PUSKESMAS TAMALATE
KELOMPOK 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2019
LAPORAN KASUS PENYAKIT INFEKSI
TUBERCULOSIS
E. DIAGNOSIS :
- TB PARU
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan Farmakologi :
- Obat Anti Tuberculosis (OAT)
Pengobatan Non Farmakologi
- Istirahat yang cukup dan Olahraga secara rutin
Penderita
No Nama Kedudukan L/p Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
Klinik
Diduga
54 tahun SLTP/ mengalami Meninggal
1 Bpk. S Suami L Wiraswasta
(meninggal) SEDERAJAT penyakit Dunia
paru
Mengurus
SLTA/
2 Ny. M Istri P 55 tahun Rumah TB Paru
SEDERAJAT
Tangga
Tukang
3 Bpk. A Anak L 35 tahun SMA/Sederajat -
Batu
4 Ny. F Anak P 33 tahun SMA/Sederajat IRT -
5 Ny. Ra Anak P 26 tahun SMP/Sederajat IRT -
6 Tn. R Anak L 16 tahun SMA/Sederajat Pelajar -
7 Tn. Ri Cucu L 18 tahun - - -
8 Nn. F Cucu P 14 tahun - - -
9 Nn. T Cucu P 12 tahun - - -
10 Tn. Re Cucu L 7 bulan - - -
11 Nn. A Cucu P 17 tahun - - -
12 Nn. I Cucu P 15 tahun - - -
13 Tn. Ad Cucu L 10 tahun - - -
14 Tn. Sf Cucu L 5 tahun - - -
15 Tn. Sb Cucu L 10 bulan - - -
16 Nn. P Cucu P 3 tahun - - -
B. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. M
2. Umur : 55 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
6. Alamat : Abdul Kadir No. 37A RW6/RT1
7. Status : Sudah Menikah
8. Tanggal Kunjungan : 31 Mei 2019
No Fungsi Isian
1. TBiologis A. Anggota Keluarga
1 Bpk. S ( Kepala Keluarga)
2 Ny. M (Istri)
3 Bpk. A (Anak)
4 Ny. F (Anak)
5 Ny. Ra (Anak)
6 Tn. R (Anak)
7 Tn. Ri (Cucu)
8 Nn. F (Cucu)
9 Nn. T (Cucu)
10 Tn. Re (Cucu)
11 Nn. A (Cucu)
12 Nn. I (Cucu)
13 Tn. Ad (Cucu)
14 Tn. Sf (Cucu)
15 Tn. Sb (Cucu)
16 Nn. P (Cucu)
Jadi, Bentuk keluarga pasien ini adalah Nuclear family (Keluarga Inti)
B. Riwayat Melahirkan
Melahirkan dengan dibantu :Dokter
Pernah keguguran : (-)
Riwayat penyakit lain : Hipertensi, Asam Urat, DM
C. Penyakit yang pernah diderita
Penyakit Menular : -
Penyakit kronis :-
D. Penyakit yang diderita saat ini : TB Paru
E. Riwayat pemakaian KB : -
3. Psikologis A. Penderita tinggal serumah dengan: Ny. Ra & suami, 7 orang cucu dan
Ny. S & suami
B. Hubungan antar anggota keluarga :Harmonis
C. Penyelesaian masalah dalam keluarga : Pasien selalu berkomunikasi
tentang masalah kesehatan pasien kepada anak-anaknya dan anak-
anaknya juga selalu member solusi dan semangat untuk kesembuhan
pasien
= Laki –laki
= Perempuan
= Menantu laki-laki
= Menantu perempuan
Ny. M
Anak 1 &
istri Anak 4
Ventilasi
Dapur
Dinding Rumah
J. Denah Rumah
WC Dapur
Dapur
Ruang
Kamar Tidur
Tamu
K. Daftar Masalah
- Masalah medis
Penderita adalah seorang ibu rumah tangga berusia 55 tahun.
Awalnya pasien mengalami batuk-batuk selama 40 hari yang tidak
kunjung sembuh dengan obat yang ia beli di warung-warung.
Setelah berdiskusi dengan anak-anaknya, pasien memutuskan untuk
memeriksakan dirinya ke dokter. Kemudian Ny. M diberikan obat
untuk menangani batuk-batuknya. Setelah itu, batuk yang dirasakan
pasien belum juga membaik, sehingga penderita menggunakan obat
herbal yang direkomendasikan oleh tetangganya. setelah meminum
obat herbal tersebut, pasien mengatakan bahwa ia tiba-tiba
mengalami batuk berdarah, sehingga anak-anak dari pasien
memutuskan untuk membawa pasien ke dokter untuk memeriksakan
diri. Setelah dilakukan pemeriksaan lab dan radiologi, dokter
menyatakan bahwa Ny. M terkena penyakit TB paru. Pasien
memiliki riwayat serumah dengan menantunya yang saat itu
menderita penyakit TB sehingga sangat beresiko tertular penyakit
TB paru. Selain itu dilihat dari umur pasien yang sudah tua,
memudahkan penyakit masuk dikarenakan sistem imunnya yang
sudah menurun.
L. Perkembangan Penyakit
Pemeriksaan pertama : BTA +2
Pemeriksaan bulan ke-2 : Negatif
Pemeriksaan bulan ke-5 : Negatif
Pemeriksaan bulan ke-6 : Negatif
EDUKASI
1. Kamar pasien seharusnya memiliki ventilasi yang baik, agar sirkulasi udara baik.
2. Pasien di anjurkan untuk lebih sering di luar rumah agar terkena cahaya matahari
3. Karena pasien telah dinyatakan sembuh berdasarkan hasil pemeriksaan lab, maka pasien dianjurkan
untuk mengikuti program prolanis untuk mengontrol Hipertensi dan DM yang pasien alami.
TUBERCULOSIS PARU
Definisi
Etiologi
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan
rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan
pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB,
maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara
ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan
dikucilkan oleh masyarakat.
• Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara negara yang
sedang berkembang.
• Kegagalan program TB selama ini. Hal ini diakibatkan oleh:
Epidemiologi
Cara penularan
Risiko penularan
1. 50% meninggal
2. 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi
PATOGENESIS TUBERKULOSIS
Paru merupakan port d’entrée lebih dari 98% kasus infeksi TB. Karena
ukurannya yang sangat kecil, kuman TB dalam percik renik (droplet nuclei) yang
terhirup, dapat mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi
oleh mekanisme imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit
kuman TB dan biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar kuman TB. Akan
tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman
TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman TB dalam makrofag yang
terus berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni di tempat tersebut. Lokasi
pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus Primer GOHN.
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu
khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa
secara klinik.
Gejala sistemik/umum:
Gejala khusus:
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam
tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru
dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah.
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,demam meriang
lebih dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada
penyakit paru selainTB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru,
dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB paru di Indonesia saat ini masih tinggi,
maka setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap
sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis langsung pada pasien remaja dan dewasa, serta skoring
pada pasien anak.
• S(sewaktu):
Dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang berkunjung pertama kali.
Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak
pagi pada hari kedua.
• P(Pagi):
Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun
tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
• S(sewaktu):
Dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi.
Diagnosis TB Paru pada orang remaja dan dewasa ditegakkan dengan
ditemukannya kuman TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA
melaluipemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan
lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang
diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis TB
hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu
memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi
overdiagnosis. Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan
aktifitas penyakit.
1. Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini
pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB
paru BTA positif.
2. Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS
pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT(non fluoroquinolon).
3. Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang
memerlukan penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis
eksudativa, efusi perikarditis atau efusi pleural) dan pasien yang mengalami
hemoptisis berat (untuk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma).
• Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada
Meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura (Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe
superfisialis pada limfadenitis TB dan deformitas tulang belakang (gibbus) pada
spondilitis TB dan lain-lainnya.
Uji Tuberkulin
Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan yang paling bermanfaat untuk
menunjukkan sedang/pernah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis dan sering
digunakan dalam “Screening TBC”. Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC
dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%. Penderita anak umur kurang dari 1
tahun yang menderita TBC aktif uji tuberkulin positif 100%, umur 1–2 tahun 92%,
2–4 tahun 78%, 4–6 tahun 75%, dan umur 6–12 tahun 51%. Dari persentase tersebut
dapat dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji tuberkulin semakin
kurang spesifik.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara mantoux
lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian
atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit).
Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan diukur
diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi:
Pembengkakan (Indurasi) : 0–4mm, uji mantoux negatif.
Arti klinis : tidak ada infeksi Mycobacterium tuberculosis.
Pembengkakan (Indurasi) : 5–9mm, uji mantoux meragukan.
Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang dengan Mycobacterium
atypikal atau pasca vaksinasi BCG.
Pembengkakan (Indurasi) : >= 10mm, uji mantoux positif.
Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis.
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
1. Lokasi atau organ tubuh yang sakit: paru atau ekstra paru;
2. Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis): BTA positif atau
BTA negatif;
3. Tingkat keparahan penyakit: ringan atau berat.
4. Riwayat pengobatan TB sebelumnya: baru atau sudah pernah diobati
TB Paru:
Pengobatan Tuberkulosis
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan)
dan fase lanjutan 4 atau 5 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan
obat utama dan tambahan.
4) Paduan OAT untuk pasien TB Resistan Obat: terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu
Kanamisin, Kapreomisin, Levofloksasin, Etionamide, Sikloserin,
Moksifloksasin, PAS, Bedaquilin, Clofazimin, Linezolid, Delamanid dan obat
TB baru lainnya serta OAT lini-1, yaitu pirazinamid and etambutol.
HARIAN 3 X SEMINGGU
(4-6) (8-12)
(8-12) (8-12)
(20-30) (30-40)
Steptomycin (S) Bakterisid 15 -
(12-18)
(15-20) (20-35)
30-37 2 2 2 2
38-54 3 3 3 3
55-70 4 4 4 4
>71 5 5 5 5
3 BULAN 5 BULAN
KOMPLIKASI
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Merasa pusing dan sakit kepala
2. Anamnesis Terpimpin : Menderita hipertensi dan diabetes mellitus
sejak 16 tahun lalu, dan mengonsumsi obat hipertensi dan diabetes
mellitus.
3. Riwayat Penyakit lainnya :
- Dyslipidemia (+)
C. PEMERIKSAAN FISIS
1. Tinggi badan : 162 cm
2. Berat badan : 80 kg
3. Tanda Vital :
- TD : 150/90 mmHg
- Nadi : 72x/menit
- Pernapasan : 20x/menit
- Suhu : 36,5oC
D. PEMERIKSAAN PENUJANG
- GDS : 257 mg/dL
E. DIAGNOSIS :
- Hipertensi grade 1 dan Diabetes Melitus tipe 2
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan Farmakologi :
- Simvastatin 10 mg
- Diovan 80 mg
- Glimepiride 3 mg
- NovoRapid 100 U/ml (insulin)
Pengobatan Non Farmakologi
- Mengikuti program Prolanis
- Mengatur pola makan
D. KarakteristikDemografiKeluarga
Penderita
No Nama Kedudukan L/p Umur Pendidikan Pekerjaan Klinik Ket
Kepala
1 Bpk. A L 72 S1 Pensiunan Strok
Keluarga
Mengurus
SMP/
2 Ny. AS Istri P 60 Rumah DM + HT
SEDERAJAT
Tangga
SMA/ Pegawai
3 Tn. M Anak L 42 -
SEDERAJAT swasta
4 Tn. S Anak L 40 S1 Wirasawasta DM
Pegawai
5 Nn. L Anak P 38 S1 -
negeri
Pegawai
6 Tn. SW Anak L 37 S1 -
negeri
SMA/ Pegawai
7 Tn. W Anak L 33 -
SEDERAJAT swasta
SMK/ Pegawai
8 Tn. A Anak L 32 -
SEDERAJAT swasta
Tidak
9 Nn. R Anak P 29 S1 -
bekerja
Tidak
10 Nn. I Anak P 25 S1 -
bekerja
E. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. AS
2. Umur : 60 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
6. Alamat : Dg. Tata 1, Blok A3 no. 9
7. Status : Sudah Menikah
8. Tanggal Kunjungan : 12 Juni 2019
1. Aspek Personal
E. Fungsi Keluarga
No Fungsi Isian
6. TBiologis F. Anggota Keluarga
17 Bpk. A ( Kepala Keluarga)
18 Ny. AS (Istri)
19 Tn. M (Anak)
20 Tn. S (Anak)
21 Nn. L (Anak)
22 Tn. Sw (Anak)
