Anda di halaman 1dari 14

Fakultas Kedokteran

Universitas Muslim Indonesia Makassar, 26 April 2019

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN


PERTUMBUHAN DAN IMUNISASI
PUSKESMAS LAYANG

KELOMPOK 5

11020150150 ASYIMA BATARI PUTRI U.


11020160006 PRATIWI
11020160022 RIZKA ALDAYANTI SUNI
11020160039 DZUL RIZKA RAZAK
11020160048 RIDHA MARDHATILLAH
11020160076 MUTMAINNA
11020160084 ABDUL MIRSYAD
11020160151 ZULFI INDRIANI
11020160157 MUH. RAFLI RACHMATULLAH
11020160165 NUR ASHIANTY KHADIJAH

PEMBIMBING :
dr. Inayah

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat
dan limpahan rahmat-Nyalah maka kami dapat meyelesaikan laporan observasi
lapangan kami. Dan tak lupa kami kirimkan salam dan shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam yang penuh kebodohan ke
alam yang penuh kepintaran. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu membuat laporan ini serta kepada tutor yang telah
membimbing kami selama observasi lapangan berlangsung..
Laporan observasi lapangan berlokasi di Puskesmas Layang yang
merupakan salah satu materi pembelajaran dalam mata kuliah blok Tumbuh
Kembang & Geriatri.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.
Semoga laporan kami ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, 29 April 2019

Kelompok 5
PERTUMBUHAN ANAK
I. PENDAHULUAN

1. Definisi
Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel,
organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat
diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur
tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen dalam
tubuh). Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut
adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya.1

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak


Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-faktor tersebut antara
lain:2
1) Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak
a. Ras/etnik atau bangsa. Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa
Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa
Indonesia atau sebaliknya.
b. Keluarga. Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh
tinggi, pendek, gemuk atau kurus.
c. Umur. Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa
prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.
d. Jenis kelamin. Fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang
lebih cepat daripada laki laki. Tetapi setelah melewati masa
pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
e. Genetik. Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu
potensi anak yang akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan
genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil.
2) Faktor luar (ekstemal).
 Faktor Prenatal
a. Gizi Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan
akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
b. Mekanis Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan
kongenital seperti club foot.
c. Toksin/zat kimia Beberapa obat-obatan seperti Amlnopterin,
Thalldomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti
palatoskisis.
d. Endokrin Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia,
kardiomegali, hiperplasia adrenal.
e. Radiasi Paparan radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan
kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi
mental dan deformitas anggota gerak, kelainan kongential mata,
kelainan jantung.
f. lnfeksi lnfeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH
(Toksoplasma, Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks)
dapat menyebabkan kelainan pada janin: katarak, bisu tuli,
mikros efali, retardasi mental dan kelainanjantung kongenital.
g. Kelainan imunologi Eritobaltosis fetalis timbul atas dasar
perbedaan golongan darah antara janin dan ibu sehingga ibu
membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin, kemudian
melalui plasenta masuk dalam peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan
hiperbilirubinemia dan Kem icterus yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
h. Anoksia embrio Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan
fungsi plasenta menyebabkan pertumbuhan terganggu.
i. Psikologi ibu Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan
salah/kekerasan mental pada ibu hamil dan lain-lain.
 Faktor Persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia
dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.
 Faktor Pasca Persalinan
a. Gizi. Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang
adekuat.
b. Penyakit kronis/ kelainan kongenital, Tuberkulosis, anemia,
kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
jasmani.
c. Lingkungan fisis dan kimia. Lingkungan sering disebut melieu
adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai
penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan sinar
radioaktif, zat kimia tertentu (Pb, Mercuri, rokok, dll)
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.
d. Psikologis. Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang
anak yang tidak dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang
selalu merasa tertekan, akan mengalami hambatan di dalam
pertumbuhan dan perkembangannya.
e. Endokrin. Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipotiroid
akan menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f. Sosio-ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan
makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan,
akan menghambat pertumbuhan anak.
g. Lingkungan pengasuhan. Pada lingkungan pengasuhan, interaksi
ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
h. Stimulasi. Perkembangan memerlukan rangsangan/stimulasi
khususnya dalam keluarga, misalnya penyediaan alat mainan,
sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain
terhadap kegiatan anak.
i. Obat-obatan. Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan
menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian
obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan
terhambatnya produksi hormon pertumbuhan.

3. Periode Tumbuh Kembang Anak


Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan
dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai
dewasa.Tumbuh kembang anak terbagi dalam beberapa periode.
Berdasarkan beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang anak
adalah :2
1) Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan)
2) Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan
3) Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur 12-59 bulan)
4) Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan).

4. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan


Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini
mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan
yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan
tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor resiko pada balita,
yang disebut juga anak usia dini. Melalui deteksi dini dapat diketahui
penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya
pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan
dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang.
Upaya-upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak,
dengan demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal.3
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok,
yaitu penilaian pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan. Masing-
masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri.
Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian
menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan
keakuratan penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran
perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan
pertumbuhan.3
II. PENGAMATAN
a. Kegiatan pengukuran;
1. Penimbangan;
a. Alat yang digunakan

Gambar 1. Timbangan berat badan bayi (dacin)


b. Pemasangan alat

1) Gantungkan dacin pada dahan pohon, palang rumah atau


penyanggah khusus yang sudah dibuat sebelumnya, serta
pasang tali pengaman pada ujung batangan dacin. Pastikan
posisi batang dacin harus sejajar dengan mata orang yang
akan membaca hasil penimbangan

2) Periksa apakah dacin sudah tergantung kuat. Cara untuk


memeriksa ialah dengan cara menarik dacing kuat-kuat ke
bawah. Hal tersebut sangat penting karena berhubungan
dengan keselamatan balita yang akan ditimbang

3) Geser bandul dacin pada angka nol


4) Pasang sarung timbang
5) Seimbangkan dacin dengan cara menggantung kantong
(bisa terbuat dari kantong plastic atau kain yang dibuat
khusus) yang berisi pasir pada ujung batang dacin.
Penggunaan pasir dimaksudkan agar proses penyeimbangan
dapat dilakukan dengan mudah, kalau tidak ada pasir, beras
atau jagung juga boleh.
c. Cara melakukan pengukuran:
Menggunakan timbangan dacin
a) Pastikan dacin masih layak digunakan, perikasa dan
letakkan banul geser pada angka nol.
b) Jika ujung kedua paku dacin tidak dalam posisi lurus,
maka timbangan tidak layak digunakan dan harus
dikalibrasi.
c) Masukan Balita ke dalam sarung timbang dengan
pakaian seminimal mungkin dan geser bandulsampai
jarum tegak lurus.
d) Baca berat badan Balita dengan melihat angka di ujung
bandul geser.
e) Catat hasil penimbangan dengan benar
f) Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan Balita
dari sarung timbang
2. Pengukuran panjang / tinggi badan
a. Alat yang digunakan
Gambar 2. Microtoice
b. Pemasangan alat
1. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang
microtoise di dinding agar tegak lurus.
2. Letakkan pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari
bandul tersebut dan menempel pada dinding. Dinding
jangan ada lekukan atau tonjolan (rata).
3. Tarik papan penggeser tegak lurus ke atas, sejajar dengan
benang berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka
pada jendela baca menunjukkan angka nol (0).Kemudian
dipaku atau direkatkan dengan lakban pada bagian atas
mecrotoise.
4. Letakkan alat pengukur pada permukaan keras yang rata,
dianjurkan meja panjang atau tempat tidur dengan satu
bagian menempel dengan tembok. Tempelkan bagian alat
pengukur yang lebih panjang pada ujung yang menempel
ditembok.
5. Tarik meteran pengukur hingga mencapai angka nol pada
garis merah dikaca pengukur.
6. Tempelkan ujung alat pengukur yang bukan menepel
ditembok, pastikan stabil dan tidak berubah-ubah.
7. Setelah memastikan bagian atas menempel dengan stabil,
maka meteran alat pengukur dapat di tarik kesamping dan
pengukuran panjang siap dilakukan.
c. Cara melakukan pengukuran:
1) Pengukuran Panjang Badan untuk anak 0 - 24 bulan
a) Cara mengukur dengan posisi berbaring:
b) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
c) Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
d) Kepala bayi menempel pada pembatas angka
e) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar
tetap menempel pada pembatas angka 0(pembatas
kepala).
f) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus,
tangan kanan menekan batas kaki ke telapakkaki.
g) Petugas 2 membaca angka di tepi diluar pengukur.
h) Jika Anak umur 0 - 24 bulan diukur berdiri, maka hasil
pengukurannya dikoreksi dengan menambahkan 0,7
cm.
2) Pengukuran Tinggi Badan untuk anak 24 - 72 Bulan
a) Cara mengukur dengan posisi berdiri
b) Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
c) Berdiri tegak menghadap kedepan.
d) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang
pengukur.
e) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di
ubun-ubun.
f) Baca angka pada batas tersebut.
g) Jika anak umur diatas 24 bulan diukur telentang, maka
hasilpengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan
0,7 cm.

Gambar 3. Pengukuran tinggi badan dengan


Microtoice
3. Pengukuran Lingkar kepala
a) Alat yang digunakan

Gambar 4. Meteran
b) Pemasangan alat
1) Pastikan alat tidak terlipat
2) Pastikan tidak ada benda dikepala bayi seperti topi, pita dll.
c) Cara melakukan pengukuran
1) Alat pengukur dilingkaran pada kepala anak melewati dahi,
diatas alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang
kepala yang menonjol, tarik agak kencang.
2) Baca angka pda pertemuan dengan angka.
3) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak.
4) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala
menurut umur dan jenis kelamin anak.
5) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu
dengan ukuran sekarang.
b. Memplotting Pada KMS
1) Penentuan titik
2) Menghubungkan titik
c. Interpretasi Status Pertumbuhan sesuai dengan KMS
d. Intervensi

III. KAJIAN KASUS


a. Pasien 1
Nama ayah :
Nama ibu :
Nama anak :
Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Berat badan waktu lahir :
Berat badan sekarang :
Panjang badan waktu lahir :
Panjang badan sekarang :
Lingkar kepala sekarang :

b. Pasien 2
Nama ayah :
Nama ibu :
Nama anak :
Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Berat badan waktu lahir :
Berat badan sekarang :
Panjang badan waktu lahir :
Panjang badan sekarang :
Lingkar kepala sekarang :
DAFTAR PUSTAKA
1. Narendra, M. B. 2003. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
Jakarta: EGC.
2. Kementrian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak ditingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Jakarta.
3. Tim Dirjen Pembinaan Kesmas. 1997. Pedoman Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai