Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MEGAREZKY
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bapak
Sardianto, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan
Sakit Akut. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 Pembahasan
2.1 Defenisi Prematuritas
2.1.1 Klasifikasi Bayi Prematur
2.1.2 Etilogi
2.1.3 Tanda Dan Gejala
2.2. Patofisiologi Bayi Prematur
2.2.1 Masalah Yang Terjadi Pada Bayi Prematur
2.2.2 Pemeriksaan Penunjang Pada Bayi Prematur
2.2.3 Penatalaksanaan Pada Bayi Prematur
2.2.4 Asuhan Keperawatan pada anak dengan prematuritas dan dampaknya terhadap pemenuhan
kebetuhan Manusia
2.2.5 Diagnosa Keperawatan
2.3 Intervensi Keperawatan
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 Klasifikasi Bayi Prematur
3.3 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dari persalinan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu (Manuaba, 2013). Bayi prematur salah satu penyebab angka kematian
bayi, terutama dalam satu bulan pertama kehidupan (Kementerian Kesehatan RI,
2018). Kejadian bayi prematur masih merupakan persoalan yang harus diperhatikan
secara bersama, bayi prematur berisiko tinggi mengalami mortalitas dan morbiditas
pada masa pertumbuhannya (Nurlaila, et al., 2015).
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar 15 juta bayi prematur lahir setiap
tahun. Kelahiran prematur berkisar di antara 5-18% dari keseluruhan angka kelahiran
bayi. Lebih dari 60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan Asia Selatan. Di negara
berpenghasilan rendah, rata-rata 12% bayi lahir prematur dibandingkan dengan 9% di
negara berpenghasilan tinggi. Negara dengan jumlah kelahiran prematur terbesar yaitu
India (3,5 juta), China (1,2 juta), Nigeria (773.600), dan Pakistan (748.100) dan
Indonesia sebanyak (675 ribu) kelahiran (WHO, 2018).
Berdasarkan prevalensi proporsi bayi prematur di Indonesia sebesar 6,2%,
dimana provinsi tertingi terdapat di Sulawesi Tengah 8,9%, Maluku utara 8,7%,
sedangkan Sumatera Barat 4,6% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Data Dinas
Kesehatan Kota Padang sebanyak 16.282 bayi yang ditimbang pada tahun 2018,
sejumlah 295 orang (1,81%) bayi dengan berat badan lahir rendah terdiri dari 140 bayi
laki-laki dan 155 bayi perempuan. Jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya yaitu 1,50% atau sebesar 255 orang yaitu 146 bayi laki-laki dan 109 bayi
perempuan (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2018).
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Prematur ?
2) Apa saja klasifikasi Prematur ?
3) Apa saja Etiologi Prematur ?
4) Apa saja yang menjadi tanda dan gejala Prematur ?
5) Bagaimana patofisiologi Prematur ?
6) Apa saja masalah yang terjadi pada bayi prematur ?
7) Bagaimana pemeriksaan penunjang pada bayi Prematur ?
8) Bagaimana penatalaksanaan pada bayi Prematur ?
9) Bagaimana Asuhan Keperawatan pada anak dengan Prematuritas dan
dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia ?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud Prematur
2) Untuk mengetahui klasifikasi Prematur
3) Untuk mengetahui Etiologi Prematur
4) Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala Prematur
5) Untuk mengetahui Patofisiologi Prematur
6) Untuk mengetahui masalah apa saja yang terjadi pada bayi Prematur
7) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pada bayi Prematur
8) Untuk mengetahui penatalaksanaan pada bayi Prematur
9) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan Prematuritas dan
dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia
D. Manfaat
1) Agar dapat mengetahui yang dimaksud Prematur
2) Agar dapat mengetahui klasifikasi Prematur
3) Agar dapat mengetahui Etiologi Prematur
4) Agar dapat mengetahui tanda dan gejala Prematur
5) Agar dapat mengetahui Patofisiologi Prematur
6) Agar dapat mengetahui masalah yang terjadi pada bayi Prematur
7) Agar dapat mengetahui pemeriksaan penunjang pada bayi Prematur
8) Agar dapat mengetahui penatalaksanaan pada bayi Prematur
9) Agar dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan Prematuritas
dan dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Bab 2
Pembahasan
A. Definisi Prematuritas
Bayi prematur terutama yang lahir dengan usia kehamilan <32 minggu,
mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi,karena mereka mempunyai
kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat
ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati
dan sistem pencernaannya.
Kata prematur juga sering digunakan untuk menunjukkan imaturitas atau
berat badan lahir rendah (BBLR). Umumnya kehamilan disebut cukup bulan
bila berlangsung antara 37-41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid
terakhir pada siklus 28 hari. Sedangkan persalinan yang terjadi sebelum usia
kandungan mencapai 37 minggu disebut dengan persalinan prematur.
Bayi prematur atau bayi preterm merupakan bayi dengan berat badan saat
lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan yang
ditimbang pada saat bayi baru lahir sampai dengan 24 jam pertama saat lahir.
Bayi yang terlahir premature, terutama yang lahir sangat dini, seringkali
memiliki masalah medis atau komplikasi. Semakin dini bayi lahir, semakin
tinggi pula risiko komplikasinya.
Beberapa tingkatan seberapa dini bayi prematur yatiu :
1) Late preterm, bayi lahir antara 34 hingga 36 minggu kehamillan lengkap.
2) Moderately preterm, bayi lahir antara 32 minggu hingga 34 minggu kehamilan.
3) Very preterm, bayi lahir kurang darin 32 minggu kehamilan.
4) Extremely preterm, bayi lahir pada atau sebelum 24 minggu kehamilan.
Persalinan per vaginam dengan induksi ataupun tindakan Section caesarea (SC)
secara elektif sering direncanakan pada ibu dengan risiko tinggi kelahiran
premature untuk memperbaiki prognosis bayi. Namun, hal ini masih kontrovensial
dan berdampak pada meningkatnya jumlah kelahiran prematur dan meningkatkan
beban biaya medis.
Menurut Rukiyah & Yulianti (2012), bayi dengan kelahiran premature dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Ibu
Faktor ibu merupakan hal yang dominan dalam mempengaruhi kejadian
prematur, faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :
1) Toksemia gravidarum (preeklampsia dan eclampsia)
2) Riwayat kelahiran prematur sebelumnya, perdarahan antepartum,
malnutrisi dan anemia sel sabit.
3) Kelainan bentuk uterus (misal: uterus bikurnis, inkompeten serviks).
4) Tumor (misal: mioma uteri, eistoma)
5) Ibu yang menderita penyakit seperti penyakit akut dengan gejala
panas tinggi (misal: thypus abdominalis, dan malaria) dan penyakit
kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal)
6) Trauma pada masa kehamilan
7) Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotika, rokok dan alcohol)
8) Usia pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
9) Bekerja yang terlalu berat
10) Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
b. Faktor Janin
Beberapa faktor janin dapat mempengaruhi kejadian premature antara lain :
1) Kehamilan ganda
2) Hidramnion
3) Ketuban pecah dini
4) Cacat bawaan
5) Kelainan kromosom
6) Infeksi (misal: rubella, sifilis, toksoplasmosis)
7) Insufensi plasenta
8) Inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B dan
O)
9) Infeksi dalam Rahim
c. Faktor Lain
Selain faktor ibu dan janin ada beberapa faktor lain yaitu :
1) Faktor plasenta, seperti plasenta previa dan solusio plasenta
2) Faktor lingkungan, radiasi atau zat-zat beracun, keadaan social ekonomi yang
rendah, kebiasaan, pekerjaan yang melelahkan dan merokok.
Faktor Risiko
Berikut ini adalah faktor yang berperan dalam menyebabkan terjadinya prematuritas,
antara lain:
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012), ada beberapa tanda dan gejala yang
dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah sebagai berikut :
j) Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora dan
klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam skrotum,
k) Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
l) Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
m) Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial
ekonomi rendah. Kejadian ini kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak
melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama
kehamilan, infeksi pada uterus, dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
Ibu hamil dengan usia yang masih muda, mempunyai kebiasaan merokok dan
mengkomsumsi alhohol juga dapat menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor tersebut
juga dapat mengakibatkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa bayi untuk
keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup maka organ
tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan yang sangat
khusus untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar (Tanto, 2014).
Bayi prematur juga relatif kurang mampu untuk bertahan hidup karena struktur
anatomi dan fisiologi yang imatur dan fungsi biokimianya belum bekerja seperti bayi
yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk
mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi berisiko tinggi
lain juga mengalami kesulitan yang sama karena hambatan atau gangguan pada fungsi
anatomi, fisiologi, dan biokimia berhubungan dengan adanya kelainan atau penyakit yang
diderita.
Bayi prematur atau imatur tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas
normal karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan
glikogen dan lemak coklat sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak
subkutan dan permukaan tubuh yang relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan
Respon menggigil bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak dapat
meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol reflek kapiler kulit juga
masih kurang.
dapat terjadi pada bayi prematur baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
1) Hipotermia
Terjadi karena sedikitnya lemak tubuh pada bayi prematur dan pengaturan
2) Hipoglikemia
rendah pada bayi yaitu kurang dari 45 mg/dL. Gula darah berfungsi sebagai
makanan otak dan membawa oksigen ke otak. Jika asupan glukosa kurang,
maka dapat menyebabkan sel-sel saraf di otak mati dan dapat mempengaruhi
kecerdasan bayi kelak. Oleh karena itu bayi prematur membutuhkan ASI
sesegera mungkin setelah lahir dan minum sering atau setiap 2 jam.
3) Hiperglikemia
Masalah pemberian ASI terjadi karena ukuran tubuh bayi yang kecil, dan
keadaan bayi yang kurang energi, lemah serta lambungnya yang kecil dan tidak
dapat mengisap.
1) Gangguan imonologik
antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi yang belum baik.
4) Bayi prematur menjadi kuning lebih awal dari pada bayi cukup bulan pada
umumnya.
imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan pada
paru-paru.
2) Asfiksia
resusitasi.
Organ paru-paru dan susunan saraf pusat yang belum sempurna menyebabkan
5) Retrolental fibroplasia
Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur yang disebabkan oleh gangguan
oksigen yang berlebihan. Kelainan ini sering terjadi pada bayi prematur dengan
berat badan kurang dari 2000 gram dan telah mendapat oksigen dengan
1) Masalah perdarahan
Perdarahan pada bayi yang lahir prematur dapat disebabkan karena kekurangan
faktor pembekuan darah atau karena faktor fungsi pembekuan darah yang
2) Anemia
Anemia pada bayi prematur dapat terjadi lebih dini karena disebabkan oleh
supresi eritropoesis pasca lahir, persediaan zat besi janin yang sedikit, serta
cepat.
3) Gangguan jantung
Gangguan jantung yang sering ditemui pada bayi prematur adalah patent
ductus ateriosus (PDA) yang menetap sampai bayi berumur 3 hari, terutama
pada bayi dengan penyakit membran hialin. Gangguan jantung lain yang sering
terjadi pada bayi prematur adalah defek septum ventrikel yang sering dialami
oleh bayi prematur dengan berat badan kurang dari 2500 gram dan masa
Gangguan pada otak yang dapat terjadi pada bayi prematur adalah
materi putih (bagian dalam otak yang mentransmisikan informasi antara sel-sel
saraf dan sumsum tulang belakang, juga dari satu bagian otak ke bagian otak
yang lain)
yang biasanya terjadi pada bayi dengan masa gestasi kurang dari 32 minggu.
kuning pada kulit, membran mukosa, sklera, dan organ lain pada bayi.
6) Kejang
Suatu kondisi yang terjadi pada bayi prematur yang ditandai dengan adanya
tremor dan disertai penurunan kesadaran, terjadi gerakan yang tidak terkendali
pada mulut, mata, dan anggota gerak lain, serta terjadinya kekakuan seluruh
7) Hipoglikemia
Suatu kondisi dimana kadar gula darah bayi yang rendah dan di bawah normal,
yang dapat mengakibatkan bayi menjadi gelisah dan tremor, apatis, kejang,
jantung.
1) Gangguan eliminasi
Pada bayi prematur dapat terjadi edema dan asidosis metabolik karena ginjal
yang imatur baik secara anatomis maupun fisiologis, kerja ginjal yang masih
belum matang, kemampuan membuang sisa metabolisme dan air yang belum
2) Distensi abdomen
Kelainan ini berkaitan dengan usus bayi akibat dari motilitas usus yang
vitamin, yang larut dalam lemak dan beberapa mineral tertentu berkurang.
3) Gangguan pencernaan
Saluran pencernaan pada bayi prematur masih belum berfungsi dengan
karena stenosis anorektal, atresia ileum, peritonitis meconium, dan mega colon.
4) Gangguan elektrolit
Cairan yang diperlukan tergantung dari masa gestasi, keadaan lingkungan, dan
cairan yang dikeluarkan ginjal dan pengeluaran cairan yang disebabkan oleh
keadaan lain. Pada bayi prematur gangguan elektrolit dipengaruhi oleh kulit
bayi yang tipis, kurangnya jaringan subkutan dan oleh luasnya permukaan
tubuh.
menurut Proverawati dan Sulistyorini (2010), antara lain adalah sebagai berikut :
kecepatan berbicara antara bayi prematur dan BBLR dengan bayi cukup
bulan dan berat lahir normal (BLN). Pada bayi prematur dan BBLR
neurologi lain adalah retardasi mental, MMR (motor mental retardasi) dan
mempengaruhi.
Gangguan ini sekarang dikenal dengan ADD dan ADHD yang termasuk
lebih banyak terjadi pada bayi prematur dengan berat badan lahir kurang
Penyakit paru kronis pada bayi prematur dapat disebabkan oleh infeksi,
lingkungan.
kongenital lebih sering ditemukan pada bayi prematur baik SMK maupun
KMK, tapi paling tinggi pada bayi dengan pertumbuhan intrauterin yang
24.000/mm3 hari pertama setelah lahir dan menurun bila ada sepsis.
d) Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl pada 1-2 hari,
e) Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran
rata-rata 40-50 mg/dl dan meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2012), beberapa penatalaksanaan atau penanganan yang
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat.
b) Mencegah infeksi dengan ketat. Bayi prematur sangat rentan dengan infeksi,
memegang bayi.
c) Pengawasan nutrisi. Reflek menelan bayi prematur belum sempurna, oleh sebab itu
dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
e) Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan bersih serta
1. Pengkajian
a) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang di dapat dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan
oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau
komunikasi (Wiknjosastro, 2016). Data meliputi
a. Identitas Klien
1) Umur
Untuk mengetahui faktor resiko. Pada ibu hamil dengan PPI biasanya
terjadi pada usia < 20 tahun atau > 35 tahun (Nugroho, 2018).
2) Suku
Berhubungan dengan sosial dan budaya yang dianut oleh pasien dan
(Wiknjosastro, 2016).
3) Pendidikan
2016).
4) Pekerjaan
b. Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta
(Winkjosastro, 2012).
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit dahulu
saat ini. Pada ibu dengan PPI, penyakit yang diderita ibu seperti
seperti TBC dan hepatitis, baik dalam kelurga ibu maupun ayah
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
Sulistyawati dan Nugraheny (2013) mengatakan pengkajian riwayat
21 hari hingga 30 hari, teratur. Lama haid sekitar 2 hari sampai 7 hari
80mL per hari. Keluhan berupa rasa sakit, disminorea primer atau
tidak merasakan sakit pada perut yang berlebihan maupun tidak ada
keluhan.
2015).
berapa tinggi fundus uteri, apakah sesuai dengan umur kehamilan atau
tidak. Pada ibu dengan PPI adanya riwayat abortus berulang dan
2) Persalinan
Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada atau tidak
Pada ibu hamil dengan PPI memiliki riwayat abortus pada trimester II
3) Nifas
4) Anak
Untuk mengetahui riwayat anak, jenis kelamin, hidup atau mati, kalau
meninggal pada usia berapa dan sebab meninggal, berat badan dan
2017).
2014).
2) Pola Eliminasi
Tonus dan motilitas lambung menurun serta usus terjadi reabsorbsi zat
(Rukiyah, dkk, 2015). Pada ibu hamil dengan PPI biasanya disebabkan
2016).
3) Pola Aktivitas
Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat. Penekanan
banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan
5) Pola Hygiene
Menjaga kebersihan diri penting terutama lipatan kulit (ketiak, bawah
hal yang sangat berbahaya bagi ibu dan bayinya. (Rukiyah, dkk, 2017).
Pada ibu dengan PPI biasanya perokok berat atau lebih dari 10
kahamilan, persalinan, dan BBL serta sistem dukungan terhadap ibu dan
b) Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
i. Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, lemah atau buruk
ii. Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis,
Saryono, 2015).
b. Pemeriksaan Fisik
a. Status Obstetric
8) Inspeksi atau Pemeriksaan Penunjang
9) Palpasi
Tinggi Fundus
Usia kehamilan Menggunakan
Dalam cm
Penunjuk badan
12 minggu Teraba di atas
-
simpisis pubis
16 minggu Di tengah antara
- simpisis pubis dan
umbilikus
20 minggu 20 cm (±2 cm) Pada umbilikus
22-27 minggu Usia kehamilan
dalam minggu = cm -
(±2 cm)
28 minggu 28 cm (± 2 cm) Di tengah, antara
umbilikus dan
prosesus sifoideus
29-35 minggu Usia kehamilan
dalam minggu = cm -
(±2cm)
36 minggu 36 minggu (±2 cm) Pada prosesus
sifoideus.
1) Pemeriksaan DJJ
Denyut Jantung Janin (DJJ) normal 110-160 kali permenit (Bobak,
DJJ terdengar di bawah umbilikus ibu, baik pada kuadran bawah kiri
diagnosis PPI:
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
1. Resiko cidera pada Janin Setelah dilakukan Kriteria Hasil: Intervensi Utama
dibuktikan dengan Kondisi Tindakan keperawatan 1. DJJ 120-160x/menit Pemantauan DJJ SIKI Hal 239
klinis: Masalah Kontraksi 1 x 6 jam diharapkan 2. Gerakan janin min 5 1. Identifikasi status obstetric
tidak terjadi cidera kali dalam 6 jam 2. Identifikasi riwayat obstetric
pada janin 3. Ketuban utuh 3. Identifikasin pemeriksaan kehamilan
4. TBJ 2400-2500gr sebelumnya
(SLKI,L00322) 4. Monitor DJJ
5. Monitor TTV Ibu
6. Atur posisi pasien
7. Lakukan manuver leopold untuk
menentukan posisi janin
8. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
9. Informasikan hasil pemantauan
2. Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan Kriteria hasil: Intervensi Utama
dengan Agen Pencedera Tindakan keperawatan 1. Keluhan nyeri menurun Manajemen Nyeri, SIKI hal 201
Fisiologis 1 x 6 jam diharapkan 2. Meringis menurun 1. Identifikasi lokasi nyeri
tingkat nyeri menurun 3. Gelisah menurun 2. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
4. Kesulitan tidur menurun hidup
5. Sikap protektif menurun 3. Berikan terapi non farmakologis
(SLKI, Hal 145) 4. Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
31
Penutup
A. Kesimpulan
Bayi prematur terutama yang lahir dengan usia kehamilan <32 minggu, mempunyai
risiko kematian 70 kali lebih tinggi,karena mereka mempunyai kesulitan untuk
beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem organ
tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati dan sistem pencernaannya.
Bayi prematur atau bayi preterm merupakan bayi dengan berat badan saat lahir
kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan yang ditimbang pada saat
bayi baru lahir sampai dengan 24 jam pertama saat lahir.
Bayi yang terlahir premature, terutama yang lahir sangat dini, seringkali
memiliki masalah medis atau komplikasi. Semakin dini bayi lahir, semakin tinggi
pula risiko komplikasinya.
Beberapa tingkatan seberapa dini bayi prematur yatiu :
1) Late preterm, bayi lahir antara 34 hingga 36 minggu kehamillan lengkap.
2) Moderately preterm, bayi lahir antara 32 minggu hingga 34 minggu
kehamilan.
3) Very preterm, bayi lahir kurang darin 32 minggu kehamilan.
4) Extremely preterm, bayi lahir pada atau sebelum 24 minggu kehamilan.
Beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul pada bayi prematur antara lain adalah
sebagai berikut :
a) Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
j) Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora dan
klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis belum turun ke dalam skrotum,
k) Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
l) Fungsi saraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
m) Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
Patofisiologi
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki
sosial ekonomi rendah. Kejadian ini kurangnya perawatan pada ibu hamil karena
tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus, dan komplikasi obstetrik yang lain
1) Diharapkan kepada pembaca dan juga penulis dapat memahami definisi dari
prematur
prematur
prematur
4) Diharapkan kepada pembaca dan juga penulis dapat memahami tanda dan gejala
prematur
prematur
6) Diharapkan kepada pembaca dan juga penulis dapat memahami masalah yang
https://eprints.undip.ac.id/44517/3/Cahya_Suspimantari_22010110120024_BAB_2_KT
I.pdf
https://dspace.umkt.ac.id/bitstream/handle/463.2017/1993/BAB%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y
https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-anak/bayi-prematur
Ida Rahmawati, Mutiara, V. Siska, Absari, N.,& Andini, P. (2021). Faktor-faktor yang
https://doi.org?1054832/phj.v2i2.143
37