PUSKESMAS TAMALATE
KELOMPOK 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2019
LAPORAN KASUS PENYAKIT INFEKSI
TUBERCULOSIS
E. DIAGNOSIS :
- TB PARU
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan Farmakologi :
- Obat Anti Tuberculosis (OAT)
Pengobatan Non Farmakologi
- Istirahat yang cukup dan Olahraga secara rutin
Penderita
No Nama Kedudukan L/p Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
Klinik
Diduga
54 tahun
SLTP/ mengalam Meninggal
1 Bpk. S Suami L (meninggal Wiraswasta
SEDERAJAT i penyakit Dunia
)
paru
Mengurus
SLTA/
2 Ny. M Istri P 55 tahun Rumah TB Paru
SEDERAJAT
Tangga
Tukang
3 Bpk. A Anak L 35 tahun SMA/Sederajat -
Batu
4 Ny. F Anak P 33 tahun SMA/Sederajat IRT -
5 Ny. Ra Anak P 26 tahun SMP/Sederajat IRT -
6 Tn. R Anak L 16 tahun SMA/Sederajat Pelajar -
7 Tn. Ri Cucu L 18 tahun - - -
8 Nn. F Cucu P 14 tahun - - -
9 Nn. T Cucu P 12 tahun - - -
10 Tn. Re Cucu L 7 bulan - - -
11 Nn. A Cucu P 17 tahun - - -
12 Nn. I Cucu P 15 tahun - - -
13 Tn. Ad Cucu L 10 tahun - - -
14 Tn. Sf Cucu L 5 tahun - - -
15 Tn. Sb Cucu L 10 bulan - - -
16 Nn. P Cucu P 3 tahun - - -
B. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. M
2. Umur : 55 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
6. Alamat : Abdul Kadir No. 37A RW6/RT1
7. Status : Sudah Menikah
8. Tanggal Kunjungan : 31 Mei 2019
D. Fungsi Keluarga
No Fungsi Isian
1. Biologis A. Anggota Keluarga
1 Bpk. S ( Kepala Keluarga)
2 Ny. M (Istri)
3 Bpk. A (Anak)
4 Ny. F (Anak)
5 Ny. Ra (Anak)
6 Tn. R (Anak)
7 Tn. Ri (Cucu)
8 Nn. F (Cucu)
9 Nn. T (Cucu)
10 Tn. Re (Cucu)
11 Nn. A (Cucu)
12 Nn. I (Cucu)
13 Tn. Ad (Cucu)
14 Tn. Sf (Cucu)
15 Tn. Sb (Cucu)
16 Nn. P (Cucu)
Jadi, Bentuk keluarga pasien ini adalah Nuclear family (Keluarga Inti)
B. Riwayat Melahirkan
Melahirkan dengan dibantu :Dokter
Pernah keguguran : (-)
Riwayat penyakit lain : Hipertensi, Asam Urat, DM
C. Penyakit yang pernah diderita
Penyakit Menular : -
Penyakit kronis :-
D. Penyakit yang diderita saat ini : TB Paru
E. Riwayat pemakaian KB : -
3. Psikologis A. Penderita tinggal serumah dengan: Ny. Ra & suami, 7 orang cucu dan
Ny. S & suami
B. Hubungan antar anggota keluarga :Harmonis
C. Penyelesaian masalah dalam keluarga : Pasien selalu berkomunikasi
tentang masalah kesehatan pasien kepada anak-anaknya dan anak-
anaknya juga selalu member solusi dan semangat untuk kesembuhan
pasien
Kesimpulan:
Dalam keluarga pasien (Ny. M) terdapat satu fungsi patologis yaitu
Economic & educational
= Laki –laki
= Perempuan
= Menantu laki-laki
= Menantu perempuan
Ny. M
Anak 1 &
istri Anak 4
Ventilasi
Dapur
Dinding Rumah
J. Denah Rumah
W Dapur
C
Dapur
Ruang
Kamar Tamu
Tidur
K. Daftar Masalah
- Masalah medis
Penderita adalah seorang ibu rumah tangga berusia 55 tahun.
Awalnya pasien mengalami batuk-batuk selama 40 hari yang tidak
kunjung sembuh dengan obat yang ia beli di warung-warung.
Setelah berdiskusi dengan anak-anaknya, pasien memutuskan
untuk memeriksakan dirinya ke dokter. Kemudian Ny. M diberikan
obat untuk menangani batuk-batuknya. Setelah itu, batuk yang
dirasakan pasien belum juga membaik, sehingga penderita
menggunakan obat herbal yang direkomendasikan oleh
tetangganya. setelah meminum obat herbal tersebut, pasien
mengatakan bahwa ia tiba-tiba mengalami batuk berdarah,
sehingga anak-anak dari pasien memutuskan untuk membawa
pasien ke dokter untuk memeriksakan diri. Setelah dilakukan
pemeriksaan lab dan radiologi, dokter menyatakan bahwa Ny. M
terkena penyakit TB paru. Pasien memiliki riwayat serumah
dengan menantunya yang saat itu menderita penyakit TB sehingga
sangat beresiko tertular penyakit TB paru. Selain itu dilihat dari
umur pasien yang sudah tua, memudahkan penyakit masuk
dikarenakan sistem imunnya yang sudah menurun.
L. Perkembangan Penyakit
Pemeriksaan pertama : BTA +2
Pemeriksaan bulan ke-2 : Negatif
Pemeriksaan bulan ke-5 : Negatif
Pemeriksaan bulan ke-6 : Negatif
EDUKASI
1. Kamar pasien seharusnya memiliki ventilasi yang baik, agar sirkulasi udara baik.
2. Pasien di anjurkan untuk lebih sering di luar rumah agar terkena cahaya matahari
3. Karena pasien telah dinyatakan sembuh berdasarkan hasil pemeriksaan lab, maka pasien dianjurkan
untuk mengikuti program prolanis untuk mengontrol Hipertensi dan DM yang pasien alami.
TUBERCULOSIS PARU
Definisi
Etiologi
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan
kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada
kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia
meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun.
Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya
secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Epidemiologi
Cara penularan
1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.
2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak.
3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada
dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan,
sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan
dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan
lembab.
4. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang
dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil
pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
5. Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh
konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Risiko penularan
1. 50% meninggal
2. 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi
PATOGENESIS TUBERKULOSIS
Paru merupakan port d’entrée lebih dari 98% kasus infeksi TB. Karena
ukurannya yang sangat kecil, kuman TB dalam percik renik (droplet nuclei) yang
terhirup, dapat mencapai alveolus. Masuknya kuman TB ini akan segera diatasi
oleh mekanisme imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit
kuman TB dan biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar kuman TB.
Akan tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan
kuman TB dan kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman TB dalam
makrofag yang terus berkembang biak, akhirnya akan membentuk koloni di
tempat tersebut. Lokasi pertama koloni kuman TB di jaringan paru disebut Fokus
Primer GOHN.
Dari focus primer, kuman TB menyebar melalui saluran limfe menuju
kelenjar limfe regional, yaitu kelenjar limfe yang mempunyai saluran limfe ke
lokasi focus primer. Penyebaran ini menyebabkan terjadinya inflamasi di saluran
limfe (limfangitis) dan di kelenjar limfe (limfadenitis) yang terkena. Jika focus
primer terletak di lobus paru bawah atau tengah, kelenjar limfe yang akan terlibat
adalah kelenjar limfe parahilus, sedangkan jika focus primer terletak di apeks
paru, yang akan terlibat adalah kelenjar paratrakeal. Kompleks primer merupakan
gabungan antara focus primer, kelenjar limfe regional yang membesar
(limfadenitis) dan saluran limfe yang meradang (limfangitis).
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan
diagnosa secara klinik.
Gejala sistemik/umum:
Gejala khusus:
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam
tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin
positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita
TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan
pemeriksaan serologi/darah.
DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,demam meriang
lebih dari satu bulan. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada
penyakit paru selainTB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, kanker paru,
dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB paru di Indonesia saat ini masih tinggi,
maka setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, dianggap
sebagai seorang tersangka (suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis langsung pada pasien remaja dan dewasa, serta skoring
pada pasien anak.
• S(sewaktu):
• P(Pagi):
Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun
tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di UPK.
• S(sewaktu):
1. Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini
pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB
paru BTA positif.
2. Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak
SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT(non fluoroquinolon).
3. Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang
memerlukan penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis
eksudativa, efusi perikarditis atau efusi pleural) dan pasien yang
mengalami hemoptisis berat (untuk menyingkirkan bronkiektasis atau
aspergiloma).
Uji Tuberkulin
Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan yang paling bermanfaat untuk
menunjukkan sedang/pernah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis dan sering
digunakan dalam “Screening TBC”. Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC
dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%. Penderita anak umur kurang dari 1
tahun yang menderita TBC aktif uji tuberkulin positif 100%, umur 1–2 tahun
92%, 2–4 tahun 78%, 4–6 tahun 75%, dan umur 6–12 tahun 51%. Dari persentase
tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji tuberkulin
semakin kurang spesifik.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara
mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada
½ bagian atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam
kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan
diukur diameter dari pembengkakan (indurasi) yang terjadi:
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
1. Lokasi atau organ tubuh yang sakit: paru atau ekstra paru;
2. Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis): BTA positif atau
BTA negatif;
3. Tingkat keparahan penyakit: ringan atau berat.
4. Riwayat pengobatan TB sebelumnya: baru atau sudah pernah diobati
TB Paru:
4) Paduan OAT untuk pasien TB Resistan Obat: terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu
Kanamisin, Kapreomisin, Levofloksasin, Etionamide, Sikloserin, Moksifloksasin,
PAS, Bedaquilin, Clofazimin, Linezolid, Delamanid dan obat TB baru lainnya serta
OAT lini-1, yaitu pirazinamid and etambutol.
HARIAN 3 X SEMINGGU
Isoniazid (H) Bakterisid 5 10
(4-6) (8-12)
(8-12) (8-12)
(20-30) (30-40)
Steptomycin (S) Bakterisid 15 -
(12-18)
Ethambutol (E) Bakteriostatik 15 30
(15-20) (20-35)
38-54 3 3 3 3
55-70 4 4 4 4
>71 5 5 5 5
3 BULAN 5 BULAN
Penentuan dosis terapi kombinasi dosis tetap 4 obat berdasarkan rentang dosis
yang telah ditentukan oleh WHO merupakan dosis yang efektif atau masih
termasuk dalam batas dosis terapi dan non toksik.Pada kasus yang mendapat obat
kombinasi dosis tetap tersebut, bila mengalami efek samping serius harus dirujuk
ke rumah sakit / dokter spesialis paru / fasiliti yang mampu menanganinya.
KOMPLIKASI
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Merasa
pusing dan sakit kepala
2. Anamnesis Terpimpin :
Menderita hipertensi dan diabetes mellitus sejak 16 tahun lalu, dan
mengonsumsi obat hipertensi dan diabetes mellitus.
3. Riwayat Penyakit lainnya :
- Dyslipidemia (+)
C. PEMERIKSAAN FISIS
1. Tinggi badan : 162 cm
2. Berat badan : 80 kg
3. Tanda Vital :
- TD : 150/90 mmHg
- Nadi : 72x/menit
- Pernapasan : 20x/menit
- Suhu : 36,5oC
D. PEMERIKSAAN PENUJANG
- GDS : 257 mg/dL
E. DIAGNOSIS :
- Hipertensi grade 1 dan Diabetes Melitus tipe 2
F. PENATALAKSANAAN
Pengobatan Farmakologi :
- Simvastatin 10 mg
- Diovan 80 mg
- Glimepiride 3 mg
- NovoRapid 100 U/ml (insulin)
Pengobatan Non Farmakologi
- Mengikuti program Prolanis
- Mengatur pola makan
D. KarakteristikDemografiKeluarga
L/ Penderita
No Nama Kedudukan p Umur Pendidikan Pekerjaan Klinik Ket
Kepala
1 Bpk. A L 72 S1 Pensiunan Strok
Keluarga
Mengurus
SMP/
2 Ny. AS Istri P 60 Rumah DM + HT
SEDERAJAT
Tangga
SMA/ Pegawai
3 Tn. M Anak L 42 -
SEDERAJAT swasta
4 Tn. S Anak L 40 S1 Wirasawasta DM
Pegawai
5 Nn. L Anak P 38 S1 -
negeri
Pegawai
6 Tn. SW Anak L 37 S1 -
negeri
SMA/ Pegawai
7 Tn. W Anak L 33 -
SEDERAJAT swasta
SMK/ Pegawai
8 Tn. A Anak L 32 -
SEDERAJAT swasta
Tidak
9 Nn. R Anak P 29 S1 -
bekerja
Tidak
10 Nn. I Anak P 25 S1 -
bekerja
E. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. AS
2. Umur : 60 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Ibu rumah tangga
6. Alamat : Dg. Tata 1, Blok A3 no. 9
7. Status : Sudah Menikah
8. Tanggal Kunjungan : 12 Juni 2019
1. Aspek Personal
E. Fungsi Keluarga
No Fungsi Isian
6. Biologis F. Anggota Keluarga
17 Bpk. A ( Kepala Keluarga)
18 Ny. AS (Istri)
19 Tn. M (Anak)
20 Tn. S (Anak)
21 Nn. L (Anak)
22 Tn. Sw (Anak)
23 Tn. W (Anak)
24 Tn. A (Anak)
25 Nn. R (Anak)
26 Nn. I (Anak)
Jadi, Bentuk keluarga pasien ini adalah Nuclear family (Keluarga Inti)
G. Riwayat Melahirkan
Melahirkan dengan dibantu :Dokter
Pernah keguguran: -
Riwayat penyakit lain : Hiperkolesterol
H. Penyakit yang pernah diderita
Penyakit Menular: -
Penyakit kronis : -
I. Penyakit yang diderita saat ini : DM + HT
J. Riwayat pemakaian KB :Pernah Pakai KB Spiral tapi
Berhenti akibat Perdarahan, saat ini sudah tidak menggunakan KB
7. Sosial C. Kedudukan sosial dalam masyarakat :Masyarakat biasa
D. Keaktifan dalam kegiatan masyarakat :Sikap keluarga di tengah
masyarakat cukup baik. Dimana pasien dengan tetangganya saling
mengenal dan pasien sering berinteraksi dengan tetangganya.
Kesimpulan:
Dalam keluarga pasien (Ny. AS) tidak didapat fungsi patologis.
I. Struktur Keluarga (Genogram)
Keterangan :
Anak 1
Anak 2 Anak 3
Anak 4 Ny. AS Bpk. A Anak 5
Anak 6 Anak 7
Anak 8
Keterangan:
: Hubungan baik
- Masalah medis
Penderita adalah seorang ibu rumah tangga berusia 60 tahun.
Awalnya Pasien pergi berobat ke Puskesmas Tamalate untuk
mengobati keluhan pusing dan sakit kepalanya yang dirasakan
terus menerus. Pasien dicek tekanan darah dan dinyatakan pasien
dengan tekanan darah tinggi. Dan dari hasil anamnesis didapatkan
pasien dengan riwayat keluarga dengan penyakit diabetes mellitus
dan dilakukan pemeriksaan gula darah dan hasilnya pasien
dinyatakan juga menderita diabetes mellitus.
EDUKASI
1. Pasien diharapkan menggunakan insulin secara teratur sebelum makan
2. Pasien di anjurkan untuk lebih menjaga pola makan
3. Pasien diharapkan tetap rutin mengikuti kegiatan prolanis
HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
darah). Peningkatan tekanan darah yang relatif kecil, namun hal tersebut
akan berlanjut kesuatu organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit
otot jantung) dengan target organ diotak berupa stroke, hipertensi menjadi
sebagai tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Patofisiologi Hipertensi
darah secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi ketika terjadi
perubahan tekanan darah dan ada juga yang bereaksi ketika terjadi
perubahan tekanan darah secara akut. Sistem tersebut ada yang bereaksi
ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada yang bereaksi lebih lama.
reflek yang berasal dari atrium, arteri pulmonalis, dan otot polos. Sistem
penurunan elastisitas arteri sehingga tekanan darah tidak dapat diatur yang
artinya beban jantung bertambah berat dan terjadi gangguan diastolik yang
adalah :
a. Tidak ada gejala Tekanan darah yang tinggi namun penderita tidak
tengkuk terasa berat, nyeri kepala bagian belakang dan didada, otot
dapat dikontrol, antara lain : faktor yang dapat dikontrol dan tidak dapat
dikontrol.
1) Jenis Kelamin
banyak terjadi pada pria usia dewasa muda. Tetapi lebih banyak
2) Umur
3) Genetik
1) Obesitas
yang obesitas.
2) Kurang olahraga
3) Kebiasaan merokok
secara efisien.
5) Minum kopi
Hal ini terlihat pada orang yang bukan peminum kopi yang
6) Stres
6. Komplikasi Hipertensi
dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung
dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung,
7. Pengobatan hipertensi
hipertensi yang meliputi diet rendah garam, diet kegemukan, diet rendah
kolesterol dan lemak yang terbatas, diet tinggi serat. Dan ada juga yang
menghindari rokok dan minum alkohol, hidup santai dan tidak emosional (
b. Memperbanyak serat
buku lain diabetes melitus adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh
yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau intensitivitas sel terhadap
sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau
Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya
itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui.
antara lain :
melitus.
kepada anak. Gen penyebab diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika
orang tuanya menderita diabetes melitus. Pewarisan gen ini dapat sampai
insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang
penyebab diabetes melitus. Jika orang malas berolah raga memiliki risiko
lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes melitus karena olah raga
insulin.2
3. Manifestasi Klinik
(peningkatan rasa haus) akibat volume urine yang sangat besar dan
mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi keluar sel
kelemahan otot akibat gangguan aliran darah pada pasien diabetes lama,
gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes
gatal, biasanya terjadi didaerah ginjal. Lipatan kulit seperti diketiak dan di
bahan dasar utama yang berasal dari unsur protein. Akibatnya banyak sel
dilakukan oleh sel melalui proses glikolisis tidak dapat berlangsung secara
luka membutuhkan bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan
gangguan. Selain itu luka yang sulit sembuh juga dapat diakibatkan oleh
testoteron. Pada kondisi optimal (periodik hari ke-3) maka secara otomatis
a. Ketoasidosis diabetik
b.Hipoglikemia
C. Hiperglikemia
menyebabkan koma.5
tingginya kadar gula dalam darah, maka dapat menyebabkan jantung harus
mudah lelah meskipun tidak melakukan aktivitas yang berat. Kondisi ini
dunia. Kerusakan retina yang sudah berat akan membuat penderita buta
ini maka akan terjadi kebocoran pada ginjal. Kebocoran ini ditandai
ginjal ini tidak segera diobati, maka dapat menimbulkan gagal ginjal.
Jika sudah begini, penderita harus melakukan cuci darah dan cangkok
ginjal agar dapat bertahan hidup. Kerusakan pada ginjal dapat dicegah
jika sejak dini sudah dideteksi melalui pemeriksaan darah dan air seni.
gangguan pada ginjal. Untuk itu deteksi dini dari ketidakberesan ginjal
merusak sel-sel saraf. Gangguan ini bila tidak segera diobati maka dapat
sel-sel saraf yang dapat rusak akibat diabetes adalah sel saraf sensoris,
terjadi sekaligus memiliki dampak yang fatal, pada kejadian parah harus
kaki (hilang rasa), sehingga seorang penderita sering tidak sadar adanya
kaki yang paling sering terjadi ketika ada kerusakan saraf, juga disebut
hilangnya rasa di kaki, sehingga Anda bisa melukai dan tidak tahu itu.7
f. Komplikasi kulit
atau mudah diobati jika tertangkap awal. Beberapa masalah ini adalah kulit
merah. Masalah kulit lainnya terjadi sebagian besar atau hanya untuk
"Bukan aku" Kebanyakan orang pergi melalui ini ketika pertama kali
didiagnosis. Depresi Studi menunjukkan bahwa orang dengan diabetes
(NKHS:HyperosmolarHyperglycemicState.Diunduhpadahttp://www.merckm
anuals.com/professional/endocrine-and-metabolic-isorders/diabetes-mellitus-
and-disorders-of-carbohydrate-metabolism/nonketotic-hyperosmolar-
Pustaka Utama.