TIM PENYUSUN
NAMA :.............................................................................
NIM :.............................................................................
ALAMAT :.............................................................................
TLP/HP :.............................................................................
FOTO 3X4
WARNA
ATAU HITAM
PUTIH
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah puji yuhur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas tersusunnya
Buku Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas II ini.
Buku panduan ini disusun oleh tim keperawatan maternitas Program Studi Keperawatan
STIKes Al Insyirah Pekanbaru dengan maksud guna menunjang proses pembelajaran
Keperawatan Maternitas sehingga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai secara
maksimal.
Kami harapkan buku panduan ini dapat digunakan oleh semua Mahasiswa Program Studi
Keperawatan STIKes Al Insyirah sehingga sebagai acuan dalam mengasah dan
mengembangkan skill. Kritik dan saran sangat kami harapkan guna kesempurnaan buku
panduan ini.
Wassalamu’alaikum wr wb
Cover
Identitas Mahasiswa…………………………………………………………………………………………….ii
KEPERAWATAN MATERNITAS II
B. Tujuan Umum
Mahsiswa mampu mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada wanita
usia subur, pasangan usia subur, wanitas dalam masa childbearing dan bayinya
sampai usia 28 hari dalam kondisi beresiko.
C. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan dapat mempraktikan keterampilan:
E. Tempat Praktikum
Laboratorium Keperawatan
F. Metode Evaluasi
Ujian praktikum
III. Materi
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah salah satu cara untuk mengenal
payudaranya sendiri dengan tujuan terbiasa pada rasa rabaan jaringan payudara
sehingga diharapkan dapat mendeteksi bila terdapat ketidaknormalan atau perubahan.
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan setiap bulan, dan waktu terbaik
untuk memeriksa payudara adalah 2 sampai 3 hari setelah menstruasi selesai.
Untuk perempuan yang sudah menepouse sebaiknya dilakukan setiap bulan pada
tanggal yang sama. Tujuannya adalah supaya selalu ingat untuk melakukan
pemeriksaan payudara sendiri.
b. Angkat kedua lengan keatas kepala untuk melihat apakah ada kelainan pada kedua
payudara. Lihatlah perubahan pada puting
c. Pemeriksaan puting.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat
adanyacairan abnormal dari puting payudara seperti: cairan seperti susu, atau
berwarna kuning, atau darah
d. Posisi berbaring. Berbaringlah Letakkan bantal di bawah bahu kanan. Tangan kanan di
bawah kepala. Gunakan tiga jari bagian tengah kiri menekan payudara kanan,
kemudian cobalah melakukan pemeriksaan dengan satu pola berikut : melingakar
(circulea), naik turun (Vertical strip), dan dari tengah keluar.
e. Terakhir lakukan pemeriksaan payudara seperti diatas, kali ini dengan cara berdiri.
Sebagian besar wanita merasa lebih mudah untuk melakukan pemeriksaan payudara
mereka ketika kulit basah atau licin.
Nama Mahasiswa :
NIM :
Jenis Tindakan :
Waktu/Tanggal :
Nilai
NO Tindakan Score Keterangan
0 1 2
Pra Interaksi
1 Membaca basmalah 2
Membaca catatan medis dan catatan
2 2
keperawatan pasien
3 Mencuci tangan 2
Orientasi
4 Memperkenalkan diri 2
Menjelaskan prosedure yang akan di
5 2
lakukan kepada pasien
Menutup pintu/tirai untuk menjaga
6 1
privesi pasien
Fase Kerja
Beri kesempatan kepada klien untuk
7 2
bertanya
Ajarkan pada klien:
Berdiri di depan cermin amati
payudara di cermin dengan bahu lurus
dan lengan di pinggang
Perhatikan bentuk payudara, ukuran
dan warna.
Keterangan
1 = tidak dilakukan sama sekali
2 = dilakukan tetapi tidak sempurna
3 = dilakukan dengan sempurna
III. Materi
Pemeriksaan Pap Smear
A. Pengertian
Tes pap smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk
melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio sebagai
tanda awal keganasan serviks atau pra kanker.Pap smear merupakan prosedur
skrining untuk mendeteksi kanker serviks. Selama proses pemeriksaan pap smear
sel-sel dari leher rahim akan diambil yang kemudian dipriksa untuk mengetahui
apakah ada pertumbuhan sel abnormal atau tidak. Pap smear merupakan tes yang
aman dan murah dan telah dipakai lama untuk mendeteksi kelaianan-kelainan yang
terjadi padaa sel-sel leher rahim.
B. Tujuan Pap Smear
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan Pap Smear ini
adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun
kanker tergolong penyakit mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker
menyebutkan bahwa dari seluruh jenis kanker, kanker servik termasuk yang paling
2. Menyiapkan Pasien
a. Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri, serta
tanyakan keadaannya, kemudian pasien dipersilakan duduk.
Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
A. Tahap pre interaksi
1. Membaca Basmallah.
2. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk
melakukan tindakan
a. APD
b. Spekulum
c. Bak steril
d. Kapas DTT
e. Handscoen
f. Spatula ayre
g. Objek glass
h. Lampu sorot
i. Waskom
j. Larutan klorin 0,5%
k. Sabun dan air
l. Selimut
B. Tahap Orientasi
3. Berikan salam saat klien datang
4. Memperkenalkan diri kepada keluarga klien dan
menanyakan identitas klien
5. Menanyakan tujuan dan prosedur pemeriksaan
6. Memberikan informasi umum tentang pap smear.
Jelaskanlah bahwa proses pemeriksaan mungkin
akan menimbulkan perasaan khawatir atau kurang
menyenangkan tetapi pemeriksa berusaha
menghindarkan hal tersebut.
7. Minta pasien untuk mengosongkan kantung kemih
8. Mempersilakan pasien untuk berbaring di ranjang
ginekologi
9. Atur posisi pasien dengan posisi litotomi
10. Hidupkan lampu sorot dan arahkan dengan benar
C. pada bagian yang akan diperiksa
Tahap Kerja
11. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
12. Kenakan APD
13. Posisi pemeriksa duduk menghadap ke arah vulva dan
melakukan vulva hygiene dengan kapas dan air DTT
14. Melakukan inspeksi pada daerah vulva dan perineum
15. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan
ujung telunjuk kiri pada introitus (agar terbuka),
masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar
introitus (yakinkan bahwa tidak ada bagian yang
terjepit) lalu dorong bilah.
16. Setelah masuk setengan panjang bilah, putar
spekulum 900 hingga tangkainya ke arah bawah
17. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan
serviks tampak jelas
18. Mengambil sekret dengan spatula ayre diusap 3600
pada seluruh permukaan serviks
19. Mengoleskan sekret dari spatula ayre pada
permukaaan objek glass berlawanan arah jarum jam
sekali oles
20. Objek glass dimasukan pada larutan fiksasi alkohol
95% selama 30 menit, kemudian biarkan mengering
kemudian diberi label
21. Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan
pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum.
22. Letakkan spekulum pada tempat yang telah
disediakan
23. Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah
selesai dan persilahkan ibu untuk mengambil tempat
duduk.
D. 24. Rendam semua alat yang terkontaminasi dan
Tahap terminasi
26. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien
27. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
28. Cuci tangan
29. Dokumentasikan tindakan
KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
I. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan intervensi pemasangan alat kontrasepsi dalam Rahim
(AKDR)
III. Materi
1. Defenisi
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine Device) merupakan
alat kontrasepsi terbuat dari plastik yang flesibel dipasang dalam rahim.
Kontrasepsi yang paling ideal untuk ibu pasca persalinan dan menyusui adalah
tidak menekan produksi ASI yakni Alat Kontarsepsi Dalam rahim (AKDR)/Intra
Uterine Device (IUD), suntikan KB yang 3 bulan, minipil dan kondom (BkkbN,
2014). Ibu perlu ikut KB setelah persalinan agar ibu tidak cepat hamil lagi (minimal
3-5 tahun) dan punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga.
Kontrasepsi yang dapat digunakan pada pasca persalinan dan paling potensi untuk
mencegah mis opportunity berKB adalah Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR)
atau IUD pasca plasenta, yakni pemasangan dalam 10 menit pertama sampai 48
jam setelah plasenta lahir (atau sebelum penjahitan uterus/rahim pada pasca
persalinan dan pasca keguguran di fasilitas kesehatan, dari ANC sampai dengan
persalinan terus diberikan penyuluhan pemilihan metode kontrasepsi. Sehingga
2. Jenis-jenis AKDR/IUD
4. Kerugian IUD
Kerugian penggunaan alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut:
a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan).
b. Haid lebih lama dan banyak
c. Perdarahan (spotting antar menstruasi)
d. Saat haid lebih sedikit.
B. Tahap orientasi
1. Berikan salam saat klien datang
2. Memperkenalkan diri kepada keluarga klien
3. Menanyakan tujuan kedatangan klien
4. Memberikan informasi umum tentang keluarga
berencana
5. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang
tersedia dan resiko serta keuntungan dari masing-
C. Tahap kerja
10. Siapkan alat-alat di dekat klien
11. Mencuci tangan
12. Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
13. Kenakan kain penutup pada klien untuk
pemeriksaan panggul
14. Atur lampu yang terang untuk melihat serviks
15. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada
nyeri,benjolan atau kelainan di daerah supra pubik
16. Memasang handscoen yang sudah di DTT atau steril
17. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
18. Masukkan spekulum vagina
19. Lakukan pemeriksaan spekulum:
a. Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina
b. Inspeksi serviks
20. Bila ada sekret vagina yang mencurigakan,
dilakukan pemeriksaan spesimen atau lakukan
pembersihan vagina porsio dan sekitarnya dengan
kasa + larutan betadin.
21. Keluarkan spekulum dengan hati-hati dan letakkan
kembali pada tempat semula dengan tidak menyentuh
peralatan lain yang belum digunakan
22. Celupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% kemudian buka dan rendam dalam keadaan
D. Tahap terminasi
1. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
2. Evaluasi hasil kegiatan (subjektif dan objektif)
3. Cuci tangan
4. Dokumentasikan tindakan
KETERANGAN:
0= Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
III. Materi
1. Defenisi
Implant adalah salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat
dari sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas. Implant
adalah Alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul kosong sil.lkj770pastic (karet
a. Norplant.
Terdiri dari 6 batang silastik lembut yang berongga dengan panjang 3,4 cm
dengan diameter 2,4 cm. Jumlah kapsul yang disusukkan di bawah kulit adalah
sebanyak 6 kapsul dan masingmasing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap
hari sebanyak 30 mcg levonorgestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi
melalui dinding kapsul. Levonorgestrel adalah suatu progestin yang dipakai juga
dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi ataupun pada AKDR yang
bioaktif.
b. Implanon.
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3- Keto-desogestrel dan lama kerjanya
3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant.
3. Indikasi
a. Wanita- wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu yang lama
tetapi tidak bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR.
b. Wanita- wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
estrogen.
4. Kontraindikasi
a. Kehamilan atau disangka hamil
b. Penderita penyakit hati
c. Kanker payudara
d. Kelainan jiwa ( psikosis, neurosis)
e. Varikosis
f. Riwayat kehamilan ektopik
g. Diabetes melitus
h. Kelainan kardiovaskuler
B. Tahap Orientasi
3. Berikan salam saat klien datang
4. Memperkenalkan diri kepada keluarga klien dan
menanyakan identitas klien
5. Menanyakan tujuan kedatangan dan memberikan
informasi umum tentang implan
6. Mempersilahkan klien mencuci seluruh lengan
dengan sabun dan air yang mengalir, serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun
(sisa sabun menurunkan efektivitas antiseptik
tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien
kurang menjaga kebersihan dirinya untuk
menjaga kesehatannya dan mencegah penularan
C. penyakit
Tahap Kerja
7. Persilakan klien berbaring dengan lengan yang
lebih jarang digunakan (misalnya: lengan kiri)
diletakkan pada lengan penyangga atau meja
samping. Lengan harus disangga dengan baik dan
dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok
sesuai dengan posisi yang disukai klinisi untuk
memudahkan pemasangan.
8. Tentukan tempat pemasangan yang optimal, 8 cm
di atas lipatan siku, gunakan pola (template) dan
spidol untuk menandai tempat insisi yang akan
dibuat dan tempat kedua kapsul akan dipasang
(bila akan menggunakan antisepsik yang
mengandung alkohol gunakan spidol dengan tinta
permanen).
9. Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril
tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
10. Buka dengan hati-hati kemasan steril implan
dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya
dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkok steril.
Bila tidak ada mangkok steril, kapsul dapat
diletakkan dalam mangkok yang didisenfeksi
tingkat tinggi (DTT) atau pada baki tempat alat-
alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian
kemasan dan mengambil kapsul dengan klem
steril atau DTT saat melakukan pemasangan.
Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau
isinya kecuali dengan alat yang steril atau DTT.
11. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
12. Pasang sarung tangan steril
13. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah
dicapai. Hitung kapsul untuk memastikan
jumlahnya.
14. Persiapkan tempat insisi dengan larutan
KETERANGAN
0 = Tidak dilakukan sama sekali
1 = Dilakukan tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
III. Materi
1. Luka Perineum
Robekan jalan lahir bisa terjadi karena partus precipitatus, kepala janin besar dan
janin besar, serta perluasan episiotomi (Mochtar, 2002). Hal ini berisiko menyebabkan
infeksi postpartum karena adanya luka pada bekas perlukaan plasenta, laserasi pada
saluran genital termasuk episiotomi pada perineum, dinding vagina dan serviks. Luka
pada perineum akibat episiotomi, ruptur uteri atau laserasi merupakan daerah yang
tidak mudah kering. Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin
agar daerah tersebut sembuh dengan cepat dan mudah. Pencucian daerah perineum
Nilai Keterang
NO Tindakan
0 1 2 an
Pra Interaksi
1 Baca basmalah
Baca catatan medis dan catatan
2
keperawatan klien
Persiapan Alat :
1) Kassa/ Kapas Steril
2) Perlak dan Pengalas
3) Bengkok
4) Handscoen
5) Kateter
3 6) Kom berisi Povidine Iodine
(betadin) 1 % / NaCl 0.9%
7) Selimut
8) Pembalut
9) Celana dalam ibu yang bersih
10) Pispot
11) Keranjang baju
4 Cuci Tangan
Orientasi
Berikan salam, panggil nama klien,
5
Memperkenalkan diri
Menjelaskan prosedur dan tujuan yang
6
akan dilakukan kepada pasien
Fase Kerja
Beri kesempatan kepada klien untuk
7
bertanya
8 Pastikan privasi klien terjaga
Minta klien untuk melepaskan celana dan
9
pembalut sambil memperhatikan lochea
Sebelum melakukan tindakan, palpasi perut
10 ibu untuk mengetahui apakah kandung
kemihnya penuh atau tidak
Jika kandung kemih teraba penuh, lakukan
11 kateterisasi dengan kateter logam dengan
menggunakan handscoen
Persilahkan ibu untuk berbaring di tempat
12 tidur dengan satu bantal di kepala dan
lutut ditekuk (posisi dorsal recumbent)
Tutupi dengan alat tenun bagian tubuh
13 klien yang tidak termasuk area yang akan
dilakukan tindakan.
14 Letakkan pengalas di bawah bokong klien
Bersihkan area perineum
15 Ambil kasa/kapas steril dengan pinset,
Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 40
kemudian dimasukkan kedalam larutan
desinfektan
Basahi kassa/kapas steril tersebut ke arah
16
perineum dari arah depan ke belakang.
Lakukan hal tersebut hingga area perineum
17
tampak bersih.
Lakukan perawatan dengan betadin jika
18 ada jahitan pada perineum (luka
episiotomi)
Amati ada tidaknya tanda-tanda infeksi di
19
sekitar area tersebut
20 Lepaskan handscoen
21 Pasang pembalut dan celana bersih
Fase terminasi
22 Evaluasi perasaan klien
23 Simpulkan hasil kegiatan
24 Kontrak waktu selanjutnya
25 Bereskan alat-alat
26 Cuci tangan
Catat hasil tindakan dalam catatan
27
keperawatan
Total
Keterangan:
0: Perlu perbaikan (Langkah / tugas tidak dikerjakan)
1: Mampu (langkah/ tugas dikerjakan tetapi kurang tepat)
2: Mahir (Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu sesuai prosedur)
III. Materi
A. Konsep Penyuluhan Kesehatan
1. Pengertian
Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok
maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup
sehat. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa
yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan
meminta pertolongan.
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah
sakit, klinik, puskesmas, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
Penyuluhan kesehatan pada keluarga diutamakan pada keluarga resiko tinggi,
seperti keluarga yang menderita penyakit menular, keluarga dengan sosial
B. Konsep Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi ialah usaha- usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha- usaha
itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen
dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi. Kontrasepsi
merupakan usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu
dapat bersifat sementara dan permanen. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya
sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang
telah dibuahi ke dinding Rahim.
FORMAT
Bidang Studi :
Pokok Bahasan :
Sub Pokok Bahasan :
Sasaran :
Tempat :
Hari/Tanggal :
Waktu :
I. Tujuan Umum :
III. Sasaran :
IV. Materi :
V. Metode :
VI. Media :
VIII. KegiatanPenyuluhan :
2 Penyampaian Materi:
3 Penutup:
X Setting Tempat :
XI Daftar Pustaka :
Nama Mahasiswa :
NIM :
Hari/Tanggal :
Nilai Jumlah
No Aspek Keterampilan Skore
1 2 3 Nilai
1 Pembukaan
a. Menarik perhatian peserta
b. Melakukan brainstroming
3
c. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai
dan rencana kegiatan
d. Memberikan pre-test
2 Penguasaan Materi
a. Bahan pendidikan
kesehatan/penyuluhan disajikan sesuai
dengan langkah-langkah yg direncanakan
(SAP) 3
b. Kejelasan dalam menerangkan materi
c. Kejelasan dalam memberikan contoh
d. Mencerminkan keluasan wawasan dan
ilustrasi
3 Proses Penyampaian materi
a. Kesesuaian penggunaan strategi/metode
dengan pokok bahasan
b. Penyajian bahan penuluhan kesehatan
3
relevan dengan tujuan pokok
c. Antusias dalam menanggapi dan
menggunakan respon
d. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu
4 Ketrampilan Memberikan Penguatan
a. Penguatan verbal 4
b. Penguatan nonverbal atau gestural
5 Keterampilan Bertanya
a. Membangkitakan rasa ingin tahu
peserta dengan merangsang berpikir
kritis peserta
b. Memusatkan perhatian peserta
terhadap pokok bahasan
3
c. Mengatasi kesulitan khusus yang
menghambat peserta untuk memahami
d. Memberikan kesempatan peserta
untuk mengajukan informasi
e. Mendorong peserta mengemukakan
pandangannya
Panduan praktikum keperawatan Maternitas II |PSIK STIKES Al Insyirah Page 50
6 Keterampilan Variasi dalam Gaya
Penyuluhan:
a. Variasi Suara
Penyuluh memberikan variasi dalam
nada suara, volume suara, dan
kecepatan bicara
b. Variasi Mimik dan Gestural
3
Penyuluh menyesuaikan mimik dan
gerak untuk memperjelas penyajiannya
c. Variasi Kesenyapan
Penyuluh dengan sengaja memberikan
waktu senyap atau hening dalam
pembicaraannya
7 Keterampilan Menjelaskan
a. Penyuluh memberikan penjelasan yang
relvan dengan tujuan promosi
kesehatan
b. Penyuluh menggunakan ilustrasi,
contoh, dan penalaran dalam
5
penyampaian informasi
c. Mendapatkan umpan balik dari peserta
d. Menyusun hal-hal yang dapat di
jelaskan
e. Melibatkan peserta untuk berfikir
dalam memecahkan masalah
7 Sikap Dalam Proses Penyampaian
Materi
a. Kejelasan suara atau variasi dalam nada
suara, volume suara dan kecepatan
berbicara
b. Kesenyapan, penyuluh memberikan
waktu senyap dalam pembicaraannya
c. Antusiasme, penampilan, mimik dan
gerak untuk memperjelas penyajian 5
d. Mobilitas posisi tempat selama proses
penyampaian materi dengan maksud
berbeda-beda
e. Kontak pandang merata ke seluruh kelas
f. Memusatkan perhatian peserta terhadap
penyuluhan
g. Sikap dalam memberikan materi
termasuk cara berpakaian
9 Kemampuan Mengelola Tempat
a. Membagi perhatian kepada peserta
secara visual dan verbal
b. Usaha untuk mengaktifkan dan 5
menstimulus peserta
c. Menemukan dan mengatasi tingkah laku
yang menimbulkan masalah
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik