PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar profesi guna memberikan jaminan
bahwa mereka mampu melaksanakan peran profesinya secara aman dan efektif di
masyarakat. Tujuan uji kompetensi khusunya bagi mahasiswa yang baru lulus adalah
untuk melindungi masyarakat dengan menjamin bahwa perawat paa entry – level
keperawatan pada akhir proses pendidikan harus mengikuti Uji Kompetensi Nasional.
Nomor 1796 tahun 2011 tentang registrasi tenaga kesehatan. Dalam peraturan
harus mengikuti uji kompetensi sebagai syarat untuk memperoleh Surat Tanda
uji kompetensi sampai lulus agar dapat memperoleh surat tanda registrasi sebagai
besar institusi pendidikan anggota AIPNI. Dimana isntitusi belum mampu meluluskan
nasional pada pelaksaan ukom ners bulan Oktober 2018 hanya 35,3% dari seluruh
peserta yang berjumlah kurang lebih sekitar 17.800 – an orang , yang berarti
terdapat jumlah retaker sekitar 11.516-an orang. Setelah hadir buku SiNERSI pada
bulan Februari 2018 terdapat perbaikan angka kelulusan bahkan periode terakhir
untuk First taker kelulusan rata rata nasional sebesar 70,9%. Namun bagi retaker
masih dalam kisaran 24, 8 – 12%. Total retaker tahun 2018 dengan asumsi seluruh
peserta yang belum lulus ikut pada uji kompetensi periode III tahun 2018 adalah
11.374 orang. Ada kesulitan bagi karakter yakni sulit untuk hadir dalam proses
setiap institusi anggota. Data tersebut menggambarkan bahwa masih banyak lulusan
dari institusi yang belum dapat masuk ke dunia kerja karena belum lulus ukom dan
semu ini”. Permasalahan yang ditemukan dalam menyelesaikan adalah dari dua
belah pihak yaitu institusi pemilik lulusan ( yang belum lulus ujikom kompetensi )
sehingga tidak ada program pembinaan khusus dan terstruktur yang dilakukan oleh
kebanyakan institusi . Walaupun banyak juga institusi merasa ikut bertanggung jawab
bekeyakinan bahwa kelulusan yang tinggi dari uji kompetensi tersebut akan menjadi
daya tarik tersendiri bagi mahasiswa baru, kemudian akan menjadi daya tarik
tersendiri bagi mahasiswa baru, kemudian akan menjadi “branded” bagi institusi
tersebut dan banyak rumah sakit yang menunggu lulusannya. Disamping iyu
mahasiswa yang tidak lulus uji kompetensi itu disebabkan oleh pelaksanaan program
kurikulum yang belum berjalan sebagaimana mestinya. Mungkin karena fasilitas yang
belum mendukung dan jaga sumber daya manusia ( SDM ) pengajar masih perlu di
tersebut.
belajar yag cocok dan juga ada rasa frustrasi yang tingga karena sudah terlalu sering
mengikuti uji kompetensi tetapi belum lulus juga. Alasan lainnya adalah sulitnya
datang atau menghadiri pembekalan yang diberikan oleh institusi dengan alasan
bekerja dan jauh dari institusi tempat mereka belajar. Hal ini menjadi permasalahan
Indonsia ( AIPNI ) sebagai wadah dengan anggota institusi pendidikan Ners di seluruh
Berbagai kegiatan telah dilakukan , salah satu yang diperkirakan paling kuat dalam
B. TUJUAN
Penyusunan buku ini bertujuan untuk memberikan panduan belajar bagi para lulusan
yang belum lulus uji kompetensi, disajikan dalam bentuk yang sederhana dan mudah
dipahami oleh mahasiswa dengan berbagai cotoh – contoh soal yang terkait dengan
masing – masing bidang keilmuan. Selain itu, buku panduan uji kompetensi
standar pengembangan soal uji kompetensi dan bab 3 membahas strategi menjawab
soal dan 4: kisi – ksisi materi, pendekatan proses berpikir kritis yakni proses
keperawatan, contoh soal dan pembahasan serta strategi spesifik untuk menjawab
soal bertipe seperti contoh tersebut dan 5: penutup. Diharapkan buku ini dapat
memandu calon perserta uji kompetensi dan institusi pendidikan anggota AIPNI
C. MANFAAT
1. Bagi calon perseta uji kompetensi baik First Taker maupun Retaker
dari sisi materi utama sebagai stimulasi untuk menemukan dan belajar materi
sudah dikembangkan.
Blue print atau cetak biru adalah kerangka dasar yang merupakan pedoman
yang digunakan untuk merancang pengembangan soal ujian dan dapat menjamin
karakter utama perawat yang diharapkan oleh pengguna. Blue print terdiri dari 7
(tujuh) tinjuan yaitu area kompetesi; domain; bidang keilmuan; proses keperawatan;
upaya kesehatan; kebutuhan dasar manusia dan system tubuh. Setiap tinjauan
dengan kompetensi yang diharapkan pada perawat baru lulus ( entry level for
practice ).
Selain itu, blue print juga menggambarkan level kompetensi yang akan diukur
untuk lulusan Ners sebagai perawat professional. Manfaat blue print bagi calon
peserta ujian adalah memberikan informasi terhadap area dan kedalam materi yang
diujikan, gambaran tentang metode uji yang akan digunakan dan acuan persiapan
diri yang harus dilakukan. Jumlah soal pada ujian kompetensi Ners sebanyak 180 soal
uji kompetensii berdasarkan kerangka kompetensi Ners dapat dilihat sebagai berikut:
a. Praktik Profesional, etis, legal dan peka budaya ; isinya terkait dengan aspek
etik dan legal dalam praktik keperawatan. Soal ini dapat muncul dari semua
mata ajar bidang keilmuan keperawatan seperti KMB, Anak, Maternitas dan
lain – lain. Soal ini sesuai dengan nilai – nilai yang seharusnya dikembangkan
dalam pelaksanaan praktik keperawatan . Jumlah soal pada aspek ini pada
kisaran 15-25% atau sekitar 27-45 soal. Contoh jumlah soal pada ukom.
tersebar pada 9 mata kuliah ukom atau 9 mata ajar profesi ners dan
berjumlah pada kisaran 65-75% atau 117-135 soal. Contoh jumlah soal pada
ukom.
Soal ini juga dapat diperoleh dari semua mata ajar profesi ners dengan jumlah
soal pada kisaran 5-15% atau 9-27. Contoh soal pada ukom.
intelektual. Tingkat kognitif yang diujikan adalah mulai dari aplikasi (C3) sampai
dengan evaluasi (C6). Jumlah soal pada kisaran 65-75% atau 117-135 soal.
melakukan prosedur keperawatan. Padauan pada aspek ini adalah tindakan prosedur
yang dipelajari berupa SOP tindakan keperawatan. Jumlah soal pada kisaran 20-25%
praktik keperawatan. Jumlah soal pada kisaran 5-10% atau 9-18 soal.
fisiologis atau structural baik actual atau risiko yang dirawat di rumah sakit atau
poliklinik. Soal-soal kebutuhan dasar manusia, patofisiologi atau ilmu dasar lainnya
termasuk dalam kelompok ini. Jumlah soal uji kompetensi dalam kisaran 25-37%
atau 45-66. Sesuai dengan data ukom yang ada sebelumnya, nilai KMB ini menjadi
indicator kuat kelulusan seseorang. Jika mahasiswa mampu menjawab soal KMB
60% atau sekitar 35 soal maka besar kemungkinan peserta lulus karena bidang
b. Keperawatan anak. Isinya adalah asuhan pada anak yang mengalami perubahan
fisiologis atau struktur baik actual maupun risiko, terutama kasus kongenital,
imunisasi, masalah gizi dan masalah MDG’s yang berkaitan dengan upaya
menurunkan angka kematian anak, dan masalah penyebaran penyakit infeksi yang
khas terjadi pada semua tahapan perkembangan anak sejak neonatus sampai
remaja. Jumlah soal uji kompetensi pada kisaran 8-14% atau 14-25 soal. Untuk
gangguan cairan.
c. Keperawatan Maternitas. Isinya adalah asuhan pada ibu atau wanita pada masa
reproduktif (wanita usia subur, pasangan usia subur, wanita pada masa kehamilan,
persalinan, nifas, keluarga dan bayinya sampai 28 hari). Kisaran soal adalah 8-14%
d. Keperawatan Jiwa. Isinya adalah asuhan pada manusia sepanjang siklus kehidupan
dengan respon psiko-sosial yang maladaptive yang disebabkan oleh gangguan bio-
psiko-sosial baik pada tatanan pelayanan kesehatan atau masyarakat. Jumlah soal
gabungan keterampilan dari berbagai area keperawatan yang diberikan pada klien
keluarga pada rentang sehat sakit. Jumlah soal uji komptensi pada kisaran 8-14%
keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam konteks komunitas. Jumlah soal uji
lanjut usia (60 tahun keatas) pada kondisi sehat atau sakit yang difokuskanpada
upaya-upaya mengatasi masalah akibat proses penuaan. Jumlah soal uji kompetensi
Jumlah soal uji kompetensi pada kisaran 3-9% atau 6-9 soal.
lingkungan yang tidak dapat dikendalikan (bencana). Jumlah soal uji kompetensi
Jumlah soal pada aspek ini pada kisaran 20-30% atau 36-54 soal. Soal diperoleh dari
semua mata ajar profesi secara proporsional dari jumlah soal masing-masing dimata
merumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Jumlah soal pada aspek ini pada
kisaran 20-30% atau 36-54. Soal diperoleh dari semua mata ajar profesi secara
proporsional dari jumlah soal masing-masing dimata ajar. Contoh : KMB soal
berfokus pada apa tindakan yang akan dilakukan. Soal diperoleh dari semua mata
ajar profesi secara proposal dari jumlah soal masing – masing di mata ajar tersebut.
suatu tindakan dilakukan . Soal diperoleh dari semua mata ajar tersebut. Contoh :
terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan, sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Soal diperoleh dari semua mata ajar profesi secara proposional dari jumlah soal
masing masing di mata ajar tesebut. Contoh ; KMB, soal evaluasi sekitar 54 x 10% = 5
soal.
a. Promotif. Isinya adalah upaya meningkatkan status kesehatan klien yang dapat
status kesehatan, perubahan gaya hidup dan perilaku serta program pengendalian
lingkungan. Soal diperoleh dari semua mata ajar profesi secara proporsional dari
jumlah soal masing – masing di mata ajar tersebut. Contoh : KMB, soal promotif
b. Preventif. Isinya adalah kegiatan atau tindakan yang hasil akhirnya berorintasi pada
imunisasi, deteksi dini, penyuluhan terhadap risiko penyakit tertentu yang sudah
terlihat factor risikonya. Soal diperoleh dari semua mata ajar profesi secara
proporsional dari jumlah soal masing – masing di mata ajar tersebut. Contoh : KMB,
kebutuhan klien melalui tindakan mandiri dan kolaborasi. Soal diperoleh dari semua
mata ajar profesi secara proposional dari jumlah soal masing – masing di mata ajar
d. Rehabilitatif. Isinya adalah suatu kegiatan untuk mengembalikan fungsi fisiologi dan
psikologi agar dapat berfungsi secara optimal baik dalam menjalankan peran
individu, keluarga dan masyarakat. Soal diperoleh dari semua mata ajar profesi
secara proporsional dari jumlah soal masing – masing dimata ajar tersebut. Contoh :
KMB, soal preventif sekitar 54 x 15% = 8 soal. Namun soal ini terkadang sulit didapat
2.6. Blue print tinjauan 6 berdasarkan Kebutuhan dasar Manusia terdiri dari:
perfusi dan transportasi. Sistem utama sebagai pemicu adalah gangguan system
pernapasan. Mata ajar yang cukup banyak mengeluarkan soal ini adalah KMB, anak
b. Cairan dan elektrolit. Isinya adalah pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
kebutuhan cairan, elektrolit dan keseimbangan asam basa. Sistem utama yang harus
kardiovaskuler. Mata ajar yang dominan membahas soal ini adalah KMB, Anak dan
gerontik. Soal diperoleh dari semua mata ajar profesi secara proposional dari jumlah
soal masing masing dimata ajar tersebut. Contoh : KMB, soal cairan dan eletrolit
sekitar 54 x 12 % = 7 soal.
pencernaan, penyerapan dan metabolism. Sistem utama dalam kasus ini adalah
gastrointestinal. Sedangkan mata ajar yang banyak membahas hal ini adalah KMB,
Anak, Gerontik. Contoh : KMB, soal cairan dan elektrolit sekitar 54 x 12 = 7 soal.
d. Aman dan nyaman. Isinya adalah pemenuhan kebutuhan gangguan rasa aman dan
isolasi sosial. Dibahas pada semua system tubuh dan mata ajar profesi termasuk jiwa
dan komunitas. Contoh ;KMB, soal aman dan nyaman sekitar 54 x 12% = 7 soal.
e. Eliminasi. Isinya meliputi pembahasan tentang gangguan sekresi dan ekskresi sisa
metabolism tubuh termasuk urin dan fekal. Sistem yang membahas ini adalah
perkemihan dan gastrointestinal. Soal diperoleh dari semua mata ajar tersebut.
f. Aktivitas dan istirahat. Isinya meliputi gangguan mobilitas fisik. Keterbatasan energy,
tidur, istirahat dan relaksasi. Sistem yang membahas soal ini adalah kardiovaskuler,
banyak membahas ini adalah KMB, gerontik, jiwa, Soal diperoleh dari semua mata
ajar profesi secara proporsional dari jumlah soal masing – masing dimata ajar
emosional, peran dan hubungan, serta persepsi diri. Soal diperoleh dari masing –
masing dimata ajar tersebut. Contoh ; KMB, soal psikososial sekitar 54 x 9% = 5 soal.
diperoleh dari semua mata ajar profesi secara proposional dari jumlah soal masing –
masing dimata ajar tersebut. Contoh ; KMB,soal komunikasi sekitar 54 x 9 % = 5 soal.
mata ajar profesi secara proposional dari jumlah soal masing – masing dimata ajar
meliputi identitas seksual, fungsi seksual dan reproduksi. Soal diperoleh dari semua
mata ajar profesi secara proposional dari jumlah soal masing – masing dimata ajar
k. Nilai dan keyakinan. Lingkupnya adalah nilai dan keyakinan meliputi spiritual, nilai,
keyakinan, pola aktivitas ritual dan latar belakang budaya yang mempengaruhi
kesehatan. Soal diperoleh dari semua mata ajar profesi secara proporsional dari
jumlah soal masing – masing dimata ajar tersebut. Contoh ; KMB, soal preventif
sekitar 54 x 5% = 5 soal.
kemungkinan ada perbedaan presentase dari setiap mata ajar profesi. Karena
padanan tinjauan 7 yaitu system tubuh sudah termasuk dalam rangkaian tinjauan 6
diatas maka tinjauan 7 ini tidak dibahas secara spesifik. Pemetaan jumlah soal,
materi dan contoh soal dapat dilihat pada bab 3. Pola utama yang ditonjolkan ada
berdasarkan pada mata ajar profesi dengan maksud soal-soal tersebut dibuat dan
waktu tertentu. Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang diartikan
sebagai “the art of the general” atau seni seorang untuk mencapai tujuan. Stategi
menurus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan
oleh para penikmat dimasa depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa
yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Strategi menjawab soal diartikan sebagai pola pemikiran dan tindakan untuk
mempermudah memahami dan menemukan jawaban benar dari semua pilihan yang
ada. Hanya satu pilihan yang paling tepat diantara pilihan lainnya ( one best answer
). Empat pilihan lainnya, tingkat kebenarannya lebih kecil dibanding pilihan yang
benar. Pilihan yang salah ini disebut distractor (pengecoh). Dasar kecoh semakin
besar bila yang memilih pilihan salah itu semakin banyak dan yang dianggap baik
minimal yang memilih option itu 5%. Untuk mendapat jawaban yang paling tepat dan
benar perlu dilihat dari berbagai sudut pandang sebelum menentukan pilihan.
Uji kompetensi adalah uji sumatif maka bentuk soal yang dikembangkan dan
diujikan adalah soal-soal untuk mengambil keputusan klinik, prosedur klinik dan
alasan tindakan klinik dilakukan. Yang dimaksud keputusan klinik adalah mulai
atau tidak (evaluasi keberhasilan. Di samping itu perlu ada evaluasi terhadap dasar
pemikiran dari keputusan klinik tersebut maka dikembangkan juga soal-soal yang
Tehnik dasar umum yang harus dimiliki adalah kemampuan untuk membaca
(mengerti saat pertama membaca). Kejadian yang sering timbul dalam membaca soal
soal yang sedang dibaca. Akibatnya badan soal dibaca secara berulang dan
mennghabiskan waktu. Badan soal yang dibuat dalam uji kompetensi telah
diperkirakan mampu dibaca dan dipahami oleh kebanyakan peserta dalam 40-45
detik. Soal secara utuh dapat diselesaikan rata-rata dalam satu menit atau 60 detik.
Jika peserta membaca satu soal melebihi batas waktu tersebut maka dipastikan tidak
akan mampu menyelesaikan semua soal dengan penalaran yang baik dan tentu
mengurangi kemungkinan menjawab soal dengan benar. Oleh karena itu perlu ada
latihan dan koreksi diri dari setiap individu terkait hal ini. Istilah yang sering
Setiap badan soal atau kasus maksimal dibaca dua kali sudah dapat dipastikan
arahnya. Ada dua tahap urutan membaca yaitu scamming dan scanning. Scamming
adalah cara membaca keseluruhan kasus dengan hati-hati dengan menyimak ide
utama dari soal tersebut. Setelah dibaca tarik kesimpulan secara utuh. Apa ide
utamanya dan kemana arah soal dibawa. Kemampuan ini biasanya didukung oleh
kemampuan komprehensif dari peserta. Jika sudah ditemukan ide pokoknya (main
idea) tentu tahap berikutnya lebih mudah yakni menemukan jawaban yang paling
sesuai dengan main idea tersebut. Soal dianggap baik bila dalam kasus memang
ditemukan idea utamanya, sebaliknya jika idea utama ini tidak ditemukan maka soal
itupun dikatakan bias dan ambigu dan sudah pasti juga tidak akan memenuhi unsur
dengan membaca tehnik kedua yaitu scanning yakni membaca sekali lagi dua ide
yang terkandung dalam soal tersebut yang masih dirasa membingungkan dengan
membacanya lebih detail dan hati-hati. Hal ini muncul biasanya disebabkan oleh
dekatnya main idea dan idea pengecoh atau data yang dihadirkan dalam badan soal
tersebut terlalu dekat sehingga sulit untuk membedakan ide yang satu dengan ide
lainnya. Jika scanning ini tujuannya untuk memperjelas ide yang mana lebih kuat
untuk menjawab satu soal secara keseluruhan adalah satu menit. Lima belas detik
jawaban. Karena main idea sudah ditemukan pada scamming dan scanning maka
akan jauh lebih mudah untuk menemukan jawabannya. Perlu dicatat bahwa jika
saat proses scamming telah ditemukan idenya dengan jelas tidak perlu lagi
melanjutkan ke scanning langsung saja ke pertanyaan soal dan jawaban soal
tersebut. Sebagai tambahan cara umum orang pakai adalah membuang paling tidak
3 jawaban yang pasti salah menurut saudara. Hati-hati dalam tehnik ini jangan
matang mana diantara dua yang tersisa tersebut lebih kuat itulah anda yakini sebagai
jawaban yang benar. Segera berlatih pada contoh – contoh soal yang disiapkan pada
bab 4.
Sebenarnya tehnik khusus ini tidak diperlukan lagi jika tehnik umum tersebut
diatas telah dipahami dan digunakan dengan baik oleh pembaca. Tehnik khusus ini
adalah tehnik atau strategi semata – mata untuk mengurangi kemungkinan salah.
Atau strategi untuk mencoba mengurangi kesalahn dengan melihat langkah demi
langkah. karena bentuk soal tersebut terutama untuk pengambilan keputusan klinik
dibawah ini akan diuraikan tipe – tipe soal dan strategi menjawabnya sesuai dengan
tahapan tersebut. Lagi pula soal – soal yang ada biasanya berdasarkan ke – 5 proses
tersebut walaupun ada bentuk yang lain seperti menanyakan tujuan, jastifiksasi atau
Ide yang masuk akal untuk dipelajari adalah kenali bagaimana soal itu di baut.
Bagaimana penulis soal menitipkan ide – ide yang mewakili kompetensi mata ajar
yang ada pada setiap mata ajar.Uji kompetensi ini adalah tools untuk menyakinkan
seseorang kompeten atau tidak maka sudah barang tentu yang dihadirkan adalah
materi – materi pokok. Hal ini juga harus di pahami oleh peserta dalam upaya untuk
Hal ini dapat dimulai dengan pernyataan bagaiman soal jenis ini dibuat dan
bagaimana cara menitipkan ide soalnya. Soal pengkajian ini dibuat biasanya dengan
menghilangkan salah satu data mayor atau data utama dalam stem ( kasus ) yang
kasus tersebut deficit volume cairan namun data yang pokok belum terlihat seperti
urin output atau tekanan darah maka diagnosis keperawatan akan menjadi ragu
perlu ada data yang digunakan untuk memastikanya. Misalnya urin output atau
tekanan darahnya, karena deficit cairan paling akutrat misalnya dapat dibuktikan
dengan turunannya urin outpit secara signitif atau turunya tekanan darah secara
signifikan.Disinilah pentingnya memahami baku mutu atau nilai normal dari setiap
komponen tubuh.
Tipe lain adalah dengan mencantukan fungsi – fungsi tertentu dalam kasus
Jadi kemampuan anatomi dan fisiologi sangat peting dalam kaitan ini. Misalnya
dalam kasus digambarkan adanya manakah saraf yang mengalami gangguan? Tentu
jawabannya adalah saraf ynag mengatur menelan ( saraf 10 ) dan mengatur mulut
( saraf 7 ).
Kata kunci mampu menjawab soal ini adalah mengenali dan memahami
dengan baik data – data utama yang diperlukan dalam menentukan masalah,
mengenali nilai buku mutu ( nilai normal ) dan fungsi – fungsi ( fisiologi ) normal
tubuh. Segera berlatih pada contoh – contoh soal yang disediakan pada bab 4.
Masalah keperawatan merupakan hasil analisis data dari sebuah kasusu yang
tampil sebagai stem. Stem ditata sedemikian rupa sehingga menggambarkan masalah
yang sesungguhnya. Data – data yang mengacu pada satu masalah adalah gabungan
beberapa data yang saling sinergi atau secara fisiologi perubahannya saling
berhubungan. Berarti untuk menentukan masalah harus didapatkan data pada kasus
yang saling berhubungan. Data tersebut pastilah data dominan atau data mayor.
Tidak ada masalah keperawatan yang hanya didukung oleh satu data saja. Tidak ada
masalah keperawatan yang hanya didukung oleh satu data saja. Untuk menentukan
masalah minimal didukung oleh dua data intupun harus yang utama. Inilah
pentingnya scamming dan scanning untuk memastikan apa main stream datanya.
bapak data perancu yang juga dituliskan dalam stem. Hati hati dengan data perancu
ini karena data ini sengaja ditambahkan untuk memancing peserta menjawab sesuai
dengan data perancu tersebut. Data tersebut seolah – olah menggambarkan masalah
( namun semu atau lalu bukan masalah utama yang ditonjolkan pada kasus. Misalnya
pasien mual lalu di option disebutkan gangguan nutrisi. Pernyataan adalah apakah
Kunci sukses menjawab soal ini adalah mampu mengenali main stream
data ( paling dominan ) yaitu dengan cirri fokus data jelas sehingga akan ditemukan
ciri yang harus didapatkan dalam soal adalah memenuhi unsure close the option
role dimana tanpa melihat option sekalipun kita sudah tau arah jawabanya. Segera
Paling utama dalam jenis soal ini adalah menentukan apa sebenarnya yang
paling dipermasalahkan ( masalah keperawatan ) dalam kasus ini atau dengan kata
lain adalah apa masalah . Tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut tentunnya
tidak satu namun ada beberapa. Kesulitan utama adalah bagaimana memilih satu
diantara semua yang dihadirkan dalam option. Tindakan yang dipilih juga yang
menolong atau membantu tidak membedakan apakah tindakan itu mandiri atau
kolaborasi ). Prioritas tindakan yang penting adalah yang lebih mengancam hidup jika
tidak ditolong. Dapat berupa tindakan actual ataupun tindakan pencegahan. Contoh
ada kecelakaan ternyata datanya ada memar daerah bahu, wajah dan daerah leher
maka apapun alasanya yang harus dicegah sebelum tindakan lainnya adalah tindakan
yang mencegah manupulasi leher karena dengan kondisi seperti itu pasti dapat
diduga adanya fraktur servikal. Ini sangat berbahaya terhadap nyawa penderita
prosedur ( SOP ). Tindakan ini ada urutannya dan urutan ini tidak dapat
dipertukarkan harus demikian. Hal penting yang harus diperhatikan dalam soal ini
adalah tahapan tindakan yang mengandung unsu keselamatan pasien. Jika tindakan
dikerjakan dengan cara yang salah maka akan berisiko terhadap keselamatan pasien
bahkan mungkin dapat mengancam nyawa. Setiap tindakan pasti ada langkah yang
sangat penting dan krusial yang tidak di daerah uretra. Contoh lain pemasangan NGT
maka yang paling penting adalah menjamin bahwa NGT tersebut masuk lambung.
tindakan yang paling menolong untuk kasus tersebut ( yang mengancam hidup )
procedural ( SOP ) dengan baik. Cara membuang 3 option yang tidak mungkin juga
boleh digunakan jika sangat membingungkan. Lalu pastikan diantara dua jawaban
yang di anggap benar tadi dipastikan mana yang lebih kuat. Segera latian dengan soal
menyelesaikan satu masalah. Soal ini biasanya bersumber dari kriteria evaluasi yang
kriteria hasil pada kasus. Maka pastikan bahwa setiap tindakan atau kelompok
tindakan yang dilakukan selalu ada hasil ynag diharapkan. Hasil tersebut biasannya
sesuai dengan tujuan atau kriteria tujuan untuk melihat keberhasilan tindakan.
Misalnya tindakan untuk mengatasi cairan adalah cairan terpenuhi. Ciri dari cairan
terpenuhi adalah Tekanan Darah, urin output, frekuensi nadi kembali normal ( sesuai
ukuran baku mutu ) dan atau tanda lainnya sebagai kriteria perbaikan cairan.
Kunci keberhasilan dalam soal ini adalah mengenali aspek apa yang harus
dinilai melakukan sekelompok atau satu tindakan dan nilai baku mutu fisiologi
tubuh. Dapat juga diterapkan cara 3 option ynag paling tidak mungkin dibuang dan
selanjutnya diantara dua option yang tersisa pastikan dipilih yang paling baik.
BAB IV
BERDASARKAN KEILMUAN
4.1.1.1 Materi
Menentukan suara dan frekuensi napas pasien Asma, COPD dan Pleuritis.
Mendiagnosis bersihan jalan napas, kerusakan pertukaran gas, gangguan pola napas.
oksigen ( nasal kanul, masker sederhana, rebreating mask, non rebreating mask ),
fisioterapi dada, Purse Lip Breathing. Memberikan pendidikan kesehatan yang tepat
pada pasien asma. Manajemen nutrisi dan pendidikan kesehatan pemberian OAT
4.1.1.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
napas. Takipnea adalah frekuensi napas > 25x/menit. Hal ini disebabkan oleh
atau penurunan kapsitas ventilasi pada Pneu monia, dan adeam paru.
Bradipnea jika frekuensi napas lebih < 10x/menit terjadi pada keadaan
hipotalamus.
posterior lebih kecil dari diameter lateral. Barrel chest apabila diameter
bunyi siulan bernada tinggi akibat aliran udara yang melalui saluran nafas
yang sempit, yang terjadi saat ekspirasi. Wheezing saat latihan sering
ditemukan pada pasien asma dan PPOK. Terhubung malam hari dengan
kolaps paru, fibrosis paru berat, dullness pada efusi pleura dab hematotorak.
Pemeriksaan analisis gas darah arteri dapat dilihat adanya gangguan gas
darah arteri ( PaCO₂, PaO2₂ ), dan status asam basa ( Ph dan HCO₃ ).
Asidosis respratorik terjadi peningkatan PaCO₂, dan penurunan Ph. Hal ini
sering ditemukan pada pasien asma akut yang berat, pneumonia berat,
retensi HCO₃ di ginjal dalam upaya menormalkan Ph hal ini disebut asadosis
repiratorik terkompensasi.
B. Fokus Diagnosis
C. Fokus Intervensi
pasien COPD.
manajemen nutrisi Tinggi Kalori dan Tinggi Protein ( TKTP ) dan juga
tekanan pada rongga dada dan botol WSD, sehingga cairan didalam rongga
D. Fokus Evaluasi
Kepatenan jalan nafas dapat dilihat dari kondisi fisik seperti tidak adanya
secret pada saluran pernafasan, frekuensi nafas normal tidak ada suara nafas
tambahan.
Pada kondisi Pasien yang mengkomsumsi obat secara terus menerus seperti
adanya putus obat, minum obat sesuai jumlah, jenis obat, dosis, dan waktu
meminumnya.
4.1.2. SISTEM KARDIOVASKULAR
Kasus system kardiovaskuler yang banyak ditemukan, antara lain : angina pectoris,
4.1.2.1 Materi
edema, pengkajian gagal jantung kiri dan kanan, pengkajian aktivitas menurut
4.1.2.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
B. Fokus Diagnosis
Kelebihan cairan
Intolerasi aktivitas
Manajemen nyeri dada pada pada kasus iskemik miokard dan infark
manajemen nyeri
Kasus system pencernaan yang banyak dijumpai adalah kasus typoid, appendicitis,
4.1.3.1. Materi
penunjang. Typoid terjadi karena kuman salmonella typhi masuk melalui oral,
menebus dinding usus ilium dan yeyenum dan berkembang baik. Salmonella
memproduksi pirogen endogen seperti IL-1 dan TNFa. Pirogen endogen akan
merangsang system saraf pusat dan terjadi sistesis prostaglandi E-2 yang
Appendik : Keluhan utama adalah nyeri perut kanan bawah. Secara anatomi,
lokasi appendik berada pada kuadran kanan bawah. Nyeri terjadi karena
didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan bawah atau titik Mc. Burney.
dan karakteristik nyeri appendik, tanda – tanda dehidrasi pada pasien diare
Tanda dan gejala pasien hepatitis, serosis hepatitis : ascites dan shifting
dullness
4.1.3.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
( Gambar )
Investigasi keluhan nyeri abdomen, mual dan muntah. Identifikasi dengan
pasti karakteristik dan lokasi nyeri missal pada nyeri appendicitis pada
Mengindentifikasi frekuensi dan karakter suara bising usus. Bising usus tidak
bunyi peristalking usus 5-24 kali/menit biasa ditemukan pada pasienn yang
mengalami diare.
Fokus perhitungan cairan ( intake dan output cairan dalam 24 jam ) dan
mengenai tanda tanda kekurangan cairan seperti: mata cekung, kulit dan
B. Fokus Diagnosis
Terkait dengan keluhan umum yang terjadi berupa peningkatan pengeluaran cairan
dan rasa mual muntah pada beberapa penyakit disistem GI dan pencernaan, maka
Nyeri akut
Hipertermi
Defisit Nutrisi
Hipervolemia dan Hipovolemia
C. Fokus Intervensi/Implementasi
nutrisi
dengan 20 ml syring, jika terlihat cairan berawan dan hijau atau kecoklatan
Memastikan kepatenan pemasangan NGT dan juga IVF perlu dilakukan untuk
Tidak adanya tanda kemerahan dan iritasi pada kulit disekitar kantong stoma
menjadi hal yang perlu dievaluasi pada pasien yang dipasang kolostomi.
kasus system persarafan yang banyak dijumpai adalah kasus stoke, cedera kepala dan
4.1.4.1 Materi
gangguan neurologis yaitu: fungsi mental ( Fungsi luhur ) dan tingkat kesadaran ( GCS
) dapat dilihat di bahasan gawat darurat, 12 saraf cranial ( gangguan otot wajah, safar
trigeminal, gangguan menelan, dll ), mengukur kekuatan otot, reflex fisiologi dan
Muncul gangguan neurologis umunya terjadi sebagai akibat dari rusaknya jaringan
otak karena kurangnya aliran darah otak, tertekannya jaringan otak, proses edemen
jaringan otak dan munculnya peningkatan tekanan intracranial. Tanda tanda yang
perlu di perhatikan untuk mengenali dan memastikan peningkatan TIK adalah TRIAS
TIK: muntah proyektil, nyeri kepala hebat dan papil edema. Tanda lainnya dapat
dilihat dari hasil ST scan dengan melihat gambaran hiperden dan hipoden.
Gambaran diatas dapat menunjukan adanya diagnosis keperawatan kasus neurologi
menelan.
4.1.4.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
Perubahan status mental dan kognitif dan tingkat kesadaran yaitu orientasi,
Gejala ini dapat terjadi pada kasus cedera kepala, stroke, meningitis dan
tumor otak.
Hasil pengkajian lain adalah gangguan saraf cranial seperti gangguan saraf
gangguan menelan. Wajah tidak simetris, pelo gangguan saraf cranial 7, 10,
lidah )
mobilisasi. Masalah ini paling sering terjadi pada stroke dan cedera mendula
spinalis.
meningitis
B. Fokus Diagnosis
ferifer
Pemasangan NGT, latihan menelan pada pasien dengan disfagia dan
mencegah aspirasi
Perubahan posisi tirah baring : miring kanan / miring kiri dan terlentang pada
Pengaturan posisi tirah baring untuk mencegah terjadinya luka tekan pada
stroke )
D. Fokus Evaluasi
dan sejenisnya
Kasus system endokrin yang banayak dijumpai pada tatanan klinik adalah kasus DM
Tanda dan gejala hipotiroid dan hipertiroid, interpretasikan hasil lab T3 dan
T4
Pemberian insulin
Perawatan ulkus DM
4.1.5.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
Adanya keluhan berupa poliuria, polifagia dan polidipsi yang menjadi gejala
Perubahan kondisi yang biasa ditemui pada pasien kasus hipertiroid adalah
Perubahan terhadap proses pikir dan binggung juga mungkin ditemui pada
darah ( 250 – 800 MG/DL ), hasil tes urin 24 jam, nilai abnormal dari AGD
B. Fokus Diagmosis
Hipovolemia
Defisit nutrisi
C. Fokus Intervensi/Implementasi
jalan nafas.
pengobatan.
dengan gangguan media kontras, agar dapat berfungsi dengan baik maka
Glukosa Darah.
D. Fokus Evaluasi
( HRT )
4.1.6.1 Materi
Masalah nyeri, kerusakan mobilitas fisik, risiko gangguan neurovascular dan koping
tidak efektif.
Ciri-ciri kompatemen sindrom, manajemen strain, sprain, manajemen nyeri,
kolaborasi pemasang traksi, gips, fitting kaki palsu, pasca amputasi dan kruk.
Komplikasi fraktur.
Kekuatan otot
4.1.6.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
dari Kristal iliaka sampai malleolus. Pendek area yang sakit menunjukan ada
dislokasi
B. Fokus Diagnosis
Nyeri Akut
Tindakan untuk strain meliputi RICE ( rest, ice, compression dan elevation )
setelah pemasangan gips terjadi nyeri hebat, tidak ada nadi, presentasi,
tarikan pada faktur. Traksi pada umumnya terdiri dari skeletal traksi dan skin
traksi. Yang harus diperhatikan posisi pasien, posisi kaki pasien anatomis,
pins risiko infeksi ( skteletal traksi ), simpul tali jangan sampai tersangkut
katrol, nyeri pada tumit ( risiko decubitus ) dan beban harus menggantung.
samping tumit klien. Tempatkan ujung pria pengukur dengan leher tida
samapai empat jari ( 4-5 cm ) dari aksila dan ukur sampai tumit klien. Pada
posisi berdiri: posisi kruk dengan ujung kruk berada 24-25 cm di depan kaki
nyeri hebat tidak berkurang dengan analgetik, pucat, parestesi, tidak ada denyut
Kasus ginjal dan system perkemihan yang banyak ditemukan di klinik adalah chronic
kidney desease ( CKD ), hemodialitas, infeksi saluran kemih dan benigna prostat
4.1.7.1 Materi
eliminasi
4.1.7.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
CKD; Penurunan progresif dari fungsi jaringan ginjal secara permanen
sakit sudah derajad 4 yaitu GFR 15-29 Ml/mim/1.73 m², atau derajat 5
hemodialisis
Adanya arteriovenous fistula atau graft, palpasi adanya getaran atau sensasi
vibrasi dan adanya suara bruit saat auskultasi, kaji adanya sumbatan atau
Pada pasien CKD terjadi penurunan GFR → cairan tertahan dalam tubuh, jumlah
Urinalisis
glukosaria adalah adanya glukosa dalam urin dan sering terjadi pada pasien
DM
Plasma kreatinin : produk akhir metabolism protein dan otot, nilai normal
BUN : Normal 6 – 20 mg/dl, meningkat : gagal ginjal, kondisi non renal yang
saluran cerna
Infeksi saluran kemih ; Sistitis. Prevalensi ISK delapan kali lebih tinggi pada
berupa nyeri seperti terbakar saat BAK (dysuria), sering buang air kecil-tidak
bertahap, sampai menetes dan tidak bisa kencing. Urine bercampur darah,
Rectal Tusase.
