Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA ANAK

DI UPT PUSKESMAS WATES KOTA MOJOKERTO

DOSEN
PEMBIMBING :

Tri Peni, S. Kep,. Ns,. M. Kes

DISUSUN OLEH:
1. Anita Nur Lailatul Mua’rofah (202001108)
2. Muhammad Fahmi Amrullah (202001109)
3. Afrizal Mahmudi (202001114)
4. Amanah Aulia Cahya Lestari (202001115)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2022/2023

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan ini diajukan oleh :

Nama : Amanah Aulia Cahya Lestari

NIM : 202001115

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Asuhan Keperawatan :

Telah diperiksa dan disetujui tugas dalam praktek klinik keperawatan anak.

Pembimbing Ruangan Pembimbing Pendidikan

(.................................) (................................)

Mengetahui

Kepala Ruangan
(...................................)

A. Konsep Dasar Tumbuh Dan Kembang


1. Pengertian
Tumbuh kembang merupakan manifestasi yang kompleks dari perubahan
morfologi, biokimia, dan fisiologi yang terjadi sejak konsepsi sampai
maturitas/dewasa.
a. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
bertambahnya jumalah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun
individu. Anak tidak hanya bertambah besar secara fisik, melainkan juga
ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya yang bersifat kuantitatif
dan kualitatif. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill)
struktur dan hasil dari proses pematangan/maturitas. Perkembangan
menyangkut berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa,
motorik, emosi dan perkembangan prilaku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Perkembangan merupakan progresif, terarah, dan
terpadu/kohelen..Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi
mempunyai arah tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak mundur
kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang pasti antara perubahan yang terjadi saat ini, sebelumnya dan berikutnya

2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


a. Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran
utama dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui
intruksi genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat
ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.Pertumbuhan ditandai dengan
intensitas kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Faktor
genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik,
jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya
potensi genetik. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya
potensi genetik, sedangkan potensi yang tidak baik akan menghambatnya.
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi:
1) Faktor lingkungan prenatal Berhubungan dengan berbagai cirri
pertumbuhan janin selama dalam kandungan dan msalah-masalah yang
mungkin dapat terjadi, maka masa prenatal dibagi:
a) Periode praviabel : sebelum 24/26 minggu
b) Periode viabel : dari 27/28 sampai dengan 40 minggu Hal-hal yang
perlu diperhatikan meliputi:
1. Gizi ibu pada waktu hamil Kenaikan berat badan wanita
selama kehamilan harus mencapai sekitar 10-12 kg agar
tidak terjadi BBLR.Untuk mencapai itu ibu hamil
dianjurkan untuk meningkatkan kalori yang dimakan
dengan menambah 300 kkal/hari atau sekitar satu porsi
makan lebih banyak dari pada sebelum hamil.Suplemen zat
besi juga harus diberikan pada ibu hamil untuk mencegah
anemia pada ibu, yang berdampak negatif pada janin,
seperti BBLR dan anemia pada bayi.
2. Obat-obatan, toksin, atau zat kimia Pengaruh obat yang
diberikan kepada ibu hamil terhadap janin sangat
tergantung pada umur kehamilan, jumlah obat, serta waktu
dan lamanya pemberian. Bila pada kehamilan trimester I
(masa organogenesis) ibu minum obat teratogenik, akan
terjadi keguguran atau cacat bawaan. Beberapa obat
mempunyai efek sinergistik dengan obat lainnya mungkin
akan mempunyai efek teratogenik. Obat tertentu diberikan
pada beberapa minggu terakhir kehamilan atau pada waktu
persalinan dapat mengetahui fungsi organ/sistem enzim
tertentu pada bayi baru lahir.
3. Endokrin Bayi dari ibu penderita diabetes militus dapat
menderita organomegali, berat lahir di atas 4000 gram,
hipertrofi dan hiperplasia sel beta parenkes janin, dan
gangguan metabolik pada neonatus. Diabetes yang tidak
dipantau dengan seksama sering menyebabkan janin mati
dalam kandungan bahkan cacat bawaan. Demikian pula,
angka kejadian cacat bawaan lebih tinggi pada ibu yang
mendapat terapi hormon, pada ibu yang waktu hamil
usianya lebih dari 35 tahun, dan pada kelainan hormon
tiroid.
4. Mekanis Kelainan posisi janin dan kekurangan cairan
ketuban dapat mengakibatkan cacat bawaan, misal kelainan
talipes, mikrognatia, dan lainnya. Kesalahan implementasi
ovum dapat mengakibatkan gangguan nutrisi sehingga
terjadi retardasi pertumbuhan janin.
5. Penyakit Ibu
a) Infeksi Hampir semua infeksi berat yang diderita
ibu pada waktu hamil dapat mengakibatkan
keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa
mikroorganisme tertentu dapat menyebabkan
infeksi pada janin, gangguan pertumbuhan janin,
bahkan cacat bawaan.
b) Bukan infeksi Pada ibu yang menderita hipertensi
yang tidak diobati, mungkin terjadi retardasi
pertumbuhan intrauteri dan lahir mati. Pada ibu
penderita goiterendemik, bayinya bisa menderita
hipotiroid kongenital. Fenilketouria pada ibu hamil
yang tidak diobati akan mengakibatkan keguguran,
cacat bawaan, cedera otak pada janin yang tidak
menderita fenilketonuria.
6. Radiasi Sebelum fase organogenesis, radiasi dengan dosis
10 rd dapat menyebabkan kematian janin. Sebaiknya,
hindari penyinaran waktu hamil muda karena dapat
mengakibatkan malformasi janin, seperti mikrosefali, spina
fibida, dan retardasi janin.
7. Imunitas Antagonisme rhesus dan ABO sering
mengakibatkan hydrops foetalis, bayi lahir yaitu mati. Pada
umumnya, kematian terjadi setelah plasenta terbentuk,
yaitu pada trimester II kehamilan. Penatalaksanaannya
adalah melahirkan bayi sebelum waktunya untuk menjaga
jangan sampai terjadi hydrops foetalis, atau melakukan
tranfusi sel darah merah dan Rh negatif intraperioneal, agar
janin dapat tumuh sempurna dan mempunyai kemungkinan
hidup lebih besar.
8. Anoreksia Menurunnya oksigenasi janin karena ganggauan
pada plasenta dan tali pusat dapat mengakibatkan BBLR.
Keadaan ini dapat terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi,
kehamilan serotinus, kehamilan dengan penyakit jantung,
ginjal, asma, diabetes militus. Ibu yang menderita toksemia
pada waktu hamil akan melahirkan bayi KMK, prematur,
atau terjadi kematian intrauterin.
9. Stres Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat
mempengaruhi janin yang dikandungnya. Suatu kehamilan
sebaiknya adalah kehamilan yang benar-benar dikehendaki.

2) Faktor Lingkungan Perinatal


a) Asfiksia
Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan ketika bayi tidak
dapat bernafas secara spontan, teratur, dan adekuat. Keadaan ini
akan menyebabkan perubahan biokimiawi dalam darah bayi, yang
dapat menyebabkan kematian atau kerusakan permanen pada SSP,
sehingga bayi bisa cacat seumur hidup. Akibatnya, bayi-bayi ini
mempunyai IQ rendah dan bahkan ada yang menderita retardasi
mental.
b) Trauma lahir
Beberapa faktor resiko tinggi terjadinya trauma lahir antara
lain adalah primigravida, letak janin abnormal, penilaian feto-
pelvik yang meragukan, dan oligohidramnion. Demikian pula
dengan jenis prsalinan akan turut menentukan berat ringannya
trauma pasca lahir.
c) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi bila kadar mukosa darah kurang dari
20 mg% pada BBLR 30 mg% pada bayi cukup bulan.keadaan ini
dapat disertai dengan oleh gejala klinik dan, bila tidak diobati
dengan segera, dapat menyebabkan kematian atau kerusakan berat
pada otak. Kadar glukosa setiap bayi beresiko tinggi yang baru
lahir harus dimonitor.
d) Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia akan berpengaruh buruk apabila bilirubin
indirek telah melewati sawar otak, sehingga bisa terjadi kern
ikterus atau esenfalopati bilarialis yang bisa menyebabkan atetosis
yang disertai dengan gangguan pendengaran dan retardasi mental
di kemudian hari. Bayi berat lahir rendah (BBLR = berat badan
kurang dari 2500 gram) BBLR tergolong bayi dengan resiko
tinggi, karena angka kesakitan dan kematiannya tinggi. Oleh sebab
itu, pencegahan BBLR sangat penting, yaitu pemeriksaan pranatal
yang baik dan memperhatikan gizi ibu.
e) Infeksi Bayi baru lahir, terutama BBLR, sangat peka terhadap
infeksi. Infeksi pada bayi baru lahir ini pada umumnya
menyebabkan mortalitas yang tinggi, sehingga pencegahan sangat
penting. Pencegahan dititiberatkan pada cara kerja aseptik,
misalnya alatalat minum, alat-alat resusitasi, alat pemberian
oksigen yang steril, perawatan tali pusat yang baik, dan kebiasaan
mencuci tangan oleh petugas di ruang perawatan bayi, baik
sebelum maupun sesudah memeriksa bayi. Ibu perlu diberi
kesempatan untuk menyusui seawal mungkin (inisiasi dini) dan
rawat gabung sehingga morbiditas dan mortalitas perinatal dapat
diturunkan.
3) Faktor Lingkungan Pascanatal
a) Gizi anak Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak. Karena anak sedang tumbuh, kebutuhannya akan
makanan berbeda denganorang dewasa. Kekurangan makanan
yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak.
Makanan berlebih juga tidak baik, karena akan menyebabkan
obesitas. Kedua-duanya ini dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas anak.
b) Kesehatan anak Kesehatan anak harus mendapatkan perhatian dari
para orangtua dengan cara segera membawa anaknya yang sakit ke
tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. Jangan sampai penyakit
anak sudah menjadi parah, yang bisa membahayakan jiwa anak.
Anak yang sehat pada umumnya akan tumbuh dengan baik.
Berbeda dengan anak yang biasanya sering sakit, biasanya
pertumbuhannya akan terganggu. Pada umumnya anak, anak yang
berpenyakit kronis disertai dengan gangguan kejiwaan akibat stres
yang berkepanjangan karena penyakitnya.
c) Imunisasi Pemberian imunisasi pada anak penting untuk
mengurangi morbilitasi dan mortalitas terhadap penyakit=penyakit
yang bisa dicegah dengan imunisasi, misalnya penyakit TBC
(imunisasi BCG), rotavirus, diphteria, tetanus, pertusis, polio,
campak, hepatitis B, MMR, HIB, Influenza, demam tifoid,
hepatitis A, cacar air, IPD (invasive pneumococal disease), dan
HPV (human papilloma virus). Dengan dilaksanakannya imunisasi
yang lengkap, kita harapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-
penyakit yang menyebabkan cacat dan kematian.
d) Perumahan Keadaan perumahan yang layak, dengan kontruksi
pembangunan yang tidak membahayakan penghuninya, akan
menjamin keselamatan penghininya. Misalnya rumah dengan
ventilasi dan pencahayaan yang cukup, yang tidak sesak dan cukup
leluasa bagi anak untuk bermain serta bebas polusi akan menjamin
tumbuh kembang anak
e) Sanitasi lingkungan Kebersihan, baik kebersihan perorangan
maupun kesersihan lingkungan, memegang peranan penting pada
tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yng kurang akan
memudahkan terjadinya penyakit kulit dan saluran pencernaan
(diare, cacing, dan lainya). Sementara itu kebersihan lingkungan
erat hubungan dengan penyakit saluran pernafasan, saluran
pencernaan serta penyakit akibat nyamuk sebagai vektornya
(seperti malaria dan demam berdarah). Oleh karena itu pendidikan
kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukkan untuk membuat
lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang anak, sehingga
menciptakan rasa aman bagi ibu/pengasuh anak dalam
menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksporasi
lingkungan.
f) Stimulasi Perkembangan memerlukan suatu rangsangan/stimulasi
khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat permainan,
sosialisasi anak dan keterlibatan ibu dan anggota keluarga lainnya
terhadap kegiatan anak. Peran orang tua dalam kegiatan bermain
anak sangat penting sehingga anak akan mendapat stimulasi
terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.
g) Stimulasi adalah salah satu perangsangan yang datang dari
lingkungan luar anak. Stimulasi merupakan hal-hal yang sangat
penting untuk tumbuh kembang anak. Anak yang mandapat
stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi.
Stimulasi juga berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat dan
bermanfaat bagi perkembangan anak. Berbagai macam stimulasi
sensori seperti stimulasi visual, verbal, auditif, taktil, dan ras
(taste) dapat mengoptimalkan perkembangan anak. Perhatian dan
kasih sayang juga merupakan stimulasi yang penting pada awal
perkembangan anak, misalnya dengan mengajak anak
bercakapcakap, membelai, mencium, bermain dan sebagainya.
Morley (1986) mengatakan bahwa perioritas untuk anak adalah
makanan, kesehatan dan bermain. Makanan yang baik,
pertumbuhan yang adekuat, dan kesehatan yang terpelihara
memang penting, tetapi perkembangan intelektual jug perlu.
Bermain merupakan “sekolah” yang berharga bagi anak, sehingga
perkembangan intelektualnya optimal.
h) Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh,
diperlukan stimulasi yang terarah dengan bermain, latihanlatihan,
atau olaraga yang teratur, anak perlu diperkenalkan olahraga sedini
mungkin, karena olahraga tidak hanya membentuk fisik anak,
tetapi juga membentuk mentalnya. Olahraga yang baik bagi anak
harus juga memiliki nilai bermain. Olaraga untuk balita antara lain
adalah melempar/menangkap bola, melompat/main tali, main
“dengkleng/engklek” (bermain dengan menggunakan satu kaki
untuk berjalan), naik sepeda roda tiga. Harus dijaga kemungkinan
terjadi cedera pada saat bermain/melakukan aktivitas.
i) Keluarga berencana Dengan keluarga berencana
j) (KB), sebuah keluarga dapat merencana kapan mulai punya anak,
berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun jarak antara
anak satu dengan anak lainnya, dan kapan berhenti tidak hamil
lagi. Pada masyarakat yang mempunyai kebiasaan kawin muda,
pasangan suami-istri dianjurkan untuk menunda kehamilannya
sampai paling sedikit ibu berumur 18 tahun. Karena, kehamilan
pada umur kurang dari 18 tahun sering melahirkan BBLR dengan
angka kematian tinggi. Disamping itu, resiko terhadap ibunya juga
tinggi. Demikian pula, perlu dianjurkan ibu tidak hamil sesudah
usia 35 tahun, karena resiko terhadap bayi maupun ibunya
meningkat.
k) Keluarga Suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga sangat
penting dalam tumbuh kembang anak. Interaksi orangtua-anak
merupakan suatu proses majemuk yang dipengaruhi banyak faktor,
yaitu kepribadian orangtua, sifat bawaan anak, kelahiran anak yang
lain, tingkah laku setiap anggota keluarga, interaksi antar anggota
keluarga, dan pengaruh luar. Beberapa faktor yang memiliki
dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah
perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita
salah satu anggota keluarga, dan gangguan jiwa pada salah satu
anggota.

3. Penilaian Pertumbuhan fisik Pada Anak


Dapat melakukan penilaian terhadap pertumbuhan anak, terdapat beberapa cara
yang dapat digunakan untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, diantaranya dengan
pengukuran antropometri, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan
pemeriksaan radiologi.
a. Pengukuran antropometri
Pengukuran antropometri ini meliputi pengukuran berat badan, tinggi
badan (panjang badan), lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Dalam pengukuran
antropometri terdapat 2 cara dalam pengukuran, yaitu pengukuran berdasarkan
usia dan pengukuran tidak berdasarkan usia.
Pengukuran berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan usia,
tinggi badan berdasarkan usia, dan lain-lain. Pengukuran tidak berdasarkan
berdasarkan usia misalnya pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan,
lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan, dan lain-lain.

b. Pengukuran Berat Badan


Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai paeningkatan atau
penuruan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak,
organ tubuh dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau
tumbuh kembang anak. Selain menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh
kembang anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis
dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.
c. pengukuran Tinggi Badan
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
d. Penegukuran Lingkar Kepala
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu parameter
untuk menilai pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini, dapat dideteksi secara dini
apabila terjadi pertumbuhan otak mengecil yang abnormal (mikrosefali) yang
dapat mengakibatkan adanya retardasi mental atau pertumbuhan otak membesar
yang abnormal (volume kepala meningkat) yang dapat disebabkan oleh
penyumbatan pada aliran cairan serebrospinalis.
e. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, namun
penilaian ini tidak banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila di
bandingkan dengan berat badan.
f. Pemeriksaan Fisik
Penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak dapat juga
ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik; melihat bentuk tubuh;
membandingkan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya; menentukan jaringan
otot dengan memeriksa lengan atas, bokong dan paha; menentukan jaringan
lemak; melakukan pemeriksaan pada trisep; serta menentukan pemeriksaan
rambut dan gigi.
g. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan guna meliai keadaan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang berkaitan dengan keberadaan penyakit. Adapun
pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan kadar hemoglobin,
pemeriksaan serum protein (albumin dan globulin), hormonal, dan pemeriksaan-
pemeriksaan lain yang dapat menunjang penegakan diagnosis suatu penyakit
ataupun evaluasinya.
h. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan ini dilakukan guna untuk menilai usia tumbuh kembang,
seperti usia tulang apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan.

4. Penilaian Perkembangan Pada Anak


Untuk menilai perkembangan anak, hal yang dapat dilakukan pertama kali adalah
melakukan wawancara tentang factor kemungkinan yang menyebabkan gangguan
dalam perkembangan, tes skrining perkembangan anak dengan DDST, tes IQ dan tes
psikologi, atau pemeriksaan lainnya.
Selain itu, juga dapat dilakukan tes seperti evaluasi dalam lingkungan anak, yaitu
interaksi anak selama ini; evaluasi fungsi penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa;
serta melakukan pemeriksaan fisik lainnya, seperti pemeriksaan nurologis, metabolic
dan lain-lain.
Pada penilaian tahap ini, beberapa tes yang dapat digunakan di antaranya tes
intelegensi Stanford Binet, skala intelegensi Wechsler untuk anak prasekolah dan
sekolah, skala perkembangan menurut Gesell (Gesell infant scale), skalai Bayle
(Bayle infant scale of development), tes bentuk geometris, tes motor visual bender
Gestalt, tes menggambar orang, tes perkembangan adaptasi social, DDST, serta
diagnostic perkembangan fungsimunchen tahun pertama. Disini hanya akan dibahas
mengenai tes perkembangan menurut DDST.

Pada saat ini terdapat beberapa perkembangan dalam penggunaan tes DDST,
misalnya revisi atau perubahan dalam penggunaan tes yang dikenal dengan
nama DDST II.Pada awalnya tes ini dikenal dengan nama DDST, kemudian terjadi
revisi dengan nama DDST-R dan saat ini menggunakan istilah DDST II yang sudah
mengalami penyempurnaan dalam pengukuran.Penilaian DDST ini menilai
perkembangan anak dalam 4 faktor, diantaranya terhadap personal social, motorik
halus, bahsa dan motorik kasar dengan persyaratan tes sebagai berikut:

a) Lembar formulir DDST II


b) Alat bantu atau peraga seperti benang wol merah; manic-manik; kubus
berwarna merah, kuning, hijau, dan biru; permainan bola kecil; serta bola
tenis kertas dan pensil.
Adapun cara pengukuran DDST dijabarkan sebagai berikut:
a. Tentukan usia anak saat pemeriksaan
b. Tarik garis pada lembar DDST II sesuai usia yang telah di tentukan
c. Lakukan pengukuran pada anak tian komponen dengan batasan garis yang
ada mulai motorik kasar, bahsa, motorik halus dan personal social
d. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan atau abnormal.
Dikatakan meragukan apabila terdapat 2 keterlambatan/ lebih pada 2
sektor atau 2 keterlambatan/ lebih pada 1 sektor ditambah 1 keterlambatan pada 1
sektor/ lebih
Dikatakan meragukan apabila terdapat 2 keterlambatan/lebih pada 1
sektor atau terdapat 1 keterlambatan pada 1 sektor/lebih.
Dapat juga dengan menentukan ada tidaknyya keterlambatan pada masing-masing
sector bila menilai setiap sector atau tidak menyimpulkan gangguan perkembangan
keseluruhan.
Daftar Pustaka

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Buku Saku Pratikum Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.

Donna, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.

Suherman. 2000. Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC.

Suriati. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai