(TINDAKAN)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN - Enema / Huknah adalah tindakan memasukkan cairan ke dalam usus melalui rectum,
sehingga cairan tersebut dapat mengalir balik atau tertahan. Fungsinya adalah untuk
mengeluarkan feses dan flaktus.
- Jenis Enema/Huknah terdiri ari enema tinggi dan enema rendah (Hidayat & Uliyah,
2005)
- Enema/Huknah tinggi adalah memasukkan cairan/larutan hangat ke dalam kolon
asendens dengan menggunakan kanula usus (A. Aziz Alimul Hidayat, 2006). High
enema (huknah tinggi) diberikan untuk membersihkan kolon sebanyak mungkin,
sering diberikan sekitar 750-1000 ml larutan untuk orang dewasa, dan posisi klien
berubah dari posisi lateral kiri ke posisi dorsal recumbent dan kemudian ke posisi
lateral kanan selama pemberian ini cairan dapat turun ke usus besar. (A. Aziz Alimul
Hidayat, 2006).
- Huknah rendah adalah tindakan keperawatan dengan cara memasukkan cairan/lartan
hangat ke dalam kolon desendens dengan menggunakan kanula rektal melalui anus.
Huknah rendah dilaksanakan sebelum operasi ( persiapan pembedahan ) dan pasien
yang mengalami obstipasi. Low enema (huknah rendah) diberikan hanya untuk
membersihkan rektum dan kolon sigmoid. Sekitar 500ml larutan diberikan pada orang
dewasa, klien dipertahankan pada posisi sims / miring kekiri selama pemberian.
Enema/Huknah Rendah :
1) Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, colonoscopy
2) Merangsang peristaltik usus
3) Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostik
INDIKASI 1. Konstipasi
2. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur.
3. Penggunaan laxative yang berlebihan.
4. Peningkatan stress psikologis
5. Impaksi fases
6. Kebiasaan buang air besar yang teratur
7. persiapan pra operasi
8. untuk tindakan diagnostik misalnya pemariksaan neurologi
9. pasien dengan malena
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN 1. Pernafasan
menghitung jumlah pernafasan ( inspirasi yang diikuti ekspresi selaman 1 menit.
2. Nadi
menghitung frekuensi denyut nadi ( loncatan aliran darah yang dapt teraba yang
terdapat di berbagai titik anggota tubuh melalui perabaan pada nadi, yang lazim
diperiksa atau diraba pada radialis.
3. Tekanan darah
melakukan pengukuran tekanan darah ( hasil dari curah jantung dan tekanan darah
perifer )mdengan menggunakan spygnomanometer dan stetoskop.
4. Suhu
mengukur suhu tubuh dengan mengguanakan termometer yang di pasangkan di mulut,
aksila dan rektal.
TUJUAN 1. Pernafasan
a) Mengetahui kesdaan umum pasien
b) Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam rentan 1 menit
c) Mengikuti perkembangan penyakit
d) Membantu menegakkan diagnosis
2. Nadi
a) Mengetahui denyut nadi selama rentan waktu 1 menit
b) Mengetahui keadaan umum pasien
c) Mengetahui intgritas sistem kardiovaskulr
d) Mengukuti perjalanan penyakit
3. Suhu
a) Mengetahui suhu tubuh pasien untuk menentukan tindakan keperawatan
b) Membantu menegakkan diagnosis
4. Tekanan darah
a) Mengetahui keadaan hemodinamik pasien
4) Mengetahui keadaan kesehatan pasien secara menyeluruh
INDIKASI 1. Pada pasien yang baru masuk dan untuk dirawat
2. Secara rutin pada pasien yang dirawat
3. Sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan pasien
PERSIAPAN ALAT 1. Pernafasan
Stop watch atau jam tangan, pena dan buku
2. Nadi
Stop watch atau jam tangan, pena dan buku
3. Tekanan darah
Stotoskop, spygnomanometer, pena dan buku
4. Suhu
Termometer aksila, atau termometer mulut atau rektum, tissue, air bersih, air
sabun, air desinfektan, savlon didalam bitol, pena dan buku.
PERSIAPAN 1. Mengatur posisi pasien
2. Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
a) Menberi salam, pangil pasien dengan panggilan yang di senangi
b) Memperkenalkan nama pasien
c) Jelaskan prosedur dab tujuan tindakan pada pasien dan keluarga
d) Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk bertanya
e) Jaga privacy pasien
3. Tahap kerja
a) Memberikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk bertanya sebelum
tindakan dimulai
b) Menggunakan sarung tangan
c) Menanyakan keluhan utama melakukan penilaian sesuai dengan prosedur
d) Melakukan kegiatan sesuai perencanaan
1) Penilaian pernafasan
a. Menjelaskan prosedur kepada pasien bila hanya khusus menilai pernafasan
b. Membuka baju pasien jika perlu untukmengobservasi gerakan dada
c. Letakan tangan pada dada, menobservasi keadaan dan kesimetrisan gerak
pernafasan
d. Menentukan irama pernafasan
e. Menghitung pernafasan slama 1 menit atau 60 detik
f. Mendengarkan bunyi pernafasan, kemungkinana ada bunyi abnormal
g. Mencuci tangan
DOKUMENTASI Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu pelaksanaan kegiatan dan
tanda tangan perawat jaga.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PEMERIKSAAN FISIK
PENGERTIAN Melakukan pemeriksaan pada klien dengan teknik cephalocaudal melalui inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi
TUJUAN Untuk menilai status kesehatan kesehatan klien , mengidentifikasi faktor resiko
kesehatan dan tindakan pencegahan, mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang
perlu dilakukan, mengevaluasi terhadap perawatan dan pengobatan pada klien.
INDIKASI 1. klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk di rawat.
2. Secara rutin pada klien yang sedang di rawat.
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien
c. tingkah laku, ekspresi wajah, mood. (Normal : Kesadaran penuh, Ekspresi sesuai,
tidak ada menahan nyeri/ sulit bernafas)
d. Tanda-tanda stress/ kecemasan (Normal :)Relaks, tidak ada tanda-tanda
cemas/takut
MENGUKUR NADI
1. Bantu klien ke posisi terlentang atau duduk
2. Letakan dua atau tiga jari tangan anda di celah radialis searah ibu jari di sisi dalam
pergelangan tangan klien
3. Berikan tekanan ringan di atas radius
4. Hitung frkuensi denyut menggunakan jam tangan dengan jarum penunjuk detik
5. Lakukan perhitungan denyut selama 1 menit penuh
6. Kaji kekuatan irama dan kesamaan denyut
7. Bantu klien kembali ke posisi yang nyaman
8. Catat hasil dari pemeriksaan fisik
MENGHITUNG PERNAPASAN
1. Pastik an dada klien terlihat
2. Menempatkan lengan klien pada posisi relaks abdomen atau dada bawah atau letakan
tangan anda langsung pada abdomen atas klien
(Lakukan inspeksi dan hitung pernpasan dengan melihat perkembangan dada)
3. Observasi siklus pernapasan lengkap yaitu sekali inspirasi dan sekali ekspirasi
4. Hitung selama satu menit penuh ( 60 detik)
5. Saat menghitung, perhatikan kedalaman pernap asan
6. Catat setiap hasil kegiatan
Pemeriksaan kepala
Inspeksi:
a. Anjurkan posisi pasien duduk bila memungkinkan
b. Anjurkan pasien untuk melepaskan penutup kepala, kaca mata
Palpasi :
a. Lakukan palpasi dengan gerakan memutar yang lembut menggunakan ujung jari,
lakukan mulai dari depan turun kebawah, melalui garis tengah, kemudian palpasi setiap
sudut garis kepala
b. Rasakan apakah terdapat benjolan/masa tanda bekas luka di kepala, pembengkakan,
nyeri, tekan, kelainan kulit kepala, jika ditemukan perhatikan besar serta luasnya.
Hasil normal: kulit kepala bersih, tidak berbau, tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan/massa, warna rambut sesuai dengan ras
Pemeriksaan mata
a. Inspeksi
1. Anjurkan pasien menghadap ke depan
2. Bandingkan mata kanan dan kiri
3. Amati bentuk dan keadaan kulit dan kelopak mata dan catat kelainan yang ada
4. Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata dan posisi mata
5. Inspeksi kelopak mata bawah, minta pasien untuk membuka mata perhatikan reflex
kedip mata
b. Konjungtiva dan sklera
1. Anjurkan pasien untuk melihat lurus ke depan
2. Tarik kebawah, kelopak mata kearah bawah dengan menggunakan ibu jari
3. Gunakan sarung tangan jika ada secret di tepi kelopak mata
4. Amati keadaan konjungtiva dan kantong konjungtiva bagian bawah, catatan jika
terdapat infeksi, pus, atau kelainan warna sclera atau konjungtiva
5. Amati warna sclera saat memeriksa konjungtiva.
c. Pupil dan iris
1. Atur pencahayaan kamar menjadi sedikir redup
2. Pegang kepala dan dagu agar tidak bergerak-gerak
3. Inspeksi ukuran bentuk, keselarasan pupil dan reaksi terhadap cahaya
4. Uji refleksi pupil terhadap cahaya
1) Sinari pupil pasien dengan senter dengan samping
2) Amati mengecilnya pupil yang di sinari
3) Lakukan pada pupil lainnya (ukuran pupil normal 2-3mm)
Pemeriksaan Telinga
Inspeksi dan palpasi telinga luar
1) Bantu pasien dalam posisi duduk jika memungkinkan
2) Posisi pemeriksa menghadap ke sisi telinga yang di kaji
3) Atur pencahayaan dengan menggunakan lampu kepala atau sumber cahaya lain
sehingga tangan pemeriksa bebas kerja
4) Lakukan palpasi dengan memegang telinga menggunakan jari telunjuk dan jempol
5) Palpasi kartilago telinga secara simetris
6) Bandingkan telinga kanan dan kiri
7) Inspeksi lubang telinga luar dengan cara :
8) Pada orang dewasa pegang daun telinga dan perlahan Tarik daun telinga keatas dan
kebelakang sehingga lurus dan mudah di amati
9) Untuk anak anak daun telinga Tarik ke bawah
10) Periksa adanya peradangan, perdarahan, kotoran atau serumen pada lubang telinga
Pemeriksaan leher
Inspeksi
1) Pastikana leher dalam kondisi terbuka
2) Amati bentuk leher apakah ada nodul, lesi dan peningkatan JVP (pasien jangan
dalam kondisi mengedan)
3) Amati bentuk leher, warna kulit, adanya jaringan parut pembekakan massa,
pengamatan dilakukan secara sistematis melalui garis tengah sisi depan leher
samping dan belakang
4) Inspeksi tiroid dengan menginstruksikan pasien untuk menelan dan mengamati
gerakan kelenjar tiroid pada taktk suprasternal (normalnya kelenjar tiroid tidak dapat
di lihat kecuali pada orang yang sangat kurus)
5) Minta pasien untuk mereflekan leher dengan dagu kemudian hiperekstensikan leher
dengan sedikit kebelakang kemudian gerakan menyamping ke sisi kanan, kiri sampai
telinga kearah bahu
Palpasi
1) Pemeriksaan nodus limfe
a) Posisikan pemeriksa dihadapan klien dan bahu klien merasa rileks dengan kepala
sedikit menunduk atau menghadap ke sisi yang akan diperiksa untuk melemaskan
jaringan dan otot.
b) Gunakan bantalan jari Anda untuk mempalpasi masing-masing jaringan limfe dengan
gerakan memutar.
c) palpasikelenjar lmphe apakah ada pembesaran.
c. Taktil fremitus
1) Letakkan telapak tangan pada bagian depan dinding dada dekat apek paru
2) Instruksikan pasien untuk mengucapkan “tujuh puluh tujuh” u Sembilan puluh
sembilan
3) Ulangi gerakan tersebut dengan telapak tangan sampai bagian dasar paru paru dan
bagian posterior
4) Minta pasien untuk berbicara lebih keras atau nada lebih rendah. Jika di temukan
fremitus redup
d. Perkusi
1) Atur posisi pasien supine/terlentang atau duduk
2) Untuk perkusi paru anterior, perkusi di mulai dari atas klavikula ke bawah spasium
interkostalis dengan interkostalis denga interval 4-5 cm mengikuti pola sistematis
3) Bandingkan sisi kiri dan sisi kanan
4) Anjurkan pasien untuk duduk
5) Untuk perkusi paru posterior lakukan perkusi mulai dari puncak paru ke bawah
6) Bandingkan sisi paru kiri dan kanan
7) Instruksikan pasien untuk tarik nafas panjang dan menahannya untuk
menderminasikan gerakan diafragmanya
8) Lakukan perkusi sepanjang garis skapula sampai resonan berubah menjadi redup
9) Tandai area yang memiliki bunyi redup dengan spidol
(tanda I)
10) Minta pasien untuk menghembuskan nafas secara maksimal kemudian
menahannya.
11) Lanjutkan perkusi dari tanda I kea rah atas. Biasanya bunyi redup ke II terdengar
di atas tanda I. Tandai bunyi redup ke II.
12) Ukur jarak antara tanda I dan II. Pada wanita, jarak normal wanita (3-5 cm) pada
pria (5-6 cm).
d. Auskultasi paru
1) Gunakan stetoskop untuk dewasa dan bell untuk anak-anak
2) Letakkan stetoskop di interkostalis
3) Instruksikan pasien untuk bernafas secara perlahan dan dalam dengan mulut
sedikit menutup
4) Mulai askultasi dengan urutan dengan benar dri ICS 1 secra semetris sampai ics
bawah,
5) Dengarkan inspirasi dan ekspirasi pada setiap tempat
6) Lakukan auskultasi pada dada anterior dan posterior
7) Bila terdengar bunyi abnormal anjurkan klien untuk batuk
e. Auskultasi jantung
1) Auskultasi jantung dengan menggunakan stetoskop pada area yang di tunjuk pada
gambar dengarkan S1 dan bunyi S2 dan bunyi jantung tambahan (ICS II kanan
daerah aorta, ICS II kiri daerah pulmonal,ICS IV daerah tricus) normalnya pada
auskultasi, jantung terkenal terdengar di S1 dan S2
2) Tempelkan stetoskop pada sisi membrane pada daerah aorta (ICS II kanan) simak
bunyi jantung terutama BJ 2
3) Pada awal systole dengarkan sama untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau
murmur
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
1) Atur posisi yang tepat yaitu berbaring terlentang dengan tangan kedua sisi sedikit
menekuk dan kaki sedikit ditekuk untuk melemaskan otot abdomen
2) Inspeksi area abdomen dari prosesus xifoides sampai simpisis pubis dan amati
bentuk perut secara umum.
b. Auskultasi
1) Letakkan diafragma stetoskop di kuadran kanan bawah area sekum, berikan
tekanan ringan dan minta pasien tidak berbicara
2) Kemudian dengarkan bising usus dalam 1 menit penuh perhatikan kuantitas,
kualitas
3) Jika bising usus tidak terdengar lanjutkan pemeriksaan di setiap kuadran abdomen
(4 kuadran)
4) Catat bising usus terdengar normal, tidak ada,hiperaktf, hipoaktif.
a. Perkusi
1) Lakukan perkusi searah jarum jam
2) Perhatikan dan catat bila ada keluhan
3) Lakukan perkusi pemeriksaan khusus bila di curigai adanya asites
b. Palpasi ringan abdomen
1) Palpasi ringan abdomen di setiap kuadran
2) Jari-jari menekan 1 cm
3) Palpasi adanya kelainan (massa, nyeri tekan, nyeri lepas)
c. Palpasi abdomen dalam
1) Gunakan palpasi satu atau dua tangan tekan dinding 4-5 cm
2) Catat adanya massa
3) Palpasi hepar
a) Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien
b) Letakkan tangan kiri pemeriksa pada bawah tulang rusuk 11-12
c) Letakkan tangan kanan anda di atasnya
d) Saat pasien ekhalasi, berikan tekanan ke atas dan sedalam 4-5 cm pada batas
ke bawah kosta kanan.
e) Pertahankan posisi tangan pemeriksa dan minta pasien untuk mengambil nafas
dalam.
f) Ketika pasien inhalasi, rasakan pergerakan batas hati pasien pada tangan
pemeriksa. Biasanya area tersebut memiliki kontur teratur.
g) Jika hepar membesar, lakukan palpasi di batasi bawah rusuk kanan dan catat
pembesaran tersebut dan nyatakan dalam satuan besaran “cm”.
Pemeriksaan Ekstermitas
a. Inspeksi bentuk, ukuran, kesimetrisan, edema/tidak
b. Lakukan edema pitting bila tampak edema
Inspeksi daerah edema (simetris apakah ada tanda peradangan).
Lakukan palpasi pitting selama 5 menit dengan cara menekan bagian tulang keras atau
punggung kaki dan amati waktu kembalinya.
Interpretasi :
Derajat I : kedalaman 1-3 mm dan waktu kembalinya 3 detik
Derajat II : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu kembali 5 detik
Derajat III : kedalamannya 5-7 mm dengan waktu kembali 7detik
c. Refleks Biseps
Posisi pasien duduk santai, lengan rileks, pegang lengan pasien dan letakkan tangan pasien
ditas tangan pemriksa dengan posisi fleksi dan pronasi kemudian pukul tendo
branchioradialis.
d. Refleks trisep
1) Sangga lengan pasien dengan menggunakan telapak tangan non dominan pemeriksa
2) Posisikan lengan bawah pasien dalam posisi antara fleksi dan ekstensi
3) Meminta pasien mengistirahatkan/rileks lengan bawah
4) Palpasi trisep untuk memastikan otot tidak tegang (3 jari diatas alekranon)
5) Ketuk tendon trisep secara langsung mengunakan refleks hammer
e. Refleks Patella
1) Pasien tidur
Tangan kiri menopang tungkai yang akan diperiksa dan dorong kaki/tungkai pasien kearah
abdomen dalam posisi fleksi 900 dan tangan kanan dengan mengunakan refleks patella
2) Pasien duduk
Pasien duduk, tangan non dominan pemeriksa menopang tungkai yang akan diperiksa dan
tangan dominan mengunakan palu refleks pada tendon patella.
f. Kekuatan otot
1) Meminta pasien menarik atau mendorong tangan pemeriksa.
2) Meminta pasien mengangkat kedua tangan dan melawan tangan pemeriksa
3) Bila tidak mampu mengangkat atau bergeser maka pegang/palpasi kontraksi otot.
4) Meminta pasien mengangkat kedua kaki dan minta pasien melawan kekuatan dorongan
pemeriksa.
Interpretasi:
5: gerakan aktif dan tahanan penuh
4: gerakan aktif terhadap gravitasi dengan tahanan sedang
3: gerakan aktif terhadap gravitasi dan tidak mampu menahan
2: gerakan hanya bergeser dengan bantuan
1; kontraksi otot
0: tidak ada kontraksi otot
DOKUMENTASI Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu pelaksanaan kegiatan dan
tanda tangan perawat jaga.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
MENCUCI RAMBUT
PENGERTIAN Suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik
dan psikis.
4. Mencegah penyakit
5. Menciptakan keindahan
PERSIAPAN ALAT Persiapkan alat dan bahan taruh diatas baki beralas:
1. Dua buah sisir.
2. Dua handuk dan satu waslap.
3. Sabun/shampo dalam tempatnya.
4. Alas (handuk dan perlak).
5. Talang karet.
6. Kain kasa dalam tempatnya.
7. Bengkok berisi lysol 2 – 3 %.
8. Celemek.
9. Gayung.
10. Kapas.
11. Ember berisi air hangat
12. Ember kosong
PROSEDUR 1. Identifikasi klien
2. Jelaskan prosedur kepada klien
3. Persiapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan
5. Pasang sampiran
6. Mendekatkan peralatan ke klien
7. Tinggikan posisi tempat tidur. Rendahkan penghalang sisi tempat tidur.
8. Memposisikan klien senyaman mungkin, dengan posisi kepala dipinggir tempat tidur
9. Memasang talang dibawah bahu, leher, kepala klien dan ujung talang diarahkan ke
ember kosong. Pastikan ujung talang masuk kedalam ember
10. Letakkan handuk mandi disepanjang bahu dan bawah leher
11. Menutup telinga dengan kapas
12. Tawarkan klien untuk untuk memegang handuk wajah atau waslap penutup mata
13. Menyisir rambut dan basahi dengan air hangat
14. Menggosok rambut dengan shampo, kemudian diurut dengan ujung jari.
15. Membilas beberapa kali dengan air hangat
16. Mengeringkan rambut dengan handuk, mengangkat penutup mata dan telinga
17. Mengangkat talang, lalu dimasukkan ke dalam ember
18. Mengembalikan posisi klien dengan cara mengangkat kepala dan alasnya
19. Tutup kepala dengan handuk mandi. Keringkan wajah dengan waslap yang digunakan
untuk melindungi mata. Keringkan daerah sekitar leher dan bahu
20. Sisir rambut untuk menghilangkan kekusutan dan keringkan dengan pengering atau
handuk yang ada secepat mungkin
21. Bantu klien mengatur posisi yang nyaman dan menyelesaikan pengaturan rambut
22. Kembalikan peralatan pada tempatnya
23. Cuci tangan
DOKUMENTASI Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu pelaksanaan kegiatan dan
tanda tangan perawat jaga.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PERINEAL HYGIENE
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan oleh seorang perawat untuk membersihkan alat kelamin
bagian luar.
B. PERSIAPAN ALAT
1. Kom steril berisi kapas Nacl/kapas sublimat
2. sarung tangan
3. pinset anatomis
4. korentang
5. perlak
6. bengkok
7. pispot
8. baskom berisi air bersih
9. pembalut
10. celana dalam
1. dekatkan alat-alat
2. atur posisi litotomi
3. lepas celana dalam
4. cuci tangan
5. kenakan sarung tangan
6. pasang perlak dan pispot
7. guyur alat genitalia luar dengan air bersih
8. ambil kapas Sublimat dengan piset bungkung ibu jari dan telunjuk kiri dengan
kapas sublimat dan renggangkan labia
9. dengan tangan kanan ambil kapas Sublimat dengan menggunakan pinset
10. usapkan kapas Sublimat pada labia mayora kanan, labia mayora kiri dan minora.
Satu kapas digunakan untuk satu labia. Sekali usap dan buang kebengkok.
11. Pasang pembalut dan celana dalam
12. Rapikan alat
13. Kembalikan pasien pada posisi semula
14. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
DOKUMENTASI Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu pelaksanaan kegiatan dan
tanda tangan perawat jaga.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
MENCUCI TANGAN
PENGERTIAN Proses membuang kotoran secara mekanis dari kulit kedua tangan dan mereduksi sejumlah
mikro organisme pasien menggunakan air dan desinfektan
Mencuci tangan dilakukan saat :
a. Sebelum menyentuh pasien
b. Sebelum prosedur aseptik
c. Setelah resiko terpapar cairan tubuh
d. Setelah menyentuih pasien
e. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
MEMANDIKAN PASIEN
Tahap Orientasi
Tahap Kerja
Menjaga privacy
Mencuci tangan
Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
Melepas pakaian atas klien
1. MEMBASUH MUKA
1. Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah kepala
2. Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
3. Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lali di keringkan
4. Menggulung perlak dan handuk
2. MEMBASUH LENGAN
1. Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien
2. Memasang handuk besar diatas dada klien secara melintang dan kedua
tangan klien diletakkan diatas handuk
3. Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun, kemudian
dibilas dengan air hangat (lakukan mulai dari ekstremitas terjauh klien)
3. MEMBASUH DADA DAN PERUT
1. Melepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut hingga perut bagian
bawah, kedua tangan diletakkan diatas bagian kepala, membentangkan
handuk pada sisi klien
2. Membasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap basah, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan, kemudian menutup
dengan handuk
4. MEMBASUH PUNGGUNG
1. Memiringkan pasien kearah perawat
2. Membentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong
3. Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, disabun, kemudian
dibilas dengan air hangat dan dikeringkan
4. Memberi bedak pada punggung
5. Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu pasien
mengenakan pakaian
5. MEMBASUH KAKI
1. Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar
2. Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut
3. Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha, disabun,
dibilas dengan air bersih, kemudian dikeringkan
4. Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
6. MEMBASUH DAERAH LIPAT PAHA DAN GENITAL
1. Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian selimut mandi bagian
bawah dibuka
2. Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air, disabun, dibilas,
kemudian dikeringkan
3. Mengangkat handuk, membantu mengenakan pakaian bawah klien
4. Merapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
6. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
DOKUMENTASI Catat seluruh hasil kegiatan tindakan dalam buku, beri waktu pelaksanaan kegiatan dan
tanda tangan perawat jaga.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
ORAL HYGIENE
PENGERTIAN Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran / sisa makanan dengan
menggunakan kain kassa atau kapas
INDIKASI Pada pasien yang tidak dapat menggunakan sikat gigi, stomatitis berat, pada penyakit darah
tertentu
PERSIAPAN ALAT 1. Handuk
2. Gelas kumur berisi air matang/air garam/NaCl 0,9%
3. Kom kecil berisi boraks glycerin/gentian violet
4. Bak steril berisi kapas lidi, deppers, pinset chirurgis atau arteri klem, sudip lidah
yang dibungkus kassa
5. Sarung tangan bersih
6. Bengkok
7. Perlak dan pengalas
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PEMASANGAN NGT
PENGERTIAN Melakukan pemasangan selang (tube) dari rongga hidung ke lambung (gaster)
BEDAH (KMB)
(TINDAKAN)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PEMASANGAN KATETER
PENGERTIAN Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih
dengan tujuan mengeluarkan urin.
TUJUAN 1. Untuk mengosongkan kandung kemih dan mengeluarkan urin.
2. Untuk mengambil sampel urin.
3. Sebagai tindakan alternatif guna memenuhi kebutuhan eliminasi pada pasien
dengan obstruksi saluran kemih.
4. Pantau input dan output klien.
5. Mengatasi adanya retensi urin.
PERSIAPAN ALAT 1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa
2. Kom
3. Kateter sesuai ukutan (Menurut Fundamental Of Nursing 2, Patricia, Potter) :
- anak – anak : No 8 – 10
- Laki2 dewasa : No 14 – 16
- Laki2 dewasa muda : No 12
- Perempuan ; No 16 - 18
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tagan bersih
6. Cairan antiseptic
7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8. KY jelly
9. Urine bag
10. Plaster
11. Gunting verban
12. Selimut mandi
13. Tirai/sampiran
14. Perlak dan pengalas
15. Bengkok/nierbekken
16. Tempat specimen (jika perlu)
Tahap Interaksi
1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent, pria:posisi supine dan
melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
4. Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian ekstremitas
bawah dengan selimut mandi sehingga hanya area perineal yang terpajan
5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
7. Gunakan sarung tangan bersih
8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
9. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong plastic yang
telah disediakan
10. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di alas steril.
Jika pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY jelly di dalam bak
sterik. Jangan menyentuh area steril
11. Gunakan sarung tangan steril
12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly pada
ujung kateter (dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri) dengan tetap
mempertahankan teknik steril
Pada laki-laki
13. Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien
Pada wanita
14. Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dengan jari
tengah tangan tidak dominan
15. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter perlahan-lahan
hingga ujung kateter. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter dimasukkan.
Kaji kelancaran pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian
dicoba lagi. Jika masih ada tahanan kateterisasi dihentikan.
16. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar urine tidak
tumpah. Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila diperlukan. Lalu segera
sambungkan kateter dengan urine bag
17. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume yang tertera
pada label spesifikasi kateter yang dipakai
18. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter sudah terfiksasi
dengan baik dalam vesika urinaria.
19. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
20. Fiksasi kateter:
Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
21. Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung
kemih
22. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
23. Lepaskan sarung tangan
24. Rapihkan kembali pasien
Tahap Terminasi
1. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
2. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang penyimpanan).
4. Mencuci tangan
Tahap Evaluasi
1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan kateter.
2. Mengevaluasi produksi urine
Tahap Dokumentasi
1. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PERAWATAN LUKA
B. Tahap Orientasi
Memberikan salam dan menyapa nama pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
C. Tahap Kerja
Menjaga Privacy
Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
Membuka peralatan
Memakai sarung tangan
Membasahi plaster dengan alkohol/wash bensin dan buka dengan menggunakan
pinset
Membuka balutan lapis terluar
Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
Membuka balutan lapis dalam
Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
Melakukan debridement
Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl
Melakukan kompres desinfektant dan tutup dengan kassa
Memasang plester atau verband
Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
Berpamitan dengan klien
Membereskan alat-alat
Mencuci tangan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Pengambilan darah vena adalah suatu pengambilan darah yang diambil pada pembuluh
darah vena vossa cubitti, vena saphena magna/vena supervicial lain yang cukup besar
untuk mendapatkan sampel darah yang baik dan representatif dengan menggunakan spuit
atau vacutainer.
TUJUAN Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk medapatkan sampel darah
vena sebagai bahan untuk kebutuhan salah satu pemeriksaan dilaboratorium seperti
hematologi, kimia darah dan sebagainya.
PERSIAPAN ALAT 1. Sarung tangan 1 pasang
2. Spuit dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan
3. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
4. Desinfektan (salf atau cair)
5. Torniquet
6. Perlak dan pengelas
7. Botol wadah specimen dengan atau tanpa koagula
8. Bengkok
9. Plester luka (contoh “Handsaplas”) atau kassa dan plester
10. Lembar pemeriksaan laboratorium
PROSEDUR A. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/ pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
5. Memakai hand schoon
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari arah dalam keluar)
biarkan kering
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 300
9. Menusuk vena dengan kemiringan 300, dan lubang jarum menghadap keatas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit ambil darah sesuai kebutuhan
11. Membuka torniquet
12. Memasukkan darah secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas
14. Menutup daerah tusukan dengan “plester luka”
15. Memasukkan darah kedalam botol specimen
16. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluaasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik agar mendapatkan
reaksi obat yang lebih cepat
PROSEDUR
1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang akan ditusuk
7. Menentukan lokasi tusukan
8. Melakukan pembendungan
9. Menghapus hama lokasi suntikan
10. Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O
11. Melakukan pengisapan/aspirasi
12. Melepaskan pembendung
13. Memasukan obat berlahan-lahan
14. Mencabut jarum suntik
15. Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan kalau perlu diplester/band aid
16. Merapikan pasien dan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les paien
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam otot dengan menggunakan spuit
untuk memperoleh reaksi obat yang lebih cepat, menghindari kerusakan jaringan dan
untuk memasukkan obat dalam jumlah yang besar
TUJUAN Sebagai acuan bagi petugas kesehatan dalam pemberian obat secara intra muskular
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Memasukkan cairan obat langsung pada lapisan dermis atau bawah epidermis atau
permukaan kulit.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk melaksanakan injeksi
intra cutan (IC)
PERSIAPAN ALAT 1. Handscoon 1 pasang
2. Spuit steril dengan jarum no. 25-27 atau spuit insulin 1 cc
3. Bak instrumen tsteril
4. kapas alcohol dan tempatnya
5. Perlak dan pengalas
6. Bengkok
7. Obat injeksi dalam vial atau ampul
8. Daftar pemberian obat
9. Buku catatan
PROSEDUR
1. Petugas mencuci tangan
2. Petugas menyiapkan alat – alat
3. Petugas memberitahu maksud tindakan kepada pasien
4. Petugas mengatur posisi pasien senyaman mungkin
5. Petugas meletakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi
6. Petugas memilih area penyuntikan
7. Petugas memakai handscoon
8. Petugas membersihkan area penusukan dengan kapas alkoholdengan gerakan
sirkuler
9. Petugas memegang kapas alkohol pada jari tangan non dominan
10. Petugas membersihkan area penusukan menggunakan kapas alkohol
11. Petugas membuka tutup jarum
12. Petugas menempatkan ibujari menghadap ke atas dan dengan tangan dominan
13. Petugas menusukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 15º
14. Petugas memasukkan obat perlahan-lahan (perhatikan sampai adanya bula)
15. Petugas mencabut jarum sesuai sudut masuknya
16. Petugas mengusap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol (Jangan di
tekan)
17. Petugas membuat lingkaran pada bula dengan menggunakan pulpen/spidol
(Dengan diameter + 5cm)
18. Petugas mengobservasi kulit pasien terhadap kemerahanan bengkak atau reaksi
sistemik (10-15 menit)
19. Petugas mengembalikan posisi klien
20. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa tindakan sudah selesai
21. Petugas membuka handscoon
22. Petugas membuang sampah medis pada tempatnya
23. Petugas mencatat tindakan dalam rekam medis
24. Petugas merapikan alat dan bahan
25. Petugas mencuci tangan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif
atau lemak di bawah dermis
TUJUAN Sebagai pedoman dalam pemberian injeksi obat Subcutan
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PEMASANGAN INFUS
PENGERTIAN Pemasangan infuse merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien yang memerlukan
masukan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah dan
waktu tertentu dengan menggunakan infus set
TUJUAN a. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh cairan elektrolit, vitamin, protein,
kalori dan nitrogen. Pada klien yang tidak mampu mempertahankan masukan yang
adekuat melalui mulut.
b. Memulihkan keseimbangan asam-asam.
c. Memulihkan volume darah dan,
d. Menyediakan saluran terbuka untuk pemberian obat-obatan
INDIKASI a. Pasien Syok
b. Pasien yang mengalami pengeluaran cairan berlebih
c. Intoksikasi berat
d. Sebelum tranfusi darah
e. Pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu
PERSIAPAN ALAT Alat steril
1. Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
2. Infus set steril
3. Jarum / wingnedle / abocath dengan nomer yang sesuai
4. Korentang dan tempatnya
5. Kom tutup berisi kapas alcohol
Obat-obatan
1. Alcohol 70%
2. Cairan sesuai advis dokter, misal NaCl 0,9%, Dextrose 5% dll.
PROSEDUR
Persiapan Pasien :
1. Memperkenalkan diri
2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
3. Meminta kesediaan pasien untuk di rawat
4. Atur posisi yang nyaman bagi klien
Persiapan Lingkungan :
4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
5. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
6. Membawa alat ke dekat pasien
Pelaksanaan :
7. Mencuci tangan
8. Memakai sarung tangan
9. Membuka daerah yang akan dipasang infus
10. Memasang alas dibawah anggota badan yang akan dipasang infus
11. Membuka set infus dan meletakkannya pada bak instrumen steril
12. Menusukkan jarum set infus ke dalam botol infus kemudian mengalirkan cairan ke
selang infus berakhir di bengkok untuk mengeluarkan udara dan mengisi selang
infus
13. Isi tempat tetesan infus kurang lebih separuhnya
14. Pastikan roller selang infus dalam keadaan menutup (ke arah bawah)
15. Menggantungkan selang infus pada standar infus
16. Buka abocath dari bungkusnya
17. Potong 3 lembar plester
18. Pilih pembuluh darah yang akan dipasang infus, dengan syarat : pembuluh darah
berukuran besar, pembuluh darah tidak bercabang, pembuluh darah tidak di area
persendian
19. Bendung bagian proksimal/atas dari pembuluh darah yang akan dipasang infus
dengan torniquet
20. Minta pasien menggenggamkan tangan, dengn ibu jari pasien di dalam genggaman
21. Mendesinfeksi daerah yang akan dipasang infus
22. Menusukkan jarum infus ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas.
Pastikan darah mengaliri jarum dan abocath. Jika belum teraliri oleh darah,
temukan pembuluh darah sampai darah mengaliri jarum dan abocath
23. Tourniket dilepas bila darah sudah masuk
24. Lepas jarum sambil meninggalkan abocath di dalam pembuluh darah
25. Tekan pangkal abocath untuk mencegah darah keluar dan masukkan ujung sela
infus set ke abocath
26. Fixasi secara menyilang menggunakan plester abocath yang sudah terpasang
27. Alirkan cairan dari botol ke pembuluh darah dengan membuka roller. Bila tetesan
lancar, jarum masuk di pembuluh darah yang benar
28. Fixasi dengan cara kupu-kupu. Meletakkan plester dengan cara terbalik di bawah
selang infus, kemudian disilangkan
29. Menutup jarum dan tempat tusukan dengan kassa steril dan diplester
30. Mengatur/menghitung jumlah tetesan
31. Mengatur posisi pada anggota tubuh yang diinfus bila perlu diberi spalk
32. Menuliskan tanggal pemasangan infus pada plester terakhir
33. Merapikan alat dan pasien
34. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Evaluasi
a. Aliran dan tetesan infus lancar
b. Tidak terjadi hematom
c. Sterilitas terjaga
d. Infus terpasang rapi
e. Pasien nyaman
f. Lingkungan bersih
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PERAWATAN KOLOSTOMI
PENGERTIAN Perawatan kolostomi adalah membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan
mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
INDIKASI Indikasi colostomy yang permanen yaitu pada penyakit usus yang ganas seperti carsinoma
pada usus dan kondisi infeksi tertentu pada colon :
a. Trauma kolon dan sigmoid
b. Diversi pada anus malformas
c. Diversi pada penyakit Hirschsprung
d. Diversi untuk kelainan lain pada rekto sigmoid anal kanal
PERSIAPAN ALAT 1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain persegi
empat
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3. Kapas kering atau tissue
4. 1 pasang sarung tangan bersih
5. Kantong untuk balutan kotor
6. Baju ruangan / celemek
7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
8. Zink salep
9. Perlak dan alasnya
10. Plester dan gunting
11. Bila perlu obat desinfektan
12. Bengkok
13. Set ganti balut
PROSEDUR
Persiapan pasien
a. Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll
b. Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
c. Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden jendela,
pintu, memasang penyekat tempat tidur (k/P), mempersilahkan keluarga untuk
menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar merawat kolostomi pasien
Prosedur kerja
a. Cuci tangan
b. Gunakan sarung tangan
c. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak stoma
d. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
e. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
f. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset dan
tangan kiri menekan kulit pasien
g. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
h. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
i. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas sublimat /
kapas hangat (air hangat)/ NaCl
j. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa
steril
k. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
l. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
m. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring sesuai
kebutuhan pasien
n. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
o. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
p. Merapikan klien dan lingkungannya
q. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
r. Melepas sarung tangan
s. Mencuci tangan
t. Membuat laporan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGUKURAN CVP
PENGERTIAN CVP (Central Veneus Pressur) adalah tekanan didalam atrium kanan pada vena besar
dalam rongga toraks dan letak ujung kateter pada vena kava superior tepat didistal
atrium kanan.
TUJUAN 1. Sebagai pedoman untuk menggetahui penggantian cairan pada klien dengan
kondisi penyakit yang serius/ kritis
2. Memperkirakan kekurangan volume darah
3. Menentukan tekanan dalam atrium kanan dan vena sentral
4. Mengevaluasi kegagalan sirkulasi.
PERSIAPAN ALAT 1. Set CVP (Satu lumen, Dua lumen, Tiga lumen, Empat lumen)
2. Manometer
3. Set ganti balutan/ set vena seksi
4. Set infus dan cairan yang akan dipakai
5. Three Way/stopcock 3-4 buah (transduser tekanan mungkin akan digunakan)
6. Plester
7. Monitoring EKG
8. Waterpass
9. Betadine
PROSEDUR
1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pengukuran CVP pada klien dan keluarganya
3. Menenpatkan klien pada posisi yang diinginkan untuk mandapatkan titik 0/ posisi
terlentang
4. Menentukan titik nol manometer disejajarkan dengan tinggi atrium kanan yang
diperkirakan/ midaksila line (melakukan Zero)
5. Memutar Three Way sehingga cairan infus masuk ke dalam manometer sampai
batas 25-30cm H2O, sementara cairan ke arah pembuluh darah klien distop
6. Memutar Three Way sehingga cairan dalam manometer mengalir ke arah/ ke
dalam pembuluh darah klien dan yang kearah botol infus distop
7. Mengamati fluktuasi /undulasi cairan yang terdapat dalam manometer dan catat
pada angka dimana cairan bergerak stabil. Ini adalah hasil/ nilai CVP
8. Mengembalikan klien ke posisi semula dan memutar three way lagi ke arah semula
agar cairan infus mangaliur dari botol infus ke pembuluh darah vena klien
9. Mencatat nilai CVP pada saat pengukuran, tekanan normal berkisar 5-15 cm H2O (
1 cm H2O = 0,7 mmHg )
10. Menilai kondisi klinis klien setelah pengukuran CVP
11. Mengobservasi tanda-tanda komplikasi
12. Mempertahankan kesterilan lokasi insisi
13. Mendokumentasikan prosedur dan respon klien pada catatan klien.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Pemberian oksigen melalui alat nasal kanul atau masker. Nasal kanut digunakan
untuk memberikan oksigen konsentrasi (FiO2) rendah (bila 24% berikan 1 liter/menit,
bila 28% berikan 2 liter/menit, dan bila 35-40% mendapat 4-6 liter/menit). Face mask
digunakan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-
60%) pada 5-8 liter/menit
(TINDAKAN)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
TINDAKAN PARTUS
PENGERTIAN Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada umur aterm / 37 minggu - 42
minggu, letak memanjang, PBK, disusul plasenta dengan tenaga ibu sendiri dalam waktu
kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau pertolongan buatan, dan tanpa komplikasi
TUJUAN Tercapainya Kelangsungan Hidup Dan Kesehatan Yang Tinggi Bagi Ibu Serta Bayinya,
Melalui Upaya Yang Terintegrasi Dan Lengkap Namun Menggunakan Intervensi
Seminimal Mungkin Sehingga Prinsip Keamanan Dan Kualitas Layanan Dapat Terjaga
Pada Tingkat Yang Seoptimal Mungkin.
PERSIAPAN ALAT PERSIAPAN ALAT
1. Bak instrumen partus set
Klem kocher 2 buah
Gunting tali pusat 1 buah
Gunting episiotomi 1 buah
Setengah kocher 1 buah
Kateter nelaton 1 buah
Benang tali pusat
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Pemeriksaan fisik ibu hamil merupakan pemeriksaan hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar
TUJUAN 1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit-penyulit yang terdapat saat
kehamilan, persalinan, dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, dan nifas.
3. Menurukan angka kesakita dan kematian ibu dan perinatal.
BAHAN :
1. Handscoon
2. Kapas steril
3. Kassa steril
4. Alkohol
5. Sabun antiseptik
PROSEDUR PERSIAPAN
1. Mempersiapkan alat dan bahan media yang diperlukan.
2. Mempersiapkan ibu hamil mengosongkan kandung kemih.
3. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air mengalir dan
keringkan.
