Anda di halaman 1dari 196

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM SECTIO

CAESAREA DENGAN FOKUS STUDI KETIDAKEFEKTIFAN

PERFORMA PERAN DI RUANG FLAMBOYAN

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KTI

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto

Disusun Oleh :

Resti Nur Lela

NIM. P1337420215092

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM SECTIO

CAESAREA DENGAN FOKUS STUDI KETIDAKEFEKTIFAN

PERFORMA PERAN DI RUANG FLAMBOYAN

RSUD PROF. DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KTI

Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir

Pada Program Studi DIII Keperawatan Purwokerto

Resti Nur Lela

NIM. P1337420215092

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018

ii
iii
iv
v
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat sehat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Ibu

Postpartum Sectio Caesarea dengan Fokus Studi Ketidakefektifan Performa Peran

di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Laporan Kasus ini

disusun sebagai syarat mata kuliah untuk memenuhi Tugas Akhir pada Program

Studi D III Keperawatan Purwokerto.

Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan berkat

dukungan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Warijan, S.Pd, A. Kep, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Semarang,

2. Bapak Putrono, S.Kep. Ns. M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang,

3. Ibu Walin, STT, M.Kes selaku Ketua Program Studi D III Keperawatan

Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang,

4. Ibu Hartati, S.Kep Ns, MM selaku Dosen Pembimbing I yang telah

mengarahkan serta memberi masukan dalam penyusunan laporan kasus ini,

5. Ibu Rusmini, S.Kep Ns, MH selaku Dosen Pembimbing II yang telah

mengarahkan serta memberi masukan dalam penyusunan laporan kasus ini,

vi
6. Ibu Dina Indrati DS., M Kep SpMat selaku Ketua Penguji laporan kasus yang

menguji penulis,

7. Bapak dan Ibu dosen serta Staff Program Studi D III Keperawatan Purwokerto

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini tidaklah sempurna, oleh

karena itu masukan dan kritik untuk perbaikan penulisan laporan kasus sangat

penulis harapkan untuk perbaikan penulisan karya ilmiah ini pada masa

mendatang.

Purwokerto, 2 Mei 2018

Penulis

vii
ABSTRAK

Asuhan Keperawatan pada Ibu Postpartum Sectio Caesarea


dengan Fokus Studi Ketidakefektifan Performa Peran
di Ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Resti Nur Lela (2018)1), Hartati, S.Kep Ns, MM.2),


Rusmini, S.Kep Ns, MH. 2)
1) Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
2) Dosen Jurusan Keperawatan Purwokerto Poltekkes Kemenkes Semarang
Email: restinurlela814@gmail.com

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan bayi melalui insisi


pada dinding abdomen dan rahim. Seorang ibu yang melahirkan dengan
cara sectio caesarea dapat mengalami berbagai macam komplikasi, baik
secara fisik maupun psikologis. Salah satu komplikasi secara psikologis
dapat mengganggu seorang ibu dalam menjalankan peran barunya. Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2013) menujukan angka ibu melahirkan
dengan sectio caesarea di Indonesia mencapai 9,8% dari seluruh total
persalinan. Hal ini menyebabkan ibu postpartum dengan sectio caesarea
lebih rentan mengalami ketidakefektifan performa peran. Asuhan
keperawatan yang komprehensif sangat diperlukan oleh ibu dengan
masalah ketidakefektifan performa peran. Diharapkan perawat mampu
membantu ibu dengan post sectio caesarea agar dapat menjalankan
peranannya sebagai seorang ibu. Sebagai seorang perawat diharapkan
mampu memberikan konseling pendidikan kesehatan tentang perawatan
pada bayi baru lahir. Perawatan bayi baru lahir sangat penting dilakukan
setelah bayi lahir dan sangat bermanfaat untuk ibu maupun bayi, seperti
cepatnya pemulihan organ tubuh ibu yang mengalami perubahan pada saat
kehamilan serta terbinanya hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode studi kasus dan
pendekatan asuhan keperawatan dengan mengambil 2 ibu postpartum
sebagai sample. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu postpartum
sectio caesarea baik dengan kelahiran primipara maupun multipara
mengalami ketidakefektifan performa peran. Simpulan penelitian ini
adalah diharapkan sebagai seorang perawat mampu memberikanasuhan
keperawatan secara komperehensif, peran seorang perawat sangatlah
penting bagi ibu terutama sebagai konselor mengenai perawatan dirinya
maupun bayi. Saran dalam penelitian ini diharapkan ibu dan keluarga
dapat menerapkan penatalaksanaan yang sudah penulis ajarkan dengan
melakukan perawatan secara mandiri, dan keluarga juga perlu aktif dalam
mememberi dukungan dan motivasi kepada ibu dalam memaksimalkan
perannya.

Kata kunci : Sectio Caesarea, Ketidakefektifan Performa Peran, Ibu


Post Partum

viii
MOTTO

Menyia-siakan waktu lebih buruk dari kematian. Karena kematian memisahkan

kamu dari dunia sementara menyia-siakan waktu memisahkanmu dari Allah.

Jangan pernah menunggu, tidak akan ada waktu yang tepat.

Ilmu pengetahuan itu bukan yang dihafalkan, melainkan yang memberi manfaat.

Do your best at any moment that you have.

Success is not a final, only an achievment.

ix
PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan segala rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis mampu

menyelesaikan laporan kasus sebagai syarat mata kuliah tugas akhir pada Program

Studi DIII Keperawatan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Semarang.

Laporan kasus ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu (Bapak Mukhtarom dan Ibu Sumini) yang telah

membesarkan, mendidik, memberi kasih sayang, semangat, dukungan,

doa dan pengorbanan untuk kesuksesan penulis.

2. Rere Nurlitasari, Rike Nuraini dan Probo Ibrahim sebagai saudaraku,

yang senantiasa memberikan motivasi, kasih sayang, dukungan dan doa

agar tetap semangat menyelesaikan laporan kasus ini.

3. Una Agustina, Fena Ayutia Saputri, Devita Wulandari, Ridhoasih Nur

Triutami dan Purwi Setiyaningrum sebagai teman hidup di perantauan

selama tiga tahun yang senantiasa mendukung serta membantu dalam

segala hal.

4. Deni Robiansah, Akhmad Faqqihuddin, Kiki Rahmawati, Rian Nur

Ngabdurofiq, dan Heni Agustina sebagai teman yang selalu mendukung

dan memberikan motivasi.

5. Ny. E dan keluarga yang telah bersedia bekerja sama dengan baik

menjadi responden dalam penyusunan hasil laporan kasus ini.

x
6. Ny. M dan keluarga yang telah bersedia bekerja sama dengan baik

menjadi responden dalam penyusunan hasil laporan kasus ini.

7. Teman-teman seperjuangan tingkat 3, khususnya tingkat 3 C semoga kita

semua menjadi orang-orang yang sukses dan bermanfaat di masa depan.

8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

berpartisipasi dalam menyelesaikan laporan kasus ini.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i

HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ...................... iii

LEMBAR PESETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................... viii

MOTTO ................................................................................................... ix

PERSEMBAHAN .................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Batasan Masalah .................................................................................. 5

C. Rumusan Masalah ............................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

E. Manfaat ................................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

xii
A. Konsep Sectio Caesarea ...................................................................... 9

1. Definisi .......................................................................................... 9

2. Klasifikasi ...................................................................................... 9

3. Indikasi .......................................................................................... 10

4. Kontraindikasi ............................................................................... 10

5. Adaptasi Psikologis Ibu Postpartum.............................................. 11

6. Komplikasi Psikologis pada Ibu Post Sectio Caesarea ................. 13

7. Pathway ......................................................................................... 15

B. Konsep Ketidakefektifan Performa Peran ........................................... 16

1. Definisi .......................................................................................... 16

2. Batasan Karakteristik .................................................................... 16

3. Faktor yang Berhubungan ............................................................. 17

4. Faktor Penyebab ............................................................................ 17

5. Perubahan pada Ibu Post Sectio Caesarea dalam Proses

Pencapaian Peran ........................................................................... 18

6. Cara Mengatasi Ketidakefektifan Performa Peran ........................ 18

C. Pengelolaan Ketidakefektifan Performa Peran pada Ibu Post Partum

dengan Sectio Caesarea ....................................................................... 19

D. Konsep Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Performa Peran

pada Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea .................................... 19

1. Pengkajian ..................................................................................... 19

2. Diagnosis ....................................................................................... 20

3. Intervensi ....................................................................................... 20

xiii
4. Implementasi ................................................................................. 22

5. Evaluasi ......................................................................................... 24

BAB III METODE PENULISAN

A. Desain Penelitian ................................................................................. 26

B. Batasan Istilah ..................................................................................... 26

C. Partisipan ............................................................................................. 27

D. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 27

E. Pengumpulan Data .............................................................................. 28

F. Uji Keabsahan Data ............................................................................. 30

G. Analisis Data ....................................................................................... 31

H. Etik Penelitian ..................................................................................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ................................................................................................... 33

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data .......................................... 33

2. Pengkajian ................................................................................... 33

3. Analisa Data ................................................................................ 44

4. Diagnosis Keperawatan ............................................................... 45

5. Perencanaan ................................................................................. 47

6. Pelaksanaan ................................................................................. 51

7. Evaluasi ....................................................................................... 55

B. Pembahasan ........................................................................................ 62

1. Pengkajian .................................................................................... 62

2. Diagnosis Keperawatan ................................................................ 64

xiv
3. Perencanaan.................................................................................. 65

4. Pelaksanaan .................................................................................. 67

5. Evaluasi ........................................................................................ 69

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan............................................................................................. 71

B. Saran ................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Identitas Dua Pasien ......................................................................... 33

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Dua Pasien .......................................................... 34

Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan Dua Pasien (Pendekatan Gordon)......... 37

Tabel 4.4 Data Psikologi Post Partum dua Klien ............................................. 40

Tabel 4.5 Pemeriksaan Fisik Head to toe Dua Pasien ..................................... 42

Tabel 4.6 Pemeriksaan Penjunjang Dua Pasien ............................................... 44

Tabel 4.7 Analisa Data Dua Pasien .................................................................. 44

Tabe; 4.8 Diagnosis Keperawatan Dua Pasien ................................................ 45

Tabel 4.9 Perencanaan Keperawatan Dua Pasien ............................................ 47

Tabel 4.10 Pelaksanaan Keperawatan Dua Pasien ........................................... 51

Tabel 4.11 Evaluasi Keperawatan Dua Pasien ................................................. 55

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Pathway Sectio Caesarea .......................................................................... 15

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Dua Klien

Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan Teknik Menyusui yang Benar

Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan Cara Memandikan Bayi yang Benar

Lampiran 4. Satuan Acara Penyuluhan Cara Perawatan Tali Pusat

Lampiran 5. Standar Operasional Prosedur Teknik Menyusui yang Benar

Lampiran 6. Surat keterangan penelitian

Lampiran 7. Lembar persetujuan penelitian

Lampiran 8. Lembar Bimbingan

Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses kelahiran (parturisi) adalah pengalaman yang unik,

menyenangkan, menakjubkan meskipun kadang kala menjadi pengalaman

yang mencemaskan bagi ibu dan pasangannya serta bagi pemberi

perawatan kesehatan (Reeder, Martin & Griffin, 2011). Diluar semua itu,

proses kelahiran membawa banyak perubahan. Menurut penelitian yang

dilakukan Yodatama, Hardiani dan Sulistyorini (2015) perubahan yang

terjadi pada ibu postpartum tidak hanya perubahan fisiologis, namun juga

terjadi perubahan psikologis. Masalah psikologis pada ibu postpartum

terjadi apabila tidak mampu dalam menyesuaikan perubahan peran.

Ketidakefektifan Performa Peran adalah suatu pola perilaku dan ekspresi

diri yang tidak sesuai dengan harapan, norma dan konteks lingkungan

(Herdman, 2015).

Rusli (2011) menyatakan seorang ibu yang kurang berhasil dalam

menyesuaikan diri dengan tugas barunya akan rentan mengalami

postpartum blues atau depresi pasca persalinan, umumnya ibu

menganggap dirinya tidak beruntung. Pandangan seperti ini dapat

menyebabkan timbulnya perasaan tidak mampu atau ketidakefektifan

performa peran sebagai ibu, putus asa, tidak percaya diri dan cemas yang

dapat menghambat peran dan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.

1
2

Persalinan melalui pembedahan atau Seksio sesarea (SC) juga

memerlukan proses adaptasi yang tidak mudah bagi ibu postpartum. Rasa

sakit setelah persalinan dan keterbatasan fisik untuk bergerak dapat juga

mengurangi kemampuan dalam melaksanakan peran barunya sebagai

seorang ibu (Astutiningrum, 2016). World Health Organization (WHO)

memberikan standar persentase yang berlaku untuk negara berkembang

maupun negara maju terkait dengan rata-rata sectio caesarea yaitu berkisar

antara 5-15% per 1000 kelahiran hidup (Sumelung, 2014). Namun

berdasarkan data yang diperoleh dari WHO pada Mei 2012, terjadi

peningkatan persalinan sectio caesarea per 1000 kelahiran hampir di

seluruh negara baik negara berkembang maupun negara maju. Peningkatan

yang terjadi pada negara berkembang mencapai 7,88% sedangkan negara

maju peningkatannya sekitar 2,36% (Katikireddi,dkk 2013). Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2013) menujukan angka ibu melahirkan

dengan sectio caesarea di Indonesia mencapai 9,8% dari seluruh total

persalinan. Sedangkan angka kejadian sectio caesarea di Jawa Tengah

berkisar 20% dari total persalinan (Dinkes Provinsi Jateng, 2015). Di

RSUD Prof. dr Margono Soekarjo Purwokerto total jumlah kelahiran

dengan sectio caesarea mencapai 1.175 kelahiran pada periode bulan

Januari hingga November 2017.

Berdasarkan hasil penelitian Cahyo tentang Kajian Sosial Psikologi

pada Ibu Postpartum (2008) menunjukan bahwa dari 9 responden (ibu

dengan sectio caesarea), 5 responden dengan usia muda mengalami


3

ketergantungan yang tinggi pada keluarga dan ketidakmampuan dalam

mengurus bayinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriana (2015)

tentang Kejadian Postpartum Blues pada Ibu Nifas, menyatakan 26 dari 40

responden menjalani persalinan dengan sectio caesarea, mengalami

masalah psikologis, seperti merasa bingung dan sedih, hal ini

mengakibatkan tidak efektifnya seorang ibu dalam menjalankan perannya.

Menurut Wahyuni, Murwati & Supiati (2014) faktor yang

mempengaruhi terjadinya masalah psikologis secara internal adalah umur

ibu ketika menikah dan hamil (<20 atau >35 tahun), pertama kali

melahirkan/primipara, kesiapan menerima anggota keluarga baru termasuk

pengetahuan atau ketrampilan merawat bayi dan pendidikan. Adapun

faktor lainnya seperti tingkat energi, tingkat kenyamanan, kesehatan bayi

baru lahir, penyesuaian fisik berhubungan dengan kelelahan sectio

caesarea, perasaan tidak aman serta tidak adanya dukungan dan dorongan

yang diberikan tenaga kesehatan akan mempengaruhi performa peran ibu

terhadap bayinya selama masa postpartum (Yodatama, Hardiani &

Sulistyorini, 2015)

Asuhan keperawatan yang komprehensif sangat diperlukan oleh ibu

dengan masalah ketidakefektifan performa peran. Diharapkan perawat

mampu membantu ibu dengan post sectio caesarea agar dapat menjalankan

peranannya sebagai seorang ibu. Disinilah perawat dituntut dalam

pelaksanaan komunikasi terapeutik yang baik agar dapat mendukung

performa peran ibu dalam memberi pengasuhan maupun sebagai seorang


4

konselor tentang cara merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara

merawat luka jahitan, istirahat dan kebersihan diri bagi ibu.

(Bulecheck,dkk, 2015).

Perawatan bayi baru lahir sangat penting dilakukan setelah bayi

lahir dan sangat bermanfaat untuk ibu maupun bayi, seperti cepatnya

pemulihan organ tubuh ibu yang mengalami perubahan pada saat

kehamilan serta terbinanya hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi

(Pricilla, 2016). Apabila ibu tidak mampu melakukan perannya secara

mandiri akan berdampak pada rasa kekhawatiran, percaya diri dan

kemampuan ibu dalam perawatan bayinya menjadi terganggu dan

bergantung pada orang lain serta mempengaruhi keintiman kasih sayang

antara ibu dan bayi.

Menurut Pricilla (2016) dalam penelitiannya tentang perawatan

bayi baru lahir, tindakan yang dapat dilakukan salah satunya dengan

metode pendekatan Mother-Baby Care. Mother-Baby Care (M-BC)

merupakan model memandirikan pasien yang bertujuan untuk

membelajarkan pasien agar kebutuhannya terpenuhi. Konsep M-BC ini

didasari oleh konsep keperawatan maternitas yang berfokus pada keluarga,

tidak hanya dimensi fisik saja akan tetapi juga dimensi psikologis, sosial

dan ekonomi (May, K A& Mahlmeister, L.R., 1994 dalam Pricilla, 2016).

Adapun tindakan keperawatan yang telah penulis lakukan antara

lain mengajarkan cara menggendong yang benar, cara menyusui dengan


5

benar, cara memandikan bayi serta cara perawatan tali pusat pada bayi

baru lahir dengan benar.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis tertarik mengambil kasus

tentang Ketidakefektifan Performa Peran pada Ibu Postpartum dengan

Sectio Caesarea untuk dijadikan asuhan keperawatan dan selanjutnya

disusun laporan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan

Keperawatan pada Ibu Postpartum Sectio Caesarea dengan Fokus Studi

Ketidakefektifan Performa Peran di Ruang Flamboyan RSUD Prof. dr

Margono Soekarjo Purwokerto”.

B. Batasan masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada Ibu

Postpartum Sectio Caesarea dengan Ketidakefektifan Performa Peran.

C. Rumusan Masalah

Bagaimana asuhan keperawatan pada Ibu Post Sectio Caesarea

dengan fokus studi Ketidakefektifan Performa Peran

D. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada ibu post partum

Sectio Caesarea dengan Ketidakefektifan Performa Peran di Ruang

Flamboyan RSUD Prof. dr Mergono Soekarjo Purwokerto.


6

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada ibu yang mengalami

ketidakefektifan performa peran dengan post sectio caesarea di

Ruang Flamboyan RSUD Prof. dr Mergono Soekarjo Purwokerto.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada ibu yang mengalami

ketidakefektifan performa peran dengan post sectio caesarea di

Ruang Flamboyan RSUD Prof. dr Mergono Soekarjo Purwokerto.

c. Menyusun perencanaan keperawatan pada ibu yang mengalami

ketidakefektifan performa peran dengan post sectio caesarea di

Ruang Flamboyan RSUD Prof. dr Mergono Soekarjo Purwokerto.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan pada ibu yang mengalami

ketidakefektifan performa peran dengan post sectio caesarea di

Ruang Flamboyan RSUD Prof. dr Mergono Soekarjo Purwokerto.

e. Melakukan evaluasi keperawatan pada ibu yang mengalami

ketidakefektifan performa peran dengan post sectio caesarea di

Ruang Flamboyan RSUD Prof. dr Mergono Soekarjo Purwokerto.

f. Membandingkan dua kasus pada ibu post partum sectio caesarea

dengan ketidakefektifan performa peran di Ruang Flamboyan

RSUD Prof. dr Mergono Soekarjo Purwokerto.


7

E. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Karya tulis ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam

pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada

ibu post partum sectio caesarea dengan ketidakefektifan performa

peran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi

Dapat menambah referensi dan literatur tentang pegelolaan

asuhan keperawatan klien post sectio caesarea dengan

ketidakefektifan performa peran

b. Bagi Rumah Sakit/Puskesmas

Dapat dijadikan sebagai panduan dalam pengelolaan pasien

dengan masalah keperawatan klien post sectio caesarea dengan

ketidakefektifan performa peran

c. Bagi Profesi Keperawatan

Menambahkan pengetahuan bagi profesi keperawatan

sebagai panduan dalam mengelola pasien dengan masalah

keperawatan ketidakefektifan performa peran pada klien post

partum dengan sectio caesarea.

d. Bagi Penulis

Menambahkan pengetahuan dan wawasan tentang

perawatan klien post sectio caesarea dengan ketifakefektifan


8

performa peran, sehingga dapat dijadikan bahan acuan dalam

pemberian asuhan keperawatan dan/atau pelayanan kesehatan pada

klien post sectio caesarea.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Sectio Caesarea

1. Definisi

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan bayi melalui insisi

pada dinding abdomen dan rahim (Hanretty, 2010). Menurut

Wiknjosastro (2010) dalam Ilmu Bedah Kebidanan Sectio Caesarea

merupakan suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui

suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim

dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.

2. Klasifikasi

Klasifikasi Sectio Caesarea merujuk pada insisi uterus yang

digunakan. Menurut Reeder hanya ada dua tipe yang paling umum

dilakukan, yaitu :

a. Persalinan Sesarea Melintang

Persalinan sesarea melintang (segmen bawah) merupakan

pelahiran sesarea yang pada umumnya dipilih karena berbagai

alasan diantaranya karena insisi dibuat pada segmen bawah uterus

merupakan bagian paling tipis, dengan aktivitas uterus yang

paling sedikit, maka tipe insisi ini kehilangan darah minimal,

lebih cepat pemulihannya, mengurangi kemungkinan terjadinya

ruptur jaringan parut pada kehamilan berikutnya.

9
10

b. Secarea Klasik

Secarea klasik merupakan sebuah insisi tegak lurus dibuat

langsung pada dinding korpus uterus. Tindakan ini dilakukan

dengan menembus lapisan uterus yang paling tebal pada korpus

uterus.

3. Indikasi

Menurut Mitayani (2011) indikasi dilakukan sectio caesarea adalah

sebagai berikut :

a. Indikasi pada ibu

Panggul sempit absolut, tumor-tumor jalan lahir

menimbulkan obstruksi, stenosis vagina, plasenta previa,

disproporsional sefalopelvis, ruptur uterus, diabetes (kadang-

kadang), riwayat obstetri yang buruk, riwayat sectio caesarea

klasik, infeksi hipervirus tipe II (genetik).

b. Indikasi janin

Letak janin yang tidak stabil/tidak bisa dikoreksi, presentasi

bokong (kadang-kadang), penyakit atau kelainan berat badan pada

janin seperti eritoblastosis retardasi pertumbuhan yang nyata,

gawat janin.

4. Kontraindikasi

Kontraindikasi dari seksio sesarea menurut Wiknjosastro (2010)

antara lain ialah : janin mati, syok, anemia berat, kelainan kongenital

berat.
11

5. Adaptasi Psikologis Ibu Postpartum

Adaptasi mencakup stabilitas tugas, dan memahami komitmen.

Ibu akan menunjukan kompetensi yang semakin baik dalam aktivitas

merawat bayi dan menjadi semakin memahami bayi. Pada ibu dengan

koping yang tidak adekuat bisa mengakibatkan terjadinya gangguan

psikologis karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan peran

barunya (Lowdermilk, et al 2013)

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) adaptasi psikologis pada

ibu postpartum terbagi menjadi 3 periode yaitu :

a. Periode “Taking In”

Periode ini merupakan periode ketergantungan ibu yang

berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah

melahirkan. Pada saat ini, fokus perhatian ibu terutama pada

dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan berulang kali

diceritakannya. Hal ini membuat ibu cenderung pasif terhadap

lingkungannya. Pada tahap ini perawat dapat menjadi pendengar

yang baik ketika ibu menceritakan pengalamannya. Kehadiran

suami dan keluarga sangat diperlukan pada fase ini. Petugas

kesehatan dapat menganjurkan kepada suami dan keluarga untuk

memberikan dukungan moril dan menyediakan waktu untuk

mendengarkan semua yang disampaikan oleh ibu agar dia dapat

melewati fase ini dengan baik.


12

Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase

ini adalah sebagai berikut :

1) Kekecewaan karena tidak mendapat apa yang diinginkan

tentang bayinya. Misalnya, jenis kelamin bayi, warna kulit, dan

sebagainya.

2) Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang

dialami oleh ibu. Misalnya perasaan mules, luka jahitan,

payudara bengkak, dan sebagainya.

3) Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.

4) Ibu merasa tidak nyaman karena belum bisa merawat bayinya.

b. Periode “Taking Hold”

Periode ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan.

Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan

rasa tanggungjawabnya dalam merawat bayi. Ibu memiliki

perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan

gampang marah maka dari itu kita peru hati-hati dalam

berkomuniasi dengan ibu.

Pada fasi ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini

merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai

penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga timbul rasa

percaya diri. Tugas tenaga kesehatan adalah misalnya dengan

mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara

merawat luka jahitan, mengajarkan senam nifas, memberikan


13

pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu seperti gizi, istirahat,

kebersihan diri, dan lain-lain. Menurut kegagalan pada masa fase

taking hold dapat menyebabkan postpartum blue.

c. Periode “Letting Go”

Periode ini merupakan periode menerima tanggung jawab

akan peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan.

Ibu sudah dapat menyesuaikan diri dalam merawat diri dan

bayinya, serta kepercayaan dirinya sudah meningkat. Pendidikan

kesehatan yang kita berikan sebelumnya akan sangat berguna bagi

ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan diri dan

bayinya.

Dukungan dari suami dan keluarga sangat diperlukan oleh

ibu. Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi,

mengerjakan urusan rumah tangga, sehingga ibu tidak terlalu

terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup sehingga

mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat

bayinya.

6. Komplikasi Psikologis pada Ibu Post Sectio Caesarea

Seorang ibu yang melahirkan dengan cara sectio caesarea dapat

mengalami berbagai macam komplikasi, baik secara fisik maupun

psikologis. Salah satu komplikasi secara psikologis dapat mengganggu

seorang ibu dalam menjalankan peran barunya. Dalam penelitian yang

dilakukan Gisrang (2015) tentang Pengaruh psikoedukasi terhadap


14

tingkat masalah psikologi menyatakan bahwa ibu yang melakukan

operasi secara caesar lebih rentan mengalami masalah psikologi

sehingga akan mengalami gangguan dalam menjalankan perannya

sebagai ibu. Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) sebanyak 80% dari

perempuan mengalami gangguan suasana hati setelah kehamilan

(melahirkan), mereka merasa kecewa sendirian, takut atau tidak

mencintai bayi mereka dan merasa bersalah karena perasaan ini.


7. Pathway

15
B. Konsep Ketidakefektifan Performa Peran pada Ibu Post Partum

dengan Sectio Caesarea

1. Definisi Peran

Peran merupakan seperangkat perilaku yang diharapkan dari

seseorang yang menduduki suatu posisi atau kedudukan tertentu dalam

masyarakat. Peran dijalankan berdasarkan status sosial yang dipilih

oleh seorang individu. Status sosial merupakan kedudukan atau posisi

seseorang dalam suatu kelompok sosial, menjadi seorang ibu

merupakan status sosial, peran yang dijalankan dari status sebagai

seorang ibu adalah membimbing, mendidik dan membesarkan

anaknya. Peran yang dijalankan seseorang merupakan kewajiban yang

harus dilaksanakannya terkait dengan status yang dimilikinya

(Abdulah, 2006 dalam Oktafiani, 2014).

2. Batasan Karakteristik

Menurut Herdman (2015) batasan karakteristik pada diagnosa

ketidakefektifan performa peran antara lain : ansietas, bingung peran,

kurang motivasi, tidak berdaya, kurang percaya diri, kurang

keterampilan, performa peran tidak efektif, strategi koping tidak

efektif, ketidaksesuaian harapan perkembangan, kurang pengetahuan

tentang tuntutan peran, kurang kesempatan untuk meningkatkan peran,

kurang dukungan eksternal untuk melaksanakan peran, adaptasi

terhadap perubahan atau masa transisi yang tidak adekuat.

16
17

3. Faktor yang Berhubungan

Faktor yang berhubungan dengan diagnosa ketidakefektifan

performa peran menurut Herdman (2015) faktor pengetahuan, yang

meliputi ketidakadekuatan persiapan peran (misalnya transisi peran

menjadi ibu, pengulangan keterampilan menjadi ibu), kurang edukasi,

kurangnya atau tidak adekuatnya model peran, harapan terhadap peran

tidak realistis. Faktor fisiologis, yang meliputi defisit kognitif depresi,

keletihan, nyeri, penyakit fisik, gangguan citra tubuh. Sedangkan

faktor sosial meliputi tingkat perkembangan tidak sesuai dengan

harapan peran (usia masih belia), ketidakadekuatan sosialisasi peran

(misalnya tanggung jawab peran sebagai ibu, model peran), kurang

sumber pendukung dan ketidakadekuatan sistem pendukung, tuntutan

tinggi jadwal pekerjaan.

4. Faktor Penyebab

Menurut Kruckman (2001) dalam Rusli (2011), terjadinya masalah

psikologis (depresi) pasca melahirkan dipengaruhi oleh faktor :

a. Biologis

Perubahan hormon yang terjadi pada masa pasca melahirkan

b. Karakteristik ibu

Faktor umur, faktor pengalaman, faktor pendidikan, faktor selama

proses persalinan, faktor dukungan sosial


18

5. Perubahan pada Ibu Post Sectio Caesarea dalam Proses Pencapaian

Peran

Berdasarkan hasil penelitian Astutiningrum (2016) tentang

Parenting Self Efficacy Pada Ibu Pasca Seksio Sesaria seorang ibu

yang melahirkan dengan proses sectio caesarea cenderung mengalami

kendala dalam menjalankan perannya sebagai ibu. Hal ini dikarenakan

rasa sakit setelah persalinan dan keterbatasan fisik untuk bergerak

setelah proses sectio caesarea, sehingga berakibat pada kemampuan

ibu dalam merawat bayinya, biasanya mereka akan merasa takut dan

cemas terhadap kondisi kesehatannya sendiri. Pada kondisi ini dapat

menyebabkan menurunkan keyakinan ibu dalam merawat bayinya

yang baru lahir.

6. Cara Mengatasi Ketidakefektifan Performa Peran

Berdasarkan masalah yang dihadapi ibu dengan ketidakefektifan

performa peran, maka perawat perlu melakukan beberapa pendekatan

salah satunya dengan melakukan pendidikan kesehatan pada ibu untuk

memberikan pengetahuan baru seputar perawatan ibu dan bayi, serta

sikap dan keterampilan untuk menghasilkan perubahan perilaku pada

ibu dalam menjalankan peran barunya (Astutiningrum, 2016).


19

C. Pengelolaan Ketidakefektifan Performa Peran pada Ibu Post Partum

dengan Sectio Caesarea

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) pada fase adaptasi psikologis

taking hold ibu memiliki perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah

tersinggung dan marah sehingga diperlukan kehati-hatian dalam

berkomunikasi dengan ibu. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya

dan rasa tanggungjawab dalam melakukan perawatan pada bayinya.

Sehingga pada fase ini, ibu memerlukan dukungan karena masa ini

merupakan kesempatan yang baik bagi ibu untuk mendapatkan berbagai

penyuluhan dalam merawat diri dan juga bayinya sehingga akan muncul

rasa percaya diri dari ibu. Tugas sebagai tenaga kesehatan antara lain

untuk memberikan konseling (bimbingan) bagi ibu tentang cara perawatan

bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, memberikan

pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu seperti gizi bagi ibu post

partum, istirahat dan kebersihan diri. (Dewi dan Sunarsih, 2011)

D. Konsep Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Performa Peran pada

Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea

1. Pengkajian

Menurut Reeder, Martin dan Griffin (2015) Pengkajian adalah

suatu tahap awal pada proses keperawatan. Kebutuhan belajar ibu

dengan post partum sectio caesarea dapat ditentukan dengan mengkaji

beberapa aspek yang mencakup harapan terhadap kemampuan,


20

penampilan anak, kelambatan tugas pemenuhan tugas perkembangan,

isolasi sosial, keterbatasan berpergian karena beban peran dan

kemampuan dalam menetapkan batasan pelaksanaannya.

Sebagai implikasi keperawatannya, perawat maternitas

diharapkan mampu membantu memberikan informasi, dukungan,

maupun konseling, serta dapat mendeteksi dini kondisi abnormal pasca

persalinan sehingga mampu memfasilitasi penyediaan perawatan pada

ibu nifas dan keluarganya dengan baik.

2. Diagnosis

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada ibu post

sectio caesarea adalah Ketidakefektifan performa peran berhubungan

dengan nyeri dan ketidakadekuatan persiapan peran (Herdman, 2015).

Menurut Herdman (2015) ketidakefektifan performa peran

adalah suatu pola perilaku yang menyimpang dari harapan, norma dan

konteks lingkungan. Sedangkan menurut pendapat Wilkinson (2013)

ketidakefektifan performa peran adalah pola perilaku dan ekspresi diri

yang tidak sesuai dengan konteks lingkungan, norma, dan harapan.

3. Intervensi

Menurut Wilkinson (2013) tujuan intervensi keperawatan pada

ibu postpartum sectio caesarea dengan diagnosa keperawatan

ketidakefektifan performa peran adalah setelah dilakukan intervensi

keperawatan diharapkan ibu dapat menerima peran barunya :

a. NOC : penampilan peran


21

Indikator yang diharapkan antara lain : melakukan peran

sesuai harapan, pengetahuan tentang masa perubahan peran,

penampilan perilaku peran orangtua (ibu), melaporkan peningkatan

peran dan melaporkan strategi perubahan peran. Dengan

keterangan skala 1 (tidak adekuat), 2 (kurang adekuat), 3 (cukup

adekuat), 4 (adekuat) dan 5 (sangat adekuat).

Intervensi (NIC : Peningkatan peran) antara lain : bantu

pasien mengidentifikasi perannya dalam keluarga, bantu pasien

untuk mengidentifikasi periode transisi peran pada keseluruhan

rentang kehidupan, bantu pasien untuk mengidentifikasi

ketidakcukupan peran, bantu pasien untuk mengidentifikasi

strategi-strategi positif untuk memanajemen perubahan-perubahan

peran, ajarkan perilaku-perilaku baru yang diperlukan oleh pasien

dalam memenuhi perannya, bantu orang terdekat maupun keluarga

klien untuk memberikan dukungan terhadap klien.

b. NOC : Kinerja Pengasuhan : Bayi

Indikator : menunjukan hubungan yang saling mencintai,

berinteraksi dengan bayi untuk meningkatkan rasa percaya,

memberikan objek transisi untuk menurunkan ansietas, memilih

tambahan pengasuhan yang tepat, menyediakan nutrisi yang sesuai

usia. Dengan keterangan skala 1 (tidak pernah menunjukan), 2

(jarang menunjukan), 3 (kadang-kadang menunjukan), 4 (sering

menunjukan) dan 5 (secara konsisten menunjukan).


22

Intervensi (NIC : Pendidikan Orangtua : Bayi) antara lain :

tentukan pengetahuan kesiapan dan kemampuan orangtua (ibu)

dalam belajar mengenai perawatan bayi, ajarkan orangtua (ibu)

keterampilan dalam merawat bayi yang baru lahir, motivasi

orangtua (ibu) untuk memegang, memeluk, memijat dan

menyentuh bayi, sediakan materi tertulis bagi orangtua (ibu) yang

sesuai dengan identifikasi kebutuhan pengetahuan, bantu orangtua

(ibu) dalam dalam mengidentifikasi karakteristik perilaku bayi,

perkuat perilaku peran (sebagai) ibu dan perkuat keterampilan yang

telah dilakukan orangtua (ibu) dengan baik dalam merawat bayi

untuk meningkatkan kepercayaan diri.

4. Implementasi

Menurut Mitayani (2011) Implementasi merupakan tindakan

yang dilakukan berdasarkan intervensi yang disusun, yang meliputi

tindakan mandiri maupun tindakan kolaborasi dengan tenaga medis

lain. Maka penulis melakukan implementasi berdasarkan tindakan

dalam intervensi keperawatan dengan ketidakefektifan performa peran

pada ibu post sectio caesarea :

a. Peningkatan Peran

1) Membantu pasien mengidentifikasi perannya dalam keluarga

2) Membantu pasien untuk mengidentifikasi periode transisi peran

pada keseluruhan rentang kehidupan


23

3) Membantu pasien untuk mengidentifikasi ketidakcukupan

peran

4) Membantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-strategi

positif untuk memanajemen perubahan-perubahan peran

5) Mengajarkan perilaku-perilaku baru yang diperlukan oleh

pasien dalam memenuhi perannya

6) Membantu orang terdekat maupun keluarga klien untuk

memberikan dukungan terhadap klien

b. Pendidikan Orangtua : Bayi

1) Menentukan pengetahuan, kesiapan dan kemampuan orangtua

(ibu) dalam belajar mengenai perawatan bayi

2) Mengajarkan orangtua (ibu) keterampilan dalam merawat bayi

yang baru lahir

3) Memotivasi orangtua (ibu) untuk memegang, memeluk,

memijat dan menyentuh bayi

4) Menyediakan materi tertulis bagi orangtua (ibu) yang sesuai

dengan identifikasi kebutuhan pengetahuan

5) membantu orangtua (ibu) dalam dalam mengidentifikasi

karakteristik perilaku bayi

6) Memperkuat perilaku peran (sebagai) ibu

7) Memperkuat keterampilan yang telah dilakukan orangtua (ibu)

dengan baik dalam merawat bayi untuk meningkatkan

kepercayaan diri
24

5. Evaluasi

Menurut Herdman (2015) evaluasi adalah tindakan untuk

melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh

diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah

berhasil dicapai. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya

intervensi yang dilakukan oleh perawat. Bila tidak atau belum berhasil,

maka perlu disusun rencana baru yang sesuai.

Evaluasi yang baik menurut Wilkinson (2013) pada klien

dengan diagnosa ketidakefektifan performa peran, antara lain :

a. NOC : Penampilan Peran

1) Melakukan peran sesuai harapan

2) Pengetahuan tentang masa perubahan peran

3) Penampilan perilaku peran orangtua (ibu)

4) Melaporkan peningkatan peran

5) Melaporkan strategi perubahan peran

penilaian berdasarkan skala mulai dengan skala 1-5 dengan

keterangan tidak adekuat, kurang adekuat, cukup adekuat,

adekuat, sangat adekuat.

b. NOC : Kinerja Pengasuhan : Bayi

1) Menunjukan hubungan yang saling mencintai

2) Berinteraksi dengan bayi untuk meningkatkan rasa percaya

3) Memberikan objek transisi untuk menurunkan ansietas

4) Memilih tambahan pengasuhan yang tepat


25

5) Menyediakan nutrisi yang sesuai usia

penilaian berdasarkan skala mulai dengan skala 1-5 dengan

keterangan tidak pernah menunjukan, jarang menunjukan,

kadang-kadan menunjukan, sering menunjukan, secara konsisten

menunjukan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam laporan kasus, penulis melakukan pengelolaan keperawatan

pada ibu post partum sectio caesarea. Dengan fokus masalah keperawatan

ketidakefektifan performa peran. Desain yang dipergunakan adalah studi

kasus, karena desain ini mampu memberikan pemaparan kasus yang

cermat dan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang fokus pada

salah satu masalah penting dalam kasus.

B. Batasan Istilah

Karya tulis ilmiah ini berjudul Asuhan Keperawatan pada Ibu Post

Partum Sectio Caesarea dengan Fokus Studi Ketidakefektifan Performa

Peran merupakan serangkaian proses keperawatan yang ditujukan pada ibu

post partum sectio caesarea yang mengalami ketidakefektifan performa

peran dan dilakukan secara berkesinambungan untuk membantu ibu

mengatasi ketidakefektifan performa peran mulai dari tahap pengkajian,

diagonosis keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan

keperawatan hingga evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang

kemudian akan didokumentasikan dalam catatan medis pasien. Menurut

Wiknjosastro (2010) Sectio Caesarea merupakan suatu persalinan buatan,

dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan

26
27

dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di

atas 500 gram. Ketidakefektifan Performa Peran adalah suatu pola perilaku

dan ekspresi diri yang tidak sesuai dengan harapan, norma dan konteks

lingkungan (Herdman, 2015).

C. Partisipan

Dalam penelitian ini menggunakan dua partisipan (2 klien) dengan

masalah keperawatan dan diagnosa medis yang sama (ketidakefektifan

performa peran pada ibu dengan post partum sectio caesarea), dimana

memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Pasien dengan sectio caesarea hari I

2. Ibu Post partum sectio caesarea dan keluarga klien

3. Ibu post partum sectio caesarea hari I yang mengalami masalah

ketidakefektifan performa peran

4. Rawat gabung dengan bayinya

5. Mampu berkomunikasi dengan baik

6. Bersedia menjadi partisipan

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Performa Peran dengan

Diagnosa Post Partum Sectio Caesarea akan dilaksanakan pada :


28

1. Tempat Penelitian

Lokasi yang digunakan penulis dalam pengambilan kasus untuk

menyusunan karya tulis di RSUD Prof. dr Margono Soekarjo

Purwokerto.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan mulai tanggal 3 April 2018 hingga

3 Mei 2018.

E. Pengumpulan Data

Alur pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, yaitu :

1. Penulis mengajukan surat permohonan studi pendahuluan dan

pengambilan kasus kepada Sekretaris Prodi Keperawatan Poltekkes

Kemenkes Semarang.

2. Surat permohonan dan proposal karya tulis ilmiah diajukan ke bagian

administrasi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.

3. Mendapat surat balasan dari bagian administrasi rumah sakit berupa

surat izin studi pendahuluan dan surat izin pengambilan kasus.

4. Melakukan studi pendahuluan di rumah sakit dengan menyerahkan

surat izin studi pendahuluan yang telah di acc oleh Kepala Bidang

Rumah Sakit.

5. Surat izin pengambilan kasus diserahkan kepada ruang rawat

maternitas.
29

6. Kepala ruang menunjukan seseorang Clinical Instructure untuk

membimbing penulis.

7. Clinical Instructure membimbing penulis dalam mendapatkan klien

yang sesuai dengan kriteria inklusi.

8. Setelah menemukan klien yang sesuai, penulis menjelaskan kepada

keluarga klien mengenai tujuan pengelolaan kasus, hak-hak klien serta

kemungkinan mengenai keuntungan dan risiko yang diterima klien

selama terlibat dalam pengelolaan kasus (informed consent). Jika

keluarga menyatakan setuju terlibat dalam pengelolaan kasus,

keluarga harus menandatangani surat persetujuan (infirmed consent).

9. Penulis selanjutnya akan melakukan pengkajian melalui :

a. Wawancara

Wawancara merupakan metode dalam pengumpulan data

dengan mewawancarai secara langsung partisipan atau pasien

yang diteliti (Hidayat, 2011). Metode ini dapat dilakukan apabila

peneliti ingin mengetahui secara mendalam hal-hal dari partisipan

dan bila jumlah partisipan sedikit.

b. Observasi dan pemeriksaan fisik dengan pendekatan IPPA

(Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)

Menurut Hidayat (2011) teknik observasi merupakan cara

melakukan pengumpulan data penelitian dengan observasi secara

langsung kepada partisipan atau pasien yang dilakukan penelitian

untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Penelitian


30

secara langsung terhadap partisipan akan mendapatkan data yang

objektif melalui serangkaian proses yang meliputi pengamatan,

pengkajian, dan pemeriksaan fisik untuk memeperkuat kebenaran

data yang telah diperoleh.

c. Studi dokumentasi dan angket

Penulis mengumpulkan data dengan cara melihat dan

menganalisa dokumen yang disusun sendiri untuk penelitian,

melihat data dari RSUD Prof. dr Margono Soekarjo Purwokerto

berdasarkan rekap medik milik partisipan (2 klien) yang

berhubungan dengan masalah keperawatan ketidakefektifan

performa peran.

10. Dari proses pengkajian penulis memperoleh masalah-masalah

keperawatan klien. Dari masalah-masalah tersebut penulis menyusun

diagnosa serta intervensi keperawatan.

11. Penulis memberikan asuhan keperawatan selama minimal tiga hari

berdasarkan intervensi yang sudah ditetapkan.

F. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data yang dilakukan oleh penulis dalam penyusunan

karya tulis ini dengan memperpanjang waktu pengamatan maupun

tindakan asuhan keperawatan maternitas dan juga dengan menggunakan

informasi tambahan yang didapatkan dari perawat klien dan keluarga

klien berkaitan dengan masalah keperawatan yang tengah diteliti.


31

G. Analisa Data

Menurut Hidayat (2011) teknik analisa data merupakan cara untuk

mengolah data agar dapat disimpulkan dan diinterpretasikan menjadi

sebuah informasi. Analisa data dilakukan untuk menilai tentang

kesenjangan yang mungkin terjadi antara teori yang dijadikan pedoman

dengan respon klien yang terpilih sebagai partisipan. Analisa data

dilakukan secara sistematis mulai dari pengkajian yang meliputi hasil

wawancara (anamnesa), pemeriksaan fisik, observasi dan data penunjang

yang kemudian dianalisa untuk menentukan diagnosa keperawatan

berdasarkan prioritasnya. Prioritas masalah yang telah ditentukan

kemudian disusun kedalam perencanaan tindakan keperawatan. Setelah

itu, penulis melakukan tindakan keperawatan dengan mengacu pada waktu

dalam rencana yang telah dibuat dan mengevaluasi setiap tindakan

keperawatan.

Data yang diperoleh kemudian disajikan secara tekstular/narasi,

sesuai dengan desain penelitian dari studi kasus. Dapat disertai dengan

cuplikan ungkapan verbal dari subyek penelitian yang merupakan data

pendukungnya.

H. Etik Penelitian

Etika penelitian yang mendasari penulis melakukan penyusunan

studi kasus, terdiri dari :

1. Informed Consent (Persetujuan dari partisipan)


32

Pemberian informed consent diberikan setelah penulis

menjelaskan tentang tujuan dan maksud dari penelitian, yang

kemudian memberikan sejumlah informasi mengenai asuhan

keperawatan yang akan dilakukan serta menjelaskan informasi tentang

hak dan kewajiban partisipan (klien). Beri waktu pada partisipan dan

keluarga untuk mendiskusikan tentang pengambilan keputusan

mengenai keikutsertaannya sebagai partisipan dalam penelitian secara

sukarela.

2. Anonimity (Tanpa nama)

Penulis akan melindungi hak pasien tentang tidak ingin

diketahui identitas aslinya dalam penelitian.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Penulis akan menjamin kerahasiaan identitas klien dan masalah-

masalah lainnya seperti hasil laporan kasus dan data sensitif

mengenai partisipan yang disimpan oleh penulis. Hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil dari penulisan studi

kasus. Data yang disampaikan berupa data umum tanpa

mencantumkan nama responden dan data akan dikembalikan kepada

responden atau dimusnahkan satu tahun setelah penelitian berakhir.

Masalah etik penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting

dalam proses pembuatan sebuah penelitian keperawatan karena penelitian

yang dilakukan berhubungan langsung dengan manusia yang berada dalam

perlindungan hukum.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambar Lokasi Pengambilan Data

Penelitian ini dilakukan di RSUD Prof. dr Margono Soekarjo

Purwokerto klien 1 (Ny. E) Kalisari Rt 5/1 dan klien 2 (Ny. M)

Kedungwuluh rt 1/5. Kedua subjek sudah sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan sebagai subjek studi kasus.

2. Pengkajian

a. Identitas klien

Tabel 4.1

Identitas Dua Pasien

Identitas Klien Klien 1 Klien 2

Nama Ny. E Ny. M


Umur 23 tahun 30 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SLTA SLTA
Pekerjaan IRT IRT
Status perkawinan Menikah Menikah
Alamat Kalisari Rt 5/1 Kedungwuluh rt 1/5
Diagnosa medis SCTP a/i Letak Oblique SCTP a/i Induksi Gagal

33
34

b. Riwayat Penyakit

Tabel 4.2

Riwayat Penyakit Dua Pasien

Riwayat Klien 1 Klien 2

Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri Pasien mengatakan nyeri


pada bagian luka operasi pada bagian luka operasi
P : trauma pembedahan P : trauma pembedahan
Q : seperti ditusuk tusuk Q : seperti ditusuk tusuk
R : nyeri di bagian luka R : nyeri di bagian luka
operasi operasi
S : skala 7 S : skala 6
T : kadang kadang (hilang T : kadang-kadang (hilang
timbul) timbul)

Keluhan tambahan Pasien mengatakan merasa Pasien mengatakan bahwa


kesulitan dalam melakukan merasa kesulitan dalam
perawatan bayinya merawat bayinya dengan
dikarenakan kelahiran baik meski sebelumnya
secara sectio caesarea telah memiliki anak yang
yang tidak direncanakan sekarang berusia 5 tahun,
sebelumnya, pasien merasa karena nyeri yang
bingung sekaligus takut dirasakan dari melahirkan
dalam hal perawatan secara sesar yang tidak
bayinya karena ia belum direncanakan sebelumnya.
mengetahui cara perawatan
bayi yang baik dan benar.

Riwayat kesehatan Klien datang ke VK IGD Klien datang ke Poli


sekarang RSUD Prof.Dr. Margono Kebidanan RSUD Prof.Dr.
Soekardjo Purwokerto Margono Soekardjo
tanggal 6 April 2018 pukul Purwokerto tanggal 11
03.10 WIB rujukan dari April 2018 dengan keluhan
Puskesmas Ajibarang kencang-kencang. Riwayat
dengan keluhan kencang- obstetrik G3P1A1 umur
kencang tidak ada. kehamilan 41 minggu,
Riwayat obstetrik G1P0A0 HPHT 27 Juni 2017, HPL
umur kehamilan 41+1 4 April 2018, kemudian
minggu, HPHT 24 Juni dipindahkan ke ruang VK,
2017, HPL 31 Maret 2018. setelah dilakukan induksi
Klien masuk IGD dengan diberikan drip
kemudian dipindahkan ke oxytocin 5 IV dalam infus
35

Tabel 4.2

Riwayat Penyakit Dua Pasien (lanjutan)

ruang VK, setelah RL 8 tpm. Karena tidak ada


dilakukan pemeriksaan kemajuan, konsul dokter
didapatkan letak janin dan dokter
oblique curiga janin besar menginstruksikan untuk
(obesitas), PLR di dilakukan operasi sectio
posterior konsul dokter dan caesarea cito. Operasi
dokter menginstruksikan sectio caesarea dilakukan
untuk dilakukan operasi mulai pukul 22..40 dan
sectio caesarea. Operasi selesai pukul 23.20 WIB.
sectio caesarea dilakukan
mulai pukul 09.30 dan
selesai pukul 10.20 WIB.

Riwayat kesehatan Pasien mengatakan bahwa Pasien mengatakan bahwa


dahulu sebelumnya belum pernah sebelumnya pernah dirawat
dirawat di rumah sakit di rumah sakit saat
melahirkan anak
pertamanya.

Riwayat kesehatan Pasien mengatakan bahwa Pasien mengatakan bahwa


keluarga tidak ada anggota keluarga tidak ada anggota keluarga
yang mempunyai penyakit yang mempunyai penyakit
keturunan seperti keturunan seperti
hipertensi, diabetes hipertensi, diabetes
melitus, asma, dalam melitus, asma, dalam
anggota keluarga tidak ada anggota keluarga tidak ada
yang menjalani operasi yang menjalani operasi
sesar. sesar.

Riwayat Antenatal Care Trimester I : Pasien Trimester I : Pasien


mengatakan bahwa ia mengatakan bahwa ia
periksa ke bidan periksa ke bidan
Puskesmas Ajibarang Puskesmas Purwokerto
setiap 1 bulan sekali, Barat setiap 1 bulan sekali,
keluhan yang dirasakan keluhan yang dirasakan
adalah mual, muntah, berat adalah mual, muntah, dan
badan turun dan nafsu nafsu makan berkurang.
makan berkurang. Trimester II : Pasien
Trimester II : Pasien mengatakan bahwa ia
mengatakan bahwa ia periksa ke bidan
periksa ke bidan Puskesmas Purwokerto
36

Tabel 4.2

Riwayat Penyakit Dua Pasien (lanjutan)

Puskesmas Ajibarang Barat setiap 1 bulan sekali,


setiap 1 bulan sekali, sudah dengan keluhan pusing.
tidak ada keluhan. Trimester III : Pasien
Trimester III : Pasien mengatakan bahwa ia
mengatakan bahwa ia periksa ke Puskesmas
periksa ke Puskesmas Purwokerto Barat setiap 1
Ajibarang setiap 1 bulan bulan sekali pada usia
sekali pada usia kandungan kandungan 7 bulan, periksa
7 bulan, periksa 2 minggu 2 minggu sekali pada usia
sekali pada usia kandungan kandungan 8 bulan dan
8 bulan dan setiap 1 setiap 1 minggu sekali pada
minggu sekali pada usia usia kehamilan 9 bulan
kehamilan 9 bulan dengan keluhan agak susah
buang air kecil.

Riwayat persalinan lalu Pasien G1P0A0 dilakukan Pasien G3P1A1, anak


tindakan operasi sectio pertama berusia 5 tahun
caesarea, operasi dimulai dengan jenis kelamin
pukul 09.30 dan selesai perempuan dilahirkan
pukul 10.20 WIB, ini secara spontan, hamil
merupakan persalinan kedua abortus usia
pertama dengan masa kehamilan 4 minggu, hamil
kehamilan lewat bulan saat ini dilakukan tindakan
41+1 minggu. operasi sectio caesarea.
Operasi dimulai pukul
22.40 dan selesai pukul
23.20 WIB merupakan
persalinan dengan masa
kehamilan lewat bulan 41
minggu.

