, tampak kemerahan dengan pergerakan aktif.

1. Jelaskan asuhan apa yang seharusnya dilakukan terhadap bayi ibu Fifi selama jam
pertama setelah kelahiran?
2. Jelaskan apa yang akan anda lakukan selanjutnya pada bayi tersebut?

Silahkan anda tulis jawaban pertanyaan diatas kemudian hasilnya dapat anda cocokkan
dengan jawaban yang terdapat pada lampiran 1.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Tugas
Mandiri
1. Lakukan asuhan bayi baru lahir secara mandiri 10 kasus normal dan bayi baru lahir bermasalah

2. Buatlah reflective practice sesuai dengan kasus yang anda temukan saat melakukan
asuhan bayi baru lahir
3. Buatlah dokumentasi asuhan kebidanan sesuai kasus yang anda temukan

34
35
Daftar
Pustaka
Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Bayi baru lahir Jakarta: Segung Seto; 2006.

Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005.

Bobak dan L. Jensen.2005. Buku Ajar Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Bayi baru lahir bayi dan anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA:

JHPIEGO

Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Bayi baru lahir Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya

9. Kemenkes RI, 2010, Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak,

GLOSSARIUM

Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara


Konduksi :
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
Konveksi :
udara sekitar yang lebih dingin.
Kehilangan panas yang terjadi karena penguapan cairan
Evaporasi : pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan
Radiasi : di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih
rendah dan suhu tubuh bayi
Metoda Melakukan kontak dari kulit ke kulit secara langsung antara
:
Kangguru ibu dan bayi (perawatan bayi lekat)
Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi
IMD :
dibiarkan mencari puting susu ibunya
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Kegiatan
Belajar 2 Bermasalah

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat melakukan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir yang bermasalah secara mandiri

Tujuan Pembelajaran Khusus


Secara khusus Anda diharapkan dapat :

1. Menjelaskani tentang masalah-masalah yang biasa terjadi pada bayi baru lahir, dan

2. Memberikan asuhan yang efektif dan efisien dan sesuai dengan evidence base pada bayi
baru lahir bermasalah secara mandiri.

Pokok - Pokok Materi

1. Pengertian bayi baru lahir bermasalah

2. Masalah – masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir

3. Penuntun belajar gangguan pemberian ASI pada bayi

4. Penuntun belajar cara mengobati luka atau bercak putih (thrush) di mulut
5. Penuntun belajar cara mengobati infeksi mata

6. Penuntun belajar mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi

7. Penuntun belajar mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah

36
37
Uraian
Materi
Apa yang Anda ketahui tentang BBL bermasalah dan masalah-masalah yang biasa terjadi pada

BBL?, tuliskan jawaban Anda pada kotak berikut ini:

Bagaimana apakah Anda sudah selesai menuliskan jawabannya? Jika sudah sekarang
cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

A. Pengertian bayi baru lahir bermasalah

Bayi baru lahir dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan
gangguan pada bayi baru lahir, apabila tidak diberikan asuhan yang tepat dan benar. Oleh
sebab itu, asuhan pada bayi baru lahir dengan masalah penting untuk dipelajari. Masalah-
masalah tersebut diantaranya adalah muntah, gumoh, obstipasi, diare, diaper rash,
miliariasis, hemangioma, furunkel, kondisosis, sebhorrea, dan bayi meninggal mendadak.

Gambar : Bayi mengalami miliariasis

B. Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir

Berikut ini akan dibahas tentang masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir.
Apakah anda masih ingat masalah-masalah apa yang lazim terjadi pada bayi baru lahir?
Silahkan anda tuliskan kembali pada titik-titik berikut ini

..…………………………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………….………………………………………………………………………………………….........................

………………………………….………………………………………………………………………………………….........................

Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan

uraian berikut ini:

Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :

1. MUNTAH
a. Definisi
Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif

38
39
atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah
agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung
akan terlihat sebagai kontraksi otot perut. Muntah pada bayi merupakan gejala yang
sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam
pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang disertai
sedikit darah. Pada masa bayi, terutama masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh
karena itu, bila terjadi muntah maka harus segera dilakukan observasi terhadap
kemungkinan adanya gangguan. Muntah harus dibedakan dengan regurgitasi. Pada
regurgitasi, pengeluaran susu terjadi setelah minum susu. Hal ini dapat disebabkan
karena kebanyakan minum atau kegagalan untuk mengeluarkan udara yang tertelan.
Muntah merupakan aksi refleks yang dikoodinasi medulla oblongata. Sehingga isi
lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut

b. Penyebab

• Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esofagus, atresia/


stenosis, Hirschsprung, tekanan intrakranial yang tinggi, cara memberi makan atau
minum yang salah, dan lain – lain.

• Pada masa neonatus semakin banyak misalnya faktor infeksi (infeksi traktus
urinarius, hepatitis, peritonitis)

• Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas terutama pada anak
yang lebih besar.

c. Tanda dan Gejala

• Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai
dengan sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah
bahan yang tertelan selama proses kelahiran. Muntah ini kadang menetap setelah
pemberian makanan pertama kali.

• Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak
secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi
sebagai akibat dari obstruksi usus halus.

• Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan merupakan tanda

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

adanya stenosis pylorus.

• Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu

• Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian
makanan yang salah atau pada faktor psikososial.

d. Penatalaksanaan
• Beri susu sedikit dengan frekuensi sering.

• Sendawakan bayi setelah pemberian susu.

• Jangan didekap atau diayun-ayun sedikitnya setengah jam setelah menyusu.

• Jika diberi susu botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau terlalu besar.

• Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan pada saat menyusui.

• Hindari menyusui sambil berbaring atau tergesa – gesa

• Segera miringkan tubuh bayi pada saat muntah untuk mencegah aspirasi ke paru-paru

• Segera rujuk apabila muntah disertai dengan gangguan fisiologis, seperti warna
muntah yang kehijauan, muntah secara proyektil, atau gangguan lainnya

2. GUMOH/REGURGITASI

Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat
setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit.
Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi
dibawah usia 6 bulan a. Penyebab
• Bayi yang sudah kenyang

• Posisi bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam lambung

• Posisi botol yang tidak pas

• Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap

• Akibat kebanyakan makan

• Kegagalan mengeluarkan udara

b. Diagnosis
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan

udara yang ditelan. Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan menghindari konflik

40
41
emosional serta dengan menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi lebih
tinggi dari badannya biasanya dapat menghindari terjadinya gumoh.

c. Penatalaksanaan
• Kaji penyebab gumoh

• Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi yang

umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu.

• Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan

• Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap

• Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat
puting susu ibu
• Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI

• Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluas
lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung yang luas
• Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan

3. KONSTIPASI/OBSTIPASI

Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana bayi jarang sekali buang air besar dan
kalau buang air besar keras. Obstipasi : obstruksi intestinal (konstipasi yang berat)

a. Penyebab

1). Faktor non organik


• Kurang cairan

• Obat/zat kimiawi

• Kelainan hormonal/metabolik

• Kelainan psikososial

• Perubahan mikroflora usus

• Perubahan/kurang exercise

2). Faktor organik


• Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor)

• Kelainan otot dasar panggul

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

• Kelainan persyarafan : Hirsprung

• Kelainan dalam rongga panggul

• Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus

b. Tanda dan gejala


• Frekuensi BAB kurang dari normal

• Gelisah, cengeng, rewel

• Menyusu/makan/minum kurang

• Feses keras

c. Penatalaksanaan
• Sering disusui
• Latihan misalnya dengan pijat bayi

• Hindari makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi

• ASI lebih baik dari susu formula

• Enema peranal

• Kolaborasi dengan dokter

4. DIARE

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai
perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada
bayi yang sebelumnya tampak sehat

a. Penyebab
• Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan

• Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare,
hygiene dan sanitasi yang buruk
• Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan

• Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)

• Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani

• Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus

• Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)

42
43
• Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)

• Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)

b. Tanda dan gejala

• Gejala sering dimulai dengan bayi yang tampak malas minum, kurang sehat
diikuti muntah dan diare

• Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau,
berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering
• Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia

• Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
• Pucat anus dan sekitarnya lecet

• Pengeluaran urin berkurang/tidak ada

• Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau
busuk dan terdapat butiran lemak
• Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa

• Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah

c. Penatalaksanaan
• Tetap teruskan pemberian ASI

• Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit

• Terapi rehidrasi

• Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya

• Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan

• Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses

5. DIAPER RASH (RUAM POPOK)

Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu
pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa
bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.

Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri
dari maternal fecal

a. Penyebab
• Tidak sering mengganti diapers

• Kebersihan kulit yang tidak terjaga

• Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab

• Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi

• Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim
protease dan lipase)

• Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula
kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)

• Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan


perubahan sistem imun
• Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras

• Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit

b. Tanda dan gejala


• Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai erithema

• Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut
bawah, paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit
• Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik

• Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan ulcerasi

• Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri

c. Penatalaksanaan

• Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat
kelamin, bokong, lipatan selangkangan

• Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap
kering)
• Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan

• Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan

44
45
• Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang
dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air hangat
• Popok dicuci dengan detergen yang lembut

• Mengangin-anginkan kulit sebelum memasang diapers baru dan menggunakan


diapers dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya

• Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk
memperbaiki sirkulasi udara.
• Posisi tidur bayi diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi

• Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang
meradang
• Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1%

• Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)

6. MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT

Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan
gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan
saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada,
punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.

a. Faktor penyebab
• Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang

• Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat

• Aktivitas yang berlebihan

• Setelah menderita demam atau panas

• Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema

akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum

b. Penatalaksanaan
• Perawatan kulit yang benar

• Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak
kocok setelah mandi

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

• Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk


memperparah sumbatan kelenjar
• Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik

• Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak
menggores kulit bayi saat merawat bayi)

7. BERCAK MONGOL
Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang

bawah dan bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan

menghilang secara perlaan-lahan selama tahun pertama.Bercak mongol biasanya akan

menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan

cukup dilakukan tindakan konservatif. Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi

kekhawatiran/kecemasan. Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika

8. HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT)

Hemangioma adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau
hemangima yang sering ditemukan pada kelopak mata atas bayi baru lahir. Kelainan
yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan
pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran.

Terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20% bayi premature dengan berat badan
kurang dari 1000 gr

a. Penyebab
• Masih belum jelas

• Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan


berhubungan dengan proliferasi endotel dan verukosa.

b. Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran klinis

umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir.

Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah

terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum

46
47
sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.
c. Penatalaksanaan

Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya. Tetapi bila terdapat


prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan tenaga medis dan
berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma
menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap

9. FURUNKEL ATAU BISUL

Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang
berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah
muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain. Nodul ini mengandung cairan yang dalam
waktu beberapa hari akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah. Berbentuk
Furunkel (boil) dan Karbunkel (furunkel multipel)

Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila
dan telinga

Penatalaksanaan
• Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah

• Pemberian antibiotika sistemik

10.KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH
Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum.

Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih
yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu.
Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat
dalam. Kandidosis oral, infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi
normal dan makin jarang sejalan dengan pertambahan usia.

a. Penyebab

• Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida
albicans)
• Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

• Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor predisposisi

• Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI

• Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi

b. Gejala

• Terdapat bercak putih pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan
dengan sisa susu

• Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika
dilepaskan dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah

• Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen
dan tampak miselium dan spora yang khas

c. Pencegahan
• Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi

• Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk
membilas sisa susu dalam mulut bayi
• Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara

d. Penatalaksanaan
• Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat

• Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik diobati

• Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir

• Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam mulut
bayi, pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari.

• Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai


menyusui selama bayi diobati

11.SEBHORREA

Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang memiliki
banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala.

a. Penyebab
Masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa

48
49
faktor penyebab sebhorrea, yaitu sebagai berikut:

• Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan dari
orang tua
• Intake makanan yang tinggi lemak dan kalori

• Asupan minuman beralkohol

• Adanya gangguan emosi

a. Penatalaksanaan

Dengan memberi obat-obatan topikal, seperti sampo yang tidak berbusa (keramasi
bayi 2-3 kali per minggu) dan memberi krim Selenium Sulfida

12.BAYI MENINGGAL MENDADAK


Sindrom kematian mati mendadak (sudden infant death syndrom-SIDS) terjadi pada bayi

yang sehat, saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. SIDS

terjadi kurang lebih 4 dari 1000 kelahiran hidup, insiden puncak dari SIDS pada bayi usia

2 minggu dan 1 tahun.

a. Penyebab
• Ibu yang masih remaja

• Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat

• Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal

• Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner

• Bayi prematur

• Gemelli (bayi kembar)

• Bayi dengan sibling

• Bayi dari ibu degan ketergantungan narkotika

• Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup

• Bayi dengan virus pernapasan

• Bayi dengan infeksi botulium

• Bayi dengan apnea yang berkepanjangan

• Bayi dengan gangguan pola napas herediter

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

• Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli

b. Penatalaksanaan
• Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling

• Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, ajak orang tua untuk
mengungkapkan rasa dukanya

• Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua untuk
mengajukan pertanyaan

• Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah
hal yang wajar

• Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap
kematian bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan
kematian dari bayi tersebut

• Jika kemungkinan ibu melahirkan kembali, beri dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama, paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal
sebelumnya.

Pembahasan diatas adalah terkait masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru
lahir. Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir bermasalah. Dibawah ini adalah beberapa prosedur asuhan pada bayi baru lahir
bermasalah, coba anda pelajari kembali, kemudian lakukan asuhan bayi baru lahir sesuai
dengan panduan penuntun belajar berikut ini, selamat belajar..jangan lupa berdoa …

50
51
ASUHAN BAYI BARU LAHIR YANG BERMASALAH

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :


1 : Bila asuhan dilakukan

0 : Bila asuhan tidak dilakukan

LANGKAH/TUGAS KASUS

1. Banyak bayi menangis atau rewel

• Jelaskan bahwa ini tidak selalu terkait dengan gangguan


pemberian ASI
• Periksalah popok bayi, mungkin basah

• Susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak


minum daripada yang lainnya.

2. Bayi tidak tidur sepanjang malam

• Merupakan proses yang alamiah, karena pada bayi


muda perlu meneteki lebih sering

• Tidurkan bayi di samping ibu dan lebih sering diteteki


pada malam hari
• Jangan berikan makanan lain
3. Bayi menolak untuk menyusu

• Mungkin bayi bingung puting, karena sudah diberikan


susu botol

• Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai bayi betul-betul


lapar)
• Berikan perhatian dan kasih sayang

• Pastikan bayi menyusu sampai air susu habis

• Lihat tatalaksana dalam algoritma MTBM, kalau perlu


dirujuk

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

LANGKAH/TUGAS KASUS

4. Bayi bingung putting

• Untuk menghindari bayi bingung puting :

• Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula


tanpa indikasi (medis) yang kuat

• Kalau terpaksa harus memberikan susu formula,


berikan dengan sendok, pipet, cangkir, jangan sekali-kali
menggunakan botol atau dot

• Jangan diberikan kempeng


5. Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR)

• Berikan ASI sesering mungkin walau waktu


menyusuinya pendek-pendek

• Bila belum bisa menyusui, ASI dikeluarkan dengan


tangan atau pompa.
• Berikan ASI dengan sendok atau cangkir

• Untuk merangsang menghisap, sentuh langit-langit bayi


dengan jari ibu yang bersih
6. Bayi kuning (ikterik)

• Mulai menyusui segera setelah bayi lahir

• Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi


7. Bayi sakit

• Teruskan menyusui. Lihat tatalaksana dalam alogaritma

MTBM, kalau perlu dirujuk

52
53
LANGKAH/TUGAS KASUS

8. Bayi sumbing

• Posisi bayi duduk

• Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini


sangat membantu bayi mendapatkan ASI cukup

• Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat selah pada


bibir bayi
• Bila bayi mempunyai sumbing pada bibir dan langit-langit,

ASI dikeluarkan dengan cara manual atau pompa, kemudian

diberikan sengan sendok/ pipet atau botol dengan dot

panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna.

Dengan cara ini bayi akan belajar menghisap dan menelan

ASI, menyesuaikan dengan irama pernafasannya


9. Bayi kembar

• Posisi yang mudah adalah posisi memegang bola


(football position)
• Posisi bayi secara bergantian

• Susui lebih sering selama waktu yang diinginkan


masing-masing bayi, umumnya 20 menit

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

PENUNTUN BELAJAR

CARA MENGOBATI LUKA ATAU BERCAK PUTIH (THRUSH)

DI MULUT

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :


1 : Bila asuhan dilakukan
0 : Bila asuhan tidak dilakukan

KASUS
LANGKAH KERJA
1 2 3 4
1. Obati luka di mulut 2 kali sehari

2. Mencuci tangan terlebih dahulu

3. Membasuh mulut anak dengan jari dibungkus kain bersih


yang dibasahi dengan larutan garam
4. Olesi mulut dengan Gentian Violet 0,25% atau diberikan
Suspensi Nistatin
5. Mencuci tangan kembali

Cara membuat Suspensi Nistatin

• Dua tablet nistatin disuspensi dalam 10 cc gliserin

• Jika tidak terdapat gliserin, dapat digantikan dengan


minyak goring

PENUNTUN BELAJAR
CARA MENGOBATI INFEKSI MATA

KASUS
Langkah Kerja
1 2 3 4

1. Bersihkan kedua mata 3 kali sehari :

a. Cuci tangan

b. Bersihkan kotoran/nanah pada mata dengan kapas/kain dengan


air hangat

54
55
2. Beri salep/tetes mata Tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5%
pada kedua mata
a. Oleskan sejumlah kecil salep pada bagian dalam kelopak
mata bawah
b. Cuci tangan kembali

3. Obati sampai kemerahan hilang

PENUNTUN BELAJAR

MENGAJARI IBU CARA MENYINARI BAYI

DENGAN CAHAYA MATAHARI PAGI

KASUS
Langkah Kerja
1 2 3 4
1. Menyinari dengan cahaya matahari pagi dilakukan bagi bayi

yang kuning (ikterus)


2. Penyinaran bayi dengan cahaya matahari dilakukan dengan
cara :
• Menyinari bayi dengan matahari pagi dalam waktu ½ jam
(antara 7-8 pagi) selama 2-4 hari
• Wajah bayi tidak menghadap matahari lengsung
• Lakukan selama setengah jam; ¼ jam terlentang dan ¼

jam tengkurap
• Saat penyinaran kontak sinar dengan kulit seluas mungkin

atau bayi tidak memakai pakaian (telanjang)

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

PENUNTUN BELAJAR
MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH

KASUS
Langkah Kerja
1 2 3 4

Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang harus
diberikan di rumah

Ikuti juga petunjuk yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat
1. Tentukan obat dan dosis yang sesuai dengan umur atau berat
badan bayi
2. Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut
3. Peragakan cara mengukur/membuat satu dosis

4. Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1 dosis

5. Mintalah ibu memberi dosis pertama pada bayi

6. Terangkan dengan jelas cara memberikan obat, kemudian beri


label dan bungkus obat
7. Jelaskan bahwa semua obat-obatan tablet/sirup harus
diberikan sesuai waktu yang dianjurkan, walaupun bayi telah
menunjukkan perbaikan
8. Cek pemahaman ibu

56
57
Memberikan Antibiotika oral

Untuk INFEKSI BAKTERI LOKAL, antibiotika per oral yang dapat diberikan adalah
• Pilihan pertama : Amoksisilin

• Pilihan kedua : Ampisilin

AMOKSISILIN/AMPISILIN
Dosis 50 mg/kg BB/hari
Beri tiap 8 jam selama 5 hari
Umur
atau
Kaplet 250 mg Kaplet 500 mg
Berat Badan Sirup 125 mg
1 kaplet 1 kaplet
Setiap 5 ml
dijadikan 5 dijadikan 10
(1 sendok obat=5ml)
bungkus bungkus
Lahir s/d 4 minggu
½ sendok/kali 1 bungkus/kali 1 bungkus/kali
(< 3 kg )
4 minggu s/d 2
bulan ¾ sendok/kali 2 bungkus/kali 2 bungkus/kali
( 3 – 4 kg )

Nah setelah anda mempelajari beberapa penuntun belajar praktek diatas, Cobalah untuk
menilai asuhan yang anda lakukan berdasarkan penuntun belajar diatas ! Identifikasi aspek
mana saja yang kira – kira mendapatkan nilai tidak memuaskan bagi Anda dan perbaikilah,

kalau perlu mintalah pembimbing untuk memberi masukan ! Cobalah latihan kembali
bersama teman Anda agar lebih baik lagi dan kompeten. Jika ada hal-hal yang kurang jelas
jangan ragu untk berkonsultasi dengan pembimbing anda.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman

Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir adalah

a. Muntah g. Bercak mongol


b. Gumoh h. Hemangioma
c. Obstipasi i. Furunkel
d. Diare j. Kondisosis
e. Diaper rash k. Sebhorrea
f. Miliariasisl. Bayi meninggal mendadak

GLOSSARIUM

Stenosis ani Suatu keadaan dimana lumen anus menyempit karena


kurangnya kontraktilitas
SIDS Sudden Infant Death Syndrom (Sindrom kematin bayi
mendadak)
Hirsprung Keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai
persarafan (aganglionik).
MTBM Manajemen Terpadu Bayi Muda
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas
OMA Otitis Media Akut
Malnutrisi kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan kebutuhan energi tubuh.
BBLR Berat Badan Lahir Rendah
Immunosupresi Melemahnya sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melawan infeksi dan
penyakit.

58
59
Evaluasi
Formatif
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!

1. Bayi Ny ''Y" lahir cukup bulan di bidan dengan berat badan lahir 2400 gram dengan suhu

36,2 0C. Asuhan apa yang seharusnya dilakukan oleh bidan?

a. Menjaga kehangatan dengan metode kanguru dan pemberian ASI segera

b. Segera diberikan infus glukosa 5 %

c. Bayi disimpan dalam incubator dan diberi ASI

d. Melakukan pemeriksaan glukosa darah


e. Melakukan pemeriksaan fisik head to toe

2. Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran
urin baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Diagnosa apa yang
tepat untuk kasus diatas?

a. Hepatitis A

b. Hepatitis B

c. Ikterus Fisiologis

d. Ikterus patologis

e. Dehidrasi

3. Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran
urin baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Asuhan apa yang
tepat untuk kasus diatas?

a. Letakkan bayi dibawah sinar biru/blue light (fototerapi)

b. Jemur bayi dengan sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 - 4 hari.
c. Pemberian Infus

d. Pemberian oksigen

e. Berikan antibiotik

4. Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah kepala, keras dan berminyak terutama

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

disekitar fontanel anterior

Apakah kemungkinan diagnosa pada bayi tersebut?

a. Furunkel

b. Dermatitis.

c. Sebhorea

d. Folikulitis

e. Furunkulisis

5. Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah kepala, keras dan berminyak
terutama disekitar fontanel anterior. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan bidan
pada bayi tersebut?
a. Pemberian antibiotik

b. Insisi pada bagian kulit yang infeksi

c. Pemberian analgetik/antipiretik

d. Kompres hangat dan pengobatan topikal

e. Pengeluaran pus dan perawatan luka

6. Penatalaksanaan yang paling penting dalam mengatasi diare pada bayi adalah?

1. Pemberian obat diare

2. Pemberian ASI dan cairan

3. Pemberian antibiotic

4. Pemberian obat anti disentri

5. Pemasangan infus

7. Bayi baru lahir usia 7 hari, malas menetek, tanda vital dalam batas normal, pada mulut
terdapat bercak putih yang sulit dihilangkan. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan
oleh bidan? a. Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tidak perlu diobati

b. Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir
c. Pemberian antibiotic

d. Memberikan air matang dan menghentikan sementara pemberian ASI atau PASI
sampai bercak dimulut hilang
e. Menganjurkan ibunya untuk minum obat anti jamur

60
61

8. Seorang bayi berusia 1 bulan dibawa oleh orang tuanya ke klinik bidan karena ada bercak
kemerahan yang membesar di pantat bayinya. Hasil pemeriksaan bidan menunjukan
adanya bercak berwarna merah muda di pantat, tidak menonjol dari permukaan kulit,
pemeriksaan fisik lainnya normal. Apakah masalah pada bayi diatas?

a. Miliariasis

b. Hemangioma

c. Diaper rush

d. Mongolian spot

e. Oral thrush
9. Seorang bayi berusia 1 bulan dengan bercak berwarna putih pada mulutnya, ibunya mengatakan

sudah berusaha membersihkan tetapi tidak dapat hilang. Saat ini bayi jadi malas menyusui.

Pengkajian apa yang peting dilakukan bidan untuk mengatasi masalah bayi tersebut?

a. Riwayat cara bersalin

b. Pola pemberian ASI

c. Pola eliminasi

d. Personal hygiene ibu

e. Pola kebersihan bayi

10.Bayi baru lahir berusia 1 bulan, selama 2 hari ini BAB lebih dari 5 kali hanya berisi cairan,
menetek masih kuat, bayi hanya diberi ASI saja selama ini, hasil pemeriksaan fisik lainnya
normal. Bagaimana asuhan yang tepat pada kasus diatas?

a. Bayi diberikan ASI saja on demand dan mejelaskan kapan ibu harus periksa kembali

b. Bayi diberi pedialit 3 kali sehari dan menjelaskan kapan harus periksa kembali

c. Pemberian antibiotik

d. Merujuk bayi ke dokter spesialis anak

e. Merujuk bayi ke RS terdekat

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Daftar
Pustaka

Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Bayi baru lahir Jakarta: Segung Seto; 2006.

Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005.
Depkes RI, 2005, Manajemen Masalah Bayi Baru lahir Untuk Dokter, Bidan dan Perawat di
RS. Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Bayi baru lahir bayi dan anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika

Depkes RI, 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga

Depkes RI. Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda Sakit). Metode Tepat
Guna untuk Paramedis, Bidan dan Dokter. Depkes RI, 2001.

Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA:

JHPIEGO

Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak, 2010, Kemenkes RI

62
63

Kegiatan
Belajar 3 Asuhan Kegawatdaruratan Pada
Bayi Baru Lahir

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan mampu untuk melakukan
asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir secara mandiri

Tujuan Pembelajaran Khusus

Secara khusus Anda diharapkan dapat:

1. Menjelaskan tentang kondisi atau kasus-kasus bayi baru lahir yang beresiko tinggi

2. Memberikan asuhan yang efektif dan efisien pada bayi baru lahir beresiko tinggi secara
mandiri, dan

3. Melakukan deteksi dini bayi baru lahir beresiko tinggi dan mampu melakukan
penanganan yang tepat termasuk secara mandiri.

Pokok - Pokok Materi

1. Asuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum

2. Asuhan pada bayi baru lahir dengan sindrom gawat nafas bayi baru lahir (SGNN)

3. Asuhan pada bayi baru lahir dengan ikterus

4. Asuhan pada bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat

5. Asuhan pada bayi baru lahir dengan kejang

6. Asuhan pada bayi baru lahir dengan hipotermi

7. Asuhan pada bayi baru lahir dengan tetanus neonatorum

8. Asuhan pada bayi baru lahir dengan infeksi

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Uraian
Materi
Sebelumnya, anda tentu telah mempelajari tentang asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dan mempraktikannya dalam praktik PK I dan PK II.
Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir beresiko

tinggi, mari kita ulas sedikit tentang bayi baru lahir yang beresiko tinggi yang memerlukan

penanganan tindakan kegawatdaruratan dan proses rujukan, hal ini akan mengingatkan apa saja

yang harus anda pahami saat memberikan asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir.

Sekarang tuliskan apa yang Anda ketahui tentang pemberian asuhan kegawatdaruratan
pada bayi baru lahir pada kotak berikut ini:

Bagaimana apakah Anda sudah selesai menuliskan jawabannya? Jika sudah sekarang
cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini.

64
65
Ada beberapa kondisi pada bayi yang memerlukan tindakan segera atau tindakan
kegawatdaruratan seperti:

A. ASFIKSIA NEONATORUM

Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir (BBL) yang
mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.

Gambar : Bayi mengalami asfiksia neonatorum

1. Penatalaksanaan
Tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia neonatorum adalah sebagai berikut.

a. Bersihkan jalan napas dengan penghisap lendir dan kasa steril.

b. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.

c. Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering yang bersih dan hangat.

d. Nilai status pernapasan. Hal-hal yang dapat dilakukan jika ditemukan tanda-tanda
asfiksia adalah:

• Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri disisi
kepala bayi dan segera bersihkan BBL dari sisa air ketuban.
• Miringkan kepala bayi.

• Bersihkan mulut dengan kasa yang dibalut pada jari telunjuk.

• Isap cairan pada saluran pernapasan. Dimulai dari penghisapan mulut lalu
hidung. Dimaksudkan agar tidak terjadi aspirasi.
• Lanjutkan menilai status pernapasan.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

a. Nilai status pernapasan apabila masih ada tanda asfiksia, caranya dengan
menggosok punggung bayi atau menyentil kaki BBL (melakukan rangsangan taktil).
Bila tidak ada perubahan segera beri nafas buatan.

b. Segera lakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap

B. SINDROM GAWAT NAFAS BAYI BARU LAHIR ( SGNN )


Sindrom gawat nafas bayi baru lahir, adalah sindrom gawat bayi baru lahir yang merupakan

sekumpulan gejala gangguan nafas bayi baru lahir, karena berbagai sebab. Sindrom ini terdiri

atas dispnea, merintih/grunting, tachipneu, retraksi dinding dada, serta sianosis. Gejala ini

timbul biasanya dalam 24 jam pertama setelah lahir dengan degradasi yang berbeda-beda,

namun yang selalu ada adalah dispnea yang merupakan tanda kesulitan ventilasi paru.

1. Penatalaksanaan
Segera lakukan resusitasi pada bayi baru lahir, apabila bayi:

• Tidak bernafas sama sekali, walaupun dirangsang,atau

• Megap-megap, atau

• Bernafas kurang dari 20 kali/menit

2. Masalah

• Frekwensi nafas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau lebih tanda
tambahan gangguan nafas
• Frekwensi nafas bayi kurang 30 kali/menit

• Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir)

• Bayi apnea (nafas berhenti lebih 20 detik)

3. Manajemen Umum
• Beri oksigen dengan kecepatan sedang

• Jika bayi mengalami apnea :

»» Bayi dirangsang dengan mengusap dada atau punggung bayi

»» Bila bayi tidak mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral, nafas megap-
megap, atau denyut jantung menetap kurang dari 100 kali/menit, lakukan
resusitasi dengan memakai balon dan sungkup

66 • Segera lakukan rujukan ke fasilitas lebih lengkap


67
C. IKTERUS
Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru
lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang
sering terjadi pada bayi baru lahir, sebanyak 25-50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada
bayi berat lahir rendah. Gambaran klinis paling nyata terlihat ada pada perubahan warna
kulit dan sklera yang menjadi kuning.

1. Penatalaksanaan
a. Ikterus fisiologis
1). Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya.

2). Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti:

• Memandikan bayi;

• Melakukan perawatan tali pusat;

• Membersihkan jalan nafas;

• Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit;

3). Ajarkan ibu cara:

• Memandikaan bayi;

• Melakukan perawatan tali pusat;

• Menjaga agar bayi tidak hipotermi

• Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit;

4). Jelaskan pentingnya hal-hal seperti:

• Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin;


• Menjemur bayi di bawah sinar matahari dangan kondisi telanjang selama 30 menit,

15 menit dalam posisi telentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap;

• Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu;

• Menganjurkan ibu dan pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin;

• Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu.

5). Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-

abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas.

6). Anjurkan ibu untuk kontrol stelah 2 hari.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

b. Hiperbirubinemia sedang
1). Berikan ASI secara adekuat.

2). Lakukan pencegahan hipotermi.

3). Letakan bayi di tempat yang cukup sinar matahari kurang lebih 30 menit, selama

3-4 hari.

4). Lakukan pemerikasaan ulang 2 hari kemudian.


5). Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah

parah serta mengeluarkan feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul.

3. Hiperbilirubinemia berat
1). Berikan informed consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya.
2). Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat.

3). Lakukan pencegahan hipotermi.

4). Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml.

D. PERDARAHAN TALI PUSAT

Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan
tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain
itu, perdarahan pada tali pusat juga bisa menjadi indikasi adanya penyakit pada bayi.

1. Penatalaksanaan
a. Penanganan disesuaikan dengan penyebab perdarahan tali pusat yang terjadi.

b. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.

c. Segera lakukan informed consent dan informed choise pada keluarga pasien untuk
dilakukan rujukan.

E. KEJANG

1. Definisi
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari
sesudah lahir. Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi
motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak. Kejang pada
bayi baru lahir bukan merupakan penyakit, namun merupakan suatu gejala penting

68
69
akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau adanya kelainan susunan
saraf pusat. Penyebab utama kejang adalah kelainan bawaan di otak, sedangkan
penyebab sekundernya adalah gangguan metabolik atau penyakit lain seperti infeksi.

Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang,
tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan
kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata
mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu
manifestasi klinik yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru
lahir tidak di kenali oleh yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan
yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berangsur berulang-ulang dan periodik,
harus dipikirkan kemungkinan manifestasi kejang.

2. Etiologi
a. Metabolik

• Hipoglikemia,

• Hipokalsemia

• Hipomagnesemia

• Hiponatremia

• Hipernatremia,

• Defisiensi piridoksin

b. Asfiksia

c. Perdarahan intrakranial

d. Infeksi

e. Genetik/kelainan bawaan

f. Penyebab lain

• Polisikemia (Biasanya terdapat pada bayi BBLR, insufisiensi placenta)

• Kejang idiopatik

• Toksin estrogen (Misalnya : hexachlorophene)

3. Penatalaksanan
Penanganan kejang pada bayi baru lahir

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

a. Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat pastikan bahwa bayi tidak kedinginan.

Suhu dipertahankan 36,5oC - 37oC

b. Jalan nafas bayi dibersihkan dengan tindakan penghisap lendir di seputar mulut,
hidung sampai nasofaring

c. Bila bayi apnea dilakukan pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan alat bantu
balon dan sungkup, diberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter/menit

d. Dilakukan pemasangan infus intravena di pembuluh darah perifer di tangan, kaki,


atau kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes miletus
dilakukan pemasangan infus melalui vena umbilikostis

e. Bila infus sudah terpasang di beri obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg supositoria IM

setiap 2 menit sampai kejang teratasi, kemudian di tambah luminal (fenobarbital

30 mg IM/IV)

f. Nilai kondisi bayi selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada

g. Bila kejang sudah teratasi, diberi cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg

BB/hari

h. Dilakukan anamnesis mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor penyebab kejang

• Apakah kemungkinan bayi dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit DM

• Apakah kemungkinan bayi prematur

• Apakah kemungkinan bayi mengalami asfiksia

• Apakah kemungkinan ibu bayi mengidap/menggunakan narkotika

i. Bila sudah teratasi di ambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk


mencari faktor penyebab kejang

F. HIPOTERMIA
Hipotermia dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat kecil atau bayi yang diresusitasi atau

dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus ini, suhu dapat cepat turun kurang dari 35° celcius.

Hangatkan segera :

1. Jika bayi sakit berat atau hipotermia berat ( suhu aksila < 35° C ) :
• Gunakan alat yang tersedia ( inkubator, radiant heater, kamar hangat, tempat tidur

70
71
hangat ).

• Rujuk segera ke tempat pelayanan kesehatan yang mempunyai NICU,

• Jika bayi sianosis atau sukar bernafas ( frekuensi < 30 atau > 60 kali per menit, tarikan
dinding dada ke dalam atau merintih ), beri oksigen lewat kateter hidung atau nasal
prong.

2. Jika bayi tidak begitu tampak sakit dan suhu aksiler 35° C atau lebih :

• Pastikan bayi dijaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimuti
dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas.
• Dorong ibu untuk segera menyusui, setelah bayi siap.

• Pantau suhu aksiler setiap jam sampai normal.

G. TETANUS NEONATORUM

1. Definisi

Tetanus neonatorum adalah kejang yang sering di jumpai pada BBL, yang bukan karena
trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa bayi baru
lahir, yang antara lain terjadi sebagai akibat pemotongan tali pusat atau perawatannya
yang tidak bersih.

2. Tanda dan gejala


• Malas minum, mudah terangsang dan anak menangis terus menerus.

• Tidak sanggup mengisap dan belakangan bayi berhenti menangis karena rahang
sukar dibuka disebabkan terjadinya kekakuan.
• Kemudian diikuti kekakuan pada seluruh tubuh disertai kejang yang tersentak.

3. Penanganan
• Membersihkan jalan nafas agar bayi dapat menghirup udara dengan bebas

• Pemasangan spatel lidah yang dibungkus dengan kain untuk mencegah lidah tergigit

• Melakukan perawatan yang adekuat, dengan pemberian oksigen, nutrisi serta


menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
• Ditempatkan di ruang tenang dengan sedikit sinar

• Segera dirujuk

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

H. INFEKSI

1. Definisi

Infeksi perinatal adalah infeksi pada bayi baru lahir yang terjadi pada masa antenatal,
intranatal, dan postnatal.

2. Tanda dan Gejala

Gejala infeksi yang umumnya terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal adalah
sebagai berikut.
a. Bayi malas minum

b. Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi

c. Frekuensi pernafasan meningkat

d. Berat badan menurun

e. Pergerakan kurang

f. Muntah

g. Diare

h. Sklerema dan udema

i. Perdarahan, ikterus, dan kejang

j. Suhu tubuh dapat normal, hipertermi, atau hipotermi

3. Penatalaksanaan
a. Berikan posisi semifowler agar sesak berkurang

b. Apabila suhu tinggi, lakukan kompres dingin

c. Berikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit

d. Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur miring ke kiri
atau kanan
e. Apabila ada diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan

f. Rujuk segera ke rumah sakit. Lakukan informed consent pada keluarga

Setelah anda menelaah kembali tentang kondisi-kondisi bayi baru lahir beresiko tinggi, untuk
lebih jelasnya berikut akan dijelaskan prosedur asuhan kebidanan bayi baru lahir yang dapat
anda praktekkan dalam penuntun belajar dibawah ini. Selamat Mengikuti..

72
73
ENUNTUN BELAJAR
RESUSITASI BBL

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :


1 : Bila asuhan dilakukan
0 : Bila asuhan tidak dilakukan

LANGKAH/TUGAS KASUS

PERSIAPAN
1. Siapkan peralatan dan bahan habis pakai yang diperlukan

• Ruang hangat, terlindung dari tiupan angin, dan


penghangat tubuh (kain hangat/kain kering dan
hangat atau lampu sorot)

• Tiga helai kain bersih dan kering (untuk mengeringkan

bayi, untuk membungkus bayi dan pengganjal bahu)

• Jam dengan jarum detik atau penunjuk waktu

• Penghisap lendir DeLee

• Balon dan sungkup (atau pipa dan sungkup)

• Sarung tangan
• Oksigen (atau udara ruangan)

PENILAIAN BBL DAN KEBUTUHAN TINDAKAN RESUSITASI


2. Menilai bayi baru lahir
• Adanya mekonium kental pada bagian tubuh bayi atau

cairan mekonium (bila ada, penghisapan lendir dilakukan

setelah kepala lahir dan tubuh bayi masih di jalan lahir)

• Apakah bayi baru lahir tidak menangis atau bernafas


spontan

3. Segera tentukan apakah bayi memerlukan tindakan


resusitasi

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

LANGKAH/TUGAS KASUS

Penilaian kebutuhan resusitasi :

• Tidak bernapas

• Megap-megap

• Frekuensi pernapasan di bawah 30x/menit

Penilaian kebugaran BBL :

• Apakah bayi bernapas atau menangis ?

• Apakah tonus otot baik ?

• Apakah warna kulit kemerahan ?

• Apakah denyut jantung normal ?


• Apakah bayi bereaksi terhadapa rangsangan

MELAKUKAN LANGKAH AWAL RESUSITASI (dalam waktu kurang 30 detik)


4. Menjaga bayi tetap hangat.

• Keringkan tubuh bayi dan selimuti dengan kain


bersih, kering dan hangat

• Tempatkan pada ruangan hangat dan terhindar dari


tiupan angina
• Dekatkan bayi dekat pemanas tubuh

• Letakkan pada tempat yang kering dan hangat

• Beri alas kering, bersih dan hangat pada permukaan


datar tempat meletakkan bayi
5. Posisikan kepala dan leher bayi menjadi sedikit tengadah

(setengah ekstensi) untuk membuka lana napas dengan

jalan mengganjal bahu bayi dengan lipatan kain .

6. Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir dari


mulut kemudian hidung.
• Gunakan penghisap lendir DeLee

74
75
LANGKAH/TUGAS KASUS

• Mulai bersihkan lendir di mulut baru kemudian hisap


lendir di hidung

• Penghisapan dilakukan bersamaan dengan penarikan


selang penghisap

• Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam karena


dapat menimbulkan reaksi vaso-vagal dan
menyebabkan henti napas

• (lihat langkah no 2 untuk penghisapan lendir pada


kasus adanya mekonium kental pada cairan ketuban
dan bagian tubuh bayi)

7. Keringkan tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil

• Dengan sedikit penekanan, gosok tubuh bayi dengan


melalui kain pembungkus tubuh bayi

• Dengan telapak tangan, lakukan rangsangan taktil


pada telapak kaki atau punggung bayi atau menyentil
telapak kaki bayi

• Ganti kain yang basah dengan kain baru yang bersih,


kering dan hangat. Bagian muka dan dada bayi
dibiarkan terbuka untuk keperluan resusitasi dan
evaluasi keberhasilan tindakan

8. Atur kembali posisi dan jaga kehangatan tubuh dengan


membungkus badan bayi

• Bila kain pembungkus menjadi basah, ganti dengan


kain pembungkus yang baru untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

LANGKAH/TUGAS KASUS

• Bagian muka dan dada dibiarkan terbuka untuk


memberi keleluasaan bernapas dan memantau
gerakan dinding dada

• Atur kembali ganjal bahu untuk memberikan posisi


terbaik bagi jalan napas
9. Penilaian ulang

• Nilai apakah bayi bernapas spontan dan normal atau


masih mengalami kesulitan bernapas

• Bila bayi bernapas spontan dan baik, lakukan asuhan

bayi baru lahir yang normal dan berikan pada ibunya »»

Menjaga suhu tubuh (metode Kangguru atau diselimuti

dengan baik)

»» Mendapat ASI

»» Kontak batin dan sayang

• Bila bayi masih megap-megap atau belum bernapas


spontan

VENTILASI POSITIF PADA BAYI ASFIKSIA


10. Jelaskan pada ibu dan keluarganya bahwa bayi memerlukan

bantuan untuk memperbaiki fungís pernapasannya

11.Pastikan posisi kepala sudah benar kemudian pasang


sungkup dengan benar sehingga melingkupi hidung dan
mulut

12.Lakukan ventilasi percobaan (dua kali)

• Bila menggunakan balon dan sungkup, lakukan ventilasi

dengan tekanan yang cukup sebanyak dua kali

76
77
LANGKAH/TUGAS KASUS

• Bila menggunakan pipa dan sungkup, tiupkan udara


yang dikumpulkan dalam mulut ke dalam pipa (udara
ruangan, bukan udara ekspirasi)

»» Pastikan dada mengembang

»» Bila tidak mengembang

»» Periksa posisi kepala

»» Periksa posisi sungkup

»» Periksa lendir di jalan napas

13.Bila ventilasi percobaan berjalan baik, lakukan ventilasi


positif sebanyak 20 kali dalam 30 detik
• Pastikan dada mengembang saat ventilasi diberikan

• Hentikan ventilasi bila bayi menangis atau bernapas


spontan

14.Setelah bayi menangis atau bernapas spontan, hentikan


ventilasi dan kembalikan resusitator pada tempatnya
• Jaga suhu tubuh bayi

• Berikan bayi pada ibunya (diselimuti berdua)

Perhatikan :
Bila bayi tetap belum bernapas atau megap-megap maka
lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30 detik berikutnya dan
lakukan penilaian ulang setiap 30 detik dan penilaian
kebugaran bayi setiap menit

15.Bila bayi tidak bernafas spontan setelah 2-3 menit resusitasi

• Beritahu keluarga untuk menyiapkan rujukan

• Teruskan resusitasi

• Selesaikan prosedur yang belum selesai pda ibu

• Pastikan ibu dalam keadaan baik dan stabil

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

LANGKAH/TUGAS KASUS

16.Bila bayi tetap tidak bernafas setelah 20 menit sejas


awal resusitasi maka tindakan ini dinyataka gagal dan
resusitasi dihentikan

Pemantauan dan perawatan Suportif Pasca Tindakan

17.Lakukan pemantauan secara seksama. Perhatikan :

• Tanda-tanda kesulitan bernafas

»» Retraksi intercostal (cekungan antar iga)

»» Megap-megap

»» Frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari


60 kali per menit

• Warna kulit kebiruan atau pucat

18.Melanjutkan rangsangan taktil untuk merangsanga


pernafasan bayi

19.Mejaga bayi tetap hangat. Tunda untuk memandikan


bayi 6-24 jam setelah lahir.

20.Bila pernafasan dan warna kulit normal, berikan bayi


pada ibunya :
• Menjaga kehangatan/suhu tubuh bayi

• Mendapt ASI

• Kontak batin dan kasih saying

21.Teruskan pemantauan, bila bayi menunjukkan tanda-


tanda di bawah ini, segera lakukan rujukan :

• Frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari


60 kali per menit
• Retraksi intercostal (cekungan antar iga)

78
79
LANGKAH/TUGAS KASUS

• Merintih atau megap-megap

• Seluruh tubuh pucat atau berwarna kebiruan

• Bayi menjadi lemah

TINDAKAN SESUDAH PROSEDUR RESUSITASI

22.Buanglah catéter penghisap dan ekstraktor lendir sekali


pakai (disposible) ke dalam kantong plastik atau tempat
yang tidak bocor

• Untuk cateter dan ekstraktor lendir yang dipakai daur


ulang :

»» Rendam di dalam larutan klorin 0,5 % selama 10


menit untuk dekontaminasi.
»» Lanjutkan ke proses cuci, bilas hingga DTT atau sterilisasi

23.Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

MENCATAT TINDAKAN RESUSITASI


24.Catat tanggal dan waktu bayi lahir

25.Catat kondisi bayi saat lahir

26.Catat waktu mulainya tindakan resusitasi

27.Catat tindakan apa yang dilakukan selama resusitasi

28.Catat waktu BBL bernafas spontan atau resusitasi dihentikan

29.Catat hasil tindakan resusitasi

30.Catat perawatan suportif pasca tindakan

Bagaimana? Apakah anda sudah melakukan asuhan sesuai penuntun belajar diatas? Jika
masih belum atau masih ada yang terlewat berarti anda harus lebih giat lagi berlatih..
selamat bekerja...!

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman

Kondisi pada bayi yang memerlukan tindakan segera atau tindakan kegawatdaruratan dan
harus segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lengkap diantaranya yaitu :

1. Asphiksia Neonatorum

2. Syndrom gawat nafas bayi baru lahir

3. Ikterus

4. Perdarahan tali pusat

5. Kejang

6. Tetanus Neonatorum

7. Hipotermi

8. Infeksi

80
81
Evaluasi
Formatif
Pilihlah jawaban yang anda anggap paling benar.

1. Bayi Salsa berusia 16 hari dengan kulit kuning sampai ke mata kaki, tidak disusui karena
bayi enggan menyusu dan mengantuk berlebihan.
Diagnosa apakah yang tepat untuk kasus diatas?

a. Hepatitis A

b. Hepatitis B

c. Ikterus Fisiologis

d. Ikterus Patologis

e. Sepsis

2. Bayi Salsa berusia 16 hari dengan kulit kuning sampai ke mata kaki, tidak disusui karena
bayi enggan menyusu dan mengantuk berlebihan.
Tindakan apakah yang tepat untuk kasus diatas?

a. Letakkan bayi dibawah sinar biru/blue light (fototerapi)

b. Jemur bayi dengan sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 - 4 hari.
c. Pemberian Infus

d. Pemberian oksigen

e. Berikan antibiotik

3. Bayi Tini dilahirkan pada usia kehamilan 34 minggu di RS. Hasil pemeriksaan diperoleh BB

2300 gram, PB 45 cm, denyut jantung 129 kali/menit, pernafasan 30 kali/menit, suhu 36, 1
C. Diagnosa apa yang tepat untuk kasus diatas?
0

a. Prematur, asphiksia dan BBLR

b. Prematur, asphiksia dan hipotermi

c. Prematur, asphiksia dan hipertermi

d. Prematur, BBLR, Hipotermi

e. Prematur, BBLR, Hipoglikemi

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

4. Bayi Tini dilahirkan pada usia kehamilan 34 minggu di RS. Hasil pemeriksaan diperoleh BB

2300 gram, PB 45 cm, denyut jantung 129 kali/menit, pernafasan 30 kali/menit, suhu 36, 1
C. Tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk kasus diatas?
0

a. Pemberian cairan IV

b. Pemberian ASI semau bayi (2-3 jam sekali)

c. Menghangatkan bayi

d. Pemberian oksigen

e. Melakukan rujukan

5. Bayi Reno usia 5 hari datang ke Puskesmas dengan frekwensi nafas 65 kali/menit, disertai
tarikan dinding dada dan merintih saat ekspirasi namun sianosis sentral.
Tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk kasus diatas?

a. Bersihkan jalan nafas, pertahankan suhu tetap hangat, beri O2, lanjutkan pemberian
ASI, beri antibiotik, lakukan perawatan tali pusat bersih.

b. Bersihkan jalan nafas, pertahankan tetap hangat, VTP, beri antibiotik, perawatan tali
pusat bersih
c. Bersihkan jalan nafas, pertahankan tetap hangat, VTP, foto thorax

d. Cegah hipotermi, Beri O2, beri antibiotik, pasang infus, foto thorax

e. Cegah hipotermi, VTP, beri antibiotik, beri infus, foto thorax

6. Seorang ibu datang ke rumah sakit dengan G1PoAo hamil 40 minggu, dengan keluhan
perut terasa kencang dan nyeri. Ibu mengatakan sudah keluar air dari kemaluan sejak 2
jam yang lalu. Apakah data yang harus dilengkapi pada pengkajian terkait perencanaan
pertolongan bayi baru lahir?

a. HPHT

b. Umur ibu

c. Gerakan bayi

d. Warna air ketuban

e. Jumlah air ketuban

82
83
7. Seorang ibu melahirkan bayi laki-laki. Kondisi bayi tidak menangis segera setelah lahir.
Bayi tampak lemas dan sianosis. Bidan sudah memberikan kehangatan pada bayi dan
memposisikan kepala bayi sedikit ekstensi. Apakah tindakan selanjutnya yang tepat harus
dilakukan pada bayi tersebut?

a. Mengisap lendir

b. Mengevaluasi pernapasan

c. Melakukan kompresi dada

d. Melakukan ventilasi tekanan positif

e. Memberikan ventilasi dan kompresi dada

6. Seorang ibu melahirkan bayi laki-laki. Kondisi bayi tidak menangis segera setelah lahir.
Bayi tampak lemas dan sianosis. Bidan sudah melakukan langkah awal resusitasi. Apakah
tindakan selanjutnya yang paling tepat dilakukan pada bayi tersebut?

a. Memberi oksigen aliran bebas

b. Melakukan ventilasi tekanan positif

c. Menilai pernapasan, frekuensi jantung dan warna kulit

d. Melakukan ventilasi tekanan positif dengan oksigen 100%

e. Melakukan ventilasi tekanan positif dengan kompresi dada

9. Seorang ibu melahirkan bayi dengan asfiksia, bidan melakukan langkah awal resusitasi
dan melakukan penilaian kembali. Hasil penilaian didapatkan data: bayi masih belum ada
napas spontan. Apakah tindakan berikutnya yang perlu dilakukan bidan?

a. Melakukan penilaian denyut jantung

b. Melakukan ventilasi tekanan positif

c. Memberikan oksigen aliran bebas

d. Melakukan rangsang taktil

e. Menilai warna kulit

10.Seorang bidan melakukan ventilasi tekanan positif dan kompresi dada pada bayi yang
mengalami asfiksia. Kapankah tindakan tersebut dihentikan?

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

a. Jika apneu dengan frekuensi jantung kurang dari 60 x/menit

b. Jika frekuensi jantung lebih dari 60 x/menit dan warna kulit sianosis

c. Jika frekuensi jantung kurang dari 60 x/menit dan warna kulit sianosis

d. Jika frekuensi jantung lebih dari 100 x/menit dan warna kulit kemerahan

e. Jika frekuensi jantung kurang dari 100 x/menit dan warna kulit kemerahan

84
85
Daftar
Pustaka
Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Bayi baru lahir Jakarta: Segung Seto; 2006.

Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005.
Vivian Nanny Lia Dewi. 2010.Asuhan Bayi baru lahir bayi dan anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika

Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA:

JHPIEGO

Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC AAP, AHA. Textbook of Neonatal Resuscitation. American Heart Association. 2006.

Guay J, Lachapelle J. No evidence for superiority of air or oxygen for neonatal resuscitation:

a meta-analysis. Can J Anaesth. Oct 5 2011

Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2010). Buku ajar neonatologi. Jakarta: Badan penerbit IDAI

Kementrian Kesehatan RI. (2010). Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial: Pedoman

teknis pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Stenson BJ, Boyle DW, Szyld EG. Initial ventilation strategies during newborn resuscitation.

Clin Perinatol. Mar 2006;33(1):65-82, vi-vii.

WHO. (2009). Buku saku: Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Alih bahasa tim adaptasi

Indonesia. Jakarta: WHO 2008.

Wiswell TE. Delivery room management of the meconium-stained newborn. J Perinatol. Dec
2008;28 Suppl 3:S19-26.

Wyllie J, et al. Part 11: Neonatal Resuscitation. 2010 International Consensus on


Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care Science with
Treatment Recommendations. Resuscitation 2010;81S:e260-e287.

Depkes RI. (2007) Buku Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

GLOSSARIUM

Asphiksia : Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas


secara spontan dan teratur.
Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat,
Resusitasi : pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk
menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat
vital lainnya
Hipotermi : Suatu keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah
35°Celsius
Ikterus : Kondisi di mana tubuh memiliki terlalu banyak bilirubin
sehingga kulit dan putih mata Anda menjadi kuning
VTP : Ventilasi tekanan positif
SGNN Sindrom Gawat Nafas Neonatus

86
87

Kegiatan
Belajar 4 Sistem Rujukan Bayi Baru Lahir

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan mampu untuk melakukan
rujukan bayi baru lahir secara cepat dan tepat

Tujuan Pembelajaran Khusus

Secara khusus Anda diharapkan dapat :

1. mengidentifikasi kondisi bayi baru lahir yang memerlukan rujukan,

2. menjelaskan prinsip-prinsip rujukan, dan

3. melakukan rujukan dengan cepat dan tepat

Pokok - Pokok Materi

1. Pengertian sistem rujukan

2. Tujuan rujukan

3. Rujukan bayi baru lahir

4. Asuhan pra rujukan

5. Penuntun belajar cara merujuk bayi muda

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Uraian
Materi
A. SISTEM RUJUKAN

Apakah saudara pernah merujuk pasien? Tentu saudara pernah mengalaminya bukan?
Coba saudara ingat-ingat kembali. Pada saat itu kasus apa yang anda rujuk? Kemana
saudara merujuk? Apa yang saudara lakukan saat melakukan rujukan?

Tuliskan jawaban Anda pada kotak berikut:

Untuk lebih jelasnya tentang sistim rujukan, bacalah dengan seksama uraian teori di bawah ini.

88
89
1. Pengertian

Sistem rujukan merupakan suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara
pengiriman bayi baru lahir beresiko tinggi dari tempat yang kurang mampu
memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang
lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh.

Dalam rujukan terjadi antara lain :

a. Penyerahan tanggung jawab timbal balik perawatan penderita dari suatu unit
kesehatan secara vertikal dan horizontal pada unit kesehatan yang lebih mampu,

b. Penyaluran pengetahuan dan keterampilan dari unit kesehatan yang lebih mampu
pada unit kesehatan yang lebih kecil.

c. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium dari unit kesehatan yang kecil
pada unit kesehatan yang lebih mampu dan pengiriman hasil kembali oada unit
kesehatan yang mengirimnya.

2. Tujuan Rujukan
Memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir dengan cepat dan tepat,

Mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan bayi baru lahir pada unit-unit
kesehatan sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut serta mengurangi
angka kesakitan dan kematian bayi.

3. Rujukan Bayi baru lahir


Keadaan ideal untuk merujuk dilakukan pada saat janin masih didalam kandungan.

Sayangnya, tidak semua kondisi terdiagnosis secara dini, sehingga rujukan perlu
dilakukan pada masa bayi baru lahir.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan rujukan bayi baru lahir adalah:

a. Mewaspadai faktor risiko

b. Mengenal tanda-tanda risiko tinggi

c. Mengetahui indikasi rujukan

d. Pelayanan dasar

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Sekarang coba saudara sebutkan kasus kasus yang bagaimana yang memerlukan rujukan?

Tuliskan pada kotak di bawah ini :

Nah, jika sudah coba saudara bandingkan dengan uraian berikut ini.

Kasus atau keadaan yang memerlukan rujukan

1. Gangguan nafas

2. Asfiksia

3. BBLR<2000 gram

4. Bayi hipotermi sedang dan berat

5. Gangguan pemberian minum

6. Ikterus patologis

7. Kejang

8. Tersangka infeksi (sepsis, meningitis)

9. Penyakit hemolisis

10.Kelainan bawaan

11.Gangguan saluran cerna

90
91
4. Asuhan Pra Rujukan

a. Bidan perlu memahami


1. Cepatnya perubahan keadaan BBLR

2. Perlu tata laksana rujukan ke fasilitas lebih lengkap & dekat

3. Yakinkan bahwa bayi akan mendapatkan manfaat dibanding bila hanya tetap
dirawat di tempat asalnya
4. Saat merujuk, bayi harus dalam keadaan stabil

5. Libatkan orang tua atau keluarga dalam mengambil keputusan merujuk dan
jelaskan kenapa bayi dirujuk.

b. Prinsip merujuk : BAKSOKUDA

B = Bidan harus mendampingi bayi dan ibu/keluarga

A = Alat resusitasi harus dibawa bidan dalam perjalanan menuju tempat rujukan
K = Keluarga/ibu harus ikut menemani bayi ketempat rujukan
S = Surat rujukan/formulir rujukan tentang data-data yang diperlukan di atas harus
Dibawa bidan saat itu

O = Obat-obatan termasuk oksigen (jika tersedia)


K = Kendaraan harus disiapkan
U = Uang
Do = Donor Darah

c. Hal lain yang perlu diperhatikan:


1. Kontak sebelumnya dengan tempat tujuan rujukan

2. Lakukan stabilisasi bayi sesuai dengan kemampuan yang ada

3. Pertahankan suhu optimal:

• Membungkus bayi dengan kain yang kering, bersih dan hangat

• Menutup kepala bayi dengan topi

• Jangan meletakkan bayi dekat jendela/pintu

4. Usahakan bayi tetap mendapatkan ASI

5. Posisi leher bayi harus ekstensi agar jalan napas tetap terbuka.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

d. Tingkat Perawatan Unit Bayi yang baru lahir

Berdasarkan faktor resiko dan kemampuan unit kesehatan, pada dasarnya tingkat
perawatan dibagi menjadi :

1. Pelayanan dasar termasuk didalamnya adalah RS kelas D, Puskesmas dengan


tempat tidur (DTP), Rumah Bersalin.
2. Pelayanan spesialistik didalamnya termasuk RS kelas C, RS Kabupaten, RS Swasta, RS

Propinsi.

3. Pelayanan subspesialistis ialah RS kelas A, RS kelas B pendidikan non pendidikan


pemerintah atau swasta.

Sesuai dengan pembagian diatas maka unit perawatan bayi baru lahir dapat dibagi menjadi :

1). Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III :


Merupakan penerima rujukan baru lahir yang lahir dirumah atau pondok bersalin dengan

memberi pelayanan dasar pada bayi yang baru lahir di Puskesmas dengan tempat tidur

dan rumah bersalin. Kasus rujukan yang dapat dilakukan adalah : bayi kurang bulan,

sidroma ganguan pernafasan, kejang, cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera,

ganguan pengeluaran mekonium disertai kembung dan muntah, Kuning yang timbulnya

terlalu awal atau lebih dari dua minggu dan diare. Pada unit ini perlu penguasaan terhadap

pertolongan pertama kagawatan bayi baru lahir seperti pengenalan tanda-tanda sindroma

ganguan nafas, infeksi atau sepsis, cacat bawaan yang memerlukan dengan segera,

masalah ikterus,muntah, pendarahan, barat badan lahir rendah dan diare.

2). Unit perawatan bayi baru lahir tingkat II :


Pada unit ini telah ditempatkan sekurang-kurangnya empat tenaga dokter ahli dimana

pelayanan yang diberikan berupa pelayanan kehamilan dan persalinan normal maupun resiko

tinggi. Perawatan bayi yang baru lahir pada unit ini meliputi kemampuan pertolongan resusitasi

bayi baru lahir dan resusitasi pada kegawatan selama pemasangan pita endotrakeal, terapi

oksigen pemberian cairan intravena, tetapi sinar dan tranfusi tukar, penatalaksanaan

hipoglikemi, perawatanbayi berat badan lahir rendah dan bayi lahir dengan tindakan. Sarana

penunjang berupa laboratorium dan pemeriksaan radiologis yang telah tersedia

92
93
pada unit init disamping telah dapat dilakukan tindakan bedah segaera pada bayi- bayi
oleh karena telah adanya dokter bedah.

3). Unit perawatan bayi baru lahir tingkat I :


Pada unit ini semua aspek yang menyangkut dengan masalah perinatologi dan neonatologi

dapat ditangani disini. Unit ini merupakan pusat rujukan sehingga kasus yang ditangani

sebagian besar merupakan kasus resiko tinggi baik dalam kehamilan, persalinan
maupun bayi baru lahir.

5. Penuntun Belajar Merujuk Bayi Muda

DAFTAR TILIK

MERUJUK BAYI MUDA

Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :

0 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan


1 : Langkah kerja atau kegiatan tidak dilakukan dengan benar atau
tidak sesuai urutan (apabila harus berurutan)

2 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar tetapi ragu-ragu

3 : Langkah kerja atau kegiatan dilakukan dengan benar dan percaya


diri
Langkah kerja atau kegiatan tidak diperlukan dalam
N/A :
observasi ini

LANGKAH/TUGAS KASUS
Menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan

1. Keringkan bayi segera setiap kali bayi basah terkena air atau air
kencing dan tinja bayi
2. Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala

3. Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan metode


kangguru

4. Nasihati ibu agar menjaga bayi tetap hangat, karena bayi


mempunyai kesulitan untuk mempertahankan suhu badannya

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

LANGKAH/TUGAS KASUS

5. Jelaskan pada ibu pentingnya rujukan. Mintalah persetujuan untuk


membawa bayi mudanya ke rumah sakit, bila ada kemungkinan
dia tidak mau membawa bayinya, carilah sebabnya.

6. Hilangkan kekhawatiran ibu dan tolonglah untuk mengatasi setiap


masalah, misalnya :

• Bila ibu khawatir bayinya akan meninggal di rumah sakit.


Yakinkan bahwa di rumah sakit ada dokter, sarana dan
peralatan yang dapat menolong dan menyembuhkan bayinya

• Terangkan apa yang akan terjadi di rumah sakit dan


bagaimana hal tersebut akan menolong bayinya

• Bila ibu memerlukan bantuan di rumah selama dia di rumah


sakit, tanyakan dan usahakan memberi saran tentang siapa
yang mungkin dapat membantu

• Diskusikan dengan ibu bagaimana caranya mencapai rumah sakit

7. Tulis surat rujukan untuk dibawa ibu ke rumah sakit. Katakan


kepada ibu untuk memberikannya kepada petugas kesehatan di
rumah sakit, tulislah :
• Nama dan umur bayi

• Tanggal dan waktu rujukan

• Deskripsi masalah bayi muda tersebut

• Alasan rujukan (tanda dan gejala yang mendukung klasifikasi berat)

• Tindakan yang telah saudara berikan

• Setiap informasi lain yang mungkin perlu diketahui petugas


kesehatan yang akan merawat bayi di rumah sakit, seperti
tindakan yang telah diberikan sebelumnya

• Nama saudara dan klinik saudara

8. Berikan kepada ibu obat dan instruksi yang diperlukan untuk


merawat bayi mudanya selama perjalanan ke rumah sakit :

94
95
LANGKAH/TUGAS KASUS

• Bila keadaan bayi sangat berat, lebih baik saudara dampingi ke


tempat rujukan. Bawalah peralatan dan obat yang diperlukan
selama dalam perjalanan

• Bila petugas kesehatan tidak mendampingi dan rumah sakit


jauh, berikan kepada ibu dosis antibiotika oral berikutnya.
Katakan kepadanya kapan antibiotika tersebut harus diberikan

• Mintalah ibu menjaga bayinya tetap hangat selama dalam


perjalanan
• Nasehati ibu untuk melanjutkan meneteki

• Bila bayinya menderita dehidrasi ringan/sedang atau berat dan

dapat minum, berikan kepada ibu larutan oralit untuk diberikan

sedikit demi sedikit tapi sering selama dalam perjalanan

Setelah anda mempelajari penuntun belajar praktek diatas, cobalah untuk menilai asuhan
yang anda lakukan berdasarkan penuntun belajar diatas! Identifikasi aspek mana saja yang
kira – kira mendapatkan nilai tidak memuaskan bagi Anda dan perbaikilah, kalau perlu
mintalah pembimbing untuk memberi masukan! Cobalah latihan kembali bersama teman
Anda agar lebih baik lagi dan kompeten. Jika ada hal-hal yang kurang jelas sekali lagi jangan
ragu untk berkonsultasi dengan pembimbing anda.

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Rangkuman

1. Sistem rujukan merupakan suatu sistem yang memberikan suatu gambaran tata cara
pengiriman bayi baru lahir beresiko tinggi dari tempat yang kurang mampu
memberikan penanganan ke Rumah Sakit yang dianggap mempunyai fasilitas yang
lebih mampu dalam hal penatalaksanaannya secara menyeluruh.

2. Neonatus yang dirujuk adalah yang tergolong bayi resiko tinggi. Kasus atau keadaan yang

memerlukan rujukan antara lain adalah gangguan nafas, asfiksia, BBLR<2000 gram, bayi

hipotermi sedang dan berat, gangguan pemberian minum, ikterus patologis, kejang, infeksi

(sepsis, meningitis), penyakit hemolisis, kelainan bawaan serta gangguan saluran cerna

3. Prinsip melakukan rujukan adalah BAKSOKUDA

96
97
Evaluasi
Formatif
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!

1. Seorang bayi baru lahir dirujuk oleh seorang bidan ke RS dengan diagnosa asphiksia,
namun sesampainya di RS bayi tersebut tidak sempat tertolong karena terbatasnya alat
dan ruangan tindakan di RS tersebut. Upaya apa yang seharusnya dilakukan bidan untuk
mengantisipasi kejadian dalam kasus diatas?

a. Membuat surat pernyataan tidak mau dirujuk

b. Kontak sebelumnya dengan tempat tujuan rujukan

c. Bidan harus selalu menyediakan kendaraan untuk merujuk

d. Bidan harus mempunyai sikap yang teguh pendirian untuk merujuk

e. Bidan hanya melibatkan keluarga inti untuk pengambilan keputusan saat merujuk

2. Seorang bayi baru lahir dirujuk oleh seorang bidan ke RS dengan diagnosa asphiksia.
Asuhan apakah yang harus dilakukan bidan saat merujuk
a. Menjaga tubuh bayi dalam posisi fleksi

b. Menjaga kehangatan bayi dengan metode kangguru

c. Menjaga kepala bayi tetap dalam keadaan ekstensi

d. Memberikan ASI/PASI sepanjang perjalanan

e. Menjaga sirkulasi udara didalam kendaraan dengan membuka lebar jendela

3. Seorang bayi berumur 6 bulan dirujuk oleh seorang bidan di komunitas ke Rumah Sakit

dengan diagnosa asphyxia. Bidan membuat surat rujukan sebagai pengantar proses rujukan.

Apakah yang harus diperhatikan oleh bidan?

a. Menyertakan nama dan umur orang tua

b. Tindakan yang telah dilakukan oleh keluarga

c. Alasan rujukan termasuk tanda dan gejala yang mendukung

d. Jumlah donor darah

e. Riwayat kehamilan dan persalinan

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

4. Kasus atau keadaan pada bayi baru lahir yang memerlukan rujukan segera adala

a. Asphiksia

b. BBLR > 2000 gram

c. Bayi Hipotermi ringan

d. Bayi dengan hemangioma

e. Bayi dengan seborhoe

5. Asuhan dan tindakan yang harus dilaksanakan oleh seorang bidan pada saat
melaksanakan rujukan adalah, kecuali…
a. Menjaga kehangatan bayi pada saat berada di perjalanan menuju tempat rujukan

b. Melaksanakan informed choice dan informed consent sebelum melaksanakan rujukan


untuk menjelaskan kepada keluarga pentingnya rujukan

c. Membantu mengurangi beban biaya orang tua dengan ikut serta membayar biaya
perawatan di tempat rujukan

d. Membantu mengurangi kekhawatiran orang tua untuk mengatasi setiap masalah saat
bayi harus dirujuk
e. Memenuhi persyaratan rujukan “BAKSOKUDO”

6. Seorang bayi baru lahir di Puskesmas dengan kondisi asphiksia, kemudian bidan merujuk
bayi tersebut ke Rumah Sakit. Peralatan dan obat-obat minimal apakah yang harus
tersedia untuk bayi tersebut ketika dirujuk?

a. Incubator

b. Infus dextrose

c. Kompres Na Cl

d. Tabung Oksigen

e. Alat resusitasi lengkap

6. Seorang bayi usia 15 hari dibawa ibunya untuk pemeriksaan, bidan melakukan penilaian
dan pemeriksaan dengan hasil sebagai berikut: BB 2550 gram, frekuensi nafas 70 kali per
menit, bayi tampak biru dan ada pernafasan cuping hidung, suhu 36,50 C. Bidan merujuk

98
99
bayi tersebut ke RS. Atas indikasi apa bidan melakukan rujukan pada kasus tersebut?

a. Hipotermi

b. Hipoglikemi

c. Sindrom gawat nafas bayi

d. BBLR

e. Sianosis

6. Seorang bayi usia 15 hari dibawa ibunya untuk pemeriksaan, bidan melakukan penilaian
dan pemeriksaan dengan hasil sebagai berikut: BB 2550 gram, frekuensi nafas 70 kali per
menit, bayi tampak biru dan ada pernafasan cuping hidung, suhu 36,50 C. Bidan merujuk
bayi tersebut ke RS. Asuhan apa yang harus dilakukan bidan selama proses rujukan?

a. Bersihkan jalan nafas

b. Menjaga tubuh bayi dalam posisi fleksi

c. Menjaga kehangatan bayi dengan metode kangguru

d. Memberikan ASI/PASI sepanjang perjalanan

e. Menjaga sirkulasi udara didalam kendaraan dengan membuka lebar jendela

6. Berikut ini adalah keadaan pada bayi baru lahir yang memerlukan rujukan segera. kecuali:

a. Kejang

b. Bayi dengan berat badan >2000 gr

c. Bayi hipotermi sedang dan berat

d. Bayi dengan Gangguan pemberian minum

e. Gangguan nafas

6. Prinsip yang harus diperhatikan saat merujuk adalah BAKSOKUDA, pernyataan mana yang
sesuai dengan pengertian BAKSOKUDA
a. Bidan, Alat, Keluarga, Surat rujukan/formulir rujukan, Oksigen, Kendaraan, Uang dan

Donor Darah

b. Bidan, Ambu bag, Keluarga, Surat rujukan/formulir rujukan, Obat-obatan, Kendaraan,

Uang dan Donor Darah

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

c. Bidan, Alat, Keluarga, Surat keterangan penduduk, Oksigen, Kendaraan, Uang dan Donor

Darah

d. Bidan, Alat, Keluarga, Surat rujukan/formulir rujukan, Obat-obatan yang dimiliki ibu,
Kendaraan, Uang dan Donor Darah

e. Bidan, Alat, Keluarga, Surat rujukan/formulir rujukan, Obat-obatan, Kendaraan, Uang


dan Donor Darah

100
101
Daftar
Pustaka

Tjipta GD. Sistem Rujukan Neonatus Usu Digital Lybrary; 2004.

Depkes R. Buku Acuan Manajemen Bayi Berat lahir Rendah untuk Bidan dan Perawat.

Jakarta; 2009.

Alasiry E. Profil Bayi Rujukan Saat Masuk Rawat Ditinjau dari the STABLE Program. Sari
Pediatri 2011;13(8).

GLOSSARIUM

: Radang pada membran pelindung yang menyelubungi otak


Meningitis dan sumsum tulang belakang,
: Kondisi medis serius di mana terjadi peradangan di
seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi
Sepsis : Kondisi di mana tubuh memiliki terlalu banyak bilirubin
sehingga kulit dan putih mata berwarna kuning
Persiapan rujukan yaitu singkatan dari Bidan, Alat,
Ikterus :
Kendaraan, Surat, Obat, Keluarga, donor
: Dengan Tempat Perawatan
Baksokudo

DTP

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Evaluasi
Akhir

1. Anda harus melengkapi lembar kerja berikut ini berdasarkan skenario kasus yang
diberikan berikut ini. Anda boleh merujuk pada bahan bacaan.

Skenario

Ibu Fifi telah melahirkan seorang bayi perempuan cukup bulan, pada saat lahir bayinya
segera menangis, tampak kemerahan dengan pergerakan aktif.

a. Jelaskan asuhan apa yang seharusnya dilakukan terhadap bayi ibu Fifi selama jam
pertama setelah kelahiran?
b. Jelaskan apa yang akan anda lakukan selanjutnya pada bayi tersebut?

2. Seorang bidan menolong bayi baru lahir di kamar bersalin. Bayi tersebut lahir pada usia gestasi

32 minggu. Ketika lahir bayi tidak segera menangis, megap megap dan tonus ototnya lemah

a. Apa diagnosa yang tepat terhadap kasus diatas?

b. Apa diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada bayi tersebut?

c. Apa faktor predisposisi terjadinya kasus tersebut?

d. Bagaimana anda sebagai bidan mengelola kasus diatas?

102
103

Penutup
Selamat Anda telah berhasil mempelajari Modul ini. Dari modul ini Anda telah
mempelajari pemeriksaan bagaimana melakukan asuhan Kebidanan Persalinan normal.
Sekarang bertanyalah kepada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi
yang dibahas dalam modul ini. Jika belum pelajari sekali lagi, terutama pada bagian-bagian
yang belum Anda kuasai. Jika sudah bersegeralah menghubungi dosen yang mengampu
mata kuliah ini untuk meminta tes akhir modul.

Selamat dan sukses selalu

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Lampiran 1

KUNCI JAWABAN KEGIATAN BELAJAR 1

1. Asuhan yang seharusnya dilakukan terhadap bayi ibu Fifi dalam 1 jam pertama adalah :

1). Mempertahankan bayi dalam keadaan hangat dan kering

2). Memotong dan melakukan perawatan tali pusat

3). Melakukan Inisiasi Menyusu Dini

4). Memantau keadaan umum bayi.

2. Asuhan lanjutan yang harus dilakukan terhadap bayi ibu Fifi adalah :

1). Lanjutkan pengamatan terhadap pernafasan, warna kulit, tingkat aktivitas

2). Melakukan pemeriksaan fisik yang lengkap secara sistematis dari kepala hingga ujung kaki

3). Memberikan injeksi vitamin K

4). Melakukan perawatan mata

5). Memberikan imunisasi Hb 0

6). Tetap mempertahankan bayi dalam keadaan hangat dan kering

7). Memandikan bayi minimal setelah enam jam kelahiran jika suhu tubuh bayi stabil (> 36,5 0C)

8). Mengajarkan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir kepada orang tua

9). Mengajarkan orang tua cara merawat bayi

10). Melakukan manajemen laktasi

Jawaban soal pilihan ganda

NOMOR SOAL JAWABAN


1. C
2. D
3. E
4. B
5. D
6. E
7. C
8. D
9. C
10. B

104
105
JAWABAN TUGAS KEGIATAN BELAJAR 2

NOMOR SOAL JAWABAN


1. A
2. C
3. B
4. C
5. D
6. B
7. B
8. B
9. B
10. A

JAWABAN TUGAS KEGIATAN BELAJAR 3

NOMOR SOAL JAWABAN


1. D
2. A
3. D
4. C
5. A
6. D
7. A
8. C
9. B
10. D

JAWABAN TUGAS KEGIATAN BELAJAR 4

NOMOR SOAL JAWABAN


1. D
2. A
3. D
4. C
5. A
6. E
7. C
8. A
9. B
10. D

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Lampiran 2

Daftar Pencapaian Kompetensi Asuhan Bayi baru lahir

Pada Praktik Kebidanan III

1. Format Asuhan Bayi baru lahir Normal

KASUS TTD
NO. TANGGAL
NAMA/NO.CM DIAGNOSA PRESEPTOR
1
2
3
4
5
dst

106
107
Lampiran 3

DAFTAR PRESENSI MAHASISWA PRODI DIII KEBIDANAN

PROGRAM JARAK JAUH

NAMA :

SEMESTER/TINGKAT :

TEMPAT PRAKTEK :

HADIR PULANG Tanda


NO TANGGAL Ket/Kegiatan Tangan
Jam TT Jam TT
pembimbing
1
2

dst

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Lampiran 3
FORMAT PENILAIAN ASUHAN KEBIDANAN
NAMA :

NIM :

KASUS :

SCORE NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI RENTANG KET
0-100
IA. PENGKAJIAN
a+b
a. Ketepatan data : S
2
b. Ketepatan data : O
B. ANALISA
Ketepatan menentukan Diagnosa / masalah*/
kebutuhan*
* jika ditemukan pada kasus
C. PLANNING (Tindakan dan evaluasi)
Berdasarkan Diagnosa / masalah

IIRESPONSI
a. Penguasaan Kasus
b. Rasionalisasi terhadap tindakan

NILAI AKHIR = I (A+B+C) X 60 %


3

II : II X40 %

NILAI AKHIR = I + II

KETERANGAN PENILAIAN
<56 : Tidak dikerjakan (Langkah atau kegiatan yang seharusnya dilakukan, saat dilakukan
pengamatan atau observasi tidak dikerjakan oleh peserta didik)
56-69 : Perlu perbaikan (Langkah atau prosedur belum dilakukan secara baik dan benar,
atau dilakukan dalam urutan yang tidak sesuai, atau beberapa langkah tidak dilaksanakan)
70-84 : Mampu atau Cukup Terampil (Langkah atau prosedur dilakukan dengan baik dan
benar serta sesuai, tetapi kemajuan langkah demi langkah belum dilakukan secara
efisien)
85-100 : Mahir atau Sangat Terampil (Langkah atau prosedur dilakukan dengan baik, benar,
dan urutannya sesuai, serta waktu yang digunakan pada setiap langkah sangat efisien).

108
109
Lampiran 5
PENILAIAN ASPEK SIKAP

Aspek Sikap
Kadang- Sangat Tidak
Aspek sikap yang dinilai Selalu Sering kadang Jarang jarang pernah Ket
5 4 3 2 1 0
Menyiapkan alat dengan
cermat dan benar
Menyiapkan bayi /keluarga
sehingga tercipta iklim
social yang serasi
Bekerja secara sistematis
Bekerja dengan
memperhatikan kondisi
bayi terhadap tindakan
yang dilakukan
Berkomunikasi (dengan
keluarga) dengan santai
dan sopan menggunakan
bahasa yang dimengerti
Sub Total
Nilai rata - rata

NILAI AKHIR

NO ASPEK RUMUS NILAI KET


PENILAIAN PERHITUNGAN
1 PENGETAHUAN Nilai rata – rata x 2

2 KETERAMPILAN Nilai rata – rata x 6

3 SIKAP Nilai rata – rata x 2

NILAI AKHIR Nilai 1 + 2 + 3


10

Nilai Batas Lulus : 2.75 ..........,...........................................

PENGUJI

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Lampiran 5

Kunci Jawaban Tes Akhir Modul

1a. Asuhan yang seharusnya dilakukan terhadap bayi ibu Fifi dalam 1 jam pertama adalah :

a. Mempertahankan bayi dalam keadaan hangat dan kering

b. Memotong dan melakukan perawatan tali pusat

c. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini

d. Memantau keadaan umum bayi.

1b. Asuhan lanjutan yang harus dilakukan terhadap bayi ibu Fifi adalah :

a. Lanjutkan pengamatan terhadap pernafasan, warna kulit, tingkat aktivitas


b. Melakukan pemeriksaan fisik yang lengkap secara sistematis dari kepala hingga ujung kaki

c. Memberikan injeksi vitamin K

d. Melakukan perawatan mata

e. Memberikan imunisasi Hb 0

f. Tetap mempertahankan bayi dalam keadaan hangat dan kering

g. Memandikan bayi minimal setelah enam jam kelahiran jika suhu tubuh bayi stabil ( >
36,5 0C)
h. Mengajarkan tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir kepada orang tua

i. Mengajarkan orang tua cara merawat bayi

j. Melakukan manajemen laktasi

2. a. Asphiksia Neonatorum

b. Hipotermi

c. Penyebab terjadinya asphiksia neonatorum

(1) Faktor ibu


• Pre eklampsia & eklampsia

• Perdarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)

• Partus lama atau partus macet

• Demam selama persalinan

110
111
• Infeksi berat dan Kehamilan post matur

(2) Faktor Tali pusat

• Lilitan tali pusat

• Tali pusat pendek

• Simpul tali pusat

• Prolaps tali pusat

(3) Faktor bayi

• Bayi prematur

• Persalinan sulit

• Kelainan kongenital (sungsang, kembar, distosia bahu, VE )


• Air ketuban bercampur mekonium

d. Manajemen asphiksia

PERSIAPAN
1. Siapkan peralatan dan bahan habis pakai yang diperlukan

• Ruang hangat, terlindung dari tiupan angin, dan penghangat tubuh (kain hangat/kain
kering dan hangat atau lampu sorot)

• Tiga helai kain bersih dan kering (untuk mengeringkan bayi, untuk membungkus bayi
dan pengganjal bahu)
• Jam dengan jarum detik atau penunjuk waktu

• Penghisap lendir DeLee

• Balon dan sungkup (atau pipa dan sungkup)

• Sarung tangan

• Oksigen (atau udara ruangan)

PENILAIAN BBL DAN KEBUTUHAN TINDAKAN RESUSITASI


2. Menilai bayi baru lahir

• Adanya mekonium kental pada bagian tubuh bayi atau cairan mekonium (bila ada,
penghisapan lendir dilakukan setelah kepala lahir dan tubuh bayi masih di jalan lahir)
• Apakah bayi baru lahir tidak menangis atau bernafas spontan

3. Segera tentukan apakah bayi memerlukan tindakan resusitasi

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Penilaian kebutuhan resusitasi :

• Tidak bernapas

• Megap-megap

• Frekuensi pernapasan di bawah 30x/menit

Penilaian kebugaran BBL :

• Apakah bayi bernapas atau menangis ?

• Apakah tonus otot baik ?

• Apakah warna kulit kemerahan ?

• Apakah denyut jantung normal ?

• Apakah bayi bereaksi terhadapa rangsangan ?


4. Menjaga bayi tetap hangat.

• Keringkan tubuh bayi dan selimuti dengan kain bersih, kering dan hangat

• Tempatkan pada ruangan hangat dan terhindar dari tiupan angina

• Dekatkan bayi dekat pemanas tubuh

• Letakkan pada tempat yang kering dan hangat

• Beri alas kering, bersih dan hangat pada permukaan datar tempat meletakkan bayi

5. Posisikan kepala dan leher bayi menjadi sedikit tengadah (setengah ekstensi) untuk
membuka lana napas dengan jalan mengganjal bahu bayi dengan lipatan kain .
6. Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir dari mulut kemudian hidung.

• Gunakan penghisap lendir DeLee

• Mulai bersihkan lendir di mulut baru kemudian hisap lendir di hidung

• Penghisapan dilakukan bersamaan dengan penarikan selang penghisap

• Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam karena dapat menimbulkan reaksi vaso-
vagal dan menyebabkan henti napas

• (lihat langkah no 2 untuk penghisapan lendir pada kasus adanya mekonium kental
pada cairan ketuban dan bagian tubuh bayi)
7. Keringkan tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil
• Dengan sedikit penekanan, gosok tubuh bayi dengan melalui kain pembungkus tubuh bayi

• Dengan telapak tangan, lakukan rangsangan taktil pada telapak kaki atau punggung bayi

112
113
atau menyentil telapak kaki bayi

• Ganti kain yang basah dengan kain baru yang bersih, kering dan hangat. Bagian muka
dan dada bayi dibiarkan terbuka untuk keperluan resusitasi dan evaluasi keberhasilan
tindakan

8. Atur kembali posisi dan jaga kehangatan tubuh dengan membungkus badan bayi

• Bila kain pembungkus menjadi basah, ganti dengan kain pembungkus yang baru
untuk menjaga kehangatan tubuh bayi

• Bagian muka dan dada dibiarkan terbuka untuk memberi keleluasaan bernapas dan
memantau gerakan dinding dada
• Atur kembali ganjal bahu untuk memberikan posisi terbaik bagi jalan napas

9. Penilaian ulang

• Nilai apakah bayi bernapas spontan dan normal atau masih mengalami kesulitan bernapas

• Bila bayi bernapas spontan dan baik, lakukan asuhan bayi baru lahir yang normal dan
berikan pada ibunya
- Menjaga suhu tubuh (metode Kangguru atau diselimuti dengan baik)

- Mendapat ASI

- Kontak batin dan sayang

• Bila bayi masih megap-megap atau belum bernapas spontan

VENTILASI POSITIF PADA BAYI ASFIKSIA

1. Jelaskan pada ibu dan keluarganya bahwa bayi memerlukan bantuan untuk memperbaiki
fungís pernapasannya

2. Pastikan posisi kepala sudah benar kemudian pasang sungkup dengan benar
sehingga melingkupi hidung dan mulut
3. Lakukan ventilasi percobaan (dua kali)

• Bila menggunakan balon dan sungkup, lakukan ventilasi dengan tekanan yang cukup
sebanyak dua kali

• Bila menggunakan pipa dan sungkup, tiupkan udara yang dikumpulkan dalam mulut
ke dalam pipa (udara ruangan, bukan udara ekspirasi)
• Pastikan dada mengembang

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

• Bila tidak mengembang

- Periksa posisi kepala

- Periksa posisi sungkup

- Periksa lendir di jalan napas

Bila ventilasi percobaan berjalan baik, lakukan ventilasi positif sebanyak 20 kali dalam 30 detik

• Pastikan dada mengembang saat ventilasi diberikan

• Hentikan ventilasi bila bayi menangis atau bernapas spontan

Setelah bayi menangis atau bernapas spontan, hentikan ventilasi dan kembalikan resusitator
pada tempatnya
• Jaga suhu tubuh bayi

• Berikan bayi pada ibunya (diselimuti berdua)

Perhatikan :

Bila bayi tetap belum bernapas atau megap-megap maka lanjutkan ventilasi 20 kali dalam 30
detik berikutnya dan lakukan penilaian ulang setiap 30 detik dan penilaian kebugaran bayi
setiap menit

Bila bayi tidak bernafas spontan setelah 2-3 menit resusitasi

• Beritahu keluarga untuk menyiapkan rujukan

• Teruskan resusitasi

• Selesaikan prosedur yang belum selesai pda ibu

• Pastikan ibu dalam keadaan baik dan stabil

Bila bayi tetap tidak bernafas setelah 20 menit sejas awal resusitasi maka tindakan ini
dinyataka gagal dan resusitasi dihentikan

Pemantauan dan perawatan Suportif Pasca Tindakan


Lakukan pemantauan secara seksama. Perhatikan :

• Tanda-tanda kesulitan bernafas

- Retraksi intercostal (cekungan antar iga)

- Megap-megap

- Frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit

114
115
• Warna kulit kebiruan atau pucat

Melanjutkan rangsangan taktil untuk merangsanga pernafasan bayi

Mejaga bayi tetap hangat. Tunda untuk memandikan bayi 6-24 jam setelah lahir.

Bila pernafasan dan warna kulit normal, berikan bayi pada ibunya :

• Menjaga kehangatan/suhu tubuh bayi

• Mendapt ASI

• Kontak batin dan kasih sayang

Teruskan pemantauan, bila bayi menunjukkan tanda-tanda di bawah ini, segera lakukan rujukan :

• Frekuensi pernafasan kurang dari 30 atau lebih dari 60 kali per menit

• Retraksi intercostal (cekungan antar iga)


• Merintih atau megap-megap

• Seluruh tubuh pucat atau berwarna kebiruan

• Bayi menjadi lemah

TINDAKAN SESUDAH PROSEDUR RESUSITASI

Buanglah catéter penghisap dan ekstraktor lendir sekali pakai (disposible) ke dalam kantong
plastik atau tempat yang tidak bocor

• Untuk cateter dan ekstraktor lendir yang dipakai daur ulang :

- Rendam di dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi.

- Lanjutkan ke proses cuci, bilas hingga DTT atau sterilisasi

• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

MENCATAT TINDAKAN RESUSITASI


• Catat tanggal dan waktu bayi lahir

• Catat kondisi bayi saat lahir

• Catat waktu mulainya tindakan resusitasi

• Catat tindakan apa yang dilakukan selama resusitasi

• Catat waktu BBL bernafas spontan atau resusitasi dihentikan

• Catat hasil tindakan resusitasi

• Catat perawatan suportif pasca tindakan

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan


Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan

Daftar
Gambar

http://blog.essentialparent.com/wp-
content/uploads/2015/01/Antenatal-Care-
Cover and-Appointments-from-EssentialParent.
com_.jpg
http://www.greystonesmedicalcentre.ie/
memeriksa tensi assets/uploads/2013/12/antenatal-care-
greystones-medical-centre.jpg
https://portraitsathome.files.wordpress.
28 Hari masa awal kehidupan bayi com/2012/06/img_0013.jpg
menyesuaikan diri
https://journeytocrunchville.files.
Bayi mengalami miliariasis wordpress.com/2008/09/garretts-rash-003.
jpg
http://3.bp.blogspot.com/-G8uzUR0ylcw/
Bayi mengalami asfiksia neonatorum UbTTnT9jx2I/AAAAAAAAAj0/x9lt2Ru6NuU/
s1600/IMG_0327.JPG

116
117

Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan


Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015

Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai