Keperawatan
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2
medikal
bedah 2
PENULIS:
EPI RUSTIAWATI, M.Kep., Sp.Kep.MB
TUTI SULASTRI, S.Kep., Ns., M.Kep
NANANG BUCHORI, S.Kep., Ns
ENDI SUYATNO, S.Kep. Ners, M.Kep
NAMA :…………………………………………………………
NPM :………………………………………………………...
KELAS :………………………………………………………...
i
MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM
KETERAMPILAN KLINIK
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II
DISUSUN OLEh
ii
VISI MISI D3 KEPERAWATAN
VISI
Menjadi institusi keperawatan yang menghasilkan ahli madya keperawatan
keperawatan yang unggul di bidang keperawatan gawat darurat di Provinsi
Banten
MISI
1. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran dengan keunggulan
keperawatan gawat darurat
2. Melaksanakan penelitian dalam keperawatan gawat darurat dan pengabdian
masyarakat dalam rangka mengembangkan ilmu dan keterampilan
3. Menjalin kerjasama dan kemitraan dengan lembaga terkait dan stakeholder
dalam negeri dalam dan luar negeri dalam rangka Tridharma perguruan
tinggi
4. Menyelenggarakan manajemen perguruan tinggi dengan tata kelola baik
(Good University Governance) yang didasarkan pada prinsip kredibilitas,
akuntabilitas, transparansi, bertanggung jawab dan adil.
iii
KATA PENGANTAR
Puji Sykur kami panjatkan atas Khadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-nya Modul Praktikum Laboratorium Keterampilan Klinik Keperawatan
Medikal Bedah (KMB) II dapat diselesaikan. Modul ini diperuntukan bagi
mahasiswa yang mengikuti MK. Keperawatan Medikal Bedah (KMB) II.
Diharapkan dengan adanya Modul ini dapat mendukung pemahaman mahasiswa
untu mempelajai dan ammpu mempraktikan keterampilan klinik dalam
pemenuhan kebutuhan pasien yang mengalami gangguan sistem perkemihan,
persyarafan, integumen, endokrin, immunitas, musculoskeletal dan perioperatif.
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
1
PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI 1 2 3 4 5
Pengertian Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
melakukan pemeriksaan sistem integumen
Kebijakan Pasien dengan kerusakan integritas kulit/ jaringan
Menyiapkan 1. Sarung tangan bersih
peralatan 2. Masker bila diperlukan
3. Penggaris
Pra Interaksi 1. Verifikasi/validasi pasien yang akan dilakukan pengkajian
integumen
Tahap Orientasi 1. Memberikan salam terapetik
2. Menjelaskan kepada klien beserta keluarga mengenai
tujuan & prosedur tindakan yg akan segera dilakukan.
3. Menjamin atas pemenuhan kebutuhan privacy klien.
4. Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan
tindakan yang akan dilakukan.
Tahap Kerja 1. Cuci tangan
2. Pasang sarung tangan bersih
3. Wawancara:
a. Menanyakan keluhan pasien
b. Menanyakan keluhan utama pasien (kualitas keluhan,
lokasi, durasi)
c. Menanyakan riwayat kesehatan sekarang
d. Menanyakan riwayat kesehatan dahulu
4. Melakukan inspeksi lesi dan menyebutkan terminologi
lesi yang benar
5. Menilai hasil pemeriksaan inspeksi kulit, kuku, rambut
dan mukosa (lokasi, distribusi lesi, batas lesi,
bentuk/susunan lesi, ukuran lesi).
6. Palpasi area lesi apakah hilang warna kemerahan apabila
ditekan atau apakah ada peninggian lesi dari kulit.
7. Jika ada luka, lanjutkan pemeriksaan luka sesuai SOP
Pengkajian Luka
8. Lepaskan sarung tangan dan masukkan dalam bengkok
atau plastik sampah medis
9. Evaluasi kenyamanan klien
10. Cuci tangan
Tahap Terminasi 1. Mengevaluasi respon serta toleransi klien selama, &
sesudah prosedur.
DOKUMENTASI 1. Mencatat hasil pemeriksaan wawancara dan
pemeriksaan fisik
2. Mencatat respon serta toleransi klien selama, & setelah
prosedur.
2
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
3
PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI 1 2 3 4 5
Pengertian Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
melakukan pengkajian luka
Kebijakan Pasien dengan kerusakan integritas kulit/ jaringan
Menyiapkan 1. Sarung tangan bersih
peralatan 2. Masker bila diperlukan
3. Formulir pengkajian luka
4. Ballpoint
5. Penggaris luka
6. Plastik sampah /bengkok
Pra Interaksi 1. Verifikasi/validasi pasien yang akan dilakukan pengkajian
luka
Tahap Orientasi 1. Memberikan salam terapetik
2. Menjelaskan kepada klien beserta keluarga mengenai
tujuan & prosedur tindakan yg akan segera dilakukan.
3. Menjamin atas pemenuhan kebutuhan privacy klien.
4. Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan
tindakan yang akan dilakukan.
Tahap Kerja 1. Cuci tangan
2. Pasang sarung tangan bersih
3. Wawancara:
a. Menanyakan keluhan utama
b. Mengkaji penyebab luka dan durasi luka
c. Menanyakan faktor-faktor penghambat luka (riwayat
penyakit dahulu)
4. Pemeriksaan fisik
Mengkaji luka dengan cara inspeksi (lokasi, stadium luka,
dasar luka, diameter/luas/kedalaman luka
(tunel)/panjang luka, cairan luka/eksudat, bau, tepi luka,
kulit sekitar luka, edema, panas sekitar luka, nyeri) untuk
luka bakar gunakan rule of nine bila luka bakar kecil
gunakan palmar surface.
5. Lepaskan sarung tangan dan masukkan dalam bengkok
atau plastik sampah medis
6. Evaluasi kenyamanan klien
7. Cuci tangan
Tahap Terminasi 1. Mengevaluasi respon serta toleransi klien selama, &
sesudah prosedur.
DOKUMENTASI 1. Mencatat hasil pemeriksaan wawancara dan
pemeriksaan fisik
2. Mencatat respon serta toleransi klien selama, & setelah
prosedur.
4
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
7
PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI 1 2 3 4 5
Pengertian Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
membersihkan luka dengan tindakan steril
Kebijakan Pasien dengan kerusakan integritas kulit/ jaringan
Menyiapkan 1. Bak instrumen steril berisi
peralatan - Pinset anatomis (2)
- Pinset cirurgis (1)
- Gunting jaringan
- Kasa steril
- Kom kecil (2/cairan Nacl/bethadin)
2. Sarung tangan bersih
3. Sarung tangan steril
4. Apron
5. Masker, jika diperlukan
6. Gunting plester
7. Bengkok (2)
8. Pengalas
9. Plester
10. Larutan fisiologis (NaCl 0,9%)
11. Terapi topikal sesuai resep dokter/modern dressing
12. Alkohol swab
13. Form evaluasi luka
14. Selimut mandi
Pra Interaksi 1. Verifikasi/validasi pasien yang akan dilakukan perawatan
luka
Tahap Orientasi 1. Memberikan salam terapetik
2. Menjelaskan kepada klien beserta keluarga mengenai
tujuan & prosedur tindakan yg akan segera dilakukan.
3. Menjamin atas pemenuhan kebutuhan privacy klien.
4. Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan
tindakan yang akan dilakukan.
Tahap Kerja 1. Cuci tangan
2. Letakkan peralatan dekat dengan klien
3. Ganti selimut mandi klien hanya pada area yang
diperlukan
4. Buka selimut mandi klien hanya pada area yang
diperlukan
5. Beri tahu klien untuk tidak menyentuh area luka atau
peralatan steril
6. Pasang perlak alas
7. Pakai sarung tangan bersih dan letakkan bengkok dekat
dengan klien
8
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
10
PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI 1 2 3 4 5
Pengertian Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengetahui kemungkinan potensial terjadinya reaksi obat
sebelum obat itu diberikan, contohnya antibiotik injeksi
Kebijakan Pasien yang akan diberikan terapi abtibiotik baru
Menyiapkan 1. Sarung tangan bersih
peralatan 2. Alkohol swab 1
3. Pengalas
4. Syringe 1 cc dengan no jarum 25 atau 26
5. Syringe 5 cc dengan jarum
6. Bak instrumen injeksi
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
12
B. KEPALA
C. LEHER
10. Look /Feel : -Depan
-Belakang (semetris, oedem, nodul)
-Lateral
11. ROM : - Fleksi sampai menyentuh ke sternum
dan fleksi lateral
-Ekstensi
- Rotasi
12. Kekuatan Otot : Tahan tiap gerakan
D.BAHU/SHOULDER
13. Look : semetris/tidak
Klavikula (Tonjolan tuberosity humerus),
semetris/tidak
Skapula : (Tarik Lengan dan bahu ke blkg)
Tinggi sama/tdk,jarak dgn spinal columna.
14. Feel : Batas tulang, ada krepitasi ada tenderness
15. ROM : fleksi, ekstensi , elevasi dan depresi
16. Tes Sendi : Tangan kanan pegang pundak kiri dan
Tekan kedepan, tekan klavikula kanan
Bila Nyeri ----- ada subluksasi
E.SIKU
17. Look : - Semetris, bengkak, kemerahan pada sendi
- Fleksi kedua siku 90 derajat
bandingkana/ki
- Ekstensi periksa sendi, merah,
bengkak, perubahan bentuk
sendi
18. Feel bengkak, nyeri
19. ROM fleksi, (150 ) ekstensi Hyper ex.5-15)
supinasi dan pronasi
20. Periksa reflek bisep dan trisep
21. Kekuatan otot tekan kedua lengan klien dgn tangan
pemeriksa
F. PERGELANGAN TANGAN
22. Look semetris/tidak dlm bentuk
23. Periksa Phalen’s Test CTS Positip bila :
-kaku pada fleksi selama 60 detik dan terasa terbakar
-Kebas/parasthesia permukaan telapak tangan dan 3
Jari pertama dan ½ jari ke 4
J. KRISTA ILIAKA
31. Telusuri crista iliaka ki/ka dengan ibu jari
32. Observasi otot gluteus, semetris/tidak Skoliosis,
spondylosis.
33. Uji Duschene-trendelenburg ( DT ) : Positip/negatif
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
16
KOMP.
KMB 2 PRODI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SCORE
PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI 1 2 3 4 5
Pengertian Latihan gerak aktif-pasif atau range of motion (ROM)
adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan
atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakkan persendian secara normal dan lengkap
Indikasi 1.Pasien yang mengalami hambatan mobilitas fisik
2. Pasien yang mengalami keterbatasan rentang gerak
Tujuan 1. Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan
pada otot yang dapat dilakukan secara aktif maupun
pasif tergantung dengan keadaan pasien.
2. 2. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan
kekuatan otot
TAHAP PRE INTERAKSI 1. Mengecek Pasien/validasi
2. Mengecek program terapi
3. Menyiapkan alat
4. Cuci Tangan
TAHAP KERJA 1. Beri privasi pada klien : tutup pintu kamar atau
tirai
ROM leher
Tekuk kepala kebawah dan keatas lalu menoleh
kesamping kanan dan kiri
ROM SHOULDER
Angkat tangan keatas lalu kembaliu ke bawah, setelah
itu ke saming dan ke bawah lagi
Fleksi- ekstensi abduksi- aduksi
Rotasi
ROM LUTUT
Ankat kaki keatas lalu lutut ditekuk kemudian
diturunkan lagi. Fleksi- Ekstensi
ROM PERGELANGAN KAKI
Tekuk pergelangan kaki keatas lalu luruskan.
Tekuk jari kaki ke atas dan kebawah. Dorsal fleksi-
plantar fleksi
Jika mampu berdiri lakukan gerakan badan
membungkuk kemudian putar pinggang ke samping
kanan dan kiri.
INGAT. Tidak dipaksakan dalam latihan, lakukan seringan
mungkin. (minimal hitungan 8 kali)
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
18
KOMP.
KMB PRODI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SCORE
PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI 1 2 3 4 5
TAHAP PRE INTERAKSI 5. Mengecek Pasien/validasi
6. Mengecek program terapi
7. Menyiapkan alat ( walker dan sandal yang sesuai
8. Cuci Tangan
TAHAP KERJA 2. Beri privasi pada klien : tutup pintu kamar atau
tirai
3. Bantu pasien berdiri
4. Minta pasien untuk memegang gagang walker
5. Minta pasien untuk berjalan maju dengan tetap
mempertahankan 4 titik walker diatas lantai
6. Pastikan pasien mengangkat kakinya pada saat
berjalan , bukan menarik
7. Selalu siapkan diri Anda disisi pasien untuk
membantu menjaga keseimbangan jika
dibutuhkan
8. Kaji setiap kemajuan yang dicapai pasien, lakukan
koreksi jika perlu
9. Merapikan alat dan cuci Tangan
TAHAP TERMINASI 5. Evaluasi perasaaan pasien
6. Menyimpulkan kegiatan kepada pasien
7. Kontrak kegiatan yang akan datang
8. Memberihkan alat dan cuci tangan
DOKUMENTASI Dokumentasikan, meliputi nama pasien, waktu dan
respon pasien
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
19
SCORE
PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI 1 2 3 4 5
TAHAP PRA 1. Validasi Pasien
INTERAKSI 2. Mengecek program terapi
3. Menyiapkan alat : Sepasang kruk
4. Sandal yang sesuai
5. Perawat Cuci Tangan
TAHAP ORIENTASI 1. Memberi salam dan menyapa
2. Perawat memeprkanalkan & menjelaskan tujuan kegiatan
3. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya
TAHAP KERJA 1. Beri Privasi pada Klien
2. Jelaskan kepada pasien gaya berjalan menggunakan kruk
a. Gaya Berjalan 4 titik
1) Bantu klien berdiri dengan ditopang dua buah
kruk
2) Letakkan kedua tungkai klien dalam posisi sejajar
dengan kedua titik tumpu kruk berada di depan
kedua kaki klien
3) Minta klien untuk berjalan dengan menggerakkan
kruk kanan ke depan dan dilanjutkan dengan
menggerakkan tungkai kiri ke depan,
4) Selanjutnya gerakkan kruk kiri ke depan,
kemudiantungkai kanan juga ke depan.
5) Ulangi Langkah Tersebut setiap kali jalan.
b. Gaya Berjalan 3 titik
1) Gerakkan tungkai kiri/kanan dan kedua kruk ke
depan.
2) Ulangi langkah tersebut setiap kali berjalan
c. Gaya Berjalan 2 Titik
1) Gerakkan tungkai kiri dan kruk kanan ke depan
secara bersamaan, kemudian gerakkan tungkai
kanan dan kruk kiri ke depan juga bersamaan.
2) Ulangi langkah tersebut setiap kali berjalan
3. Minta Pasien untuk memegang kruk
4. Minta pasien untuk berjalan maju
5. Selalu siapkan diri anda di sisi pasien untuk membantu menjaga
keseimbangan jika dibutuhkan
6. Kaji setiap kemajuan yang dicapai pasien, lakukan koreksi jika
perlu.
7. Merapihkan pasien dan cuci tangan
TAHAP TERMINASI 1. Evaluasi perasaan pasien
2. Menyimpulkan kegiatan kepada Pasien
3. Kontrak kegiatan yang akan datang
4. Membersihkan alat dan cuci Tangan
DOKUMENTASI Dokuemntasikan
Dokumentasikan, meliputi nama pasien, waktu dan respon pasien
Keterangan.
20
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
21
PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI 1 2 3 4 5
Pengertian Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi pasien pada system penglihatan
Kebijakan Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan fisik atau
mengalami gangguan penglihatan
Menyiapkan 1. Penlight
peralatan 2. Snellen Chart
3. Kartu baca ukuran N5/Koran
4. Penggaris
5. Benda penunjuk
6. Ischihara
Pra Interaksi 1. Verifikasi/validasi pasien yang akan dilakukan perawatan
luka
Tahap Orientasi 1. Memberikan salam terapetik
2. Menjelaskan kepada klien beserta keluarga mengenai
tujuan & prosedur tindakan yg akan segera dilakukan.
3. Menjamin atas pemenuhan kebutuhan privacy klien.
4. Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan
tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja 1. Cuci Tangan
2. Posisi kepala
Cara pemeriksaan:
Inspeksi
Hasil normal:
Posisi kepala simetris
Hasil abnormal:
Postur kepala abnormal dengan kepala berputar atau
menoleh untuk meminimalisasi diplopia
4. Tampilan periorbital
Cara pemeriksaan: Inspeksi
Hasil normal:
Periorbital utuh, tidak edema
Hasil abnormal:
Edema periorbital
5. Aparatus lakrimalis
Cara pemeriksaan:
Inspeksi
Hasil normal:
Apparatus lakrimalis tidak edema, tidak tersumbat
Hasil abnormal:
• Membengkak akibat: inflamasi, misalnya sarkoidosis;
infeksi, misal gondongan; keganasan, limfoma,
kanker
• Sekret yang lengket dan berair
Hasil abnormal:
• Jika mata bergerak keatas untuk mencari fiksasi
mata juling
d. Nistagmus
Cara pemeriksaan:
• Tahan jari pemeriksa sejangkauan lengan pasien
tepat dihadapannya
• Minta pasien menatap jari pemeriksa dan
mengikuti dengan mata tanpa menggerakan
kepala
• Gerakkan jari pemeriksa lurus ke satu sisi, ke
atas, dan ke bawah, seperti huruf H
24
Hasil abnormal:
Nistagmus → gerakan lambat ke satu arah diikuti dengan
koreksi cepat pada arah yang berlawanan
8. Konjungtiva
Cara pemeriksaan:
• Lipat kelopak mata keluar untuk memeriksa
konjungtiva substarsal bagian atas
• Minta pasien melihat kebawah, tahan bulu mata
kelopak mata atas, tekan lembut dan tarik bulu mata
ke atas dengan perlahan
• Lihat apakah ada papil-papil besar atau benda asing
yang tersembunyi
Hasil normal:
Warna pink
Hasil abnormal:
• Kemerahan skleritis atau konjungtivitis
9. Sklera
Cara pemeriksaan:
Inspeksi
Hasil normal:
Warna putih
Hasil abnormal:
• Warna kuning icterus
• Warna merah gelap, nyeri tekan, disertai nyeri
pergerakan bola mata skleritis
• Plak-plak putih diantara area merah ancaman
nekrosis vaskulitis sistemik
10. Kornea
Cara pemeriksaan:
• Pegang lampu senter minta pasien menatap
cahayanya
• Observasi refleksi cahaya pada kornea pasien
Hasil normal:
• refleksi cahaya normal ditengah kornea
Hasil abnormal:
• Terbentuk cincin kayser fisher Penyakit Wilson
11. Pupil
a. Ukuran pupil
Cara pemeriksaan:
• Nilai bentuk dan kesimetrisan pupil
• Perhatikan pencahayaan ruangan
• Minta pasien untuk memfiksasi matanya pada
jarak yang jauh dengan kepala tegak
• Arahkan lampu senter dari sisi mata untuk
menyinari pupil
• Dengan pandangan pasien tetap terfiksasi pada
jarak yang jauh (objek 15 cm didepannya) minta
25
Hasil normal:
• Penyinaran →ukuran < 2mm →miosis →
konstriksi pupil (refleks cahaya langsung)
• Pengalihan fokus→ukuran < 2mm → miosis →
konstriksi pupil (refleks akomodasi)
Hasil abnormal:
• Anisokor : perbedaan diameter pupil >0,4 mm
• Midriasis >6 mm dilatasi pupil unilateral
pada pasien dengan penurunan kesadaran/ lesi
intrakranial
Contoh: tumor herniasi otak menekan saraf
III
b. Ketajaman penglihatan
Cara pemeriksaan:
• Minta pasien lepaskan kaca mata, hanya
gunakan kaca mata baca saat akan melakukan
pemeriksaan jarak dekat
• Pastikan pencahyaan ruangan baik
• Tempatkan grafik Snellen dengan jarak 6 meter
dari pasien
• Tutupi satu mata pasien dengan kartu dan minta
pasien untuk membaca mulai dari baris paling
atas ke bawah hingga pasien tidak bisa lagi
membedakan huruf-huruf yang tertera
• Ulangi prosedur ini dengan menggunakan mata
yang lain
• Tajam penglihatan Snellen diekspresikan dengan
angka 6 (jarak dari mana grafik dibaca)sebagai
pembilang dan angka dari baris terendah yang
bisa dibaca pasien sebagai penyebutnya.
• Jika pasien tidak bisa membaca hingga baris ke 6
(6/6) tempatkan lubang sebesar jarum tepat
didepan matanya untuk mengoreksi gangguan
refraksi memungkinkan hanya cahaya sentral
yang dapat masuk ke mata dan memperbaiki
gangguan refraksi
• Jika pasien tidak mampu membaca baris teratas
grafik, dekatkan grafik misal 1 meter , 1/60
artinya huruf teratas dapat terbaca pasien pada
jarak 1 meter
• Jika pasien tetap tidak bisa melihat huruf teratas
pada jarak 1 meter periksa apakah pasien
mampu menghitung jari jari pemeriksa, melihat
lambaian tangan atau hanya mampu melihat
cahaya
• Untuk anak-anak yang belum bisa membaca
gunakan objek dengan ukuran yang berbeda-
26
c. Lapang pandang
Cara pemeriksaan :
• Duduk menghadap pasien, sekitar 1 meter
didepan pasien
• Minta pasien untuk menatap mata anda
Defek homonim:
• Pertahankan mata pemeriksa terbuka dan minta
pasien untuk melakukan hal yang sama
• Rentangkan tangan pemeriksa sejauh mungkin,
gerakan ujung jari dan minta pasien untuk
menunjuk segera setelah pasien melihat gerakan
tersebut
• Lakukan hal ini pada arah jam 10 dan 12, lalu
arah jam 8 dan 4 (untuk menguji kuadran
lapang pandang pasien)
Inatensi sensorik
• Tes kedua mata secara bersamaan
• Pemeriksa dan pasien harus mempertahankan
mata tetap terbuka
• Uji kedua lapang pandang kanan dan kiri secara
bersamaan
• Catat apakah pasien melaporkan hanya terdapat
1 sisi yang bergerak dan pada kuadran atau sisi
manakah hal ini terpengaruh
Hasil normal:
• Lapang pandang normal: seluas 160o horizontal
dan 130o vertikal
d. Penglihatan warna
Cara pemeriksaan:
• Nilai penglihatan warna merah-hijau dengan
menggunakan gambar buku ishihara/ buku uji
gambar
• Terdapat bintik-bintik angka berawarna yang
harus dibaca pasien
27
Hasil abnormal
• tidak dapat melihat angka yang tertera
memiliki tajam penglihatan yang buruk atau
kehilangan penglihatan fungsional (buta warna)
12. Cuci Tangan
13. Dokumentasi
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
28
PROSEDUR TINDAKAN/BUKTI 1 2 3 4 5
Pengertian Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan untuk
mengetahui kondisi pasien pada sIstem pendengaran
Kebijakan Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan fisik atau
mengalami gangguan pendengaran
Menyiapkan 1. Penlight
peralatan 2. Garputala 512 Hz
Pra Interaksi 1. Verifikasi/validasi pasien yang akan dilakukan perawatan
luka
Tahap Orientasi 1. Memberikan salam terapetik
2. Menjelaskan kepada klien beserta keluarga mengenai
tujuan & prosedur tindakan yg akan segera dilakukan.
3. Menjamin atas pemenuhan kebutuhan privacy klien.
4. Mengatur ketinggian tempat tidur untuk memudahkan
tindakan yang akan dilakukan
Tahap Kerja 1. Uji berbisik
Cara pemeriksaan:
a. Berdiri dibelakang pasien
b. Mulai dengan mulut pemeriksa berjarak 15 cm dari
telingan pasien yang akan diperiksa
c. Tutupi pendengaran ditelinga lain
d. Minta pasien mengulangi kata-kata pemeriksa
e. Gunakan kombinasi berbagai angka dan kata
f. Mulai dengan suara normal untuk memastikan
pasien memahami tes yang dilakukan
g. Pelankan intensitas suara pmeriksa hingga berbisik
dengan jelas
h. Ulangi prosedur dengan jarak setengah lengan dari
telinga pasien
i. Hasil normal:
Orang dengan pendengaran normal dapat
mengulangi kata-kata yang dibisikkan pada jarak 60
cm.
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
30
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI :
TANDA TANGAN :
32
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI :
TANDA TANGAN :
34
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI :
TANDA TANGAN :
37
(ALDRETE SCORE)
N Item Kriteria skore
o
Aktifitas Dapat menggerakan 4 ekstremitas 2
1 Dapat menggerakan 2 ekstremitas 1
Tidak dapat menggerakan 0
ekstremitas
2 Respirasi Dapat bernafas dalam dan batuk 2
Bernafas terbatas jalan nafas baik 1
Apneu - obstruksi 0
3 Sirkulasi Tekanan sistolik + 20 % dari pre Op 2
Tekanan sistolik + 20 % - 50 % dari 1
pre Op 0
Tekanan sitolik + 50 % dari pre Op
4 Kesadaran Terjaga 2
Mudah dibangunkan 1
Tidak ada respon 0
5 Warna kulit Merah muda 2
(oksigenasi) Pucat,kekuningan 1
Sianosis 0
Skor < 8 Pasien tdk boleh ke ruangan
Skor 8 – 9 Pasien persiapan pindah keruangan
Skor > 9 Pasien boleh pindah ke ruangan
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
39
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
41
Keterangan.
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
PENGUJI : NILAI
TANDA TANGAN :
43
KOMP.
AKPER PEMERINTAH KABUPATEN SERANG
Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi /validasi klien* (identitas
pasien/barcode, keluhan pasien).
2. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi 1. Memberikan salam terapetik*
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
klien/keluarga.*
3. Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
8. NC II (N Opticus)
a. Ketajaman penglihatan
1) Kaji ketajaman penglihatan dengan
mengunakan snellen chart atau tulisan atau jari
2) Pemeriksa berdiri pada jarak 6 meter dari
pasien
3) Mata kiri pasien ditutup dengan tangan kiri,
mata kanan pasien akan diperiksa visus dengan
menyebutkan/membaca dalam snellen chart.
4) Pemeriksa maju 1 meter dan minta pasien
menyebutkan huruf dalam snellen chart bila
tidak terlihat dan lakukan ulang posisi
pemeriksa maju 1 meter selanjutnya sampai
pasien dapat menyebutkan huruf dalam snelen
chart.
5) Ketajaman penglihatan normal dengan tepat
oleh setiap mata dengan visus 6/6
6) Visus: jarak penderita dgn snellen
Jarak normal melihat
b. Lapang Pandang
1) Pasien diminta menutup satu mata, kemudian
menatap mata pemeriksa dengan sisi lain
2) Mata pemeriksa juga ditutup pada sisi lain sesuai
lapang pandang pasien
3) Pasien diminta menyatakan melihat benda tersebut
dan bandingkan dengan pemeriksa, lapang pandang
pemeriksa harus normal
46
9. NC III
a. Pemeriksaan refleks pupil dengan cahaya
b. Minta pasien melihat ke depan
c. Nyalakan penlight mulai dari samping
d. amati respon pupil pada cahaya (miosis/midriasis)
dan kesimetrisan ukuran pupil mata kanan dan
kiri (isokor/an isokor)
10. N. IV (occulomotorik)
a. Perhatikan gerakan bola mata mengikuti cahaya
b. Minta pasien mengikuti pergerakan tangan
pemeriksa dan perhatikan gerakan bola mata keatas
dank e bawah
b. Motorik
Penderita diminta mengigit yang keras dan kedu a
tangan pemeriksa didaerah maseter. Perhatikan
kontraksi ototnya, bandingkan.
c. Reflek kornea
Minta pasien melirikkan kearah lateral superior lalu
sentuh area kornea dengan kapas lilin, perhatikan
reflex kornea, apakah mata akan ditutup
47
12. NC VI (occulomotorik)
a. Pergerakan kearah lateral
b. Minta pasien mengikuti pergerakan tangan
pemeriksa dan perhatikan gerakan bola mata
kearah samping kanan dan kiri.
c) Garputala
1) Weber untuk lateralisasi
15. NC IX-X
Bagian rongga mulut atau 1/3 belakang lidah,
faryng, pita suara dan reflek menelan, batuk serta
muntah
a. Gerakan Palatum
Minta pasien untuk mengucapkan huruf “a” atau
“ah” memanjang, sementara periksa gerakan uvula,
adakah berdeviasi normal, abnormal uvula kan
jatuh ke sisi yang mengalami kelemahan.
49
b. Reflex muntah
Raba/sentuh dinding belakang pharyng untuk
membandingkan melihat reflex muntah.
16. N C XI (Assesorius)
Kekuatan otot sternocleidomastoideus dengan
menahan pergerakan fleksi lateral kepala/leher
pemeriksa (kanan-kiri)
Reflek Meningen
18. Kaku kuduk/nuchal rigity
a. Penderita tidur berbaring lurus
b. Secara pasief kepala penderita di ekstensi dan fleksi
c. Kaku kuduk positif menahan sewaktu digerakan
20. Brudzinski II
Pasien berbaring terlentang, tungkai yang akan
dirangsang difleksikan pada sendi lutut, kemudian
tungkai atas diekstensikan pada sendi panggul
Tanda positif bila tungkai kolateral secara involunter
ikut fleksi
Keterangan.
51
* Wajib Dilakukan
5 : Mandiri
4 : Supervisi (sekali-kali diarahkan)
3 : Dibantu (sering diingatkan)
2 : marjinal (sering di arahkan)
1 : tergantung ( sering diingatkan dan diarahkan)
Nilai lulus ≥ 70
PENGUJI :
TANDA TANGAN :