4. Pasien dalam keadaan telentang.
PELAKSAAN
1. Melakukan anamnesa :
- Riwayat perkawinan
- Riwayat penyakit ibu dan keluarga
- Status riwayat haid, HPHT
- Riwayat imunisasi ibu saat ini
- Kebiasaan ibu
- Riwayat persalinan terdahulu
2. Pemeriksaan umum :
- Periksa tanda-tanda vital : Tensi, HR, RR
- Ukur tinggi badan, berat badan
- Pemeriksan head to toe :
Kepala : kulit kepala, distribusi rambut, kondisi rambut
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Dada : jantung, paru-paru, payudara, puting susu, pengeluaran ASI
Uterus : tinggi fundus uteri, kontraksi ya/tidak
Pigmentasi : linea nirga. Striae, fungsi pencernaan
Perinium dan genitalia : vagina (varises ada/tidak), kebersihan, keputihan
(jenis/warna, bau, hemorroid)
Ekstremitas : atas (edema ada/tidak) (varises ada/tidak), bawah (edema
ada/tidak) (varises ada/tidak) (reflek patela +/-)
Eliminasi : urine (kebiasaan BAK), BAB (kebiasaan BAB)
Istirahat dan kenyamanan : pola tidur, keluhan ketidaknyamanan
Mobilisasi dan latihan : tingkat mobilisasi, latihan senam
Nutrisi dan cairan : asupan nutrisi, asupan cairan, nafsu makan
Keadaan mental : adaptasi psikologis, penerimaan terhadap kehamilan
Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan
Persiapan persalinan
3. Pemeriksaan khusus :
- Leopold I
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan
tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah
(jika diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan dibagian lateral depan kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus bawah)
kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap kebagian kepala ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan
bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut
dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.
- Leopold II
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian
yang sama.
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau bersamaan telapak tangan
kiri dan kanan kemudian geser kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang
rata dan memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil (ekstremitas).
- Leopold III
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu.
Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah, telapak
tangan kanan pada dinding lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut
bersamaan atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi (bagian keras,
bulat dan hampir homogen adalah kepala, sedangkan tonjolan yang lunak dan
kurang simetris adalah bokong).
- Leopold IV
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada dinding lateral kiri dan
kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi
atas simfisis.
Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari tangan
kanan yang meraba dinding bawah uterus.
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen/divergen).
Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian terbawah bayi (bila
presentasi kepala, upayakan memegang bagian kepala didekat leher dan bila
presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang bayi).
Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul, kemudian letakkan jari0jari
tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh
bagian terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
4. Pemeriksaan akhir :
- Evaluasi perasaan klien
- Simpulkan hasil kegiatan
- Buat hasil pemeriksaan
- Catat hasil pemeriksaan pada buku status pasien
- Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu hamil yang meliputi : usia kehamilan, letak
janin, posisi janin, taksiran persalinan, resiko yang ditemukan atau adanya penyakit
lain.
- Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang
- Jelaskan pentingnya imunisasi
- Akhiri kegiatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENDARAHAN
PENGERTIAN Penanganan perdarahan post partum adalah tindakan yang dilakukan untuk memberikan
pertolongan pada perdarahan pervaginam setelah melahirkan, dengan perdarahan lebih
dari 500 cc atau perdarahan disertai dengan gejala dan tanda-tanda syok.
TUJUAN Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan pada ibu perdarahan post partum.
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada umur kehamilan 37 – 40
minggu, dengan berat badan lahir 2500 gram – 4000 gram, lahir langsung menangis
dengan tonus otot yang baik.
TUJUAN Sebagai pedoman petugas Rawat Inap dalam melaksanakan tindakan perawatan pada
Bayi Baru Lahir ( minimal 1 jam swetelah IMD/Proses IMD selesai )
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Neonatal adalah masa bayi selama 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia 0-28 hari)
Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL) adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut
selama satu jam pertama setelah kelahiran
TUJUAN Memberikan penanganan yang tepat pada bayi baru lahir sehingga dapat mengurangi
resiko dan komplikasi yang ditimbulkan serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi
pasien
2. Tahap orientasi
Berikan salam, panggil keluarga pasien
Jelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada keluarga
Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai
3. Tahap kerja
Melakukan observasi keseluruhan tubuh bayi, postur, ekstremitas termasuk kondisi
kulit,warna kulit, adanya kelainan pada kulit, pergerakan bayi, tanda lahir, verniks.
Mengukur tanda-tanda vital: pernapasan, suhu, nadi
Kaji kepala: bentuk, adanya benjolan, mengukur lingkar kepala dengan pita ukur
Kaji muka: simetris/ proporsional wajah
Kaji telinga: bentuk, lokasi, pengeluaran.
Kaji mata: simetris, kebersihan kelopak mata, pupil, reflek terhadap cahaya
(kornea, pupil), mata boneka
Kaji hidung: simetris, lubang hidung, keadaan cuping hidung, adanya milia, reflek
(glabella, bersin)
Kaji mulut: kebersihan, pergerakan lidah, adanya kelainan pada bibir/ palatum
(labiopalatoskizis), reflek (rooting,isap, swaling )
Kaji leher dan dada: panjang leher, clavicula, lingkar dada, gerakan dada,
kesimetrisan puting susu, pengeluaran puting susu, bunyi nafas, bunyi jantung
(apeks jantung), refleks tonik neck
Kaji abdomen: peristaltik usus, kondisi tali pusat, gerakan pernafasan abnormal,
perdaran tali pusat
Kaji genetalia:
perempuan; labia mayora, labia minora, klitoris, pengeluaran
laki-laki; turunnya testis, jumlah testis, kondisi penis, scrotum
anus; suhu tubuh, adanya atresia ani (kelainan)
Kaji ekstremitas atas dan bawah: pergerakan normal, simetris/tidak, jumlah jari,
reflek babinsky(genggam), walsking (melangkah)
Menimbang BB (berat badan) dan mengukur tinggi badan
4. Tahap terminasi
Simpulkan hasil kegiatan
Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
Akhiri kegiatan
Cuci tangan
5. Dokumentasi
Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PEMASANGAN KB IMPLANT
PENGERTIAN Suatu tindakan pemasangan alat kontrasepsi yang dipasang dibawah kulit yang
mengandung levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon yang berisi
hormone progesterone.
Langkah/ kegiatan
- Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan Susuk KB II Tiga Tahunan
Levonorgestrel 75 mg/batang Plus Inserter Auto Disable sudah tersedia
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PEMASANGAN KB IUD
PENGERTIAN Tindakan Pelayanan yang di berikan pada ibu atau akseptor KB untuk mencegah
terjadinya kehamilan dengan cara diletakkan dalam rongga rahim. IUD (Intra Uterine
Device) adalah rangka plastik kecil yang dipasang kedalam rahim lewat vagina
TUJUAN
1. Mencegah kehamilan
2. Mengatur jarak diantara kehamilan
3. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan umur suami dan istri
4. Untuk mewujudkan terbentuknya NKKBS ( Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera )
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Petugas menerima ibu atau akseptor kb dari loket pendaftaran di poli KB
2. Petugas Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan
3. Mempersiapkan akseptor
4. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptic dan bilas dengan air mengalir dan
keringkan.
5. Petugas melakukan anamnese
a. Pemeriksaan umum
o Keadaan akseptor
o Mengukur berat badan
o Tanda vital : tekanan darah,nadi,respirasi,suhu.
b. Pemeriksaan Khusus
Mata : Warna, seklera
Payudara : Ada benjolan atau tidak
Leher : Kelainan thyroid
Perut : Pembesaran uteri/ benjolan
Extremitas : Ada atau tidak varises
8. Petugas mempersiapkan alat
9. Petugas melakukan pemasangan IUD
10.Petugas memberikan penyuluhan
- Personal Hygine
11. Petugas Menyerahkan kartu KB yang sudah diisi kepada akseptor ( K-1 )
14. Petugas melakukan rujukan ke poli umum atau laboratorium bila ada indikasi
Tahap Terminasi
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PEMASANGAN KB SUNTIK
PENGERTIAN Adalah suatu cara pencegahan / penundaan kehamilan dengan cara menyuntikan obat
hormon secara intramuscular
TUJUAN
1. Mencegah kehamilan
2. Mengatur jarak diantara kehamilan
3. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan umur suami dan istri
4. Untuk mewujudkan terbentuknya NKKBS ( Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera )
o Keadaan akseptor
o Mengukur berat badan
o Tanda vital : tekanan darah,nadi,respirasi,suhu.
b. Pemeriksaan Khusus
Mata : Warna, seklera
Payudara : Ada benjolan atau tidak
Leher : Kelainan thyroid
Perut : Pembesaran uteri/ benjolan
Extremitas : Ada atau tidak varises
5. Petugas mempersiapkan alat dan obat suntik KB
6. Petugas melakukan penyuntikan secara IM
7.Petugas memberikan penyuluhan
- Personal Hygine
10. Petugas mendeteksi bila ada kelainan dan dirujuk ke dokter spesialis
/ RS
11. Petugas melakukan rujukan ke poli umum atau laboratorium bila ada indikasi
Tahap Terminasi
(TINDAKAN)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Terapi aktivitas kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
b. Manfaat khusus
1. Meningkatkan identitas diri.
2. Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3. Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c. Manfaat rehabilitasi
1. Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
2. Meningkatkan keterampilan sosial.
3. Meningkatkan kemampuan empati.
4. Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
PROSEDUR Menurut Yalom yang dikutip oleh Stuart dan Sundeen, 1995, fase – fase dalam terapi
aktivitas kelompok adalah sebagai berikut :
a) Pre kelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi leader, anggota,
dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota
dan kelompok, menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
b) Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu orientasi, konflik atau
kebersamaan.
Orientasi.
Anggota mulai mengembangkan system social masing – masing, dan leader mulai
menunjukkan rencana terapi dan mengambil kontrak dengan anggota.
Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan siapa yang
berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran anggota, tugasnya dan saling ketergantungan
yang akan terjadi.
Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah, anggota mulai menemukan siapa
dirinya.
c) Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan engatif dikoreksi
dengan hubungan saling percaya yang telah dibina, bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang telah disepakati, kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas kelompok, dan
penyelesaian masalah yang kreatif.
d) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok mungkin mengalami
terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
Pengorganisasian
1. Waktu : 45 menit
2. Tempat : Ruang Singgalang RSJ Medan Provinsi Sumatera Utara
3. Hari dan tanggal : Sabtu, 29 September 2012
4. Jam : 10.00 WIB
5. Tim Terapis
a. Leader
Tugasnya:
Menyusun rencana pembuatan proposal
Memimpin jalannya therapi aktifitas kelompok
Merencanakan dan mengontrol therapi aktifitas kelompok
Membuka aktifitas kelompok
Memimpin diskusi dan therapi aktifitas kelompok
Leader memperkenalkan diri dan mempersilahkan anggota diskusi lainnya untuk
memperkenalkan diri
Membacakan tujuan therapi aktivitas kelompok
Membacakan tata tertib
b. Co-leader
Tugasnya:
Membantu leader mengorganisasi anggota
Apabila therapi aktivitas pasif diambil oleh Co-leader
Menggerakkan anggota kelompok
Membacakan aturan main
c. Fasilitator
Tugasnya :
Ikut serta dalam kegiatan kelompok untuk aktif jalannya permainan
Memfasilitasi anggota dalam diskusi kelompok
d. Observer
Tugasnya :
Mengobservasi jalannya therapi aktifitas kelompok mulai dari persiapan, proses
dan penutup.
Mencari serta mengarahkan respon klien
Mencatat semua proses yang terjadi
Memberi umpan balik pada kelompok
Melakukan evaluasi pada therapi aktifitas kelompok
Membuat laporan jalannya aktivitas kelompok
Membacakan kontrak waktu
Klien
1. Karakteristik pasien
Klien sehat secara fisik
Klien dalam keadaan tenang, kooperatif, dan dapat berinteraksi
Klien yang mengalami halusinasi namun halusinasinya sudah terkontrol
2. Proses Seleksi
Proses Seleksi dilakukan dengan cara mengobservasi klien selama beberapa hari.
Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
Salam perkenalan/salam terapeutik
Validasi dan menanyakan perasaan klien
Kontrak waktu
Penjelasan tujuan diadakan TAK dan aturan mainnya
2. Kerja
Langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
Fasilitator mempersiapkan peralatan
Klien ada 6 dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing berpasangan
Memainkan musik dan membuat satu buah layang-layang dengan bahan yang
sudah disediakan oleh fasilitator.
Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
Kriteria Penilaian:
Keindahan dan kerapian
Kekompakkan dalam melakukan permainan.
3. Terminasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Evaluasi respons objektif (observasi perilaku klien selama kegiatan dikaitkan
dengan tujuan)
Tindak lanjut (apa yang dapat dilaksanakan setelah TAK)
Kontrak yang akan datang (dilakukan oleh perawat ataupun mahasiswa lain)
DOKUMENTASI Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: Klien mampu mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi pendengaran. Klien mampu mengikuti permainan sampai selesai dan mampu
bersaing antar kelompok secara sehat dan tingkatkan reinforcement (pujian).
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
LABORATORIUM KEPERAWATAN
KEGAWAT DARURATAN
(TINDAKAN)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
RJP
PENGERTIAN Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi pernafasan
dan jantung guna kelangsungan hidup pasien
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PERAWATAN LUKA
B. Tahap Orientasi
Memberikan salam dan menyapa nama pasien
Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
C. Tahap Kerja
Menjaga Privacy
Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
Membuka peralatan
Memakai sarung tangan
Membasahi plaster dengan alkohol/wash bensin dan buka dengan menggunakan
pinset
Membuka balutan lapis terluar
Membersihkan sekitar luka dan bekas plester
Membuka balutan lapis dalam
Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkan pus
Melakukan debridement
Membersihkan luka dengan menggunakan cairan NaCl
Melakukan kompres desinfektant dan tutup dengan kassa
Memasang plester atau verband
Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
Berpamitan dengan klien
Membereskan alat-alat
Mencuci tangan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
Jl. Bintaro Raya No. 10, Tanah Kusir, Keb. Lama – Jakarta Selatan
PENGERTIAN Pemberian oksigen melalui alat nasal kanul atau masker. Nasal kanut digunakan
untuk memberikan oksigen konsentrasi (FiO2) rendah (bila 24% berikan 1 liter/menit,
bila 28% berikan 2 liter/menit, dan bila 35-40% mendapat 4-6 liter/menit). Face mask
digunakan untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-
60%) pada 5-8 liter/menit