Dosen Pengampu :
Dra. Nenny Heryani,M.Kes
Disusun Oleh
Kelompok 8 :
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT , yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini,Melalui
makalah ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian untuk makalah ini, yaitu kepada teman-teman satu
kelompok, dan terutama dengan Dosen pembimbing dan pengarahannya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari apabila dalam makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini di masa yang akan datang semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................... ......... 1
C. TUJUAN ............................................................................. ................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian neonatus, bayi, dan balita.......................................... ......................3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan YME kepada setiap
sempurna baik secara fisik maupun psikis. Namun dalam kenyatanya masih
kongenital.
kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya, hal ini seakan- akan
merupakan suatu seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan.
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang terjadi sejak
konsepsi dan selama dalam kandungan. Diperkirakan 10-20% dari kematian janin
Khusunya pada bayi berat badan rendah diperkirakan kira-kiraa 20% diantaranya
dan kematian neonatal. Mortalitas dan morbiditas pada bayi pada saat ini masih
Maka pada makalah ini akan dibahas tentang neonatus dengan kelainan
Esophagus,meningokel,encesalokel.
B. Rumusan Masalah
neonatus?
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Neonatus
usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam
rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada
semua system. Neonatus bukanlah miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula
rahim yang serba tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba
mandiri. Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.
Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi anestesi
adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah
diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu tindakan
Bayi
Bayi adalah anak berusia kurang dari 1 tahun tetapi lebih dari 7 hari. Pada
masa bayi, pertumbuhan dan perkembangan terjadi dengan sangat cepat. Pada
umur 5 bulan, berat badan bayi sudah 2 kali lipat berat badan lahir.
Balita
Balita merupakan anak usia 1-5 tahun. Frankenburg dkk (1981) melalui
3
2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
3. Language (bahasa)
struktur, fungsi maupun metabolism tubuh yang ditemukan pada bayi ketika
dilahirkan. Sekitar 3 – 4 % bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat.
Beberapa kelainan baru ditemukan pada saat anak mulai tumbuh, yaitu sekitar 7,5
,antara lain :
1. Teratogenik
racun.
2. Factor Gizi
Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin adalah asam folat.
Kekurangan asam folat bias meningkatkan resiko terjadinya spina bifida atau
kelainan saraf lainnya. Spina bifida bias terjadi sebelum seorang wanita
menyadari bahwa dia hamil, maka setiap wanita usia subur sebaiknya
3. Faktor Rahim
4
kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bias menpengaruhi
terjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan oleh
4. Faktor Genetik
melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah
tubuh manusia. Jika 1 gen hilang atau cacat, bias terjadi kelainan bawaan
1. ATRESIA ESOPHAGUS
Pengertian
Atresia esophagus adalah gangguan kontinuitas esophagus dengan /
tanpa hubungan dengan trachea atau esophagus yang tidak terbentuk sempurna
5
6. Muntah
Komplikasi
1. Kesulitan bernafas dan tersedak
2. Batuk kronis
3. Infeksi saluran nafas
4. Disfagia
5. Gastroesofagus refluks
Penatalaksanaan
1. Berikan penanganan seperti bayi normal, seperti pencegahan hipotermi,
2. Nutrisi yang adekuat
6
jangan di baringkan segera setelah minum. Biarkan dalam sikap duduk
lama, kemudian dibaringkan miring ke kanan dengan kepala lebih
tinggi.
2. Akalasia
Adalah kebalikan dari kalasia pada akalasia bagian distal esophagus
tidak dapat membuka dengan baik sehingga terjadi keadaan seperti
stenosis atau atresia.Di sebut pula sebagai spasme kardio-esophagus.
a. Penyebab akalasia adalah adanya kartilago traken yang tumbuh
ektopik pada esophagus bagian bawah. Pada pemeriksaan mikroskopis
di temukan jaringan tulang rawan dalam lapisan otot esophagus.
b. Pentalaksanaan :
2.Hernia Diafragmatika
Definisi
Termasuk kelainan bawaan yang terjadi karena tidak terbentuknya sebagian
diafragma, sehingga ada bagian isi perut masuk ke dalam rongga torak.
Gambaran Klinis
Adanya penutupan yang tidak sempurna pada sinus pleuroperitonel yang terletak
pada bagian postero-lateral diafragma.
Tanda Gejala
Adapun tanda gejala dari hernia diafragmatika adalah:
Kulit berwarna pucat bahkan biru
Sesak nafas
Retraksi sela iga dan substernal
Perut kecil dan cekung
Suara napas tidak terdengar pada paru karena terdesak isi perut
Bunyi jantung terdengar pada paru karena terdesak isi perut
Terdengar bising usus didaerah dada
Muntah
7
Penatalaksanaan
Berikan O2 bila bayi tampak pucat atau biru
Posisikan bayi semi fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan
dari isi perut terhadap paru berkurang dan agar difragma dapat bergerak
bebas
Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka
tegakkanlah bayi agar tidak terjadi aspirasi
Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke
tempat pelayanan yang lebih baik
3. Atresia Duodeni
Adalah buntunya saluran pada duodenum yang biasanya terjadi pada ampula
vateri
Penyebab yang mendasari terjadinya atresia duodenum masih belum
a. Gangguan perkembangan pada awal masa kehamilan (minggu ke-4 dan ke-5 ).
Gambaran klinis
8
pelebaran lambung dan bagian proksimal duodenum, tanpa adanya udara
dibagian lain usus (double bubble appearance)
Penatalaksanaan
· Definisi
Meningokel
Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida.
Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh
dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit. Kelainan bawaan
isi kepala keluar melalui lubang pada tengkorak atau tulang belakang.
Ensefalokel
Ensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya
penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang berbentuk seperti kantung
melalui suatu lubang pada tulang tengkorak. Ensefalokel disebabkan oleh kegagalan
penutupan tabung saraf selama perkembangan janin.
Epidemiologi
Angka kejadian 3/1000 kelahiran
Etiologi
Infeksi, faktor usia ibu yang terlalu muda atau tua ketika hamil, mutasi genetik,
serta pola makan yang tidak tepat sehingga mengakibatkan kekurangan asam
folat kegagalan penutupan tabung saraf selama perkembangan janin. Kegagalan
penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang
cranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan asam folat selama kehamilan.
9
Gambaran Klinis
Meningokel
Terjadi didaerah servikal/torakal sebelah atas
Kantong hanya berisi selaput otak, korda tetap pada korda spinalis (dalam
durameter tidak terdapat saraf)
Ensefalokel
Terjadi pada bagian oksipital
Terdapat kantong berisi cairan, jaringan saraf, atau sebagian otak.
Berkaitan dengan kelainan mental yang berat
Pencegahan
Risiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam folat.
Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita
tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini. Kepada wanita yang
berencana untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4
mg/hari.
Penatalaksanaan
Sebelum operasi masukkan bayi ke inkubator tanpa baju
Telungkup atau tidur jika kantong besar untuk mencegah infeksi
Meminta informed chice dan informed consent keluarga untuk rujukan bayi
Merujuk bayi ke RS untuk di operasi
Pasca operasi perhatikan luka agar: tidak basah, ditarik atau digaruk bayi,
perhatikan mungkin terjadi hidrosefalus, ukur lingkar kepala, pemberian
antibiotik (kolaborasi)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelainan kongenital atau cacat bawaan pada
neonatus yaitu kelainan genetik dan kromosom, faktor genetik, faktor infeksi, faktor
obat, faktor umur ibu, faktor hormonal, faktor radiasi, faktor gizi, dan faktor-faktor
lainnya.
B. Saran
2. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam pembuatan
makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul makalah ini, diharapkan
kekurangan yang ada pada makalah ini dapat diperbaharui dengan lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, Andi & Yuniarti. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi,
dan Balita. Makassar: Universitas Indonesia Timur.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis obstetric .Jakarta: EGC.
Muslihan, Nur Wafi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Narendra,Moersintowarti, ddk. 2002. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja
Edisi I. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Sagung Seto .
12