Anda di halaman 1dari 42

MATI BATANG OTAK

(MBO)

Dr. dr. NADRA MARICAR, Sp.S


Definisi dan Klasifikasi MBO
Definisi
“Kematian otak terjadi saat hilangnya kesadaran yang ireversibel, dan
hilangnya respon refleks batang otak dan fungsi pernapasan pusat secara
ireversibel atau berhentinya aliran darah intrakranial.

Australian and New Zealand Intensive Care Society


(ANZICS)
Definisi
“Seseorang dinyatakan mati otak apabila mengalami (1) Terhentinya fungsi
sirkulasi dan respirasi secara ireversibel, dan (2) Terhentinya semua fungsi
otak secara keseluruhan, termasuk batang otak, secara ireversibel.”

Menurut Uniform Determination of Death Act, dikembangkan oleh


National Conference of Commissioners on Uniform State Laws
Definisi
“Kematian otak didefinisikan sebagai hilangnya semua fungsi otak secara
ireversibel, termasuk batang otak. Tiga temuan penting dalam kematian
otak adalah koma, hilangnyarefleks batang otak, dan apnea.”

Menurut panduan yang digunakan di Amerika Serikat


Klasifikasi Mati
Mati Otak

• (Kematian korteks) adalah kerusakan ireversibel


serebrum , terutama neokorteks dan diikuti kematian sisa
otak lainnya ; serebelum, otak tengah, batang otak.

Mati Batang Otak

• Matinya sel saraf pada pusat otonom di batang otak


sehingga menyebabkan berhenti bekerjanya jantung dan
paru-paru.
Mati Klinis

• Adalah henti napas (tidak ada gerakan napas spontan) ditambah henti
sirkulasi (jantung) total dengan semua aktivitas otak terhenti, tetapi tidak
ireversibel.

Mati Biologis

• (Kematian semua organ) selalu mengikuti kematian klinis bila tidak


dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau bila upaya resusitasi
dihentikan. Merupakan proses nekrotik semua jaringan.

Mati Sosial

• (Status vegetatif yang menetap) merupakan kerusakan berat ireversibel


pada pasien yang tetap tidak sadar dan tidak responsif, tetapi punya EEG
aktif dan beberapa refleks yang utuh.
ETIOLOGI
MBO
Trauma
Perdarahan
(cedera Hipoksia
intrakranial
kepala)

Overdosis Tumor otak


Meningitis
obat primer

Pembunuhan
Tenggelam
dan bunuh diri
Mekanisme Mati
Batang Otak
Hukum Monroe Kellie

Darah
Jaringan
LCS
otak

konstan
Mekanisme Mati Batang Otak ec.
Peningkatan ICP
Bradikardi dan
Peningkatan ICP akibat Rangsangan pusat pernafasan jadi lambat
herniasi inhibisi jantung
(Refleks Cushing)

Merangsang pusat
Mencapai ambang vasomotor dan tekanan Retensi C𝑂2 dan
33mmHg (450 mm𝐻2 𝑂 darah sistemik (supaya vasodilatasi otak
meningkat)

Menyebabkan
penurunan aliran darah Iskemia
secara bermakna
Mekanisme Mati Batang Otak et
causa Peningkatan ICP
ICP ↑ mencapai titik ICP> tek
arteri

Sirkulasi Otak Terhenti

Kematian Otak
Manifestasi klinis
MBO
Kriteria Harvard
 Mati otak  penghentian ireversibel semua fungsi otak.

 Manifestasi Klinis Harvard untuk mati otak :


 Tak reseptif dan tak responsif
 Tak ada gerakan ( observasi selama 1 jam)
 Tidak ada refleks-refleks
 EEG isoelektrik
Kriteria Minnesota
Dua ahli bedah otak Minneapolis Mereka menekankan
pentingnya henti nafas sebagai penentu mati otak.
Kriteria :
Diketahui ada lesi intrakranial yang tidak dapat diperbaiki
Tak ada gerakan spontan
Henti nafas
Refleks batang otak negatif
Semua hasil pemeriksaan tak berubah selama paling
sedikit 12 jam.
Kematian Batang Otak Menyebabkan
Hilangnya Refleks Batang Otak
Tidak ada refleks cahaya
Tidak ada refleks kornea
Tidak ada refleks vestibulo-okuler
Tidak ada respon motor dalam distribusi saraf kranial terhadap
rangsang adekuat pada area somatik
Tidak ada refleks muntah (gag reflex) atau refleks batuk
terhadap rangsangan oleh kateter isap yang dimasukkan
kedalam trakea
Diagnosis MBO
Tiga komponen
menegakkan diagnosis mati batang otak
Memenuhi prasyarat untuk dilakukan tes diagnosis
MBO

Pemeriksaan (tes) MBO

Tes konfirmasi
Prasyarat
Secara klinis atau neuroimajing terbukti kerusakan SSP
yang berperan dalam diagnosis mati batang otak
Disingkirkan kondisi komplikasi medis yang dapat
meragukan penilaian klinis (Gangguan elektrolit dan
asam basa berat, atau gangguan endokrin)
Bukan intoksikasi obat atau keracunan / bisa
Temperatur tubuh (core) ≥ 32 C
Tes Klinis MBO

Koma atau tidak ada respon

Tidak ditemukan refleks-refleks batang otak.

Apneu komplit yang dikonfirmasi dengan tes apnea


Koma
atau tidak ada respons

Tidak ada respon motorik !!


Refleks Batang Otak
Pupil
Kornea
Okulosefalik
Respon motorik
pd distribusi
saraf kranialis
Okulo-Vestibular
Gag reflexes
Penilaian hilangnya
reflek-reflek batang otak
Pupil
Tidak ada respon cahaya. Posisi pupil di tengah dan dilatasi
diameter pupil (4 – 6 mm)

Pergerakan bola mata


Paling mudah dengan menilai doll’s eye movement. Penilaian
vestibulo-okular refleks tes kalori dilakukan dengan irigasi air
dingin (7 derajat di bawah suhu tubuh) 50 ml pada tiap telinga
(interval 5 menit)
Penilaian respon
motorik dan sensoris

Tidak ada respons terhadap rangsangan: reflek kornea, jaw


reflex, dan penilaian gerakan otot wajah saat diberikan
rangsang nyeri daerah kuku, supraorbita, temporomandibular.

Tidak ada reflek muntah dan batuk menandakan hilangnya


reflek faring dan trakea. Reflek muntah timbul dengan
stimulasi bagian posterior faring menggunakan spatel lidah.
Suction Trakeal/ bronchial akan menstimulasi reflek batuk.
Tes Apnea
Penilaian apnea test
Sebelum dilakukan apneu test diperhatikan syarat-syarat yang
harus dipenuhi

Menurut Widjick (1995) apnea test dapat dilakukan apabila:


Temperatur sentral >36,5˚C.
Tekanan sistolik >90 mmHg
Euvolemia
pCO2 normal (optional pCO2 arterial >40mmHg)
pO2 normal (optional pO2 >200mmHg)
Cont’
Kondisi hipotermia harus segera dikoreksi.
Bila temperatur sentral (rektal) di bawah 36,5˚C
pasien harus diselimuti, namun di beberapa literatur
kondisi hipotermi dapat diatasi dengan pemberian
cairan IV yang di hangatkan
Cont’
Pada keadaan hipotensi diberikan maintenans
dopamin hingga tercapai tekanan sistolik > 90 mmHg.
Untuk dapat memperoleh nilai pCO2 dan pO2 normal maka
dilakukan preoksigenasi dengan oksigen 100% selama 10-20
menit.
Pasang pulse oksimetri dan diskoneksi ventilator.
Pada pasien tetap diberikan oksigen 6L/menit ke dalam trakea
(optional tempatkan kanul setinggi karina).
Cont’
Perhatikan gerakan napas (abdominal dan dada) selama diskoneksi
8-10 menit, ukur pula pO2 dan pCO2 arterial. Kemudian pasang
kembali ventilator.

Bila tidak terdapat gerakan napas dan pCO2 arterial >60 mmHg,
apnea test dinyatakan positif.

Bila terdapat gerakan napas maka apnea test dinyatakan negatif


dan tes harus di ulang
Cont’
Pemasangan kembali ventilator selama tes dilakukan bila
tekanan sistolik <90 mmHg atau pulse oksimetri
menunjukkan desaturasi oksigen yang signifikan dan
aritmia jantung
Segera lakukan analisa gas darah. Bila pCO2 >60 mmHg
atau kenaikkan pCO2 > 20mmHg dari nilai awal yang
normal, maka apnea tes dinyatakan positif
Bila pCO2 < 60 mmHg atau kenaikkan pCO2 <20 mmHg
nilai awal yang normal maka hasil tes indeterminat
sehingga tes konfirmasi perlu dilakukan
Pengulangan tes
Tes ulang perlu dilakukan mencegah kesalahan pengamat dan
perubahan tanda- tanda. Interval waktu berkisar 25 menit
sampai 24 jam, bergantung rumah sakit atau rekomendasi
yang dianut.
Setelah tes apnea dilakukan dan ventilator dipasang kembali,
keluarga pasien. Dapat dipanggil untuk mendapat penjelasan,
keputusan akhir diserahkan kembali kepada keluarga apakah
bantuan ventilator tetap akan dilanjutkan atau tidak.
TES KONFIRMASI
MATI BATANG OTAK

Meliputi cerebral angiography, TCD, EEG, dan cerebral


scintigraphy.

Di Indonesia tidak memerlukan tes-tes konfirmasi.


Algorithm of Brain Death Determination

Comatose patient
Yes Exclude
Reexamine
- Metabolic disorders
- Drugs screening
- Drug Intoxication
No - Laboratory results
- Residual Effect from drug Therapy
Yes
Clinical Brain Death? Reexamine
- Normothermia ? – Areactive coma ? Consider baseline
- Normotension ? – Absent brain stem reflexes ? No EEG
- Apnea ?
Yes
Change in
Observation period
exam
- Neonates – 2 mo : 48 h - >1 yr : 12 – 24 hrs
- 2 mos – 1 yr : 24 h - Adults : 6 – 12 hrs
Unchange
dExam Consider confirmatory testing
- Patients < 1 yr
- Brain pathology not consistent with clinical
course or neurologic exam
Brain Death From Christoper N et el. Textbook of Neurointensive Care.2004; 647
Beberapa faktor yang dapat menjadi pitfalls
(kesukaran) menentukan diagnosis MBO

Hasil pemeriksaan Kemungkinan kausa


1. Pupil terfiksasi obat anti kolinergik
obat pelumpuh otot
penyakit sebelumnya
2.Refleks okulo vestibuler vestibuler supressan
ototoksik agents
penyakit sebelumnya
3. Tidak ada nafas henti nafas pasca hiperventilasi
obat pelumpuh otot
4.Tidak ada aktivitas motorik obat pelumpuh otot
locked in state
obat sedativa
5. EEG isolelektrik obat sedativa
anoksia
hipotermi
ensefalitis
trauma
Beberapa macam obat yang dapat mengacaukan
pemeriksaan mati batang otak

Drugs T½ (hr) Therapeutic range


Lorazepam 10-20 0.1-0.3 mcg/ml
Midazolam 2-5 50-150 ng/ml
Diazepam 40 0.2-0.8 mcg/ml
Carbamazepine 10-60 2-10 mcg/ml
Phenobabitone 100 20-40 mcg/ml
Pentobarbitone 10 1-5 mcg/ml
Thiopentone 10 6-35 mcg/ml
Morphine 2-3 70-450 ng/ml
Amitriptyline 10-24 75-200 ng/ml
Alcohol 10 ml/h 800-1500 mg/l

Anda mungkin juga menyukai