Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurang
dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru
sehingga dapat mengakibatkan pada terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya
(Prawirohardjo, 2006).

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada
bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).

2. Etiologi

Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah


(Proverawati dan Ismawati, 2010), yaitu:
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan
antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,
hipertensi,HIV/AIDS,TORCH(Toxoplasma,Rubella,Cytomegalov
irus (CMV) dan Herpes simplex virus), dan penyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

1
2) Ibu
a) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia
< 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1
tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini
dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah.
b. Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin
kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.
c. Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta
previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik), ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat
tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

3. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin premature bayi itu maka akan semakin
tinggi resiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah
gizi.
a. Menurunnya simpanan zat gizi padahal cadangan makanan di dalam
tubuh sedikit, hamper semua lemak, glikogen dan mineral seperti zat
besi, kalsium, fosfor dan seng di deposit selama 8 minggu terakhir
kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap
peningkatan hipoglikemia, anemia dan lain-lain. Hipoglikemia
menyebabkan bayi kejang terutama pada bayi BBLR Prematur.
b. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan

2
untuk mencerna dan mengabsorpsi lemak dibandingkan dengan bayi
aterm.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan, koordinasi
antara refleks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik
sampai kehamilan 32-34 minggu, padahal bayi BBLR kebutuhan
nutrisinya lebih tinggi karena target pencapaian BB nya lebih besar.
Penundaan pengosongan lambung dan buruknya motilitas usus terjadi
pada bayi preterm.
d. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja napas dan
kebutuhan kalori yang meningkat.
e. Potensial untuk kehilangan panas akibat luas permukaan tubuh tidak
sebanding dengan BB dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah
kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan kalori.

4. Manifestasi Klinis
Menurut Jumiarni (2006), manifestasi klinis BBLR adalah sebagai
berikut:

a. Preterm: sama dengan bayi prematuritas murni


b. Term dan posterm:
1) Kulit berselubung verniks kaseosa tipis atau tidak ada
2) Kulit pucat atau bernoda mekonium, kering keriput tipis
3) Jaringan lemak dibawah kulit tipis
4) Bayi tampak gesiy, kuat, dan aktif
5) Tali pusat berwarna kuning kehijauan

Menurut Proverawati (2010), Gambaran Klinis atau ciri- ciri Bayi BBLR :
a. Berat kurang dari 2500 gram
b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
e. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
f. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

3
g. Kepala lebih besar
h. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
i. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
j. Otot hipotonik lemah merupakan otot yang tidak ada gerakan aktif
pada lengan dan sikunya
k. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea
l. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus, tumit
mengkilap, telapak kaki halus.
m. Kepala tidak mampu tegak, fungsi syaraf yang belum atau tidak
efektif dan tangisnya lemah.
n. Pernapasan 40 – 50 kali/ menit dan nadi 100-140 kali/ menit.

4
5 5. Pathways

(Proverawati, 2010)

5
6. Penatalaksanaan

Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
menurut Proverawati (2010), dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah, dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu,
bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas
dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air
panas atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi baru lahir
seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil,
enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/
kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya
dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan
didahului dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih
lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi
dengan frekuensi yang lebih sering.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh
yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan
antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif dapat dilakukan
sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas
atau BBLR.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan
harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum
matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien

6
sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus dapat diperberat oleh polisetemia, memar
hemolisias dan infeksi karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan
kernikterus maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila
ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat.
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada penyakit
ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam bayi harus dirawat
terlentang atau tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan
untuk mengobserfasi usaha pernapasan.
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi berberat badan
lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan
gula darah secara teratur.

7. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Pantiawati (2010) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan


antara lain :
a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang menggambarkan reflek
dan maturitas fisik untuk menilai reflek pada bayi tersebut untuk mengetahui
apakah bayi itu prematuritas atau maturitas
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan merupakan tes
pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat kurang yang lupa mens
terakhirnya.
c. Darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk melihat bayi
lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan umur kehamilan kurang
bulan dimulai pada umur 8 jam atau dapat atau diperkirakan akan terjadi
sindrom gawat nafas.

7
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. Pengkajian Teoritis

a. Biodata
Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan terganggu
b. Keluhan utama
Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi kedinginan atau suhu tubuh
rendah
c. Riwayat penyakit sekarang
Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37 minnggu ,berat
badan kurang atau sama dengan 2.500 gram, apgar pada 1 sampai 5 menit, 0
sampai 3 menunjukkan kegawatan yang parah, 4 sampai 6 kegawatan sedang, dan 7-10
normal
d. Riwayat penyakit dahulu
Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM,TB Paru,
tumor kandungan, kista, hipertensi
f. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang, daya
absorbsi kurang atau lemah sehingga kebutuhan nutrisi terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah mekonium,
produksi urin rendah
g. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit, kemudian menurun sampai 120-
140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit, kemudian menurun sampai 40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C

8
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama jantung rata-
rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung (murmur/gallop), warna
kulit bayi sianosis atau pucat, pengisisan capilary refill (kurang dari 2-
3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung, penggunaan
otot aksesoris, cuping hidung, interkostal; frekuensi dan keteraturan
pernapasan rata-rata antara 40-60x/menit, bunyi pernapasan adalah
stridor, wheezing atau ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut bertambah,
kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah (jumlah, warna,
konsistensi dan bau), BAB (jumlah, warna, karakteristik, konsistensi
dan bau), refleks menelan dan mengisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin
(jumlah, warna, berat jenis, dan PH).
e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi, refleks moro,
menghisap, mengenggam, plantar, posisi atau sikap bayi fleksi,
ekstensi, ukuran lingkar kepala kurang dari 33 cm, respon pupil,
tulang kartilago telinga belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan
lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda lahir, lesi,
pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500
gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama
dengan atau kurang dari 30cm, lingkar lengan atas, lingkar perut,
keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan wajah, pada
wanita klitoris menonjol, sedangkan pada laki-laki skrotum belum
berkembang, tidak menggantung dan testis belum turun., nilai
APGAR pada menit 1 dan ke 5, kulitkeriput.
(Pantiawati, 2010)

9
2. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko hipotermi berhubungan dengan jaringan lemak subkotis tipis


2) Resiko tinggi infeksi sekunder berhubungan dengan immaturitas fungsi
imunologik
3) Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan lemahnya daya cerna dan absorbs makanan.
(Ngastiyah, 2005)

10
3. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Resiko Setelah dilakukan  Pantau suhu  Sebagai acuan
hipotermi tindakan setiap 3 jam sekali penatalaksanaan
berhubungan keperawatan selama  Hindarkan bayi tindakan
dengan jaringan 3 x 24 jam hipotermi kontak langsung  Mengikuti
lemak subkotis suhu stabil dengan dengan sumber program yang
tipis kriteria hasil: dingin/ panas dianjurkan
 Suhu tubuh  Ganti popok bila  Menjaga
normal 36 – 37,5 basah kenyamanan klien

 Akral Hangat
 Bayi tidak
Mengiggil
2. Resiko Infeksi Setelah dilakukan  Monitor tanda -  Sebagai acuan
berhubungan tindakan tanda infeksi penatalaksanaan
dengan keperawatan selama (tumor,dolor,rubor tindakan
immaturitas 3 x 24 jam tidak ,calor,fungsi laesa)
fungsi terjadi infeksi dengan  Batasi jumlah  Memberi
immunologik kriteria hasil : pengunjung kenyamanan pada
 Tidak ada tanda – klien
tanda infeksi  Gunakan teknik  Agar tidak
 Jumlah leukosit aseptic selama terjadinya infeksi
dalam batas berinteraksi pada klien
normal 5000 - dengan klien
10000  Berikan antibiotic  Mencegah
sesuai advis dokter penyebaran
infeksi

11
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
3. Resiko tinggi Setelah dilakukan  Monitor BB Klien  Mengetahui
gangguan nutrisi: tindakan  Pasang selang perkembangan
kurang dari keperawatan selama NGT nutrisi bayi
kebutuhan tubuh 3 x 24 jam  Kaji kemampuan  Membantu suplai
berhubungan kebutuhan nutrisi reflek hisap nutrisi untuk tubuh
dengan terpenuhi . dengan  Kolaborasi dengan  Indikasi bayi
lemahnya daya kriteria hasil : ahli gizi untuk mampu meyerap
cerna dan  BB seimbang pemberian nutrisi nutrisi
absorbs 2500- 3000 gram  Asupan nutrisi
makanan.  Reflek hisap kuat pada bayi tecukupi
 Intake ASI
adekuat

12
ASUHAN KEPERAWATAN

I. IDENTITAS
Nama : By. Ny Megawati
Umur : 22 Juli 2017 (2 bulan)
Nama Ayah : M. Rendi Saputra
Nama Ibu : Megawati
Pekerjaan Ayah : Buruh
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kedukan Laut
Suku : Sumatera
Agama : Islam

II. KELUHAN UTAMA


Tanggis merintih , Berat badan lahir rendah

III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


1. Prenatal : Kehamilan ke 1
2. Natal : Melahirkan secara sc
Berat badan bayi 1300 gram
Panjang badan 40 cm
Usia kehamilan saat lahir 30 minggu
3. Post Natal : -

