S
UPF NEUROLOGI
RSUD CUT MEUTIA LHOKSEUMAWE
PENDAHULUAN
Byk kasus henti nafas ventilator
Fs Vital dipertahankan secara buatan
Meskipun otak sdh berhenti
Seorang dokter
Harus memahami benar konsep kematian batang otak,
Perlu tidknya life support (penyokong kehidupan)
Syarat mutlak di perkenankannya donor organ untuk
transplantasi.
Implikasi kematian batang otak kompleks
Aspek Bioetik,
Formulasi Sosial,
Filosofi Kultural dan Religius,
Aspek Hukum
Normal Brain Anatomy
Normal Brain Anatomy
Cerebral Cortex
Reticular
Activating
Brain Stem System
Cerebral Cortex
Kognisi
Gerakan Volunter
Sensasi
Batang Otak
Batang Otak
Midbrain
Cranial Nerve III
fungsi pupil
gerakan bola mata
Batang Otak
Pons
Cranial Nerves IV, V, VI
conjugate eye movement
corneal reflex
Batang Otak
Medulla
Cranial Nerves IX, X
Reflex Muntah
Reflex Batuk
Reticular Activating System
Menerima beberapa
inputs sensorik
Pusat Kesadaran
Definisi
Normal Trauma
Penyebab Kematian Otak
Normal Meningitis
Langkah penetapan kematian
batang otak
Evaluasi kasus koma
Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai kondisi
terkini pasien
Penilaian klinis awal Refleks Batang Otak.
Periode interval observasia :
Usia 0- 2 bulan, periode interval observasi 48 jam.
usia 2 bulan s/d 1 tahun, periode interval observasi 24 jam.
Usia > 1 tahun s/d <18 tahun, periode interval observasi 12
jam.
usia > 18 tahun, periode interval observasi berkisar 6 jam.
Langkah penetapan kematian
batang otak
Test Apnea
Apnea
KOMA DALAM
Tdk ada respon thd stimulasi nyeri luar
Tekan di Supra-Orbital
KOMA
PYB KOMA
Cedera kepala berat,
Perdarahan intraserebral hipertensif,
Perdarahan subarachnoid,
Kejas otak hipoksik-iskemik,
Kegagalan hepatik fulminan
Reflex Muntah
Reflex Batuk
Pupil:
Tidak terdapat respon terhadap cahaya / refleks cahaya
negatif
Ukuran: midposisi (4 mm) sampai dilatasi (9 mm)
Occulo-Cephalic Response
“Doll’s Eyes Maneuver”
Respon motorik facial dan sensorik facial:
Refleks kornea negatif
Jaw reflex negatif (optional)
Tidak terdapat respon menyeringai terhadap rangsang
tekanan dalam pada kuku, supraorbita,atau
temporomandibular joint
Refleks trakhea dan faring:
Tidak terdapat respon terhadap rangsangan di faring
bagian posterior
Tidak terdapat respon terhadap pengisapan
trakeobronkial / tracheobronchial suctioning
APNEA
Tes apnea dilakukan setelah pemeriksaan refleks
batang otak yang kedua dilakukan.
Syarat :
Suhu tubuh ≥ 36,5 °C atau 97,7 °F
Euvolemia (balans cairan positif dalam 6 jam
sebelumnya)
PaCO2 normal (PaCO2 arterial ≥ 40 mmHg)
PaO2 normal (pre-oksigenasi arterial PaO2 arterial ≥
200 mmHg)
Langkah- langkah tes apnea:
Pemeriksaan Konfirmasi
Confirmatory Testing
EEG