23 Tn. W (Anak)
24 Tn. A (Anak)
25 Nn. R (Anak)
26 Nn. I (Anak)
Jadi, Bentuk keluarga pasien ini adalah Nuclear family (Keluarga Inti)
G. Riwayat Melahirkan
Melahirkan dengan dibantu :Dokter
Pernah keguguran: -
Riwayat penyakit lain : Hiperkolesterol
H. Penyakit yang pernah diderita
Penyakit Menular: -
Penyakit kronis : -
I. Penyakit yang diderita saat ini : DM + HT
J. Riwayat pemakaian KB :Pernah Pakai KB Spiral tapi
Berhenti akibat Perdarahan, saat ini sudah tidak menggunakan KB
7. Sosial C. Kedudukan sosial dalam masyarakat :Masyarakat biasa
D. Keaktifan dalam kegiatan masyarakat :Sikap keluarga di tengah
masyarakat cukup baik. Dimana pasien dengan tetangganya saling
mengenal dan pasien sering berinteraksi dengan tetangganya.
Kesimpulan:
Dalam keluarga pasien (Ny. AS) tidak didapat fungsi patologis.
I. Struktur Keluarga (Genogram)
Keterangan :
Anak 1
Anak 2 Anak 3
Anak 6 Anak 7
Anak 8
Keterangan:
: Hubungan baik
J. Daftar Masalah
- Masalah medis
Penderita adalah seorang ibu rumah tangga berusia 60 tahun.
Awalnya Pasien pergi berobat ke Puskesmas Tamalate untuk
mengobati keluhan pusing dan sakit kepalanya yang dirasakan terus
menerus. Pasien dicek tekanan darah dan dinyatakan pasien dengan
tekanan darah tinggi. Dan dari hasil anamnesis didapatkan pasien
dengan riwayat keluarga dengan penyakit diabetes mellitus dan
dilakukan pemeriksaan gula darah dan hasilnya pasien dinyatakan
juga menderita diabetes mellitus.
EDUKASI
1. Pasien diharapkan menggunakan insulin secara teratur sebelum makan
2. Pasien di anjurkan untuk lebih menjaga pola makan
3. Pasien diharapkan tetap rutin mengikuti kegiatan prolanis
HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
gagal jantung, gagal ginjal, dan aneurisma arteri (penyakit pembuluh darah).
Peningkatan tekanan darah yang relatif kecil, namun hal tersebut dapat
berlanjut kesuatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung
sebagai tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Patofisiologi Hipertensi
darah secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika terjadi
perubahan tekanan darah dan ada juga yang bereaksi ketika terjadi
perubahan tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi
ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada yang bereaksi lebih lama.
reflek yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis, dan otot polos. Sistem
pada arteri dan penurunan elastisitas arteri sehingga tidak dapat mengatur
tekanan darah kemudian mengakibatkan hipertensi. Kekakuan arteri dan
dapat diatur yang artinya beban jantung bertambah berat dan terjadi
adalah :
a. Tidak ada gejala Tekanan darah yang tinggi namun penderita tidak
tengkuk terasa berat, nyeri kepala bagian belakang dan didada, otot
keringat berlebih, denyut jantung yang kuat, cepat atau tidak teratur,
dapat dikontrol, antara lain : faktor yang dapat dikontrol dan tidak dapat
dikontrol.
1) Jenis Kelamin
banyak terjadi pada pria usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak
2) Umur
tekanan darah tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Pada
3) Genetik
dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang
hipertensi.
b. Faktor yang dapat dikontrol
1) Obesitas
obesitas.
2) Kurang olahraga
mereka yang tidak melakukan baik dari pada olahraga berat tetapi
hanya sekali.