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LAMPAU


1. Penyakit waktu kecil :
2. Pernah dirawat di rumah sakit :
3. Obat – Obat yang digunakan :
4. Tindakan (Operasi) :
5. Alergi :
6. Kecelakaan :
7. Imunisasi :

13
V. RIWAYAT KELUARGA
Genogram

Keterangan :

Laki- laki

Perempuan

Klien

Meninggal

Serumah

Cerai

14
VI. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh : Saat ini klien dirawat diruang neonatus dan dirawat oleh
perawat dan sesekali ibu klien menjenguk saat jam kunjung rumah sakit
2. Hubungan dengan anggota keluarga : Ibu klien bisa mengunjungi, melihat,
menyentuh, dan memberi ASI pada saat berkunjung
3. Hubungan dengan teman sebaya : -
4. Pembawaan secara umum : -
5. Lingkungan rumah : Baik

VII. KEBUTUHAN DASAR


1. Makanan
 Makanan yang disukai : Klien diberi ASI oleh perawat di ruangan
 Selera : -
 Alat makan yang dipakai : -
 Pola makan/ jam : Klien diberi ASI setiap 3 jam sekali
2. Pola Tidur
 Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan , dibacakan cerita, benda yang
dibawa tidur ) : Tidak ada
 Tidur Siang : Biasanya pasien tidur siang ± 4 𝑗𝑎𝑚
3. Mandi : Dibantu oleh perawat di ruang neonates
4. Aktivitas Bermain : -
5. Eliminasi : Klien BAB ± 1 x sehari , dengan konsistensi lunak

VIII. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medis : BBLR
2. Tindakan Operasi : -
3. Status Cairan : -
4. Status Nutrisi : -
5. Obat – obatan : Injeksi Meropenem 3 x 4 mg (IV)
6. Aktivitas : Aktif
7. Tindakan keperawatan :

15
8. Hasil Lab :
Jenis Konvensional Sistem Internasional Metode
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan Hasil Rujuka Satuan
n
Hematologi
Hemoglobin 7,5 13,4 – 19,8 g/dl 75,0 134 – g/L
(Hb) Nilai Kritis 198
< 7 - > 20

Eritrosit (RBC) 2,40 4,32 – 4,98 106 /𝑚𝑚3 2,40 4,32 – 1012 /L
4,98
Leukosit 15,6 6,0 – 17,5 103 /𝑚𝑚3 15,6 6,0 – 105 /L
(WBC) Nilai kritis: 17,5
<35 - >65

Hematokrit 22 47 – 57 % 0,22 0,47 –


Nilai Kritis : 0,57
< 35 - > 65

Trombosit 5 217 - 497 103 /ML 5 217 - 103 /𝑀𝐿


497
RDW - CV 20.000 11-15 % 20.0
0
LED 2 < 15 Mm/Jam 2 <15 Mm/jam

9. Foto rotgen : -
10. Lain- lain : -

16
IX. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : K/U baik
2. TB/ BB: Panjang badan = 40 cm
Berat badan = 1700 gram
3. Lingkar Kepala : 30 cm
4. Kepala : Rambut hitam
5. Mata : Simetris antara kanan dan kiri
6. Leher : Normal
7. Telinga : Simetris antara kanan dan kiri
8. Hidung : Normal
9. Mulut : Mukosa kering
10. Dada : Tidak ada luka , warna kecoklatan
11. Paru- paru : Gerakan pernafasan kanan dan kiri simetris , RR 40 x/ m
12. Jantung : Normal
13. Perut : Normal
14. Punggung : Normal
15. Genitalia : Berjenis kelamin laki- laki
16. Ektremitas
a. Ektremitas atas : Lengkap , tidak ada kelainan
b. Ektremitas bawah : Tidak ada kelainan
17. Tanda vital
a. RR : 42 x/ m
b. HR : 140 x/ m
c. TD : -
d. Tem : 37 ℃

X. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


1. Kemandirian bergaul : -
2. Motorik Halus : -
3. Motorik Kasar : -
4. Kognitif : -
5. Bahasa : -

17
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. Ds: - Jaringan lemak Resiko Hipotermi
Do : - lahir premature 30 subkotis tipis
minggu
- BBLR : 1700 gram
-Suhu tubuh : 36,9 ℃

2. Ds : - Prematuritas dan Resiko infeksi


Do : - Keadaan umum baik system imun yang
-Lahir premature 30 tidak adekuat
minggu
- BB 1700 gram

3. Ds : - Prematuritas Ketidakseimbangan
Do:-Terpasang selang NGT ,Ketidakmampuan nutrisi : kurang dari
- Reflek hisap baik mengabsorbsi kebutuhan tubuh
- BB 1700 gram nutrisi

Masalah keperawatan Prioritas :


1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
2. Resiko Hipotermi
3. Resiko infeksi

18
RENCANA KEPERAWATAN

Nama : By.Ny Megawati


Umur : 22 Juli 2017 / 2 bulan
Jenis Kelamin : Laki- laki

No Tujuan / kriteria Hasil Intervensi Implementasi


Dx. Kep

3 Setelah dilakukan tindakan  Kaji reflek  Mengkaji


keperawatan selama 3 x 24 jam menghisap dan reflek
kebutuhan nutrisi terpenuhi . menelan menghisap dan
dengan kriteria hasil :  Monitor input menelan
 BB seimbang 2500- 3000 dan output  Memasang
gram  Sendawakan bayi selang NGT
 Reflek hisap kuat sehabis minum  Menimbang
 Intake ASI adekuat  Timbang BB tiap BB tiap hari
hari
1. Setelah dilakukan tindakan  Pantau suhu  Memantau
keperawatan selama 3 x 24 jam pasien suhu pasien
hipotermi suhu stabil dengan  Hindarkan  Mengganti
kriteria hasil: bayi kontak popok bila
 Suhu tubuh normal 36 – 37,5 langsung basah
℃ dengan
 Akral Hangat sumber
 Bayi tidak Mengiggil dingin/ panas
 Ganti popok
bila basah

19
No
Dx. Kep Tujuan / kriteria Hasil Intervensi Implementasi

2 Setelah dilakukan  Monitor tanda - tanda  Memonitor tanda -


tindakan keperawatan infeksi (tumor, dolor, tanda infeksi
selama 3 x 24 jam tidak rubor, calor, fungsi laesa)  Membatasi jumlah
terjadi infeksi dengan  Batasi jumlah pengunjung
kriteria hasil : pengunjung  Menggunakan teknik
 Tidak ada tanda –  Gunakan teknik aseptic aseptic selama
tanda infeksi selama berinteraksi berinteraksi dengan
 Jumlah leukosit dengan klien klien
dalam batas normal
5000 - 10000

20
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : By. Ny Megawati Diagnosa Medis : BBLR


Nama Ibu : Megawati Ruangan : Neonatus

No Hari / Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Tanggal Keperawatan
Jumat/ 15 Ketidakseimbanga  Mengkaji S:-
September n nutrisi : kurang reflek hisap O: HR : 140 x/ m, RR:
2017 dari kebutuhan  Memasang 42 x/m , T : 36,9℃ ,
tubuh selang NGT BB : 1700 gram
 Memonitor BB A: BBLR
klien Ketidakseimbangan
 Memonitor nutrisi kurang dari
asupan intake kebutuhan tubuh
dan output P: ASI/PASI
 Pertahankan
teknik aseptic
 Memonitor BB
 Memberi
minum via
NGT
Jumat/ 15 Resiko Hipotermi  Memantau S:-
September berhubungan suhu pasien O : HR : 140 x/m
2017 dengan jaringan  Mengganti RR : 40x/m
subkotis tipis popok bila T : 36,8 ℃
basah A : Masalah teratasi
P : - Hindarkan bayi
kontak langsung
dengan sumber panas
/ dingin

21
No Hari / Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
Sabtu / 16 Resiko Infeksi  Memonitor S:-
September berhubungan tanda- tanda O: HR: 140x/m
2017 dengan infeksi RR : 40 x/m , T : 36,8
immaturitas fungsi  Membatasi ℃
immunologik jumlah Hasil leukosit : 15,6
pengunjung A: Masalah belum
 Menggunakan teratasi
teknik aseptic P : lanjut intervensi
selama  Pantau tanda
berinteraksi dan gejala
dengan klien infeksi
 Gunakan
teknik aseptic
 Batasi jumlah
pengunjung

22
DAFTAR PUSTAKA

Jumiarni.2006. Asuhan Keperawatan Perinatal.Jakarta: EGC


Pantiawati, I. 2010. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika
Proverawati, A., Ismawati, C. 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta: Nuha
Medika

Ngastiyah.2005.Perawatan anak sakit. Edisi 2 . Jakarta : EGC

Judith M.Wilkinson & Nancy R.Ahem.2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan

Edisi 9 . Jakarta : EGC

Suriyadi, Yuliani .2006. Buku Pegangan Asuhan Keperawatan Pada Anak . Ed.2 .
Jakarta : CV. Agung Seto

http://www.academia.edu/11800237/Asuhan_Keperawatan_Anak_._BBLR

23

Anda mungkin juga menyukai