A. Definisi
B. Penyebab/Etiologi
Penyebab dari cedera kepala antara lain dari mekanisme injuri yaitu antara lain
trauma tumpul dan trauma tajam (penetrasi). penyebab cedera kepala juga antara lain
kecelakaan sepeda motor atau lalulintas, jatuh/benturan dengan benda keras, karena
pukulan antara benda tajam, tumpul, perkelahian ataupun cedera karena olaraga .
Berbagai macam cedera penyebab dari cedera kepala diantaranya benturan atau
karena perlambatan mendadak yang terjadi jika kepala membentur objek yang tidak
bergerak, kerusakan otak biasa terjadi pada titik benturan pada isi yang berlawanan..
C. Patofisiologi (Diagram)
D. Penatalaksanaan (Obat-obatan)
Penalaksanaan pada Airway dan Breathing yaitu Perhatikan adanya apneu, untuk
cedera kepala sedang dan berat lakukan intubasi endotracheal, tindakan
hiperventilsasi dilakukan dengan hati-hati untuk mengoreksi asidosis dan menurunkan
secara cepat TIK. Penatalaksaan pada circulation yaitu hipotensi dan hipoksia adalah
merupakan penyebab utama terjadinya perburukan pada cedera kepala sedang,
hipotensi merupakan petunjuk adanya kehilangan darah yang cukup berat, walaupun
tidak nampak, jika terjadi hipotensi maka tindakan yang dialkukan adalah
menormalkan tekanan darah. Penatalaksanaan pada Disability atau pemeriksaan
neurologis atau pada penderita hipertensi, pemeriksaan neurologis tidak dapat
dipercaya keben aranya. karena penderita hipotensi yang tidak menunjukan respon
terhadap stimulus apapun ternyata menjadi normal kembali setelah tekanan darahnya
normal, pemeriksaan neurologis meliputi GCS dan refleks cahaya pupil.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos tengkorak (skull X-ray)
2. CT-Scan (dengan atau tanpa kontras: mengidentifikasi luasnya lesi,
perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak.
3. MRI : digunakan sama seperti CT-Scan dengan atau tanpa kontras
radioaktif.
4. Cerebral Angiography: menunjukkan anomali sirkulasi cerebral,
seperti perubahan jaringan otak sekunder menjadi udema, perdarahan
dan trauma.
5. X-Ray : mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan
struktur garis (perdarahan, edema), fragmen tulang. Ronsent
Tengkorak maupun thorak.
6. CSF, Lumbal Punksi : dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan
subarachnoid.
7. ABGs : Mendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah pernafasan
(oksigenasi) jika terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
8. Kadar Elektrolit:Untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai
akibat peningkatan tekanan intrakranial. (Musliha, 2010).
Kasus : pada suatu hari di UGD rumah sakit datang seorang Pasien Tn.A mengeluh
nyeri di area wajah menyebar ketelinga,skala nyeri yang 6,nyeri hilang timbul. Pasien
mengatakan bahwa ia masuk rumah sakit karena kecelakaan motor, pasien sempat
dirawat di RSUD Banten kemudian dirujuk ke RSUD Dr.Drajat prawiranegara karena
pasien merasa nyeri hebat di area luka.TD:110/70 Mmhg,Nadi
89x/menit,RR:22x/menit. Suhu 36,5 C.
F. Pengkajian (Airway, Breathing, Circulatin, Disability)
1. Airway
a. Pengkajian
Tidak ada sumbatan jalan nafas (paten),tidak ada benda asing,tidak ada
darah,tidak ada sputum,tidak ada lendir,tidak ada suara nafas
tambahan:mengi,wheezing dan/atau ronkhi kering,snoring,stridor-
crowing,gurgling.
2. Breathing
a. Pengkajian
tidak sesak napas
tidak menggunakan otot tambahan,
frekuensi pernapasan 22x/menit,
irama 31 teratur,
bunyi napas vesikuler,
tidak ada batuk
tidak ada sputum
3. Circulation
a. Pengkajian
A. Sirkulasi perifer
Nadi 89x/mnt
Irama teratur
denyut nadi kuat,
tekanan darah 110/70 mmHg,
ekstremitas hangat,
warna kulit pucat
tidak ada nyeri dada
capillary refil < 3detik
nyeri positif pada kepala,
edema positif pada kedua mata
B.Fluid (cairan dan elektrolit)
1. Cairan
Tugor kulit
() Baik () Sedang () Jelek
2. Mukosa Mulut
() Lembab () Kering
3. Kebutuhan Nutrisi :
Oral :200 cc
Parental :500 cc
4. Eliminasi :
BAK : 4..x/hari Jumlah :400 cc () Banyak () Sedikit () Sedang
5. Warna :
pekat () Kuning jernih () Kuning kental () Merah () Putih
6. Rasa sakit saat Bak :
() Ya () Tidak
7. Keluhan sakit pinggang :
() Ya () Tidak
8. Diare :
() (Ya () Tidak) Berdarah () Berlendir () Cair
Bising usus : 28x/menit
4.Disability
a. Pengkajian
Terapeutik
- minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang tenang
- berikan posisi semi fowler
- cegah terjadinya kejang
-hindari penggunaan PEEP
-atur ventilator agar PaCO2 optimal
-pertahankan suhu tubuh
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti
konvulsan,jika perlu
-kolaborasi pemberian diuretic
osmosis,jika perlu.
2. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
keperawatan selama 1x24 jam
dengan tujuan keluhan nyeri Observasi
menurun dengan kriteria hasil : -identifikasi
1. Meringis menurun lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,ku
2. Gelisah menurun alitas,intensitas nyeri
3. Kesulitan tidur menurun - identifikasi skala nyeri
4. Perasaan defresi(tertekan) - identifikasi respon nyeri non verbal
menurun -identifikasi faktor yang memperberat
5. Perasaan takut mengalami dan memperingan nyeri.
cedera berulang menurun. -identifikasi pengaruh nyeri pada
6. Frekuensi nadi membaik kualitas hidup.
7. Pola napas membaik -monitor keberhasilan terapi
8. Tekanan darah membaik komplementer yang sudah diberikan.
9. Proses berfikir membaik
Terapeutik
- berikan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(mis.TENS,hypnosis,akupresur )
-kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.suhu
ruangan,pencahayaan,kebisingan)
Edukasi
- jelaskan penyebab,periode,dan
pemicu nyeri
-jelaskan strategi meredakan nyeri
-anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
-ajarkan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyer.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik,jika
perlu.
Referensi :
Batticaca, F. B. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Brain Injury Association of America. (2009). Types of Brain Injury.
http://www.biausa.org/pages/type of brain injury. html. [Accessed 20 Juni
2018]
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/21984
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar diagnose Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI