Anda di halaman 1dari 19

UPAYA PENINGKATAN

KUALITAS TUMBUH
KEMBANG ANAK

FAJRI RILMA NANDA


NIM. 20011131
A. FAKTOR PRANIKAH / PRAHAMIL
 Dianjurkan pada wanita untuk tidak hamil sebelum usia 18 tahun atau lebih dari 35 tahun,
untuk mengurangi risiko untuk ibu maupun untuk bayinya.
 wanita pada waktu sebelum hamil juga berpengaruh terhadap berat badan lahir bayi,
misalnya wanita yang malnutrisi atau tinggi badan kurang dari 145 cm sering melahirkan
bayi KMK (Kecil untuk masa Kehamilan).

B. FAKTOR FAKTOR PRANATAL


Berhubung dengan berbagai ciri pertumbuhan janin selama dalam kandungan dan
masalah-masalah yang mungkin terjadi, maka masa pranatal dibagi :
 Masa embrionik / masa mudigah: 8 sampai 12 minggu
 Masa fetal/masa janin: 12-40 minggu
  a. Periode praviabel: sebelum 24-26 minggu
  b. Periode viabel: dari 26-40 minggu
Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi pada masa janin:

1 .Gizi Ibu
pada waktu
hamil
 Kenaikan berat badan wanita hamil selama kehamilan adalah skitar 10-12,5 kg
agar tidak terjadi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). maka ibu yang hamil
dianjurkan untuk meningkatkan kalori yang dimakan dengan tambahan 300 kkal/hari, atau
sekitar satu porsi makanan lebih banyak daripada sebelum hamil.

 Akibat tidak terpenuhi zat gizi ibu pada waktu hamil, jangka panjangnya terhadap tumbuh
kembang anak akan lebih buruk, bila kekurangan gizi pada bayi akan terus berlanjut sampai 2
tahun setelah lahir.

 Pemberian suplemen zat besi juga harus diberikan pada ibu hamil, untuk mencegah anemia
pada ibu, sehingga tidak berdampak negatif pada janin seperti BBLR dan anemia pada bayi.
Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi pada masa janin:

2. Obat-obatan, toksin
atau zat kimia

 Bila pada kehamilan trimester I (masa organogenesis) ibu minum obat teratogenik, maka
akan terjadi keguguran atau cacat bawaan. Beberapa obat yang mempunyai efek
sinergistik dengan yang lainnya mungkin akan mempunyai efek teratogenik.
 Berhubung masih terbatasnya pengetahuan mengenai efek obat yang diberikan pada ibu
hamil terhadap janin/neonatus, maka hati-hati memberikan obat pada ibu hamil terutama
pada trimester I dan pada beberapa minggu sebelum lahir/pada waktu persalinan.

3. Mekanis

Kelainan posisi janin dan kekurangan cairan ketuban dapat mengakibatkan cacat bawaan,
misalnya talipes, mikrognatia, dll. Kesalahan implantasi dari ovum dapat mengakibatkan
gangguan nutrisi sehingga terjadi retardasi pertumbuhan janin.
Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi pada masa janin:

4. Endokrin

 Bayi dari ibu yang menderita diabetes melitus dapat menderita organomegali, berat lahir
diatas 4000 gram, hipertrofi dan hiperplasia sel beta pankreas janin dan gangguan
metabolik pada neonatus.
 Angka kejadian cacat bawaan lebih tinggi pada ibu hamil yang mendapat terapi hormon,
ibu yang pada waktu hamil usianya lebih dari 35 tahun dan kelainan hormon tiroid.

5. Radiasi

Sebelum fase organogenesis, radiasi dengan dosis 10 rad dapat menyebabkan


kematian janin. Sebaiknya hindari penyinaran pada waktu hamil muda
Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi pada masa janin:

6 . Penyakit Ibu

 Infeksi
Hampir semua penyakit infeksi yang berat yang diderita ibu pada waktu hamil, masih
mengakibatkan keguguran, lahir mati, atau BBLR. Beberapa mikroorganisme tertentu dapat
menyebabkan infeksi pada janin, gangguan pertumbuhan janin, bahkan cacat bawaan.
 Bukan infeksi
Ibu yang menderita hipertensi yang tidak diobati, akan mengakibatkan retardasi pertumbuhan
intrauterin dan lahir mati. Ibu menderita goiter endemik, bayinya bisa menderita hipotiroid
kongenital.
7 .Stress

Keadaan kejiwaan ibu selama hamil dapat mempengaruhi janin yang dikandungnya suatu
kehamilan sebaiknya adalah kehamilan yang benar-benar dikehendaki.
Hal-hal yang harus diperhatikan meliputi pada masa janin:

8 . Imunitas

 Pada rhesus dan ABO antagonisme sering mengakibatkan hydrops foetalis, bayi lahir mati.
Pada umumnya terjadi setelah plasenta terbentuk yaitu pada trimester II kehamilan. Pada
rhesus antagonisme antibodi yang terbentuk ukuran kecil 7 S-globulin, sehingga mudah
menembus plasenta dengan akibat terjadi "erythroblastosis foetalis".
 Penatalaksanaannya adalah melahirkan bayi sebelum waktunya dengan induksi, untuk
menjaga jangan terjadi hydrops foetalis. Atau melakukan transfusi sel darah merah yang Rh
negatip intra-peritoneal, agar janin dapat tumbuh sempurna dan mempunyai kemungkinan
hidup lebih besar.
 9 . Anoksia

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta dan tali pusat, dapat mengakibatkan
BBLR. Keadaan ini terdapat pada ibu hamil dengan hipertensi, kehamilan serotinus, kehamilan
dengan penyakit jantung, ginjal, asma, diabetes melitus, dll. Ibu yang menderita toksemia pada
waktu hamil akan melahirkan bayi KMK, prematur dan kematian intrateurin.
C. FAKTOR PRENATAL
Masa perinatal merupakan masa yang penting juga dalam proses tumbuh kembang anak,
karena menentukan mutu kehidupan selanjutnya, apakah seorang anak akan tumbuh dengan
baik atau menjadi seorang yang cacat dengan segala hambatannya. (masa perinatal adalah
periode dari kehamilan 28 minggu sampai 7 hari setelah bayi lahir).

Keadaan-keadaan penting yang harus diperhatikan pada masa


prenatal tersebut adalah :
1 . Asfiksia

Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan,
teratur dan adekuat, akibatnya bayi-bayi ini memiliki IQ yang lebih rendah dan bahkan ada yang
menderita retardasi mental. Oleh karena itu sebaiknya kita mencegah terjadinya asfiksia
neonatorum, atau jika terjadi asfiksia harus ditolong dengan cepat dan tepat. Perawatan pranatal
yang teliti dan menemukan ibu dengan resiko tinggi dan mengawasi sebaik mungkin, akan
mengurangi angka kejadian asfiksia neonatarum
Keadaan-keadaan penting yang harus diperhatikan pada masa prenatal
tersebut adalah :

2 .Trauma Lahir

Angka kejadian trauma lahir masih tinggi pada persalinan yang ditolong oleh bukan tenaga
kesehatan. Trauma lahir disamping angka kematiannya tinggi, juga dapat menghambat tumbuh
kembang anak. Dengan pengawasan pranatal yang baik, maka akan dapat dilakuakan tindakan
dini sehingga bayi lahir dengan selamat

3 . Hipoglikemia

Hipoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 20mg% pada BBLR atau kurang dari 30mg%
pada bayi cukup bulan. Keadaan ini dapat disertai dengan gejala klinik, dan bila tidak diobati
dengan segera dapat menyebabkan kematian atau kerusakan berat pada otak. Setiap bayi resiko
tinggi yang baru lahir harus dimonitor kadar glukosanya
Keadaan-keadaan penting yang harus diperhatikan pada masa prenatal
tersebut adalah :

4. Hiperbilirubinemia

semua penderita hiperbilirubinemia dilakukan pemeriksaan berkala, baik pertumbuhan fisik,


motorik, perkembangan mental dan ketajaman pendengarannya. Penatalaksanaan yang baik dari
penderita hiperbilirubinemia adalah sangat penting untuk mencegah akibat tersebut diatas

5. BBLR

Pencegahan BBLR adalah sangat penting, yaitu dengan pemeriksaan prenatal yang baik dan
memperhatikan gizi ibu. Angka kesakitan dan kematian BBLR dapat ditekan dengan penanganan
yang baik atas dasar pengetahuan yang memadai tentang seluk beluk BBLR
Keadaan-keadaan penting yang harus diperhatikan pada masa prenatal
tersebut adalah :
6. Infeksi
 Infeksi pada bayi baru lahir ini pada umumnya mortalitasnya tinggi, sehingga pencegahan
sangat penting.
 Pencegahan dititikberatkan pada cara kerja aseptik, misalnya alat-alat minum, alat-alat
resusitasi, alat pemberi oksigen yang steril, perawatan tali pusat yang baik dan kebiasaan
mencuci tangan oleh petugas di pusat perawatan bayi, baik sebelum. maupun sesudah
memeriksa bayi.

D. FAKTOR POSTINAL
Faktor posnatal yang mempengaruhi kualitas anak adalah faktor bio-fisiko-psiko-sosial.
 komponen biologis kesehatan tubuh atau organ, keadaan gizi, kekebalan terhadap penyakit.
 Komponen fisis: perumahan, kebersihan lingkungan,fasilitas kesehatan dan pendidikan.
 Komponen psikososial kesehatan jiwa, stimulasi mental, pengaruh
keluarga/sekolah/masyarakat, nilai sosial budaya, tradisi, adal dan adama, dan lain-lain.
faktor lingkungan posnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:

1.Gizi Anak

 Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang anak. Kekurangan
makanan yang bergizi akan menyebabkan retardasi pertumbuhan anak. Makan yang
berlebihan juga tidak baik, karena dapat menyebabkan obesitas. Kedua keadaan ini dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas anak.
 ASI (air susu ibu ) dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas anak, karena ASI disamping
nilai gizinya tinggi juga mengandung berbagai macam zat anti yang melindungi anak dari
berbagai macam infeksi.
 Sebaiknya tidak memberikan makanan selain ASI sampai anak berumur 6 bulan, dan
pemberian makanan pada anak dibawah 3 tahun bisa 5-6 kali perhari untuk memenuhi
kebutuhan tumbuh kembanganya.
 Setelah menderita sakit anak perlu mendapat ekstra makanan untuk mengganti berat badan
yang hilang pada waktu sakit, sehingg atumbuh kembang anak dapat dipertahankan.
faktor lingkungan posnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:

2. Kesehatan Anak

 Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari para orang tua, yaitu dengan cara segera
membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat.
 Anak yang sering sakit, biasanya pertumbuhannya akan terganggu. Oleh karena itu kita perlu
memberikan makanan ekstra pada setiap anak sesudah menderita suatu penyakit.
 Anak yang menderita penyakit menahun seperti asma, sakit jantung, sakit ginjal, dll, tidak
hanya terganggu tumbuh kembangnya tapi juga pendidikannya

3. Imunisasi

Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas
terhadap penyakit penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Misalnya penyakit TBC,
diphteria, tetanus, pertusis, polio, campak dan hepatitis.
faktor lingkungan posnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:

4.Perumahan
Keadaan perumahan yang layak dengan kontruksi bangunan yang tidak membahayakan
penghunininya, akan menjamin kesehatan dan keselamatan penghuninya

5.Sanitasi Lingkungan

 Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun kebersihan lingkungan memegang peranan


penting dalam tumbuh kembang anak. Kebersihan perorangan yang kurang, akan menyebabkan
timbulnya penyakit-penyakit kulit dan saluran pencernaan.
 pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukan bagaimana membuat lingkungan
menjadi layak untuk tumbuh kembang anak, sehingga meningkatkan rasa aman bagi ibu /
pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan
faktor lingkungan posnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:

6.Stimulasi

Untuk perkembangan motorik serta pertumbuhan otot-otot tubuh diperlukan stimulasi yang terarah
dengan bermain, latihan - latihan atau olahraga yang teratur. Anak perlu diperkenalkan dengan
olahraga sedini mungkin, karena dengan olahraga tidak hanya membentuk fisik anak tetapi juga
mentalnya agar anak tumbuh dengan baik.

7.Keluarga Berencana

 Dengan keluarga berencana (KB) maka sebuah keluarga dapat merencanakan kapan mulai
punya anak, berapa jumlah anak yang diinginkan, berapa tahun jarak antara anak satu dengan
anak lainnya dan kapan berhenti dan tidak hamil lagi.
 Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara kehamilan tidak kurang dari 2
tahun untuk memulihkan kesehatannya sebelum hamil lagi. Jika ibu hamil terlalu cepat, maka
sering melahirkan BBLR
faktor lingkungan posnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu:

8.Keluarga

 Suasana damai dan kasih sayang sangat penting dalam tumbuh kembang anak.
 Beberapa faktor yang mempunyai dampak negatif terhadap pola interaksi keluarga adalah
perkawinan yang tidak harmonis, penyakit menahun yang diderita salah satu anggota
keluarga, dan adanya gangguan jiwa dari salah satu anggota keluarga.
 
E. BAYI DAN IBU HAMIL YANG MEMPUNYAI RESIKO GANGGUAN TUMBUH
KEMBANG ANAK
Selain berbagai upaya yang telah kita bicarakan diatas, sebaiknya kita juga dapat
mengidentifikasi berbagai faktor resiko yang mungkin dapat mengakibatkan kelainan baik pada ibu
maupun pada anaknya. Sehingga kita dapat mencegah kelainan yang mungkin terjadi dan
menangani dengan baik
Dibawah ini adalah berbagai keadaan yang mungkin membawa resiko baik bagi ibu maupun bagi
anaknya ( dikutip dari Ebrahim 1985):

1. Ibu yang dalam resiko, antara lain:

 Umur ibu dibawah 18 dan diatas 35 tahun.


 Tinggi ibu kurang dari 145 cm. Hamil pertama kali, atau setelah kehamilan kelima.
 Berat badan sebelum hamil kurang dari 40 kg atau kenaikan berat badan saat hamil kurang dari 7
kg.
 Riwayat sebelumnya terdapat anak yang lahir mati, kematian pada masa neonatal, kesulitan
partus dan bayi berat lahir rendah.
 Anemia pada waktu hamil.
 Masalah sosial, seperti pecandu alkohol dan keluarga yang tuna karya. Ibu yang terlantar.
 Jarak antara anak satu dan lainnya pendek, kurang dari 24 bulan.
2. Anak yang dalam resiko, adalah:

 Berat badan lahir rendah.


 Bayi kembar 2,3 atau lebih. • Anak ke 5 atau lebih.
 Kehamilan pada ibu sebelum anak berumur 18 bulan.
 Sedang menderita sakit pertusis, campak, diare atau penyakit yang berat lainnya.
 Riwayat malnutrisis atau ada saudaranya yang meninggal.
 Tidak ada kenaikan berat badan pada 2 bulan terakhir.
 Masalah sosial lainnya, misalnya anak yang tidak dikehendaki, satu orang tua, anak yang
terlantar, orang tua/anak menderita penyakut kronis, dan lain-lain.
Daftar Pustaka
Soetjiningsih. Tumbuh kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC,
1995
Direktorat Bima Kesehatan Keluarga. Buku Pedoman Petugas Fasilitas Pelayanan
Keluarga Berencana. s.I. : Departemen Kesehatan RI, 1994.
Badan Pusat Statistik. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional ( Susenas ), BPS.
http//www.bps.go.id/.0nline 2012.
Jalal, Fasli. NASKAH ORASI ILMIAH Bonus Demografi : Tantangan Peneliti Untuk
Pengabdian Yang Kongkret dalam Pembangunan Negara dan Bangsa. Jakarta : LIPI, 2014.
Arisman, 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Gizi Ed 2. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Efendi, Muhammad. 2011. Pengantar Kesehatan dan Gizi Anak. Malang : Fakultas
Ilmu Pendidikan
http://www.bkkbn.go.id/
http://www.Panduan Gerakan nasional gizi.go.id/
http://www.Pengantar Kesehatan gizi anak.go.id/

Anda mungkin juga menyukai