Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN II

KONSEP PENGKAJIAN PADA KASUS KEPERAWATAN KRITIS

Dosen Pengampu : Gevi Melliya Sari, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. M. Farizan Razil Rafiqi (2020030031)
2. Riska Lailiya Ramadani (2020030033)
3. Moh. Noer Efendi (2020030053)
4. Syifa Hayati (2020030057)
5. Abdul Azis (2020030058)
6. Florensia Kamat (2020030091)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Konsep
Pengkajian pada Kasus Keperawatan Kritis”. Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu
Gevi Melliya Sari S.Kep.,Ns.,M,Kep. sebagai dosen pembimbing kami yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi dimasa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jombang, 5 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasien kritis dengan perawatan di ruang ICU (Intensive Care Unit) memiliki
morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan
penatalaksanaan dini yang sesuai pada pasien beresiko kritis atau pasien yang berada
dalam keadaan kritis dapat membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan
memaksimalkan peluang untuk sembuh.
Comprehensive Critical Care Department of Health Inggris
merekomendasikan untuk memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan
kritis tanpa batas (critical care without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus
dipenuhi di manapun pasien tersebut secara fisik berada di dalam rumah sakit. Hal ini
dipersepsikan sama oleh tim pelayanan kesehatan bahwa pasien kritis memerlukan
pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring penilaian setiap tindakan
yang dilakukan.
Dengan demikian pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh
karena dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau terjadinya
penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengertian keperawatan kritis?
2. Bagaimana Ruang lingkup keperawatan kritis?
3. Bagaimana Konsep keperawatan kritis?
4. Apa saja Prinsip keperawatan kritis?
5. Bagaimana contoh kasus pengkajian pada kasus keperawatan kritis?

C. Tujuan
1. Mampu mengetahui apa itu pengertian keperwatan kritis
2. Mampu mengetahui bagaimana ruang lingkup keperawatan kritis
3. Mampu mengetahui bagaimana konsep keperawatan kritis
4. Mampu mengetahui bagaimana prinsip keperawatan kritis
5. Mengetahui contoh kasus pengkajian pada kasus keperawatan kritis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Kritis


Ilmu perawatan kritis adalah bidang keperawatan dengan suatu fokus pada
penyakit yang kritis atau pasien yang tidak stabil. Perawat kritis dapat ditemukan
bekerja pada lingkungan yang luas dan khusus, seperti departemen keadaan darurat
dan unit gawat darurat.
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang
menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang
mengancam jiwa.Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang
bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-
keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American Association of Critical-
Care Nurses).
Kritis adalah penilaian dan evaluasi secaracermat dan hati-hati terhadap suatu
kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesaian/jalan keluar.Keperawatan kritis
merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang secara khusus
menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam hidup.
Keperawatan kritis adalah suatu bidang yang memerlukan perawatan pasien
yang berkualitas tinggi dan konperhensif.Untuk pasien yang kritis, waktu adalah vital.
Proses keperawatan memberikan suatu pendekatan yang sistematis, dimana perawat
keperawatan kritis dapat mengevaluasi masalah pasien dengan cepat.
Proses keperawatan adalah susunan metode pemecahan masalah yang meliputi
pengkajian, analisa, perencanaan ,implementasi, dan evaluasi. The American
Asosiation of Critical care Nurses (AACN) menyusun standar proses keperawatan
sebagai asuhan keperawatan kritikal.
B. Ruang Lingkup Keperawatan Kritis
American Association of Critical Care Nurses (AACN) menyatakan bahwa
asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia
terhadap penyakit yang aktual atau potensial yang mengancam kehidupan. Lingkup
praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi perawat kritis, pasien
dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-sumber adekuat
untuk pemberian perawatan.
Pasien yang masuk ke lingkungan keperawatan kritis menerima asuhan
keperawatan intensif untuk berbagai masalah kesehatan.Serangkaian gejala memiliki
rentang dari pasien yang memerlukan pemantauan yang sering dan membutuhkan
sedikit intervensi sampai pasien dengan kegagalan fungsi multisistem yang
memerlukan intervensi untuk mendukung fungsi hidup yang mendasar.Pada
umumnya lingkungan yang mendukung rasio perbandingan perawat – pasien yaitu 1:2
(tergantung dari kebutuhan pasien), satu perawat dapat merawat tiga pasien dan,
terkadang seorang pasien memerlukan bantuan lebih dari satu orang perawat untuk
dapat bertahan hidup.Dukungan dan pengobatan terhadap pasien-pasien tersebut
membutuhkan suatu lingkungan yang informasinya siap tersedia dari berbagai sumber
dan diatur sedemikian rupa sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat dan
akurat
C. Konsep Keperawatan Kritis
1. Tujuan
Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).
2. Pengkajian
Dilakukan pada semua sistem tubuh untuk menopang dan mempertahankan
sistem-sistem tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan.Pengkajian meliputi
proses pengumpulan data, validasi data, menginterpretasikan data dan
memformulasikan masalah atau diagnosa keperawatan sesuai hasil analisa data.
Pengkajian awal didalam keperawatan itensif sama dengan pengkajian umumnya
yaitu dengan pendekatan system yang meliputi aspek bio-psiko-sosial-kultural-
spiritual, namun ketika klien yang dirawat telah menggunakan alat-alat bantu
mekanik seperti Alat Bantu Napas (ABN), hemodialisa, pengkajian juga
diarahkan ke hal-hal yang lebih khusus yakni terkait dengan terapi dan dampak
dari penggunaan alat-alat tersebut.
3. Diagnosa Keperawatan
Setelah melakukan pengkajian, data dikumpulkan dan diinterpretasikan
kemudian dianalisa lalu ditetapkan masalah/diagnosa keperawatan berdasarkan
data yang menyimpang dari keadaan fisiologis. Kriteria hasil ditetapkan untuk
mencapai tujuan dari tindakan keperawatan yang diformulasikan berdasarkan
pada kebutuhan klien yang dapat diukur dan realistis.
Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala yang
sulit diketahui untuk mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.
4. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan dibuat apabila diagnosa telah
diprioritaskan. Prioritas maslah dibuat berdasarkan pada ancaman/risiko ancaman
hidup (contoh: bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, pola
nafas tidak efektif, gangguan perfusi jaringan, lalu dapat dilanjutkan dengan
mengidentifikasi alternatif diagnosa keperawatan untuk meningkatkan keamanan,
kenyamanan (contoh: resiko infeksi, resiko trauma/injury, gangguan rasa nyaman
dan diagnosa keperawatan untuk mencegah, komplikasi (contoh: resiko
konstifasi, resiko gangguan integritas kulit).
Perencanaan tindakan mencakup 4(empat) umsur kegiatan yaitu
observasi/monitoring, terapi keperawatan, pendidikan dan tindakan kolaboratif.
Pertimbangan lain adalah kemampuan untuk melaksanakan rencana dilihat dari
keterampilan perawat, fasilitas, kebijakan dan standar operasional prosedur.
Perencanaan tindakan perlu pula diprioritaskan dengan perencanaan ini adalah
untuk membuat efisiensi sumber-sumber, mengukur kemampuan dan
mengoptimalkan penyelesaian masalah.
Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi pasien secara konstan terhadap
status yang selalu berubah.
5. Intervensi
Semua tindakan dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap
klien sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini penting untuk mencapai tujuan.
Tindakan keperawatan dapat dalam bentuk observasi, tindakan prosedur
terntentu, tindakan kolaboratif dan pendidikan kesehatan. Dalam tindakan perlu
ada pengawasan terus menerus terhadap kondisi klien termasuk evaluasi prilaku.
Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan
krisis dan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat
beradaptasi dengan tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi
kematian.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan merupakan
dasar pertimbangan yang sistematis untuk menilai keberhasilan tindkan
keperawatan dan sekaligus dan merupakan alat untuk melakukan pengkajian
ulang dalam upaya melakukan modifikasi/revisi diagnosa dan tindakan. Evaluasi
dapat dilakukan setiap akhir tindakan pemberian asuhan yang disebut sebagai
evaluasi proses dan evaluasi hasil yang dilakukan untuk menilai keadaan
kesehatan klien selama dan pada akhir perawatan. Evaluasi dicatatan
perkembangan klien.
Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama untuk
mencapai keefektifan masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-menerus
menilai kriteria hasil untuk mengetahui perubahan status pasien.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien kritis prioritas pemenuhan
kebutuhan tetap mengacu pada hirarki kebutuhan dasar Maslow dengan tidak
meninggalkan prinsip holistic bio-psiko-sosio dan spritual.
Keperawatan kritis harus menggunakan proses keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan :
a. Data akan dikumpulkan secara terus – menerus pada semua pasien yang sakit
kritis dimanapun tempatnya.
b. Indentifikasi masalah/kebutuhan pasien dan prioritas harus didasarkan pada data
yang dikumpulkan.
c. Rencana asuhan keperawatan yang tepat harus diformulasikan.
d. Rencana asuhan keperawatan harus diimplementasikan menurut prioritas dari
identifikasimasalah atau kebutuhan.
e. Hasil dari asuhan keperawatan harus dievaluasi secara terus – menurus.
7. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi adalah catatan yang berisi data pelaksanaan tindakan
keperawatan atau respon klien terhadap tindakan keperawatan sebagai
petanggungjawaban dan pertanggunggugatan terhadap asuhan keperawatan yang
dilakukan perawat kepada pasien dari kebijakan.
Dokumentasi keperawatan merupakan dokumentasi legal dalam sistem
pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasikan yang baik, maka
informasi mengenai keadaan kesehatan klien dapat diketahui secara
berkesinambungan.
D. Prinsip keperawatan kritis
Pengatasan pasien kritis dilakukan di ruangan unit gawat darurat yang disebut
juga dengan emergency department sedangkan yang dimaksud dengan pasien kritis
adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat menyebabkan
kematian. Ruangan untuk mengatasi pasien kritis di rumah sakit dibagi atas Unit
Gawat Darurat (UGD) dimana pasien diatasi untuk pertama kali, unit perawatan
intensif (ICU) adalah bagian untuk mengatasi keadaan kritis sedangkan bagian yang
lebih memusatkan perhatian pada penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah
koroner yang disebut unit perawatan intensif koroner (Intensive Care Coronary Unit=
ICCU).
Baik UGD, ICU, maupun ICCU adalah unit perawatan pasien kritis dimana
perburukan patofisiologi dapat terjadi secara cepat yang dapat berakhir dengan
kematian.Sebenarnya tindakan pengatasan kritis ini telah dimulai di tempat kejadian
maupun dalam waktu pengankutan pasien ke Rumah Sakit yang disebut dengan fase
prehospital. Tindakan yang dilakukan adalah sama yakni resusitasi dan stabilisasi
sambil memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan tindakan yang
diperlukan. Tiap pasien yang dirawat di ICU memerlukan evaluasi yang ketat dan
pengatasan yang tepat dalam waktu yang singkat.
E. Isu Etik Dan Legal Pada Keperawatan Kritis
Perawat ruang intensif atau kritis harus memberikan palayanan keperawatan
yang mencerminkan pemahaman akan aspek etika dan legal kesehatan. Perawat ruang
kritis harus bekerja sesuai dengan aturan yang ada (standar rumah sakit / standar
pelayanan maupun asuhan keperawatan).Etik ditujukan untuk mengukur prilaku yang
diharapkan dari manusia, sehingga jika manusia tersebut merupakan suatu kelompok
tertentu atau profesi tertentu seperti profesi keperawatan, maka aturannya merupakan
suatu kesepakatan dari kelompok tersebut yang disebut kode etik.
Suatu pekerjaan sebagai seorang perawat rumah sakit ataupun bagian dari staf
pramedik tidak membuat perawat bisa menghindari tanggung jawab dan kewajiban
mematuhi hukum dalam setiap tindakan atau pelayanan keperawatan yang
dilakukan.Kumpulan hukum atau peraturan keperawatan yang telah dikembangkan
dikenal sebagai standar pelayanan keperawatan. Standar pelayanan keperawatan
ditentukan dengan pengambilan keputusan akan tindakan profesional yang paling
tepat dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada.
F. Kecenderungan Trend dan Isu Keperawatan Kritis
Perkembangan yang sangat pesat dibidang teknologi dan pelayanan kesehatan
cukup berkontribusi dalam membuat orang tidak lagi dirawat dalam jangka waktu
lama dirumah sakit.Klien yang berada di unit perawatan kritis dikatakan lebih sakit
dari sebelumnya.Sekarang ini banyak klien yang dirawat diunit kritis untuk waktu 5
tahun sudah dapat menjalani rawat jalan dirumah masing-masing.Klien unit kritis
yang ada sekarang ini tidak mungkin bertahan hidup dimasa lalu dikarenakan
buruknya sistem perawatan kritis yang ada. Sudah direncanakan dibeberapa rumah
sakit akan adanya unit kritis yang lebih besar dan kemungkinan mendapatkan
pelayana perawatan kritis dirumah atau tempat-tempat alternatif lainnya. Perawat
kritis harus tepat memantau informasi terbaru dan mengembangkan kemampuan yang
dimiliki untuk mengelola metode dan teknologi perawatan terbaru.Seiring dengan
perkembangan perawatan yang dilakukan pada klien semakin kompleks dan
banyaknya metode ataupun teknologi perawatan baru yang diperkenalkan, perawat
kritis dipandang perlu untuk selalu meningkatkan pengetahuannya.
G. Ruang lingkup keperawatan kritis
American Association of Critical Care Nurses (AACN) menyatakan bahwa
asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia
terhadap penyakit yang aktual atau potensial yang mengancam kehidupan
(AACN,1989).Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan
interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang
memberikan sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan.
Pasien yang masuk ke lingkungan keperawatan kritis menerima asuhan
keperawatan intensif untuk berbagai masalah kesehatan.Serangkaian gejala memiliki
rentang dari pasien yang memerlukan pemantauan yang sering dan membutuhkan
sedikit intervensi sampai pasien dengan kegagalan fungsi multisistem yang
memerlukan intervensi untuk mendukung fungsi hidup yang mendasar.Pada
umumnya lingkungan yang mendukung rasio perbandingan perawat – pasien yaitu 1:2
(tergantung dari kebutuhan pasien), satu perawat dapat merawat tiga pasien dan,
terkadang seorang pasien memerlukan bantuan lebih dari satu orang perawat untuk
dapat bertahan hidup.Dukungan dan pengobatan terhadap pasien-pasien tersebut
membutuhkan suatu lingkungan yang informasinya siap tersedia dari berbagai sumber
dan diatur sedemikian rupa sehingga keputusan dapat diambil dengan cepat dan
akurat.
H. Kompetensi spesialis keperawatan kritis
Kompetensi ialah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertantu.Untuk mengembangkan
kompetensi seseorang perawat spesialis keperawatan kritis kita perlu mengetahui ciri-
ciri dari tingkat spesialis keperawatan kritis itu sendiri.
Kompetensi yang harus dicapai oleh seorang perawat kritis sesuai Standar
Operasional Prosedur yang di lakukan di ICU Dewasa :
1)Penanganan Gangguan Jalan Nafas
2)Menggunakan Ventilator
3)Penaganan Gangguan Sistem Cardiovaskuler
4)Penanganan Gangguan Sistim Pencernaan
5)Penanganan Gangguan Sistim Perkemihan
6)Penanganan Gangguan Sistim Neorologi
7)Penanganan Gangguan Endokrin
I. Ciri-ciri Seorang Perawat Kritis
Berikut ciri-ciri dari level spesialis keperawatan kritis menurut robertson et al, (1996)
adalah :
1. Mengelola pasien dengan standar industri yang konsiten
2. Hormat terhadap sejawat dan lainnya
3. Role model
4. Utilisasi pengetahuan dalam aplikasi dan mengintergrasikan pengetahuan dan
praktek
5. Respon terhadap perubahan lingkungan secara kontinyu
6. Utilisasi riset dalam praktek
7. Mendukung staf yang kurang pengalaman dan menunjukan kesadaran kebutuhan
dari keutuhan unit
8. Profesional yang aktif
9. Memperlihatkan keterampilan komunikasi yang aktif
10. Memperlihatkan keterampilan pengkajian tingkat tinggi
11. Intrepretasikan situasi yang kompleks
12. Bertindak sebagai koordinator perawatan
J. Contoh kasus pengkajian pada kasus keperawatan kritis
1. Gangguan Sistem Karrdiovaskuler : Congestif Heart Failuer (CHF)
Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala)
ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat) atau saat aktivitas, yang
disebabkan oleh kelainan struktur / fungsi jantung.
CHF adalah suatu kondisi patofisiologi dicirikan adanya bendungan (kongesti) di
paru / sirkulasi sistemik karena jantung tidak mampu memompa darah yang
beroksigen secara cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan.
2. Penyebab
Decompensasi pada gagal jantung sudah ada
1. Krisis hipertensi
2. Aritmia akut
3. Regurgitasi valvular / ruptur korda tendinae
4. Miokarditis berat dan akut
5. Temponade jantung
6. Kardiomiopati pasca melahirkan
7. Sindrom koroner akut
8. Disfungsi miokard
9. Kelainan fisik
3. Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Karrdiovaskuler : Congestif
Heart Failuer (CHF)
Pengkajian
Pada resume keperawatan ada diagnosa yang muncul berdasarkan
pengkajian, yaitu Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan curah
jantung. Pada kasus klien ditemukan data yang mendukung diagnosa keperawatan
yaitu : klien mengatakan sesak nafas, klien mengatakan hanya bisa tidur
menggunakan lebih dari 2 bantal. Klien mengatakan bila beraktifitas sehari-hari
sesak nafas semakin bertambah. keadaan umum sedang, kesadaran composmentis,
Rr: 28 x /menit, nafas cupping hidung.
Berdasarkan data-data yang diperoleh, dan diagnosa yang ditegakkan maka
penulis membuat intervensi sebagai berikut: monitor pernafasan, monitor usaha dan
kedalamam pernafasan, berikan posisi semi fowler, anjurkan pasien untuk lebih
rileks dengan nafas dalam, kolaborasi pemberian oksigen tambahan.
Berdasarkan intervensi maka penulis melakukan implementasi sebagai berikut:
Memonitor pernafasan, memonitor usaha dan kedalamam pernafasan, memberikan
posisi semi fowler, menganjurkan pasien untuk lebih rileks dengan nafas dalam,
berkolaborasi pemberian oksigen tambahan.
Dari hasil evaluasi penulis, masalah dapat teratasi dalam waktu 3 x 24 jam.
Hal ini disebabkan karena pola nafas kembali efektif. Hal ini dibuktikan dengan
respon verbal pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas, menunjukkan pola
pernafasan yang efektif, dibuktikan dengan pernafasan tidak berbahaya, ventilasi
dan status tanda vital menunjukkan status pernafasan normal. Pada kasus kliy
kriteria hasil sudah terpenuhi. Hal ini dibuktikan dari hasil pengkajian didapatkan
data: pasien sudah tidak sesak nafas , TD: 120/ 80 mmHg, Rr : 20 x/menit, suara
paru vesikuler, bernafas tidak menggunakan otot bantu pernafasan, cupping hidung
tidak ada, tidak terdapat retraksi. Maka masalah pola nafas tidak efektif teratasi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan kritis adalah keahlian khusus di dalam ilmu perawatan yang
menghadapi secara rinci dengan manusia yang bertanggung jawab atas masalah yang
mengancam jiwa.Perawat kritis adalah perawat profesional yang resmi yang
bertanggung jawab untuk memastikan pasien dengan sakit kritis dan keluarga-
keluarga mereka menerima kepedulian optimal (American Association of Critical-
Care Nurses).
American Association of Critical Care Nurses (AACN) menyatakan bahwa
asuhan keperawatan kritis mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon manusia
terhadap penyakit yang aktual atau potensial yang mengancam kehidupan (AACN,
1989).Lingkup praktik asuhan keperawatan kritis didefinisikan dengan interaksi
perawat kritis, pasien dengan penyakit kritis, dan lingkungan yang memberikan
sumber-sumber adekuat untuk pemberian perawatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/243508922/Bab-II-Prespektif-Kep-Kritis#scribd (Diakses
tanggal 9/9/2015)
Laura A. 1997. Pengkajian Keperawatan Kritis Edisi: 2. Jakarta: EGC
Morton, Patricia Gonce, dkk. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik.
Jakarta: EGC
Tabrani. 2007. Agenda gawat darurat (Critical Care). P. T Alumni: Bandung______.
2014. Critical Care Nursing.
Http://www.en.wikipedia.org/wiki/Critical_care_nursing (Diakses tanggal 9/9/2015)

Anda mungkin juga menyukai