Riwayat haid Menstruasi pertama saat Menstruasi pertama saat


berusia 13 tahun, siklus berusia 13 tahun, siklus
haid 28 hari, lama haid : haid 28 hari, lama haid
7-8 hari, hingga hari ke 2-3 sekitar 7 hari, banyaknya
berganti pembalut sampai haid hari ke 2 ganti
3 kali. Dismenorachea pembalut sampai 3 kali.
jarang terjadi. Dismenorachea terjadi
pada awal haid.
Riwayat KB Pasien mengatakan Pasien mengatakan
sebelumnya belum pernah sebelumnya menggunakan
37

Tabel 4.2

Riwayat Penyakit Dua Pasien (lanjutan)

menggunakan alat alat kontrasepsi KB suntik,


kontrasepsi, setelah setelah kelahiran anak
kelahiran anak pertamanya keduanya pasien memilih
pasien memilih KB IUD KB IUD.

c. Perubahan Pola Kesehatan (Pendekatan Gordon)

Tabel 4.3

Perubahan Pola Kesehatan Dua Pasien (Pendekatan Gordon)

Pola Klien 1 Klien 2


Fungsional
Gordon
Pola Persepsi DS: Pasien mengatakan DS: Pasien mengatakan
Kesehatan kesehatan merupakan hal kesehatan merupakan hal
yang penting, maka dari itu yang penting, maka dari itu
bila klien maupun keluarga bila klien maupun keluarga
klien sakit segera dibawa klien sakit segera dibawa
berobat ke pelayanan berobat ke pelayanan
kesehatan terdekat, saat kesehatan terdekat, saat
hamil pasien juga hamil pasien juga
memeriksakan kandungannya memeriksakan kandungannya
secara rutin. secara rutin.
DO: Pasien saat ini sedang DO: Pasien saat ini sedang
dirawat di ruang Flamboyan dirawat di ruang Flamboyan
RSUD Prof.Dr.Margono RSUD Prof.Dr.Margono
Soekardjo Purwokerto Soekardjo Purwokerto
dengan post sectio caesarea dengan post sectio caesarea
dan pasien mengalami dan pasien mengalami
keterbatasan dalam keterbatasan dalam
perawatan bayi baru lahir perawatan bayi baru lahir
karena kondisinya. karena nyeri yang kini tengah
dirasa.

Pola Nutrisi DS: Pasien mengatakan nafsu DS: Pasien mengatakan nafsu
Metabolik makannya sebelum dan makannya sebelum dan
selama dirawat di rumah selama dirawat di rumah
.
38

Tabel 4.3

Perubahan Pola Kesehatan Dua Pasien (Pendekatan Gordon) (lanjutan)

sakit baik, porsi makan sakit baik, porsi makan


yang disediakan oleh rumah yang disediakan oleh rumah
sakit selalu dihabiskan, sakit selalu dihabiskan,
pasien munim 6-8 gelas per pasien munim 5-7 gelas per
hari. hari.
DO: pasien tampak makan DO: pasien tampak makan
dengan lahap dan dengan lahap dan
menghabiskan makanannya, menghabiskan makanannya,
tidak tampak tanda tidak tampak tanda dehidrasi
dehidrasi

Pola Eliminasi DS: Pasien mengatakan setelah DS: Pasien mengatakan setelah
operasi belum BAB, dan operasi belum BAB, dan
BAK melalui selang kencing. BAK melalui selang kencing.
DO: Pasien terpasang DC, warna DO: Pasien terpasang DC, warna
urine kuning transparan urine kuning transparan

Pola Istirahat DS: Pasien mengatakan DS: Pasien mengatakan sedikit


dan Tidur mengalami kesulitan tidur kesulitan tidur, karena nyeri
karena nyeri yang yang dirasakannya.
dirasakannya. DO: pasien tampak meringis
DO: pasien tampak meringis kesakitan menahan nyeri dan
kesakitan menahan nyeri dan terdapat lingkaran hitam
terdapat lingkaran hitam dibawah mata pasien.
dibawah mata pasien

Pola Aktivitas DS: pasien mengatakan DS: pasien mengatakan


dan Latihan aktivitasnya dibantu oleh aktivitasnya dibantu oleh
orang lain. orang lain.
DO: pasien tampak masih DO: pasien tampak masih
bedrest. bedrest.

Pola Persepsi DS: Pasien mengatakan bahwa DS: Pasien mengatakan bahwa
Kognitif dirinya menyadari statusnya dirinya menyadari statusnya
sebagai seorang isteri dan sebagai seorang isteri dan
seorang ibu yang harus seorang ibu dari 2 orang anak
mampu merawat bayinya, yang harus mampu merawat
namun pasien merasa bayinya berdasar pengalaman
terbatas dalam perawatan yang ia dapatkan, namun
bayinya karena kurang pasien merasa terbatas dalam
keterampilan untuk perawatan bayinya karena
39

Tabel 4.3

Perubahan Pola Kesehatan Dua Pasien (Pendekatan Gordon) (lanjutan)

perawatan ibu pada bayinya. kondisinya saat ini.


DO: Pasien tampak kesulitan DO: Pasien tampak kesulitan
dalam perawatan bayinya, dalam perawatan bayinya,
sehingga dibantu oleh ibunya sehingga dibantu oleh kakaknya
dan perawat. dan perawat.

Pola Persepsi DS: Pasien mengatakan senang DS: Pasien mengatakan


dan Konsep dapat melahirkan dengan bersyukur bayinya lahir dengan
Diri selamat dan bayinya sehat, sehat dan selamat, pasien ingin
pasien ingin cepat pulang. cepat pulang.
DO: Pasien kooperatif dalam DO: Pasien kooperatif dalam
tindakan yang perawat tindakan yang perawat lakukan.
lakukan.

Pola DS: Pasien mengatakan belum DS: Pasien mengatakan


Reproduksi pernah menggunakan KB, sebelumnya menggunakan
dan dan setelah kelahiran bayi KB suntik, dan setelah
Seksualitas pertamanya ia menggunakan kelahiran bayi keduanya ia
KB IUD menggunakan KB IUD
DO: Pasien berjenis kelamin DO: Pasien berjenis kelamin
perempuan, terdapat produksi perempuan, terdapat produksi
lochea di area vagina yang lochea di area vagina yang
berwarna kemerahan dan berwarna kemerahan dan
berbau khas. berbau khas

Pola Stress dan DS: Pasien mengatakan bila ada DS: Pasien mengatakan bila ada
Koping masalah selalu bercerita masalah selalu bercerita
kepada ibu dan suaminya. kepada suaminya.
DO: Pasien tampak ditemani DO: Pasien tampak ditemani
oleh ibu, dan suaminya. oleh kakaknya.

Pola Peran dan DS: Pasien mengatakan sekarang DS: Pasien mengatakan sudah
Hubungan sudah menjadi seorang ibu, menjadi ibu dengan 2 orang
namun pasien belum anak, namun pasien masih
mengetahui cara perawatan kesulitan dalam perawatan
bayinya dengan benar, belum bayinya, masih kaku saat
bisa menggendong bayinya menggendong bayinya,
dengan benar, menyusui belum menyusui dengan
dengan benar, memandikan benar, masih takut dalam
dan melakukan perawatan memandikan bayinya secara
tali pusat bayi. mandiri dan tidak mengerti
40

Tabel 4.3

Perubahan Pola Kesehatan Dua Pasien (Pendekatan Gordon) (lanjutan)

DO: Pasien tampak ditemani perawatan tali pusat bayi.


oleh ibunya, dan suaminya. DO: Pasien tampak ditemani
Dalam perawatan bayinya oleh kakaknya. Dalam
dibantu ibu dan perawat. perawatan bayinya dibantu
kakaknya dan perawat.

Pola Nilai dan DS: Pasien mengatakan DS: Pasien mengatakan


Keyakinan beragama Islam, namun beragama Islam, namun
karena kondisinya yang tidak karena kondisinya yang tidak
memungkinkan untuk memungkinkan untuk
menjalankan kewajibannya menjalankan kewajibannya
pasien hanya mampu berdoa. pasien hanya mampu berdoa
DO: pasien tampak berdoa dan diatas bed.
tidak lupa bersyukur DO: pasien tampak berdoa dan
tidak lupa bersyukur

d. Data Psikologis Ibu Post Partum

Tabel 4.4

Data Psikologi Post Partum dua Klien

Data Psikologi Ibu Klien 1 Klien 2

1. Penerimaan ibu Pasien mengatakan senang Pasien mengatakan senang


terhadap bayinya dan telah menantikan dan telah menantikan
kehadiran sang bayi, kehadiran sang bayi,
namun pasien merasa namun meski pasien telah
kesulitan dalam memiliki pengalaman
melakukan perawatan dalam perawatan bayi
bayinya dikarenakan pasien masih merasa
kelahiran secara sectio kurang mampu dan takut
caesarea yang tidak dalam melakukan
direncanakan sebelumnya, perawatan bayinya
pasien juga merasa dikarenakan kelahiran
kesulitan dalam hal secara sectio caesarea
perawatan bayinya karena yang tidak direncanakan
ia belum mengetahui cara sebelumnya, dan rasa nyeri
41

Tabel 4.4

Data Psikologi Post Partum dua Klien (lanjutan)

perawatan bayi yang baik pada luka operasi yang


dan benar. Selama hamil tengah dirasakan pasien
pasien tidak aktif dalam sekarang. Pasien juga
mengikuti kegiatan kelas jarang ikut serta dalam
ibu hamil. kegiatan kelas ibu hamil.

2. Penerimaan ibu Pasien mengatakan telah Pasien mengatakan telah


terhadap peran menantikan bayinya siap untuk menjadi ibu
barunya namun karena pasien bagi 2 orang anak, namun
belum mengetahui cara karena nyeri yang
menyusui bayinya dengan dirasakan sekarang pasien
benar, dan perawatan pada merasa dirinya kurang
bayi seperti mandi dan mampu dalam melakukan
perawatan tali pusat perawatan pada bayinya
dengan benar, pasien secara mandiri.
merasa dirinya kurang
mampu dalam melakukan
perawatan pada bayinya
secara mandiri.

3. Konsep Diri
a. Ideal Diri Pasien mengatakan Pasien mengatakan
bahagia atas kelahiran bayi bersyukur atas kelahiran
pertamanya dan merasa bayi keduanya dengan
bersyukur karena diberi selamat, karena
kesempatan menjadi sebelumnya pernah
seorang ibu. mengalami keguguran
yang membuat ia bersedih.

b. Harga Diri Pasien mengatakan tetap Pasien mengatakan


bahagia meski harus bahagia dan bersyukur
melahirkan bayinya secara meski harus melahirkan
sectio caesarea yang tidak bayinya secara sectio
direncanakan sebelumnya. caesarea, sang bayi sehat.

c. Body Image Pasien menyadari dan Pasien menyadari dan


bersyukur atas apa yang bersyukur atas apa yang
ada pada dirinya, dan tidak ada pada dirinya, dan tidak
merasa rendah diri karena merasa kurang karena
kekurangannya. kelemahannya.
42

Tabel 4.4

Data Psikologi Post Partum dua Klien (lanjutan)

d. Peran dan Pasien merupakan istri Pasien merupakan istri


Identitas Diri dari seorang TNI, dan kini dari seorang buruh swasta,
menjadi seorang ibu bagi dan kini menjadi ibu dari 2
bayi laki-lakinya yang anak, yang mempunyai
mempunyai tugas baru tugas untuk melakukan
dalam keluarga kecilnya perawatan pada bayinya
yaitu merawat sang bayi. berdasarkan pengalaman
Namun pasien belum sebelumnya. Namun
mengetahui cara pasien merasa kesulitan
perawatan bayinya seperti dalam hal perawatan
cara menyusui yang benar, bayinya meski ia
memandikan dan mengetahui cara
melakukan perawatan tali perawatan bayi,
pusat bayi dengan benar. dikarenakan nyeri yang ia
rasakan.

e. Pemeriksaan Fisik Head to toe

Tabel 4.5

Pemeriksaan Fisik Head to toe Dua Pasien

Observasi Klien 1 Klien 2

Keadaan Baik Baik


Umum Kesadaran Composmentis Composmentis
Berat Badan
Sebelum Hamil 69 kg 59 Kg
Sesudah Hamil 90 kg 69 Kg
Tinggi Badan 164 cm 157 cm
Tanda vital :
TD 120/80 mmHg 120/70 mmHg
RR 90x/menit 91x/menit
HR 18x/menit 20x/menit
S 36 ºC 36 ºC

Kepala
Rambut Hitam, bersih dan lurus Bersih, hitam bergelombang
Mata Konjungtiva ananemis, sklera Konjungtiva ananemis, sklera
43

Tabel 4.5

Pemeriksaan Fisik Head to toe Dua Pasien (lanjutan)

Anikhterik Anikhterik
Hidung Tidak ada nafas cuping hidung, Tidak ada nafas cuping hidung,
tidak terdapat polip tidak terdapat polip
Telinga Pendengaran baik, simetris, tidak Pendengaran baik, simetris,
ada serumen tidak ada serumen
Mulut dan Gigi mukosa lembab, tidak terdapat mukosa lembab, tidak terdapat
karies gigi karies gigi
Leher tidak ada pembesaran kelenjar tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid tyroid

Dada (Payudara) Puting menonjol, payudara Puting menonjol, payudara


teraba padat berisi, ASI sudah teraba padat berisi, ASI sudah
keluar keluar

Abdomen Terdapat luka jahitan Sectio Terdapat luka jahitan Sectio


Caesarea sepanjang ± 14 cm, Caesarea sepanjang ± 14 cm,
kondisi kulit sekitar luka kering, kondisi kulit sekitar luka kering,
tidak terdapat rembesan pada tidak terdapat rembesan pada
jahitan, kontraksi uterus keras, jahitan, kontraksi uterus keras,
fundus uteri setinggi 2 jari diatas fundus uteri setinggi pusat.
pusat.

Genetalia Lochea rubra, warna kemerahan Lochea rubra, warna kemerahan


dan memiliki bau khas, jumlah dan memiliki bau khas, jumlah
darah keluar ± 50 cc darah keluar ± 100 cc

Ekstremitas Atas: tidak terdapat edema, Atas: tidak terdapat edema,


terpasang infus RL 20 terpasang infus RL 20
tpm ditangan kanan tpm ditangan kiri
Bawah: tidak terdapat edema, Bawah: tidak terdapat edema,
tidak ada varises tidak ada varises
44

f. Pemeriksaan Penunjang

Tabel 4.6

Pemeriksaan Penjunjang Dua Pasien

Pemeriksaan Klien 1 Klien 2

HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 13.1 L 10.5
Leukosit H 11650 H 20560
Hematokrit 38 L 32
Eritrosit 4.4 3.8
Trombosit 156.000 180.000
MCV 85.3 84.0
MCH 29.6 27.5
MCHC 34.7 32.7
RDW 14.2 H 18.1
MPV 11.7 11.2
Hitung Jenis
Basofil 0.1 0.3
Eosinofil L 0.3 L 0.2
Batang L 0.0 L 1.0
Segmen H 86.9 H 85.7
Limfosit L 8.7 L 9.1
Monosit 4.0 3.7

3. Analisa Data

Tabel 4.7

Analisa Data Dua Pasien

Analisa data Etiologi Problem

Klien 1
DS: Pasien mengatakan senang dan telah Ketidakadekuatan Katidakefektifan
menantikan kehadiran sang bayi, persiapan peran Performa Peran
namun pasien merasa kesulitan
dalam melakukan perawatan
bayinya dikarenakan kelahiran
secara sectio caesarea yang tidak
direncanakan sebelumnya, pasien
juga merasa kesulitan dalam hal
45

Tabel 4.7

Analisa Data Dua Pasien (lanjutan)

perawatan bayinya karena ia belum


mengetahui cara perawatan bayi
yang baik dan benar.
DO: Pasien tampak kesulitan dalam
perawatan bayinya, sehingga
dibantu oleh ibunya dan perawat

Klien 2
DS: Pasien mengatakan senang dan telah Nyeri Ketidakefektifan
menantikan kehadiran sang bayi, Performa Peran
namun meski pasien telah memiliki
pengalaman dalam perawatan bayi
pasien masih merasa kurang
mampu dan takut dalam melakukan
perawatan bayinya dikarenakan
kelahiran secara sectio caesarea
yang tidak direncanakan
sebelumnya, dan rasa nyeri pada
luka operasi yang tengah dirasakan
pasien sekarang.
DO: Pasien tampak kesulitan dalam
perawatan bayinya, sehingga
dibantu oleh kakaknya dan perawat

4. Diagnosis Keperawatan

Tabel 4.8

Diagnosis Keperawatan Dua Pasien

Analisa data Problem Etiologi

Klien 1
DS: Pasien mengatakan senang dan telah Katidakefektifan Ketidakadekuatan
menantikan kehadiran sang bayi, Performa Peran persiapan peran
namun pasien merasa kesulitan
dalam melakukan perawatan
bayinya dikarenakan kelahiran
secara sectio caesarea yang tidak
46

Tabel 4.8

Diagnosis Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

direncanakan sebelumnya, pasien


juga merasa kesulitan dalam hal
perawatan bayinya karena ia belum
mengetahui cara perawatan bayi
yang baik dan benar.
DO: Pasien tampak kesulitan dalam
perawatan bayinya, sehingga
dibantu oleh ibunya dan perawat.

Klien 2
DS: Pasien mengatakan senang dan telah Ketidakefektifan Nyeri
menantikan kehadiran sang bayi, Performa Peran
namun meski pasien telah memiliki
pengalaman dalam perawatan bayi
pasien masih merasa kurang mampu
dan takut dalam melakukan
perawatan bayinya dikarenakan
kelahiran secara sectio caesarea
yang tidak direncanakan
sebelumnya, dan rasa nyeri pada
luka operasi yang tengah dirasakan
pasien sekarang.
DO: Pasien tampak kesulitan dalam
perawatan bayinya, sehingga
dibantu oleh kakaknya dan perawat
47

5. Perencanaan

Tabel 4.9

Perencanaan Keperawatan Dua Pasien

Dx NOC(Nursing outcome classification) NIC (Nursing Intervensions


clasiffication)
Klien 1
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Peningkatan peran
Performa Peran selama 3x24 jam diharapkan performa 1. Bantu pasien
berhubungan peran pasien dapat efetif dengan mengidentifikasi perannya
dengan indikator : dalam keluarga
Ketidakadekuatan NOC 1 : penampilan peran R : Peran sebagai ibu
Persiapan Peran No Indikator Skala Skala (merawat, menyusui dan
Awal Tujuan
1. Melakukan 2 5 menggendong bayi)
peran sesuai 2. Bantu pasien untuk
harapan mengidentifikasi periode
2. Pengetahuan 2 5 transisi peran pada
tentang masa keseluruhan rentang
perubahan peran kehidupan
3. Melaporkan 2 5 R : Ibu mengetahui masa
peningkatan perubahan pada perannya
peran 3. Bantu pasien untuk
4 Melaporkan 2 5 mengidentifikasi
strategi ketidakcukupan peran
perubahan peran R : Apakah ibu mampu
merawat bayi secara
Keterangan:
mandiri, menyusui
1 : tidak adekuat
bayinya
2 : kurang adekuat
4. Bantu pasien untuk
3 : cukup adekuat
mengidentifikasi strategi-
4 : adekuat
strategi positif untuk
5 : sangat adekuat
memanajemen perubahan-
perubahan peran
R : Membantu ibu
menentukan keterampilan
dalam perawatan bayi
5. Ajarkan perilaku-perilaku
baru yang diperlukan oleh
pasien dalam memenuhi
perannya
R : Mengajarkan kepada
ibu keterampilan
perawatan bayi
48

6. Bantu orang terdekat


maupun keluarga klien
untuk memberikan
dukungan terhadap klien
R : Dengan Dukungan
keluarga diharap ibu dapat
termotivasi

NOC 2 : Kinerja Pengasuhan : Bayi NIC 2 : Pendidikan Orangtua


No Indikator Skala Skala : Bayi
Awal Tujuan
1. Menunjukan 3 5 1. Tentukan pengetahuan,
hubungan yang kesiapan dan kemampuan
saling mencintai orangtua (ibu) dalam
2. Berinteraksi 3 5 belajar mengenai
dengan bayi perawatan bayi
untuk R : Untuk mengetahui
meningkatkan sejauh mana pengetahuan
rasa percaya ibu terhadap perawatan
3. Memilih 3 5 bayi
tambahan 2. Ajarkan orangtua (ibu)
pengasuhan keterampilan dalam
yang tepat merawat bayi yang baru
lahir
Keterangan :
R : Ibu mampu
1 : tidak pernah menunjukan
memberikan perawatan
2 : jarang menunjukan
pada bayinya
3 : kadang-kadang menunjukan
3. Perkuat perilaku peran
4 : sering menunjukan
(sebagai) ibu
5 : secara konsisten menunjukan
R : Ibu dapat melakukan
perawatan secara mandiri
4. Perkuat keterampilan yang
telah dilakukan orangtua
(ibu) dengan baik dalam
merawat bayi untuk
meningkatkan
kepercayaan diri
R : Ibu percaya diri dalam
merawat bayinya
49

Tabel 4.9

Perencanaan Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

Klien 2
Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Peningkatan peran
Performa Peran selama 3x24 jam diharapkan performa 1. Bantu pasien
berhubungan peran pasien dapat efetif dengan mengidentifikasi perannya
dengan Nyeri indikator : dalam keluarga
NOC : penampilan peran R : Peran sebagai ibu
No Indikator Skala Skala (merawat, menyusui dan
Awal Tujuan
1. Melakukan 2 5 menggendong bayi)
peran sesuai 2. Bantu pasien untuk
harapan mengidentifikasi periode
2. Pengetahuan 2 5 transisi peran pada
tentang masa keseluruhan rentang
perubahan peran kehidupan
3. Melaporkan 2 5 R : Ibu mengetahui masa
peningkatan perubahan pada perannya
peran 3. Bantu pasien untuk
4 Melaporkan 2 5 mengidentifikasi
strategi ketidakcukupan peran
perubahan peran R : Apakah ibu mampu
merawat bayi secara
Keterangan:
mandiri, menyusui
1 : tidak adekuat
bayinya
2 : kurang adekuat
4. Bantu pasien untuk
3 : cukup adekuat
mengidentifikasi strategi-
4 : adekuat
strategi positif untuk
5 : sangat adekuat
memanajemen perubahan-
perubahan peran
R : Membantu ibu
menentukan keterampilan
dalam perawatan bayi
5. Ajarkan perilaku-perilaku
baru yang diperlukan oleh
pasien dalam memenuhi
perannya
R : Mengajarkan kepada
ibu keterampilan
perawatan bayi
6. Bantu orang terdekat
maupun keluarga klien
untuk memberikan
dukungan terhadap klien
50

Tabel 4.9

Perencanaan Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

R : Dengan Dukungan
keluarga diharap ibu dapat
termotivasi
NOC 2 : Kinerja Pengasuhan : Bayi NIC 2 : Pendidikan Orangtua
No Indikator Skala Skala : Bayi
Awal Tujuan
1. Menunjukan 3 5 1. Tentukan pengetahuan,
hubungan yang kesiapan dan kemampuan
saling mencintai orangtua (ibu) dalam
2. Berinteraksi 3 5 belajar mengenai
dengan bayi perawatan bayi
untuk R : Untuk mengetahui
meningkatkan sejauh mana pengetahuan
rasa percaya ibu terhadap perawatan
3. Memilih 3 5 bayi
tambahan 2. Ajarkan orangtua (ibu)
pengasuhan keterampilan dalam
yang tepat merawat bayi yang baru
lahir
R : Ibu mampu
Keterangan :
memberikan perawatan
1 : tidak pernah menunjukan
pada bayinya
2 : jarang menunjukan
3. Perkuat perilaku peran
3 : kadang-kadang menunjukan
(sebagai) ibu
4 : sering menunjukan
R : Ibu dapat melakukan
5 : secara konsisten menunjukan
perawatan secara mandiri
4. Perkuat keterampilan yang
telah dilakukan orangtua
(ibu) dengan baik dalam
merawat bayi untuk
meningkatkan
kepercayaan diri
R : Ibu percaya diri dalam
merawat bayinya
51

6. Pelaksanaan

Tabel 4. 10

Pelaksanaan Keperawatan Dua Pasien

Diagnosa Hari 1(Jumat, 6 April 2018) Hari 2(Sabtu, 7 April 2018) Hari 3(Minggu, 8 April 2018)
Keperawatan
Klien 1 Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
Ketidakefektifan 13.00 Mengkaji keadaan umum 08.00 Mengukur tanda-tanda 08.00 Mengukur tanda-tanda
performa peran dan kesadaran pasien vital vital
berhubungan
dengan 13.15 Mengkaji keluhan pasien 08.15 Mengkaji keluhan klien 08.15 Mengkaji keluhan klien
ketidakadekuatan
persiapan peran 13.30 Mengkaji keluhan pasien 10.45 Mendengarkan keluhan 09.00 Mendengarkan keluhan
dalam menjalankan peran pasien dan perasaannya pasien dan perasaannya
barunya tentang perawatan bayinya tentang perawatan bayinya

15.00 Mendengarkan secara 11.00 Membantu pasien untuk 09.30 Membantu pasien untuk
aktif keluhan pasien mengidentifikasi mengidentifikasi
kekurangan dalam peran kekurangan dalam peran

15.15 Membantu pasien 11.15 Mengevaluasi pasien 10.45 Mengajarkan pasien


mengidentifikasi tentang perilaku baru tentang perilaku baru untuk
perannya (peran baru untuk memenuhi peran memenuhi peran
sebagai ibu) (evaluasi teknik menyusui (mengajarkan teknik
52

Tabel 4. 10

Pelaksanaan Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

yang benar) memandikan bayi


dan perawatan tali
pusat yang baik)

15.30 Bantu pasien untuk 11.30 Mendemonstrasikan beberapa 11.00 Mendengarkan serta
mengidentifikasi teknik menyusui yang benar memahami perasaan
kekurangan dalam peran pasien

17.00 Mengajarkan teknik 20.30 Menganjurkan keluarga 13.00 Menganjurkan


menyusui yang benar bagi pasien untuk memberikan keluarga untuk
ibu dengan post SC. dukungan terhadap pasien memberi dukungan
kepada pasien.
19.30 Menganjurkan suami dan
keluarga pasien untuk
memberikan dukungan
kepada pasien

Hari 1 (Kamis, 12 April 2018) Hari 2 (Jumat, 13 April 2018) Hari 3 (Sabtu, 14 April
2018)
Klien 2 Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
Ketidakefektifan 11.00 Mengkaji keadaan umum 08.00 Mengukur tanda-tanda vital 08.00 Mengukur tanda-
performa peran dan kesadaran pasien tanda vital
berhubungan
dengan nyeri 11.15 Mengkaji keluhan pasien 08.15 Mengkaji keluhan pasien 08.15 Mengkaji keluhan
53

Tabel 4. 10

Pelaksanaan Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

pasien

11.30 Mengkaji keluhan pasien 08.45 Mendengarkan keluhan 08.45 Mendengarkan


dalam menjalankan peran pasien dan perasaannya keluhan pasien dan
barunya tentang perawatan bayinya perasaannya tentang
perawatan bayinya

13.30 Mendengarkan secara aktif 09.30 Membantu pasien untuk 09.45 Membantu pasien
keluhan pasien mengidentifikasi kekurangan untuk
dalam peran mengidentifikasi
kekurangan dalam
peran

13.45 Membantu pasien 10.00 Mengevaluasi pasien tentang 10.00 Mengajarkan pasien
mengidentifikasi perannya perilaku baru untuk tentang perilaku
(peran sebagai ibu) memenuhi peran (evaluasi baru untuk
teknik menyusui yang benar) memenuhi peran
(mengajarkan teknik
memandikan bayi
dan perawatan tali
pusat yang baik)

14.30 Bantu pasien untuk 10.20 Mendemonstrasikan beberapa 10.30 Mendengarkan serta
mengidentifikasi teknik menyusui yang benar memahami perasaan
54

Tabel 4. 10

Pelaksanaan Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

kekurangan dalam peran pasien

15.30 Mengajarkan teknik 13.45 Menganjurkan keluarga 11.45 Menganjurkan


menyusui yang benar bagi pasien untuk memberikan keluarga untuk
ibu dengan post SC. dukungan terhadap pasien memberi dukungan
kepada pasien.

19.00 Menganjurkan keluarga 15.00 Menciptakan lingkungan


pasien untuk memberikan yang aman dan nyaman untuk
dukungan kepada pasien pasien istirahat.

20.30 Anjurkan pasien untuk


istirahat
55

7. Evaluasi

Tabel 4.11

Evaluasi Keperawatan Dua Pasien

DX Hari 1(Jumat, 6 April 2018) Hari 2(Sabtu, 7 April 2018) Hari 3(Minggu, 8 April 2018)
Klien 1
Ketidakefektifan S : Pasien mengatakan belum mampu S : Pasien mengatakan senang mendapat S : Pasien mengatakan sudah tidak takut
performa peran melakukan perawatan pada dukungan dari ibu dan suaminya maupun bingung dalam melakukan
berhubungan bayinya secara mandiri karena dalam melakukan perawatan bayinya perawatan bayinya karena pasien
dengan rasa nyeri yang ia rasakan. meski masih dibantu dalam merawat mendapat dukungan dan bantuan dari
ketidakadekuatan bayinya. ibu dan suaminya, pasien mengatakan
persiapan peran. O : Pasien tampak kesulitan segera setelah nyerinya hilang dapat
menggendong bayinya, bayi O : Pasien sudah tidak kesulitan melakukan perawatan bayinya secara
rewel, belum bisa menyusui menggendong bayinya, bayi tidak mandiri.
dengan benar. rewel, bisa menyusui dengan benar,
belum bisa memandikan bayinya O : Pasien sudah tidak kesulitan
A : Masalah belum teratasi secara mandiri. menggendong bayinya, bayi tidak
No Indikator Awal Tujuan Hasil rewel, bisa menyusui dengan benar,
1. Melakukan 2 5 2 A : Masalah belum teratasi bisa memandikan bayinya meski
No Indikator Awal Tujuan Hasil dibantu orang lain, dapat melakukan
peran sesuai
harapan 1. Melakukan 2 5 3 perawatan tali pusat.
2. Pengetahua 2 5 2 peran sesuai
n tentang harapan A : Masalah teratasi sebagian
No Indikator Awal Tujuan Hasil
masa 2. Pengetahuan 2 5 3
tentang masa 1. Melakukan 2 5 5
56

Tabel 4.11

Evaluasi Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

perubahan perubahan 2 5 3 Melakukan


peran peran peran sesuai
3. Melaporkan 2 5 2 3. Melaporkan 2 5 3 harapan
peningkatan peningkatan 2. Pengetahuan 2 5 4
peran peran tentang masa
4 Melaporkan 2 5 2 4 Melaporkan 2 5 3 perubahan
strategi strategi peran
perubahan perubahan 3. Melaporkan 2 5 4
peran peran peningkatan
Keterangan: Keterangan: peran
1 : tidak adekuat 1 : tidak adekuat 4 Melaporkan 2 5 4
2 : kurang adekuat 2 : kurang adekuat strategi
3 : cukup adekuat 3 : cukup adekuat perubahan
4 : adekuat 4 : adekuat peran
5 : sangat adekuat 5 : sangat adekuat Keterangan:
1 : tidak adekuat
No Indikator Awal Tujuan Hasil No Indikator Awal Tujuan Hasil 2 : kurang adekuat
1. Menunjukan 3 5 3 1. Menunjukan 3 5 4 3 : cukup adekuat
hubungan hubungan 4 : adekuat
yang saling yang saling 5 : sangat adekuat
mencintai mencintai
2. Berinteraksi 3 5 3 2. Berinteraksi 3 5 4
57

Tabel 4.11

Evaluasi Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

.
dengan bayi dengan bayi No Indikator Awal Tujuan Hasil

untuk untuk 1. Menunjukan 3 5 4


meningkatk meningkatkan hubungan
an rasa rasa percaya yang saling
percaya 3. Memilih 3 5 5 mencintai
3. Memilih 3 5 4 tambahan 2. Berinteraksi 3 5 5
tambahan pengasuhan dengan bayi
pengasuhan yang tepat untuk
yang tepat Keterangan : meningkatkan
1 : tidak pernah menunjukan rasa percaya
Keterangan : 2 : jarang menunjukan 3. Memilih 3 5 5
1 : tidak pernah menunjukan 3 : kadang-kadang menunjukan tambahan
2 : jarang menunjukan 4 : sering menunjukan pengasuhan
3 : kadang-kadang menunjukan 5 : secara konsisten menunjukan yang tepat
4 : sering menunjukan Keterangan :
5 : secara konsisten menunjukan P : Lanjutkan intervensi 1 : tidak pernah menunjukan
1. Bantu pasien mengidentifikasi 2 : jarang menunjukan
P : Lanjutkan intervensi perannya dalam keluarga 3 : kadang-kadang menunjukan
1. Bantu pasien mengidentifikasi 2. Bantu pasien untuk 4 : sering menunjukan
perannya dalam keluarga mengidentifikasi ketidakcukupan 5 : secara konsisten menunjukan
2. Tentukan pengetahuan, kesiapan peran
dan kemampuan orangtua (ibu) 3. Bantu pasien untuk P : Lanjutkan intervensi
58

Tabel 4.11

Evaluasi Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

. dalam belajar mengenai mengidentifikasi ketidakcukupan 1. Bantu pasien mengidentifikasi


perawatan bayi peran perannya dalam keluarga
3. Bantu pasien untuk 4. Bantu pasien untuk 2. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi ketidakcukupan mengidentifikasi strategi-strategi mengidentifikasi ketidakcukupan
peran positif untuk memanajemen peran
4. Bantu pasien untuk perubahan-perubahan peran 3. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi strategi-strategi mengidentifikasi strategi-strategi
positif untuk memanajemen positif untuk memanajemen
perubahan-perubahan peran perubahan-perubahan peran
5. Ajarkan perilaku-perilaku baru
yang diperlukan oleh pasien
dalam memenuhi perannya

Klien 2
Dx Hari 1 (Kamis, 12 April 2018) Hari 2 (Jumat, 13 April 2018) Hari 3 (Sabtu, 14 April 2018)
Ketidakefektifan S : Pasien mengatakan belum mampu S : Pasien mengatakan berdasarkan S : Pasien mengatakan memahami cara
performa peran melakukan perawatan pada pengalamannya merawat bayi, pada perawatan bayi mulai dari teknik
berhubungan bayinya secara mandiri karena usia bayi 2 bulan pasien baru menyusui, memandikan bayi dan
dengan nyeri rasa nyeri yang ia rasakan. mampu melakukan perawatan bayi perawatan tali pusatnya.
secara mandiri.
O : Pasien tampak tidak benar dalam O : Pasien sudah tidak kesulitan
menggendong bayinya, bayi O : Pasien sudah tidak kesulitan menggendong bayinya, bayi tidak
rewel, belum bisa menyusui menggendong bayinya, bayi tidak rewel, bisa menyusui dengan benar,
59

Tabel 4.11

Evaluasi Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

dengan benar. rewel, bisa menyusui dengan benar, bisa memandikan bayinya meski
tidak bisa memandikan bayinya. dibantu orang lain, dapat melakukan
A : Masalah belum teratasi perawatan tali pusat.
No Indikator Awal Tujuan Hasil A : Masalah belum teratasi
No Indikator Awal Tujuan Hasil A : Masalah teratasi sebagian
1. Melakukan 2 5 2
No Indikator Awal Tujuan Hasil
peran 1. Melakukan 2 5 3
sesuai peran sesuai 1. Melakukan 2 5 5
harapan harapan peran sesuai
2. Pengetahua 2 5 2 2. Pengetahuan 2 5 3 harapan
n tentang tentang masa 2. Pengetahuan 2 5 4
masa perubahan tentang masa
perubahan peran perubahan
peran 3. Melaporkan 2 5 3 peran
3. Melaporka 2 5 2 peningkatan 3. Melaporkan 2 5 4
n peran peningkatan
peningkata 4 Melaporkan 2 5 3 peran
n peran strategi 4 Melaporkan 2 5 4
4 Melaporka 2 5 2 perubahan strategi
n strategi peran perubahan
perubahan Keterangan: peran
peran 1 : tidak adekuat Keterangan:
Keterangan: 2 : kurang adekuat 1 : tidak adekuat
1 : tidak adekuat 3 : cukup adekuat 2 : kurang adekuat
60

Tabel 4.11

Evaluasi Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

2 : kurang adekuat 4 : adekuat 3 : cukup adekuat


3 : cukup adekuat 5 : sangat adekuat 4 : adekuat
4 : adekuat 5 : sangat adekuat
5 : sangat adekuat No Indikator Awal Tujuan Hasil

No Indikator Awal Tujuan Hasil


1. Menunjukan 3 5 4
No Indikator Awal Tujuan Hasil
hubungan 1. Menunjukan 3 5 5
1. Menunjuk 3 5 3 yang saling hubungan
an mencintai yang saling
hubungan 2. Berinteraksi 3 5 4 mencintai
yang dengan bayi 2. Berinteraksi 3 5 4
saling untuk dengan bayi
mencintai meningkatk untuk
2. Berinterak 3 5 4 an rasa meningkatkan
si dengan percaya rasa percaya
bayi untuk 3. Memilih 3 5 5 3. Memilih 3 5 5
meningkat tambahan tambahan
kan rasa pengasuhan pengasuhan
percaya yang tepat yang tepat
3. Memilih 3 5 4 Keterangan : Keterangan :
tambahan 1 : tidak pernah menunjukan 1 : tidak pernah menunjukan
pengasuha 2 : jarang menunjukan 2 : jarang menunjukan
n yang 3 : kadang-kadang menunjukan 3 : kadang-kadang menunjukan
tepat 4 : sering menunjukan 4 : sering menunjukan
61

Tabel 4.11

Evaluasi Keperawatan Dua Pasien (lanjutan)

Keterangan : 5 : secara konsisten menunjukan 5 : secara konsisten menunjukan


1 : tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi
3 : kadang-kadang menunjukan 1. Bantu pasien mengidentifikasi 1. Bantu pasien mengidentifikasi
4 : sering menunjukan perannya dalam keluarga perannya dalam keluarga
5 : secara konsisten menunjukan 2. Bantu pasien untuk 2. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi ketidakcukupan mengidentifikasi ketidakcukupan
P : Lanjutkan intervensi peran peran
1. Bantu pasien mengidentifikasi 3. Bantu pasien untuk 3. Bantu pasien untuk
perannya dalam keluarga mengidentifikasi strategi-strategi mengidentifikasi strategi-strategi
2. Bantu pasien untuk positif untuk memanajemen positif untuk memanajemen
mengidentifikasi ketidakcukupan perubahan-perubahan peran perubahan-perubahan peran
peran
3. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi strategi-strategi
positif untuk memanajemen
perubahan-perubahan peran
4. Ajarkan perilaku-perilaku baru
yang diperlukan oleh pasien
dalam memenuhi perannya
62

B. Pembahasan

Penulis akan membahas mengenai pengelolaan Asuhan Keperawatan

yang telah penulis lakukan pada ke dua responden, Ny. E dan Ny. M selama 3

hari.

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada klien 1 pada tanggal 6 April 2018 dan

pada klien 2 pada tanggal 12 April 2018. Dalam pengambilan kasus ini,

penulis mengumpulkan data dengan wawancara kepada klien,

mengobservasi secara langsung, status klien dan dari pemeriksaan fisik.

Penulis melakukan pengkajian pada klien 1 (Ny. E) berumur 23 tahun

dan klien 2 (Ny. M) berumur 30 tahun dengan ansietas. Pengkajian

dilakukan di rumah masing-masing klien. Pengkajian meliputi beberapa

hal yang bersinambungan antara mengumpulkan data dari berbagai

sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan

(Herdman dan Kamitsuru, 2015). Pengkajian yang penulis lakukan sudah

sesuai dengan pernyataan menurut Hidayat (2014) yang menyebutkan

bahwa pengkajian pada ibu postpartum meliputi nama, umur, agama,

suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit,

nomor RM, dan diagnosa medis.

Penulis telah melakukan pengkajian riwayat kesehatan sesuai

dengan teori Hidayat (2014) bahwa pengkajian riwayat kesehatan pada

ibu postpartum meliputi riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan

dahulu, riwayat ante natal care, dan riwayat persalinan baik sebelumnya
63

ataupun saat ini. Pengkajian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan

informasi mengenai riwayat kesehatan klien yang dapat mempengaruhi

keadaan klien saat ini.

Penulis telah melakukan pengkajian mengenai keluhan yang

dirasakan oleh klien, dimana penulis berfokus pada pengkajian psikologis

penerimaan klien terhadap bayinya, penerimaan klien terhadap perannya,

konsep citra diri klien serta mengkaji mengenai respon klien terhadap

perawatan bayi baru lahir dan ketidakmampuan dalam merawat bayi baru

lahir. Pengkajian psikologis dilakukan dengan tujuan agar dapat

menentukan tindakan yang tepat dalam mengatasi masalah klien, jika

pengkajian ini tidak dilakukan maka penulis tidak akan dapat melakukan

tindakan yang tepat sesuai dengan keluhan yang klien rasakan.

Hasil pengkajian yang diperoleh dari hari pertama klien 1 dan 2

dengan keluhan tentang cara perawatan bayinya. Pada klien 1 klien

mengeluh tentang perawatan bayinya karena ini kali pertamanya klien

menjadi seorang ibu, belum mengetahui cara perawatan pada bayinya.

Sedangkan pada klien 2 klien mengeluh masih mengalami kesulitan

dalam perawatan bayinya meski sebelumnya telah memiliki seorang

anak, serta dikarenakan rasa khawatirnya tentang luka post operasi sectio

caesarea yang terasa nyeri.

Hal ini sesuai dengan teori menurut Reva dan Rubin dalam (Dewi,

2011) yang menyatakan bahwa pada pase taking in (fase ketergantungan)

fokus perhatian ibu tertuju pada dirinya sendiri, dan didukung oleh
64

penelitian yang dilakukan Gisrang (2015) tentang Pengaruh psikoedukasi

terhadap tingkat masalah psikologi menyatakan bahwa ibu yang

melakukan operasi secara caesar lebih rentan mengalami masalah

psikologi sehingga akan mengalami gangguan dalam menjalankan

perannya sebagai ibu.

Dari data hasil pengkajian, didapatkan kesesuaian dengan

pernyataan Lowdermilk (2013) yang menyebutkan bahwa pengkajian

psikologis mencakup konsep citra diri ibu, penerimaan ibu terhadap

bayinya, penerimaan ibu terhadap peran barunya, pengetahuan ibu

tentang perawatan dirinya, dan pengetahuan ibu tentang perawatan

bayinya.

2. Diagnosis Keperawatan

Data yang diperoleh dari hasil pengkajian dengan cara wawancara

meliputi data subjektif dan data objektif. Wawancara yang dilakukan

dengan Ny. E didapatkan data subjektif klien mengatakan senang dan

telah menantikan kehadiran sang bayi, namun pasien merasa bingung

sekaligus takut dalam hal perawatan bayinya karena ia belum mengetahui

cara perawatan bayi yang baik dan benar, juga dikarenakan kelahiran

secara sectio caesarea yang tidak direncanakan sebelumnya. Sedangkan

pada klien Ny. M didapatkan data berdasar wawancara yang meliputi

data subjektif klien mengatakan masih merasa kurang mampu dan takut

dalam melakukan perawatan bayinya meski pasien telah memiliki

pengalaman dalam perawatan bayi, hal ini dikarenakan kelahiran secara


65

sectio caesarea yang tidak direncanakan sebelumnya, dan rasa nyeri pada

luka operasi yang dirasakan pasien sekarang. Data objektif yang

didapatkan dari klien 1 dan 2 merupakan ketergantungan klien kepada

keluaga dan perawat dalam melakukan perawatan pada bayinya.

Observasi yang dilakukan menunjukan bahwa kedua klien belum

mampu merawat bayinya dengan benar ditandai dengan belum bisa

menggendong bayinya dengan benar, belum bisa menyusui dengan

benar, klien juga tampak bingung ketika ditanya mengenai cara merawat

bayi baru lahir. Hal ini sesuai dengan penelitian dari Fitriana (2015)

tentang gambaran kejadian postpartum blues pada ibu nifas yang

menyebutkan bahwa ibu yang melahirkan secara operasi akan merasa

takut dan bingung.

Diagnosa keperawatan yang dapat diambil pada Ny. E setelah

dilakukan pengkajian dapat dirumuskan fokus diagnosa keperawatan

yaitu ketidakefektifan performa peran berhubungan dengan

ketidakadekuatan persiapan peran, sedangkan diagnosa keperawatan Ny.

M lebih berfokus pada ketidakefektifan performa peran berhubungan

dengan nyeri sesuai dengan batasan karakteristik dalam buku NANDA.

(Wilkinson, 2013)

3. Perencanaan

Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus Ny. E dan Ny. M

didasarkan pada masalah keperawatan ketidakefektifan performa peran

yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam


66

diharapkan performa peran pasien dapat efektif dengan indikator yang

pertama yaitu penampilan peran dengan melakukan peran sesuai harapan,

pengetahuan tentang masa perubahan peran, melaporkan peningkatan

peran, melaporkan strategi perubahan peran. Intervensi peningkatan

peran yang dilakukan diantaranya bantu pasien mengidentifikasi

perannya dalam keluarga, bantu pasien untuk mengidentifikasi periode

transisi peran pada keseluruhan rentang kehidupan, bantu pasien untuk

mengidentifikasi ketidakcukupan peran, bantu pasien untuk

mengidentifikasi strategi-strategi positif untuk memanajemen perubahan-

perubahan peran, ajarkan perilaku-perilaku baru yang diperlukan oleh

pasien dalam memenuhi perannya, bantu orang terdekat maupun keluarga

klien untuk memberikan dukungan terhadap klien.

Adapun indikator yang kedua yaitu menunjukan hubungan yang

saling mencintai, berinteraksi dengan bayi untuk meningkatkan rasa

percaya, memilih tambahan pengasuhan yang tepat. Intervensi

pendidikan orangtua : bayi yang dapat dilakukan antara lain, tentukan

pengetahuan, kesiapan dan kemampuan orangtua (ibu) dalam belajar

mengenai perawatan bayi, ajarkan orangtua (ibu) keterampilan dalam

merawat bayi yang baru lahir, perkuat perilaku peran (sebagai) ibu,

perkuat keterampilan yang telah dilakukan orangtua (ibu) dengan baik

dalam merawat bayi untuk meningkatkan kepercayaan diri.

Dalam penelitiannya tentang peningkatan parenting self efficacy

pada ibu pasca seksio sesaria melalui konseling, Astutiningrum (2016)


67

menyatakan bahwa perawat perlu melakukan beberapa pendekatan salah

satunya dengan melakukan pendidikan kesehatan pada ibu untuk

memberikan pengetahuan baru seputar perawatan ibu dan bayi, serta

sikap dan keterampilan untuk menghasilkan perubahan perilaku pada ibu

dalam menjalankan peran barunya.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang

telah penulis rumuskan. Menurut Wilkinson (2013) yaitu mengkaji

keadaan umum klien, mengkaji keluhan klien, mendengarkan dan

memahami rasa kekhawatiran klien, membantu klien untuk

mengidentifikasi peran dalam hidup, bantu klien mengidentifikasi

kekurangan dalam peran, mengajarkan perilaku baru untuk memenuhi

harapan peran klien yaitu cara menyusui yang benar, cara merawat tali

pusat, cara memandikan bayi yang benar.

a. Implementasi pertama yang dilakukan yaitu menciptakan lingkungan

yang aman dan nyaman untuk meningkatkan kepercayaan klien pada

Ny. E dan Ny. M dengan bina hubungan saling percaya

menggunakan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik

merupakan pengalaman interaktif antara perawat dan pasien yang

didapatkan secara bersama melalui komunikasi. Komunikasi disini

bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang klien hadapi

(Machfoedz, 2009). Secara obyektif kedua klien dapat menerima dan

senang akan kehadiran penulis.


68

b. Tindakan yang dilakukan adalah membantu klien mengidentifikasi

peran baru dalam hidup, yaitu dengan cara wawancara untuk

menggali permasalahan atau perasaan yang klien rasakan, serta

menggali pengetahuan klien tentang apa saja perannya sekarang

sebagai ibu (Wilkinson, 2013).

c. Tindakan membantu klien mengidentifikasi kekurangan dalam peran

yaitu dengan menggali kekurangan ibu dalam ketidakmampuannya

merawat bayi, misalnya ketidakmampuan menyusui,

ketidakmampuan memandikan bayi dan sebagainya (Wilkinson,

2013).

d. Ajarkan beberapa cara perawatan pada bayi baru lahir untuk

meningkatkan kemampuan ibu agar dapat memenuhi harapan

perannya, sesuai dengan hasil penelitian Astutiningrum (2016)

sebagai bentuk dari pendidikan kesehatan bagi ibu. Tindakan

pertama yang penulis ajaran ialah cara menyusui yang benar, dengan

menggunakan metode ceramah dan demonstrasi. Teknik yang

diajarkan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) cara

menyusui yang benar menurut Prasetyo (2009).

e. Tindakan mengajarkan klien tentang cara memandikan bayi dan

perawatan tali pusat bertujuan untuk memberikan rasa nyaman pada

bayi dan bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi pada bayi, serta

membantu memenuhi keterampilan ibu dalam memenuhi perannya.


69

Kedua tindakan tersebut dilakukan berdasar Standar Operasional

Prosedur (SOP).

5. Evaluasi

Evaluasi yang penulis lakukan selama 3 hari pada Ny. E maupun

Ny. M, pada hari terakhir didapatkan data subjektif klien sudah tidak

takut maupun bingung lagi dalam perawatan pada bayinya karena klien

mendapat dukungan dan motivasi dari keluarganya, pasien juga mampu

memahami cara perawatan pada bayi dengan benar setelah diajarkan oleh

perawat. Data objektif pasien tampak mampu menggendong bayi dengan

benar, menyusui dengan benar dan bayi tidak rewel, serta memahami

cara memandikan bayi dan perawatan tali pusat bayi. Assesment,

ketidakefektifan performa peran teratasi sebagian karena ada beberapa

indikator yang tidak mencapai skala tujuan. Planning, lanjutkan

intervensi ajarkan perilaku baru untuk memenuhi peran, secara aktif

dengarkan keluhan klien dan perasaan klien.

Hasil evaluasi klien 1 pada hari ketiga Minggu, 8 April 2018

dengan Subjektif pasien mengatakan senang mendapat dukungan dari ibu

dan suaminya dalam melakukan perawatan bayinya meski masih dibantu

dalam merawat bayinya. Objektif pasien sudah tidak kesulitan

menggendong bayinya, bayi tidak rewel, bisa menyusui dengan benar,

belum bisa memandikan bayinya secara mandiri. Asessment masalah

ketidakefektifan performa peran teratasi sebagian pada NOC 1 :

penampilan peran dengan indikator melakukan peran sesuai harapan


70

(skala awal 2, skala tujuan 5 dengan skala hasil 5), pengetahuan tentang

masa perubahan peran (skala awal 2, skala tujuan 5 dengan skala hasil 4),

melaporkan peningatan peran (skala awal 2, skala tujuan 5 dengan skala

hasil 4), melaporkan strategi perubahan peran (skala awal 2, skala tujuan

5 dengan skala hasil 4). Planning : bantu pasien mengidentifikasi

perannya pada bayi, bantu pasien untuk mengidentifikasi ketidakcukupan

peran, bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-strategi positif untuk

memanajemen perubahan-perubahan peran.

Hasil evaluasi klien 2 pada hari ketiga Sabtu, 14 April 2018 dengan

Subjektif pasien mengatakan memahami cara perawatan nayi mulai dari

teknik menyusui, memandikan bayi dan perawatan tali pusatnya. Objektif

pasien sudah tidak kesulitan menggendong bayinya, bayi tidak rewel,

bisa menyusui dengan benar, bisa memandikan bayinya meski dibantu

orang lain, dapat melakukan perawatan tali pusat. Asessment masalah

ketidakefektifan performa peran teratasi sebagian pada NOC 1 :

penampilan peran dengan indikator melakukan peran sesuai harapan

(skala awal 2, skala tujuan 5 dengan skala hasil 5), pengetahuan tentang

masa perubahan peran (skala awal 2, skala tujuan 5 dengan skala hasil 4),

melaporkan peningatan peran (skala awal 2, skala tujuan 5 dengan skala

hasil 4), melaporkan strategi perubahan peran (skala awal 2, skala tujuan

5 dengan skala hasil 4). Planning : bantu pasien mengidentifikasi

perannya dalam keluarga, bantu pasien untuk mengidentifikasi

ketidakcukupan peran.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengelolaan kasus ketidakefektifan performa peran

dengan post partum sectio caesarea yang dilakukan selama 3x24 jam pada

masing-masing pasien di ruang Flamboyan RSUD Prof. Dr. Margono

Soekardjo Purwokerto telah selesai dilakukan dengan mengacu pada landasan

teori yang dimulai dari pengkajian, perumusan masalah, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi.

1. Pengkajian ketidakefektifan performa peran pada Ny. E dan Ny. M yang

menjalani operasi sectio caesarea, meliputi pengkajian terhadap kondisi

psikologis ibu terhadap penerimaan bayinya, mengidentifikasi peran

klien sebagai seorang ibu, membantu klien dalam mengidentifikasi

kekurangan perannya, serta mengkaji keluhan dan perasaan klien.

2. Diagnosa keperawatan pada Ny. E dan Ny. M yaitu ketidakefektifan

performa peran. Dari hasil wawancara kepada kedua pasien didapat hasil

yang hampir serupa, data subjektif yang diperoleh penulis dari kedua

klien mengatakan masih takut dalam perawatan bayinya yang baru lahir.

Adapun data objektif yang tampak dari kedua klien menunjukan bahwa

mereka masih membutuhkan bantuan orang lain dalam perawatan

bayinya.

71
72

3. Rencana tindakan keperawatan sesuai dengan Nursing Intervention

Classification (NIC) yang berorientasi indikator dan skala pencapaian

dengan menetapkan tujuan yang didasarkan pada masalah dengan

mempertimbangkan data yang telah diperoleh, yaitu dengan

mengajarkan perilaku baru untuk meningkatkan peran (cara menyusui

yang benar, cara merawat tali pusat dengan benar, cara memandikan bayi

dengan benar), bantu klien mengidentifikasi perannya (peran sebagai

ibu), bantu klien untuk mengidentifikasi kekurangan dalam peran, secara

aktif dengarkan keluhan klien, anjurkan orang terdekat maupun keluarga

klien untuk memberikan dukungan terhadap klien.

4. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi dari diagnosa

yang telah ditetapkan. Meliputi membantu pasien mengidentifikasi

perannya (peran sebagai ibu), membantu klien untuk mengidentifikasi

kekurangan dalam peranmendengarkan secara aktif keluhan klien,

mengajarkan pasien perilaku baru untuk memenuhi peran (cara menyusui

yang benar, cara memandikan bayi dan cara merawat tali pusat),

menganjurkan orang terdekat maupun keluarga klien untuk memberikan

dukungan terhadap klien.

5. Evaluasi tindakan keperawatan ketidakefektifan performa peran

dilakukan dengan melihat hasil implementasi yang telah dilakukan

selama 3 hari berturut-turutkepada masing-masing klien. Klien Ny. E

yang merupakan ibu dengan anak pertamanya menunjukan

ketidakadekuatan dalam memberikan perawatan pada bayinya.


73

Sedangkan Ny. M meskipun telah memiliki seorang anak dengan

kelahiran spontan merasa khawatir tentang kemampuannya dalam

perawatan bayinya dengan luka sectio caesarea. Keberhasilan yang

dicapai dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dengan

ketidakefektifan performa peran teratasi sebagian dengan respon yang

berbeda, klien dapat memenuhi harapan perannya sebagai seorang ibu.

B. Saran

Berdasarkan analisan dan kesimpulan, maka dalam sub bab ini penulis akan

menyampaikan beberapa saran diantaranya :

1. Bagi Rumah Sakit, penulis menyarankan agar rumah sakit dapat lebih

intensif dalam perawatan dengan masalah ketidakefektifan performa

peran pada ibu post sectio caesarea karena untuk perawatan dirumah pada

bayi berada diluar pengawasan medis.

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan, untuk memberikan pembelajaran

baik secara materi maupun demonstrasi mengenai perawatan dan

penganganan klien dengan masalah ketidakefektifan performa peran.

3. Bagi Profesi Keperawatan, untuk lebih menekankan pengkajian

psikologis post partum klien karena pada fase ini klien rentan mengalami

masalah gangguan suasana hati setelah kehamilan (melahirkan), mereka

merasa kecewa sendirian, takut atau tidak mencintai bayi mereka dan

merasa bersalah karena perasaan ini.


74

4. Bagi keluarga, untuk memberikan motivasi dan dukungan pada klien

karena hal ini baik bagi kondisi psikologis ibu, serta penerimaan ibu pada

bayinya.
DAFTAR PUSTAKA

Astutiningrum, D., Hapsari, D.E., Purwanata. (2016) peningkatan parenting self

efficacy pada ibu pasca seksio sesaria melalui konseling. Jurnal Ners

11 (1), (134-141). (online http://e-journal.unair.ac.id, diakses pada

tanggal 18 Oktober 2017).

Bulecheck, G. M., Howard, K. B., Joanne, M. D., dan Cheryl, M. W. (2013).

Nursing intervention classification (nic) Edisi keenam. Terjemahan

oleh Intansari Nurjanah & Roxsana Devi Tumanggor. Jakarta:

Mocomedia.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar. Jakarta : Balitbang

Kemenkes RI.

Cahyo, K., Rinawati, E,. Widagdo, L & Solikha, A.D. (2008) kajian adaptasi

sosial psikologis pada ibu setelah melahirkan (post partum) di ruang

rawat inap RSUD Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan

Indonesia Vol. 3/No. 1/Januari 2008. (online

http://ejournal.undip.ac.id, diakses pada tanggal 18 Oktober 2017).

Dewi, N. V., Sunarsih, T. (2011). Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta :

Salemba Medika.

Fitriana, A.L., Nurbaeti, S. (2015). Gambaran kejadian postpartum blues pada ibu

nifas berdasarkan karakteristik di Rumah Sakit Umum Tingkat IV


Sariningsih Kota Bandung. (online http://ejournal.upi.edu/

index.php/JPKI/article/view/2479/1688, diakses pada tanggal 18

Oktober 2017).

Gisrang, M.B., Novalina, M., Jaji. (2015). Pengaruh psikoedukasi terhadap tingkat

postpartum blues ibu primipara berusia remaja. Jurnal Keperawatan

Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 10, No.2,

Juli 2015. (online http://www.jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php

/jks/article/view/598/364, diakses pada tanggal 18 Oktober 2017).

Hanretty, P.Kevin. (2014). Ilustrasi obstetri. Jakarta : Pentasada Media Edukasi.

Herdman, T. H., dan Kamitsuru, S. (2015). Nanda, 2015-2017 edisi 10. Jakarta:

EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2014). Metode penelitian kebidanan dan teknik analisis

data. Jakarta : Salemba Medika.

Katikireddi, S.V., Gorman, D.R., & Leyland, A.H. (2013) A comparison of trends

in caesarean section rates in former communist (transition) countries

and other European countries. The European Journal of Public

Health, 23(3), 381-383. (online https://academic.oup.com/

eurpub/article/23/3/381/542310, diakses pada tanggal 8 November

2017).

Lowdermilk, D. Leonard., Shannon, E. Perry., & Kitty, C. (2013). Keperawatan

maternitas Ed.8 Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.


Machfoedz, Mahmud. (2009). Komunikasi keperawatan (komunikasi terapeutik).

Yogyakarta : Ganbika

Mitayani. (2011). Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta : Salemba Medika.

Moorhead, S., Marion, J., Meridean, L.M dan Elizabeth, S. (2013). Nursing

outcomes classification (NOC). Jakarta : EGC.

Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2016). Asuhan keperawatan praktis ed 2.

Yogyakarta : Mediaction.

Oktafiani, S., Fajarsari, D. & Mulidah, S. (2014). Pengaruh usia dan konsep diri

terhadap pencapaian peran ibu saat bayi usia 0-6 bulan di desa

bojongsari, kecamatan bojongsari, kabupaten purbalingga. Jurnal

Ilmiah Kebidanan, Vol. 5 No. 1 Edisi Juni 2014, hlm. 33-42. (online

http://www.akbidylpp.ac.id/ojs/ index.php/Prada/article/view/89/79)

diakses pada tanggal 18 Oktober 2017 pukul 10.33 WIB

Pricilla, Vetty. (2016). Perawatan bayi baru lahir dengan pendekatan model
mother-baby care (M-BC) sebagai inovasi dalam upaya
memandirikan ibu postpartum. Jurnal Ners Keperawatan, Vol. 9 No
1(42-48). (online http://ners.fkep.unand.ac.id) diakses pada tanggal 18
Oktober 2017 pukul 10.46 WIB

Reeder, S.J., Martin, L.L., Koniak-Griffin, D. (2011). Keperawatan maternitas,

18 (2). Jakarta : EGC.

Rusli, R.A., Meiyuntariningsih, T., Warni, E.W. (2011). Perbedaan depresi pasca

melahirkan pada ibu primipara ditinjau dari usia ibu hamil. Jurnal
INSAN Vol. 13 No. 01, April 2011(21-31). (online

http://www.journal.unair.ac.id/ filerPDF/artikel%203-13-1.pdf,

diakses pada tanggal 18 Oktober 2017).

Sumelung, V., Kundre, R., & Karundeng, M. 2014. Faktor–faktor yang berperan

meningkatnya angka kejadian sectio caesarea di Rumah Sakit Umum

Daerah Liun Kendage Tahuna. E-Jurnal Keperawatan, 2(1), hal 1-7

Februari 2014. (online https://ejournal.unsrat.ac.id/

index.php/jkp/article/view/4052/3568, diakses pada tanggal 8

November 2017).

Wahyuni, S., Murwati, Supiati. (2014). Faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi depresi postpartum. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan,

Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214. (online

http://jurnal.poltekkes-solo.ac.id/index.php/Int/article/view/92/82,

diakses pada tanggal 18 Oktober 2017).

Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu bedah kebidanan, ed.1, cetakan-8. Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wilkinson, J.M. & Ahern, N.R. (2013). Buku saku diagnosis keperawatan :

diagnosis NANDA, intervensi NIC, dan kriteria hasil NOC Ed.9.

Jakarta : EGC

Yodatama, C.D., Hardiani, S.R., & Sulistyorini, L. (2015) hubungan bonding

attachment dengan resiko terjadinya postpartum blues pada ibu


postpartum dengan sectio caesaria di Rumah Sakit Ibu dan Anak

(RSIA) Srikandi IBI Kabupaten Jember. e-Jurnal Pustaka Kesehatan,

vol. 3 (no. 2)hal 327-333. (online

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JPK/article/view/2617/2121,

diakses pada tanggal 18 Oktober 2017).


Lampiran 1

ASUHAN KEPERAWATAN DUA KLIEN PADA IBU POSTPARTUM

SECTIO CAESAREA DENGAN FOKUS STUDI KETIDAKEFEKTIFAN

PERFORMA PERAN DI RUANG FLAMBOYAN

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun Oleh :

Resti Nur Lela

NIM. P1337420215092

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM SECTIO

CAESAREA DENGAN FOKUS STUDI KETIDAKEFEKTIFAN

PERFORMA PERAN DI RSUD PROF. dr MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

I. PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa : Resti Nur Lela

NIM : P1337420215092

Tempat Pengkajian : Ruang Flamboyan RSMS

Tanggal Pengkajian : 6 April 2018

A. Identitas

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. E

Umur : 23 th

Alamat : Kalisari Rt 5/1, Cilongok

Status Maternal : G1P0A0

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Tanggal Masuk RS : 6 April 2018 pukul 03.00 WIB

No. RM : 02046804
Diagnosa Medis : SCTP a/i Letak Oblique

2. Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn. D

Umur : 27 th

Alamat : Kalisari Rt 5/1, Cilongok

Pekerjaan : TNI

Agama : Islam

Hubungan pasien : Suami

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka operasi

P : trauma pembedahan

Q : seperti ditusuk tusuk

R : nyeri di bagian luka operasi

S : skala 7

T : kadang kadang (hilang timbul)

2. Keluhan Tambahan

Pasien mengatakan merasa kesulitan dalam melakukan perawatan

bayinya dikarenakan kelahiran secara sectio caesarea yang tidak

direncanakan sebelumnya, pasien merasa bingung sekaligus takut

dalam hal perawatan bayinya karena ia belum mengetahui cara

perawatan bayi yang baik dan benar.


3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang ke VK IGD RSUD Prof.Dr. Margono Soekardjo

Purwokerto tanggal 6 April 2018 pukul 03.10 WIB rujukan dari

Puskesmas Ajibarang dengan keluhan kencang-kencang tidak ada.

Riwayat obstetrik G1P0A0 umur kehamilan 41+1 minggu, HPHT 24

Juni 2017, HPL 31 Maret 2018. Klien masuk IGD kemudian

dipindahkan ke ruang VK, setelah dilakukan pemeriksaan

didapatkan letak janin oblique curiga janin besar (obesitas), PLR di

posterior konsul dokter dan dokter menginstruksikan untuk

dilakukan operasi sectio caesarea. Operasi sectio caesarea

dilakukan mulai pukul 09.30 dan selesai pukul 10.20 WIB.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah dirawat di

rumah sakit

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang

mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus,

asma, dalam anggota keluarga tidak ada yang menjalani operasi

sesar.
6. Riwayat Antrenatal Care

a. Trimester I

Pasien mengatakan bahwa ia periksa ke bidan Puskesmas

Ajibarang setiap 1 bulan sekali, keluhan yang dirasakan adalah

mual, muntah, berat badan turun dan nafsu makan berkurang.

b. Trimester II

Pasien mengatakan bahwa ia periksa ke bidan Puskesmas

Ajibarang setiap 1 bulan sekali, sudah tidak ada keluhan.

c. Trimester III

Pasien mengatakan bahwa ia periksa ke Puskesmas Ajibarang

setiap 1 bulan sekali pada usia kandungan 7 bulan, periksa 2

minggu sekali pada usia kandungan 8 bulan dan setiap 1

minggu sekali pada usia kehamilan 9 bulan

7. Riwayat Persalinan

Pasien G1P0A0 dilakukan tindakan operasi sectio caesarea, operasi

dimulai pukul 09.30 dan selesai pukul 10.20 WIB, ini merupakan

persalinan pertama dengan masa kehamilan lewat bulan 41+1

minggu.

C. Data Bayi

1. Pemeriksaan Antropometri

a. Berat badan : 3.850 gram

b. Panjang badan : 50 cm

c. Lingkar kepala : 32 cm
d. Lingkar dada : 33 cm

e. Lingkar lengan : 10 cm

f. Apgar score :

Tabel 1. Apgar Score

Tanda 0 1 2 score
A (Appearance) Pucat Badan Seluruh 2
Warna kulit merah, tubuh
ekstremit kemerah-
as biru merahan
P (Pulse) Tidak Dibawah Diatas 100 2
Frekuensi ada 100
G (Gremace) Tidak Sedikit Menangis, 2
Reaksi terhadap ada batuk atau
rangsang bersin
A (Activity) Lumpuh Ekstremi Gerakan 1
Tonus otot tas dalam aktif
fleksi
sedikit
R (Resusitasi) Tidak Lemah, Menangis 2
Usaha bernafas ada tidak kuat
teratur
Jumlah 9
2. Tanda-tanda Vital

a. Suhu : 36.5 ºC

b. Nadi : 154x/menit

c. Respirasi : 54x/menit

3. Pemeriksaan Fisik Bayi

a. Kulit : kemerah-merahan, turgor kulit baik

b. Abdomen : cembung, tidak ada infeksi pada tali pusat

c. Genitalia : laki-laki

d. Anus : ada

e. Refleks :
1) Mata : mengedip (eyeblink reflex) baik

2) Hidung : breathing reflex baik

3) Mulut : menghisap (sucking reflex) dan mencari

(rooting reflex) baik

4) Ekstremitas : lengkap, tidak terdapat edema,

menggenggam (palmar praps reflex) baik.

D. Keadaan Psikologis Ibu

1. Penerimaan ibu terhadap bayinya

Pasien mengatakan senang dan telah menantikan kehadiran sang

bayi, namun pasien merasa kesulitan dalam melakukan perawatan

bayinya dikarenakan kelahiran secara sectio caesarea yang tidak

direncanakan sebelumnya, pasien juga merasa kesulitan dalam hal

perawatan bayinya karena ia belum mengetahui cara perawatan

bayi yang baik dan benar. Selama hamil pasien tidak aktif dalam

mengikuti kegiatan kelas ibu hamil.

2. Penerimaan ibu terhadap peran barunya

Pasien mengatakan telah menantikan bayinya namun karena pasien

belum mengetahui cara menyusui bayinya dengan benar, dan

perawatan pada bayi seperti mandi dan perawatan tali pusat dengan

benar, pasien merasa dirinya kurang mampu dalam melakukan

perawatan pada bayinya secara mandiri.

3. Konsep diri

a. Ideal diri
Pasien mengatakan bahagia atas kelahiran bayi pertamanya dan

merasa bersyukur karena diberi kesempatan menjadi seorang

ibu.

b. Harga diri

Pasien mengatakan tetap bahagia meski harus melahirkan

bayinya secara sectio caesarea yang tidak direncanakan

sebelumnya.

c. Body image

Pasien menyadari dan bersyukur atas apa yang ada pada

dirinya, dan tidak merasa rendah diri karena kekurangannya.

d. Peran dan identitas diri

Pasien merupakan istri dari seorang TNI, dan kini menjadi

seorang ibu bagi bayi laki-lakinya yang mempunyai tugas baru

dalam keluarga kecilnya yaitu merawat sang bayi. Namun

pasien belum mengetahui cara perawatan bayinya seperti cara

menyusui yang benar, memandikan dan melakukan perawatan

tali pusat bayi dengan benar.

E. Pola Fungsional Gordon

1. Pola Persepsi Kesehatan

DS: Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting,

maka dari itu bila klien maupun keluarga klien sakit segera

dibawa berobat ke pelayanan kesehatan terdekat, saat hamil

pasien juga memeriksakan kandungannya secara rutin.


DO: Pasien saat ini sedang dirawat di ruang Flamboyan RSUD

Prof.Dr.Margono Soekardjo Purwokerto dengan post sectio

caesarea dan pasien mengalami keterbatasan dalam

perawatan bayi baru lahir karena kondisinya.

2. Pola Nurtisi dan Metabolik

DS: Pasien mengatakan nafsu makannya sebelum dan selama

dirawat di rumah sakit baik, porsi makan yang disediakan

oleh rumah sakit selalu dihabiskan, pasien munim 6-8 gelas

per hari.

DO: pasien tampak makan dengan lahap dan menghabiskan

makanannya, tidak tampak tanda dehidrasi.

3. Pola Eliminasi

DS: Pasien mengatakan setelah operasi belum BAB, dan BAK

melalui selang kencing.

DO: Pasien terpasang DC, warna urine kuning transparan

4. Pola Istirahat dan Tidur

DS: Pasien mengatakan mengalami kesulitan tidur karena nyeri

yang dirasakannya.

DO: pasien tampak meringis kesakitan menahan nyeri dan terdapat

lingkaran hitam dibawah mata pasien.

5. Pola Aktivitas dan Latihan

DS: pasien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh orang lain.

DO: pasien tampak masih bedrest.


Tabel 2. Aktivitas dan Latihan

No Kemampuan 0 1 2 3 4
1 Berpakaian 
2 Toileting 
3 Ambulansi/ROM 
4 Makan/minum 
5 Mandi 
Keterangan:

0 : Mandiri

1 : Dibantu alat

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu alat dan orang lain

4 : Ketergantungan total

6. Pola Persepsi Kognitif

DS: Pasien mengatakan bahwa dirinya menyadari statusnya

sebagai seorang isteri dan seorang ibu yang harus mampu

merawat bayinya, namun pasien merasa terbatas dalam

perawatan bayinya karena kurang keterampilan untuk

perawatan ibu pada bayinya.

DO: Pasien tampak kesulitan dalam perawatan bayinya, sehingga

dibantu oleh ibunya dan perawat.

7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

DS: Pasien mengatakan senang dapat melahirkan dengan selamat

dan bayinya sehat, pasien ingin cepat pulang.

DO: Pasien kooperatif dalam tindakan yang perawat lakukan.

8. Pola Seksual dan Reproduksi


DS: Pasien mengatakan belum pernah menggunakan KB, dan

setelah kelahiran bayi pertamanya ia menggunakan KB IUD

DO: Pasien berjenis kelamin perempuan, terdapat produksi lochea

di area vagina yang berwarna kemerahan dan berbau khas

9. Pola Stress dan Koping

DS: Pasien mengatakan bila ada masalah selalu bercerita kepada

ibu dan suaminya.

DO: Pasien tampak ditemani oleh ibu, dan suaminya.

10. Pola Peran dan Hubungan

DS: Pasien mengatakan sekarang sudah menjadi seorang ibu,

namun pasien belum mengetahui cara perawatan bayinya

dengan benar, belum bisa menggendong bayinya dengan

benar, menyusui dengan benar, memandikan dan melakukan

perawatan tali pusat bayi.

DO: Pasien tampak ditemani oleh ibunya, dan suaminya juga

dijenguk oleh keluarga yang lain.

11. Pola Nilai dan Keyakinan

DS: Pasien mengatakan beragama Islam, namun karena kondisinya

yang tidak memungkinkan untuk menjalankan kewajibannya

pasien hanya mampu berdoa.

DO: pasien tampak berdoa dan tidak lupa bersyukur

F. Riwayat Obstetrik

1. Menarche : 13 tahun
2. Siklus haid : 28 hari

3. Lama haid : 7-8 hari

4. Banyaknya haid : haid hari ke 2-3 ganti pembalut sampai 3 kali

5. Dismenorachea : jarang terjadi

G. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Berat badan : Sebelum Hamil : 69 kg

Selama Hamil : 90 kg

4. Tinggi badan : 164 cm

5. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg

N : 90x/menit

RR : 18x/menit

S : 36 ºC

6. Kepala

a. Rambut : Hitam, bersih dan lurus

b. Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikhterik

c. Hidung : Tidak ada nafas cuping hidung, tidak

terdapat polip

d. Telinga : Pendengaran baik, simetris, tidak ada

serumen

e. Mulut dan gigi : mukosa lembab, tidak terdapat karies gigi

f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid


7. Dada

Payudara : Puting menonjol, payudara teraba padat

Berisi, ASI sudah keluar

8. Abdomen : Terdapat luka jahitan Sectio Caesarea

sepanjang ± 14 cm, kondisi kulit sekitar

luka kering, tidak terdapat rembesan pada

jahitan, kontraksi uterus keras, fundus uteri

setinggi 2 jari diatas pusat.

9. Genitalia

a. Lochea : rubra

b. Karakteristik : warna kemerahan, bau khas

c. Jumlah : 50 cc

10. Ekstremitas

a. Atas : tidak terdapat edema, terpasang infus RL 20 tpm di

tangan kanan

b. Bawah : tidak terdapat edema, tidak ada varises

11. Turgor kulit : baik, akral teraba hangat

H. Riwayat dan Rencana Keluarga Berencana

Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah menggunakan alat

kontrasepsi, setelah kelahiran anak pertamanya pasien memilih KB

IUD.
I. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium tanggal 6 april 2018

Tabel 3. Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 13.1 g/dL 11.7-15.5
Leukosit H 11650 u/L 3600-11000
Hematokrit 38 % 35-47
Eritrosit 4.4 10^6uL 3.8-5.2
Trombosit 156.000 /uL 150.000-440.000
MCV 85.3 fL 80-100
MCH 29.6 Pg/cell 26-34
MCHC 34.7 % 32-36
RDW 14.2 % 11.5-14.5
MPV 11.7 fL 9.4-12.3
Hitung Jenis
Basofil 0.1 % 0-1
Eosinofil L 0.3 % 2-4
Batang L 0.0 % 3-5
Segmen H 86.9 % 50-70
Limfosit L 8.7 % 25-40
Monosit 4.0 % 2-8

J. Terapi

1. Jumat, 6 April 2018

a. IVFD RL 20 tpm

b. Injeksi ranitidin 2x50 mg

c. Asam mefenamat 3x500 mg (PO)

d. Adfer 1x400 mg (PO)

e. Klindamisin 2x300 mg (PO)

2. Sabtu, 7 April 2018

a. Injeksi Ranitidin 2x50 mg

b. Asam Mefenamat 3x500 mg (PO)


c. Adfer 1x400 mg(PO)

d. Clindamisin 2x 300 mg (PO)

3. Minggu, 8 April 2018

a. Asam Mefenamat 3x500 mg (PO)

b. Adfer 1x400 mg(PO)

c. Clindamisin 2x300 mg (PO)

d. Paracetamol 3x500 mg (PO)

II. ANALISA DATA

Berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, maka ditemukan

beberapa masalah yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Analisa Data

No. Data Fokus Problem Etiologi


1. DS: Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka Nyeri Agen Injuri
operasi Fisik
P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk tusuk
R: nyeri di bagian luka operasi
S: skala 7
T: kadang kadang (hilang timbul)
DO: pasien tampak meringis kesakitan menahan
nyeri
2. DS: Pasien mengatakan senang dan telah Ketidakefektifan Ketidakade-
menantikan kehadiran sang bayi, namun performa peran kuatan
pasien merasa bingung sekaligus takut persiapan
dalam hal perawatan bayinya karena ia peran
belum mengetahui cara perawatan bayi yang
baik dan benar, juga dikarenakan kelahiran
secara sectio caesarea yang tidak
direncanakan sebelumnya.
DO: Pasien tampak kesulitan dalam perawatan
bayinya, sehingga dibantu oleh ibunya dan
perawat.
3. DS : Pasien mengatakan dalam aktivitas dibantu Hambatan Nyeri
oleh keluarga dan perawat Mobilitas Fisik
DO : Pasien post operasi sesar
No Kemampuan 0 1 2 3 4
1 Berpakaian 
2 Toileting 
3 Ambulansi 
4 Makan/minum 
5 Mandi 
Keterangan:
0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu alat dan orang lain
4 : Ketergantungan total

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

2. Ketidakefektifan Performa Peran berhubungan dengan

ketidakadekuatan persiapan peran

3. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri

IV. INTERVENSI

Tabel 5. Intervensi Keperawatan

DX Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


I Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Managemen Nyeri
selama 3x24 jam diharapkan nyeri pasien 1. Lakukan pengkajian
dapat berkurang dengan indikator : nyeri secara
NOC : Kontrol Nyeri komperhensif yang
No Indikator Skala Skala meliputi lokasi,
Awal Tujuan karakteristik,
1. Mengenali 2 5 onset/durasi, frekuensi,
kapan nyeri kualitas, intensitas atau
terjadi beratnya nyeri dan
2. Menggunakan 2 5 faktor pencetus
tindakan 2. Ajarkan penggunaan
pencegahan teknik non farmakologi
3. Melaporkan 2 5 (nafas dalam)
nyeri yang 3. Berikan individu
terkontrol penurun nyeri yang
Keterangan: optimal dengan
1: Tidak pernah menunjukan peresepan analgesik
2: Jarang menunjukan 4. Kolaborasi dengan
3: Kadang-kadang menunjukan pasien, orang terdekat
4: Sering menunjukan dan tenaga kesehatan
5: Secara konsisten menunjukan lainnya untuk memilih
dan
mengimplementasikan
tindakan penurunan
nyeri nonfarmakologi
5. Dukung istirahat/tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri.

II Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Peningkatan peran


selama 3x24 jam diharapkan performa peran 1. Bantu pasien
pasien dapat efetif dengan indikator : mengidentifikasi
NOC 1 : penampilan peran perannya dalam
No Indikator Skala Skala keluarga
Awal Tujuan 2. Bantu pasien untuk
1. Melakukan 2 5 mengidentifikasi
peran sesuai periode transisi peran
harapan pada keseluruhan
2. Pengetahuan 2 5 rentang kehidupan
tentang masa 3. Bantu pasien untuk
perubahan peran mengidentifikasi
3. Melaporkan 2 5 ketidakcukupan peran
peningkatan 4. Bantu pasien untuk
peran mengidentifikasi
4 Melaporkan 2 5 strategi-strategi positif
strategi untuk memanajemen
perubahan peran perubahan-perubahan
Keterangan: peran
1 : tidak adekuat 5. Ajarkan perilaku-
2 : kurang adekuat perilaku baru yang
3 : cukup adekuat diperlukan oleh pasien
4 : adekuat dalam memenuhi
5 : sangat adekuat perannya
6. Bantu orang terdekat
maupun keluarga klien
untuk memberikan
dukungan terhadap
klien

NOC 2 : Kinerja Pengasuhan : Bayi NIC 2 : Pendidikan


No Indikator Skala Skala Orangtua : Bayi
Awal Tujuan 1. Tentukan pengetahuan,
1. Menunjukan 3 5 kesiapan dan
hubungan yang kemampuan orangtua
saling mencintai (ibu) dalam belajar
2. Berinteraksi 3 5 mengenai perawatan
dengan bayi bayi
untuk 2. Ajarkan orangtua (ibu)
meningkatkan keterampilan dalam
rasa percaya merawat bayi yang
3. Memilih 3 5 baru lahir
tambahan 3. Perkuat perilaku peran
pengasuhan (sebagai) ibu
yang tepat 4. Perkuat keterampilan
yang telah dilakukan
Keterangan : orangtua (ibu) dengan
1 : tidak pernah menunjukan baik dalam merawat
2 : jarang menunjukan bayi untuk
3 : kadang-kadang menunjukan meningkatkan
4 : sering menunjukan kepercayaan diri
5 : secara konsisten menunjukan

III Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Terapi latihan


selama 3x24 jam diharapkan hambatan ambulasi
mobilitas dapat teratasi dengan indikator : 1. Bantu pasien dengan
NOC : Mobilisasi ambulasi awal (ubah
No Indikator Skala Skala posisi klien untuk
Awal Tujuan miring kanan/kiri)
1. Keseimbangan 3 5 2. Bantu pasien untuk
2. Bergerak 3 5 duduk
dengan mudah 3. Ajarkan teknik
3. Performa posisi 3 5 ambulasi dan berpindah
tubuh yang aman
Keterangan : 4. Bantu pasien untuk
1 : Gangguan ekstrem berdiri dan ambulasi
2 : Gangguan berat dengan jarak tertentu
3 : Gangguan sedang 5. Dorong ambulasi
4 : Gangguan ringan independen dalam
5: Tidak ada gangguan batas aman
V. IMPLEMENTASI

Tabel 6. Implementasi Keperawatan

Hari/ DX Implementasi Respon Pasien Paraf


Tanggal
Jumat, I, II, Mengkaji keadaan umum Keadaan umum baik,
6/4/18 III dan kesadaran pasien kesadaran composmentis
13.00 WIB I, II, Mengkaji keluhan pasien Pasien mengatakan nyeri Resti
III
I Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan
Komperhensif merasa nyeri diluka
operasi
P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 7
T: kadang-kadang(hilang
timbul)
II Mengkaji keluhan pasien Pasien mengatakan telah
dalam menjalankan peran siap menjadi seorang ibu,
barunya namun karena nyeri yang Resti
dirasakan sekarang
pasien merasa dirinya
kurang mampu dalam
melakukan perawatan
pada bayinya secara
mandiri.
15.00 WIB I Mengajarkan teknik non Pasien kooperatif,
farmakologi (nafas dalam) mengikuti arahan dengan
Resti
untuk mengontrol nyeri baik dan melakukan
nafas dalam dengan baik
II Mendengarkan secara aktif Pasien menceritakan
keluhan pasien pengalamannya tentang
melahirkan dan tentang Resti
nyeri yang
mempengaruhinya dalam
menjalankan peran
sebagai ibu untuk
pertama kalinya.
II Membantu pasien Pasien mengatakan sudah
mengidentifikasi perannya menjadi isteri dan kini
(peran baru sebagai ibu) telah menjadi seorang ibu Resti
yang harus dapat
mengurus bayinya
II Bantu pasien untuk Pasien mengatakan
mengidentifikasi belum mampu
kekurangan dalam peran melakukan perawatan Resti
pada bayinya secara
mandiri karena rasa nyeri
yang ia rasakan.
16.00 WIB I Mengukur tanda-tanda TD: 120/80 mmHg
vital N: 90x/menit
RR: 18x/menit Resti
S: 36 ºC
17.00 WIB II Mengajarkan teknik Pasien memperhatikan
menyusui yang benar bagi dan memahami
ibu dengan post SC. penjelasan yang
Resti
diberikan
18.00 WIB III Mengajarkan pasien untuk Pasien mengikuti arahan
miring kanan dan kiri dengan baik
19.00 WIB I, II, Berkolaborasi pemberian Obat masuk melalui Resti
III injeksi Ranitidin 50 mg intravena
intravena
II Menganjurkan suami dan Ibu dan suami
keluarga pasien untuk mendampingi dalam
memberikan dukungan perawatan bayi Resti
kepada pasien
20.00 WIB I Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan
komprehensiif masih nyeri
P: trauma pembedahan Resti
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 6
T: kadang-kadang(hilang
timbul)
I, II, Menciptakan lingkungan Pasien merasa nyaman.
III yang aman dan nyaman
dengan menyelimuti Resti
pasien dan memasang
pengaman bed
I Menganjurkan pasien Pasien beristirahat, bayi
untuk beristirahat tidak rewel.
Resti
Sabtu, I, II, Mengukur tanda-tanda TD: 110/70 mmHg
7/4/18 III vital N: 84x/menit
08.00 WIB RR: 20x/menitr Resti
S: 36.5 ºC
I, II, Mengkaji keluhan pasien Pasien mengatakan
III masih nyeri dan belum
Resti
maksimal dalam
perawatan bayinya
I Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan
komprehensif lukanya masih terasa
nyeri Resti
P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 6
T: kadang-kadang(hilang
timbul)
10.30 WIB I Mengajarkan teknik non Pasien kooperatif dan
farmakologi (nafas dalam) mampu mengikuti
untuk mengontrol nyeri instruksi perawa Resti
Membantu dan Pasien mengikuti arahan
mengajarkan pasien untuk dan sudah bisa duduk
melakukan latihan duduk pelan-pelan dengan
berpegangan pada
pengaman bed
I Membantu pasien duduk Pasien dapat duduk
dengan bantuan keluarga
Resti
dan berpegangan pada
pengaman bed.
III Mengajarkan teknik Pasien tampak bisa
13.30 WIB ambulansi dan berpindah duduk dan kemudian
yang aman berpindah posisi duduk Resti
disamping tempat tidur
(menjuntai)
III Mendengarkan keluhan Pasien mengatakan
pasien dan perasaannya karena nyeri yang
tentang perawatan bayinya dirasakannya, pasien Resti
merasa tidak maksimal
dalam melakukan
perawatan pada bayinya.
19.00 WIB II Membantu pasien untuk Pasien mengatakan
mengidentifikasi rasanya sakit dan merasa
kekurangan dalam peran kesusahan. Pasien Resti
mengatakan rasa nyeri
membuatnya tidak
mampu melakukan
perawatan bayinya secara
mandiri.
20.30 WIB II Mengevaluasi pasien Pasien tampak sudah
tentang perilaku baru mampu menggendong
untuk memenuhi peran dan menyusui dengan Resti
(evaluasi teknik menyusui benar, bayi tidak rewel.
yang benar)
II Mendemonstrasikan Pasien mempraktekkan
beberapa teknik menyusui dan dapat melakukan.
yang benar Resti
I, II, Mengukur tanda-tanda TD: 120/70 mmHg
III vital N: 80x/menit
RR: 18x/menit Resti
S: 36 ºC
III Mengajarkan teknik Pasien tampak bisa
ambulasi dan berpindah duduk sendiri dengan
yang aman tangan berpegangan pada
Resti
pengaman bed
III Membantu pasien untuk Pasien mengikuti arahan
berdiri dan ambulasi dan bisa berjalan pelan- Resti
dengan jarak tertentu (dari pelan
samping bed ke depan
pintu)
III Mendorong pasien untuk Pasien mengerti
melakukan ambulasi penjelasan yang
secara independen dalam diberikan Resti
batas aman
II Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan nyeri
komperhensif sedikit berkurang
P: trauma pembedahan Resti
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 5
T: kadang-kadang(hilang
timbul)
I Menganjurkan pasien Pasien mampu
untuk melakukan teknik melakukan dengan baik.
non farmakologi nafas Resti
dalam untuk mengurangi
rasa nyeri
I Menganjurkan keluarga Pasien dibantu sang ibu
pasien untuk memberikan dalam melakukan
dukungan terhadap pasien perawatan bayinya. Resti
Mengukur tanda-tanda TD: 120/80 mmHg
vital N: 84x/menit
RR: 18x/menit
S: 36.5 ºC
I, II, Memberikan terapi Asam Obat masuk peroral.
III Mefenamat 500mg, Adfer
400mg, Clindamisin Resti
300mg.
I, II, Menciptakan lingkungan Pasien merasa nyaman
III yang aman dan nyaman dan mulai rileks
untuk pasien istirahat. Resti
Anjurkan pasien untuk Pasien beristirahat
istirahat
Minggu, I, II, Mengukur tanda-tanda TD: 110/90 mmHg
8/4/18 III vital N: 84x/menit
08.00 WIB RR: 20x/menitr Resti
S: 36 ºC
I, II, Mengkaji keluhan pasien Pasien mengatakan
III masih nyeri dan belum
dapat melakukan Resti
perawatan bayinya secara
mandiri.
I Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan
komprehensif lukanya masih terasa
Resti
nyeri
P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 3
T: jarang
I Mengajarkan teknik non Pasien kooperatif dan
farmakologi (nafas dalam) mampu mengikuti
untuk mengontrol nyeri instruksi perawat Resti
II Mendengarkan keluhan Pasien mengatakan nyeri
pasien dan perasaannya yang dirasakan sudah
tentang perawatan bayinya berkurang bahkan hampir
tidak terasa, sehingga
pasien sudah mulai
mampu menggendong
dan menyusui bayinya
dengan nyaman, namun
masih belum dapat
melakukan perawatan
mandi dan perawatan tali
pusat secara mandiri.
II Membantu pasien untuk Pasien mengatakan rasa
mengidentifikasi nyeri membuatnya tidak
kekurangan dalam peran mampu melakukan Resti
perawatan bayinya secara
mandiri.
10.00 WIB III Mengajarkan pasien Pasien sudah bisa
ambulasi dengan cara berjalan dan melakukan
aman aktvitas secara mandiri Resti
III Dorong pasien ambulasi Pasien mengerti anjuran
dalam batas aman yang diberikan
II Mengajarkan pasien Pasien mampu Resti
tentang perilaku baru memahami dan mengerti
untuk memenuhi peran materi yang dijelaskan
(mengajarkan teknik
memandikan bayi dan
perawatan tali pusat yang
baik)
I, II, Mendengarkan serta
Pasien merasa senang
III memahami perasaan
karena nyeri yang
pasien dirasakan mulai Resti
menghilang dan dapat
melakukan perawatan
pada bayinya, meski
dirasa masih belum
maksimal.
I, II, Menganjurkan keluarga Ibu dan suami pasien ikut
III untuk memberi dukungan merasa senang dengan
kepada pasien. kemajuan kondisi pasien
Resti
yang mulai membaik,
keluarga selalu memberi
dukungan.

VI. EVALUASI

Tabel 7. Evaluasi

Hari/Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf


Jumat, I S : Pasien mengatakan masih merasa nyeri
6 April 2018 P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk Resti
R: nyeri daerah sekitar luka operasi
S: skala 6
T: kadang-kadang(hilang timbul)
O : Pasien tampak mengerutkan dahi dan meringis
menahan sakit
A : Masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Mengenali 2 5 3
kapan nyeri
terjadi
2. Menggunakan 2 5 3
tindakan
pencegahan
3. Melaporkan 2 5 2
nyeri yang
terkontrol
Keterangan:
1: Tidak pernah menunjukan
2: Jarang menunjukan
3: Kadang-kadang menunjukan
4: Sering menunjukan
5: Secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus
2. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (nafas
dalam)
3. Berikan individu penurun nyeri yang optimal
dengan peresepan analgesik
4. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri.
II S : Pasien mengatakan belum mampu melakukan
perawatan pada bayinya secara mandiri karena rasa
nyeri yang ia rasakan.
O : Pasien tampak kesulitan menggendong bayinya, bayi
rewel, belum bisa menyusui dengan benar.
A : Masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Melakukan 2 5 2
peran sesuai
harapan
2. Pengetahuan 2 5 2
tentang masa
perubahan
peran
3. Melaporkan 2 5 2
peningkatan
peran
4 Melaporkan 2 5 2
strategi
perubahan
peran
Keterangan:
1 : tidak adekuat
2 : kurang adekuat
3 : cukup adekuat
4 : adekuat
5 : sangat adekuat

No Indikator Skala Skala Skala


Awal Tujuan Hasil
1. Menunjukan 3 5 3
hubungan
yang saling
mencintai
2. Berinteraksi 3 5 3
dengan bayi
untuk
meningkatkan
rasa percaya
3. Memilih 3 5 4
tambahan
pengasuhan
yang tepat

Keterangan :
1 : tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan
3 : kadang-kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
5 : secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Bantu pasien mengidentifikasi perannya dalam
keluarga
2. Tentukan pengetahuan, kesiapan dan kemampuan
orangtua (ibu) dalam belajar mengenai perawatan
bayi
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
ketidakcukupan peran
4. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-
strategi positif untuk memanajemen perubahan-
perubahan peran
5. Ajarkan perilaku-perilaku baru yang diperlukan
oleh pasien dalam memenuhi perannya
III S : Pasien mengatakan mulai dapat melakukan miring
kanan dan kiri, meski masih sedikit terasa sulit.
O : Pasien tampak mampu menggeserkan badannya dan
miring kanan dan kiri
No Kemampuan 0 1 2 3 4
1 Berpakaian 
2 Toileting 
3 Ambulansi/ROM 
4 Makan/minum 
5 Mandi 
A : masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Keseimbangan 3 5 4
2. Bergerak 3 5 3
dengan mudah
3. Performa posisi 3 5 3
tubuh
Keterangan :
1 : Gangguan ekstrem
2 : Gangguan berat
3 : Gangguan sedang
4 : Gangguan ringan
5: Tidak ada gangguan
P : Lanjutkan intervensi
1. Bantu pasien dengan ambulasi awal
2. Bantu pasien untuk duduk
3. Ajarkan teknik ambulasi dan berpindah yang aman
4. Dorong ambulasi independen dalam batas aman
Sabtu, I S : Pasien mengatakan masih merasa nyeri
7 April 2018 P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk Resti
R: nyeri daerah sekitar luka operasi
S: skala 5
T: kadang-kadang(hilang timbul)
O : Pasien tampak mengerutkan dahi dan meringis
menahan sakit
A : Masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Mengenali 2 5 4
kapan nyeri
terjadi
2. Menggunakan 2 5 4
tindakan
pencegahan
3. Melaporkan 2 5 3
nyeri yang
terkontrol
Keterangan:
1: Tidak pernah menunjukan
2: Jarang menunjukan
3: Kadang-kadang menunjukan
4: Sering menunjukan
5: Secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus
2. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (nafas
dalam)
3. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri.
II S : Pasien mengatakan senang mendapat dukungan dari
ibu dan suaminya dalam melakukan perawatan
bayinya meski masih dibantu dalam merawat
bayinya.
O : Pasien sudah tidak kesulitan menggendong bayinya,
bayi tidak rewel, bisa menyusui dengan benar, belum
bisa memandikan bayinya secara mandiri.
A : Masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Melakukan 2 5 3
peran sesuai
harapan
2. Pengetahuan 2 5 3
tentang masa
perubahan
peran
3. Melaporkan 2 5 3
peningkatan
peran
4 Melaporkan 2 5 3
strategi
perubahan
peran
Keterangan:
1 : tidak adekuat
2 : kurang adekuat
3 : cukup adekuat
4 : adekuat
5 : sangat adekuat

No Indikator Skala Skala Skala


Awal Tujuan Hasil
1. Menunjukan 3 5 4
hubungan
yang saling
mencintai
2. Berinteraksi 3 5 4
dengan bayi
untuk
meningkatkan
rasa percaya
3. Memilih 3 5 5
tambahan
pengasuhan
yang tepat
Keterangan :
1 : tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan
3 : kadang-kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
5 : secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Bantu pasien mengidentifikasi perannya dalam
keluarga
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
ketidakcukupan peran
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-
strategi positif untuk memanajemen perubahan-
perubahan peran
III S : Pasien mengatakan sudah mampu berdiri dan berjalan
meskipun masih terasa kaku dan sulit.
O : Pasien tampak mampu berpindah dengan mandiri dan
berjalan perlahan.
No Kemampuan 0 1 2 3 4
1 Berpakaian 
2 Toileting 
3 Ambulansi/ROM 
4 Makan/minum 
5 Mandi 
A : masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Keseimbangan 3 5 4
2. Bergerak 3 5 4
dengan mudah
3. Performa posisi 3 5 4
tubuh
P : Lanjutkan intervensi
1. Bantu pasien dengan ambulasi awal
2. Ajarkan teknik ambulasi dan berpindah yang aman
3. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi dengan
jarak tertentu
4. Dorong ambulasi independen dalam batas aman
Minggu, I S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang dan jarang
8 April 2018 terjadi
P: trauma pembedahan Resti
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar luka operasi
S: skala 3
T: jarang
O : Pasien tampak lebih rileks dan mampu menangani
nyerinya dengan rileksasi.
A : Masalah teratasi sebagian
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Mengenali 2 5 5
kapan nyeri
terjadi
2. Menggunakan 2 5 5
tindakan
pencegahan
3. Melaporkan 2 5 4
nyeri yang
terkontrol
Keterangan:
1: Tidak pernah menunjukan
2: Jarang menunjukan
3: Kadang-kadang menunjukan
4: Sering menunjukan
5: Secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri
dan faktor pencetus
2. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi (nafas
dalam)
3. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri.
II S : Pasien mengatakan sudah tidak takut maupun bingung
dalam melakukan perawatan bayinya karena pasien
mendapat dukungan dan bantuan dari ibu dan
suaminya, pasien mengatakan segera setelah
nyerinya hilang dapat melakukan perawatan bayinya
secara mandiri.
O : Pasien sudah tidak kesulitan menggendong bayinya,
bayi tidak rewel, bisa menyusui dengan benar, bisa
memandikan bayinya meski dibantu orang lain,
dapat melakukan perawatan tali pusat.
A : Masalah teratasi sebagian
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Melakukan 2 5 5
peran sesuai
harapan
2. Pengetahuan 2 5 4
tentang masa
perubahan
peran
3. Melaporkan 2 5 4
peningkatan
peran
4 Melaporkan 2 5 4
strategi
perubahan
peran
Keterangan:
1 : tidak adekuat
2 : kurang adekuat
3 : cukup adekuat
4 : adekuat
5 : sangat adekuat

No Indikator Skala Skala Skala


Awal Tujuan Hasil
1. Menunjukan 3 5 4
hubungan
yang saling
mencintai
2. Berinteraksi 3 5 5
dengan bayi
untuk
meningkatkan
rasa percaya
3. Memilih 3 5 5
tambahan
pengasuhan
yang tepat
Keterangan :
1 : tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan
3 : kadang-kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
5 : secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Bantu pasien mengidentifikasi perannya pada bayi
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
ketidakcukupan peran
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-
strategi positif untuk memanajemen perubahan-
perubahan peran
III S : Pasien mengatakan sudah mampu berdiri dan berjalan,
namun terkadang masih dibantu keluarga.
O : Pasien tampak sesekali dibantu berjalan oleh ibunya.
No Kemampuan 0 1 2 3 4
1 Berpakaian 
2 Toileting 
3 Ambulansi/ROM 
4 Makan/minum 
5 Mandi 
A : masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Keseimbangan 3 5 5
2. Bergerak 3 5 4
dengan mudah
3. Performa posisi 3 5 5
tubuh
P : Lanjutkan intervensi
1. Ajarkan teknik ambulasi dan berpindah yang
aman
2. Dorong ambulasi independen dalam batas aman
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM SECTIO

CAESAREA DENGAN FOKUS STUDI KETIDAKEFEKTIFAN

PERFORMA PERAN DI RSUD PROF. dr MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

I. PENGKAJIAN

Nama Mahasiswa : Resti Nur Lela

NIM : P1337420215092

Tempat Pengkajian : Ruang Flamboyan RSMS

Tanggal Pengkajian : 12 April 2018

A. Identitas

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. M

Umur : 30 th

Alamat : Kedungwuluh rt 1/5, Purwokerto Barat

Status Maternal : G3P1A1

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Tanggal Masuk RS : 11 April 2018 pukul 11.30 WIB

No. RM : 02049387
Diagnosa Medis : SCTP a/i Induksi Gagal

2. Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn. B

Umur : 35 th

Alamat : Kedungwuluh rt 1/5, Purwokerto Barat

Pekerjaan : buruh

Agama : SMP

Hubungan pasien : Suami

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri pada bagian luka operasi

P : trauma pembedahan

Q : seperti ditusuk tusuk

R : nyeri di bagian luka operasi

S : skala 6

T : kadang-kadang (hilang timbul)

2. Keluhan Tambahan

Pasien mengatakan bahwa merasa takut dan khawatir dalam

merawat bayinya dengan kondisinya yang seperti ini, meski

sebelumnya telah memiliki anak yang sekarang berusia 5 tahun,

karena nyeri yang dirasakan dari melahirkan secara sesar yang

tidak direncanakan sebelumnya.


3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang ke Poli Kebidanan RSUD Prof.Dr. Margono

Soekardjo Purwokerto tanggal 11 April 2018 dengan keluhan

kencang-kencang. Riwayat obstetrik G3P1A1 umur kehamilan 41

minggu, HPHT 27 Juni 2017, HPL 4 April 2018, kemudian

dipindahkan ke ruang VK, setelah dilakukan induksi dengan

diberikan drip oxytocin 5 IV dalam infus RL 8tpm. Karena tidak

ada kemajuan, konsul dokter dan dokter menginstruksikan untuk

dilakukan operasi sectio caesarea cito. Operasi sectio caesarea

dilakukan mulai pukul 22..40 dan selesai pukul 23.20 WIB.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pernah dirawat di rumah

sakit saat melahirkan anak pertamanya.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang

mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus,

asma, dalam anggota keluarga tidak ada yang menjalani operasi

sesar.

6. Riwayat Antrenatal Care

a. Trimester I

Pasien mengatakan bahwa ia periksa ke bidan Puskesmas

Purwokerto Barat setiap 1 bulan sekali, keluhan yang dirasakan

adalah mual, muntah, dan nafsu makan berkurang.


b. Trimester II

Pasien mengatakan bahwa ia periksa ke bidan Puskesmas

Purwokerto Barat setiap 1 bulan sekali, dengan keluhan pusing.

c. Trimester III

Pasien mengatakan bahwa ia periksa ke Puskesmas Purwokerto

Barat setiap 1 bulan sekali pada usia kandungan 7 bulan,

periksa 2 minggu sekali pada usia kandungan 8 bulan dan

setiap 1 minggu sekali pada usia kehamilan 9 bulan dengan

keluhan agak susah buang air kecil.

7. Riwayat Persalinan

Pasien G3P1A1, anak pertama berusia 5 tahun dengan jenis kelamin

perempuan dilahirkan secara spontan, hamil kedua abortus usia

kehamilan 4 minggu, hamil saat ini dilakukan tindakan operasi

sectio caesarea. Operasi dimulai pukul 22.40 dan selesai pukul

23.20 WIB merupakan persalinan dengan masa kehamilan lewat

bulan 41 minggu.

C. Data Bayi

1. Pemeriksaan Antropometri

a. Berat badan : 3.280 gram

b. Panjang badan : 50 cm

c. Lingkar kepala : 34 cm

d. Lingkar dada : 33 cm
e. Lingkar lengan : 9 cm

f. Apgar score :

Tabel 1. Apgar Score

Tanda 0 1 2 score
A (Appearance) Pucat Badan Seluruh 2
Warna kulit merah, tubuh
ekstremit kemerah-
as biru merahan
P (Pulse) Tidak Dibawah Diatas 100 2
Frekuensi ada 100
G (Gremace) Tidak Sedikit Menangis, 2
Reaksi terhadap ada batuk atau
rangsang bersin
A (Activity) Lumpuh Ekstremi Gerakan 1
Tonus otot tas dalam aktif
fleksi
sedikit
R (Resusitasi) Tidak Lemah, Menangis 2
Usaha bernafas ada tidak kuat
teratur
Jumlah 9
2. Tanda-tanda Vital

a. Suhu : 36 ºC

b. Nadi : 140x/menit

c. Respirasi : 54x/menit

3. Pemeriksaan Fisik Bayi

a. Kulit : kemerah-merahan, turgor kulit baik

b. Abdomen : cembung, tidak ada infeksi pada tali pusat

c. Genitalia : laki-laki

d. Anus : ada

e. Refleks :

1) Mata : mengedip (eyeblink reflex) baik


2) Hidung : breathing reflex baik

3) Mulut : menghisap (sucking reflex) dan mencari

(rooting reflex) baik

4) Ekstremitas : lengkap, tidak terdapat edema,

menggenggam (palmar praps reflex) baik.

D. Keadaan Psikologis Ibu

1. Penerimaan ibu terhadap bayinya

Pasien mengatakan senang dan telah menantikan kehadiran sang

bayi, namun meski pasien telah memiliki pengalaman dalam

perawatan bayi pasien masih merasa kurang mampu dan takut

dalam melakukan perawatan bayinya dikarenakan kelahiran secara

sectio caesarea yang tidak direncanakan sebelumnya, dan rasa

nyeri pada luka operasi yang tengah dirasakan pasien sekarang.

2. Penerimaan ibu terhadap peran barunya

Pasien mengatakan telah siap untuk menjadi ibu bagi 2 orang anak,

namun karena nyeri yang dirasakan sekarang pasien merasa dirinya

kurang mampu dalam melakukan perawatan pada bayinya secara

mandiri.
3. Konsep diri

a. Ideal diri

Pasien mengatakan bersyukur atas kelahiran bayi keduanya

dengan selamat, karena sebelumnya pernah mengalami

keguguran yang membuat ia bersedih.

b. Harga diri

Pasien mengatakan bahagia dan bersyukur meski harus

melahirkan bayinya secara sectio caesarea, sang bayi sehat.

c. Body image

Pasien menyadari dan bersyukur atas apa yang ada pada

dirinya, dan tidak merasa kurang karena kelemahannya.

d. Peran dan identitas diri

Pasien merupakan istri dari seorang buruh swasta, dan kini

menjadi ibu dari 2 anak, yang mempunyai tugas untuk

melakukan perawatan pada bayinya berdasarkan pengalaman

sebelumnya. Namun pasien merasa kesulitan dalam hal

perawatan bayinya meski ia mengetahui cara perawatan bayi,

dikarenakan nyeri yang ia rasakan.

E. Pola Fungsional Gordon

1. Pola Persepsi Kesehatan

DS: Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting,

maka dari itu bila klien maupun keluarga klien sakit segera
dibawa berobat ke pelayanan kesehatan terdekat, saat hamil

pasien juga memeriksakan kandungannya secara rutin.

DO: Pasien saat ini sedang dirawat di ruang Flamboyan RSUD

Prof.Dr.Margono Soekardjo Purwokerto dengan post sectio

caesarea dan pasien mengalami keterbatasan dalam

perawatan bayi baru lahir karena nyeri yang kini tengah

dirasa.

2. Pola Nurtisi dan Metabolik

DS: Pasien mengatakan nafsu makannya sebelum dan selama

dirawat di rumah sakit baik, porsi makan yang disediakan

oleh rumah sakit selalu dihabiskan, pasien munim 5-7 gelas

per hari.

DO: pasien tampak makan dengan lahap dan menghabiskan

makanannya, tidak tampak tanda dehidrasi.

3. Pola Eliminasi

DS: Pasien mengatakan setelah operasi belum BAB, dan BAK

melalui selang kencing.

DO: Pasien terpasang DC, warna urine kuning transparan

4. Pola Istirahat dan Tidur

DS: Pasien mengatakan sedikit kesulitan tidur, karena nyeri yang

dirasakannya.

DO: pasien tampak meringis kesakitan menahan nyeri dan terdapat

lingkaran hitam dibawah mata pasien.


5. Pola Aktivitas dan Latihan

DS: pasien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh orang lain.

DO: pasien tampak masih bedrest.

Tabel 2. Aktivitas dan Latihan

No Kemampuan 0 1 2 3 4
1 Berpakaian 
2 Toileting 
3 Ambulansi/ROM 
4 Makan/minum 
5 Mandi 
Keterangan:

0 : Mandiri

1 : Dibantu alat

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu alat dan orang lain

4 : Ketergantungan total

6. Pola Persepsi Kognitif

DS: Pasien mengatakan bahwa dirinya menyadari statusnya

sebagai seorang isteri dan seorang ibu dari 2 orang anak yang

harus mampu merawat bayinya berdasar pengalaman yang ia

dapatkan, namun pasien merasa terbatas dalam perawatan

bayinya karena kondisinya saat ini.

DO: Pasien tampak kesulitan dalam perawatan bayinya, sehingga

dibantu oleh kakaknya dan perawat.


7. Pola Persepsi dan Konsep Diri

DS: Pasien mengatakan bersyukur bayinya lahir dengan sehat dan

selamat, pasien ingin cepat pulang.

DO: Pasien kooperatif dalam tindakan yang perawat lakukan.

8. Pola Seksual dan Reproduksi

DS: Pasien mengatakan sebelumnya menggunakan KB suntik, dan

setelah kelahiran bayi keduanya ia menggunakan KB IUD

DO: Pasien berjenis kelamin perempuan, terdapat produksi lochea

di area vagina yang berwarna kemerahan dan berbau khas

9. Pola Stress dan Koping

DS: Pasien mengatakan bila ada masalah selalu bercerita kepada

suaminya.

DO: Pasien tampak ditemani oleh kakaknya.

10. Pola Peran dan Hubungan

DS: Pasien mengatakan sudah menjadi ibu dengan 2 orang anak,

hubungan dengan suami dan keluarga baik.

DO: Pasien tampak ditemani oleh kakaknya, juga dijenguk oleh

anggota keluarga dan tetangga yang lain.

11. Pola Nilai dan Keyakinan

DS: Pasien mengatakan beragama Islam, namun karena kondisinya

yang tidak memungkinkan untuk menjalankan kewajibannya

pasien hanya mampu berdoa diatas bed.

DO: pasien tampak berdoa dan tidak lupa bersyukur


F. Riwayat Obstetrik

1. Menarche : 13 tahun

2. Siklus haid : 28 hari

3. Lama haid : 7 hari

4. Banyaknya haid : haid hari ke 2 ganti pembalut sampai 3 kali

5. Dismenorachea : terjadi pada awal haid

G. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Berat badan : Sebelum Hamil : 59 kg

Selama Hamil : 69 kg

4. Tinggi badan : 157 cm

5. Tanda-tanda vital : TD : 120/70 mmHg

N : 91x/menit

RR : 20x/menit

S : 36 ºC

6. Kepala

a. Rambut : Bersih, hitam bergelombang

b. Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikhterik

c. Hidung : Tidak ada nafas cuping hidung, tidak

terdapat polip

d. Telinga : Pendengaran baik, simetris, tidak ada


serumen

e. Mulut dan gigi : mukosa lembab, tidak terdapat karies gigi

f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

7. Dada

Payudara : Puting menonjol, payudara teraba padat

berisi, ASI sudah keluar

8. Abdomen : Terdapat luka jahitan Sectio Caesarea

sepanjang ± 14 cm, kondisi kulit sekitar

luka kering, tidak terdapat rembesan pada

jahitan, kontraksi uterus keras, fundus uteri

setinggi pusat.

9. Genitalia

a. Lochea : rubra

b. Karakteristik : warna kemerahan, bau khas

c. Jumlah : 100 cc

10. Ekstremitas

a. Atas : tidak terdapat edema, terpasang infus RL 20 tpm di

tangan kiri

b. Bawah : tidak terdapat edema, tidak ada varises

11. Turgor kulit : baik, akral teraba hangat


H. Riwayat dan Rencana Keluarga Berencana

Pasien mengatakan sebelumnya menggunakan alat kontrasepsi KB

suntik, setelah kelahiran anak keduanya pasien memilih KB IUD.

I. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium tanggal 11 april 2018

Tabel 3. Hasil Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal


HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin L 10.5 g/dL 11.7-15.5
Leukosit H 20560 u/L 3600-11000
Hematokrit L 32 % 35-47
Eritrosit 3.8 10^6uL 3.8-5.2
Trombosit 180.000 /uL 150.000-440.000
MCV 84.0 fL 80-100
MCH 27.5 Pg/cell 26-34
MCHC 32.7 % 32-36
RDW H 18.1 % 11.5-14.5
MPV 11.2 fL 9.4-12.3
Hitung Jenis
Basofil 0.3 % 0-1
Eosinofil L 0.2 % 2-4
Batang L 1.0 % 3-5
Segmen H 85.7 % 50-70
Limfosit L 9.1 % 25-40
Monosit 3.7 % 2-8

J. Terapi

1. Kamis, 12 April 2018

a. IVFD RL 20 tpm

b. Injeksi ketorolac 2x30 mg

c. Asam mefenamat 3x500 mg (PO)


d. Adfer 1x400 mg (PO)

e. Klindamisin 2x300 mg (PO)

2. Jumat, 13 April 2018

a. Injeksi ketorolac 2x30 mg

b. Asam Mefenamat 3x500 mg (PO)

c. Adfer 1x400 mg(PO)

d. Clindamisin 2x 300 mg (PO)

3. Sabtu, 14 April 2018

a. Asam Mefenamat 3x500 mg (PO)

b. Adfer 1x400 mg(PO)

c. Clindamisin 2x300 mg (PO)

II. ANALISA DATA

Berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, maka ditemukan

beberapa masalah yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4. Analisa Data

No. Data Fokus Problem Etiologi


1. DS: Pasien mengatakan nyeri pada Nyeri Agen Injuri
bagian luka operasi Fisik
P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk tusuk
R: nyeri di bagian luka operasi
S: skala 6
T: kadang kadang (hilang
timbul)
DO: pasien tampak meringis
kesakitan menahan nyeri

2. DS: Pasien mengatakan senang dan Ketidakefektifan Nyeri


telah menantikan kehadiran performa peran
sang bayi, namun meski pasien
telah memiliki pengalaman
dalam perawatan bayi pasien
masih merasa kurang mampu
dan takut dalam melakukan
perawatan bayinya
dikarenakan kelahiran secara
sectio caesarea yang tidak
direncanakan sebelumnya, dan
rasa nyeri pada luka operasi
yang tengah dirasakan pasien
sekarang.
DO: Pasien tampak kesulitan dalam
perawatan bayinya, sehingga
dibantu oleh kakaknya dan
perawat.

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik

2. Ketidakefektifan Performa Peran berhubungan dengan nyeri

IV. INTERVENSI

Tabel 5. Intervensi Keperawatan

DX Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


I Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Managemen Nyeri
selama 3x24 jam diharapkan nyeri pasien 1. Lakukan pengkajian
dapat berkurang dengan indikator : nyeri secara
NOC : Kontrol Nyeri komperhensif yang
No Indikator Skala Skala meliputi lokasi,
Awal Tujuan karakteristik,
1. Mengenali 2 5 onset/durasi, frekuensi,
kapan nyeri kualitas, intensitas atau
terjadi beratnya nyeri dan
2. Menggunakan 2 5 faktor pencetus
tindakan 2. Ajarkan penggunaan
pencegahan teknik non farmakologi
3. Melaporkan 2 5 (nafas dalam)
nyeri yang 3. Berikan individu
terkontrol penurun nyeri yang
Keterangan: optimal dengan
1: Tidak pernah menunjukan peresepan analgesik
2: Jarang menunjukan 4. Kolaborasi dengan
3: Kadang-kadang menunjukan pasien, orang terdekat
4: Sering menunjukan dan tenaga kesehatan
5: Secara konsisten menunjukan lainnya untuk memilih
dan
mengimplementasikan
tindakan penurunan
nyeri nonfarmakologi
5. Monitor tanda-tanda
vital
6. Dukung istirahat/tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri.

II Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC : Peningkatan peran


selama 3x24 jam diharapkan performa peran 1. Bantu pasien
pasien dapat efetif dengan indikator : mengidentifikasi
NOC : penampilan peran perannya dalam
No Indikator Skala Skala keluarga
Awal Tujuan 2. Bantu pasien untuk
1. Melakukan 2 5 mengidentifikasi
peran sesuai periode transisi peran
harapan pada keseluruhan
2. Pengetahuan 2 5 rentang kehidupan
tentang masa 3. Bantu pasien untuk
perubahan peran mengidentifikasi
3. Melaporkan 2 5 ketidakcukupan peran
peningkatan 4. Bantu pasien untuk
peran mengidentifikasi
4 Melaporkan 2 5 strategi-strategi positif
strategi untuk memanajemen
perubahan peran perubahan-perubahan
Keterangan: peran
1 : tidak adekuat 5. Ajarkan perilaku-
2 : kurang adekuat perilaku baru yang
3 : cukup adekuat diperlukan oleh pasien
4 : adekuat dalam memenuhi
5 : sangat adekuat perannya
6. Bantu orang terdekat
maupun keluarga klien
untuk memberikan
dukungan terhadap
klien

NOC 2 : Kinerja Pengasuhan : Bayi NIC 2 : Pendidikan


No Indikator Skala Skala Orangtua : Bayi
Awal Tujuan 1. Tentukan pengetahuan,
1. Menunjukan 3 5 kesiapan dan
hubungan yang kemampuan orangtua
saling mencintai (ibu) dalam belajar
2. Berinteraksi 3 5 mengenai perawatan
dengan bayi bayi
untuk 2. Ajarkan orangtua (ibu)
meningkatkan keterampilan dalam
rasa percaya merawat bayi yang
3. Memilih 3 5 baru lahir
tambahan 3. Perkuat perilaku peran
pengasuhan (sebagai) ibu
yang tepat 4. Perkuat keterampilan
yang telah dilakukan
Keterangan : orangtua (ibu) dengan
1 : tidak pernah menunjukan baik dalam merawat
2 : jarang menunjukan bayi untuk
3 : kadang-kadang menunjukan meningkatkan
4 : sering menunjukan kepercayaan diri
5 : secara konsisten menunjukan

V. IMPLEMENTASI

Tabel 6. Implementasi Keperawatan

Hari/ DX Implementasi Respon Pasien Paraf


Tanggal
Kamis, I, II Mengkaji keadaan umum Keadaan umum baik,
12/4/18 dan kesadaran pasien kesadaran composmentis
11.00 WIB I, II Mengkaji keluhan pasien Pasien mengatakan nyeri Resti
I Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan
Komperhensif merasa nyeri diluka
operasi
P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 6
T: kadang-kadang(hilang
timbul)
II Mengkaji keluhan pasien Pasien mengatakan telah
dalam menjalankan peran ini adalah kali kedua ia
barunya melahirkan, namun
karena nyeri yang Resti
dirasakan sekarang
pasien merasa dirinya
tidak mampu dalam
melakukan perawatan
pada bayinya secara
mandiri.
12.00 WIB I Mengajarkan teknik non Pasien kooperatif,
farmakologi (nafas dalam) mengikuti arahan dengan
untuk mengontrol nyeri baik dan melakukan Resti
nafas dalam dengan baik
13.30 WIB II Mendengarkan secara aktif Pasien menceritakan
keluhan pasien pengalamannya tentang
perbedaan melahirkan
Resti
normal dan caesar, juga
tentang nyeri yang
mempengaruhinya dalam
merawat bayinya
.
II Membantu pasien Pasien mengatakan sudah
mengidentifikasi perannya menjadi isteri dan
(peran sebagai ibu) seorang ibu yang harus Resti
dapat mengurus bayinya
berdasar pengalaman
yang ada.
II Bantu pasien untuk Pasien mengatakan
mengidentifikasi belum mampu
kekurangan dalam peran melakukan perawatan Resti
pada bayinya secara
mandiri karena rasa nyeri
yang ia rasakan.
15.00 WIB I Mengukur tanda-tanda TD: 110/80 mmHg
vital N: 84x/menit
RR: 20x/menit Resti
S: 36.7 ºC
15.30 WIB II Mengajarkan teknik Pasien memperhatikan
menyusui yang benar bagi dan memahami
ibu dengan post SC. penjelasan yang Resti
diberikan
18.00 WIB I, II Berkolaborasi pemberian Obat masuk melalui
injeksi Keterolac 30mg intravena
intravena Resti
19.00 WIB I, II Menganjurkan keluarga Kakak pasien senantiasa
pasien untuk memberikan mendampingi dalam
dukungan kepada pasien perawatan bayi Resti
20.00 WIB I Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan
komprehensiif masih nyeri
P: trauma pembedahan Resti
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 5
T: kadang-kadang(hilang
timbul)
I, II Menciptakan lingkungan Pasien merasa nyaman.
yang aman dan nyaman
dengan menyelimuti Resti
pasien dan memasang
pengaman bed
I, II Menganjurkan pasien Pasien beristirahat, bayi
untuk beristirahat tidak rewel.
Resti
Jumat, I, II Mengukur tanda-tanda TD: 100/70 mmHg
13/4/18 vital N: 80x/menit
08.00 WIB RR: 20x/menitr Resti
S: 36 ºC
I, II Mengkaji keluhan pasien Pasien mengatakan
masih nyeri dan belum
maksimal dalam Resti
perawatan bayinya
I Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan
komprehensif lukanya masih terasa
nyeri
Resti
P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 5
T: kadang-kadang(hilang
timbul)
I Mengajarkan teknik non Pasien kooperatif dan
farmakologi (nafas dalam) mampu mengikuti
untuk mengontrol nyeri instruksi perawat Resti
II Mendengarkan keluhan Pasien mengatakan
pasien dan perasaannya karena nyeri yang
tentang perawatan bayinya dirasakannya, pasien Resti
merasa tidak maksimal
dalam melakukan
perawatan pada bayinya.
II Membantu pasien untuk Pasien mengatakan rasa
mengidentifikasi nyeri dan takut sang bayi
kekurangan dalam peran cedera membuatnya tidak
mampu melakukan Resti
perawatan bayinya secara
mandiri.
II Mengevaluasi pasien Pasien tampak sudah
tentang perilaku baru mampu menggendong
untuk memenuhi peran dan menyusui dengan Resti
(evaluasi teknik menyusui benar, bayi tidak rewel.
yang benar)
II Mendemonstrasikan Pasien mempraktekkan
beberapa teknik menyusui dan dapat melakukan.
Resti
yang benar
13.30 WIB I, II Mengukur tanda-tanda TD: 110/70 mmHg
vital N: 80x/menit
RR: 18x/menit Resti
S: 36 ºC
I Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan nyeri
komperhensif sedikit berkurang
P: trauma pembedahan Resti
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 4
T: jarang

I Menganjurkan pasien Pasien mampu


untuk melakukan teknik melakukan dengan baik.
non farmakologi nafas Resti
dalam untuk mengurangi
rasa nyeri
II Menganjurkan keluarga Pasien dibantu kakaknya
pasien untuk memberikan dalam melakukan
dukungan terhadap pasien perawatan bayinya. Resti
18.00 WIB I, II Mengukur tanda-tanda TD: 110/80 mmHg
vital N: 84x/menit
RR: 18x/menit Resti
S: 36.7 ºC
I, II Memberikan terapi Asam Obat masuk peroral.
Mefenamat 500mg, Adfer
400mg, Clindamisin Resti
300mg.
20.30 WIB II Menciptakan lingkungan Pasien merasa nyaman
yang aman dan nyaman dan mulai rileks
Resti
untuk pasien istirahat.
I, II Anjurkan pasien untuk Pasien beristirahat
istirahat

Sabtu, I, II Mengukur tanda-tanda TD: 110/70 mmHg


14/4/18 vital N: 80x/menit
08.00 WIB RR: 20x/menitr Resti
S: 36 ºC
I, II Mengkaji keluhan pasien Pasien mengatakan
masih takut dan belum
dapat melakukan Resti
perawatan bayinya secara
mandiri.
I Mengkaji nyeri secara Pasien mengatakan
komprehensif lukanya masih terasa
nyeri
Resti
P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar
luka operasi
S: skala 3
T: jarang
I Mengajarkan teknik non Pasien kooperatif dan
farmakologi (nafas dalam) mampu mengikuti
untuk mengontrol nyeri instruksi perawat Resti
II Mendengarkan keluhan Pasien mengatakan nyeri
pasien dan perasaannya yang dirasakan sudah
tentang perawatan bayinya berkurang bahkan hampir Resti
tidak terasa, sehingga
pasien sudah mulai
mampu menggendong
dan menyusui bayinya
dengan nyaman, namun
masih belum dapat
melakukan perawatan
mandi dan perawatan tali
pusat secara mandiri.
II Membantu pasien untuk Pasien mengatakan rasa
mengidentifikasi nyeri membuatnya tidak
kekurangan dalam peran mampu melakukan Resti
perawatan bayinya secara
mandiri.
10.00 WIB II Mengajarkan pasien Pasien mampu
tentang perilaku baru memahami dan mengerti
untuk memenuhi peran materi yang dijelaskan Resti
(mengajarkan teknik
memandikan bayi dan
perawatan tali pusat yang
baik)
I, II Mendengarkan serta Pasien merasa senang
memahami perasaan karena nyeri yang
pasien dirasakan mulai Resti
menghilang dan dapat
melakukan perawatan
pada bayinya, meski
dirasa masih belum
maksimal.
I, II Menganjurkan keluarga kakak pasien ikut merasa
untuk memberi dukungan senang dengan kemajuan
kepada pasien. kondisi pasien yang Resti
mulai membaik, keluarga
selalu memberi
dukungan.

VI. EVALUASI

Tabel 7. Evaluasi

Hari/Tanggal DX Catatan Perkembangan Paraf


Kamis, I S : Pasien mengatakan masih merasa nyeri
12 April 2018 P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk Resti
R: nyeri daerah sekitar luka operasi
S: skala 5
T: kadang-kadang(hilang timbul)
O : Pasien tampak mengerutkan dahi dan meringis
menahan sakit
A : Masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Mengenali 2 5 3
kapan nyeri
terjadi
2. Menggunakan 2 5 3
tindakan
pencegahan
3. Melaporkan 2 5 2
nyeri yang
terkontrol
Keterangan:
1: Tidak pernah menunjukan
2: Jarang menunjukan
3: Kadang-kadang menunjukan
4: Sering menunjukan
5: Secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komperhensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus
2. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
(nafas dalam)
3. Berikan individu penurun nyeri yang optimal
dengan peresepan analgesik
4. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri.

II S : Pasien mengatakan belum mampu melakukan


perawatan pada bayinya secara mandiri karena
rasa nyeri yang ia rasakan.
O : Pasien tampak tidak benar dalam menggendong
bayinya, bayi rewel, belum bisa menyusui
dengan benar.
A : Masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Melakukan 2 5 2
peran sesuai
harapan
2. Pengetahuan 2 5 2
tentang masa
perubahan
peran
3. Melaporkan 2 5 2
peningkatan
peran
4 Melaporkan 2 5 2
strategi
perubahan
peran
Keterangan:
1 : tidak adekuat
2 : kurang adekuat
3 : cukup adekuat
4 : adekuat
5 : sangat adekuat
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Menunjukan 3 5 3
hubungan
yang saling
mencintai
2. Berinteraksi 3 5 4
dengan bayi
untuk
meningkatkan
rasa percaya
3. Memilih 3 5 4
tambahan
pengasuhan
yang tepat

Keterangan :
1 : tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan
3 : kadang-kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
5 : secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Bantu pasien mengidentifikasi perannya
dalam keluarga
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
ketidakcukupan peran
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-
strategi positif untuk memanajemen
perubahan-perubahan peran
4. Ajarkan perilaku-perilaku baru yang
diperlukan oleh pasien dalam memenuhi
perannya

Jumat, I S : Pasien mengatakan masih merasa nyeri


13 April 2018 P: trauma pembedahan
Q: seperti ditusuk-tusuk Resti
R: nyeri daerah sekitar luka operasi
S: skala 4
T: jarang
O : Pasien tampak menunjukan ekspresi menahan
nyeri beberapa kali.
A : Masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Mengenali 2 5 4
kapan nyeri
terjadi
2. Menggunakan 2 5 4
tindakan
pencegahan
3. Melaporkan 2 5 3
nyeri yang
terkontrol
Keterangan:
1: Tidak pernah menunjukan
2: Jarang menunjukan
3: Kadang-kadang menunjukan
4: Sering menunjukan
5: Secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komperhensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus
2. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
(nafas dalam)
3. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri.

II S : Pasien mengatakan berdasarkan pengalamannya


merawat bayi, pada usia bayi 2 bulan pasien
baru mampu melakukan perawatan bayi secara
mandiri.
O : Pasien sudah tidak kesulitan menggendong
bayinya, bayi tidak rewel, bisa menyusui
dengan benar, tidak bisa memandikan bayinya.
A : Masalah belum teratasi
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Melakukan 2 5 3
peran sesuai
harapan
2. Pengetahuan 2 5 3
tentang masa
perubahan
peran
3. Melaporkan 2 5 3
peningkatan
peran
4 Melaporkan 2 5 3
strategi
perubahan
peran
Keterangan:
1 : tidak adekuat
2 : kurang adekuat
3 : cukup adekuat
4 : adekuat
5 : sangat adekuat
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Menunjukan 3 5 4
hubungan
yang saling
mencintai
2. Berinteraksi 3 5 4
dengan bayi
untuk
meningkatkan
rasa percaya
3. Memilih 3 5 5
tambahan
pengasuhan
yang tepat
Keterangan :
1 : tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan
3 : kadang-kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
5 : secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Bantu pasien mengidentifikasi perannya
dalam keluarga
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
ketidakcukupan peran
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-
strategi positif untuk memanajemen
perubahan-perubahan peran

Sabtu, I S : Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang dan


14 April 2018 jarang terjadi
P: trauma pembedahan Resti
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri daerah sekitar luka operasi
S: skala 3
T: jarang
O : Pasien tampak lebih rileks dan mampu
menangani nyerinya dengan rileksasi.
A : Masalah teratasi sebagian
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Mengenali 2 5 5
kapan nyeri
terjadi
2. Menggunakan 2 5 5
tindakan
pencegahan
3. Melaporkan 2 5 4
nyeri yang
terkontrol
Keterangan:
1: Tidak pernah menunjukan
2: Jarang menunjukan
3: Kadang-kadang menunjukan
4: Sering menunjukan
5: Secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komperhensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
pencetus
2. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
(nafas dalam)
3. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
membantu penurunan nyeri.

II S : Pasien mengatakan memahami cara perawatan


bayi mulai dari teknik menyusui, memandikan
bayi dan perawatan tali pusatnya.
O : Pasien sudah tidak kesulitan menggendong
bayinya, bayi tidak rewel, bisa menyusui
dengan benar, bisa memandikan bayinya meski
dibantu orang lain, dapat melakukan perawatan
tali pusat.
A : Masalah teratasi sebagian
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Melakukan 2 5 5
peran sesuai
harapan
2. Pengetahuan 2 5 4
tentang masa
perubahan
peran
3. Melaporkan 2 5 4
peningkatan
peran
4 Melaporkan 2 5 4
strategi
perubahan
peran
Keterangan:
1 : tidak adekuat
2 : kurang adekuat
3 : cukup adekuat
4 : adekuat
5 : sangat adekuat
No Indikator Skala Skala Skala
Awal Tujuan Hasil
1. Menunjukan 3 5 5
hubungan
yang saling
mencintai
2. Berinteraksi 3 5 4
dengan bayi
untuk
meningkatkan
rasa percaya
3. Memilih 3 5 5
tambahan
pengasuhan
yang tepat
Keterangan :
1 : tidak pernah menunjukan
2 : jarang menunjukan
3 : kadang-kadang menunjukan
4 : sering menunjukan
5 : secara konsisten menunjukan
P : Lanjutkan intervensi
1. Bantu pasien mengidentifikasi perannya
dalam keluarga
2. Bantu pasien untuk mengidentifikasi
ketidakcukupan peran
3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-
strategi positif untuk memanajemen
perubahan-perubahan peran
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU POST PARTUM

SECTIO CAESAREA

Disusun oleh :

RESTI NUR LELA

PI337420215092

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU POST PARTUM

SECTIO CAESAREA

Pokok bahasan : Teknik menyusui yang benar

Sub pokok bahasan : Pengertian, frekuensi, macam-macam posisi, manfaat,

akibat dari tidak menyusui dengan benar, tanda bayi

menyusu yang benar, tanda bayi mendapat ASI dalam

jumlah cukup dan langkah-langkah menyusui yang benar

Hari/tanggal : 6 April dan 12 April 2018

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Flamboyan RSMS

Sasaran : Ibu postpartum dengan sectio caesarea

Penyuluh : Resti Nur Lela

A. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu memahami

tentang teknik menyusui dengan benar.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui baik

dan benar selama 30 menit diharapkan Ibu mampu :

a. Menjelaskan pengertian teknik menyusui yang benar

b. Menjelaskan lama dan frekuensi menyusui


c. Menyebutkan macam-macam posisi menyusui

d. Menyebutkan manfaat menyusui yang benar

e. Menyebutkan tanda bayi menyusu dengan benar

f. Menyebutkan tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup

B. SASARAN

Ibu menyusui dengan kelahiran secara sectio caesarea di ruang

Flamboyan RSMS

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Metode Kegiatan Peserta


1. 3 menit Pembukaan : Menjawab salam
1. Memberi salam Ceramah Mendengarkan
2. Perkenalan Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2. 15 menit Pelaksanaan : Mendengarkan
1. Menjelaskan materi secara Ceramah Memperhatikan
berurutan dan teratur Menulis
a. Pengertian teknik
menyusui
b. Lama dan frekuensi
menyusui
c. Menyebutkan macam-
macam posisi menyusui
d. Menyebutkan manfaat
menyusui yang benar
e. Menjelaskan akibat tidak
menyusui yang benar
f. Menyebutkan tanda bayi
menyusu dengan benar
g. Menyebutkan tanda bayi
mendapat ASI dalam
jumlah cukup
h. Menyebutkan langkah-
langkah menyusui dengan
benar
2. Mendemonstrasikan teknik Demonstrasi Mengikuti
menyusui yang benar
3. 10 menit Evaluasi : Menjawab dengan
1. Meminta klien untuk Tanya baik dan benar
menjelaskan kembali atau jawab
menyebutkan :
a. Pengertian teknik
menyusui
b. Lama dan frekuensi
menyusui
c. Menyebutkan macam-
macam posisi menyusui
d. Menyebutkan manfaat
menyusui yang benar
e. Menjelaskan akibat tidak
menyusui yang benar
f. Menyebutkan tanda bayi
menyusu dengan benar
g. Menyebutkan tanda bayi
mendapat ASI dalam
jumlah cukup
h. Menyebutkan langkah-
langkah menyusui dengan
benar
2. Meminta klien untuk Demonstrasi Mendemonstrasikan
mendemonstrasikan teknik
menyusui yang benar

4 2 menit Penutup : Menjawab salam


Mengucapkan terima kasih dan Ceramah
mengucapkan salam

D. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

E. MEDIA

Leaflet

F. MATERI

Terlampir

G. EVALUASI

1. Jelaskan pengertian teknik menyusui


2. Jelaskan lama dan frekuensi menyusui

3. Sebutkan macam-macam posisi menyusui

4. Sebutkan manfaat menyusui yang benar

5. Sebutkan tanda bayi menyusu dengan benar

6. Sebutkan tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup

H. DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC

Monika, F.B. (2015). Buku Pintar ASI dan Menyusui. Jakarta : Mizan

Publik

Rahayu, A.P. (2016). Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas.

Yogyakarta : Dee Publish

Sembiring, Juliana Br. (2017). Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak

Pra Sekolah. Yogyakarta: Dee Publish


Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN

TEKNIK MENYUSUI YANG BAIK & BENAR

A. Pengertian

Teknik menyusui merupakan suatu cara pemberian ASI dilakukan

oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi

tersebut. (Bahiyatun, 2009)

B. Lama dan frekuensi menyusui

Menurut Rahayu (2016) sebaiknya dalam menyusui bayi tidak

perlu dijadwal karena menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik

bagi produksi ASI. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan

karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin

didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat

dapat mengkosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam

lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi tidak

memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola

tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.

C. Posisi Menyusui

Menurut Sembiring (2017) macam-macam posisi menyusui antara lain :

1. Posisi berbaring miring

2. Posisi duduk

3. Posisi tidur terlentang


D. Manfaat menyusui yang benar

Menurut Sembiring (2017) manfaat menyusui yang benar antara lain,

ialah:

1. Bagi bayi

a. ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik,

karena mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan

bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya

b. Pada umur 6 sampin 12 bulan, ASI masih merupakan makanan

utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.

c. Mengurangi resiko bayi terkena diare dan muntah

d. Komposisi ASI ideal untuk bayi

e. Mengurangi resiko terkena infeksi pada dada dan telinga,

mengurangi resiko penyakit kulit, mengurangi kemungkinan

sembelit, sehingga berkurang juga kemungkinan bayi dirawat di

rumah sakit.

f. Mengurangi kemungkinan bayi mengalami masalah kegemukan

saat dewasa sehingga juga mencegah penyakit diabetes dan

penyakit yang terkait kegemukan.

g. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia

2. Bagi Ibu

a. Ungkapan kasih sayang seorang ibu kepada bayinya.

b. Mencegah perdarahan setelah proses persalinan dan kelahiran

c. Mengurangi akan resiki terkena kanker payudara dan kanker

rahim
d. Mengurangi berat badan ibu

e. Alat kontrasepsi alamiah

f. Praktis dan ekonomis

E. Tanda-tanda Teknik Menyusui Sudah Baik dan Benar

1. Seluruh tubuh bayi berdekatan dan terarah pada ibu

2. Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara ibu

3. Areola tidak akan tampak jelas

4. Bayi akan melakukan hisapan lambat dan dalam, serta menelan ASI

5. Bayi terlihat senang dan tenang

6. Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.

(Sembiring, 2017)

F. Tanda bayi mendapat ASI dalam jumlah cukup

1. BAK >6 kali dalam sehari

2. BAB berbiji

3. Setiap menyusu lahap

4. Payudara ibu terasa lunak

5. Berat badan bayi bertambah

6. Bayi tidak rewel

(Rahayu, 2016)

G. Langkah-langkah Menyusui dengan Benar

Langkah-langkah menyusui yang benar menurut Prasetyo (2009)

1. Menjaga privasi
2. Mengatur posisi pasien dengan nyaman (bila duduk lebih baik

menggunakan tempat duduk yang rendah agar kaki ibu tidak

menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi)

3. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas

4. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada

puting dan sekitar areola payudara (sebagai disinfektan dan menjaga

kelembaban puting susu)

5. Mengajari ibu untuk menghadapkan bayi ke dada ibu dengan posisi

sanggah seluruh tubuh bayi jangan hanya leher dan bahunya saja

6. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan

pada garis lurus

7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada dada ibu dengan

meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di

depan, hidung bayi menghadap puting

8. Mengajari ibu untuk memegang payudara ibu dengan ibu jari di atas

dan jari yang lain menopang di bawah serta jangan menekan puting

susu dan areolanya

9. Rangsang bayi membuka mulut untuk menyusui dengan benar

10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi dengan

menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi

11. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu intuk tidak

memegang atau menyangga payudara lagi

12. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui


13. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukan ke

mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah

14. Rangsang bayi untuk melepas isapan puting susu

15. Setelah selesai menyusui, ajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI

pada puting susu dan areola, biarkan kering dengan sendirinya

16. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayinya : Bayi digendong tegak

dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk

perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu

10 – 15 menit) atau bayi ditengkurapkan di pangkuan


AKIBAT TIDAK MENYUSUI YANG BENAR
6. Memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada
1. Puting susu ibu lecet
garis lurus
2. Bayi enggan menyusui TEKNIK
7. Menempelkan perut bayi pada dada ibu dengan
3. Bayi menjadi kembung MENYUSU I YAN G
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu
4. ASI tidak keluar secara optimal dan yang satu di depan, hidung bayi menghadap BENAR
TANDA BAYI MENDAPAT CUKUP ASI putting

1. BAK >6 kali dalam sehari dan BAB berbij 8. Memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari
yang lain menopang di bawah serta jangan menekan
2. Setiap menyusu lahap (isapannya kuat)
puting susu dan areolanya
3. Payudara ibu terasa lunak
9. Merangsang membuka mulut bayi dengan
LANGKAH-LANGKAH MENYUSUI
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh
DENGAN BENAR
sudut mulut bayi
1. Cuci tangan sebelum menyusui
10. Setelah bayi mulai menghisap, usahakan tidak
2. Mengatur posisi pasien dengan nyaman memegang atau menyangga payudara lagi
(bila duduk lebih baik menggunakan tem-
pat duduk yang rendah agar kaki ibu tidak 11. Memperhatikan bayi selama menyusui
menggantung dan punggung ibu bersandar DISUSUN OLEH:
RESTI NUR LELA
pada sandaran kursi) 12. Melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukan ke P1337420215092
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi
3. Mempersilahkan dan membantu ibu mem-
ditekan ke bawah
buka pakaian bagian atas
13. Mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan
4. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan
areola, biarkan kering dengan sendirinya
sedikit, kemudian dioleskan pada puting
K E ME N TR IA N K ES E HA TA N R I
dan sekitar areola payudara (sebagai P O L T EK KE S K E ME NK ES S EMA R AN G
14. Menyendawakan bayinya : Bayi digendong tegak
P R OD I D III K E P ER A WA T AN
disinfektan dan menjaga kelembaban
dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung P U R WO K ER T O
putting susu) 2018
ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa atau
dipangku secara tengkurap
5. Menghadapkan bayi ke dada ibu
dengan posisi sanggah seluruh tubuh
bayi jangan hanya leher dan bahunya
A P A Y A N G D I M A K S U D
D E N G A N T E K N I K
M E N Y U S U I Y A N G B E N A R ?
MACAM-MACAM POS I S I MENYUSUI hangat dan kepribadian yang
percaya diri
Adalah cara memberikan ASI kepada (SEMBIRING, 2017)
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan 2. Manfaat bagi Ibu
1. Posisi berbaring miring
bayi dengan benar (Rahayu, 2016)
a. Ungkapan kasih sayang seorang ibu
2. Posisi Posisi duduk kepada bayinya.

3. Posisi tidur terlentang b. Mencegah perdarahan setelah proses


persalinan dan kelahira
APA SAJA MANFAAT MENYUSUI?
c. Mengurangi akan resiki terkena kanker
1. Manfaat bagi Bayi payudara dan kanker Rahim

d. Mengurangi berat badan ibu

e. Alat kontrasepsi alamiah

LAMA DAN FREKUENSI ME- f. Praktis dan ekonomis

NYUSUI

Sebaiknya dalam menyusui bayi a. Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi
tidak dijadwal, sehingga tindakan me- sampai usia enam bulan

nyusui bayi dilakukan disetiap saat bayi


b. ASI mengandung zat pelindung
membutuhkan, karena bayi akan menen-
tukan sendiri kebtuhannya. Ibu harus me- c. P erkembangan psikomotorik lebih cepat
Primary Business Address
nyusui bayinya bila bayi menangis bukan Address Line 2
d. Menunjang perkembangan kognitif bayi
karena sebab lain ( kencing, kepanasan Address Line 3
Address Line 4
atau kedinginan, atau sekadar ingin e. Menunjang perkembangan penglihatan
Phone: 555-555-5555
didekap ) atau ibu sudah merasa perlu Fax: 555-555-5555
f. Memperkuat ikatan batin antara bayi E-mail: someone@example.com
menyusui bayinya . dan ibu
Co n t a ct p ers o n : 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

g. Dasar untuk perkembangan emosi yang


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MEMANDIKAN BAYI YANG BENAR PADA IBU POST PARTUM

SECTIO CAESAREA

Disusun oleh :

RESTI NUR LELA

PI337420215092

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

CARA MEMANDIKAN BAYI

Pokok bahasan : Cara Memandikan Bayi

Sub pokok bahasan : Definisi, tujuan, persiapan alat dan bahan, serta

langkah-langkah memandikan bayi dengan benar.

Hari/tanggal : 7 April dan 13 April 2018

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Flamboyan RSMS

Sasaran : Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea

Penyuluh : Resti Nur Lela

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien

memahami tentang cara memandikan bayi yang benar.

2. Tujuan Instrusional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit,

diharapkan klien mampu :

a. Menjelaskan pengertian memandikan bayi

b. Menjelaskan tujuan memandikan bayi

c. Menjelaskan persiapan alat dan bahan

d. Menjelaskan langkah-langkah memandikan bayi yang benar


B. SASARAN

Ibu menyusui dengan kelahiran secara sectio caesarea di ruang Flamboyan

RSMS

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Metode Kegiatan Peserta


1. 3 menit Pembukaan : Ceramah Menjawab salam
1. Memberi salam Mendengarkan
2. Perkenalan Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2. 15 menit Pelaksanaan : Ceramah Mendengarkan
1. Menjelaskan materi secara Memperhatikan
berurutan dan teratur
a. Menjelaskan pengertian
memandikan bayi
b. Menjelaskan tujuan
memandikan bayi
c. Menjelaskan persiapan
alat dan bahan
d. Menjelaskan langkah-
langkah memandikan
bayi yang benar
3. 10 menit Evaluasi : Tanya Menjawab dengan
1. Meminta klien untuk jawab baik dan benar
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
a. Menjelaskan
pengertian
memandikan bayi
b. Menjelaskan tujuan
memandikan bayi
c. Menjelaskan
persiapan alat dan
bahan
d. Menjelaskan langkah-
langkah memandikan
bayi yang benar
4 2 menit Penutup : Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan Ceramah
mengucapkan salam
D. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. MEDIA

Leaflet

F. MATERI

Terlampir

G. EVALUASI

1. Jelaskan pengertian memandikan bayi

2. Jelaskan tujuan memandikan bayi

3. Jelaskan persiapan alat dan bahan

4. Sebutkan langkah-langkah memandikan bayi yang benar

H. Daftar Pustaka

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta :

Buku Kedokteran EGC

Saleha, Sitti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Makasar :

Salemba Medika
Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN

MEMANDIKAN BAYI DENGAN BENAR

A. Pengertian Memandikan Bayi

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar

tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan adanya infeksi.

Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah menjaga

jangan sampai bayi kedinginan serta kemasukan air ke hidung, mulut, atau

telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi. (Hidayat, 2009)

B. Tujuan Memandikan Bayi

Tujuan memandikan bayi menurut Saleha (2009), antara lain :

1. Membersihkan kulit bayi dari kotoran

2. Mempertahankan kebersihan bayi sehari-hari

3. Memungkinkan untuk observasi kulit bayi

C. Persiapan Alat dan Bahan

1. Bak mandi (tempat air hangat)

2. Satu set pakaian (baju, popok, selimut)

3. Satu set alat perawatan, seperti

4. Bedak, sabun

5. Kapas minyak

6. Kapas air matang


7. Lidi kapas

8. Minyak telon jika diperlukan

9. Handuk dan waslap

(Hidayat, 2009)

D. Prosedur Memandikan Bayi

Prosedur memandikan bayi yang benar menurut Hidayat (2009), adalah :

1. Cuci tangan

2. Tidurkan bayi di atas meja yang telah diberi alas handuk atau perlak

3. Lepas baju, popok, dan selimuti bayi dengan handuk agar tidak

kedinginan

4. Mulai bersihkan mata, hidung, dan telinga dengan kapas

5. Bersihkan muka dan kepala dengan waslap

6. Sanggalah punggung dan leher bayi dengan telapak tangan kiri sementara

jari dan telunjuk menutup telinga agar tidak kemasukan air

7. Cuci wajah dan kepala

8. Bersihkan dengan sabun, tubuh bagian depan (dada dan abdomen) dan

punggung, kemudian seluruh bagian tubuh

9. Bersihkan sampai lipatan kulit

10. Bersihkan anus jika ada kotoran

11. Masukan atau bilas dengan air hangat, masukan bayi kedalam bak atau

tempat untuk memandikan bayi dan tahan punggung serta kepala dengan

lengan anda sementara lengan lain menahan pantatnya


12. Setelah selesai, angkat bayi dengan hati-hati dan keringkan seluruh tubuh

dengan handuk lembut

13. Olesi minyak telon ke bagian perut dan punggung bayi supaya bayi

merasa hangat

14. Beri bedak pada daerah leher, ketiak, paha, dan pantat

15. Tempatkan bayi di atas alas dan popok yang hangat dan kering,

kemudian lakukan perawatan tali pusat

16. Kenakan popok dengan pas dan tidak terlalu ketat

17. Yakinkan ujung atas popok berada di bawah tali pusat

18. Gunakan celana atau pakaian yang bersih dan kering

19. Bungkus atau bedong bayi dengan selimut/bedong yang bersih dan

kering

20. Cuci tangan


14. Beri bedak pada daerah leher, ketiak, paha,
7. Cuci wajah dan kepala
dan pantat
8. Bersihkan dengan sabun, tubuh ba- MEMANDIKAN BAYI
15. Tempatkan bayi di atas alas dan popok yang
gian depan (dada dan abdomen)
hangat dan kering, kemudian lakukan
dan punggung, kemudian seluruh
perawatan tali pusat
bagian tubuh
16. Kenakan popok dengan pas dan tidak terlalu
9. Bersihkan sampai lipatan kulit
ketat
10. Bersihkan anus jika ada kotoran
17. Yakinkan ujung atas popok berada di bawah
11. Masukan atau bilas dengan air
tali pusat
hangat, masukan bayi kedalam bak
18. Gunakan celana atau pakaian yang bersih
atau tempat untuk memandikan
dan kering
bayi dan tahan punggung serta
Disusun oleh:
19. Bungkus atau bedong bayi dengan selimut/
kepala dengan lengan anda semen-
bedong yang bersih dan kering RESTI NUR LELA
tara lengan lain menahan pantatnya

12. Setelah selesai, angkat bayi dengan


20. Cuci tangan P1337420215092

hati-hati dan keringkan seluruh

tubuh dengan handuk lembut


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
13. Olesi minyak telon ke bagian perut PRODI DIII KEPERAWATAN
PURWOKERTO
dan punggung bayi 2018
CARA MEMANDIKAN
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
BAYI
Cara memandikan bayi yang baik
Alat dan bahan yang harus disiapkan, antara dan benar, adalah sebagai berikut :

Memandikan bayi merupakan upaya lain: 1. Cuci tangan

1. Bak mandi (tempat air hangat) 2. Tidurkan bayi di atas meja yang
yang dilakukan untuk menjaga agar
telah diberi alas handuk atau per-
2. Satu set pakaian
tubuh bayi bersih, terasa segar, dan lak
(baju, popok, selimut
mencegah kemungkinan adanya 3. Lepas baju, popok, dan selimuti
3. Bedak, sabun bayi dengan handuk agar tidak
infeksi. kedinginan
4. Kapas minyak

5. Kapas air matang 4. Mulai bersihkan mata, hidung,

TUJUAN MEMANDIKAN BAYI dan telinga dengan kapas


6. Lidi kapas
1. Membersihkan kulit bayi dari 5. Bersihkan muka dan kepala
7. Minyak telon jika diperlukan
dengan waslap
kotoran
8. Handuk dan waslap
6. Sanggalah punggung dan leher
2. Mempertahankan kebersihan bayi
bayi dengan telapak tangan kiri
sehari-hari sementara jari dan telunjuk me-
3. Memungkinkan untuk observasi nutup telinga agar tidak kema-
sukan air
kulit bayi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN TALI PUSAT

Disusun oleh :

RESTI NUR LELA

PI337420215092

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERAWATAN TALI PUSAT

Pokok bahasan : Perawatan Tali Pusat

Sub pokok bahasan : Definisi, tujuan, hal-hal yang perlu diperhatikan, persiapan

alat dan bahan, cara perawatan tali pusat dengan benar

Hari/tanggal : 8 April dan 14 April 2018

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Flamboyan RSMS

Sasaran : Ibu Post Partum dengan Sectio Caesarea

Penyuluh : Resti Nur Lela

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien memahami tentang

perawatan tali pusat bayi yang benar.

2. Tujuan Instrusional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan klien

mampu :

a. Menjelaskan pengertian perawatan tali pusat

b. Menjelaskan tujuan perawatan tali pusat

c. Menyebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan tali pusat

d. Menyebutkan alat dan bahan

e. Menjelaskan langkah-langkah perawatan tali pusat yang benar


B. SASARAN

Ibu menyusui dengan kelahiran secara sectio caesarea di ruang Flamboyan RSMS

C. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Waktu Kegiatan penyuluhan Metode Kegiatan Peserta


1. 3 menit Pembukaan : Ceramah Menjawab salam
1. Memberi salam Mendengarkan
2. Perkenalan Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2. 15 menit Pelaksanaan : Ceramah Mendengarkan
1. Menjelaskan materi secara Memperhatikan
berurutan dan teratur :
a. Menjelaskan pengertian
perawatan tali pusat
b. Menjelaskan tujuan
perawatan tali pusat
c. Menyebutkan hal-hal
yang harus diperhatikan
dalam perawatan tali
pusat
d. Menyebutkan alat dan
bahan
e. Menjelaskan langkah-
langkah perawatan tali
pusat yang benar
3. 10 menit Evaluasi : Tanya Menjawab dengan
1. Meminta klien untuk jawab baik dan benar
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
a. Menjelaskan
pengertian perawatan
tali pusat
b. Menjelaskan tujuan
perawatan tali pusat
c. Menyebutkan hal-hal
yang harus
diperhatikan dalam
perawatan tali pusat
d. Menyebutkan alat dan
bahan
e. Menjelaskan langkah-
langkah perawatan tali
pusat yang benar
4 2 menit Penutup : Ceramah Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam
D. METODE

1. Ceramah

2. Tanya jawab

E. MEDIA

Leaflet

F. MATERI

Terlampir

G. EVALUASI

1. Jelaskan pengertian perawatan tali pusat

2. Jelaskan tujuan perawatan tali pusat

3. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan tali pusat

4. Sebutkan alat dan bahan

5. Jelaskan langkah-langkah perawatan tali pusat yang benar

H. DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC

Saleha, Sitti. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Makasar : Salemba Medika

Sodikin. (2009). Perawatan Tali Pusat. Jakarta : EGC


Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN

PERAWATAN TALI PUSAT

A. Pengertian Perawatan Tali Pusat

Menurut Hidayat (2009) perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang

bertujuan merawat tali pusat pada bayi lahir agar tetap kering dan mencegah terjadinya

infeksi.

B. Tujuan Perawatan Tali pusat

Tujuan perawatan tali pusat menurut Saleha (2009), adalah :

1. Mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat bayi

2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat bayi

3. Mempercepat terlepasnya tali pusat bayi

4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi

C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Perawatan Tali Pusat

1. Jangan menggunakan plester dalam membalut tali pusat bayi karena dapat

menyebabkan iritasi pada sekitar daerah tali pusat

2. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus dalam keadaan kering dan bersih

3. Jangan mengoleskan alkohol./betadin atau ramuan apapun ke tai pusat

4. Bila terdapat tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, bernanah, berdarah, atau

berbau pada tali pusat, segera hubungi petugas kesehatan

D. Alat dan Bahan

1. Kasa steril

2. Air bersih dan sabun


E. Cara Perawatan Tali Pusat

1. Cuci tangan

2. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas san keringkan dengan kasa steril

3. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi

dengan kain bersih secara longgar

4. Lipat popok dibawah sisa tali pusat

5. Jika tali pusat terkena kotoran feses, cuci dengan sabun dan air bersih kemudian

keringkan

6. Cuci tangan
PERHATIAN!!! PERAWATAN TALI PUSAT

1. Jangan menggunakan plester dalam membalut

tali pusat bayi karena dapat menyebabkan

iritasi pada sekitar daerah tali pusat

2. Daerah tali pusat dan sekitarnya harus dalam

keadaan kering dan bersih

3. Jangan mengoleskan alkohol./betadin atau

ramuan apapun ke tai pusat

4. Bila terdapat tanda-tanda infeksi, seperti


Disusun oleh:
kemerahan, bernanah, berdarah, atau berbau

pada tali pusat, segera hubungi petugas


RESTI NUR LELA

kesehatan P1337420215092

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2018
LANGKAH-LANGKAH
PERAWATAN TALI PUSAT? ALAT DAN BAHAN
PERAWATAN TALI PUSAT

Cara perawatan tali pusat yang


Alat dan bahan yang harus disiapkan, antara
baik dan benar, adalah sebagai beri-
Perawatan tali pusat merupakan tindakan
lain:
kut :
keperawatan yang bertujuan merawat tali
1. Kasa steril
1. Cuci tangan
pusat pada bayi lahir agar tetap kering dan
2. Air bersih dan sabun 2. Cuci tali pusat dengan air bersih
mencegah terjadinya infeksi.
dan sabun, bilas san keringkan
dengan kasa steril

3. Pertahankan sisa tali pusat dalam


TUJUAN MEMANDIKAN BAYI
keadaan terbuka agar terkena udara
1. Mencegah terjadinya infeksi pada tali
dan tutupi dengan kain bersih
pusat bayi secara longgar

2. Mempercepat proses pengeringan tali 4. Lipat popok dibawah sisa tali pusat

pusat bayi 5. Jika tali pusat terkena kotoran

3. Mempercepat terlepasnya tali pusat bayi feses, cuci dengan sabun dan air
bersih kemudian keringkan
4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi
6. Cuci tangan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

NO ASPEK YANG DI NILAI YA TIDAK


A. Tahap Prainteraksi
1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan sebelum
kegiatan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi
2. Mengatur posisi pasien dengan nyaman (bila duduk
lebih baik menggunakan tempat duduk yang rendah
agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu
bersandar pada sandaran kursi)
3. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian
bagian atas
4. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian
dioleskan pada puting dan sekitar areola payudara
(sebagai disinfektan dan menjaga kelembaban puting
susu)
5. Mengajari ibu untuk menghadapkan bayi ke dada ibu
dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi jangan hanya
leher dan bahunya saja
6. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga
dan lengan pada garis lurus
7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada dada
ibu dengan meletakkan satu tangan bayi di belakang
badan ibu dan yang satu di depan, hidung bayi
menghadap puting
8. Mengajari ibu untuk memegang payudara ibu dengan
ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah
serta jangan menekan puting susu dan areolanya
9. Rangsang bayi membuka mulut untuk menyusui dengan
benar
10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi
dengan menyentuh pipi dengan puting susu atau
menyentuh sudut mulut bayi
11. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu intuk
tidak memegang atau menyangga payudara lagi
12. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama
menyusui
13. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking
dimasukan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu
bayi ditekan ke bawah
14. Rangsang bayi untuk melepas isapan puting susu
15. Setelah selesai menyusui, ajarkan ibu untuk
mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola,
biarkan kering dengan sendirinya
16. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayinya : Bayi
digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu
kemudian punggung ditepuk perlahan-lahan sampai
bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15
menit) atau bayi ditengkurapkan di pangkuan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak untu kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan
5. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat tindakan waktu dan jam pelaksanaan dalam
catatan keperawatan
Jumlah item yang dinilai
Lampiran 6
Lampiran 7

Anda mungkin juga menyukai