Anda di halaman 1dari 24

Keperawatan Maternitas II : Heny Fitriany

Persalinan Prematur adalah persalinan dengan usia


kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat bayi kurang
dari 2500 gram. 
Persalinan prematur dapat terdiri dari
Persalinan premature dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu dengan berat badan janin sama untuk masa
kehamilan (SMK) 
Persalinan prematur dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dengan berat badan kecil untuk masa kehamilan
(KMK).
Persalinan preterm : 6-10 % (7%)
Persalinan < 32 minggu: 1.5 %
Persalinan < 28 minggu: 0.5 %
Keberhasilan hidup :
32 minggu & > 1500gr : 85 %
32 minggu & < 1500gr : 80 %
<32 minggu & < 1500gr : 59 %
RISIKO KEMATIAN 70 KALI LEBIH TINGGI
BAYI < 32 MINGGU 20% MENINGGAL
TAHUN PERTAMA
BAYI MATUR KEMATIAANNYA 0,3 %
Etiologi
BEBERAPA FAKTOR MEMPUNYAI PERAN DALAM KEJADIAN PERSALINAN
PREMATUR DISEBABKAN OLEH FAKTOR IBU, FAKTOR JANIN DAN FAKTOR
PLASENTA
Faktor Ibu
• Penyakit Berat
Faktor Janin & Plasenta
• Diabetes Mellitus • Perdarahan Trimester awal
• Preeklampsi/ Hypertensi
• Infeksi Saluran Kemih/ • Perdarahan antepartum
genital/intrauterine • Ketuban pecah dini
• Stress psikologik • Cacat bawaan janin
• Trauma
• Anemia • Kehamilan ganda/gemeli
• Perokok berat • Pertumbuhan Janin
• Kelainan immunologi terhambat
• Inkompetensi serviks
• Pemakaian obat narkotika • Polihidramnion
• Kehamilan usia diluar optimum
Jika bayi lahir di usia kehamilan 24 – 27
minggu, kemungkinan bayi bertahan hidup
sangatlah kecil.
Bila bayi lahir di atas usia 28 minggu dengan
berat minimal 1100 gr, maka kemungkinan
besar bayi dapat bertahan hidup.
Karena organ tubuh bayi prematur belum
berfungsi sempurna, maka bayi membutuhkan
perawatan khusus dengan alat bantu seperti
ventilator, dll yang akan menunjang hidupnya
sampai fungsi organ tubuhnya sempurna.
Kemungkinan bayi akan mengalami hipotermia
(penurunan suhu badan), kadar gula dalam
tubuh rendah, mudah kehilangan energi,
elektrolit rendah, hingga perdarahan pada
otak.
Kadar bilirubin tinggi dalam darah yang
menyebabkan kulit bayi menjadi kuning
karena fungsi liver yang belum sempurna.
Daya tahan tubuh bayi lebih rendah, mudah
mengalami kejang, kelumpuhan, dan
cenderung memiliki kecerdasan rendah.
Bayi prematur dengan usia kehamilan ibu
yang masih sangat muda berisiko mengalami
kebutaan.
PENCEGAHAN

Ibu hamil rutin memeriksakan kesehatan dan


kandungannya untuk mengetahui sejak dini
mengenai perkembangan janin dan kemungkinan
penyakit yang ada.
Tes laboratorium untuk keperluan pemeriksaan
kadar gula darah dalam tubuh dan kemungkinan
adanya infeksi virus atau gangguan lainnya.
PENCEGAHAN

Penuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dan


janin dengan mengkonsumsi makanan sehat
dan bergizi.
Hindari stres.
Segera berkonsultasi dengan dokter bila
merasakan keluhan kehamilan.
Asuhan Keperawatan Persalinan Preterm
Pengkajian
Data Dasar Klien
Catatan : etiologi tidak diketahui pada 70-
80% kasus, ketuban pecah dini (KPD)
terjadi pada sisa 20 – 30%.
Sirkulasi
Hipertensi, edema patologis (tanda
hipertensi karena kehamilan [HKK]).
Penyakit jantung sebelumnya.
Integritas Ego
Adanya ansietas sedang
Makanan / Cairan
Ketidakadekuatan atau penambahan berat badan berlebihan.
Nyeri / Ketidaknyamanan
Kontraksi intermiten sampai reguler yang jaraknya kurang
dari 10 menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30 – 60
menit.
Pernafasan
Mungkin perokok berat (> 10 rokok/hari)
Keamanan
Infeksi mungkin ada (misalnya : infeksi saluran kemih dan
atau atau infeksi vagina)
Perdarahan mungkin terlihat
Membran mungkin ruptur (KPD)
Perdarahan trimester III.
Aborsi sebelumnya, persalinan / melahirkan preterm, riwayat
biopsi konus
Uterus mungkin distensi berlebihan, karena hiramnion, makrosomia
atau gestasi multipel
Interaksi Sosial
Mungkin kelas sosioekonomi rendah
Penyuluhan / Pembelajaran
Ketidakadekuatan atau tidak adanya perawatan pranatal
Mungkin dibawah usia 18 atau lebih dari 40 tahun
Penggunaan alkohol / obat lain, pemajanan pada diestilstilbesterol
(DES).
Pemeriksan Diagnostik
- Ultrasonografi : Pengkajian gestasi (dengan berat badan janin 500
sampai 2.499 gram).
- Tes Nitrazin : Menetukan KPD
- Jumlah sel daerah putih : Peningkatan menandakan adanya infeksi
- Urinalisis dan kultur : Mengesampingkan ISK
Kultul vaginal, reagen plasma cepat (RPC) : mengindenfikasi
infeksi.
- Amniositensis : Rasio lesitin terhadap stingomielen (L/S)
mendeteksi fosfati digliserol (PG) untuk meturitas paru janin, atau
infeksi amniotik.
Prioritas Keperawatan
1. Memasikan kondisi ibu adanya persalinan dan
kesejahteraan janin.
2. Membantu upaya untuk mempertahakan
kehamilan, bila mungkin
3. Mencegah komplikasi
4. Memberikan dukungan emosi
5. Memberikan informasi yang perlu
Tujuan Pulang
1. Penghentian kontraksi uterus.
2. Bebas komplikasi dan atau efek yang tidak diinginkan
3. Menerima situasi dengan cara positif
4. Memahami tanda preterm persalinan / komplikasi dan terapi yang
dibutuhkan

Potensial Komplikasi (Masalah Kolaborasi)


- PK : Persalinan preterm bayi, edema pulmonary (sekunder dari
medikasi tokolitik)
- PK dari terapi magnesium sulfat : keracunan magenesium.
Diagnosa Keperawatan

- Kecemasan b.d faktor : hasil kehamilan, efek samping tokolitik


kekurangan waktu untuk mempersiapkan persalinan atau
perawatan bayi dan krisis situasional, ancaman yang dirasakan
atau aktual pada diri dan janin.
- Aktifitas pengalihan yang tidak sempurna b.d faktor : tirah
baring yang lama.
- Proses keluarga terganggu b.d faktor : penyakit atau
ketidakmampuan anggota keluarga, perubahan dalam aturan
keluarga, kekurangan suport sistem yang adekuat, perlakuan tirah
baring.
- Ketakutan b.d faktor : kemungkinan persalinan dan kelahiran awal
- Pemeliharaan rumah terganggu b.d faktor : support sistem yang
tidak adekuat, perlakuan tirah baring.
- Manajemen regimen tetapi tidak efektif b.d faktor : defisit
pengetahuan, tuntutan berlebihan yang dibuat individu atau
keluarga, defisit support sosial.
- Nausea b.d faktor : efek samping pengobatan tokolitik.
- Nyeri (sakit kepala) b.d faktor : efek samping magnesium
sulfat.
- Ketidakberdayaan b.d komplikasi penanganan kehamilan,
kekurangan dalam perbaikan meskipun mengikuti regimen
pengobatan dan tirah baring.
- Harga diri rendah (kronis, situasional) b.d faktor : tidak
berharap untuk kelahiran anak, ketidakmampuan
menyelesaikan tugas seperti biasa.
- Disfungsi seksual b.d faktor : retriksi yang muncul
karena pengobatan, takut menyakiti janin, takut
menyebabkan kontraksi uterus.
- Gangguan pola tidur b.d faktor : monitoring dan
frekuensi pengobatan.
- Intoleransi aktifitas b.d hipersensitivitas
otot/seluler.
- Resiko tinggi cedera pada janin b.d melahirkan bayi
preterm/tidak matur.
- Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai
persalinan preterm, kebutuhan tindakan dan
prognosis b.d kesalahan interprestasi atau kurang
informasi.

Anda mungkin juga menyukai