3) Kebiasaan merokok
secara efisien.
5) Minum kopi
Faktor kebiasaan minum kopi didapatkan dari satu cangkir kopi
Hal ini terlihat pada orang yang bukan peminum kopi yang
6) Stres
6. Komplikasi Hipertensi
dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung
dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung,
bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar
hipertensi yang meliputi diet rendah garam, diet kegemukan, diet rendah
kolesterol dan lemak yang terbatas, diet tinggi serat. Dan ada juga yang
rokok dan minum alkohol, hidup santai dan tidak emosional ( Martuti,
b. Memperbanyak serat
DIABETES MELITUS
buku lain diabetes melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh
yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau intensitivitas sel terhadap
yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan
diabetes tipe I (insulin dependent diabetes melitus atau IDDM), tipe II (non
insulin dependent diabetes melitus atau NIDDM), diabetes melitus tipe yang
sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau
itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.
sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula
kepada anak. Gen penyebab diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika
orang tuanya menderita diabetes melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke
mengiritasi pankreas.
diabetes melitus. Jika orang malas berolah raga memiliki risiko lebih tinggi
untuk terkena penyakit diabetes melitus karena olah raga berfungsi untuk
melitus. Dengan menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat
3. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada pasien diabetes
(peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar dan
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes lama,
gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes
biasanya terjadi didaerah ginjal. Lipatan kulit seperti diketiak dan di bawah
bahan dasar utama yang berasal dari unsur protein. Akibatnya banyak sel
luka membutuhkan bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan yang
penggantian jaringan yang rusak mengalami gangguan. Selain itu luka yang
a. Ketoasidosis diabetik
Ketoasidosis diabetik adalah suatu kondisi serius
yaitu mulut kering, rasa haus, intensitas buang air kecil jadi
hilang dan kadar ion kalium pada darah yang turut berkurang
b.Hipoglikemia
C. Hiperglikemia
tingginya kadar gula dalam darah, maka dapat menyebabkan jantung harus
bekerja ekstra keras untuk memompa darah. Akibatnya pada pasien diabetes
meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat. Kondisi ini diperparah jika
hipertensi.6
dunia. Kerusakan retina yang sudah berat akan membuat penderita buta
ini maka akan terjadi kebocoran pada ginjal. Kebocoran ini ditandai
ini tidak segera diobati, maka dapat menimbulkan gagal ginjal. Jika
sudah begini, penderita harus melakukan cuci darah dan cangkok ginjal
agar dapat bertahan hidup. Kerusakan pada ginjal dapat dicegah jika
sejak dini sudah dideteksi melalui pemeriksaan darah dan air seni.
gangguan pada ginjal. Untuk itu deteksi dini dari ketidakberesan ginjal
merusak sel-sel saraf. Gangguan ini bila tidak segera diobati maka dapat
rasa, kesemutan, nyeri, atau kelemahan di kaki dan tangan. Gangguan pada
terjadi sekaligus memiliki dampak yang fatal, pada kejadian parah harus
kaki (hilang rasa), sehingga seorang penderita sering tidak sadar adanya
ini mengakibatkan borok (gangren) pada kaki. Keadaan kaki diabetik yang
parah atau yang tidak ditangani secara tepat dapat berkembang menjadi
sering terjadi ketika ada kerusakan saraf, juga disebut neuropati. Hal ini
f. Komplikasi kulit
Diabetes dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh, termasuk kulit.
memiliki diabetes. Untungnya, kondisi kulit yang paling dapat dicegah atau
mudah diobati jika tertangkap awal. Beberapa masalah ini adalah kulit
merah. Masalah kulit lainnya terjadi sebagian besar atau hanya untuk orang-
"Bukan aku" Kebanyakan orang pergi melalui ini ketika pertama kali
(NKHS:HyperosmolarHyperglycemicState.Diunduhpadahttp://www.merckm
anuals.com/professional/endocrine-and-metabolic-isorders/diabetes-mellitus-
and-disorders-of-carbohydrate-metabolism/nonketotic-hyperosmolar-