PENGAMPU
DISUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan atas
ajaran Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Yang
dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin. Makalah ini tidaklah luput dari
kekurangan, oleh karena itu kami memohon maaf atas segala kekurangan tersebut
dan kami harapkan juga saran dan kritik untuk perbaikan makalah ini. Demikian
sedikit dari kami, atas perhatian kritik dan saran kami ucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
C.Tujuan .......................................................................................................... 2
ii
J. Penatalaksanaan Atresia Rekti Dan Anus ................................................... 12
A.Kesimpulan ................................................................................................. 16
B.Saran ............................................................................................................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir ( neonatus ) adalah bayi, dari lahir sampai usia 4 minggu
2003).Cacat bawaan merupakan suatu keadaan cacat lahir pada neonatus yang
tidak diinginkan kehadirannya oleh orang tua maupun petugas medis. Perhatian
kita terhadap cacat bawaan masih sangat kurang, sedangkan negara kita saat ini
pada zaman sekarang ini masalah kualitas hidup anak merupakan prioritas
utama bagi Program kesehatan Nasional. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup anak adalah cacat bawaan. Laporan dari beberapa penelitian dari
dalam maupun dari luar negeri angka kejadian cacat bawaan dari tahun ke
tahun cenderung meningkat. Angka kematian bayi baik didalam maupun diluar
negeri dari tahun ketahun semakin lama semakin turun, tetapi penyebab
besar disebabkan masalah sepsis, asfiksia, dan sindrom distres nafas, maka
akhir-akhir ini mulai bergeser pada masalah cacat bawaan, begitu juga
penyebab kematian anak-anak yang tadi nya masalah nutrisi dan infeksi sangat
dominan, tetapi masalah cacat. Cacat bawaan adalah keadaan cacat yang terjadi
sebelum terjadi kelahiran. Istilah anomali kongenital adalah cacat fisik maupun
1
non fisik, sedangkan malformasi dan dismorfi kongenital diartikan berupa
insidensi rata-rata sekitar 1 setiap 2500 hingga 3000 kelahiran hidup. Insidensi
bervariasi dari 0,4 – 3,6 per 10.000 kelahiran hidup. Insidensi tertinggi terdapat
di Finlandia yaitu 1 kasus dalam 2500 kelahiran hidup. Masalah pada atresia
retri dan anus adalah ketidakmampuan untuk menelan, makan secara normal,
bahaya aspirasi termasuk karena saliva sendiri dan sekresi dari lambung.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
memahami serta mengetahui lebih detail tentang Atresia Retri dan Anus.
2. Tujuan Khusus
2
c. Dapat mencurigai, melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosa, dan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah atresia berasal dari bahasa Yunani yaitu “a” yang berarti tidak ada
dan trepsis yang berarti makanan atau nutrisi. Dalam istilah kedokteran, atresia
adalah suatu keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal.
atresia ani adalah tidak lengkapnya perkembangan embrionik pada distal anus
menyebutkan atresia rekti dan anus adalah kondisi dimana rectal terjadi
Atresia rekti dan anus adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak
pemisahan kloaka yang terjadi saat kehamilan. Walaupun kelainan lubang anus
akan mudah terbukti saat lahir, tetapi kelainan bisa terlewatkan bila tidak ada
4
B. Patofisiologi Atresia Rekti dan Anus
berkembang jadi kloaka yang juga akan berkembang jadi genito urinari dan
agenesis sakral dan abnormalitas pada daerah uretra dan vagina atau juga pada
pembukaan usus besar yang keluar anus sehingga menyebabkan feses tidak
dapat dikeluarkan.
Etiologi secara pasti atresia rekti dan anus belum diketahui, namun ada
kelainan bawaananus umumnya tidak ada kelainan rectum, sfingter, dan otot
dasar panggul. Namun demikian pada agenesis anus, sfingter internal mungkin
tidak memadai. Menurut peneletian beberapa ahli masih jarang terjadi bahwa
gen autosomal resesif yang menjadi penyebab atresia rekti dan anus. Orang tua
yang mempunyai gen carrier penyakit ini mempunyai peluang sekitar 25%
untuk diturunkan pada anaknya saat kehamilan. 30% anak yang mempunyai
5
beresiko untuk menderita atresia rekti dan anus. Sedangkan kelainan bawaan
rectum terjadi karena gangguan pemisahan kloaka menjadi rectum dan sinus
1. Faktor predisposisi
Atresia rekti dan anus dapat terjadi disertai dengan beberapa kelainan
6
E. Komplikasi Atresia Rekti dan Anus
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain :
1. Asidosis hiperkioremia.
Secara fungsional, pasien atresia rekti dan anus dapat dibagi menjadi 2
rectofourchette yang relatif besar, dimana fistula ini sering dengan bantuan
waktu.
7
2. Yang tanpa anus dan tanpa fistula traktus yang tidak adequate untuk jalam
keluar tinja. Pada kelompok ini tidak ada mekanisme apapun untuk
a. Anomali rendah
baik dengan fungsi normal dan tidak terdapat hubungan dengan saluran
genitourinarius.
b. Anomali intermediet
c. Anomali tinggi
Pada laki – laki golongan I dibagi menjadi 4 kelainan yaitu kelainan fistel
8
Sedangkan pada perempuan golongan I dibagi menjadi 5 kelainan
dan fistel tidak ada. Golongan II pada laki – laki dibagi 4 kelainan yaitu
kelainan fistel perineum, membran anal, stenosis anus, fistel tidak ada.
kelainan yaitu kelainan fistel perineum, stenosis anus dan fistel tidak ada.
Lubang fistel perineum biasanya terdapat diantara vulva dan tempat letak
anus normal, tetapi tanda timah anus yang buntu menimbulkan obstipasi.
Pada stenosis anus, lubang anus terletak di tempat yang seharusnya, tetapi
sangat sempit.
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi
bulan
usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara
4. Saluran anus atau rektum bagian bawah mengalami stenosis dalam berbagai
derajat.
9
5. Terdapat suatu membran tipis yang menutupi anus karena menetapnya
membran anus
6. Anus tidak terbentuk dan rektum berakhir sebagai suatu suatu kantung yang
buntu terletak pada jarak tertentu dari kulit di daerah anus yang seharusnya
7. Saluran anus dan rektum bagian bawah membentuk suatu kantung buntu
yang terpisah, pada jarak tertentu dari ujung rektum yang berakhir sebagai
kantung buntu.
normal dengan otot puborektalis yang memiliki fungsi sangat penting dalam
sfingter ani internal dalam keadaan utuh dan dapat berfungsi normal
contohnya berupa stenosis anus (tertutupnya anus oleh suatu membran tipis
10. Rektum berupa kelainan letak tengah di daerah anus seharusnya terbentuk
secara lazim terdapat lekukan anus (analdimple) yang cukup dalam. Namun,
pada kelainan yang jarang ditemukan ini sering terdapat fistula rektouretra
11. Kelainan letak tinggi Kelainan ini lebih banyak ditemukan pada bayi laki-
laki, sebaliknya kelinan letak redah sering ditemukan pada bayi perempuan.
10
rektoperinium dan fistula rektovagina. Sedangkan pada laki-laki dapat
pada daerah trigonum vesika. Fistula tidak dapat dilalui jika mekonoium
dalam rektum yang buntu jika berukuran cukup besar. Oleh karena itu, dapat
dan pemeriksaan perineum yang teliti .Cara penegakan diagnosis pada kasus
atresia ani atau anus imperforata adalah semua bayi yang lahir harus
mengetahui suhu tubuh, tapi juga untuk mengetahui apakah terdapat anus
Pada golongan 3 hampir selalu disertai fistula. Pada bayi wanita sering
ditemukan fistula rektavaginal (dengan gejala bila bayi buang air besar feses
11
Untuk mengetahui kelainan ini secara dini pada semua bayi baru lahir harus
sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus. Atau dapat juga dengan jari kelingking
tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih
tinggi dari perineum, gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa
1. Kepada ibu hamil hingga kandungan menginjak usia tiga bulan untuk
2. Memeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir karena jiwanya terancam jika
konstipasi.
a. Penanganan Medis
12
2) Melakukan pemeriksaan radiologik Pemeriksaan foto rontgen
4) Pada stenosis yang berat perlu dilakukan dilatasi setrap hari dengan
dengan dilatasi pada anus yang baru pada kelainan tipe dua.
13
8) Penanganan tipe empat dilakukan dengan kolostomi kemudian
Through (APPT). Teknik lama ini punya resiko gagal tinggi karena
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan radiologis
14
2) Sinar X terhadap abdomen
4) CT Scan
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Atresia ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai
pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang
B. Saran
atresia pada bayi baru lahir terutama dengan faktor resiko ibu yang memiliki
polihidramnion ataupun tanda dari bayi seperti mulut berbuih, air liur yang
terus keluar, batuk dan sesak nafas, ataupun kembung. Dalam perujukan, perlu
sumbatan jalan nafas dan aspirasi dengan suction berulang, dan gangguan
16
Beberapa kelainan bawaan tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal
2. Menghindari alcohol
17
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6.
Jakarta : EGC.
Kurnianianingsih (ed), Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta : EGC.
18