BAB I
PENDAHULUAN
PREMATURITAS
3
Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatkan kematian
perinatal sebesar 65%-75%, umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah.Berat lahir rendah
dapat disebabkan oleh kelahiran preterm dan pertumbuhan janin yang terlambat. Keduanya
sebaiknya dicegah karena dampaknya yang negatif, tidak hanya kematian perinatal tetapi juga
morbiditas, potensi generasi akan datang, kelainan mental dan bebah ekonomi bagi keluarga dan
bangsa secara keseluruhan.
Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokan dalam 4 golongan, yaitu:
c. Perdarahan plasenta
d. Peregangan yang berlebihan pada uterus
Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi pada primipara
muda yang mempunyai predisposisi genetik.Adanya stres fisik maupun psikologi menyebabkan
aktivasi prematur dari aksis Hypothalamus-Pituitary-Adrenal (HPA) ibu dan menyebabkan
terjadinya persalinan prematur.Aksis HPA inimenyebabkan timbulnya insufisiensi uteroplasenta
dan mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan mengakibatkan
peningkatan pelepasan hormon CorticotropinReleasing Hormone (CRH), perubahan pada
Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), prostaglandin, reseptor oksitosin, matrix
metaloproteinase (MMP), interleukin-8, cyclooksigenase-2,dehydroepiandrosteron sulfate
(DHEAS), estrogen plasenta danpembesaran kelenjar adrenal.
Mekanisme ketiga yaitu mekanisme yang berhubungan dengan perdarahan plasenta dengan
ditemukannya peningkatan hemosistein yang akan mengakibatkan kontraksi miometrium. 15
Perdarahan pada plasenta dan desidua menyebabkan aktivasi dari faktor pembekuan Xa
(protombinase). Protombinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dan pada beberapa
penelitian trombin mampu menstimulasi kontraksi miometrium.
Mekanisme keempat adalah peregangan berlebihan dari uterus yang bisa disebabkan oleh
kehamilan kembar,polyhydramnionatau distensi berlebih yang disebabkan olehkelainan uterus
atau proses operasi pada serviks. Mekanisme ini dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin, dan COX-
2.
Faktor risiko adalah pengalaman, perilaku, tindakan, atau aspek-aspek pada gaya hidup, yang
dapat memperbesar peluang terkena atau terbentuknya suatu penyakit, kondisi, cedera,
gangguan, ketidakmampuan, atau kematian. Dalam hal ini, faktor risiko adalah kondisi atau
keadaan pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan risiko atau bahaya terjadinya
komplikasi pada persalinan yang mengakibatkan terjadinya persalinan prematur.
1) Pendidikan
Latar belakang pendidikan ibu yang rendah menyulitkan berlangsungnya suatu
penyuluhan terhadap ibu. Mereka kurang menyadari pentingnya informasi-informasi
tentang kesehatan ibu hamil sehingga tidak mengetahui cara memelihara kesehatan
terutama pada saat hamil. Menurut penelitian Irmawati, ibu berpendidikan SD lebih
berisiko 3,33 kali mengalami persalinan premature dibandingkan dengan ibu yang
berpendidikan tinggi (CI:1,29-9,16 nilai p=0,0025).
2) Pekerjaan
Pekerjaan fisik yang berat, tekanan mental (stress), kecemasan yang tinggi dapat
meningkatkan kejadian prematur.Pekerjaan fisik yang berat, yang mengkondisikan
ibu hamil untuk berdiri lama, seperti Sales Promotion Girl (SGP), perjalanan panjang
dan pekerjaan yang mengangkat beban berat berisiko melahirkan prematur.Sebuah
studi di University College Dublin, Irlandia mengatakan bahwa wanita hamil yang
pekerjaannya menuntut kekuatan fisik lebih beresiko melahirkan secara prematur atau
lahir dengan berat badan di bawah normal. Selain itu tingkat stres serta waktu kerja
yang panjang juga akan berdampak buruk bagi si calon bayi.
3) Umur
Umur merupakan faktor penting dalam menentukan waktu yang ideal untuk
hamil.Umur yang paling aman untuk hamil dan melahirkan adalah sekitar 20 – 35
tahun. Pada usia ini wanita dalam keadaan optimal dengan kata lain risiko angka
kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) ibu dan bayi yang terjadi akibat
kehamilan dan persalinan dalam kelompok usia tersebut paling rendah dibandingkan
dengan kelompok usia lainnya. Risiko ini akan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya usia. Pada ibu yang berusia 35 tahun dan lebih tua adanya risiko
mengalami masalah seperti tekanan darah tinggi, diabetes selama hamil (diabetes
yang terjadi selama kehamilan), dan komplikasi selama persalinan.Anak yang
6
dapat merusak dinding rahim, tempat janin tumbuh dan berkembang.Dinding rahim
merupakan tempat melekatnya plasenta, salah satu fungsi plasenta ialah tempat
pembuatan hormon-hormon dan jika plasenta tidak bekerja dengan baik maka
pembuatan hormon terganggu. Jika kadar progesterone turun akan timbul kontraksi
pada rahim. Kejadian abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan
berikutnya, baik pada timbulnya penyulit kehamilan maupun pada hasil kehamilan itu
sendiri.Wanita dengan riwayat abortus mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk
terjadinya persalinan prematur, abortus berulang, dan BBLR. Penelitian Rahmawati
(2006) di Rumah Sakit Dr.Sardjito Yogyakarta pada periode waktu 2003-2005
mendapatkan bahwa ibu yang mengalami persalinan prematur memiliki peluang 2,5
kali memiliki riwayat abortus dibandingkan dengan ibu yang mengalami persalinan
matur.
6) Antenatal Care
Antenatal care merupakan pengawasan sebelum persalian terutama ditujukan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.Sehingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI, dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar. Pelayanan ANC yang sesuai standar meliputi timbang berat
badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan
atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin,
skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test
laboratorium (rutin dan khusus), termasuk P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi ) serta KB pasca persalinan. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di RS Dr. Hasan Sadikin Bandung diperoleh hasil bahwa ibu yang tidak
melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) mempunyai risiko mengalami persalinan
prematur sebanyak 3,1 kali (95%CI:2,38-4,07) dibandingkan ibu yang melakukan
pemeriksaan kehamilan (ANC).
7) Anemia Kehamilan
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi
hemoglobin yang menurun.Kategori anemia yaitu jika HB <11gr/dl.Selama
kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabakan oleh defisiensi besi,
8
sekunder terhadap kehilangan darah sebelumnya atau masukan besi yang tidak
adekuat.Anemia jarang menciptakan krisis kedaruratan akut selama kehamilan,
namun pada hakekatnya setiap masalah kedaruratan dapat diperberat oleh anemia
yang telah ada.Pada kehamilan 36 minggu, volume darah ibu meningkat rata-rata 40
sampai 50 persen di atas keadaan tidak hamil.Walaupun eritropoesis diperkuat oleh
volume eritrosit meningkat, namun lebih banya plasma ditambahkan ke dalam
sirkulasi ibu, akibatnya konsentrasi hemoglobin maupun hematokrit menurun selama
kehamilan. Semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahiran akan
semakin banyak kehilangan zat besi dan semakin anemis. Pengaruh anemia pada
masa kehamilan terutama pada janin dapat mengurangi kemampuan metabolism
tubuh ibu sehingga menganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
akibatnya terjadi abortus, kematian intrauterin, persalinan prematur, berat badan lahir
rendah, kelahiran dengan anemia, terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi
dan inteligensi rendah. Pada ibu yang mengalami anemia kehamilan mempunyai
risiko untuk mengalami komplikasi persalinan 1,42 kali lebih besar dibandingkan
dengan ibu yang tidak mengidap anemia.
8) Jarak Kehamilan
Jarak kehamilan yang terlalu dekat yaitu kurang dari 24 bulan merupakan jarak
kehamilan yang berisiko tinggi sewaktu melahirkan.Jarak kehamilan yang dekat
mengakibatkan rahim ibu belum pulih sempurna sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan janin. Berdasarkan hasil penelitian Irmawati tahun 2010, ibu yang jarak
kehamilan saat ini dengan sebelumnya antara 18-24 bulan berisiko 3,07 kali untuk
melahirkan prematur dibandingkan ibu yang jarak kehamilannya >24 bulan.
9) Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg.Pengukuran
tekanan darah dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali selama 4 jam.Hipertensi kronis
adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.Wanita yang mengalami hipertensi
kronis berisiko mengalami pre-eklampsia.Pada hipertensi atau preeklamsia, penolong
persalinan cenderung untuk mengahiri kehamilan.Hal ini menimbulkan prevalensi
9
a. Pembatasan aktivitas kerja (kerja, perjalanan, dan coitus) pada ibu dengan riwayat
persalinan premature dan mengurangi pekerjaan yang menimbulkan stress
b. Ibu dengan kehamilan kembar harus lebih banyak istirahat ditempat tidur sejak
minggu ke-28 hingga minggu ke-37
c. Melakukan pemeriksaan USG untuk memeriksa kondisi janin
d. Melakukan pemeriksaan cairan ketuban (amnionsintesis)
- Pencegahan Tersier
Merupakan upaya pencegahan persalinan premature pada saat gejala secara klinis sudah
nyata didapatkan.Tahap ini ditujukan untuk memperpanjang masa kehamilan dengan
maksud memberikan kesempatan untuk memperbaiki kualitas janin dan mempersiapkan
persalinan yang memadi.
• Kelainan bawaan uterus meskipun, jarang terjadi Terdapat hubungan kejadian partus
preterm dengan kelainan uterus yang ada.
• Ketuban pecah dini ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau
sebaliknya.
Ada beberapa kondisi yang mungkin menyertai seperti serviks inkompeten, hidramnion,
kehamilan ganda, infeksi vagina dan serviks dan lain-lain infeksi asenden merupakan teori yang
cukup kuat dalam mendukung terjadinya amnionitis dan ketuban pecah.
umur kehamilan kurang dari 32 minggu dan 0,5% pada kehamilan kuarng dari 28 minggu.
Namun kelompok ini merupakan duapertiga dari kematian neonatal. Kesulitan utama dalam
persalinan prematur ialah perawatan bayi prematur, yang semakin muda usia kehamilannya
semakin besar morbiditas dan mortalitas.
Penelitian lain menunjukkan bahwa umur kehamilan dan berat bayi lahir saling berkaitan
dengan risiko kematian perinatal. Pada kehamilan umur 32 minggu dengan berat > 1.500 gram
keberhasilan hidup sekitar 85%, sedangkan pada umur kehamilan sama dengan berta janin <
1.500 gram angka keberhasilan sebesar 80%. Pada umur kehamilan < 32 dengan berat lahir <
1.500 gram angka keberhasilan hanya sekitar 59%.Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan
persalinan prematur tidak hanya tergantung umur kehamilan, tetapi juga berat bayi lahir.
Permasalahan yang terjadi pada persalinan prematur bukan saja pada kematian perinatal,
melainkan bayi prematur ini sering pula disertai dengan kelainan, baik kelainan jangka pendek
maupun jangka panjang. Kelainan jangka pendek yang sering terjadi adalah: RDS (Repository
Distress Syndrome), perdarahan intra/periventrikular, NEC (Necrotizing Entero Cilitis),displasi
bronko-pulmonar, sepsis, dan paten duktus arterious. Adapun kelainan jangka panjang sering
berupa kelainan neurologik seperti serebral palsi, retinopati, retardasi mental, juga dapat terjadi
disfungsi neurobehavioural dan prestasi sekolah yang kurang baik. Dengan melihat
permasalahan yang dapat terjadi pada bayi prematur, maka menunda persalinan prematur, bila
mungkin, masih memberi suatu keuntungan
1.1 Identitas
Klien Suami
Umur : 30 th 40 th
No.RMK : 10064156
Kistoma ovarii.
Nenek suami kembar, Riwayat DM (-), Hepatitis (-), Hipertensi (-), Penyakit
Jantung (-), Penyakit saluran pernafasan (-). HPHT 09 November 2016 TP : 22
Agustus 2017. Pemeriksaan kehamilan dilakukan di Poliklinik Hamil I RSDS
sebanyak 8 kali, TT 1 kali. Tgl. 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA. klien
mengeluh keluar lendir & darah,serta kenceng-kenceng. Riwayat infeksi saluran
kencing (-), Riwayat kelelahan (-). Riwayat kecemasan (+).
e. Genital: bentuk normal (+), ketuban (-) jernih, VT; fulsus pembukaan 3 jari
longgar, eff: 35% dominator, ukuran panggul (N)
f. Anal: tak ada kelainan
g. Tanda vital: 24x/mnt, T : 120/80 mmHg
h. Kala I: Tgl. 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA Mulai kenceng-kenceng
Tgl. 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA Ketuban pecah
Tgl. 17 Agustus 2017, pukul 08:00 WITA Darah & lendir keluar
2. ANALISA MASALAH
KALA I
S: perut terasa nyeri jika Dinding uterus lapisan Resiko terjadi ruptur
diraba dan rasanya sesak lemakya sangat tipis uterus
jika timbul his. sehingga uterus juga tipis
Sepertinya gerakan bayi kelenturan uterus
sangat keras kurang mudah terjadi
ruptur pada saat his atau
O: tampak bagian kecil manipulasi
bayi sangat menonjol di
abdomen, TBJ= 3400
gram, hamil pertama.
KALA IV
O: T : 120/85 mm Hg, N
Resiko tinggi terjadi
80 x/mnt, RR :20 X/mnt,
infeksi nifas b.d adanya
TFU 2 jari bawah pusat,
luka epiosotomi
kontraksi baik,
perdarahan abnormal (-)
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kala I:
- Resiko tinggi terjadi gawat janin sebagai akibat dari pecahnya kista Ovarii (akut
abdomen).
- Resiko terjadi infeksi b.d sekunder pada bayi s.e dari ketuban pecah prematur.
- Resiko tinggi terjadi ruptur uteri b.d dari dinding uterus yang tipis
- Resiko tinggi terjadi sekunder arrest
- Cemas b.d kurangnya pengetahun tentang keadaanya kehamilan dan
persalinannya.
Kala II dan III
- Resiko tinggi terjadi injuri pada ibu dan bayi b.d dampak dari tindakan persalinan
- Resiko tinggi terjadi atonia uteri b.d kelemahan ibu
Kala IV
- Nyeri b.d luka episiotomi pada vagina
- Resiko tinggi terjadi infeksi nifas b.d adanya luka episiotomi
19
4. RENCANA KEPERAWATAN
KALA I
Jumat, 18 Resiko tinggi Setelah dirawat Monitor CHPB setiap 2 jam Untuk
Agustus terjadi gawat selama 2 jam mengetahui
2017, pukul janin sebagai tidak terjadi Monitor vital sign ibu setiap jika terjadi
08:30 akibat dari gawat janin 2 jam gangguan
WITA akut abdomen sirkulasi yang
Criteria Monitor kesadaran setiap 2 berakibat
kontraksi: Djj jam terjadinya
12;11;12, his distress pada
terjadi setiap 3-5 Monitor tanda-tanda akut janin
menit abdomen
Peningkatan
Kolaborasi monitoring NST tensi
merupakan pre
tensi dari
adanya
ancaman yang
dapat
mengancam
keselamatan
ibu dan janin
20
Penurunan
kesadaran
merupakan
tanda dari
hipoksia
sebagai akibat
dari spasme
yang muncul
sebagai akibat
lanjut dari akut
abdomen
Ancaman
distress pada
janin diketahui
dari perubahan
NST yakni
terjadinya
peningkatan
frekuensi
Sebagai
propilaksis
untuk
mencegah
timbulnya
infeksi ibu dan
bayi
Menjaga daya
tahan dinding
sel sehingga
dapat
mencegah
kerusakan sel
bayi maupun
ibu serta untuk
mempercepat
maturitas
perkembangan
paru janin
(-) uterus
Berkurangnya
his dapat
menjadi
pertanda
rupture uteri
His bundle
sebagai
pertanda
adanya
hambatan
terhadap
kemajuan
terutama pada
fase aktif
pusat di potong.
- Penilaian APGAR skor
menit –1= 7-8, menit ke-
5= 8-9. Bayi
dirawat,selanjutnya
diukur berat badan= 3500
gr, PB= 51 cm LK= 33
cm, LD= 32 cm. Pukul
13:30 WITA plasenta
lepas. Kotiledon lengkap,
selaput intak.
- Kontraksi uterus baik. TFU
dua jari diatas pusat Luka
epis + 8 cm di jahit.
- Perdarahan abnormal (-).
KALA IV
Jumat, 18 Resiko tinggi Tidak terjadi - Observasi TTV dan tanda- Deteksi dini
Agustus terjadi infeksi infeksi tanda infeksi kemungkinan
2017, pukul nifas b.d - He vulva hygiene terjadinya
13:45- adanya luka - He tanda-tanda infeksi infeksi
13:55 episiotomi - He minum yang cukup dan sehingga
WITA makan yang tinggi kalori segera diatasi
dan protein
Luka kotor
- Kolaborasi: Diet TKTP,
memengaruhi
Amoxicilin 3 X 500 mg
proses
penyambutan
mengetahui
vulva hygiene
mengetahui
tanda-tanda
infeksi
Mengetahui
minum yang
cukup dan
makan yang
tinggi kalori
dan protein
5. TINDAKAN KEPERAWATAN
KALA I
27
Resiko tinggi terjadi Jumat, 18 Memonitor CHPB Cont (+), Djj 12;11;12,
gawat janin sebagai Agustus 2017, Monitor vital sign his setiap 4 m3nit lama
akibat dari akut pukul 08:30 Memonitor kesadaran 3 dt, bundle his (-),
abdomen WITA Monitor tanda-tanda GCS:456, kejang (-)
kejang
Resiko tinggi terjadi Jumat, 18 Sampaikan kepada ibu Kecurigaan uterus tipis
rupture uteri b.d dari Agustus 2017, dan sejawat untuk dan mudah rupture
dinding uterus yang pukul 08:30 menghindari sehingga sejawat dan
tipis WITA manipulasi pada uterus klien mengerti
klien terutama pada
saat kala 2
Alat lengkap
danakhirnya seluruh
kepala. Kepala
mengadakan putar
paksi luar.
Kemudian kepala
dipegang secara
biparietal, ditarik
curam kebawah
sampai lahir
bahudepan, dielevasi
keatas sampai bahu
belakang lahir,
ditarik mendatar,
maka lahir bayi laki-
laki pada pukul
13.05 WITA,Bayi di
suction lewat hidung
dan mulut, diberikan
oksigen dengan
kanul dan
selanjutnya tali
pusat di potong.
- Penilaian APGAR skor
menit –1= 7-8,
menit ke-5= 8-9.
Bayi
dirawat,selanjutnya
diukur berat badan=
3500 gr, PB= 51 cm
LK= 33 cm, LD= 32
cm. Pukul 13:30
30
WITA plasenta
lepas. Kotiledon
lengkap, selaput
intak.
- Kontraksi uterus baik.
TFU dua jari diatas
pusat Luka epis
+ 8 cm di jahit.
- Perdarahan abnormal
(-)
KALA IV
6. EVALUASI
DIAGNOSA SOAP
KALA I
P: siapkan partus
Cemas b.d kurangnya S: klien paham dan menyatakan siap untuk melahirkan
pengetahuan tentang O: klien operatif
keadaannya kehamilan dan A: masalah teratasi
persalinannya P: siapkan partus
Resiko tinggi terjadi injuri S: Klien tenang karena bayi telah lahir
pada ibu dan bayi b.d O: tanda-tanda injuri pada bayi (-), luka epis pada ibu + 8
dampak dari tindakan cm sudah dijahit, perdarahan tidak ada.
persalinan A: Injuri patologis tidak ada
P: Lakukan observasi
Resiko tinggi terjadi atonia S:
uteri b.d kelemahan ibu O: kontraksi uterus baik , perdarahan sedikit
A: Atonia uteri tidak terjadi
33
POSTMATURITAS
2.12 Pengertian Persalinan Postmaturitas
Postmatur adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa
usia kehamilan didapatkan dengan perhitungan usia kehamilan dengan rumus Naegele atau
dengan penghitungan tinggi fundus uteri ( KapitaSelekta Kedokteran jilid 1).
Menurut (Achadiat 2004:32) Kehamilan post matur lebihmengacupada janinnya, dimana
dijumpai tanda-tanda seperti kuku panjang, kulit keriput, plantar creases yang sangat jelas,
talipusat layudan terwarnai oleh mekonium.(VarneyHelen, 2007).
Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar esterogen pada kehamilan
normal umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu kadarprogesterone tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian menurun
setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga
spasme arteri spiralis plasenta.Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi
untuk hidup dan tumbuh kembang janin intra uterin.Sirkulasi utero plasenta berkurang sampai
50%.Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini
merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin.Risiko kematian perinatal pada bayi post matur
cukup tinggi, yaitu30% prepartum, 55% intrapartum, dan 15% postpartum.
adanya his, dan terjadi penundaan persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah
plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai
resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim(Manuaba, 1998).
Sindroma postmaturitas yaitu kulit keriput dan telapak tangan terkelupas, tubuh panjang
dan kurus, vernic caseosa menghilang, wajah seperti orang tua, kuku panjang, tali pusat selaput
ketuban berwarna kehijauan. Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 34-36
minggu dan setelah itu terus mengalami penurunan. Pada kehamilan postterm dapat terjadi
penurunan fungsi plasenta sehingga bisa menyebabkan gawat janin.
Bila keadaan plasenta tidak mengalami insufisiensi maka janin postterm dapat tumbuh
terus namun tubuh anak akan menjadi besar (makrosomia) dan dapat menyebabkan distosia
bahu.
2) Riwayat Menstruasi
37
Inspeksi; Mata: Periksa konjungtiva dan sklera untuk menentukan apakah ibu
anemia atau tidak, Muka: edema atau tidak, Leher: apakah terdapat pembesaran
kelenjar baik kelenjar tiroid maupun limfe, Dada: bagaimana keadaan puting susu,
ada tidaknya teraba massa atau tumor, tanda-tanda kehamilan (cloasma
gravidarum, aerolamamae, calostrum), Abdomen: dilihat pembesaran perut yang
sesuai dengan usia kehamilan, luka bekas operasi, Genitalia: Dilihat genetalia
bagian luar oedem atau tidak serta pengeluaran pervagina, Ekstremitas: Atas
maupun bawah tidak oedem
TFU dan apa yang terdapat dibagian fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan
teraba kepala atau bokong lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak
melenting, lunak yang kemungkinan adalah bokong janin,
Leopold II: Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan bagian-
bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun kanan
kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau kepala. Leopold III:
Untuk menentukan apayang terdapat dibagian bawah perut ibu dan apakah BTJ
sudah terpegang oleh PAP, dan normalnya pada bagian bawah perut ibu adalah
kepala. Leopold IV: Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam
rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa masuknya
ke PAP.
Asuhan Keperawatan
KASUS
Seorang NY. Y G1P0Ab0 umur 21 tahun dengan UK 41+6 minggu datang ke BPS Dwi Maryati
dengan keluhan rasa cemas karena kehamilannya sudah lewat dari hari perkiraan lahir. Dari hasil
anamnesa ibu mengatakan HPL 13-2-2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN POSTMATURE
No. Register : 045 / BPS/ BUMIL
Masuk RS tanggal/jam : 26 Februari 2013
Dirawat diruang :-
1. PENGKAJIAN DATA, Tanggal/Pukul : 26 Februari 2013/pukul 15.00 Oleh : Bidan
Biodata Ibu Suami
Nama: Ny. Y Tn. P
Umur: 21 tahun 25 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan: SMU SMU
Pekerjaan: IRT Buruh
Alamat: Kwaru RT 1/RW 3 Kwaru RT 1/RW 3
Gunung Kidul Gunung Kidul
- DATA SUBYEKTIF
- Alasan kunjungan: Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilanya
- Keluhan utama: Ibu mengatakan kehamilannya sudah lewat bulan dari hari
perkiraan lahir
40
- Riwayat mensturasi
Menarce: 14 tahun Siklus : 28 hari
Lama: 7 hari Teratur: teratur
Sifat darah: cair Keluhan : tidak ada
- Riwayat perkawinan
Status perkawinan: sah Menikah ke: 1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama: 20 tahun
- Riwayat obstetrik
- Persalinan Nifas
Hamil
- jns peno
ke Tgl UK kompl JK BB Laktasi kompl
prsalinan long
1 Hamil ini
-
-
-
- Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Pasang Lepas
Jenis
No tanggal Oleh tempat keluha Tanggal oleh tempat alasan
kontrasepsi
n
1 Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
Trimester II
Frekuensi: 3x, Tempat : bidan , Oleh : bidan
Keluhan : tidak ada
Terapi: vitonal f 1x1/ hari, vit C 1x1/ hari
Trimester III
Frekuensi: 1x, Tempat : bidan,Oleh : bidan
Keluhan: rasa nyeri saat perut dipegang bagian atas
Terapi: FE, Vit C, Kalk
Imunisasi TT
TT I : 20-5-2006
TT II: 20-6-2006
TT III : 23-9-2012
Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin 2x/ jam dalam sehari
- Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun) ibu
mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular (TBC,
hepatitis, HIV) penyakit menurun (hipertensi, asma) dan penyakit menahun
(jantung, paru-paru).
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
ibu mengatakan keluarga tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular
(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun
(jantung, paru-paru).
- Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturan kembar
- Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah operasi
- Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
42
Personal hygiene
Mandi: 2x/ hari 2x/ hari
Ganti pakaian: 2x/ hari 2x/ hari
Gosok gigi: 2x/ hari 2x/ hari
Keramas: 4x/ minggu 4x/ minggu
Pola sexsualitas
Frekuensi: 4x/ minggu 1x/ minggu
Keluhan: tidak ada tidak ada
Pola aktifitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu mengatakan selalu mengkuti kegiatan senam hamil dan jalan jalan pagi
- Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman
berakohol)
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan kebiasaan yang mengganggu kesehatan
seperti merokok, minum jamu, minuman berakohol
- Psikososiospiritual (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan
sosial, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiataan ibadah,
kegiataan sosial, dan persiapan keuangan ibu dan keluarga)
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilanya
Ibu mengatakan mendapatkan dukungan sosial dari masyarakat
Ibu mengatakan sudah merencanakan persalinan di RB
Ibu mengatakan akan memberikan ASI esklusif pada bayinya
Ibu mengatakan ingin merawatbayinya sendiri dengan keluarga
Ibu mengatakan rajin beribadah
Ibu mengatakan selalu mengikuti kegiatan sosial
Ibu mengatakan sudah menyiapkan keuanganya untuk bersalin
- Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan dan laktasi)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang kehamilan, persalinan, dan laktasi
- Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan dilingkungan rumah tidak memelihara hewan
- DATA OBYEKTIF
44
- Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran: composmetis
Status emosional: stabil
Tanda vital sign
Tekanan darah: 110/70 mMHg Nadi: 81x/ menit
Pernapasan: 21x/ menit Suhu : 36,5 C
Berat badan: 55 kg Tinggi badan: 155 cm
- Pemeriksaan fisik
Kepala: mesosepal, tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan, tidak nyeri tekan
Rambut: lurus, hitam, tidak rontok, dan tidak ketombe
Muka: oval, tidak pucat, tidak odem, tidak ada bekas luka
Mata: simetris, tidak starbismus, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada
tanda-tanda infeksi
Hidung: simetri, berlubang, tidak polip
Mulut: lembab, tidak pecah-pecah, gusi tidak epulis, tidak ada stomatitis, gigi tidak
karies
Telinga: simetris, pendengaran baik, tidak ada secret, gendang telinga tidak pecah
Leher: tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
Dada: simetris,tidak ada retraksi dinding dada,tidak ada wezing
Payudara: simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi mamae, kolostrum sudah
keluar
Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada linea alba, tidak ada striegravidarum
Palpasi leopold
Leopold I: teraba bulat, tidak melenting, lunak, berati letak(bokong)
Leopold II: bagian kanan teraba kecil-kecil,tidak ada tahanan berati ekstremitas,
bagian kiri teraba memanjang seperti papan,ada tahanan berarti punggung
Leopod III: bagian terendah janin teraba bulat, melenting, keras, tidak bisa
digerakan berarti kepala
Leopod IV: tangan tidak bisa bertemu berarti kepala sudah masuk panggul
(divergen)
45
Osborn test: -
TFU menurut Mc.Donald: 33 cm
TBJ: (33-11)x155=3410gr
Auskultasi DJJ: 155x/ menit
Ekstremitas atas : jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak terdapat odem,
gerakan aktif
Ekstremitas bawah: jumlah jari lengkap, kuku tidak pucat, tidak odem, tidak
varises, reflek patela positif
Genetalia luar: bersih, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak varises,
Anus: bersih, belubang, tidak hemoroid
Pemeriksaan panggul (bila perlu): -
- Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laborat
HB: 10 gr%
- Data penunjang
Tidak ada
2. INTERPRETASI DATA
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
Seorang Ny Y umur 21 tahun G1P0Ab0 Uk 41 +6 minggu, janin tunggal, hidup intrauteri,
puki, preskep janin hidup intra uteri
- Data Subjektif
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
Ibu mengatakan berumur 21 tahun
Ibu mengatakan HPM : 6-5-2012
Ibu mengatakan hamilnya sudah lewat dari perkiraan lahir
- Data Objektif
KU: baik
Kesadaran: composmetis
vital sign: TD: 11O/70 mMHg S: 36,5 C
N: 21x/ menit R: 81x/menit
46
TFU: 33 cm
BB: 55kg
DJJ: 155x/ menit, kuat
Leopold I: teraba bokong
Leopold II: teraba punggung disebelah kiri
Leopold III: teraba kepala
Leopold IV: teraba kepala sudah masuk panggul
- MASALAH
Tidak ada
- KEBUTUHAN
Tidak ada
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
49
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Prawiharjo, 2002).
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram.
B. Saran
Memperhatikan kondisi saat fase kehamilan sangatlah penting dengan gizi yang cukup
dan seimbang, oleh karena itu bagi ibu-ibu yang hamil hendaklah mempersiapkan persalinan
dengan sebaik-baiknya, serta dengan melakukan pemeriksaan rutin baik untuk mengetahui
kesehatan janin dan sang ibu, selain itu juga penting dalam mendeteksi sedini mungkin umur
kehamilan ibu untuk menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan sehingga
kehamilan postmatur dapat diakhiri sehingga tidak menimbulkan komplikasi yang dapat
membahayakan keselamatan ibu dan janin.
DAFTAR PUSTAKA
Subhan, 2001. Asuhan Keperawatan Ibu Bersalin Ny. M. W. Dengan Kistoma Ovarii Di
Ruang Bersalin Lantai II IRD RSUD. DR. SOETOMO SURABAYA,
https://dcolz.files.wordpress.com/2010/12/askep-kistoma-ovarii.pdf. Diakses
pada, Kamis September 7, 2017 Pukul 12:02 WITA