Anda di halaman 1dari 4

Menurut Soetjiningsih (2012) terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembang pada anak, antara lain yaitu:

a. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel telur
yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai
dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
ransangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Yang termasuk
dalam faktor genetik antara lain yaitu berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik, jenis kelamin, suku bangsa.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai tidaknya


potensi bawaan. Lingkungan yang baik akan memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan yang
dimaksud ini ialah lingkungan “bio-fisiok--psiko-sosial” yang berpengaruh terhadap
individu setiap harinya, dimulai dari konsepsi sampai akhir hayat.

Faktor lingkungan dibagi menjadi faktor lingkungan yang mempengaruhi anak


pada saat masih didalam kandungan (faktor pranatal), dan faktor lingkungan yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal).

1) Faktor Lingkungan Pranatal

a) Gizi ibu waktu hamil

Gizi ibu yang tidak cukup pada saat sebelum terjadinya kehamilan ataupun
pada saat sedang hamil, lebih sering menghasilan bayi BBLR (berat badan lahir
rendah) atau lahir mati dan jarang mengakibatkan cacat bawaan. Disamping itu dapat
pula mengakibatkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir,
bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan lainnya.

b) Mekanis

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan
pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin pada uterus dapat
menyebabkan talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital. Palsi fasialis atau
kranio tabes.

c) Toksin/ zat kimia

Ibu hamil yang perokok berat/ peminum alkohol kronis sering melahirkan bayi
berat badan lahir rendah, lahir mati, cacat atau retardasi mental.

d) Endokrin

Hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin, adalah somatotropin,


hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida peptida lain dengan aktivitas
yang mirip dengan insulin (insulin-like-growth factors/ IGFs)

e) Radiasi

Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan memasuki 18 minggu dapat


menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya.

f) Infeksi

Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH


(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex). Sedangkan infeksi
laniinya yang juga bisa menyebabkan penyakit pada janin ialah varisela, coxsackie,
echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak, listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus
influensa dan virus hepatitis. Diduga pada setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat
merusak janin.

g) Stres

Stres pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain yaitu
cacat bawaan, kelaianan kejiwaan, dan lainnya.

h) Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kern
ikterus atau lahir mati

i) Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dapat
menyebabkan berat badan lahir rendah.

2) Faktor Lingkungan Postnatal

a) Lingkungan biologis

1.

b) Faktor fisik

c) Faktor psikososial

d) Faktor keluarga dan adat istiadat


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri, Maemunah dan Rahayu

tahun 2016 yang dilakukan terhadap 42 anak pra sekolah di RA Pesantren Al

Madaniyah. Hasil diketahui bahwa sebanyak 39 anak (92,9%) mempunyai

rambut yang bersih, sebanyak 27 anak (64,3%) mengalami karies gigi,

sebanyak 23 anak (54,8%) mempunyai telinga yang kotor, sebanyak 36 anak

(85,7%) mempunyai kuku yang bersih dan 14,3% mempunyai kuku yang

kotor.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anna Nurjannah, Windy

Rakhmawati dan Lita Nurlita pada siswa Sekolah Dasar Negeri Jatinangor

dengan jumlah 126 responden. Didapatkan hasil sebanyak 3,2% responden

termasuk kedalam kategori hygiene dan 96,8% tidak hygiene. Sebanyak 48,4%

responden memiliki rambut hygiene, 69% mata hygiene, 25% telinga hygiene,

11,1% mulut dan gigi hygiene, 31,7% kulit hygiene, dan 30,2% kuku tangan

dan kaki hygiene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal hygiene

responden masih rendah.

Anda mungkin juga menyukai