Anda di halaman 1dari 52

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM

PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN

TIM PENYUSUN

TIM KEPERAWATAN MATERNITAS II

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) AL INSYIRAH
2020
IDENTITAS MAHASISWA

NAMA :.............................................................................

NIM :.............................................................................

ALAMAT :.............................................................................

TLP/HP :.............................................................................

FOTO 3X4
WARNA
ATAU HITAM
PUTIH

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah ii


VISI PROGRAM STUDI
Menjadi Program Studi Ners yang Unggul dalam Menghasilkan Tenaga
Keperawatan yang profesional, berkarakter dan berdaya guna melalui
pendekatan holistic care di Provinsi Riau Tahun 2030

MISI PROGRAM STUDI


1. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan ners
melalui pelayanan holistic care di Provinsi Riau.
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian yang
mendukung penerapan holistic care.
3. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian
masyarakat yang tepat guna melalui peran institusi dan
pemberdayaan masyarakat.
4. Mengembangkan budaya berkarakter Al-Insyirah Nursing.
5. Membangun kemitraan dalam meningkatkan kualitas Program
Studi Ners melalui Pendekatan holistic care.

TUJUAN PROGRAM STUDI


1. Terwujudnya pendidikan yang bermutu dan menghasilkan
lulusan ners profesional, berkarakter dan berdaya guna melalui
pendekatan holistic care.
2. Menghasilkan penelitian inovatif dan karya ilmiah yang
mendukung penerapan holistic care.
3. Menghasilkan kegiatan pengabdian masyarakat yang tepat
guna.
4. Tewujudnya budaya berkarakter Al-Insyirah Nursing di
lingkungan Program Studi Ners.
5. Terjalinnya kemitraan untuk meningkatkan kualitas Program
Studi Ners melalui Pendekatan holistic care.

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah iii


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah puji yuhur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas tersusunnya
Buku Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas II ini.

Buku panduan ini disusun oleh tim keperawatan maternitas Program Studi Keperawatan
STIKes Al Insyirah Pekanbaru dengan maksud guna menunjang proses pembelajaran
Keperawatan Maternitas sehingga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai secara
maksimal.

Kami harapkan buku panduan ini dapat digunakan oleh semua Mahasiswa Program Studi
Keperawatan STIKes Al Insyirah sehingga sebagai acuan dalam mengasah dan
mengembangkan skill. Kritik dan saran sangat kami harapkan guna kesempurnaan buku
panduan ini.

Wassalamu’alaikum wr wb

Pekanbaru Agustus 2019


Tim penyusun

Tim Pengajar Keperawatan Maternitas II

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah iv


DAFTAR ISI

Cover

Identitas Mahasiswa…………………………………………………………………………………………….ii

Kata pengantar ................................................................................................................................................iii

Daftar isi ............................................................................................................................................................. iv

Pemeriksaan Payudara Sendiri ...............................................................................................................

Pemeriksaan Pap smear, IVA ...................................................................................................................

Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim ......................................................................................

Pemasangan alat kontrasepsi berupa implant dan suntik .........................................................

Perawatan luka episiotomy dan personal hygiene........................................................................

Memberikan penyuluhan alat kontrasepsi........................................................................................

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah v


KEGIATAN PRAKTIKUM

KEPERAWATAN MATERNITAS II

A. Deskripsi Mata Ajar


Mata kuliah ini membahas tentang upaya meningkatkan kesehatan
reproduksi perempuan usia subur, ibu hamil, melahirkan, nifas, diantara dua
masa kehamilan dan bayi baru lahir dalam kondisi berisiko dan masalah-
masalah yang berhubungan dengan reproduksi dengan penekanan pada
upaya preventif dan promotif yang menggunakan pendekatan proses
keperawatanserta memperhatikan aspek legal dan etis ditatanan klinik
maupun komunitas.

B. Tujuan Umum
Mahsiswa mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada wanita
usia subur, pasangan usia subur, wanitas dalam masa childbearing dan bayinya
sampai usia 28 hari dalam kondisi beresiko.

C. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat mempraktikan keterampilan:

1. Pemeriksaan Payudara Sendiri


2. Pemeriksaan Pap smear, IVA
3. Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
4. Pemasangan alat kontrasepsi berupa implant dan suntik
5. Perawatan luka episiotomy dan personal hygiene
6. Memberikan penyuluhan alat kontrasepsi

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah vi


D. Pelaksanaan Praktikum
Sesuai jadwal

E. Tempat Praktikum
Laboratorium Keperawatan

F. Metode Evaluasi
Ujian praktikum

NILAI BATAS LULUS PRAKTIKUM ADALAH : 75

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah vii


PEMERIKSAAN PAYUDARA
SENDIRI

I. Tujuan Intruksional Umum


Setelah melaksanakan kegiatan praktikum, diharapkan mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

II. Tujuan Intruksional Khusus

1. Mampu membedakan kondisi normal dan abnormal pada payudara


2. Mampu memberikan pendidikan kesehatan terhadap orang lain terkait dengan
kegiatan SADARI
3. Mampu mendemonstrasikan kepada orang lain cara melakukan SADARI.

III. Materi
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah satu cara untuk mengenal
payudaranya sendiri dengan tujuan terbiasa pada rasa rabaan jaringan payudara
sehingga diharapkan dapat mendeteksi bila terdapat ketidaknormalan atau perubahan.
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan setiap bulan, dan waktu terbaik
untuk memeriksa payudara adalah 2 sampai 3 hari setelah menstruasi selesai.

Untuk perempuan yang sudah menepouse sebaiknya dilakukan setiap bulan pada
tanggal yang sama. Tujuannya adalah supaya selalu ingat untuk melakukan
pemeriksaan payudara sendiri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat SADARI adalah :


Terabanya benjolan, benjolan berupa nodul, perubahan ukuran dan bentuk payudara,
penebalan kulit, ratraksi (pengerutan kulit), distrosi puting (puting masuk kedalam),
eksim pada puting, keluar cairan abnormal dari puting susu, nyeri pada payudara,
pembengkakan lengan atas, atau teraba benjolan di ketiak atau leher.

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 8


Langkah-langkah SADARI
a. Berdiri tegak di depan cermin dengan bahu lurus dan lengan di pinggang kemudian
mulailah mengamati adanya perubahan pada payudara

b. Angkat kedua lengan keatas kepala untuk melihat apakah ada kelainan pada kedua
payudara. Lihatlah perubahan pada puting

c. Pemeriksaan puting.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat
adanyacairan abnormal dari puting payudara seperti: cairan seperti susu, atau
berwarna kuning, atau darah

d. Posisi berbaring. Berbaringlah Letakkan bantal di bawah bahu kanan. Tangan kanan di
bawah kepala. Gunakan tiga jari bagian tengah kiri menekan payudara kanan,
kemudian cobalah melakukan pemeriksaan dengan satu pola berikut : melingakar
(circulea), naik turun (Vertical strip), dan dari tengah keluar.

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 9


Ulangi pemeriksaan pada payudara kiri dengan cara yang sama

e. Terakhir lakukan pemeriksaan payudara seperti diatas, kali ini dengan cara berdiri.
Sebagian besar wanita merasa lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan payudara
mereka ketika kulit basah atau licin.

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 10


IV. Ceklist Tindakan
Pemeriksaan Payudara sendiri

Nama Mahasiswa :
NIM :
Jenis Tindakan :
Waktu/Tanggal :

Nilai
NO Tindakan Score Keterangan
0 1 2
Pra Interaksi
1 Membaca basmalah 2
Membaca catatan medis dan catatan
2 2
keperawatan pasien
3 Mencuci tangan 2
Orientasi
4 Memperkenalkan diri 2
Menjelaskan prosedure yang akan di
5 2
lakukan kepada pasien
Menutup pintu/tirai untuk menjaga
6 1
privesi pasien
Fase Kerja
Beri kesempatan kepada klien untuk
7 2
bertanya
Ajarkan pada klien:
Berdiri di depan cermin amati
payudara di cermin dengan bahu lurus
dan lengan di pinggang
Perhatikan bentuk payudara, ukuran
dan warna.

8 Perubahan yang perlu di waspadai 4


adalah: berkerut, cekung kedalam,
atau menonjol kedepan karena ada
benjola. Puting yang berubah posisi
dimana seharusnya menonjol keluar,
malahan tertarik kedalam. Warna
memerah kasar dan sakit

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 11


Mengangkat kedua lengan untuk
9 melihat apakah ada kelainan pada 3
kedua payudara
Tekan puting:
Perhatikan: apakah ada cairan yang
10 keluar (bisa berupa cairan putih 4
seperti susu, kuning, atau malahan
darah)
Posisi berbaring:
Raba payudara dengan tangan kiri
untuk merasakan perubahan
payudara sebelah kanan dan
11 4
sebaliknya. Tekan secara sirkuler dan
halus secara hati-hati dengan
menggunakan jari. Raba seluruh
bagian payudara
Ajarkan klien untuk melakukan
SADARI seperti pada posisi berbaring
pada klien sedang mandi yaitu dengan
12 4
cara berdiri dengan salah satu tangan
dianggat pada payudara yang akan di
periksa
Ulangi cara yang sama untuk payudara
13 4
yang lain
Fase Terminasi
Minta klien untuk memperagakan
14 3
kembali “SADARI”
15 Evaluasi perasaan klien 2
16 Simpulkan hasil kegiatan 2
17 Kontrak waktu selanjutnya 2
18 Mencuci tangan 2
Total 47

Keterangan
1 = tidak dilakukan sama sekali
2 = dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = dilakukan dengan sempurna

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 12


PEMERIKSAAN PAP SMEAR,IVA

I. Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa mampu melakukan intervensi pemeriksaan pap smear,IVA.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengukitu praktikum ini mahasiswa mampu:
a. Menggunakan konsep pemeriksaan pap smear
b. Menjelaskan tujuan pemeriksaan pap smear
c. Mendemontrasikan penggunaan nebulizer
d. Menjelaskan hal yang perlu di dokumentasikan pada pasien yang menggunakan
nebulizer

III. Materi
Pemeriksaan Pap Smear
A. Pengertian
Tes pap smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk
melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio sebagai
tanda awal keganasan serviks atau pra kanker.Pap smear merupakan prosedur
skrining untuk mendeteksi kanker serviks. Selama proses pemeriksaan pap smear
sel-sel dari leher rahim akan diambil yang kemudian dipriksa untuk mengetahui
apakah ada pertumbuhan sel abnormal atau tidak. Pap smear merupakan tes yang
aman dan murah dan telah dipakai lama untuk mendeteksi kelaianan-kelainan yang
terjadi padaa sel-sel leher rahim.
B. Tujuan Pap Smear
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini
adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun
kanker tergolong penyakit mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker
menyebutkan bahwa dari seluruh jenis kanker, kanker servik termasuk yang paling

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 13


bisa dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, dengan
mendeteksi kanker servik sejak dini diharapkan dapat mengurangi jumlah
penderita kanker serviks.
Beberapa tujuan dari pemeriksaan Pap Smear yang dikemukakan oleh
Sukaca yaitu :
1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.
2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks
3. Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks
4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya
pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian dalam.
6. Untuk mengetahui tingkat berapa keganasan kanker serviks.

C. Prosedur Pemeriksaan Pap Smear


1. Persiapan Alat dan Bahan
a. Spekulum cocor bebek
b. Bak steril
c. Kapas DTT
d. Sarung tangan
e. Spatula ayre
f. Objek glass
g. Lampu sorot
h. Waskom
i. Larutan klorin 0,5%
j. Sabun dan air
k. Selimut
l. Handuk kecil
m. Alkohol 95%
n. Phantom vagina dan serviks

2. Menyiapkan Pasien
a. Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta
tanyakan keadaannya, kemudian pasien dipersilakan duduk.

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 14


b. Berikan informasi umum pada pasien atau keluarganya tentang pengambilan
Pap Smear, tujuan dan manfaat untuk keadaan pasien.
c. Berikan jaminan tentang keamanan atas tindakan yang anda lakukan serta
jaminan tentang kerahasiaan yang diperlukan pasien kepada pasien atau
keluargan.
d. Mintalah kesediaan pasien untuk pengambilan Pap Smear, namun barengi
dengan penjelasan tentang hak-hak pasien atau keluarganya, misalnya tentang
hak menolak tindakan pengambilan Pap Smear tanpa kehilangan hak akan
pelayanan.
e. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas pakaian
dalam.
f. Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi dan mengatur pasien
pada posisi litotomi.
g. Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang akan diperiksa

3. Pengambilan Sampel dan Pembuatan Pap Smear


a. Siapkan peralatan dan bahan.
b. Cuci tangan aseptik dengan langkah seperti pada cuci tangan rutin dengan
menuangkan kira-kira 5 ml larutan antiseptik pada tangan dan mengeringkan
dengan mengangin-anginka.Pasang sarung tangan steril.
c. Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan, menghadap ke aspekus
genitalis.
d. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum.
e. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada
introitus vagina (agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar
introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang terjepit) dan dorong bilah
spekulum ke dalam lumen vagina
f. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90 derajat hingga
tangkainya ke arah bawah. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci
pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bila menyentuh dinding atas
dan bawah vagina).
g. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan serviks tampak jelas
(perhatikan ukuran dan wama porsio, dinding dan sekret vagina dan forniks).
h. Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan secara hati-hati (supaya
pengambilan epitel tidak terganggu)

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 15


i. Pengambilan sampel pertama kali dilakukan pada porsio diusahakan di
daerah squamo-columnair junction. Sampel diambil dengan menggunakan
spatula Ayre yang diputar 360°.
j. Oleskan sampel pada gelas objek diusahakan tidak terlalu tebal/terlalu tipis.
k. Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Fiksasi ini dapat menggunakan
spray yang disemprotkan dari jarak 20-25 cm, atau dengan merendam pada
wadah yang mengandung etil alkohol 95% selama 15 menit yang kemudian
dibiarkan mengering kemudian diberi label.
l. Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak bilah,
kemudian keluarkan spekulum.
m. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan. Beritahukan pada ibu
bahwa pemeriksaan sudah selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil
tempat duduk.
n. Masukkan tangan yang masih bersarung tangan kedalam baskom berisi larutan
klorin 0,5%, gosokkan kedua tangan untuk membersihkan bercak-bercak
darah yang menempel pada sarung tangan.
o. Lepaskan sarung tangan.

IV. Ceklist Tindakan

Jenis Keterampilan : Pemeriksaan PAP Smear


Hari/Tanggal :
Nama Mahasiswa/i :
Nim :
Semester :

Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
A. Tahap pre interaksi
1. Membaca Basmallah.
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk
melakukan tindakan
a. APD
b. Spekulum
c. Bak steril
d. Kapas DTT
e. Handscoen
f. Spatula ayre
g. Objek glass
h. Lampu sorot
i. Waskom
j. Larutan klorin 0,5%
k. Sabun dan air
l. Selimut

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 16


m. Handuk kecil
n. Alkohol 95%
o. Phantom vagina dan serviks

B. Tahap Orientasi
3. Berikan salam saat klien datang
4. Memperkenalkan diri kepada keluarga klien dan
menanyakan identitas klien
5. Menanyakan tujuan dan prosedur pemeriksaan
6. Memberikan informasi umum tentang pap smear.
Jelaskanlah bahwa proses pemeriksaan mungkin
akan menimbulkan perasaan khawatir atau kurang
menyenangkan tetapi pemeriksa berusaha
menghindarkan hal tersebut.
7. Minta pasien untuk mengosongkan kantung kemih
8. Mempersilakan pasien untuk berbaring di ranjang
ginekologi
9. Atur posisi pasien dengan posisi litotomi
10. Hidupkan lampu sorot dan arahkan dengan benar
C. pada bagian yang akan diperiksa

Tahap Kerja
11. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
12. Kenakan APD
13. Posisi pemeriksa duduk menghadap ke arah vulva dan
melakukan vulva hygiene dengan kapas dan air DTT
14. Melakukan inspeksi pada daerah vulva dan perineum
15. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan
ujung telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka),
masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar
introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang
terjepit) lalu dorong bilah.
16. Setelah masuk setengan panjang bilah, putar
spekulum 900 hingga tangkainya ke arah bawah
17. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan
serviks tampak jelas
18. Mengambil sekret dengan spatula ayre diusap 3600
pada seluruh permukaan serviks
19. Mengoleskan sekret dari spatula ayre pada
permukaaan objek glass berlawanan arah jarum jam
sekali oles
20. Objek glass dimasukan pada larutan fiksasi alkohol
95% selama 30 menit, kemudian biarkan mengering
kemudian diberi label
21. Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan
pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum.
22. Letakkan spekulum pada tempat yang telah
disediakan
23. Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah
selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat
duduk.
D. 24. Rendam semua alat yang terkontaminasi dan

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 17


celupakan serta lepas sarung tangan secara dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
25. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan

Tahap terminasi
26. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien
27. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
28. Cuci tangan
29. Dokumentasikan tindakan

KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 18


Pemasangan Alat Kontrasepsi
dalam Rahim

I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan intervensi pemasangan alat kontrasepsi dalam Rahim
(AKDR)

II. Tujuan Khusus


Setelah mengukitu praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menggunakan konsep pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan pap smear
3. Mendemontrasikan penggunaan nebulizer
4. Menjelaskan hal yang perlu di dokumentasikan pada pasien yang menggunakan
nebulizer

III. Materi
1. Defenisi
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine Device) merupakan
alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang flesibel dipasang dalam rahim.
Kontrasepsi yang paling ideal untuk ibu pasca persalinan dan menyusui adalah
tidak menekan produksi ASI yakni Alat Kontarsepsi Dalam rahim (AKDR)/Intra
Uterine Device (IUD), suntikan KB yang 3 bulan, minipil dan kondom (BkkbN,
2014). Ibu perlu ikut KB setelah persalinan agar ibu tidak cepat hamil lagi (minimal
3-5 tahun) dan punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga.
Kontrasepsi yang dapat digunakan pada pasca persalinan dan paling potensi untuk
mencegah mis opportunity berKB adalah Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR)
atau IUD pasca plasenta, yakni pemasangan dalam 10 menit pertama sampai 48
jam setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan uterus/rahim pada pasca
persalinan dan pasca keguguran di fasilitas kesehatan, dari ANC sampai dengan
persalinan terus diberikan penyuluhan pemilihan metode kontrasepsi. Sehingga

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 19


ibu yang setelah bersalin atau keguguran, pulang ke rumah sudah menggunakan
salah satu kontrasepsi (BkkbN, 2014). 12 13 2.1.1.

2. Jenis-jenis AKDR/IUD

IUD terdiri dari IUD hormonal dan non hormonal:


a. IUD Non-hormonal
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluh-puluh
macam IUD telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari
benang sutra dan logam sampai generasi plastik (polietilen) baik yang ditambah
obat atau tidak.
1) Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi 2:
Bentuk terbuka (Open Device): Misalnya: Lippes Loop, CUT, Cu-7.
Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T. 2)
Bentuk tertutup (Closed Device): Misalnya: Ota-Ring, Altigon, dan Graten
ber-ring.
2) Menurut Tambahan atau Metal
Medicated IUD
Misalnya: Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun),
Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7,
Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun). Pada jenis
Medicated IUD angka yang tertera di belakang IUD menunjukkan

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 20


luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220
berarti tembaga adalah 220 mm2 . Cara insersi: Withdrawal.
Unmedicated IUD: Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
Cara insersi Lippes Loop: Push Out. Lippes Loop dapat 18 dibiarkan in-
utero untuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang tidak ada
keluhan persoalan bagi akseptornya. IUD yang banyak dipakai di
Indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang
dari jenis Medicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
3) IUD yang mengandung hormonal
Progestasert –T = Alza T, dengan daya kerja 18 bulan dan dilakukan
dengan teknik insersi: Plunging (modified withdrawal).
a) Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna
hitam.
b) Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65
µg progesteron setiap hari.
c) Tabung insersinya berbentuk lengkung.
Mirena
Mirena adalah IUD yang terbuat dari plastik, berukuran kecil, lembut,
fleksibel, yang melepaskan sejumlah kecil levonogestrel dalam rahim.
Mirena merupakan plastik fleksibel berukuran 32 mm berbentuk T yang
diresapi dengan barium sulfat yang membuat mirena dapat terdeteksi
dalam pemeriksaan rontgen. Mirena berisi sebuah reservoir silindris,
melilit batang vertikal, berisi 52 mg levonorgestrel (LNG). Setelah
penempatan dalam rahim, LNG dilepaskan dalam dosis kecil (20 g/hari
pada awalnya dan menurun menjadi sekitar 10 g/hari setelah 5 tahun)
melalui membran polydimethylsiloxane ke dalam rongga rahim.
Pelepasan hormon yang 19 rendah menyebabkan efek sampingnya
rendah.
Keunggulan dari IUD ini adalah efektivitasnya tinggi, dengan tingkat
kesakitan lebih pendek dan lebih ringan. Mirena merupakan sebuah
pilihan alternatif yang tepat untuk wanita yang tidak dapat mentoleransi
estrogen untuk kontrasepsinya. Mengurangi frekuensi ovulasi (Rosa,
2012).
Cara kerja mirena melakukan perubahan pada konsistensi lendir serviks.
Lendir serviks menjadi lebih kental sehingga menghambat perjalanan

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 21


sperma untuk bertemu sel telur. Menipiskan endometrium, lapisan
dinding rahim yang dapat mengurangi kemungkinan implantasi embrio
pada endometrium. Setelah mirena dipasang 3 sampai 6 bulan pertama,
menstruasi mungkin menjadi tidak teratur. Mirena dapat dilepas dan
fertilitas dapat kembali dengan segera.
3. Keuntungan IUD
Keuntungan menggunakan IUD adalah sebagai berikut:
a. Sebagai kontrasepsi, mempunyai efektivitas yang tinggi
b. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
c. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan 4
d. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380 A dan tidak perlu
diganti).
e. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat
f. Tidak memengaruhi hubungan seksual 20
g. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
h. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (CuT-380 A).
i. Tidak memengaruhi kualitas dan volume ASI 10. Dapat dipasang segera
setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih atau setelah haid
terakhir)
k. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
l. Mencegah kehamilan ektopik.

4. Kerugian IUD
Kerugian penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut:
a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan).
b. Haid lebih lama dan banyak
c. Perdarahan (spotting antar menstruasi)
d. Saat haid lebih sedikit.

5. Indikasi/Persyaratan Pemakaian IUD yang dapat menggunakan IUD adalah


sebagai berikut:
a. Usia reproduktif

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 22


b. Keadaan multipara
c. Menginginkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang
d. Menyusui dan menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Tidak menyusui bayinya
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS 8. Tidak menghendaki metode hormonal
h. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.

6. Waktu Pemasangan IUD


IUD pasca plasenta aman dan efektif, tetapi tingkat ekspulsinya lebih tinggi
dibandingkan ekspulsi ≥4 minggu pasca persalinan. Eskpulsi dapat diturunkan
dengan cara melakukan insersi IUD dalam 10 menit setelah ekspulsi plasenta,
memastikan insersi mencapai fundus uteri, dan dikerjakan oleh tenaga medis
dan paramedis yang terlatih dan berpengalaman. Jika 48 jam pasca persalinan
telah lewat, insersi IUD ditunda sampai 4 minggu atau lebih pasca persalinan.
IUD 4 minggu pasca persalinan aman dengan menggunakan IUD copper T,
sedangkan jenis non copper memerlukan penundaan sampai 6 minggu pasca
persalinan.

7. Langkah- langkah pemasangan AKDR (IUD Copper T)


a. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan klien
mengajukan pertanyaan. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan
merasa sedikit sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti
akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah tersebut dan pastikan
klien telah mengosongkan kandung kencingnya
b. Periksa genitalia eksterna, untuk mengetahui adanya ulkus, pembengkakan
pada kelenjar Bartolin dan kelenjar skene, lalu lakukan pemeriksaan
spekulum dan panggul.
c. Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila tersedia dan ada indikasi
d. Masukkan lengan IUD Copper T 380A di dalam kemasan sterilnya
e. Masukkan spekulum, dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik
dan gunakan tenakulum untuk menjepit serviks
f. Masukkan sonde uterus
g. Lakukan pemasangan IUD Copper T 380 A

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 23


h. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi sebelum melepas sarung tangan
dan bersihkan permukaan yang terkontaminasi
i. Melakukan dekontaminasi alat-alat dan sarung tangan dengan segera
setelah selesai dipakai.
j. Mengajarkan kepada klien bagaimana memeriksa benang IUD (dengan
menggunakan model yang tersedia.
k. Menyarankan klien agar menunggu selama 15-30 menit setelah pemasangan
IUD.

IV. Ceklist Tindakan


Jenis Keterampilan : Pemasangan AKDR
Hari/Tanggal :
Nama Mahasiswa/i :
Nim :
Semester :
Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
A. Tahap pre interaksi
1. Membaca Basmallah.
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk
melakukan tindakan
a. Handscoen steril 2 buah
b. Tensimeter
c. Spekulum
d. Cu T 380 A
e. Tenakulum
f. Sonde rahim
g. Gunting mayo
h. Tampon tang
i. Forcep pencepit
j. Kain penutup tubuh
k. Model anatomik
l. Ember untuk cairan dekontaminasi
m. Kom
n. Kassa steril
o. Cairan antiseptik
p. Kapas Lidi
q. Objek Glass

B. Tahap orientasi
1. Berikan salam saat klien datang
2. Memperkenalkan diri kepada keluarga klien
3. Menanyakan tujuan kedatangan klien
4. Memberikan informasi umum tentang keluarga
berencana
5. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang
tersedia dan resiko serta keuntungan dari masing-

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 24


masing kontrasepsi:
a. Tunjukkan di mana dan bagaimana alkon
tersebut digunakan
b. Jelaskan bagaimana cara kerja
c. Jelaskan kemungkinan efek samping dan
masalah kesehatan lain yang mungkin akan
dialami
6. Lakukan anamnesa secara cermat untuk memastikan
tidak ada masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai
AKDR. Tanyakan riwayat kesehatan sebagai
reproduksi:
a. Tanggal haid terakhir, lama haid, pola
perdarahan haid
b. Paritas dan riwayat persalinan terakhir
c. Riwayat kehamilan ektopik
d. Nyeri yang hebat setiap haid
e. Anemia yang berat setiap haid (Hb<9 gr%)
f. Riwayat infeksi sistem genitalia, penyakit
menular seksual infeksi panggul
g. Berganti-ganti pasangan
h. Kanker serviks
7. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada
klien. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan
fisik dan panggul.
8. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kemih
dan membersihkan kemaluan dengan sabun
9. Berikan kesempatan bertanya sebelum kegiatan
dilakukan.

C. Tahap kerja
10. Siapkan alat-alat di dekat klien
11. Mencuci tangan
12. Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
13. Kenakan kain penutup pada klien untuk
pemeriksaan panggul
14. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
15. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada
nyeri,benjolan atau kelainan di daerah supra pubik
16. Memasang handscoen yang sudah di DTT atau steril
17. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
18. Masukkan spekulum vagina
19. Lakukan pemeriksaan spekulum:
a. Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
b. Inspeksi serviks
20. Bila ada sekret vagina yang mencurigakan,
dilakukan pemeriksaan spesimen atau lakukan
pembersihan vagina porsio dan sekitarnya dengan
kasa + larutan betadin.
21. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan
kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh
peralatan lain yang belum digunakan
22. Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% kemudian buka dan rendam dalam keadaan

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 25


terbalik.
23. Masukkan lengan AKDR Cu T380A di dalam
kemasan sterilnya:
a. Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat
kebelakang
b. Masukkan pendorong kedalam tabung inserter
tanpa menyentuh benda tidak steril
c. Letakkan kemasan pada tempat yang datar
d. Selipkan karton pengukur dibawah lengan
AKDR
e. Pegang kedua ujung lengan AKDR dan dorong
tabung inserter sampai ke pangkal lengan
sehingga lengan akan melipat
f. Setelah lengan melipat sampai menyentuh
tabung inserter, tarik tabung inserter dari
bawah lipatan lengan
g. Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan
putar untuk memasukkan lengan AKDR yang
sudah terlipat tersebut ke dalam tabung
inserter
h. Pastikan cincin biru sejajar dengan arah lengan
AKDR, cocokkan dengan ukuran kavum uteri
i. Pastikan ujung pendorong menyentuh ujung
AKDR
j. AKDR siap diinsersikan ke kavum uteri
24. Pakailah sarung tangan baru
25. Pasanglah spekulum vagina untuk melihat serviks
26. Usaplah vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik, 2 sampai 3 kali
27. Jepit serviks dengan tenakulum
28. Masukkan sonde uterus dengan teknik “Tidak
menyentuh” (no touch tehnique) yaitu secara hati-
hati memasukkan sonde ke dalam kavum uteri
dengan sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina
ataupun bibir spekulum
29. Tentukan posisi dan kedalaman kavum uteri dan
keluarkan sonde
30. Ukur kedalaman kavum uteri pada tabung inserter
yang masih berada di dalam kemasan sterilnya
dengan menggeser leher biru pda tabung inserter,
kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
31. Angkat tabung AKDR dari kemasannya tanpa
menyetuh permukaan yang tidak steril, hati-hati
jangan sampai pendorongnya terdorong.
32. Pegang tabung AKDR dengan leher biru dalam posisi
horisontal (sejajar lengan AKDR). Sementara
melakukan tarikan hati-hati pada tenakulum,
masukkan tabung inserter ke dalam uterus sampai
leher biru menyentuh serviks atau sampai terasa
adanya tahanan.
33. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong
dengan satu tangan
34. Lepaskan lengan AKDR dengan menggunakan teknik

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 26


withdrawl yaitu menarik keluar tabung inserter
sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan
pendorong
35. Keluarkan pendorong, kemudian tabung inserter
didorong kembali ke serviks sampai leher biru
menyentuh serviks atau terasa adanya tahanan

36. Keluarkan seluruh tabung inserter, buang ke tempat


sampah terkontaminasi
37. Lepaskan tenakulum dengan hati-hati, rendam dalam
larutan klorin 0,5%
38. Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat
bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa selama
30-60 detik
39. Keluarkan spekulum dengan hati-hati, rendam dalam
larutan klorin 0,5%
40. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk
dekontaminasi
41. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dipakai lagi
(kasa, sarung tangan sekali pakai) ke tempat yang
sudah disediakan (tempat sampah medik)
42. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5%, buka dalam
keadaan terbalik dan rendam dalam klorin 0,5%
43. Cuci tangan dengan air dan sabun
44. Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan
amati selama 15 menit sebelum memperbolehkan
klien pulang
45. Lakukan konseling pasca pemasangan:
a. Ajarkan bagamana cara memeriksa sendiri benang
AKDR dan kapan harus dilakukan
b. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T
380A adalah 10 tahun

D. Tahap terminasi
1. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
2. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
3. Cuci tangan
4. Dokumentasikan tindakan

KETERANGAN:
0= Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 27


2 = Dilakukan dengan sempurna

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 28


Pemasangan Alat Kontrasepsi
berupa Implan

I. Tujuan Instruksional Umum


Mahasiswa mampu melakukan intervensi pemasangan alat kontrasepsi berupa implan

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengukitu praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan defenisi pemasangan alat kontrasepsi berupa implan
2. Menjelaskan jenis- jenis implan
3. Menjelaskan indikasi pemasangan alat kontrasepsi berupa implan
4. Menjelaskan kontraindikasi pemasangan alat kontrasepsi berupa implan
5. Mendemontrasikan pemasangan alat kontrasepsi berupa implan
6. Menjelaskan hal yang perlu di dokumentasikan pada pasien pemasangan alat
kontrasepsi berupa implan

III. Materi
1. Defenisi

Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas. Implant
adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong sil.lkj770pastic (karet

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 29


silikon) yang di isi dengan hormon dan ujung-ujungnya kapsul yang ditutup dengan
silastic adhesive. Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul
silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah
kulit. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian
subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis
rendah dan reversibel untuk wanita. Implant adalah salah satu jenis kontrasepsi
yang pemakaiannya yaitu dengan cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit
pada bagian tangan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan. Tabung kecil
berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan.
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas. Dari
beberapa pengertian KB implant diatas maka dapat disimpulkan bahwa implant
adalah salah satu alat kontrasepsi yang dipasang pada lengan atas yang dimasukkan
kebawah kulit bersifat hormonal dan bersifat jangka panjang.

2. Jenis- jenis implant yaitu:

a. Norplant.
Terdiri dari 6 batang silastik lembut yang berongga dengan panjang 3,4 cm
dengan diameter 2,4 cm. Jumlah kapsul yang disusukkan di bawah kulit adalah
sebanyak 6 kapsul dan masingmasing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap
hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi
melalui dinding kapsul. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang dipakai juga
dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi ataupun pada AKDR yang
bioaktif.
b. Implanon.
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya
3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant.

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 30


Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja
3 tahun.

3. Indikasi
a. Wanita- wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama
tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR.
b. Wanita- wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
estrogen.

4. Kontraindikasi
a. Kehamilan atau disangka hamil
b. Penderita penyakit hati
c. Kanker payudara
d. Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis)
e. Varikosis
f. Riwayat kehamilan ektopik
g. Diabetes melitus
h. Kelainan kardiovaskuler

IV. Ceklist tindakan


Jenis Keterampilan : Pemasangan Implan
Hari/Tanggal :
Nama Mahasiswa/i :
Nim :
Semester :
Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
A. Tahap pre interaksi
1. Membaca Basmallah.
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk
melakukan tindakan
a. Pena atau spidol
b. Lidokain 1%
c. Batang kapsul implan (indoplan)
d. Duk steril
e. Kom steril
f. Larutan antiseptik atau betadin
g. Kassa balut steril
h. Trokar ukuran 10
i. Skapel dan bisturi
j. Sabun
k. Bak instrumen tertutup
l. Sputi 3 cc

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 31


m. Handscoen steril
n. Kassa steril
o. Pinset anatomis

B. Tahap Orientasi
3. Berikan salam saat klien datang
4. Memperkenalkan diri kepada keluarga klien dan
menanyakan identitas klien
5. Menanyakan tujuan kedatangan dan memberikan
informasi umum tentang implan
6. Mempersilahkan klien mencuci seluruh lengan
dengan sabun dan air yang mengalir, serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun
(sisa sabun menurunkan efektivitas antiseptik
tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien
kurang menjaga kebersihan dirinya untuk
menjaga kesehatannya dan mencegah penularan
C. penyakit

Tahap Kerja
7. Persilakan klien berbaring dengan lengan yang
lebih jarang digunakan (misalnya: lengan kiri)
diletakkan pada lengan penyangga atau meja
samping. Lengan harus disangga dengan baik dan
dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok
sesuai dengan posisi yang disukai klinisi untuk
memudahkan pemasangan.
8. Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm
di atas lipatan siku, gunakan pola (template) dan
spidol untuk menandai tempat insisi yang akan
dibuat dan tempat kedua kapsul akan dipasang
(bila akan menggunakan antisepsik yang
mengandung alkohol gunakan spidol dengan tinta
permanen).
9. Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril
tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
10. Buka dengan hati-hati kemasan steril implan
dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya
dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkok steril.
Bila tidak ada mangkok steril, kapsul dapat
diletakkan dalam mangkok yang didisenfeksi
tingkat tinggi (DTT) atau pada baki tempat alat-
alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian
kemasan dan mengambil kapsul dengan klem
steril atau DTT saat melakukan pemasangan.
Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau
isinya kecuali dengan alat yang steril atau DTT.
11. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
12. Pasang sarung tangan steril
13. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah
dicapai. Hitung kapsul untuk memastikan
jumlahnya.
14. Persiapkan tempat insisi dengan larutan

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 32


antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kassa berantiseptik. (Bila memegang
kassa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati
jangan sampai mengkontaminasi sarung tangan
dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai
mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi
ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-
13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit)
sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yang
berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat
tidak terlihat.
15. Bila ada, gunakan kain penutup (doek) yang
mempunyai lubang untuk menutupi lengan.
Lubang tersebut harus cukup lebar untuk
memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul.
Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah
tempat pemasangan dengan kain steril.
16. Setelah memastikan (dari anamnesis) tidak alergi
terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3ml
obat anestesi (1% tanpa epinefrin). Dosis ini sudah
cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama
memasang kapsul implan.
17. Masukkan jarum tepat di bawah kulit pada tempat
insisi (yang terdekat dengan siku) kemudian
lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak
masuk ke pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat
anestesi untuk membuat gelembung kecil di
bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan
jarum, masukkan ke bawah kulit (subdermis)
sekitar 4cm. Hal ini akan membuat kulit (dermis)
terangkat dari jaringan lunak di bawahnya.
Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga
membentuk jalur sambil menyuntikkan obat
anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk
memasang, kapsul 1 dan 2.
Pemasangan Kapsul
18. Sebelum membuat insisi, sentuh tempat insisi
dengan jarum atau skalpel (pisau bedah) untuk
memastikan obat anestesi telah bekerja.
19. Pegang skalpel dengan sudut 45 derajat, buat insisi
dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit.
Jangan membuat insisi yang panjang atau
dalam.
20. Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar
harus dipegang dengan ujung yang tajam
menghadap keatas. Ada 2 tanda pada trokar, tanda
(1) dekat pangkal menunjukkan batas trokar
dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan
setiap kapsul. Tanda (2) dekat ujung menunjukkan
batas trokar yang harus tetap di bawah kulit
setelah memasang setiap kapsul.
21. Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan
pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 33


melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari
kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan
trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam
seluruhnya berada di bawah kulit (2-3 mm dari
akhir ujung tajam). Memasukkan trokar jangan
dengan paksaan. Jika terdapat tahanan, coba dari
sudut lainnya.
22. Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit,
angkat trokar ke atas, sehingga kulit terangkat.
Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke
arah tanda(1) dekat pangkal. Trokar harus cukup
dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan
jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit
selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar
bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
23. Saat trokar masuk sampai tanda (1), cabut
pendorong dari trokar
24. Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar.
Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau
klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan
ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan
tangan, pastikan sarung tangan tersebut bebas
dari bedak atau partikel lain. (untuk mencegah
kapsul jatuh pada waktu dimasukkan ke dalam
trokar, letakkan satu tangan di bawah kapsul
untuk menangkap bila kapsul tersebut jatuh).
Dorong kapsul sampai seluruhnya masuk ke dalam
trokar dan masukkan kembali pendorong.
25. Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke
arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi
jangan mendorong dengan paksa. (Akan terasa
tahanan pada saat sekitar setengah bagian
pendorong masuk ke dalam trokar)
26. Pegang pendorong dengan erat di tempatnya
dengan satu tangan untuk menstabilkan. Tarik
tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2)
muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya
menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting
pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap
ke tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke
jaringan.
27. Saat pangkal trokar menyentuh pegangan
pendorong, tanda (2) harus terlihat di tepi luka
insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat
berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan
jari untuk memastikan kapsul sudah keluar
seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah
kapsul bebas dari ujung trokar untuk menghindari
terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk
memasang kapsul berikutnya.
28. Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar
ujung dari trokar ke arah lateral kanan dan

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 34


kembalikan lagi ke posisi semula untuk
memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya
gesert trokar sekitar 15 derajat, mengikuti pola
yang terdapat pada lengan. Untuk melakukan itu,
mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari
telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-
pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai
tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang
tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk
kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila sudah
mencapai tanda (1), masukkan kapsul berikut ke
dalam trokar, lakukan langkah sebelumnya hingga
seluruh kapsul terpasang
29. Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk
memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
30. Ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi
luka insisi (sekitar 5 mm). Bila sebuah kapsul
keluar atau terlalu dekat dengan luka inisisi, harus
dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di
tempat yang tepat.
31. Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi
setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar
pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari
menggunakan kassa selama 1 menit untuk
menghentikan perdarahan. Bersihkan tempat
pemasangan dengan kassa berantiseptik.
Menutup luka insisi
32. Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid
atau plester dengan kassa steril untuk menutup
D. luka insisi. Luka insisi tidak perlu dijahit karena
dapat menimbulkan jaringan parut.
33. Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah
pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis
dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
Perawatan klien
34. Buat catatan pada rekam medik tempat
pemasangan kapsul dan kejadian tidak umum yang
mungkin terjadi selama pemasangan. (Gambar
sederhana yang memperlihatkan kira-kira tempat
pemasangan kapsul pada lengan klien, akan
sangat membantu)
35. Amati klien lebih kurang 15-20 menit untuk
kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek
lain sebelum memulangkan klien. Beri petunjuk
untuk perawatan luka insisi setelah pemasangan,
kalau bisa diberikan secara tertulis.
36. Beritahukan pada ibu bahwa tindakan sudah
selesai
37. Rendam semua alat yang terkontaminasi dan
celupakan serta lepas sarung tangan secara dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
38. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 35


Tahap terminasi
39. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
40. Dokumentasikan tindakan

KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 36


Perawatan luka episiotomi &
Perineal hygiene

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah melakukan kegiatan praktikum ini mahasiswa diharapkan mahasiswa mampu
melakukan perwatan perineum dengan teknik yang benar secara mandiri.

II. Tujuan Instruksional Khusus


1. Menjelaskan tujuan dari perawatan perineum.
2. Mendemonstrasikan teknik perawatan perineum.
3. Memberikan pendidikan kesehatan terhadap ibu postpartum tentang perawatan
perineum.

III. Materi
1. Luka Perineum

Robekan jalan lahir bisa terjadi karena partus precipitatus, kepala janin besar dan
janin besar, serta perluasan episiotomi (Mochtar, 2002). Hal ini berisiko menyebabkan
infeksi postpartum karena adanya luka pada bekas perlukaan plasenta, laserasi pada
saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks. Luka
pada perineum akibat episiotomi, ruptur uteri atau laserasi merupakan daerah yang
tidak mudah kering. Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin
agar daerah tersebut sembuh dengan cepat dan mudah. Pencucian daerah perineum

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 37


memberikan kesempatan untuk melakukan inspeksi secara seksama pada daerah
tersebut dan mengurangi rasa sakit.
Perawatan luka jahit pada perineum dilakukan dengan cara mencuci daerah genital
dengan lembut dengan air sabun dan air desinfektan tingkat tinggi, kemudian
keringkan (APN, 2007). Penyebab infeksi diantaranya adalah bakteri eksogen (kuman
dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), endogen (dari jalan
lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah streptococcus
anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni normal jalan lahir. Luka
dapat sembuh melalui proses utama (primary intention) yang terjadi ketika tepi luka
disatukan (approximated) dengan menjahitnya. Jika luka dijahit, terjadi penutupan
jaringan yang disatukan dan tidak ada ruang yang kosong. Oleh karena itu, dibutuhkan
jaringan granulasi yang minimal dan kontraksi sedikit berperan. Penyembuhan yang
kedua yaitu melalui proses sekunder (secondary intention) terdapat defisit jaringan
yang membutuhkan waktu yang lebih lama (Boyle, 2008). Salah satu hal yang penting
diperhatikan dalam mempercepat penyembuhan luka perineum adalah kebersihan diri
terutama vulva hygiene atau perawatan perineum.
Robekan (luka) perineum bisa terjadi secara spontan maupun robekan melalui
tindakan episiotomi. Robekan (luka) perineum terjadi pada hampir semua persalinan
pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya. Derajat luka
perineum terbagi atas empat derajat antara lain:
a. Derajat I
Robekan terjadi hanya mukosa vagina, fourchet posterior, dan juga kulit
perineum.
b. Derajat II
Robekan mengenai mukosa vagina, fourchet posterior, kulit dan otot perineum.
c. Derajat III
Robekan mengenai mukosa vagina, fourchet posterior, kulit perineum, otot-otot
perineum, otot sphincter ani eksternal.
d. Derajat IV
Robekan mengenai mukosa vagina, fourchet posterior, kulit perineum, otot-otot
perineum, otot sphincter ani eksternal, dan juga dinding rektum anterior.
Robekan perineum yang melebihi robekan tingkat I harus dijahit. Jika dilakukan
penjahita, maka perawat harus mengetahui proses penyembuhan luka perineum.
Penyembuhan luka dapat terjadi secara:

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 38


1) Per Primam yaitu penyembuhan yang terjadi setelah segera diusahakan bertautnya
tepi biasanya dengan jahitan.
2) Per Sekunden yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan per primam. Proses
penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini biasanya tetap
terbuka. Biasanya dijumpai pada luka dengan kehilangan jaringan, terkontaminasi
(terinfeksi). Penyembuhan dimulai dari lapisan dalam dengan pembentukan
jaringan granulasi.
3) Per Tertiam atau per primam tertunda yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama
beberapa hari setelah tindakan debridemen. Setelah diyakini bersih, tepi luka
dipertautkan (4-7 hari).

2. Perawatan Luka Perineum


Adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi
vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan
kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Morison, 2003).

3. Tujuan Perawatan Luka Perineum


a) Mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan
b) Pencegahan terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari
setelah kelahiran anak atau aborsi.

4. Perawatan Luka Perineum


Perawatan luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut:
a) Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering
b) Menghindari pemberian obat tradisional
c) Menghindari pemakaian air panas untuk berendam
d) Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 x sehari
e) Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan
penyembuhan luka.

5. Faktor yang mempengaruhi kesembuhan luka (Smeltzer, 2002)


a) Faktor eksternal (tradisi, pengetahuan, sarana-prasarana, penanganan tugas, gizi)
b) Faktor Internal (usia, cara perawatan, personal hygiene, aktivitas berat dan
berlebihan, infeksi).

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 39


IV. Ceklist Tindakan
Nama Mahasiswa :
NIM :
Jenis Tindakan :
Waktu/Tanggal :

Nilai Keterang
NO Tindakan
0 1 2 an
Pra Interaksi
1 Baca basmalah
Baca catatan medis dan catatan
2
keperawatan klien
Persiapan Alat :
1) Kassa/ Kapas Steril
2) Perlak dan Pengalas
3) Bengkok
4) Handscoen
5) Kateter
3 6) Kom berisi Povidine Iodine
(betadin) 1 % / NaCl 0.9%
7) Selimut
8) Pembalut
9) Celana dalam ibu yang bersih
10) Pispot
11) Keranjang baju
4 Cuci Tangan
Orientasi
Berikan salam, panggil nama klien,
5
Memperkenalkan diri
Menjelaskan prosedur dan tujuan yang
6
akan dilakukan kepada pasien
Fase Kerja
Beri kesempatan kepada klien untuk
7
bertanya
8 Pastikan privasi klien terjaga
Minta klien untuk melepaskan celana dan
9
pembalut sambil memperhatikan lochea
Sebelum melakukan tindakan, palpasi perut
10 ibu untuk mengetahui apakah kandung
kemihnya penuh atau tidak
Jika kandung kemih teraba penuh, lakukan
11 kateterisasi dengan kateter logam dengan
menggunakan handscoen
Persilahkan ibu untuk berbaring di tempat
12 tidur dengan satu bantal di kepala dan
lutut ditekuk (posisi dorsal recumbent)
Tutupi dengan alat tenun bagian tubuh
13 klien yang tidak termasuk area yang akan
dilakukan tindakan.
14 Letakkan pengalas di bawah bokong klien
Bersihkan area perineum
15 Ambil kasa/kapas steril dengan pinset,
Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 40
kemudian dimasukkan kedalam larutan
desinfektan
Basahi kassa/kapas steril tersebut ke arah
16
perineum dari arah depan ke belakang.
Lakukan hal tersebut hingga area perineum
17
tampak bersih.
Lakukan perawatan dengan betadin jika
18 ada jahitan pada perineum (luka
episiotomi)
Amati ada tidaknya tanda-tanda infeksi di
19
sekitar area tersebut
20 Lepaskan handscoen
21 Pasang pembalut dan celana bersih
Fase terminasi
22 Evaluasi perasaan klien
23 Simpulkan hasil kegiatan
24 Kontrak waktu selanjutnya
25 Bereskan alat-alat
26 Cuci tangan
Catat hasil tindakan dalam catatan
27
keperawatan
Total

Keterangan:
0: Perlu perbaikan (Langkah / tugas tidak dikerjakan)
1: Mampu (langkah/ tugas dikerjakan tetapi kurang tepat)
2: Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu sesuai prosedur)

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 41


Penyuluhan Alat Kontrasepsi

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah melakukan kegiatan praktikum ini mahasiswa diharapkan mahasiswa mampu
mendemonstrasikan penyuluhan alat kontrasepsi.

II. Tujuan Instruksional Khusus


1. Mampu menjelaskan kegiatan penyuluhan alat kontrasepsi
2. Mampu melakukan simulasi penyuluhan alat kontrasepsi

III. Materi
A. Konsep Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok
maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup
sehat. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa
yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan
meminta pertolongan.
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah
sakit, klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,
seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 42


ekonomi rendah, keluarga Universitas Sumatera Utara dengan keadaan gizi yang
buruk, keluarga dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.
Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok
ibu hamil, kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat
yang rawan terhadap masalah kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok
yang ada di berbagai institusi pelayanan kesehatan seperti anak sekolah, pekerja
dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada sasaran
masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat
nelayan, masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain
(Effendy, 2003).
3. Metode
Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode yang dikemukakan
antara lain :
a. Metode penyuluhan perorangan (individual)
Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku
baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku
atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara
lain :
Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali
informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik
atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku
yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
b. Metode penyuluhan kelompok

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 43


Dalam memilih metode penyuluhan kelompok harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk
kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil.
Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran
penyuluhan. Metode ini mencakup : a. Kelompok besar, yaitu apabila peserta
penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok ini
adalah ceramah dan seminar
Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Halhal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah adalah : a. Persiapan Ceramah yang berhasil apabila
penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan,
untuk itu penceramah harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi
dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam
diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran. b.
Pelaksanaan Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran Untuk dapat menguasai sasaran
penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang
meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara
hendaknya cukup keras dan jelas. Pandangan harus tertuju ke seluruh
peserta. Berdiri di depan /dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan
menggunakan alat bantu lihat semaksimal mungkin.
Seminar
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli
atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
dianggap hangat di masyarakat. b. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta
penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok
ini adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan
peranan, permainan simulasi.
c. Metode penyuluhan massa
Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum dalam
arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan yang

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 44


akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
ditangkap oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini
tidak langsung, biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh dari
metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi,
dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan dimajalah atau
koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan
sebagainya.

B. Konsep Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi ialah usaha- usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha- usaha
itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen
dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi. Kontrasepsi
merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu
dapat bersifat sementara dan permanen. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya
sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang
telah dibuahi ke dinding Rahim.

2. Memilih Metode Kontrasepsi


Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi. Metode
kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Aman atau tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).

Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi yaitu:


1) Faktor pasangan
Umur
Gaya hidup
Frekuensi senggama
Jumlah keluarga yang diinginkan

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 45


Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
Sikap kewanitaan
Sikap kepriaan.
2) Faktor kesehatan
Status kesehatan
Riwayat haid
Riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan panggul.
3. Macam- macam Kontrasepsi
Terdapat beberapa macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan, antara lain:
a. Metode kontrasepsi sederhana
1) Metode kalender
Metode ini didasarkan pada suatu perhitungan yang diperoleh dari informasi
yang dikumpulkan dari sejumlah menstruasi secara berurutan. Untuk
mengidentifikasi hari subur, dilakukan pencatatan siklus menstruasi dengan
durasi minimal enam dan dianjurkan dua belas siklus. Untuk menjamin
efektivitas maksimum, metode kalender sebaiknya dikombinasikan dengan
indikator-indikator lainnya.
2) Metode Amenorea Laktasi (MAL)
Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang
cukup efektif, selama klien belum mendapat haid dan waktunya kurang dari
enam bulan pasca persalinan. Efektifnya dapat mencapai 98%. MAL efektif bila
menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan
perlaktasi.
3) Metode suhu tubuh
Saat ovulasi peningkatan progesteron menyebabkan peningkatan suhu basal
tubuh (SBT) sekitar 0,2°C-0,4°C. Peningkatan suhu tubuh adalah indikasi bahwa
telah terjadi ovulasi. Selama 3 hari berikutnya memperhitungkan waktu ekstra
dalam masa hidup sel telur diperlukan pantang berhubungan intim. Metode
suhu mengidentifikasi akhir masa subur bukan awalnya.
4) Senggama terputus (koitus interuptus) Senggama terputus adalah metode
keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya
(penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Efektifitas bergantung
pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap
pelaksanaannya (angka kegagalan 4– 18 kehamilan per 100 wanita)
b. Metode Barrier
1) Kondom Kondom

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 46


merupakan selubung atau sarung karet yang dapat dibuat dari berbagai bahan
diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (produksi hewan)
yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom tidak hanya
mencegah kehamilan tetapi juga mencegah Infeksi Menular Seksual termasuk
HIV/AIDS.
2) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks.
3) Spermisida Spermisida adalah bahan kimia (non oksinol-9) digunakan untuk
menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk aerosol (busa),
tablet vaginal suppositoria, atau dissolvable film, dan dalam bentuk krim.
c. Metode Kontrasepsi Modern
1) Kontrasepsi pil
Kontrasepsi pil merupakan jenis kontrasepsi oral yang harus diminum setiap
hari yang bekerja mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh
sperma. Terdapat dua macam yaitu kontrasepsi kombinasi atau sering disebut
pil kombinasi yang mengandung progesteron dan estrogen, kemudian
kontrasepsi pil progestin yang sering disebut dengan minipil yang mengandung
hormon progesterone.
2) Kontrasepsi implant
Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi silastik berisi hormon jenis
progesteron levonorgestrel yang ditanamkan dibawah kulit, yang bekerja
mengurangi transportasi sperma.
3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan dalam
rongga rahim wanita yang bekerja menghambat sperma untuk masuk ke tuba
fallopii.
4) Kontrasepsi Mantap (KONTAP)
Kontrasepsi mantap merupakan suatu cara permanen baik pada pria dan pada
wanita, dilakukan dengan tindakan operasi kecil untuk mengikat atau menjepit
atau memotong saluran telur 16 (wanita), atau menutup saluran mani laki-laki.
5) Kontrasepsi Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara
disuntikkan secara intramuskuler di daerah otot pantat (gluteus maximus).

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 47


IV. Format Satuan Acara Penyuluhan

FORMAT

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Bidang Studi :
Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan :
Sasaran :
Tempat :
Hari/Tanggal :
Waktu :

I. Tujuan Umum :

II. Tujuan Khusus :

III. Sasaran :

IV. Materi :

V. Metode :

VI. Media :

VII. Kriteria Evaluasi : a. Struktur


b. Proses
c. Hasil

VIII. KegiatanPenyuluhan :

No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1 Pembukaan:

2 Penyampaian Materi:

3 Penutup:

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 48


IX Struktur : a. Leader
Pengorganisasian b. Moderator
c. Fasilitator
d. Observer
e. Dokumentasi

X Setting Tempat :

XI Daftar Pustaka :

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 49


LEMBAR EVALUASI PENILAIAN

KETERAMPILAN PENYULUHAN ALAT KONTRASEPSI

Nama Mahasiswa :

NIM :

Hari/Tanggal :

Pokok Bahasan/ Materi Pokok :

Nilai Jumlah
No Aspek Keterampilan Skore
1 2 3 Nilai
1 Pembukaan
a. Menarik perhatian peserta
b. Melakukan brainstroming
3
c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai
dan rencana kegiatan
d. Memberikan pre-test
2 Penguasaan Materi
a. Bahan pendidikan
kesehatan/penyuluhan disajikan sesuai
dengan langkah-langkah yg direncanakan
(SAP) 3
b. Kejelasan dalam menerangkan materi
c. Kejelasan dalam memberikan contoh
d. Mencerminkan keluasan wawasan dan
ilustrasi
3 Proses Penyampaian materi
a. Kesesuaian penggunaan strategi/metode
dengan pokok bahasan
b. Penyajian bahan penuluhan kesehatan
3
relevan dengan tujuan pokok
c. Antusias dalam menanggapi dan
menggunakan respon
d. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
4 Ketrampilan Memberikan Penguatan
a. Penguatan verbal 4
b. Penguatan nonverbal atau gestural
5 Keterampilan Bertanya
a. Membangkitakan rasa ingin tahu
peserta dengan merangsang berpikir
kritis peserta
b. Memusatkan perhatian peserta
terhadap pokok bahasan
3
c. Mengatasi kesulitan khusus yang
menghambat peserta untuk memahami
d. Memberikan kesempatan peserta
untuk mengajukan informasi
e. Mendorong peserta mengemukakan
pandangannya
Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 50
6 Keterampilan Variasi dalam Gaya
Penyuluhan:
a. Variasi Suara
Penyuluh memberikan variasi dalam
nada suara, volume suara, dan
kecepatan bicara
b. Variasi Mimik dan Gestural
3
Penyuluh menyesuaikan mimik dan
gerak untuk memperjelas penyajiannya
c. Variasi Kesenyapan
Penyuluh dengan sengaja memberikan
waktu senyap atau hening dalam
pembicaraannya
7 Keterampilan Menjelaskan
a. Penyuluh memberikan penjelasan yang
relvan dengan tujuan promosi
kesehatan
b. Penyuluh menggunakan ilustrasi,
contoh, dan penalaran dalam
5
penyampaian informasi
c. Mendapatkan umpan balik dari peserta
d. Menyusun hal-hal yang dapat di
jelaskan
e. Melibatkan peserta untuk berfikir
dalam memecahkan masalah
7 Sikap Dalam Proses Penyampaian
Materi
a. Kejelasan suara atau variasi dalam nada
suara, volume suara dan kecepatan
berbicara
b. Kesenyapan, penyuluh memberikan
waktu senyap dalam pembicaraannya
c. Antusiasme, penampilan, mimik dan
gerak untuk memperjelas penyajian 5
d. Mobilitas posisi tempat selama proses
penyampaian materi dengan maksud
berbeda-beda
e. Kontak pandang merata ke seluruh kelas
f. Memusatkan perhatian peserta terhadap
penyuluhan
g. Sikap dalam memberikan materi
termasuk cara berpakaian
9 Kemampuan Mengelola Tempat
a. Membagi perhatian kepada peserta
secara visual dan verbal
b. Usaha untuk mengaktifkan dan 5
menstimulus peserta
c. Menemukan dan mengatasi tingkah laku
yang menimbulkan masalah

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 51


d. Kontak pandang diberikan penyuluh
kepada audiance
e. Menguatkan materi dengan memberikan
tekanan pada point penting penyajian
baik secara verbal maupun gestural
10 Pemanfaatan Media
a. Memperhatikan prinsip-prinsip
penggunaan jenis media
b. Ketepatan saat penggunaan media/alat
bantu
c. Keterampilan dalam 10
mengoperasionalkan
d. Variasi penggunaan media pembelajaran,
seperti variasi visual, audio dan alat
bantu yang dapat di pegang atau
dimanipulasi
11 Evaluasi
a. Menggunakan penilaian lisan, tulisan,
dan ragam penilaian yang relevan
dengan tujuan pokok
b. Melaksanakan penilaian sesuai dengan 3
yang tertulis dengan SAP
c. Menjelaskan kesalahpahaman yang
masih ada
12 Kemampuan Menutup Penyuluhan dan
Pendidikan Kesehatan
a. Memberikan kesempatan peserta
3
bertanya
b. Meninjau kembali dan menyimpulkan
bersama peserta
Total Nilai

Keterangan Skala Nilai:

1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik

Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 52

Anda mungkin juga menyukai