Anda di halaman 1dari 7

KEHAMILAN DAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR

Oleh:
Marsheila Salvinia A.S
NIM:217010007
Email: marsheilasalvinias@gmail.com
FSK S1-KEBIDANAN

Abstrak: prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 atau lebih awal dari hari
perkiraan lahir. Kondisi ini terjadi ketika kontraksi rahim mengakibatkan terbukanya leher rahim
(serviks), sehingga membuat janin memasuki jalan lahir.Minggu terakhir masa kehamilan
merupakan masa yang penting dalam pembentukan tahap akhir berbagai organ vital, termasuk otak
dan paru-paru, serta proses peningkatan berat badan janin. Oleh karena itu, bayi yang lahir
prematur berisiko mengalami gangguan kesehatan karena kondisi organ tubuh yang belum
sempurna, sehingga membutuhkan perawatan intensif.

Kata Kunci : Premature,Kelahiran,Kehamilam\n


1. Pendahuluan

1.1 Latar belakang masalah

Kelahiran prematur adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20


minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kelahiran prematur
merupakan masalah penting dibidang reproduksi manusia baik di negara maju maupun
negara berkembang seperti Indonesia. Sebesar 70% penyebab tingginya kematian perinatal
disebabkan oleh persalinan prematur, sedangkan kematian perinatal sendiri merupakan
tolak ukur kemampuan suatu negara dalam upaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan menyeluruh. Kelahiran prematur meningkat dari 7,5% (2 juta kelahiran)
menjadi 8,6% (2,2 juta kelahiran) di dunia. Angka kejadian kelahiran prematur di negara
berkembang jauh lebih tinggi, seperti India (30%), Afrika Selatan (15%), Sudan (31%) dan
Malaysia (10%). Angka kelahiran prematur berkisar 10-20% di Indonesia pada tahun 2009
dan angka ini menyebabkan Indonesia termasuk dalam peringkat kelima dengan kelahiran
prematur terbesar.

Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) terjadi penurunan AKB
(Angka Kematian Bayi) sejak tahun 1991 yaitu sebesar 68 per 1.000 kelahiran hidup
menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup menurut SDKI 2007.3 Namun, angka tersebut masih
jauh dari targetMillennium Development Goals (MDGs) ke 4 yang berisi target untuk
menurunkan angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran
hidup. Disamping itu, adanya program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS)
yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi sebesar 25% pada tahun
2011 hingga 2016, menjadikan perlunya mempelajari faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi luaran maternal dan perinatal, khususnya pada pada persalinan prematur
sehingga dapat menekan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi.

Kelahiran prematur dapat disebabkan karena adanya masalah kesehatan pada ibu hamil
maupun pada janin itu sendiri yang merupakan faktor risiko dari terjadinya kelahiran
prematur. Ibu dan anak yang dilahirkan dapat mengalami berbagai masalah kesehatan
dikarenakan ibu belum siap secara mental dan fisik untuk melakukan persalinan,
sedangkan pada bayi belum terjadi kematangan organ janin ketika dilahirkan yang
mengakibatkan banyaknya organ tubuh yang belum dapat bekerja secara sempurna. Hal ini
mengakibatkan bayi prematur sulit menyesuikan diri dengan kehidupan luar rahim,
sehingga mengalami banyak gangguan kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah


Latar belakang yang telah diuraikan maka, yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat di rumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
a) Apa Penyebab Kelahiran Bayi Prematur?
b) Gangguan apa saja yang dialami bayi prematur?
c) Sebutkan Macam Macam bayi prematur?

1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui penyebab bayi prematur?
b) Untuk mengetahui gangguan apa saja yang dialami bayi prematur?
c) Untuk mengetahui Macam macam bayi prematur?

2. Landasan Teori
2.1 pengertian prematur
Persalinan prematur adalah hari pertama persalinan sebelum usia kehamilan 37 mgg atau
kurang dari 259 hari dihitung dari menstruasi terakhir. Lebih jauh lagi persalinan preterm
dapat dibagi berdasarkan dari usia kehamilannya : extremely preterm (<28 weeks), very
preterm (28 - <32 weeks) dan moderate preterm (32 - <37 completed weeks of gestation).
Moderate preterm birth istilah itu berubah menjadi late preterm birth (34 - <37 completed
weeks). Sekarang ini usia kehamilan 37 minggu menjadi batas untuk usia kehamilan matur.
Resiko terjadi persalinan prematur lebih besar kemungkinannya bila semakin rendah usia
kehamilannya.(Marlow et al,2012). Definisi secara Internasional untuk stillbirth sangat
jelas stillbirths >1000 g atau 28 mgg kehamilan.

Di negara Inggris, resiko terjadinya kelahiran prematur sekitar 6% pada golongan kulit
putih dan sekitar 10% pada golongan berkulit hitam. Demikian juga di Amerika, bahwa
kejadian persalinan prematur banyak terjadi pada kulit hitam. Faktor resiko kelahiran
prematur adalah ras, umur, status sosio ekonomi dan indeks massa tubuh.. Kondisi sosio
ekonomi yang rendah dan adanya faktor genetis untuk terjadinya persalinan prematur
seperti terjadi polymorphisms tumor necrosis factor-α (berperan sebagai sitokin
proinflamasi).

2.2 Patofisiologi Prematur

Patofisiologi bayi lahir prematur sangat multifaktorial. Reaksi inflamasi dan efek
progesteron dinilai paling berperan dalam kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur
sering kali mengalami berat lahir rendah atau restriksi perkembangan (IUGR) akibat
gangguan plasenta.

Reaksi Inflamasi

Reaksi inflamasi pada kelahiran prematur terjadi akibat proses patogenik spesifik yang
dimediasi oleh sitokin proinflamasi, metaloprotease matriks, dan prostaglandin. Inflamasi
yang terjadi pada jalan lahir (birth canal inflammation) menyebabkan kontraksi uterus dan
perubahan serviks yang dapat memicu rupturnya kantung amnion, sehingga terjadi ketuban
pecah dini (KPD) dan kelahiran prematur

Peran Progesteron

Progesteron dapat berfungsi sebagai antiinflamasi, antiabortus, dan mempertahankan


matriks serviks. Konsentrasi progesteron dan PIBF menurun seiring usia gestasi mulai dari
minggu ke-7 hingga ke-37 pada kehamilan normal. Pada kehamilan prematur, progesteron
ditemukan lebih rendah sehingga sintesis PIBF melalui sel plasenta dan sel CD8+ juga
menurun. Belum diketahui secara pasti mekanisme penyebab turunnya progesteron dan
PIBF pada kelahiran prematur.

Inkompetensi Serviks dan Disfungsi Plasenta

Inkompetensi serviks pada wanita hamil merupakan salah satu penyebab abortus dan
kelahiran prematur. Inkompetensi serviks dapat disebabkan oleh faktor genetik,
paparan diethylstilbestrol (DES), serta riwayat dilatasi dan operasi serviks. Inkompetensi
serviks juga meningkatkan risiko infeksi intrauterin yang dapat mengaktifkan kaskade
respons imun dan inflamasi. Disfungsi plasenta menyebabkan sirkulasi maternal-fetal
terganggu sehingga tidak dapat melakukan ekskresi, sintesis hormon untuk perkembangan
bayi, dan mengalirkan nutrisi ke fetus dengan baik. Disfungsi plasenta sering kali
menyebabkan berat lahir bayi rendah. Disfungsi plasenta dapat mencetuskan infeksi dan
respons imunologis sehingga terjadi kehamilan prematur. Bayi yang lahir secara prematur
umumnya belum mengalami perkembangan organ secara sempurna sehingga sering kali
membutuhkan perawatan di NICU.

3. Pembahasan

3.1 Penyebab Kelahiran Bayi Prematur

1) Faktor ibu yaitu riwayat kelahiran prematur sebelumnya,

perdarahan antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidromion, penyakit jantung /penyakit


kronik lainnya, hipertensi, umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak
dua kehamilan yang terlalu dekat, infeksi, trauma, kebiasaan, yaitu pekerjaan yang
melelahkan, merokok.
2) Faktor janin yaitu cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramion, ketuban pecah dini cacat
bawaan dan infeksi

3) Faktor Plasenta: Kelahiran prematur yang disebabkan oleh faktorplasenta meliputi:


plasenta previa, dan solutio plasenta.

4) Faktor Khusus : serviks inkompeten Persalinan prematur berulang, overistensi uterus,


kehamilan ganda, kehamilan dengan hidramnion.

5) Terjadi produksi prostaglandin. Secara anatomis kutub bawah persambungan selaput


janin dengan desidua yang menutupi koralis servikalis tersambung dengan vagina.
Meskipun demikian susunan anatomis ini menyediakan jalan masuk bagi penyebaran
mikroorganisme ke dalam jaringan intrauteri dan kemudian menginvasi kantomh amnion.
Mikroorganisme ini menginduksi pembentukan sitokinin yang memicu produksi
prostaglandin dan mendorong terminasi kehamilan lebih dini.

6) Terjadi pada wanita multipara, karena adanya jaringan parut uterus akibat kehamilan
dan persalinan sebelumnya (berulang). Yang menyebabkan tidak adekuatnya persediaan
darah ke plasenta sehingga plasenta menjadi lebih tipis dan mencakup uterus lebih luas.
Plasenta yang melekat tidak adekuat ini mengakibatkan isoferitin yang merupakan protein
hasil produki sel limfosils T untuk menghambat reaktivitas uterus dan melindungi buah
kehamilan diproduksi sediki. Sehingga dengan keadaan demikian risiko untuk mengalami
persalinan prematur menjadi lebih besar.

