KEPERAWATAN MATI
BATANG OTAK (MBO)
Seseorang dinyatakan mati otak apabila mengalami (1) Terhentinya
fungsi sirkulasi dan respirasi secara ireversibel, dan (2) Terhentinya
semua fungsi otak secara keseluruhan, termasuk batang otak,
secara ireversibel (Uniform Determination of Death Act, dikembangkan
oleh National Conference of Commissioners on Uniforrm State Laws)
Mati Biologis
(Kematian semua organ) selalu mengikuti kematian
klinis bila tidak dilakukan resusitasi jantung paru
(RJP) atau bila upaya resusitasi dihentikan.
Merupakan proses nekrotik semua jaringan.
Mati Sosial
(Status vegetatif yang menetap) merupakan kerusakan
berat ireversibel pada pasien yang tetap tidak sadar dan
tidak responsif, tetapi punya EEG aktif dan beberapa
refleks yang utuh.
Mati Otak
• (Kematian korteks) adalah kerusakan
ireversibel serebrum, terutama neokorteks dan
diikuti kematian sisa otak lainnya ; serebelum,
otak tengah, batang otak.
Darah
10%
Jaringan
LCS 10%
otak 80%
konstan
Mekanisme Peningkatan ICP et
causa Cedera Kepala
Terjadi penurunan aliran ICP↑
darah ke otak dan
Trauma otak pergeseran otak ke arah Meningkat secara
bawah/horizontal bertahap umumnya
(herniasi) 36-48jam
Melakukan Menghasilkan :
kompensasi dengan 1. Menigkatnya aliran CSF
mendesak 2 ke dalam kanalis spinalis
komponen lain 2. Adaptasi otak tanpa ↑ICP
Mekanisme Mati Batang Otak
et causa Peningkatan ICP
Bradikardi dan
Peningkatan ICP akibat Rangsangan pusat pernafasan jadi lambat
herniasi inhibisi jantung
(Refleks Cushing)
Merangsang pusat
Mencapai ambang vasomotor dan tekanan Retensi C dan
33mmHg (450 mm darah sistemik (supaya vasodilatasi otak
meningkat)
Menyebabkan
penurunan aliran darah Iskemia
secara bermakna
Mekanisme Mati Batang Otak
et causa Peningkatan ICP
ICP mencapai titik ICP tek
arteri
Kematian Otak
Mekanisme Pupil Anisokor
Proses desak ruang Herniasi tepi medial
Trauma Lesi
di lateral fosa kranii unkus dan girus
kapitis supratentorial media hipokampus
Menekan nuclei
Pupil Pupil dilatasi Kelumpuhan nervus
nervus
anisokor maksimal okulomotoris
okulomotoris
Tekanan intra Merangsang
Trauma
kranial reseptor tekanan
kapitis
meningkat intrakranial
Muntah
proyektil
Trauma kapitis
Bicara meracau
FUNGSI BATANG OTAK
(MEDULA OBLONGATA)
Mengatur pusat pernafasan dan
cardiovaskular
Pemeriksaan Fisik
30x/menit
Frekuensi napas Pernapasan dalam
+/ + lambat
Reflek cahaya
Kebocoran Cairan
Serebrospinal
Infeksi
Aspirasi
Edema Pulmonal
Gejala Sisa Gangguan Kepala Berat
Ketidakmampuan fisik (disfasia, hemiparesis) dan
mental (ggn kognitif, perubahan kepribadian)
Infeksi
Kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada trauma
kapitis meningkat bila durameter robek terutama sekali
bila terjadi di daerah basal yang letaknya berdekatan
dengan sinus-sinus tulang dan nasofaring. Keadaan
ini jug bisa terjadi bila ada fraktur basis kranii
Epilepsi Pasca Trauma
Aspirasi
Pada keadaan koma, reflex batuk dapat menurun.
Bila pasien muntah, muntahan mungkin terhirup ke
dalam trakea dan menimbulkan aspirasi. Isi perut
yang masuk ke dalam bronki akan menimbulkan
edema, perdarahan, dan bronkospasme.
Isi perut yang masuk dihisap keluar melalui
trakeostomi
BEBERAPA FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROGNOSIS
Usia
Penyebab
Skor GCS
Tekanan Darah
Temperatur