2, Juli 2012
1 Stikes
Muhammadiyah Kudus
2 FakultasIlmu Keperawatan Universitas Indonesia
3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
ABSTRACT
The inability to socialize in an environment that is different from the previous life is a significant
stressor for the elderly. The aim of this research was to analyze the correlation between social
skill training and socialization ability of eldery with loneliness in nursing home. This research
used quasi experimental pre-post test with control group design. The research took place at
nursing home”A” for intervention group with 27 subjek and nursing home “B” for control group
with 28 subjek. The result showed a significant difference of elderly socialzation ability before
and after that there was training with social skill training. It is proved by an increase of social
ability of eldery in intervention group. This research recommended that social skill training needs
to be given in elderly with loneliness.
ABSTRAK
Proses menua memberikan dampak pada perubahan psikologis lansia berupa kesepian, rasa
bersalah, depresi, keluhan somatik. Ketidakmampuan bersosialisasi dalam lingkungan yang
berbeda dari kehidupan sebelumnya merupakan suatu stressor bagi lansia. Tujuan penelitian
untuk menganalisis pengaruh latihan ketrampilan sosial terhadap kemampuan sosialisasi pada
lansia yang mengalami kesepian. Desain penelitian adalah quasi experimental, pre-post test
with control group. Sampel penelitian berjumlah 27 lansia di Panti Wredha A (Intervensi) dan
28 lansia di Panti Wredha B (Kontrol) di Kabupaten Semarang. Hasil penelitian menggunakan
uji paired t test menunjukkan perbedaan signifikan skor kemampuan sosialisasi lansia sebelum
dan setelah dilakukan perlakuan. Terdapat peningkatan kemampuan sosialisasi pada lansia
pada kelompok intervensi. Latihan ketrampilan sosialisasi direkomendasikan pada lansia
dengan kesepian.
78
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.2, Juli 2012
& Sundeen, 2007., Lync, 1997., Peplau, kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Russel & Cuntrona, 1997) Populasi dibagi menjadi dua, yaitu 1)
Untuk menangani kesepian ini Populasi target (target population); 2)
sudah ada penelitian tentang penggunaan Populasi terjangkau (accessible
ECT untuk mengurangi kesepian pada population) atau populasi sumber (source
lansia, hal ini menunjukkan hasil yang population). Populasi target (target
signifikan untuk mengurangi kesepian population) merupakan sasaran akhir
pada lansia (T Fokkema & K Knippscherr, penerapan hasil penelitian, sedangkan
2007). Tindakan keperawatan yang populasi terjangkau (source population)
dilakukan pada klien dengan kesepian adalah bagian dari populasi target yang
adalah latihan ketrampilan sosial training dapat dijangkau oleh peneliti. Populasi
(SST), Cognitive-Behavioral Therapy, lansia diPanti wredha A sebanyak 115
shyness Groups (peplau dan Pearlman lansia setelah di screening dapat populasi
1982). Penelitian lain yang dilakukan oleh target 60 lansia. Pada populasi panti
Renidayati (2008), melakukan penelitian wredha B ada 100 lansia dan terdapat
tentang pengaruh Social Skills Training populasi target pada penelitian ini adalah
(SST) pada klien isolasi sosial di RSJ HB. 48 lansia. Dari populasi target akhirnya
Sa’anin Padang Sumatera Barat dengan diambillah secara acak klien kesepian
responden terdiri dari 30 orang kelompok yang berada pada Panti Wredha A
intervensi dan 30 orang kelompok kontrol. sebanyak 28 lansia dan Panti Wredha B
Hasil dari penelitian ini terdapat sebanyak 28 yang berada pada Wilayah
peningkatan kemampuan kognitif dan Semarang dalam kurun waktu tahun 2011.
kemampuan perilaku pada kelompok yang Sampel adalah sebagian dari
mengikuti SST dan yang tidak mengikuti populasi yang nilai atau karakteristiknya
SST, dimana pada kelompok yang kita ukur dan yang nantinya kita pakai untuk
mengikuti SST mengalami peningkatan menduga karakteristik dari populasi (Sabri
kemampuan kognitif dan perilaku yang L dan Hastono SP, 2006). Sampel
lebih tinggi dibandingkan kelompok yang penelitian ini adalah klien lansia yang
tidak mengikuti SST. Penelitian ini memenuhi kriteria inklusi : Usia diatas 60
bertujuan untuk menganalisis Pengaruh tahun, Bisa membaca dan menulis, mampu
Latihan Ketrampilan Sosial terhadap berkomunikasi dengan baik secara verbal,
kemampuan sosialisasi lansia yang Lansia yang mengalami kesepian. Untuk
mengalami kesepian di Panti Wredha menguji perbedaan antara kemampuan
Semarang. sosialisasi sebelum dan sesudah dilakukan
latihan ketrampilan sosial dengan
METODE PENELITIAN menggunakan paired T Test. Pelaksanaan
Desain yang digunakan dalam latihan ketrampilan sosial ini dilakukan dari
penelitian ini adalah ”Quasi experimental hari Senin sampai hari rabu, menyesuaikan
pre-post test with control group” dengan dengan waktu yang diminta oleh panti
intervensi latihan ketrampilan sosial. wredha dengan rentang waktu mulai jam
Penelitian dilakukan untuk mengetahui 07.00–12.00. Latihan ketrampilan sosial ini
perubahan kemampuan bersosialisasi dilakukan selama 45-60 menit setiap kali
lansia kesepian sebelum dan sesudah pertemuan.
diberikan perlakuan berupa terapi latihan
ketrampilan sosial dan penelitian juga HASIL DAN BAHASAN
membandingkan dua kelompok klien Rerata usia lansia pada kelompok
lansia dengan kesepian yang dirawat di intervensi dan kelompok kontrol berada
Panti Wredha di Semarang, yaitu pada kategori usia lansia yang sama yaitu
80
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.2, Juli 2012
berkisar di umur 70 tahun, dimana masing- usia yang hampir sama secara psikososial.
masing kelompok memiliki kematangan
Tabel 2. Analisis skor Kemampuan Sosialisasi pada lansia sesudah dilakukan Latihan
Ketrampilan Sosial di Panti Wredha Bulan Mei- Juni 2011 (n1=27, n2=28)
81
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 7, No.2, Juli 2012
85