7) Wanita yang pernah melahirkan lebih dari 1 kali atau yang termasuk paritas tinggi
mempunyai risiko lebih tinggi mengalami partus prematur karena menurunnya fungsi alat
reproduksi dan meningkatkan pula risiko terjadinya perdarahan antepartum yang dapat
menyebabkan terminasi kehamilan lebih awal.

3.2 Gangguan yang dialami bayi prematur

a) Respiratory distress syndrome (RDS)

Respiratory distress syndrome (RDS) merupakan sindromgan gguan pernafasan.


Gangguan kesehatan yang dialami bayi prematur cukup rentan dan bisa mengancam
jiwanya. Ancaman yang paling berbahaya adalah kesulitan

bernapas. Hal ini akibat paru-paru serta seluruh sistem pernapasannya, seperti otot dada
dan pusat pernafasan di otak, serta belum dapat bekerja secara sempurna atau imatur.
b) Hipotermia

Bayi prematur akan dengan cepat kehilangan panas tubuh dan menjadi hipotermia, karena
pusat pengaturan panas tubuh belum berfungsi dengan baik. Kemampuan untuk
mempertahankan panas tubuh bayi prematur terbatas karena pertumbuhan otot- otot yang
belum memadai dan lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya system saraf pengatur
suhu tubuh

c) Gangguan Imunologi

Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar IgG. Bayi prematur
relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap
peradangan masih belum baik

d) Perdarahan intraventricular haemorrhage (IVH)

Perdarahan kecil dalam lapisan germinal ventrikel leteral otak sering dijumpai pada
pemeriksaan ultrasonografi bayi prematur, terutama yang mengalami asfiksia atau masalah
pernapasan yang berat yang mengakibatkan hipoksia, hipertensi dan hiperkapnia pada bayi.
Keadaan ini menyebabkan aliran darah ke otak bertambah sehingga mudah terjadi
perdarahan pada otak

e) Gangguan Ginjal

Kerja ginjal yang belum matang serta pengaturan pembuangan sisa yang belum sempurna
serta ginjal yang imatur baik keadaan anatomis dan fisiologis. Produksi urin yang masih
sedikit tidak mampu mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari badan akibatnya
terjadi edema dan asidosis metabolik

3.3 Macam Macam Bayi Prematur

1) Bayi Derajat Prematur di Garis Batas (Border Line Prematur)

Berat badan bayi 2500 gr dengan masa gestasi 37 minggu. Masalah yang sering
muncul pada golongan ini adalah adanya ketidakstabilan tubuh, kesulitan menyusu,
ikterik, respiratory distress syndrome (RDS) mungkin muncul. Lipatan pada kaki
sedikit, payudara lebih kecil, lanugo banyak, dan genitalia kurang berkembang.

2) Bayi Prematur Sedang (Moderately Prematur)


Masa gestasi antara 31 –36 minggu dengan berat badan 1500 – 2500 gram.
Masalah yang biasa muncul dalam golongan ini adalah adanya ketidakstabilan
tubuh, pengaturan glukosa, RDS,ikterik, anemia, infeksi, kesulitan menyusu.
Seperti pada bayi prematur di garis batas tetapi lebih parah, kulit lebih tipis, lebih
banyak pembuluh darah yang tampak.

3) Bayi Sangat Prematur (Extremely Prematur)

Masa gestasi antara 24 – 30 minggu dengan berat badan berkisar antara 500-1400
gram. Hampir semua bayi prematur dalam golongan ini memiliki masalah
komplikasi yang berat. Ukuran kecil dan tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis,
dan sering kali kedua matanya masih berdempetan.

4. Kesimpulan

Persalinan prematur adalah hari pertama persalinan sebelum usia kehamilan 37 mgg atau
kurang dari 259 hari dihitung dari menstruasi terakhir. Lebih jauh lagi persalinan preterm
dapat dibagi berdasarkan dari usia kehamilannya, Kelahiran prematur dapat disebabkan
karena adanya masalah kesehatan pada ibu hamil maupun pada janin itu sendiri yang
merupakan faktor risiko dari terjadinya kelahiran prematur. Ibu dan anak yang dilahirkan
dapat mengalami berbagai masalah kesehatan dikarenakan ibu belum siap secara mental
dan fisik untuk melakukan persalinan, sedangkan pada bayi belum terjadi kematangan
organ janin ketika dilahirkan yang mengakibatkan banyaknya organ tubuh yang belum
dapat bekerja secara sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi prematur sulit menyesuikan
diri dengan kehidupan luar rahim, sehingga mengalami banyak gangguan kesehatan.

5. daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai