Disusun oleh:
KELOMPOK 4
ADE TIKA RIANI (P17320118024)
ANISAH MELATI S. (P17320118024)
GISMA KAROMAH (P17320118024)
LISA NOVIYANTI (P17320118005)
SALMA KAMILA (P17320118034)
VINI LUTFIANI (P17320118047)
TINGKAT 2 A
1. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal (Depkes RI 2007). Anemia gizi besi adalah anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah. Hal ini terjadi, konsentrasi hemoglobin dalam darah
berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar
besi dalam darah. Semakin berat kekurangan zat besi yang terjadi akan semakin berat
pula anemia yang diderita (Gibney, 2008). Remaja dikatakan anemi jika Hb kurang dari
12 gr/dl.
Zat besi adalah komponen utama hemoglobin pada sel dara merah (eritrosit) yang
bertugas membawa/mengikat oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Manfaat zat besi :
Berperan penting dalam hal pengangkutan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
Berperan penting dalam pembentukan hemoglobin
Berperan dalam fungi normal daya tahan tubuh
Mengoptimalkan metabolisme tubuh
Penyebab anemia gizi terjadi karena kekurangkan zat gizi yang berperan dalam
pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau gangguan absorpsi.
Zat gizi dalam pembentukan hemoglobin yaitu besi, protein, piridoksin (vitamin B6)
yang berperan sebagai katalisator dalam sintesis hem di molekul hemoglobin, vitamin C
yang mempengaruhi absorpsi dan pelepasan besi dari trasnferin ke dalam jaringan tubuh,
dan vitamin E yang mempengaruhi membrane sel darah merah (Almatsier, 2009).
2. Dampak Anemia
Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada remaja putri yang mengalami
anemia gizi besi yaitu 5L (letih, lemah, lesu, lelah, dan lalai). Selain itu sering disertai
dengan keluhan pusing dan mata berkunang-kunang. Anemia gizi besi pada remaja putri
akan berdampak serius jika tidak ditangani sehingga berakibat menurunnya kemampuan
tubuh, menurunnya konsentrasi belajar, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya daya
tahan tubuh terhadap penyakit, dan menghambat tubuh kembang (Depkes RI, 2007).
Menurut Sediaoetama (2003), dampak anemia bagi remaja perempuan yaitu
menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar, mengganggu pentumbuhan,
menurunkan kemampuan fisik, dan mengakibatkan muka pucat.
3. Pencegahan yang dapat dilakukan
Pencegahan yang dapat dilakukan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mengalami anemia (Almatzier, 2009), antara lain yaitu:
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi. Makan makanan yang mengandung zat
besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan
makanan nabati (sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, tempe).
Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin C antara lain
daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk, dan nanas yang sangat
bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
Minumlah satu Tablet Tambah Darah (TTD) setiap minggu. Tablet tambah darah
adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg Ferro Sulfat atau
60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Remaja putri perlu minum tablet
tambah darah karena perempuan mengalami haid sehingga memerlukan zat besi
untuk mengganti darah yang hilang. Tablet tambah darah mampu mengobati
wanita dan remaja putri yang menderita anemia, dan meningkatkan kemampuan
belajar. minumlah tablet tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan
teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh.
Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti
kecacingan, malaria dan penyakit TBC.
4. Masalah Gizi Anemia
Anemia merupakan hal yang seharusnya mendapat perhatian serius. Berdasarkan data
poliklinik hematologi medik FKUI/RSCM 2012 sebanyak 50-63% perempuan hamil di
Indonesia mengalami anemia, lalu 48% pada anak usia 2 tahun, 35% pada anak usia
prasekolah, dan 25% pada pria.
Asupan zat gizi penting pembentuk hemoglobin yang rendah. Zat gizi penting
tersebut adalah zat besi, asam folat, vitamin B12 dan protein.
Perdarahan, karena infeksi usus, trauma atau luka.
Malaria, karena terjadi pecah sel darah merah.
Penderita infeksi kronis seperti TBC atau HIV/AIDS.
Penderita thalasemia, kelainan darah secara genetik ini tentunya menyebabkan
anemia, karena sel darah merah cepat pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat
besi dalam tubuh.
Untuk menghindari risiko terkena anemia, perbanyak konsumsi makanan yang kaya
sumber zat besi seperti bahan makanan hewani, vitamin C, dan mengurangi faktor yang
menghambat penyerapan zat besi, seperti tannin yang terkandung dalam teh dan kopi.
Kijing 21,0
Tiram 6,4
Remis 5,0
Tahu 5,4
Sawi 3,9
Bayam 3,5
Kandungan mikronutrien
Jenis
Waktu
makanan Lemak Protein Karbo Energi Zat besi
Roma sari
4gr 2gr 13gr 100kkal 3,19mg
Selingan gandum
Kandungan mikronutrien
Jenis
Waktu
makanan Lemak Protein Karbo Energi Zat besi
Nasi 0,28gr 2,66gr 27,9gr 129 kkal
Roma sari
4gr 2gr 13gr 100kkal 3,19mg
Selingan gandum
Kandungan mikronutrien
Jenis
Waktu
makanan Lemak Protein Karbo Energi Zat besi
Roma sari
4gr 2gr 13gr 100kkal 3,19mg
Selingan gandum
Ati ampela
Siang 2,66gr 30,14gr 0gr 145kka 8,7mg
Roma sari
4gr 2gr 13gr 100kkal 3,19mg
Selingan gandum