Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS JURNAL

“Pemberian Terapi Relaksasi Bonson Untuk Mengurangi Nyeri Pasien Pasca


Bedah Benigna Prostat Hyperplasia”

sesuai dengan jurnal

Penurunan Nyeri Pasca Bedah Pasien TUR Prostat Melalui Relaksasi Benson

Pemberian Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri Pasca Bedah Benigna


Prostat Hiperplasia di Ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Post
Operasi Di RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou dan RS TK.III R.W. Mongisidi Teling
Manado.

Disusun oleh :

Kartiani Dewi 220110140070

Atika Nofianti 220110140071

Mukimah Dieni H. 220110140073

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2017
DAFTAR ISI

Cover

Daftar isi..................................................................................................................i

BAB I : PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.3 Manfaat Penulis....................................................................................2

BAB II : ANALISIS JURNAL............................................................................3

2.1 Jurnal Utama.......................................................................................3


2.2 Jurnal Pendukung..............................................................................4-5

BAB III : PEMBAHASAN.................................................................................6

3.1 Kasus Benigna Prostat Hyperplasia.................................................6


3.2 Tindakan sesuai evidence based......................................................7-8

BAB IV : PENUTUP..........................................................................................9

4.1 Kesimpulan.......................................................................................9-10
4.2 Saran.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beniga Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu keadaan dimana prostat


mengalami pembesaran memanjang keatas ke dalam kandung kemih dan
menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra (Schwartz, 2009).
Penatalaksanaan jangka panjang yang terbaik pada pasien BPH adalah dengan
pembedahan. Salah satu tindakan pembedahan yang paling banyak dilakukan
pada pasien dengan BPH adalah pembedahan Transurethral Resection of The
Prostate (TUR Prostat)(Purnomo, 2007; Smeltzer & Bare, 2002).
Tur Prostat merupakan prosedur pembedahan dengan memasukkan
resektoskopi melalui uretra untuk mengeksisi dan mengkauterisasi atau
mereksesi kelenjar prostat yang obstruksi.Prosedur pembedahan Tur Prostat
menimbulkan luka bedah yang akan mengeluarkan mediator nyeri dan
menimbulkan nyeri pasca bedah (Purnomo, 2007).
Penatalaksanaan nyeri pasca bedah yang tidak tepat dan akurat akan
meningkatkan resiko komplikasi, menambah biaya perawatan, memperpanjang
hari rawat, memperlambat proses penyembuhan (Vaughn, Wichowwski, &
Bosworth, 2007). Intervensi keperawatan yang dilakukan perawat untuk
mengurangi atau menghilangkan nyeri pasca bedah dilakukan pendekatan
farmakologis dan non farmakologis.Intervensi non farmakologis merupakan
terapi paling lengkap untuk mengurangi nyeri. Salah satu intervensi non
farmakologis yang dilakukan oleh perawat untuk mengurangi nyeri dengan
relaksasi benson. Relaksasi benson merupakan salah satu intervensi non
farmakologis yang digunakan untuk mengurangi nyeri pasca bedah. Relaksasi
benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan melibatkan
factor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal yang
dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih
tinggi (Benson&Proctor,2002).
Berdasarkan pengkajian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan aplikasi
jurnal dalam asuhan keperawatan “Pemberian relaksasi benson terhadap penurunan nyeri
padaTn. D dengan pasca operasi Benigna Prostat Hyperplasia”

1
1.2 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan tindakan pemberian relaksasi benson terhadap penurunan
nyeri pasca bedah pada Tn. W dengan Benigna Prostat Hiperplasia di
Rumah Sakit Dr. Moewardi di Surakarta.
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu menganalisa hasil pemberian relaksasi benson terhadap
penurunan nyeri pasca bedah pada Tn. W dengan Benigna Prostat
Hiperplasia.

1.3 Manfaat Penulis

Penulis dapat meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan


keperawatan pada pasien nyeri pasca bedah TUR prostat.

2
BAB II

ANALISIS JURNAL

2.1 Jurnal Utama

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gad Datak, Krisna Yetti, dan Rr.
Tutik Sri Hariyati pada bulan April – Juni 2008 di salah satu Rumah Sakit Jakarta
dengan judul artikel ”Penurunan Nyeri Pasca Bedah Pasien TUR Prostat
Melalui Relaksasi Benson”, menunjukkan hasil bahwa pada responden yang
menggunakan kombinasi relaksasi Benson dan terapi analgesik mengalami
penurunan rasa nyeri pascabedah TUR Prostat lebih tajam dibandingkan dengan
pasien yang hanya memperoleh terapi analgesik.

Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah quasi-eksperimental


dengan post test design with control group. Responden dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu: kelompok intervensi (diberikan terapi analgesik dan terapi
relaksasi Benson) dan kelompok kontrol (hanya diberikan terapi analgesik).
Jumlah responden sebanyak 14 orang dengan masing-masing kelompok 7 orang.
Kombinasi relaksasi Benson dan terapi analgesik dilakukan satu kali satu hari
selama dua hari (hari operasi dan hari pertama pasca operasi) dengan durasi 15
menit. Pada hari operasi, dilakukan dua kali pengkajian skala nyeri (hari operasi
pra intervesi dan hari pertama operasi).

Artikel tersebut menjelaskan bahwa pada kelompok kontrol, rata-rata skala


nyeri pada hari operasi pra intervensi adalah 3,43, pada setelah operasi dilakukan
terapi analgesik rata-rata skala nyeri menjadi 2,43, dan pasca operasi hari pertama
rata-rata skala nyeri adalah 1,71. Sedangkan pada kelompok intervensi, rata-rata
skala nyeri pada hari operasi pra intervensi adalah 3,57, pada setelah operasi
dilakukan terapi analgesik dan terapi Benson rata-rata skala nyeri mengalami
penurunan menjadi 1,86, dan pasca operasi hari pertama rata-rata skala. Nyeri
adalah 1,14. Penurunan skala nyeri lebih besar pada kelompok intervensi
dibanding kelompok kontrol.

3
Dapat disimpulkan bahwa rasa nyeri pascabedah TUR Prostat pada kelompok
intervensi lebih kecil dibandingkan dengan kelompok kontrol. Oleh karena itu,
pada pasien pasca TUR Prostat yang dilakukan kombinasi relaksasi Benson dan
terapi analgesik lebih efektif untuk mengurangi nyeri pacsabedah dibandingkan
dengan hanya diberikan terapi analgesik.

2.2 Jurnal Pendukung

Artikel berjudul ”Pemberian Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri


Pasca Bedah Benigna Prostat Hiperplasia di Ruang Mawar II RSUD Dr.
Moewardi Surakarta” yang ditulis oleh Ulfah Apriliyana dan Fakhrudin Nasrul
Sani pada tahun 2015 mendukung hasil penelitian Gad Datak, Krisna Yetti, dan
Rr. Tutik Sri Hariyati, dimana artikel ini menunjukkan hasil bahwa terdapat
penurunan skala nyeri pada pasien Benigna Prostat Hiperplasia post operasi
setelah diberikan intervensi dengan menggunakan terapi relaksasi Benson.

Pengukuran skala nyeri menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) yang


dilakukan sebelum dan setelah pemberian terapi relaksasi Benson. Terapi
diberikan satu kali satu hari sehari dan diberikan dalam dua hari yaitu pada
tanggal 10 dan 11 Maret 2015. Pada tanggal 10 Maret 2015, skala nyeri Tn.W
sebelum pemberian terapi adalah 5, kemudian Tn.W diberikan intervensi terapi
relaksasi Benson dan skala nyeri kembali diukur menjadi skala 4. Pada tanggal 11
Maret 2015, skala nyeri Tn.W sebelum pemberian terapi adalah 3, kemudian
Tn.W diberikan intervensi terapi relaksasi Benson dan skala nyeri kembali diukur
menjadi skala 2. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dua hari dengan pemberian 2
kali terapi relaksasi Benson dapat menurunkan skala nyeri pada pasien.

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Grece Frida Rasubala, Lucky Tommy Kumaat dan Mulyadi pada tahun 2017
dalam artikelnya yang berjudul ”Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap
Skala Nyeri pada Pasien Post Operasi Di RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou dan
RS TK.III R.W. Mongisidi Teling Manado” yang menunjukan bahwa terdapat
pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap skala nyeri pada pasien post operasi di
RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou dan RS Tk. III R.W. Mongisidi Teling Manado.

4
Dalam artikelnya dijelaskan bahwa responden sebanyak 16 orang post operasi
diukur skala nyerinya dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS),
responden menunjukkan skala nyeri sebelum pemberian terapi relaksasi Benson
yaitu nyeri sedang (4-6) pada 8 orang pasien dan skala nyeri berat (7-9) pada 8
orang. Setelah dilakukan terapi relaksasi Benson skala nyeri responden menjadi
nyeri ringan (1-3) pada 9 orang, dan nyeri sedang (4-6) ada 7 orang pasien.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada teknik
relaksasi Benson terhadap skala nyeri pada pasien post operasi di RSUP. Prof. Dr.
R.D. Kandou Manado dan RS TK. III R.W. Mongosidi Telling Manado.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kasus Benigna Prostat Hiperplasia

Klien Tn.W berusia 61 tahun datang ke RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur
dengan keluhan tidak bisa buang air kecil, awalnya saat BAK air kencing keluar
sangat sedikit dan selalu merasa masih ada sisa urine di kandung kemih. Setelah
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter mendiagnosa pasien menderita benigna
prostat hyperplasia. Klien dilakukan operasi TUR-P pada tanggal 23 April 2016
dan berlangsung dari pukul 10.15-13.15 WIB.

Pada pukul 14.00 WIB, perawat melakukan pengkajian post operasi.


Didapatkan nyeri pada abdomen bagian kiri bawah dengan skala nyeri 5 dan nyeri
hilang timbul kurang lebih 5 detik, kualitas nyeri seperti dituruk-tusuk. Pasien
tampak meringis kesakitan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien
composmentis, tekanan darah pasien 110/80 mmHg, HR 88x/menit, RR 22/menit,
dan suhu 36,5°C. Terapi obat yang diberikan adalah Antrain 500 mg/8 jam dan
ketorolac 500 mg/8 jam.

DS :

Klien mengeluh nyeri pada abdomen bawah bagian kiri, seperti ditusuk-tusuk dan
hilang timbul.

DO :

- Skala nyeri 5
- Pasien tampak meringis kesakitan
- TTV : TD 110/80 mmHg, HR 88x/menit, RR 22/menit, dan suhu 36,5°C

Diagnosa :

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik akibat pembedahan.

3.2 Tindakan berdasarkan evidence base practice

6
Berdasarkan artikel yang berjudul ”Penurunan Nyeri Pasca Bedah Pasien
TUR Prostat Melalui Relaksasi Benson”, pasien pasca TUR Prostat yang
dilakukan kombinasi relaksasi Benson dan terapi analgesik lebih efektif untuk
mengurangi nyeri pacsabedah dibandingkan dengan hanya diberikan terapi
analgesik (Datak, Yetti, & Hariyati, 2008).

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulfah
Apriliyana dan Fakhrudin Nasrul Sani (2015), dimana dalam artikelnya yang
berjudul”Pemberian Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri pada Pasca
Bedah Benigna Prostat Hiperplasia di Ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi
Surakarta” disimpulkan bahwa terdapat penurunan skala nyeri pada pasien
Benigna Prostat Hiperplasia post operasi setelah diberikan intervensi dengan
menggunakan terapi relaksasi Benson (Apriliyana & Sani, 2015).

Kedua artikel tersebut didukung oleh artikel yang berjudul ”Pengaruh Teknik
Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri pada Pasien Post Operasi Di RSUP. Prof.
Dr. R.D. Kandou dan RS TK.III R.W. Mongisidi Teling Manado” yang
menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan pada teknik relaksasi Benson
terhadap skala nyeri pada pasien post operasi(Rasubala, Kumaat, & Mulyadi,
2017).

Pada kasus, Tn.W mengalami nyeri pasca operasi TUR-P. Tindakan operasi
TUR Prostat (Transurethral Resection Of The Prostate) merupakan prosedur
pembedahan dengan memasukkan resektoskopi melalui uretra untuk mengeksisi
kelenjar prostat yang obstruksi. Prosedur pembedahan TUR prostat menimbulkan
luka bedah yang akan mengeluarkan mediator nyeri dan menimbulkan nyeri pasca
bedah (Purnomo, 2007; Smeltzer & Bare, 2002; Tan, 2007). Berdasarkan ketiga
artikel diatas, untuk mengatasi nyeri post operasi TUR-P pada Tn.W dapat
dilakukan intervensi dengan menggunakan terapi relaksasi Benson. Relaksasi
Benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi dengan melibatkan
faktor keyakinan pasien, yangdapat menciptakan suatu lingkungan internal
sehingga dapat membantu pasien mencapi kesehatan dan kesejahteraan lebih
tinggi (Benson & Proctor, 2000).

7
Langkah-langkah teknik relaksasi Benson yaitu, tidur tenang dalam posisi
nyaman dan rileks, memejamkan mata dan bernafas dengan perlahan dan nyaman.
Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan
lambat bersama setiap inhalasi “hirup, dua, tiga” dan ekhalasi “hembuskan, dua,
tiga (sambil mengucap dengan nama Tuhan), lakukan selama 15 menit.
Kemudian, bukalah mata secara perlahan, lakukan kegiatan ini minimal satu kali
sehari (Setyawati. 2005 dalam Apriliyana & Sani, 2015). Benson dan Proctor
(2000), menjelaskan bahwa formula kata-kata atau kalimat tertentu yang dibaca
berulang-ulang dengan melibatkan unsur keimanan dan keyakinan akan
menimbilkan relaksasi yang lebih kuat dibandingkan dengan hanya relaksasi tanpa
melibatkan unsur keyakinan pasien tersebut.

Sebagai perawat yang bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan


bagi pasien, teknik relaksasi Benson dapat digunakan sebagai intervensi untuk
mengatasi nyeri akut pada Tn.W, yang telah terbukti dapat menurunkan skala
nyeri pada pasien post operasi dalam beberapa penelitian. Terapi relaksasi Benson
ini dapat dilakukan setelah pasien diberikan obat analgesik yang dikolaborasikan
bersama dokter untuk mencapai penurunan skala nyeri yang maksimal untuk
pasien Tn.W, karena menurut Datak, Yetti, & Hariyati, (2008) kombinasi relaksasi
Benson dan terapi analgesik lebih efektif untuk mengurangi nyeri pacsabedah
dibandingkan dengan hanya diberikan terapi analgesik.

BAB IV
PENUTUPAN

8
4.1 Kesimpulan

Beniga Prostat Hiperplasia (BPH) adalah suatu keadaan dimana prostat


mengalami pembesaran memanjang keatas ke dalam kandung kemih dan
menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisiumuretra. Tindakan yang
paling banyak dilakukan untuk mengobati penyakit ini adalah dengan melakukan
pembedahan Trans Urethral Resection of The Prostate (TUR Prostat). Prosedur
pembedahan BPH ini dapat menyebabkan nyeri pada pasien yang dapat dirasakan
setelah post operasi.

Berdasarkan beberapa jurnal yang telah dianalisis, ada salah satu tindakan
yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang telah
menjalani operasi pembedahan BPH. Intervensi yang dilakukan adalah dengan
memberikan terapi relaksasi benson kepada pasien. Tindakan tersebut merupakan
salah satu tindakan non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien
pasca bedah. Relaksasi ini melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat
menciptakan suatu lingkungan internal yang nyaman sehingga dapat membantu
pasien mencapi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi.

Langkah-langkah teknik relaksasi Benson yaitu, tidur tenang dalam posisi


nyaman dan rileks, memejamkan mata dan bernafas dengan perlahan dan nyaman.
Irama yang konstan dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan
lambat bersama setiap inhalasi “hirup, dua, tiga” dan ekhalasi “hembuskan, dua,
tiga (sambil mengucap dengan nama Tuhan), lakukan selama 15 menit.
Kemudian, bukalah mata secara perlahan, lakukan kegiatan ini minimal satu kali
sehari (Setyawati. 2005 dalam Apriliyana & Sani, 2015). Benson dan Proctor
(2000), menjelaskan bahwa formula kata-kata atau kalimat tertentu yang dibaca
berulang-ulang dengan melibatkan unsur keimanan dan keyakinan akan
menimbilkan relaksasi yang lebih kuat dibandingkan dengan hanya relaksasi tanpa
melibatkan unsur keyakinan pasien tersebut.

Terapi benson ini juga dinilai lebih efektik daripada hanya dengan
pemberian analgetik saja. Pernyataan tersebut dibuktikan melalui penelitian Gad
Datak dan kawan-kawan tentang “Penurunan Nyeri Pasca Bedah Pasien TUR

9
Prostat Melalui Relaksasi Benson”. Dari penelitian tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pasien pasca bedah yang menjalani terapi relaksasi benson dan
diberi analgetik mengalami penurunan tingkat nyeri lebih tinggi, dibandingkan
dengan pasien yang hanya mendapatkan analgetik saja.

4.2 Saran

Terapi relaksasi ini sudah banyak dibuktikan kebenarannya melalui


penelitian, sehingga sudah seharusnya dapat diterapkan oleh perawat dalam
menjalankan asuhan keperawatan pada pasien pasca bedah Tur prostat.

DAFTAR PUSTAKA

10
Apriliyana, U., & Sani, F. N. (2015). Apriliyana, Ulfah; Sani, Fakhrudin
Nasrul;”Pemberian Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Nyeri pada
Pasca Bedah Benigna Prostat Hiperplasia di Ruang Mawar II RSUD Dr.
Moewardi Surakarta” . Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.

Benson, H., & Proctor, W. (2000). Dasar-dasar respon relaksasi: Bagaimana


menggabungkan repon relaksasi dengan keyakinan pribadi anda (alih
bahasa oleh Nurhasan). Bandung: Kaifa.

Datak, G., Yetti, K., & Hariyati, R. S. (2008). Penurunan Nyeri Pasca Bedah
Pasien TUR Prostat Melalui Relaksasi Benson. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 173-178.

Purnomo, B. B. (2007). Dasar-dasar urologi (Edisi kedua). Jakarta: Sugeng Seto.

Rasubala, G. F., Kumaat, L. T., & Mulyadi. (2017). PENGARUH TEKNIK


RELAKSASI BENSON TERHADAP SKALA NYERI PADA PASIEN
POST OPERASI DI RSUP. PROF. DR. R.D.KANDOU DAN RS TK.III
R.W. MONGISIDI TELING MANADO. e-Journal Keperawatan (e-Kp),
volume 5.

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth (8 ed.). Jakarta: EGC.

Tan, J. (2007). Pulihkan Prostan dengan laser. Majalah Senior.

11

Anda mungkin juga menyukai