Tindakan yang paling sering dilakukan pada pasien BPH adalah operasi TURP
Fokus pengkajian batu ginjal : nyeri hebat skala 7-10, urin keruh
ginjal, ESWL
B. Fokus Diagnosis
Nyeri
C. Fokus Intervensi/Implememtasi
Agents ).
jaringan debris dan bekuan darah dalam kendungan kemih agar tidak
kebersihan.
Prosedur
Pada saaat pemasangan kateter terapat prisiip-prinsip yang tidak boleh
panjanguretrsa, fiksasi.
sehingga saat pemasangan kateter setelah urin keluar kita masukkan kembali
urinary.
diet. Intervensi post op: monitor urin output dan perdarahan post op.
D. Fokus Evaluasi
Evaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit, identifikasi tanda adanya retensi cairan
seperti edema local maupun sistematik termasuk adanya edema pada paru. Evaluasi
4.1.8.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
Pada pengkajian prosentase luka bakar kita harus mengingat prinsip rule of
berikut:
Derajat III : kerusakan seluruh lapisan dermis dan organ kulit, warna
Pasien luka bakar luas dapat mengalami syok, sehingga kita penting
B. Fokus Diagnosis
kedua dan 25 % pada 8 jam ketiga). Jenis cairan yang diberikan adalah
Monitor & hitung jumlah pemasukan & pengeluaran cairan setiap 30 menit
Pada saat pemasangan kateter terdapat prinsip – prinsip yang tidak boleh
D. Fokus Evaluasi
Pasien luka bakar yang mengalami kekurangan cairan harus dilakukan evaluasi
keberhasilan resusitasi cairan yang telah dilakukan dengan mengukur urin output.
Kasus system darah dan kekebalan imun yang banyak ditemuka di tatanan klinik
4.1.9.1 Materi
Mengidentifikasi hasil pemeriksaan ELISA. Membedakan pola temperature
4.1.9.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
(synovitis) yang paling tampak pembengkakan pada sendi dan nyeri saat
mukosa oral. Jaundice dapat terjadi pada anemia megaloblastik dan anemia
hemolitik
HIV : identifikasi risiko factor ( risiko seksual atau penggunaan obat – obatan
tingkat pendidik )
B. Fokus Diagnosis
Fatique
Risiko Cidera
Risiko Hipovolemia
C. Fokus Intervensi
SLE : Cegah untuk terpapar sinar ultraviolet, monitor komplikasi pada system
cairan 3 L/hari, monitor tanda – tanda infeksi, monitor jumlah sel darah
pengaturan posisi )
pelaksanaan dan evaluasi transfuse. Jika terjadi reaksi alergi pada 15 menit
D. Fokus Evaluasi
Kasus system darah dan kekebalan imun yang banyak ditemukan ditatanan klinik
4.1.10.1 Materi
4.1.10.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
normal yang bisa dibaca sedangkan angka kedua 300 merupakan hasil yang
konduktif : hantaran udara = atau < hantaran tulang : tuli sensorik hantaran
Tes weber untuk mengetahui lateralisasi hantaran tulang. Hasil normal jika
lateralisasi suara sama. Tuli konduktif: lebih keras terdengar pada telinga
yang sakit; tuli sensorik: suara lebih terdengar pada telinga yang normal.
B. Fokus Diagnosis
Risiko cedera
C. Fokus Intervensi
pandang )
sensorineural )
fungsi pendengaran
Teknik pemberian obat melalui irigasi dan tetes mata, tetes telinga, tetes
Teknik pemberian obat melalui uirigasi dan tetes mata, tetes telinga tetes
Irigasi mata
D. Fokus Evaluasi
Hasil pengkajian pasien tampak sesak, TD 110/70 mmHg, frekuensi napas, dan
B. Alkalosis Respiratorik
C. Asidosis Respiratorik
D. Alkalosis Metabolik
E. Asidosis Metabolik
Pembahasan:
Pada kasus di atas untuk melakukan interpretasi nilai AGD, langka yang harus diingat
yaitu: Langkah 1 Klasifikasi Ph, nilai normal Ph: 7,35-7,45, dalam soal Nilai Ph 7,30
( menurun ) menandakan Asidemia. Langka 2 Nilai PaCO₂ dengan nilai normal: 35-
asidosis respiratorik. Langka 3 Nilai HCO₃- dengan nilai normal: 22-26 mEq/dl, dalam
soal di atas nilai –nya normal, apabila menurun mendadak adanya asidosis
4 tentukan adanya kompensensi dengan melihat dua komponen yaitu PaCO₂ dan
HCO₃-, apabila keduanya abnormal ( atau hampir abnormal ) pda arah yang
Jawaban B dan D bukan pilihan karena pH di bawah 7,35. Nilai PaCO₂ pada soal
Jawab: C
2. Seorang laki-laki berusia 40 tahun di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak
napas 24n/menit, x-ray toraks menunjukan adanya pleuritis dextra. Saat ini perawat
A. ronchi
B. vesikuler
C. wheezing
D. bronchial
E. friction rub
Pembahsan:
Pleuritis adalah peradangan pada areal pleura. Friction rub terjadi karena adnanya
gesekan antar lapisan pleura bagian dalam dari luar yang meradang. Friction rub
akan terdengar saat proses respirasi dan tidak terdengar saat tidak ada respirasi .
Strategi:
Vesikuler dan bronchial merupakan suara napas normal, wheezing terjadi karena
adanya obstruksi atau secret di jalan nafas yang banyak, ronkhi biasanya hilang saat
di batukan.
Jawaban: E
3. Seorang laki-laki berusia 64 tahun di rawat di ruang penyakit dalam keluhan nyeri
dada sejak 2 jam sebelum MRS. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa
panas, skala nyeri 7, akral dingin, lemah dan cemas. TD 140/80 mmHg, frekuensi
nadi 72x/menit, dan frekuensi napas 20 x/ menit. Hasil EKG menunjukkan ST elevasi
A. Posterior jantung
B. Inferior jantung
C. Anterior jantung
D. Lateral jantung
E. Septal jantung
Pembahasan :
Sandapan menunjukan arah vector dari gelombang yang muncul, Lead V3 dan V4
jantung, Lead V1 dan V2 pada area septum, Lead I, AVL, V5 dan V6 pada area
lateral, Lead II, III dan aVF area inferior dan Lead Resiprokal, V1-V3 area posterior.
Strategi :
Anterior adalah bagian depan dari jantung pada Lead V3 dan V4. Sandapan lead
Jawaban : C
4. Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis
peritonitis dan mengeluh nyeri perut. Hasil pengkajian skala nyeri 6, tampak wajah
A. Mual
B. Muntah
C. Bising usus
D. Distesi perut
Pembahasan :
elektrolit. Respon inflamasi mengalihkan aliran darah ekstra ke bagian usus yang
mengalami inflamasi untuk melawan infeksi, cairan dan udara tertahan dalam
lumen, tekanan dan sereksi cairan dalam usus meningkat. Sehingga aktifitas usus
sendiri meningkatkan kebutuhan terhadap oksigen sehingga paru berespon dengan
meningkatkan pernapasan.
Strategi :
Jawaban : C
bawah, nyerik skala 7, mual, ,muntah, serta tidak nafsu makan, TD 130/80 mmHg,
C. pemeriksaan laboratorium
Pembahasan :
Nyeri dan sakit perut pada apendisitis terjadi karena hiperperistaltik untuk mengatasi
obstruksi pada apendik. Nyeri visceral akan mengaktifikasi nervus vagus sehingga
mengakibatkan muntah. Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran kanan
bawah atau titik Mc.Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.
Strategis :
Nyeri tekan pada titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis apendik.
Jawaban : E
penurunan kesadaran. Hasil pengkajian saat diberi rangsang nyeri kedua lengan
tampak fleksi abnormal, membuka mata dan suara mengerang, pupil anisokor
kanan, reflex cahaya lambat, TD 160/90 mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi
A. 5
B. 6
C. 7
D. 8
E. 9
Pembahasan :
Gangguan neurologi pada kasus stroke, cedera kepala dan meningitis terjadi karena
adanya kerusakan jaringan otak kerusakan jaringan otak atau edema jaringan otak
munculnya tekanan intra krainal. Salah satu tanda yang paling mudah dilihat pada
mekanisme ini adalah penurunan kesadaran. Semakin rendah nilaiGCS meununjukan
Strategi :
kasus ini adalah rangsang nyeri. Kasus ini menunjukan respon motorik fleksi
abnormal, membuka mata dan suara mengerang saat diberi rangsang nyeri ( 3-2-2 ).
Jadi nilai Ngcs 7. Perlu dipelajari lebih baik setiap nilai dari komponen verbal, motorik
Jawaban : C
7. Seorang perempuan barusia 35 tahun dirawat di ruang bedah saraf dengan pasca
craniotomy. Hasil pengkajian, pasien tampak hemapirese kanan, lemah dan tidak
pemeriksaan otot ekstremitas kanan didapat hasil sebagai berikut tidak mampu
mengangkat lengan dan kaki namun maish bisa menggerakannya. Berapakah nilai
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
Pembahasan :
Penurunan kekuatan otot merupakan gejala neurolgis yang umum terjadi pada kasus
neurologi seperti stroke, meningitis dan cedera kepala. Ada mekanisme gangguan
sentral pada pusat motorik otak sehingga kurang mampu mengkordinasikan gerakan
ekstremitas. Kelemahan otot ditemukan dengan skala kekuatan otot yakni ; 0: tidak
ada tonus, 1; terdapat tonus tapi ada gerakan, 2: terdapat pergerakan sendi tetapi
tidak bisa melawan gravitasi, 3: dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan
normal.
Strategi :
Pertanyaan diatas menunjukan penentuan kekuatan otot maka yang perlu dilihat
adalah apa respon pasien saat diperiksa. Ingat tahapan pemeriksaan dan hasilnya.
Perlu memahami nilai nilai dari setiap respon seperti yang di gambarkan pada
pembahasan.
Jawaban : B
tangan pada sisi kanan serta bicara tidak jelas. Untuk memastikan perawat akan
Pembahasan :
Defisit neurologi terjadi sebagai akibat dari kerusakan jaringan otak ada tertekannya
jaringan otak. Tanda dan gejala yang muncul sangat dipengaruhi juga oleh berat
ringannya kerusakan jaringan otak. Kerusakan jaringan otak pada bagian mid brain
dan batang otak atau adanya peningkatan tekanan intracranial berdampak terhadap
fungsi XII saraf krainal. Tanda yang muncul memberikan bukti adanya kerusakan saraf
hilangnya fungsi menggerakan lidah, saraf vagus hilangnya fungsi menelan dan
sebagainya.
Strategi :
Pertanyaan ini adalah tentang pemeriksaan saraf cranial XII. Perlu dipahami dengan
jelas funsi – fungsi saraf cranial seperti saraf cranial XII itu adalah menginervasi saraf
motoric lidah jadi fungsinya menggerajan lidah, jika fungsi saraf ini hilang tentu yang
Jawaban : E
9. Seorang laki – laki berusia 18 tahun, dirawat di ruang bedah dengan fraktur tbia 1/3
Pembahasan:
aliran darah dan sarap dan aliran perfusi darah ke bagian distal terhambat bila
dibiarkan akan terjadi proses iskemi dan nekrosis dal tersebut dapat menimbulkan
Strategi :
Eritama, edema, pucat dan hangat pada sekitar fraktur bukan tanda Compartemen
Syndrome.
Jawaban : D
10. Seorang perempuan berusai 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan CKD.
Hasil pengkajian : edema di ekstremitas bawah Inteka cairan 1000cc/24 jam, urin
output 100cc/24 jam, TD 150/90 mmHg, frekuensi napas 28x/ menit dan suhu 37°C.
E. Kaji kecemasan
Pembahasan :
Salah satu menifestasi klinis pasien dengan CKD adalah ketidak seimbangan elektrolit
dan asam basa. Adanya gangguan eksresu natrium, akan terjadi rentasi natrium yang
dapat mengikat cairan. Rentasi natrium dapat menyebabkan terjadinya adema, pada
pasein dengan CKD yang mengalami kondisi kelebihan volume cairan dalam tubuh,
pengkajian yang dapat dilakukan adalah pengukuran derajat edema, kenaikan berat
badan dan lingkar perut. Berat badan menjadi indicator peningkatan kelebihan
cairan tubuh karena kenaikan 1 kg BB = 1 Liter air. Urin output normal adalah 0,5 – 1
cc/kg BB/Jam.
Strategi :
Fokus masalah keperawatan pada kasus di atasa adalah keseimbangan cairan. Data
pengkajian yang merupakan kata kunci adalah edema ekstremitas bawah, intake
Jawaban : A
11. Seorang perempuan berusia 34 tahun di rawat diruang bedah dengan luka bakar
derajat II. Pasien mengeluh nyeri, lemas dan haus. Hasil pengkajian luka bakar daerah
dada, tangan kanan dan paha kanan. Beberapa persentase luka bakar kasus
tersebut?
A. 44%
B. 42%
C. 34%
D. 32%
E. 27%
Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengkajian pada kasus luka bakar diantara ditemukan luka bakar
daerah dada, tangan kanan dan paha kanan. Untuk menentukan persentase luas luka
bakar digunakan rumus “ Rule of Nine “ sehingga didapatkan hasil; daerah dada
nilainya = 9%, tangan kanan = 9%, paha kanan = 9%, total area yang mengalami luka
Jawaban : E
12. Seorang laki – laki berusia 50 tahun datang ke poliklinik saraf dengan keluhan
A. tuli kombinasi
B. tuli konduksi
C. tuli sensorik
D. tuli saraf
E. normal
Pembahasan :
Strategi :
hanya tes schwabach yang dilakukan dengan cara membandingkan dengan
Jawaban : B
1. Seorang laki – laki berusia 43 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan TB paru.
Hail pengkajian keluhan sesak napas, tampak cemas, batuk berdahak dan retraksi
27x/menit, suhu 38°C. Ph 7,47; PaCo₂ 32 mmHg, PaO₂ 90 mmHg, saturasi Oksigen
A. hipertemia
B. keletihan
Pembahasan :
keseimbangan asma basa tubuh dimana CO₂ dalam darah akan menurun.
Strategi :
Pilihan jawaban A dan B tidak menjadi prioritas masalah, pilihan E tidak didukung
data yang tepat, Pilihan jawaban D serta konsep terjadi pada pasien TB dan di
Jawaban : C
2. Seorang laki – laki berusia 48 tahun dirawat hari ke-3 dengan diagnosis gagal
jantung kongestif. Pasien mengeluh sesak bertambah, saat berjalan ke kamar mandi.
Hasil pemeriksaan fisik, frekuensi nadi 90x/menit, TD 150/90 mmHg, frekuensi napas
A. intolerasi aktifitas
Pembahasan :
Gagal jantung merupakan kegagalan jantung dalam memompa darah secara normal
keseluruh tubuh, sehingga darah yang berisi nutrisi dan oksigen tidak dapat
menjadi terganggu dan energy yang dihasilkan berkurang. Tanpa energy yang cukup,
Kata kunci pada kasus adalah adanya keluhan sesak napas pada pasien gagal jantung
dan berambah sesak saat berjalan ke kamar mandi, sehingga masalah keperawatan
Jawaban : A
3. Seorang laki – laki usia 64 tahun dirawat dirawat diruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak napas dan kedua kaki bengkak. Sesak dirasakan memberat saat pasien
beraktivitas. Hasil pengkajian pasien terlihat pucat dan sianosis, lemah tidak
napas 24x/menit dan dangkal, serta photo toraks menunjukkan CTR 65%.
A. Intoleransi aktivitas
Pembahasan :
(CTR >50%) Sehingga terjadi penurunan curah jantung. Kompensasi jantung untuk
memenuhi kebutuhan metabolism tubuh adalah dengan meningkatkan nadi. Pucat
dan lemah sebagai akibat tidak sampainya darah ke perifer dan darah diperifer
Strategi :
Masalah prioritas pada pasin gagal jantung adalah penurunan cardiac output yang
Jawaban : C
4. Seorang perempuan berusai 22 tahun di rawat di ruang bedah dengan pasca operasi
apendektomi hari ke-2. Pasien mengeluh nyeri pada luka bekasa operasi, skala nyeri
6, wajah menyeringai, pasien susah tidur dan mengeluh mual serta nafsu makan
A. nyeri akut
B. risiko infeksi
C. deficit nutrisi
D. intoleransi aktifitas
Pembahasan :
Tindakan appendektomi menyebabkan terputusnya kontribuksi jaringan kulit dan
mengakibatkan gangguan tidur, taku gerak, mual dan muntah sehingga berdampak
Strategi :
Terdapat data mayor yang mendukung diagnose nyeri akut yaitu keluhan nyeris skala
Jawaban : A
haemorhagik. Hasil pengkajian kesadaran stupor dengan GCS 9, reflex pupil lambat,
kesan hemiparese dextra. TD 190/100 mmHg, frekuensi nadi 100 x/menit, frekuensi
28x/menit dan suhu 38°C. CT-scan menunjukan adanya gambaran hiperdens pada
D. Risiko cedera
E. Hipertermia
Pembahasan :
Stroke hermoragik adalah pecahnya pembuluhan darah otak dan menimbulkan
masa intracranial. Ciri cirri terjadinya hal tersebut ditunukan dengan data seperti
gambaran st scan. Data ini mendominasi maka diagnosanya adalah gangguan perfusi
cerebal.
Strategi :
Cluster data terbesar, mayor dan saling sinergi satu sama lian adalah menunjukan
adanya kerusakan jaringan otak, sedang data yang lain hanya satu satu dan minor
Jawaban : A
6. Seroang laki – laki berusia 65 tahun, dirawat di rung neurologis dengan keluhan
mengalami kelemahan pada sisi kiri tubuh sejak semalam. Hasil pengkajian
didapatkan wajah asimetris, biacara pelo, diberi minum tersedak, lidah telihat
E. Risiko aspirasi
Pembahasan :
Proses seragam stroke menimbulkan proses kerusakan jaringan otak yang bersifat
fokal dan gangguan terjadi sesaui dengan daerah focal otak yang terkena. Berat
ringan sangat tergantungan dari lokasi dan luasnya kerusakan jaringan otak yang
rusak. Sehingga kerusakan otak dapat dilihat dati tanda dan gejala yang ditimbulkan.
Satu gangguan ynag menonjol di tampilkan pada kasus ini adalah gangguan menelan
seperti bicara pelo, tersendak dan sebagainya akibat yang berat muncul adalah risiko
aspirasi yaitu masuknya cairan gastro tertentu lambung ke saluran pernapasan dan
Strategi :
pada masalah yang sering disebutkan dan saling sinergis dan menjadi persoalan
Jawaban : E
7. Seorang laki – laki berusia 52 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan
diagnosis DM. Hasil pengkajian, mudah lelah, aktivitas dibantu orang lain, sering
merasa haus, BB turun, kulit kering, TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit,
frekuensi napas 20x/menit, dan hasil laboratorium gula darah sewaktu 578 mg/dl.
A. deficit nutrisi
B. intelorensi aktivitas
Pembahasan :
Pada penderita DM mengalami gangguan produksi insulin atau resistensi insulin yang
Polidipsi dan poliuri terjadi karena kehilangan cairan akibat kondisi dieresis osmotic.
Poliphagia karena hasil dari status katabolic yang disebabkan karena kurangnya
Strategi :
Masalah pada DM tipe 2 dengan peningkatan gula darah adalah deficit cairan tetapi
pada kasus TD dan nadi masih batas normal. Sehingga pilihannya ada ketidakstabilan
glukosa darah, sedangkan jawaban A, B, D kurang didukung oleh data objektif dan
bukan prioritas.
Jawaban : E
8. Seorang laki – laki berusia 60 tahun datang ke poli bedah dengan keluhan nyeri dan
kaku pada persendian kaki. Hasilpengkajian skala nyeri 3 bertambah saat pagi, lemas,
kesulitan saat bergerak dan rentang gerak menurun, pasien juga mengeluh
B. risiko cedera
C. kelemahan
D. nyeri akut
E. ansietas
Pembahasan :
Terdapat 2 manisfestasi utama klinis pada osteoarthritis yaitu nyeri yang bertambah
berat pada pagi hari dan keterbatasan pergerakan, sering diikuti oleh kretipus,
Strategi :
Fokus utama manajemen OA adalah manajemen nyeri dan perbaikan mobilitas, bila
Jawaban : A
9. Seorang perempuan berusia 46 tahun dirawat diruang penyakit dalam DHF. Hasil
pengkajian pasien mengggeluh lemah, terdapat petekie pada kedua lengan, ndan
kedua ekstremitas terasa dingin dan suhu 36°C. Hasil pemeriksaan laboratorium HB
A. Risiko syok
B. hipertermia
C. risiko pendarahan
D. intoleransi aktifitas
Pembahasan :
pendarahan pada pasien DHF. Pada kasus diatas perlu diwaspadai adanya kebocoran
hematokrit yaitu 50% ( 37% - 47% ) yang dapat menyebabkan kondisi hipovolemia
dan syok.
Strategi :
Hipertermi terjadi 2 – 7 hari biasanya bifasik, pada kasus suhu tidak begitu tinggi
sehingga tidak menjadi prioritas. Pada pasien sudah terjadi pendarahan dengan
adanya petekie dan trombosit 45.000/mm³. Petekie tidak mendukung masalah
Jawaban : A
10. Seorang laki –laki berusia 45 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan
diare kronis sejak sebulan yang lalu. Pasien mempunyai riwayat HIV, mengalami
penurunan BB 18 kg dalam 4 bulan terakhir. Hasil pengkajian turgor kulit tidak elastic,
D. hambatan memori
E. diare
Pembahasan :
Diare adalah salah satu infeksi oprtunistik dari penderita HIV, diare menyebabkan
keluarnya cairan dan elektrolit berlebih sehingga pasien akan mengalami kekurangan
/ defisiensi cairan dan elektrolit. Pada kasus ini sangat terlihat pasien mengalami
defisiensi cairan, hal ini didukung dengan adanya turgor kulit tidak elastic, membrane
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh kerusakan integritas kuli.
Hambatan memori perlu data dukung lainnya. Diare pasa pasien terjadi sejak 1 bulan
yang lalu sehingga menyebabkan kondisi kekurangan volume cairan pada pasien
yang didukung dengan adanya data turgor kulit tidak elastic, membrane mukosa
Jawaban : C
11. Seorang laki – laki berusia 60 tahun, datang ke polik linik mata dengan keluhan
padangan mata sebelah kanan kabur. Hasil pengkajian: Visus 4/6, TIO 27 mmHg,
lensa tampak keruh, tampak gelisah, pasien tampak berhati – hati berjalan, TD
150/100 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi napas, 20x/menit, suhu : 37°C,
20x/menit.
A. cemas
B. nyeri akut
C. risiko cedera
Pembahasan :
Masalah pasien pada kasus tersebut yang paling utama adalah penglihatan kabur
Strategi :
persepsi sensorik: visiual dan risiko cedera. Risiko cedera lebih difokuskan pada
Jawaban: E
1. Seorang laki – laki berusia 56 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
Pneumonia. Hasil pengkajian fisik, ireguler dan terlihat penggunaan otot bantu
liter/menit.
Pembahasan :
Pneumonia merupakan proses inflamasi pada parenkim paru yang ditandai dengan
demam, sesak, batuk dan produksi sputum yang berlebihan menyebabkan sulit
untuk menjaga kepatenan jalan napas. Fisioterapi dada merupakan salah rangkaian
tindakan keperawatan yang terdiri atas postural drainage, clapping, dan vibration,
pengeluaran sekret.
Strategi :
Kata kunci pada kasus adalah sudah dilakukan tindakan nebulisasi, namun
sekretnya masih sulit dikeluarkan, sehingga tindakan selanjutnya yang tepat adalah
Jawaban : B
2. Seorang laki – laki berusia 56 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronik ). Hasil pengkajian pasien mengeluh sesak dan
kelela batuk berdahak, terdapat ronkhi di bagian medial dan basal paru kanan. TD
130/8mmHg,
Frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi napas 30x/menit, suhu 37,5°C, saturasi oksigen
96%.
D. posisikan semiflower
Pembahasan :
PPOK Merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya hambatan aliran udara di
saluran nafas, gejala klinis yang sering terjadi adalah peningkatan sputum karena
proses
sehingga
jalan
nafas. Fisioterapi dada yang terdiri dari postural drainage, clapping, dan vibration,
pengeluaran sekret.
Strategi :
normal.
Memberikan
sesak
pada pasien. Batuk efektif kurang tepat dilakukan pada pasien yang mengalami
kelelahan
karena tidak dapat menggunakan otot abdomen dalam memberikan tekanan atau
“force”
pada saat batuk efektif. Pilihan paling tepat dan efektif melakukan fisioterapi dada.
Jawaban : C
Water Seal Drainage(WSD ) dengan system 2 botol. Saat pasien bergerak, tiba – tiba
selang tertarik sehimngga botol ke-2 tergelincir dan menyebabkan botol tersebut
pecah.
Pembahasan :
Pemasangan WSD dengan system 2 botol efektif pada pasien efusi pleura atau
kedua bekerja sebagai water seal. Botol kedua berfungsi untuk menghindari udara
masuk ke dalam pleura kembali sehingga tekanan intra pleura dalam kondisi stabil.
klem selang (chest tube) yang dekat dengan dada ( pleura ). Tindakan yang lainnya
dalam pilihan diatas akan menimbulkan resiko darurat peningkatan intrapleural atau
kolaps paru akibat perubahan tekanan masuknya udara atmosfer ke dalam rongga
pleura.
Strategi :
Pilihan jawaban yang lain merupakan bukan tindakan aman dan tepat karena
Jawaban : B
4. Seorang laki – laki berusia 45 tahun datang ke poliklinik paru. Saat ini sedang
perokok aktif dan suka meludah sembarangan. Sebagai upaya preventif, perawat
memotivasi pasien untuk berhenti merokok dan membuang ludah pada tempat yang
sudah di sediakandi rumah mengingat pasien saat ini tinggal bersama dengan anak
A. Non-maleficence
B. Confidentiality
C. Beneficence
D. Autonomy
E. Fidelity
Pembahasan :
dengan prinsip ( putusan ) moral atau prinsip kebijakan atau prinsip kebaikan bagi
pasein. Pengertian Etik yaitu memfokuskan pada nilai ( value ) dan moral manusia
yang berkenaan dengan tindakan manusia. Pada kasus diatas, etik yang diterapkan
memberikan kebaikan bagi pasein yaitu mencegah perburukan akibat rokok dan
Strategi :
melibatkan dan memberi memiliki pengertian kepada perawat untuk selalu menepati
Jawaban : C
5. Seroang laki – laki, berusia 63 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
nyeri daerah leher menyebar ke punggung kiri dengan skala 6. Hasil pengkajian
ditemukan sesak, gelisah, dan sulit tidur malam hari. TD 130/85 mmHg, frekuensi
nadi 99x/menit, frekuensi napas 28 x/menit, SaO₂ 94%. Hasil EKG Menunjukan ST
elevasi.
A. membatasi aktifitas
Pembahasan :
Tanda dan gejala yang ditunjukan pada kasus tersebut adalah adanya sumbatan
pembuluh darah koroner. Tindakan yang tepat pada situasi ini adalah yang dapat
sirkulasi menjadi lancer, reperfusi terjadi dan nyeri menjadi berkurang, maka
Strategi :
Jawaban pilihan selain E merupakan tindakan reperfusi tapi pada kasus ini bukan
Jawaban : E
6. Seorang laki – laki berusia 50 tahun dirawat di ruang penyakit dalam mengeluh nyeri
dada kiri seperti ditekan benda berat. Nyeri berkurang dengan istirahat dan
Pembahasan :
EKG merupakan rangkaian kegiatan merekam aktivitas listrik jantung dalam waktu
V3 = antara V2 dan V4
Strategi:
Jawaban : D
7. Pasien laki – laki berusia 80 tahun dirawat dalam dengan gagal jantung grade IV.
Pasien menyatakan telah siap meninggal dan lebih berbahagia bisa bertemu
Tuhannya dan menolak untuk dilakukan tindakan apapun. Kondisi pasien menurun
kesadaran spoor koma dan mengalami henti jantung. Perawat tetap melakukan
tindakan RJP.
A. Justice
B. Fidelity
C. Otonomi
D. Benificience
E. Non Maleficienci
Pembahasan :
Pasien mempunyai hak untuk mengelola dan memutuskan tindakan yang boleh dan
tidak boleh dilakukan terhadap dirinya sepanjang perawat telah menjelaskan dengan
benar dan proporsioanal. Namun keputusan tetap dit tangan pasien atau keluarga.
Pada kasus ini perawat melakukan tindakan RJP padahal paseien sudah nyaman
dengan tidak dilakukan tindakan apapun dan itu telah menjadi pilihanya. Maka
Strategi :
Fidelity adalah menepati janji dan komitmen terhadap orang lain, Veracity adalah
prinsip penuh dengan kejujuran akan kebenaran. Benificience adalah melakukan hal
Jawaban : C
Hasil. Pengkajian ditemukan nyeri seperti diremas dengan skala 7. TD: 140/90
mmHg, frekuensi nadi 94 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, suhu 36°C. Pasien
Pembahasan :
Obat ini sangat baik diabsopsi tanpa makanan dan lebih cepat lagi diabsorbsi di
sublingunal. Karena nyeri yang dialami pasien itu akibat dari konstriksi atau
sumbatan pembuluh coroner maka perlu di berikan obat yang paling cepat kerjanya.
Strategi :
Pilihan jawaban A,B,C,D,E obat lebih lama di absorsi.
Jawaban : B
9. Seorang laki – laki usia 60 tahun dilakukan perawatan kolostomi yang telah penuh
dengan feses. Saat ini sedang melepas kantung secara perlahan mulai dari bagian
atas sambil mengencangkan kulit perut pasien. Perawat menggunakan tussue untuk
mengusap sisa feses dari stoma dan menutup stoma dengan kasa lembab. Perawat
A. Mengukur stoma
B. Mengoleskan salep
D. Membersihkan stoma
Pembahasan :
kemudian cuci tangan steril, gunakan handscoen steril, bersihkan stoma, berikan
salep, ukur stoma, pasang kantong kolostomi, rapikan alat dan cuci tangan.
Strategi :
Jawaban A,B, dan E tidak mungkin karena stoma belum diersihkan sedangkan menilai
Jawaban : D
10. Seorang perempuan berusia 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan
diagnosa Sirosis Hepatis. Hasil pengkajian adema tungkai +3 dan shifting dullness,
mual, TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, suhu 37°C, frekuensi napas
E. Manajemen aktifitas
Pembahasan :
mengekresi cairan dan penurunan albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika
edema tersebut. Pada kasus tersebut pasien mengalami kondisi kelebihan volume
cairan yang ditandai dengan edema dan penumpukan cairan di rongga abdomen
Kondisi pasien disebabkan oleh kelebihan cairan sehingga intervensi utama adalah
Jawaban : B
11. Seorang perempuan berusia 53 tahun dirawat di ruang perawat bedah dengan ileus
paralitik paska operasi pembuatan kolostomi hari ke-3. Saat ini, perawat akan
Pembahasan :
Prosedur tindakan perawatan kolostomi adalah mempersiapkan alat dan pasien. Hal
pertama dilakukan pada pasien adalah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
pada pasien, sehingga pasien mengertian tujuan tindakan yang akan dilakukan dan
mengukur diameter kantong dan memasang kantong stoma baru, setelah selasai
Strategi :
Tahap awal perawat melakukan pengkajian terhadap stoma dan kulit sekitarnya,
jawaban B,C,D dan E tidak mungkin karena harus dilakukan setelah mengkaji stoma.
Jawaban : A
12. Seorang laki – laki berusia 60 tahun dirawat di ruang neurologi dengan diagnose
kulit disekitar area penonjolan tulang tampak kemerahan dan ada bullae. Pasien
D. melakukan massage
E. maletih ROM
Pembahasan :
kehilangan proteksi diri. Pasien tidak mampu mengubah posisinya saat kondisi
tersebut diatas terjadi. Kehilangan kemampuan ini menimbullkan tertekanya daerah
menonjol terlalu lama dan menimbulkan iskemia jaringan dan berlanjut kematian
jaringan. Bukti kerusakan ini adanya cirri – cirri munculnya luka seperti kemerahan,
Strategi:
Saat pertanyaan adalah tindakan atau intervensi maka yang perlu ditemukan terlebih
dahulu adalah apa masalah keperawatannya. Dalam kasus ini sangat banyak bicara
soal ketidak mampuan gerak dari kesadaran, lemah, ada kemerahan pada daerah
prominen maka dapat dipastikan masalahnya adalah gangguan integritas kulit atau
risiko gangguan integritas kulit.Maka intervensi yang paling tepat untuk mengatasi
Jawaban : C
13. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di ruang neurologi dengan pasca
stroke hari ke-2. Saat dilakukan pengkajian tiba – tiba pasien mengalami kejang.
Pasien terlihat kaku seluruh tubuh selama 1 menit, wajah menoleh ke kiri, mulut
D. Miringkan pasien
E. Pasang spatel
Pembahasan :
Komplikasi stroke salah satunya adalah kejang. Ini terjadi akibat kerusakan jaringan
fokal otak pada serangan stroke yang terus berproses. Tidak semua ada komplikasi
kejang. Kejang tidak dapat di lawan dengan ruda paksa karena yang terjadi adalah
trauma. Maka saat kejang yang perlu adalah tindakan pencegahan aspirasi dan
Strategi :
Hal ini yang perlu dilakukan adalah tindakan pencegah terhadapat pernapasan yaitu
aspirasi isi lambung ke jalan napas. Ini yang paling penting di cegah. Maka tindakan
Jawaban : D
14. Seorang laki – laki berusia 60 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
diagnose DM. Hasil pengkajian pasien mengeluh lemas, berkeringat dingin, pucat,
menghabiskan makanannya.
Pembahasan :
Hipoglikemia pada pasien diabetes yang dirawat di rumah sakit biasa terjadi akbiat
dari terlalu banyak dosis insulin atau menunda makan setelah injeksi insulin.
Tindakan yang perlu segera dilakukan, seperti tidak menunda makan. Tindakan yang
perlu segera dilakukan adalah memberikan intake cairan berupa minuman manis
agar kondisi hipoglikemia tidak berlanjut. Perawat juga perlu mengkaji pola dari
kadar glukosa darah pasien dan menghindari pemberian dosis insulin yang berulang
Strategi :
Pilihan jabawan C karena pasien masih dalam keadaan sadar, pemberian dextrose 40
Jawaban : C
15. Seorang perempuan berusia 56 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DM.
Hasil pengkajian, sensasi pada telapak kaki bekurang, luka lecet pada kaki, terdapat
kalus, dan penurunan reflex sensorik pada telapak kaki. Pasien terkadang suka
Pembahasan :
mengalami masalah pada kaki dan telapak kaki. Kondisi neurophati, penyakit
vaskuler perifer dan penurunan system imun adalah bentuk komplikasi lanjutan yang
berkontribusi pada masalah kakiyang bisa berlanjut pada amputasi. Tanda yang
sensasi ini menyebabkan luka dan kalus pada pasien. Sehingga, perawat perlu
Strategi :
16. Seorang laki – laki berusia 19 tahun, dirawat diruang bedah post ORIF seminggu
yang lalu, akibat fraktur tertutup femur sinistra.Paien memulai fase rehabilitasi
dengan latihan berjalan menggunakan kruk aksila dengan 3 titik. Tampak perawat
Bagaimanakah cara yang tepat penggunaan alat bantu pada kasus tersebut?
Pembahasan :
Kruk merupakan salah satu alat bantu berjalan yang berfungsi untuk membantu
stabilitas saat berjalan dan menuruni tangga. Jika naik tangga dimulai dengan kaki
yang sehat terlebih dahulu sedangkan kalau turun tangga dimulai dengan kedua kruk
terlebih dahulu. Pada pasien dengan non weigh bearing ( menumpu berat badan )
menggunakan 3 point.
Strategi :
Pada saat mkenuruni anak tangga tumpuan BB berada pada kedua kruk.
Jawaban : D
17. Seorang laki – laki berusia 26 tahun dirawat diruang bedah dengan fraktur kruris,
operasi yang akan dilakukan, tampak gelisah dan murung, dan mengungkapkan raa
takutnya.
A. mengelola nyeri
B. melibatkan keluarga
Pembahasan :
Kecemasan yang dirasakan oleh pasien merupakan respon subyektif. Salah atu peran
perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan, fungsi tersebut dilakukan oleh
semua pasien yang mengalami masalah kesehatan, kondisi pasien yang mengalami
situasi gelisah, , takut dan cemas prlu diberikan penguatan dan pendampingan.
Strategi :
Masalah utama adalah kecemasan sehingga intervensi mengacu pada masalah utama
18. Seorang laki – laki berusia 30 tahun dirawat diruang bedah akibat fraktur. Pasien
mengeluh nyeri di kaki kanannya. Hasil pengkajian : kakitampak bengkak, nyeri skala ,
gelisah, terpasang traksi, tampak lemah, sering teriak – teriak. TD 140/90 mmHg,
A. observasi CRT
B. Lakukan massage
Pembahasan :
Management nyeri tergantung pada skala nyeri. Nyeri ringan sedang dapat
menggunakan teknik relaksasi dan distraksi, sedangkan nyeri berat sampai hebat
Strategi :
Jawaban : E
19. Seorang laki – laki berusia 24 tahun dirawat diruang bedah akibat fraktur femur
direncanakan pemasangan gips, persiapan alat dan pasien sudah dilakukan. Pasien
A. pasang stockinete
B. pembersihan kulit
Pembahasan :
Imbolisasi suatu fraktur merupakan tindakan yang paling umum dilakukan dengan
gips/bidai. Sebelum menggunakan gips, peran perawat meliputi persiapan pasien dan
membersihkan kulit dan mengkaji adanya luka, setelah kulit atau luka dibersihkan
Strategi :
20. Seorang perempuan berusia 21 tahun dirawat diruang bedah karena fraktur terbuka
fremur sebelah kiri grade IIIC. Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri skala 8, karena
Pembahasan :
Peran perawat adalah menjelaskan kembali tentang kondisi yang dialami oleh pasien
dan tindakan yang seharusnya dilakukan, terlepas terjadi penolakan tindakan yang
dilakukan oleh pasien atau keluarga, bahwa informasi tetap harus dilakukan secara
benar dan jujur, dan memastikan bahwa infomasi tersebut dipahami dengan baik
Strategi :
Kondisi pasien yang fraktur dengan nyeri hebat memungkinkan tidak menerima
informasi dengan baik, sehingga perawat perlu memastikan apakah informasi dengan
baik, sehingga perawat perlu memastikan apakah informasi yang sudah diberikan
Jawaban : E
21. Sorang laki – laki berusia 57 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dan sedang
dilakukan pemberian tranfusi darah jenis whole blood 500 ml. Tiba –tiba pasien
Pembahasan :
Pemberian transfusi darah berarti memasukan komponen darah dalam tubuh pasien.
Reaksi tubuh terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh adalah meruapakan
reaksi imun tubuh untuk menolak atau menerimanya ada keluhan sesak napas, gatal,
dada terasa berat, dan terlihat gelisah, maka telah terjadi reaksi penolakan tubuh
proses transfursi.
Strategi :
Efek transfuri darah bisa membahayakan tubuh, sehingga faktur pemicu harus
Jawaban : D
22. Seorang perempuan 44 tahun dirawat diruang penyakit dalam mengeluh lemas. Hasil
pengkajian edema tungkai +3 dan shifting dullness pada abdomen, TD 100/60 mmHg,
frekuensi nadi 110 x/mnt, suhu 37°C, frekuensi napas 24x/menit, kalium 7,3 mEq/dl,
E. Memanajemen aktifitas
Pembahasan :
mengekresi cairan dan penurunan albumin tubuh atau karena kegagalan organ. Jika
edema tersebut. Pada kasus tersebut pasien mengalami kondisi kelebihan volume
cairan yang ditandai dengan edema dan penumpukan cairan di rongga abdemon
Strategi :
pasien tersebut membutuhkan memonitoring secara ketat intka dan output sehingga
Jawaban : B
23. Seorang laki – laki berusia 45 tahun dirawat di ruang bedah karena kesulitan
berkemih. Pasien akan dilakukan pemasangan kateter urine ( Foley chateter ). Setelah
pelumasan kateter dengan jelly, keteter dimasukan dengan mudah tanpa hambatan,
Pembahasan:
Anatomi uretra pada laki – laki memiliki panjang 13,7 – 16,2 cm dan pada perempuan
panjangannya 3,7 – 6,2 cm. Saat insersi kateter dan urine keluar, diperkirakan balon
fikasi baru sampai ke uretra, untuk keamanan maka kateter harus dimasukan sampai
ke percabangan karena letak balon kateter ±2,5 – 3 cm dari pangkal selang kateter,
memastikan ujung kateter dan balon telah masuk ke dalam kandung kemih. Saat
Strategi :
Urin keluar melalui kateter menunjukan kateter baru sampai uretra jika dilakukan
Jawaban : C
24. Seorang perempuan berusia 38 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan CKD.
Hasil pengkajian, pasien tampak sesak, mual, muntah, terdapat edema ekstremitas
dan periorbital, urine output 150 cc/24 jam, Hb 7,8 mg/dl, ureum 120 mg/dl, kreatinin
5,8 mg/dl. TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi 90 x/menit, frekuensi napas 23 x/menit.
Saat ini pasien diberikan intervensi pembatasan cairan dan kolabrasi tindakan
hemodialisis.
Pembahasan :
gangguan pada ginjal. Pemberian tindakan kolaboratif obat diuretic adalah untuk
mengeluarkan natrium dan klorida dari tubuh dalam urin, dan natrium dan klorida
serta menarik kelebihan air dari tubuh. Jumlah natrium dan klorida ( natrium klorida,
Strategi :
Kriteria kebersihan dari pembatasan cairan adalah stabil intake dan output, normal
tanda vital, stabil berat badan terbebas dari tanda tanda edema.
Jawaban : C
25. Seorang perempuan berusia 36 tahun dirawat di unit luka bakar. Hasil pengkajian :
Luka bakar derajat II dengan luas 25%, BB 50%, TB 160 cm, TD 100/60 mmHg,
Berapakah cairan yang harus diberikan pada 16 jam berikutnya dengan formula
Baxter?
A. 2500 ml
B. 2000 ml
C. 1875 ml
D. 1250 ml
E. 1500 ml
Pembahasan :
Kebutuhan cairan :
= 4 ml x 25% x 50 Kg
= 5000 ml
Pemberian 8 jam pertama adalah 50% dari total kebutuhan cairan sehingga pada 8
jam pertama akan diberikan sebanyak 50% x 5000 ml = 2500 ml dan biasanya
sudah dipindahkan ke unit luka bakar. Pemberian 16 jam berikutnya adalah 50% dari
total kebutuhan cairan sehingga dibagi dalam 25% pada 8 jam kedua dan 25% pada 8
jam ketiga.
Strategi :
Jawaban : A
26. Seorang laki – laki beusia 25 tahun dirawat diruang rawat luka bakar akibat
A. 4.320 ml
B. 6.480 ml
C. 7.200 ml
D. 8.640 ml
E. 9.600 ml
Pembahasan :
Pada kasus tersebut diatas harus menentukan luas luka bakar terlebih dahulu
menggunakan “ Rule of Nine “. Luka bakar terjadi pada lengan kanan = 9%, lengan
Kebutuhan cairan pasien dengan luka bakar dalam 24 jam 50% kebutuhan cairan
diberikan dalam8 jam pertama, sisanya dalam 16 jam selanjutnya ( 25% pada 8 jam
Strategi :
Memahami penghitungan luas luka bakar menggunakan rule of Nine dan kebutuhan
27. Seorang perempuan berusia 55 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan ulkus
diabetikum pada kaki kanan. Perawat sedang melakukan perawatan luka, setalah
luka dan sebagian berwarna hitam. Kemudian perawat membersihkan luka dengan
NaCL 0,9%.
A. mengeringkan luka
B. melakukan nekrotomi
Pembahasan :
Prosedur perawatan luka adalah prosedur dengan prinsip steril. Setelah perawatan
membuka baluutan luka lama, maka perawat perlu mengamati kondisi luka dan
karakteristik jaringan. Setelah itu perawat akan mengganti sarung tangan biasa
dengan sarung tangan steril. Kemudian membersihkan luka dengan larutan NaCI
0.9% dan melakukan nekrotomi jaringan mati. Kemudian perawat akan memberikan
obat atau kompres pada luka sesuai kondisi luka sesuai kondisi luka pasien.
Pada kasus terdapat luka yang berwarna hitam sehingga harus dilakukan
Jawaban : B
28. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat diruang penyakit dalam dengan
keluhan demam tinggi. Hasil pengkajian mukosa bibir kering, terdapat petekie, badan
terasa lemas, gusi berdarah. Hb 17,2 g/dl, Hr 51%, trombosit 44.000/mm³, leukosit
3800/mm³, urin 200 cc/8 jam. Pasien mendapat terapi cairan infuse RL 2500 ml/hari,
A. 14 tetes / menit
B. 21 tetes / menit
C. 28 tetes / menit
D. 35 tetes / menit
E. 42 tetes / menit
Pembahasan :
Rumus yang digunakan untuk menghitung tetesan adalah, jumlah cairan yang
diberikan x factor tetes ( 20 tetes permenit, tergantung pada alat yang dipakai ) /24
Strategi:
Tentukan factor tetesan makro atau mikroo, dosis terapi Cairan dan waktu yang
menggunakan teknis yang singkat yaitu kebutuhan cairan di konversi pada kolf ( 500
Jawaban : D
29. Seorang laki laki berusia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis
leukemia. Hasil pengkajian Hb 6,4 gr/dl, pasien direncanakan untuk transfuse darah.
Perawat telah memasang jalur intravena dan memberikan NaCI 0,9% 50 cc, darah
A. mengobservasi pasien
Pembahasan :
Tranfusi darah adalah memasukkan komponen sel darah dalam tubuh melalu vena.
anafilaksis pada tubuh yang sangat berbahaya bagi pasien, oleh karena itu sangat
Pada soal dijelaskan urutan prosedur persiapan tranfusi pada pasien setelah darah
diambil dari bank darah dan dihangatkan. Memasang darah transfusi, menutup klem
yang berada dibawah kantong normal salin dan mengobservasi pasien adalah
Jawaban : D
30. Seorang laki – laki berusia 34 tahun di rawat di ruang penyakit dalan karena diduga
pemeriksaan HIV ( + ), kondisi pasien hanya diketahui oleh istrinya. Perawat menolak
A. Fidelity
B. Veracity
C. Otonomi
D. Benificience
E. Confidentiality
Pembahasan :
Prinsip etik yang harus diterapkan pada kasus diatas adalah confidentiality karena
Strategi:
Fidelity adalah menepati janji dan komitmen terhadap orang lain Veracity adalah
kemampuan individu untuk berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Beneficience adalah melakukan hal – hal yang baik untuk orang lain.
Jawaban : E
31. Seorang laki – laki berusia 21 tahun datang ke Voluntary Counselling and Testing
ditanyakan positif HIV dari hasil pemeriksaan rapid – test. Pasien diberikan informasi
Pasien telah diberikan informasi dasar tentang pengobatan ARV, rencana terapi,
kemungkinan timbulnya efek samping dan konsekuensi ketidak patuhan minum ARV,
adalah sangat penting untuk mengingatkan waktu kunjungan dan pengambilan ARV
di VCT.
Strategi :
minum ARV dan memastikan tempat penyimpanan ARV adalah bagian dari rencana
terapi pasien.
Jawaban : D
pengkajian: mengeluh sesak, batuk produktif dengan dahak kental, dan lemas, TD
110/80 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi napas 26x/menit, suhu 37,5°C,
auskultasi paru terdengar wheezing dan ronchi, saturasi oksigen 93% Perawat telah
A. suara napas
B. kemampuan batuk
C. kenyamanan pasien
D. nilai saturasi oksigen
Pembahasan:
yang lebih kecil ke dalam saluran nafas bagian bawah sehingga dapat di absorpsi.
Tujuan dari nebulizer tergantung dari terapi obat yang diberikan, diantaranya
Pengkajian subjektif dan objektif pada saat sebelum dan setelah tindakan
sebelum dan sesudah yang penting dalam evaluasi tindakan ini adalah auskultasi
suara nafas paru, keluhan sesak, frekuensi pernafasan dan jika memungkinkan
Strategi :
Pada kasus data masalah utama pada pasien ditemukan adalah suara ronkhi dan
dan parenkim paru, dan juga adanya penyempitan jalan nafas akibat kondisi
pasien. Sehingga pilihan Auskultasi suara nafas adalah evaluasi paling tepat yang
Jawaban: A
2. Seorang perempuan berusia 52 tahun diruang penyakit dalam dengan diare. Hasil
pengkajian : pasien mengeluh lemas, BAB sudah 8x, konsistensi encer, terdapat
suhu 38,3°C, keseimbangan cairan minus 600 cc/24 jam. Pasien mendapat infuse
Pembahasan :
Diare yang terus menerus dapat menyebabkan pasien kekurangan cairan yang
ditandai oleh tekanan darah menurun, nadi yang cepat, sehingga perlu dilakukan
Fokus utama intervensi diare dengan dehidrasi adalah memenuhi jumlah cairan
cairan.
Jawaban : D
laparatomi.Hasil pengkajian pasca operasi hari ke-7 mengeluh nyeri pada daerah
operasi sangat buruk, tampak cairan berwarna kemerahan pada balutan luka, suhu
37,5°C. Ketika perawat melakukan perawatan luka, didapatkan jahitan luka yang
tidak rapat.
A. dehisens
B. edema
C. infeksi
D. sepsis
E. escar
Pembahasan :
penyembuhan luka operasi. Manifestasi klinis dapat berupa keluarnya cairan serous
berwarna merah muda dari luka operasi, nyeri, edema dan hyperemis pada daerah
Strategi :
Jawaban yang mungkin antara A dan C, namun jawaban C tidak didukung data
objektif.
Jawaban : A
4. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di unit luka bakar. Hasil pengkajian
luka bakar grade II dengan luas 35%, BB 55 Kg, TB 156 cm, TD 100/60 mmHg,
frekuensi nadi 60x/menit, frekuensi napas 20x/menit. Pasien telah diberikan terapi
Pembahasan :
Penentuan kriteria keberhasilan terapi cairan menggunakan rumus output urine = 0,5
output 25 – 50 ml/jam
Pembahasan :
Jawaban : B
5. Seorang laki – laki berusia 65 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis DM.
Hasil pengkajian didapatkan pasien tampak lemah, gemetar, keluar keringat dingin.
TD 100/60 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 36°C.
Pembahasan :
Pemberian Actrapid yang merupakan obat insulin kategori rapid acting akan bereaksi
dalam menurunkan glukosa darah dalam waktu 5 – 15 menit dengan waktu puncak 30 –
Setalah pemberian obat dan gejala diatas, maka perawat perlu melakukan monitor
glukosa darah.
Strategi :
Kondisi pasien tersebut merupakan indikasi terjadinya hypoglikemia yang harus
Jawaban : B
Referensi utama :
Black and Hwak ( 2009 ) Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Positive
Ignatavicius, Workman ( 2010 ) Clinical Decision Making Study : Medical Surgical Nursing
Lemone and Burke ( 2004 ) Medical Surgical Nursing ; Critical thingking client care,
Pearson Education
Lewis, Heitkemper, Obrien, Bucher ( 2007 ) Medical Surgical Nursing ; Assesment and
Monahan, Neighbors, Green ( 2007 ) PHIPPS’ Medical Surgical Nursing ; Health and illness
prespective, Mosby
Osborn, Wraa, Watson ( 2010 ) Medical Surgical Nursing ; Preparation for practice,
Smeltzen, Bare, Hinkel and Cheever ( 2010 ), Brunner and Suddarth ‘s Textbook of
4.2.1.1 Materi
A. Bronnkhopnjeumonia/Pneumonia
respiratorius.
Pneumonia adalah inflamsi akut pada parenkim paru bagian bawah dan
alveoli.
B. Tuberculosis ( TBC )
cara batuk yang benar, tempat ludah ditutup dan diberi desinfektan,
C. Asifiksia
lahir.
Mekanisme: saat setelah lahir, paru harus segera terisi oksigen untuk
ke suluruh tubuh.
mulut kemudian hidung, rangsang taktil, nilai kembali bayi ( usaha napas,
warna kulit, dan denyut jantung ). Apabila bayi belum bernapas: berikan
D. Asthma
tersengal – sengal.
A. Fokus Pengkajian
obstuksi jalan napas atas, batuk, sputum, dispneu, takipneu, suara napas
peningkatan LED.
B. Fokus Masalah
Bersihkan jalan nafas tidak efektif merupakan kondisi jalan nafas yang
berlebihan yang sulit untuk dikeluarkan. Data mayor: batuk tidak efektif /
Pola napas tidak efektif adalah kondisi inpirasi dan atau ekpirasi yang
dispenu.
D. Fokus evaluasi
Bersihkan jalan nafas efektif ditandai dengan tindak ada batuk, tidak ada
pengunaan otot bantu napas, pola napas normal, frekuensi napas dalam
batas normal.
Tidak terjadi gangguan pertukaran gas ditandai dengan nilai AGD dalam
37,5°C ).
A. Materi
Penyakit Jantungg Bawaan ( PJB )
sirkulasi jantung yang didapat sejak lahir. PBJ memiliki dua klasifikasi
PJB asianotik adalah PJB tanpa gejala sianosis. Kasus terbanyak adalah
darah dari aorta yang banyak mengandung O2 dengan darah dari arteri
terdengar bunyi murmur jantung, Capillary Refill Time >3 detik, nadi
gangguan perkembangan.
PJB asianotik memiliki gejala sesak napas, napas tersengal – sengal,
perkembangan.
usia kurang dari 1 tahun, pemeberian posisi squatting pada usia lebih dari
A. Fokus pengkajian
meningkat atau menurun ( bayi baru lahir: 140 – 160x/mnt bayi: 100 –
Refil Time >3 detik, nadi perifer teraba lemah, tampakpucat, gelisah,
anak saat bermain, napas cepat dan dalam, lemah, dapat mengalami
kateteri jantung.
B. Fokus Masalah
Penurunan curang jantung adalah ketidak adekuatan jantung memompa
mengeluh lelah.
Pemberian oksigen, pemeberian posisi knee chest pada bayi usia kurang
dari 1 tahun, pemberian posisi squatting pada usia lebih dari 1 tahun,
bayi ).
C. Fokud evaluasi
4.2.3.1 Materi
A. Diare
pada anak:
BB ≤ 10 Kg : 100 cc/Kg/BB/Hari
BB 10 – 20 : 1000 cc + 50 cc ( BB – 10 )/ Kg/BB/Hari
adalah
1500 + 20 ( 23 – 20 )
seperti pita
bilirubin pada bayi cukup bulan < 12 mg/dl dan BBLR < 10 mg/dl. Icterus
Patologis : mulai timbul < 24 jam dan bilirubin total > 15 mg/dl.
dalam lemak menjadi yang larut dalam air. Proses ini terjadi di dalam
darah merah. Peningkatan kadar bilirubin indirek pada bayi baru lahir
leher sampai badan ( atas umbilicus ) = 9.0 mg%. Derajat III = kepala leher
sampai badan = ( bawah umbilicus hingga atas lutut ) = 11.4 mg%. Derajat
IV = kepala leher sampai badan, serta tungkai atas dan bawah = 12.4 mg
%. Derajat V = kepala leher sampai badan, serta tungkai atas dan bawah
A. GIZI BURUK
Manifestasi Klinis : pucat, kurus, perut buncit, edema, muka tampak tua,
A. Fokus Pengkajian
Anropometri : BB, TB, LK,lingkar lengan, lingkar dada disesuaikan dengan
usia
Peningkatan suhu tubuh sebagai tanda adanya infeksi dan atau dehidrasi.
Frekuensi BAB > 3X/hari, konsistensi feces air, kemerahan pada daerah
ubun datar ( usia <dari 24 bulan ), haus minum dengan lahap, mata
Pucat, kurus, muka tampak tua, kulit kering bersisik, rambut merah dan
B. Fokus Masalah
elektrolit
menurun.
Konstipasi :
Ikterik Noenatus :
riwayat premature
Tingkatkan hidrasi yang adekuat: pantau status hidrasi ( catat asupan dan
Perawatan fototerapi.
D. Fokus evaluasi
Tidak terjadi deficit volume cairan/Hipovolemia/gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit: nadi teraba normal, tekanan darah normal, turgor
Integritas kulit baik: tidak ada kemerahan, iritasi, lecet dan nyeri.
Tidak ada keluhan konstipasi: BAB lancer, bising usus normal, tidak ada
distensi abdomen.
4.2.4.1 Materi
A. Campak
paramyxovirus.
abuan pada mulut dan tenggorokan, timbul bercak kolpik’s pada mycosa
pipi/daerah mulut, timbul raum pada kulit dimulai dari belakang telinga
A. Fokus pengkajian
Timbul ruam pada kulit dimulai dari belakang telinga menyebar ke seluruh
tubuh, disertai dengan keluhan gatal, adanya lecet bekas garukan, kulit kering,
B. Fokus masalah
D. Fokus evaluasi
4.2.5.1 Materi
A. Kejang Demam
38,4°C tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit.
Mekanisme: peningkatan suhu tubuh menyebabkan neuron sel otak
atau kaku otot, gerekan mata abnormal ( mata dapat berputar – putar
B. Meningitis
berasal dari sekret hidung dan sekret telinga. Invasi kuman menyebabkan
terjadi kejang.
Menifestasi Klinis: peningkatan TIK ( kejang, sakit kepala,perubahan
longgarkan baju.
C. Hidprosepalus
TIK yang meninggi sehingga terjadi pelebaran ruang tempat aliran CSS.
TIK.
eyes, fontanel terbuka dan tegang, tulang kepala sangat tipis dan vena –
A. Fokus Pengkajian
otak yang normal sebagai akibat dari aliran elektrik yang abnormal yang
B. Fokus Diagnoasis
antipiretik, antibiotic )
Mencegah cedera dan kejang berulang
Perawatan VP shunt
D. Fokus Evaluasi
4.2.6.1 Materi
ada riwayat kurang bersih saat berkemih, hematuria, demam, dan nyeri
B. Sindrom Nefrotik
A. Pengkajian
demam
menyebabkan edema.
6. Tehnik relaksasi
D. Evaluasi
4.2.7.1 Materi
A. Thalasemia
Observasi efek samping kelasi besi seperti demam, sakit perut, sakit
Jantung ).
Manifestasi Klinis : demam disertai sakit kepala, mual dan nyeri otot
seluruh tubuh.
Penanganan : tanpa renjatan : pemberian cairan oral jika anak masih mau
minum dan tidak muntah, berikan antipiretik, dan kompres hangat. Jika
A. Pengkajian
presyok ( nadi lemah dan cepat, tekanan nadi menurun, tekanan darah
Klasifikasi DHF: Derajat I: demam disertai gejala tidak khas, uji touniqut +,
kegagalan sirkulasi darah dengan nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun, hipotensi disertai kulit dingin dan lembab serta gelisah. Derajat
IV: terdapat renjatan berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak
teratur.
B. Fokus Masalah
1. Pada Thalasemia
pengangkutan oksigen
nyeri
D. Fokus Evaluasi
rentang normal
Perfusi perifer efektif : suhu normal, akral hangat, CRT < 3 detik, Hb
optimal 10 mg/dl
4.2.8.1 Materi
A. Konjungtivitis
kronis )
Mekanisme : mikroorganisme atau allergen menyebabkan iritasi pada
konjungtivitis.
B. Infeksi Telinga ( Otitis Media Akut dan Otitis Media Supurativ Kronis )
dalam telinga tengah. Pada OMA terjadi kurang dari 14 hari sedangkan
mastoiditas
dibelakang telinga.
A. Fokus Pengkajian
B. Fokus Masalah
konjungtiva.
Membersihkan telinga.
D. Fokus Evaluasi
Persepsi sensorik tidak terganggu.
4.2.9.1 Materi
A. Imunisasi Dasar
BCG diberikan pada usia 0 – 1 bulan ( masih dapat diberikan sampai usia
DPT diberikan pada usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Vaksin ini
Polio diberikan pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Vaksin ini
Hepatitis diberikan mulai dari bayi baru lahir dengan dosis 0,5 ml secara
intramuskuler. Vaskin ini diberikan sebanyak 4 kali pada usia saat lahir, 2
penyakit hepatitis.
Campak diberikan pada usia 9 bulan dosis 0,5 ml dan diberikan secara
campak, dan
Kejadian pneumonia akibat infeksi Ruboela. Beberapa vaksin diberikan
dengan tanggal lahir. Contoh: tanggal pemeriksaan 21 Januari 2018 dan tanggal
21 – 01 – 2018
30 – 10 – 2016
21 – 02 – 1
Jadi usia anak 21 hari 2 bulan 1 tahun atau 1 tahun 2bulan 21 hari, dan dijadikan
bulan maka usia anak 15 bulan. Pada anak yang lahir premature maka
penentuan usia Kronologis dikurangi selisih usia matur ( 40 minggu ) dngan usia
minggu prematurnya. Misalnya pada hitungan di atas jika anak lahir premature
usia 36 minggu maka usia kronologis anak akan dikurangi 4 minggu sehingga
Pengertian: bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr
Mekanisme: bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gr
badanya. Sebagian BBLR terjadi pada bayi yang lahir kurang bulan
seperti reflek hisab yang lemah. Selain itu, jika bayi lahir pada usia gestasi
Menifestasi Klinis: berat badan kurang dari 2500 gram, bayi tampak kecil,
risiko
lemak subkutan
dan menelan
BBLR, mengidentifikasi berat lahir serta tanda – tanda vital. Selain itu
1. Fokus Pengkajian
Berat badan kurang dari 2500 gram, reflek hisap dan menelan lemah,
lemak subkutan tipis, suhu kurang dari 36,4°C, gerakan bayi kurang aktif
menelan
pernapasan
menelan adekuat
ventilasi mekanik
pemberian ASI
4. Fokus Evaluasi
Penurunan berat badan tidak lebih dari 10% BBL ( pada minggu
pertama )
E. Hospitalisasi
mau ditinggal oleh orang tua dan agresif terhadap orang baru ), tahap
putus asa ( tampak tenang, menangis berkurang, tidak aktif, tidak
sosialisasi.
1. Balita laki – laki usia 2 tahun dibawa ibu ke puskesmas dengan keluhan
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
C. Konsistensi feses
D. Berat badan
E. Suhu
Pembahasan :
atau sangat lambat, malas minum atau minum dengan lahap, mata
Strategi :
MTBS.
Jawaban : B
( tanggal ) tidak bisa dikurangi karena lebih kecil maka meminjam pada
Pada kas
2015 11 24 ̶
Strategi:
Jawaban: E
3. Anak laki – laki usia 7 tahun sudah 3 hari dirawat di ruang perawatan
anak. Hasil pengkajian: anak tampak murung, tidak mau makan, menolak
berbicara dab menolak ketika akan dilakukan tindakan oleh perawat. Ibu
E. Hilang control
Pembasahan:
Strategi:
Kata kunci pada kasus di atas adalah pernyataan anak ingin segera
Jawaban: A
disertai demam. Hasil pengkajian: tidak nafsu makan, rewel, sulit tidur
pada malam hari, sputum kental, terdengar ronchi di kedua lapang paru,
E. Hipertermia
Pembahasan:
Bersihkan jalan nafas tidak efektif merupakan kondisi jalan nafas yang
dengan tidak ada batuk, tidak ada sputum dan bunyi nafas vesikuler.
Strategi:
dikedua lapang paru dan batuk. Pada option jawaban terdapat 2 masalah
lapang paru dan batuk ) pada kasus merupakan data mayor pada masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif yang merupakan masalah prioritas. Pada
option jawaban pertukaran gas ( b ) tidak cukup data untuk mengekkan
masalah tersebut.
Jawaban: A
hiperbilirubinemia. Hasil pengkajian: BBL 2300 gr, BB saat ini 2280 gr,
kuning pada kulit, sclera, dan membram mukosa mulut, reflek hisap
lemah, suhu 37,7⁰C, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi napas 45x/mnt,
A. Hipertermia
B. Defisit nutrisi
C. Ikterik neonates
Pembahasan:
dengan kuning pada kulit, sclera, dan membram mukosa mulut, bilirubin
serum >2 mg/dL yang merupakan data mayor pada masalah ikterik
neonates.
Strategi:
Kata kunci pada kasus bayi mengalami hiperbilirubinemia dan terjadi
adalah ikterus.
Jawaban: C
6. Belita laki – laki usia 1 tahun dirawat diruang anak dengan hidrosefalus.
A. Defisit nutrisi
B. Intoleransi aktivitas
Pembahasan:
Kata kunci pada kasus adalah hak anak mengalami hidosefalus. Data
Jawaban: D
7. Balita laki – laki usia 4 tahun dibawa ke rumah sakit karena kejang saat di
sudah 3 hari, batuk, pilek, anak tampak lemah, suhu tubuh 39⁰C,
A. Hipertemia
B. Risiko cidera
C. Risiko infeksi
D. Intoleransi aktivitas
Pembahasan :
selneuron, dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium
terjadilah kejang. Suhu tubuh normal pada usia 4 tahun 36,5⁰C – 37,2⁰C.
Strategi :
Suhu anak pada kasus tersebut meningkat yaitu 39⁰C, anak juga memiliki
Jawaban : A
8. Anak laki – laki usia 4 tahun dirawat diruang anak dengan keluhan
bengkak pada muka, sakit kepala dan berat badan meningkat drastis.
pucat, porsi makan tidak dihabiskan, dan hasil laboratorium : protein urin
+3.
A. Nyeri akut
B. Intoleransi aktivitas
E. Ketidakseimbangan nutrisi
Pembahasan :
Strategi :
protein urin (+) yang merupakan data mayor untuk masalah kelebihan
volume cairan.
Jawaban : D
napas dan batuk. Hasil pengkajian : anak tidak bisa mengeluarkan sekret,
D. Lakukan inhalasi
E. Lakukan suction
Pembahasan :
napas.
Strategi :
Fokuskan pada usia anak. Usia anak pada kaus tersebut adalah 2 tahun.
Pilihan ( a dan c ) tidak efektif dilakukan pada anak usia tersebut. Pilihan
( b ) tidak memungkinkan dilakukan karena tidak mengatasi masalah.
Pilihan ( e ) merupakan kelanjutan dariprioritas intervensi yaitu
pemberian inhalasi.
Jawaban : D
10. Balita perempuan usia 2 bulan dirawat di ruang anak dengan keluhan
fallot. Saat ini anak diperbolehkan pulang. Ibu bertanya apa yang harus
E. Batasi aktivitas
Pembahasan :
Posisi knee chest atau jongkok akan membuat merasa nyaman/lebih baik
knee chest atau jongkok akan menurunkan aliran darah balik yang kurang
sehingga pirau kanan ke kiri akan menurun dan aliran darah paru
Strategi :
laksana yang harus dilakukan adalah memberikan posisi knee chest atau
jongkok. Oleh Karena itu, pilihan jawaban yang lain bukan tindakan
utama.
Jawaban : B
11. Bayi perempuan usia 1 hari dirawat di NICU dengan riwayat persalinan
lemah, reflek hisap dan menelan lemah, fgrekuensi napas 60x/menit. Ibu
B. Menggunakan sendok
C. Menggunakan pipet
D. Menggunakan OGT
E. Menggunakan dot
Pembahasan :
Pada masa gestasi tersebut bayi belum memiliki reflek hisap dan menelan
Strategi :
Jawaban : D
Pembahasan :
1. Menyiapkan alat
2. mencuci tangan
Strategi :
Pembahasan:
sistol dan diastole, lalu dibagi 2 ( 110 + 0/2 ) = 90. Nilai tersebut menjadi
2. Mencuci tangan
3. Memasang manset diatas fossa cubiti
6. Memompa manset sampai air raksa berada pada tekanan yang telah
ditentukan
Strategi:
Jawaban: D
memberitahukan penyakitnya.
A. Fidelity
B. Justice
C. Beneficence
D. Confidentiality
E. Nonmaleficence
Pembahasan:
inform consent.
Strategi:
1. Justice: Keadilan
2. Fidelity: menepati
Jawaban : D
15. Anak perempuan usia 6 tahun dirawat di PICU karena meningitis sudah 2
Orang tua mengatakan tidak sanggup lagi untuk membiayai dan akan
perawatan
Pembahasan:
pemberi pelayanan. Hal ini bagian dari peran perawat sebagai advokat.
Strategi:
Jawaban: E
16.Anak laki – laki usia 7 tahun dirawat di RS dengan sindrom nefrotik. Hasil
Pembahasan:
Jawaban: E
17. Balita usia 3 tahun dibawa ibunya ke poli MTBS dengan keluhan demam,
sakit pada telinga dan ada cairan yang keluar salama 3 hari. Hasil
D. Mengobservasi nyeri
E. Mengobservasi suhu
Pembahasan:
penyerap.
Strategi:
Jawaban: A
Pembahasan:
Pemberian imunisasi harus sesuai dengan usia dan jenis imunisasi. Bila
Strategi:
Jawaban: B
19. Bayi perempuan baru lahir dengan usia gestasi 35 minggu dirawat di
Pada bayi berat badan lahir rendah akan beresiko terjadi hipotermia
termoregulator suhu tubuh bayi. Oleh karena itu tindakan utama yang
Strategi:
Kata kunci pada kasus di atas adalah ada hipotemia dan lemak subkutan
Jawaban : A
20. Anak perempuan usia 21 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan
sudah 3 hari mengeluh nyeri pada daerah perut bawah. Hasil pengkajian:
anak mengeluh nyeri saat buang air kecil, BAK tidak lancer, merasa tidak
tersebut?
A. Tidak terjadi nyeri kronis
Pembahasan:
ISK adalah nyeri saat berkemih yang disebabkan karena adanya infeksi
pada saluran kemih. Pada kasus terssebut, data yang menonjol adalah
nyeri daerah perut bawah, ada ekspresi meringis kesakitan dan nyeri saat
buang air kecil. Data tersebut merupakan data mayor untuk masalah
Strategi:
Jawaban: B
Lippincot.
7. WHO ( 2013 ). Pocket book of hospital care for children: Guidelines for
Geneva: W
4.3.1.1 Materi
A. Status obstetric
gestasi 20 mg, tanpa melihat kondisi bayi hidup / mati. Abortus ( P ): adalah
keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan
D. Palpasi Leopold
Leopold III : menentukan presentasi janin, apakah presentasi janin sudah masuk
PAP.
PEB
menghitung DJJ, menghitung gerakan janin, reflek patella dan edema pada
kaki
Risiko deficit nutrisi, nausea, risiko cedera ibu, risiko cedera janin, risiko
C. Intervensi/Implementasi
D. Evaluasi
Pencegahan cedera ibu: Tidak terjadi cidera dan tanda – tanda vital
normal.
distraksi ).
mengatasi kecemasan
perilaku sehat.
kesehatan.
Pencegahan cedera janin: DJJ normal, Pergerakan janin aktif, dan CTG
reassuring.
4.3.3.1 Materi:
Asuhan keperawatan pada perempuan pada masa persalinan dan bayi segeara
setelah lahir:
A. Patograf
B. Kemajuan persalinan
D. APGAR score
F. Observasi kala IV
observasi tanda tanda kala III, observasi kala IV, KPD dan Partograf ( DJJ,
Nyeri persalinan, ansietas, resiko cedera ibu, risiko cedera janin, risiko
tidak efektif, gangguan pola tidur, keletihan, dan gangguan rasa nyaman.
C. Intervensi/Implementasi:
5. Penggunaan partograf
6. Manajemen cairan
7. Dukungan Spiritual
D. Aspek Evaluasi:
A. Involusi uteri
B. Manajemen laktasi
D. Menilai REEDA
E. Keluarga berencana
partum: Atonia uteri dan laserasi pada jalan lahir dan infeksi postpartum
4.3.6. Pendekatan Proses Keperawatan Postnatal
A. Aspek Pengkajian:
after pain, menilai bising usus, distensi kandung kemih, menilai REEDA,
postpartum.
B. Dianosa keperawatan:
menjadi orang tua, pencapaian peran menjadi orang tua, resiko gangguan
infeksi, resiko injuri, retensi urine, menyusui efektif, dan menyusui tidak
efektif, resiko infeksi, resiko injuri, retensi urine, menyusui efektif, dan
C. Intervensi/Implementasi:
hasil laboratorium.
D. Evaluasi
cu[ing hidung.
dan distraksi )
kesehatan dan KB
4.3.7.1 Materi
menstruasi: Dismenore
A. Aspek Pengkajian:
B. Diagnosa Keperawatan:
Nyeri, risiko infeksi, harga diri rendah, risiko gangguan peran ibu,
C. Intervensi/Implementasi:
Manajemen nyeri, pencegahan transmisi, mekanisme koping,
D. Evaluasi
kesehatan
A. G3 P1 A2
B. G3 P2 A1
C. G4 P2 A1
D. G4 P3 A0
E. G4 P1 A2
Pembahasan :
daari 20 minggu.
Strategi:
Kata kunci dari kasus tersebut bahwa pasien datang dalam kondisi
Jawaban: C
2. Seorang perempuan barusia 23 tahun G1P0A0 datang ke poliklinik KIA
A. 20 Januari 2019
B. 27 Januari 2019
C. 30 Januari 2019
D. 20 Februari 2019
E. 27 Februari 2019
Pembahasan:
Rumus
HPHT : 20 4 2018
+7 -3 +1
Strategi:
Dari kasus yang menjadi fokus dalam menghitung taksiran partus
Jawaban: B
dirawat di ruang bersalin pada pukul 16.00 WIB dengan inpartu. Hasil
A. 18.00 WIB
B. 19.00 WIB
C. 20.00 WIB
D. 21.00 WIB
E. 22.00 WIB
Pembahasan:
Strategi:
Jawaban: D
tersebut?
A. Pemeriksaan lochea
Pembahasan:
Strategi:
adanya infeksi.
Jawaban: D
diameter 2 cm.
tersebut?
A. USG payudara
B. Rontgen dada
C. Mammographi
D. Biopsi payudara
E. Kolposcopi
Pembahasan:
mammographi.
Strategi:
adalah mammographi
Jawaban: C
A. Nyeri akut
Pembahasan:
Strategi:
Jawaban: D
gerakan menelan.
A. Kesiapan menyusui
Pembahasan:
eksklusif. Selain itu pada bayi juga tidak terdapat masalah, reflex
hisap baik, perlengkapan ibu dan bayi sudah tepat dan terdapat
Jawaban: A
A. Cemas
B. Nyeri Akut
C. Disfungsi seksual
D. Defisit pengetahuan
Pembahasan:
saat menopause adalah hot fleshes, rasa kering pada vagina dan
nyeri pada saat berhubungan seksual, sulit tidur, masalah saluran
Strategi:
Jawaban: E
Pembahasan:
terjadi perdarahan.
Strategi:
baring.
Jawaban: C
tidak ada hambatan pada jalan lahir, portio tidak teraba, pembukaan
A. Lakukan episiotomy
B. Lakukan amniotomi
C. Pimpin persalinan
D. Pantau kontraksi
Pembahasan:
akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya
uterus )
Strategi:
kebutuhan utuh.
Jawaban : B
oksitosin, plasenta belum lepas, kontraksi uterus kuat, dan bayi masih
A. Lanjutkan IMD
B. Monitor perdarahan
Pembahasan:
Strategi:
Jawaban: E
12. Seorang perempuan barusia 20 tahun P1A0 Post SC hari kedua rawat
gabung dengan bayi. Hasil pengkajian: TFU 1 jari bawah pusat, dan
kontraksi baik. Kondisi bayi sehat, BBL 2600 gram dan reflex hisap
baik. Pasien mengeluh ASI hanya keluar sedikit sehingga ibu jarang
menyusui.
Pembahasan:
Faktor yang paling penting dalam proses pemberian ASI kepada
bayi adalah hisapan bayi pada payudara ibu. Hisapan bayi pada
Strategi:
Kata kunci bayi sehat, reflex hisap baik, ibu dan bayi sudah rawat
keluhan gatal dan perih pada baerah vagina. Hasil pengkajian area
agak kuning.
Pembahasan:
albicans. Tanda dan gejala dari vaginitis pada kasus anatara lain
Strategi:
Kata kunci pada soal diatas adalah tanda dan gejala infeksi vagina
Jawaban: A
A. Pil
B. implant
C. suntik
D. kontrasepsi mantap
Pembahasan:
diperhatikan adalah vital sign, BB, TB, atau IMT dari ibu,
Pada kasus ini data yang ditemukan adalah ibu baru berusia 30
Strategi:
Jawaban: E
budaya?
minum jamu
kesehatan pasien
sembuyi sembunyi
Pembahasan:
yaitu:
menguntungkan kesehatan
Strategi:
Jawaban: D
Pembahasan:
Cara menilai gerakan janin: Minta ibu hamil untuk berbaring miring
Jawaban: B
E. Mengurangi nyeri
Pembahasan:
santai bagi ibu yang letih, member oksigenisasi yang baik bagi bayi
Strategi:
Kata kunci soal diatas adalah pembukaan lengkap dan kepala bayi
Jawaban: D
18. Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke poliklinik KIA diantar
vagina.
Pembahasan:
Strategi:
Jawaban: D
19. Perempuan berusia 45 tahun datang ke poli ginekologi dengan
kasus tersebut?
pemeriksaan
Pembahasan:
Strategi:
Papsmear suatu pemeriksaan lendir serviks sehingga pada saat
Jawaban: A
dirawat di ruang nifas dengan keluhan lemas, dan keluar darah dari
masase uterus.
A. Lochea rubra
Pembahasan:
lemas, banyak keluar darah dari jalan lahir. Perawat sudah harus
Strategis:
Jawaban: C
Ltd. Singapore.
4. May, KA, Mahlmeister, LR ( 1999 ). Maternal and Neonatal
Nursing.
Saunders Elsevier
Inc.
Materi utama pada asuhan keperawatan pada masalah psikologi meliputi: ansietas,
kehilangan, ketidak berdayaan, berduka, gangguan citra tubuh keputusan, dab harga
4.4.1.1. Ansietas
A. Materi
Ansietas atau kecemasan adalah perasaan was – was, khawatir, takut yang tidak jelas
atau ketidak nyamanan seakan – akan terjadi sesuatu yang mengancam. Salah satu
penyebab kecemasan adalah tindakan pembedahan karena merupakan ancaman
terhadap integritas tubuh dan jiwa seseorang. Perubahan yang terjadi akibat
nadi, respirasi, peningkatan tekanan darah dan suhu, relaksasi otot polos: kandung
kemih dan usus ( sering BAB dan BAK ), kulit dingin dan lembab, dan perubahan pada
tidur. Respon psikologis menimbulkan ada rasa ketakutan khawatir dan was – was.
a. Pengkajian
b. Diagnosis
Ansietas
c. Perencanaan / Tindakan
d. Evaluasi
A. Materi
bahwa tindakan yang dilakukan individu tidak akan memberikan hasil yang
bermakna sehingga menyebabkan hilang control atas situasi saat ini maupun
yang akan terjadi ( Wilkinson, 2012 ). Pasien merasa bahwa tidak ada upaya yang
disebabkan karena penilaian negative terhadap diri sendiri yang salah satunya
citra tubuh.
B. Proses Keperawatan
a. Pengakajian
Klien juga terlihat apatis dan pasif, ekspresi muka murung, bicara dan
gerakan lambat, tidur berlebihan, serta nafsu makan tidak ada lagi atau
berlebihan.
b. Diagnosis
Ketidak berdayaan
mengendalikan situasi
4.4.1.3. Berduka
A. Materi
Kehilangan ( loss ) adalah suatu situasi actual maupun risiko yang dapat dialami
individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian
atau keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan
bagian tubuh, hubungan sosial, termasuk orang yang berarti. Berduka ( grieving )
terhadap kehilangan. Hal ini diwujudkan dalam berbagai cara yang unik pada
1) Denial ( mengingkari peristiwa yang terjadi, tidak percaya itu terjadi, letih,
4) Depersion ( menolak makan dan bicara, menyatakan putus asa dan tidak
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
harapan dan menangis, pola tidur berubah, tidak mampu dan tidak
berkonsentrasi.
b. Diagnosis
Berduka
d. Evaluasi
orang memiliki konsep diri yang berbeda yang membuat setiap individu menjadi
unik ( Delaune & Leader, 2002 ). Setiap individu memiliki pandangan diri pada
aspek fisik, emosional, intelektual dan dimensi fungsional yang akan berubah
setiap waktu dan tergantung pada situasi. Masalah pada komponen konsep diri
terdiri dari 5 komponen : Gangguan citra tubuh, perubahan peran, ideal diri tidak
Gangguan citra tubuh dalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya
yang diakibatkan oleh perubahan struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosis
Gangguan Citra Tubuh
saat ini. Motivasi pasien untuk melihat bagian tubuh yang hilang secara
afirmasi dan melatih bagian tubuh yang sehat. Beri pujian yang realistis
d. Evaluasi
ditandai dengan mau melihat bagian tubuh yang berubah, terlibat aktif
4.4.1.5 Keputusasaan
A. Materi
seperti gagal ginjal kronik. Sebagian pasien gagal ginjal kronik menjalani
masalah.
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
perhatian menyempit.
b. Diagnosis
Keputusasaan
aktivitas positif. Latih cara partisipasi aktif dalam kelompok. Latih cara
d. Evaluasi
Klien mampu mengatasi keputusasaan ditandai dengan memiliki harapan
melanjutkan pengobatan.
A. Materi
Harga diri adalah penilain harga diri pribadi seseorang berdasarkan kesesuaian
pencapaian diri dengan ideal diri. Seberapa sering seseorang mencapai tujuan
secara langsung mempengaruhi perasaan kompeten ( harga diri tinggi atau harga
penilaian negative diri lingkungan sekitar. Harga diri rendah dapat diakibatkan
oleh beberapa hal antara lain kehilangan, gangguan citra tubuh, gangguan peran,
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu, pasif, dan
b. Diagnosis
dan aspek positif yang dimiliki. Pilih kemampuan positif yang dimiliki dan
d. Evaluasi
4.2.2. Pokok Materi dan Pedekatan Proses Perawatan Masalah Gangguan jiwa
Asuhan keperawatan jiwa dengan masalah gangguan jiwa meliputi: harga diri rendah
kronik, risiko perilaku kekerasan, halusinasi, isolasi sosial, deficit perawatan diri,
A. Materi
Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negative mengenai diri dan
kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus yang berhubungan dengan
perasaan tidak berharga, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, remtan, rapuh,
perkembangan, transisi peran situasi, dan transisi sehat sakit dapat menyebabkan
gangguan gambaran diri dan berakibat perubahan konsep diri. Faktor prespitasi
gangguan ini mempunyai koping yang tidak konstruktif atau koping maladaftif.
B. proses Keperawatan
a. Pengkajian
Faktor predisposes dan presipitasi
b. Diagnosi
d. Evaluasi
A. Materi
Perilaku kekerasan adalah marah yang ekstrim atau ketakutan sebagai respon
konsep diri yang diekspresikan dengan mengancam, mencederai orang lain dan
agresif dan lingkungan yang tidak kondusif ( bising dan padat ), kecacatan fisik,
penyakit kronis dan factor psikologis. Faktor presipitasi: adanya ancaman ( baik
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
agresif.
b. Diagnosis
kondisi darurat, ketika ada risiko besar akan membahayaklan pasien atau
d. Evaluasi
4.4.2.3 Halusinasi
A. Materi
Halusinasi adalah gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu penglihatan,
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosis
d. Evaluasi
Peningkatan kemampuan pasien mengendalikan halusinasi ditandai
A. Materi
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
tidak adekuat dan tidak ada dukungan orang yang dianggap penting,
b. Diagnosis
Isolasi Sosial
d. Evaluasi
A. Materi
Defisit perawatan diri adalah kondisi dimana individu tidak mampu melakukan
Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan merawat kebersihan diri,
makan, berhias, dan toileting : Buang Air Besar ( BAB ) / Buang Air Kecil ( BAK )
secara mandiri.
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajin
Motivasi / Minat.
b. Diagnosis
d. Evaluasi
A. Materi
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri
untuk mengakhiri kehidupan atau pembinasaan oleh diri individu sebagai akibat
induvidu merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Proses terjadinya risiko
orang yang dicintai, factor sosial ekonomi, masalah pekerjaan, gangguan peran
dan konflik keluarga ). Tindakan bunuh diri terdiri dari isyarat, ancaman, dan
“orang lain akan lebih baik mengasuh anak saya”. Perawat harus menguasi tehnik
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosis
d. Evaluasi
4.4.2.7. Waham
A. Materi
Jenis waham meliputi: kebesaran, curiga, agama, nihilistic, dan lain – lain.
Proses terjadinya waham factor predisposisi: Biologi ( Lesi pada daerah frontal,
putus asa dan menutup diri konsep diri yang negative ), dan sosial budaya
B. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
Tanda dan gejala : mudah lupa atau sulit konsentrasi, mengatakan bahwa
ia adalah artis, nabi, presiden, wali, dan lainnya yang tidak sesuai dengan
kenyataan, mengatakan hal yang diyakini secara berulang – ulang, dan
b. Diagnosis
Waham
d. Evaluasi
1. Seorang perempuan berusia 20 tahun, datang ke poli kulit, post luka bakar.
A. penampilan peran
B. citra tubuh
C. harga diri
D. ideal diri
E. identitas
Pembahasan :
Konsep diri terdiri dari 5 komponen yaitu citra tubuh, ideal diri, harga diri,
penampilan peran, dan identitas diri. Citra tubuh merupakan sikap sadar dan
Strategi :
Jawaban : B
2. Seorang laki – laki berusia 40 tahun dirawat di RSU karena mengalami patah
saja dirinya lebiih berhati – hati, tentu saat ini ia masih bisa bekerja seperti
biasa”
A. denial
B. anger
C. depresi
D. bargaining
E. acceptance
Pembahasan :
letih, lesu, mual, gelisah, tidak tahu apa yang akan dilakukan ), anger
bicara, menyatakan putus asa dan tidak berharga, susah tidur dan letih )
Strategi :
Dari kasus di atas, pasien mengalamikehilangan respon pada pasien terjadi
proses berduka dengan mengatakan “ andai saja dirinya lebih hati – hati,
tentu saat ini ia masih bisa bekerja seperti biasa “. Hal ini menunjukkan
Jawaban : D
bekas luka bakar pada wajah, tampak sering menutupi wajah, tampak
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas, tanda dan gejala harga diri rendah situasional adalah
berfokus pada kriteria hasil untuk meningkatkan harga diri pasien yaitu
mengenal aspek positif yang dimiliki. Pilihan a). Kurang tepat karena tidak
spesifik mengatasi harga diri rendah. Pilihan b). Tepatnya untuk masalah
keputusan. Pilihan c). Untuk mengatasi ketidak berdayaan dan Pilihan e).
Jawaban : D
4. Seorang perempuan usia 31 tahun dirawat di RSJ karena menolak minum obat
dan bicara sendiri. Menurut keluarga, pasien dekat dengan ibunya yang
meninggal 1 tahun lalu, selalu dimarahi oleh ayahnya, pernah tidak naik kelas,
dan pernah ditinggal menikah pacarnya 2 tahun lalu. Hasil pengkajian pasien
B. gagal pendidikan
C. gagal menikah
D. putus obat
E. pola asuh
Pembahasan :
mengatasi stress. Faktor presipitasi adalah stimulasi yang berasal dari internal
dan eksternal yang mencakup waktu ( berapa lama orang terpapar ) dan
jumlah stressor yang dialami. Kedua factor tersebut terdiri dari aspek biologis,
Strategi:
orang yang dicintai dan pola asuh. Sedang factor presipitasinya adalah putus
obat.
Jawaban : D
5. Seorang laki – laki berusia 17 tahun, dibawa ke UGD RSJ karena mengamuk di
rumah. Hasil pengkajian tatapan mata pasien tajam, tangan mengepal sambil
pasien.
A. non maleficience
B. beneficience
C. autonomy
D. veracity
E. justice
Pembahasan :
Strategi:
Pada kasus, pasien melakukan tindakan yang akan merugikan dirinya sendiri
orang lain dan lingkungan. Sehingga harus dilakukan tindakan pengikat sesuai
dengan prosedur. Sehingga jawaban yang paling tepat pada kasus diatas
Jawaban : A
pasien mengatakan “ sudah tidak ada lagi yang bisa saya lakukan, saya tidak
A. ansietas
B. keputusan
C. ketidak berdayaan
Pembahasan:
Strategi:
Pada kasus diatas, pasien mengalami beberapa masalah keperawatan:
gangguan citra tubuh. Hasil pengkajian saat ini / here and now, data yang
berdayaan.
Jawaban: C
A. berduka disfungsional
B. ketidakberdayaan
D. keputusasaan
E. ansietas
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas, pilihan a tidak dipilih karena hanya menjadi factor
mengungkapkan isi pembicaraan yang pesismis, perilaku sedih dan pasif, dan
Jawaban : D
tidur, mondar – mandir, dan 3 bulan tidak minum obat. Pasien mengatakan
suaminya sering melakukan KDRT dan saat ini sudah dicerai, malu dengan
A. halusinasi
B. isolasi sosial
Pembahasan :
Halusinansi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu
sumber yang tidak jelas. Tanda dan gejala halusinasi adalah menyatakan
Strategi :
Pada kasus diatas ada lima masalah keperawatan yaitu regimen terapi
inefektif, HDR, deficit perwatan diri, halusinasi dan isolasi sosial. Hasil
pengkajian saat ini / here and now, data yang diungkapkan berulang – ulang
atau mengancam diri pasien menjadi masalah utama. Dari kasus masalah
Jawaban : A
9. Seorang perempuan berusia 30 tahun, dirsawat di RSJ dengan marah – marah,
menyendiri, tidak mau mandi dan kadang bicara sendiri. Hasil pengkajian :
pasien mengatakan mempunyai 4 anak dan sudah bercerai satu bulan yang
lalu, merasa sendiri dan mengatakan “ tolong sampaikan pada keluarga saya
untuk menjaga anak – anak saya, mungkin sya tak akan bisa merawat mereka
lagi! “
A. isolasi sosial
C. perilaku kekerasan
E. halusinasi pendengaran
Pembahasan :
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari dan ditimbulkan oleh diri sendiri
individu merasa ini adalah jalan keluar yang terbaik. Penyebabnya adalah
Strategi :
halusinasi, risiko perilaku kekerasan, isolasi sosial, dan risiko bunuh diri.
Masalah utama adalah data yang diungkapkan berulang – ulang atau
mengancam diri pasien menjadi data mayor. Pada kasus diatas adalah risiko
bunuh diri.
Jawaban : B
10. Seorang laki – laki berusia 28 tahun, dirawat di RSJ alasan marah – marah dan
berbicara karena dirinya mempunyai ilmu suci yang bisa menyebuhkan orang,
bicara inkoheren dan fligt of idea. Keluarga mengatakan pasien gagal ujian
A. waham
C. kerusakan komunikasi
Pembahasan:
ungkapkan berulang – ulang tentang keyakinan yang salah atau tidak sesuai
waham, harga diri rendah, kerusakan komunikasi, regimen terapi inefektif dan
risiko perilaku kekerasan. Dari kasus diatas, hasil pengkajian saat ini/here and
now, data yang diungkapkan berulang – ulang atau mengancam diri pasien
Jawaban: A
11. Seorang laki – laki berusia 34 tahun, di rawat di RSJ karena mengurung diri
dikamar sejak 1 bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab. Hasil pengkajian:
pasien sering menyendiri, tertawa dan bicara sendiri, efek labil, dan
lalu.
Pembahasan :
Tindakan keperawatan pada pasien halusinasi adalah mengindetifikasi jenis,
frekuensi, isi, waktu, frekuensi, situasi dan respon terhadap halusinasi dan
Strategi:
halusinasi karena kondisi saat ini/here and now ( sering menyendiri, tertawa
dan berbicara sendiri, efek labil ) adalah halusinasi sehingga tujuan mengacu
Jawaban : D
12. Seorang perempuan berusia 35 tahun dirawat di RSU karena susah BAB,
mengalami wasir sejak 6 bulan lalu dan akan dilakukan operasi. Hasil
nadi 90x/menit, muka pucat dan mengatakan takut dan khawatir terhadap
pembahasan :
peningkatan TTV, merasa khawatir akan tindakan yang akan dilakukan. Hal
dilakukan tindakan operasi ). Tanda gejala yang dialami pasien antara lain
keperawatan yang dilakukan antara lain kaji tanda – tanda ansietas, ajarkan
pasien tehnik tarik nafas dalam, distraksi, hipnotis lima jari dan spiritual
( Stuart, 2016 ).
Strategi :
Pilihan a tidak tepat karena pasien telah dikaji tanda dan gejala ansietas.
tarik nafas dalam. Sehingga pilihan yang paling tepat adalah b ( tarik nafas
dalam ).
Jawaban : C
berusia 28 tahun yang post dirawat di RSJ 2 minggu lalu. Hasil pengkajian:
Pembahasan :
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien. Bantu pasien menilai
Strategi :
rendah. Pilihan c tidak tepat karena pasien telah dikaji tentang kemampuan
positif yang dimiliki. Pilihan a, d, dan e merupakan tindakan keperawatan
pasien setalah melatih kemampuan positif yang dimiliki. Pilihan yang paling
Jawaban : B
14. Seorang laki – laki berusia 35 tahun dirawat di RSJ ketiga kalinya, karena
pasien masih menolak minum obat karena menurut pasien tidak membawa
Pembahasan :
mengontrol dengan cara fisik I, fisik II. cara verbal, cara spiritual dan minum
obat.
Strategi :
Pada kasus diatas, pilihan b, c, d, dan e tidak tepat karena pasien belum
tentang manfaat dan fungsi minum obat lebih dulu sehingga jawaban yang
kadaluarsa.
Jawaban : B
15. Seorang laki – laki berusia 34 tahun, dikunjungi oleh perawat puskesmas
karena mengurung diri dikamar sejak 1 bulan, menolak mandi dan suka
Pembahasan :
mampu interaksi
Strategi :
Pada kasus diatas, pasien dengan masalah isolasi sosial karena data saat
ini/here and now kontak mata tidak ada, hanya mengangguk dan
Jawaban : A
16. Perawat melakukan kunjungan rumah pada anak perempuan usia 25 tahun
yang melakukan percobaan bunuh diri. Hasil pengkajian pasien tidak mau
pada keluarga”
E. “saya harus berbuat adil pada anak bapak, yang tidak ingin
Pembahasan :
Strategi :
menimbulkan konflik.
Jawaban : D
17. Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di RSJ sejak 4 hari yang lalu.
dirinya membebani keluarga, dan keluarga akan bahagia jika dirinya tidak
ada lagi.
A. identifikasi tema
B. berbagi persepsi
C. klarifikasi
D. fokuskan
E. refleksi
Pembahasan :
bersama pasien mengidentifikasi isu dasar atau masalah yang dialami oleh
idea tau pikiran klien yang tidak jelas untuk meningkatkan pemahaman
Strategi :
Kasus diatas merupakan kasus dengan masalah utama risiko bunuh diri
dikategori isyarat bunuh diri. Sehingga teknik komunikasi yang paling tepat
Jawaban : C
dengan bekas luka bakar pada wajah, dan tampak sering menutupi wajah.
Pembahasan :
diri sendiri, menolak penilaian positif terhadap diri, dan sulit konsentrasi.
Data objektif : bicara pelan dan lirih, menolak interaksi dengan orang lain,
Strategi :
Pada kasus diatas, tanda dan gejala mayor dari harga diri rendah
saat ini. Pasien tidak mau melakukan kegiatan apapun, menunduk dan
meningkatkan harga diri pasien yaitu mengenal aspek positif yang dimiliki.
Pilihan a kurang tepat karena tidak spesifik mengatasi harga diri rendah.
Jawaban : D
19. Seorang laki – laki berusia 34 tahun, di rawat di RSJ karena mengurung diri
dikamar sejak 1 bulan lalu dan kadang marah tanpa sebab. Hasil
Pembahasan :
Strategi :
Pada kasus diatas tentukan terlebih dahulu masalah utamanya yaitu
halusinasi karena kondisi saat ini/ here and now ( sering menyendiri,
tertawa dan berbicara sendiri, efek labil )adalah halusinasi sehingga tujuan
keperawatan halusinasi.
Jawaban : D
20. Seorang perempuan berusia 20 tahun di rawat di RSJ dua minggu yang lalu
karena marah – marah, bicara dan tertawa sendiri, serta tidak mau
pramugari karena pendek dan kulit hitam, saya malu”, ekspresi murung,
D. halusinasi terkontrol
E. Marah terkontrol
marah bicara sendiri, menolak mandi. Hasil pengkajian: kotak mata tidak
ada, menyendiri dan menolak interaksi. Pasien sudah diajarkan cara
merawat diri.
Pembahasan :
tidak adekuat dan tidak ada dukungan orang yang dianggap penting, dan
lain ditandai dengan ada kontak saat berbicara, menatap lawan jenis,
Strategi :
masalah utamanya adalah isolasi sosial karena data yang dominan: kontak
mata tidak ada, hanya mengangguk dan menggelengkan kepala saat
Jawaban : C
rontok, acak – acakan, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku hitam,
kebersihan diri.
Pembahasan :
Strategi :
mengenal masalah deficit perawatan diri. Option yang lain tercapai setelah
Jawaban : C
saya karena dia tidak suka dengan calon suami saya, pokoknya saya tidak
mau makan makanan yang diberikan oleh ibu saya “. Afek labil, mondar –
Pembahasan :
Pada kasus diatas, pasien mengalami waham curiga, sehingga tujuan dari
Jawaban : C
Louis : Mosby
Jakarta : Elsevier
4.5 Materi, Pendekatan Proses Keperawatan dan Soal Keperawatan Keluarga
kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan yang bersifat
Masalah kesehatan yang sering timbul : system respirasi : ( TB Paru ), system kardiovaskuler
4.5.1.1. Materi
tuberculosis. TB Paru ditularkan dari individu terinfeksi ke orang lain melalui transmisi
udara yaitu lepasnya droplet saat penderita berbicara, batuk dan bersin. Individu yang
beresiko tinggi untuk TB paru antara lain kontak dengan seorang penderita TB paru aktif,
lingkungan rumah yang memilik ventilasi udara yang buruk, kebiasaan gaya hidup seperti
Klien atau keluarga memiliki hak untuk memutuskan sesuatu dalam pengambilan
tindakan untuk mengatasi penyakit TB paru. Seorang perawat tidak boleh memaksakan
b. Manfaat : Beneficence
Semua tindakan dan pengobatan TB Paru harus bermanfaat bagi klien dan keluarga.
harus berpedoman pada prinsip primum non nocere ( yang paling utama jangan
d. Kejujuran : Veracity
Perawat hendaknya mengatakan sejujur – jujurnya tentang apa yang dialami klien atau
keluarga serta akibat yang akan dirasakan oleh klien atau keluarga terkait masalah TB
Paru. Informasi yang diberikan hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan klien dan
e. Kerahasiaan : Confidentiality
Perawat harus mampu menjaga privasi klien dan keluarga meskipun klien telah
meninggal dunia.
f. Keadilan : Justice
Perawat professional harus mampu berlaku adil terhadap klien dan keluarga meskipun
A. Pengkajian
demam persisten, berkeringat malam hari, nyeri dada, dan batuk menetap, bunyi
napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi. Batu pada awalnya batuk
B. Diagnosis Keperawatan
Tanda dan gejala: dispnea: penggunaan otot bantu pernapasan: fase ekspirasi
c. Defisit nutrisi
Tanda dan gejala: berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal.
tujuan kesehatan.
C. Intervensi/Implementasi
1) Fisioterapi dada
a. Batuk Efektif
2) Manajemen nutrisi
3) Manajemen stress
4) Manajemen pengobatan
Pengobatan TB Paru terbagi atas 2 fase yaitu fase intensif ( 2 – 3 bulan ) dan
fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang digunakan adalah paduan
obat utama dan obat tambahan. Jenis obat utama ( Lini I ) adalah INH,
6) Pendidikan kesehatan
D. Evaluasi
Evaluasi dapat dilihat berdasarkan proses kegiatannya atau disebut sebagai evaluasi
formatif dan evaluasi berdasarkan hasil akhir berdasarkan ketercapaian tujuan atau
4.5.2.1 Materi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih. ( Hearrison 1997 ). Tanda
dan gejala: pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan ( jarang ), sukar tidur, sesak
nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang – berkunang. Komplikasi
hipertensi: gangguan penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal,
A. Pengkajian
Gejala yang sering muncul: sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas, kelelahan, kesadaran
menurun, gelisah, muntah, kelemahan otot, dan nyeri dada/agina, nyeri tengkuk, sulit
tidur.
Pemeriksaan fisik, pada bunyi jantung: terdengar S2 pada dasar, S3 ( CHF dini ), S4
B. Diagnosis
a. Nyeri Akut
Tanda dan gejala: mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap rpotetif, gelisah,
frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkatkan lebih dari
140\90 mmHg.
darah meningkatakan/ menurun, nadi perifer teraba lemah, capillary refill time
sehari – hari; Aktivitas hidup sehari – hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan.
C. Intervevsi/Implementasi
2. Manajemen Nyeri
3. Pendidikan kesehatan :
seminggu
Stop merokok
4. Manajemen stress
D. Evaluasi
respon indivudu dan keluarga dengan kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan.
Evaluasi dapat dilihat berdasarkan proses kegiatannya atau disebut sebagai evaluasi
formatif dan evaluasi hasil akhir berdasarkan ketercapaian tujuan atau disebut sebagai
evaluasi sumatif
4.5.3.1 Materi
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau lebih
cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.
A. Pengkajian
a. Diare karena penyakit usus halus ; diare dalam jumlah banyak, cair dan sering
b. Diare karena kelaianan kolon; tinja berjumlah kecil tetapi sering bercampur darah
c. Diare akut karena infeksi; mual, muntah, nyeri abdomen, demam dan tinja yang
Pemeriksaan Fisik
a. Pada pemeriksaan fisik : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung
b. Tanda utama dehidrasi : kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen ,
B. Diagnosis
a. Diare
Tanda dan gejala : nyeri/kram abdomen ; defekasi lebih dari 3x per24 jam;
b. Hipovelemik
Tanda dan Gejala : Frekuensi nadi meningkat; nadi reaba lemah; tekanan
D. Intervensi/Implementasi
1. Rehidrasi
4. Pendidikan Kesehatan
E. Evaluasi
kegiatannya atau disebut sebagai evaluasi formatif dan evaluasi hasil akhir
1. Saat kunjungan rumah diteamui anak berusia 1 tahun. Ibunya mengatakan anaknya
sering batuk semenjak pindah ke rumah baru beberapa bulan yang lalu. Ibu klien
A. fungsi keluarga
D. karakteristik tetangga
E. lingkungan rumah
Pembahasan:
Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari system
yang baru. Hal ini merupakan petunjukan untuk melakukan pengkajian lebih
mendalam pada lingkungan sekitar anak ( rumah baru ) yang dapat memicu
terjadinya batuk, sehingga jawaban yang paling tepat adalah E. Jawaban yang lain
tidak tepat.
Strategi:
Data batuk semenjak pindah ke rumah beru merupakan data yang perlu
diperhatikan. Batuk merupakan reaksi tubuh jiwa ada allergen terhadap system
pernafasan dan lingkungan baru dapat menjadi pencetus baik secara fisik maupun
psikologis. Oleh karena itu pada kasus, pengkajian terhadap lingkungan rumah
Jawaban : E
mengeluh akhir – akhir ini merasa makin lemah, kadang sulit tidur, berat badan
turun, dan demam. Suami klien meninggal 3 bulan yang lalu karena batuk yang
lama dan sulit disembuhkan. Hasil observasi didapatkan : rumah terasa lembab,
C. pemeriksaan sputum
Pembahasan:
Data pada kasus yang perlu diperhatikan adalah suami klien yang meninggal 3
bulan yang lalu karena banyak batuk yang lama dan sulit disembuhkan. Perawat
rumah juga mendukung terjadinya penyakit TBC. Oleh karena itu perawat perlu
Strategi:
penularan TBC dapat terjadi melalui udara. Gejala TBC meliputi batuk lebih dari 3
walaupun tidak beraktivitas. Namun gejala tersebut tidak khas pada setiap
penderita. Pada kasus klien menunjukan beberapa gejala TBC disamping suami
kline mininggal karena kondisi yang diduga adalah TBC. Lingkungan tempat tinggal
Jawaban: C
suami yang sedang menjalani rawat jalan setelah terkena serangan stroke 2 bulan
yang lalu. Ibu mengatakan, “ Saya mulai khawatir memikirkan masa depan
keluarga sebab kalau kondisi suami saya seperti ini terus pasti akan diberhentikan
Pembahasan:
Pada kasus, data yang paling menonjol adalah kekhawatiran istri klien terhadap
beradaptasi dan menerapkan koping perlu dilakukan. Oleh karena itu jawaban
Strategi:
Paska stroke merupakan suatu kondisi yang umumnya menjadi sumber stress
keluarga. Penyebab stroke yang utama adalah hipertensi, jika terdapat anggota
untuk memberikan perawatan di rumah. Namun, jika tingkat stress keluarga tinggi
maka perawatan yang diberikan menjadi tidak efektif. Oleh karena itu penting
bagi perawatan untuk mengkaji tingkat stress keluarga dan kemampuan keluarga
Jawaban : C
4. Pada kunjungan rumah didapatkan laki – laki berusia 43 tahun, mengatakan
pundaknya terasa berat dan dirasakan sejak klien banyak bekerja menggunakan
computer, klien mengurangi keluhan dengan minum obat penghilang nyeri yang
Pembahasan :
Data pada kasus menunjukkan TD klien yang meningkat. Klien merasakan gejala
hipertensi berupa rasa berat dipundak dan kebiasaan minum obat yang tidak
adekuat. Perawat perlu mengkaji banyak hal yang dapat menjadi penyebab
terjadinya hipertensi. Pada kasus yang paling relevan untuk dikaji adalah
kebiasaan berobat. Oleh karena itu maka jawaban D adalah jawaban yang paling
tepat.
Strategi :
Hipertensi dapat disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Umumnya
tidur mnenjadi pemicu terjadinya hipertensi. Selain itu, masyarakat awam yang
tidak melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur cenderung
menganggap gejala hipertensi sebagai kondisi yang dapat diatasi dengan obat
nyeri yang dijual bebas. Akibatnya hipertensi tidak teratasi dengan baik.
Jawaban : A
5. Saat kunjungan rumah didapatkan data : Anak laki – laki berusia 1 tahun
mengalami diare dan tampak lemas. Keluarga mengatakan BAB warna kuning
mengatakan anak tidak nafsu makan dan anak pernah muntah saat diberi minum.
Hasil pengkajian : Berat Badan 6,5 Kg, Turgor kulit kembali lambat, suhu 37,8 C,
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
Pembahasan :
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang ditemukan dikeluarga
pada anak antara lain : frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, perawat perlu
menindaklanjuti pengkajian factor penyebab dari kejadian diare dan hal yang
Diare merupakan kondisi kesehatan yang sering terjadi pada usia perkembangan
balita yang dapat disebabkan oleh berbagai factor dan mengakibatkan berbagai
masalah kesehatan seperti dehidrasi yang lebih berat apabila tidak ditangani.
Jawaban : A
6. Saat kunjungan rumah didapatkan klien berusia 2,5 tahun dan terlihat rewel.
Keluarga mengatakan sudah 6 hari anak diare BAB warna kuning encer, frekuensi
lebih dari 3 kali, kalau diberi makan atau minum dimuntahkan. Hasil pemeriksaan
fisik : BB 8,5 Kg, Turgor kulit kembali lambat, suhu 37,5⁰C, Frekuensi nadi
112x/menit.
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
Pembahasan :
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang ditemukan dikeluarga pada
klien antara lain : frekuensi, lama diare dan kondisi klinis sekunder akibat diare yang
Strategi :
Diare merupakan kondisi kesehatan yang sering terjadi pada usia perkembangan
balita yang dapat disebabkan oleh berbagai factor dan mengakibatkan berbagai
peran keluarga.
Jawaban : E
7. Saat kunjungan rumah didapatkan klien anak laki – laki berusia 13 tahun, diare
sudah 4 hari. Klien mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, perut
dirasakan melilit dan nyeri, BAB lebih dari 5 kali sehari, cair dan ada darah. Hasil
Apakah data yang perlu dikaji lebih lanjut pada kasus tersebut?
E. kebiasaan jajan
Pembahasan :
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang ditemukan dikeluarga pada
klien antara lain : frekuensi, lama diare dan kondisi klinis perawat perlu
menindaklanjuti pengkajian factor penyebab terjadinya diare yang sering pada usia
Strategi :
Diare merupakan kondisi kesehatan yang sering terjadi pada usia anak sekolah
Jawaban : A
8. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki – laki, berusia 12 tahun
mengalami diare sudah 2 hari dan tampak lemas. Keluarga mengatakan BAB warna
kuning, BAB cair, frekuensi lebih dari 5 kali. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu
makan dan kalau minum sering dimuntahkan, hasil pengkajian: Turgor kulit kembali
kepelayanan kesehatan.
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi penyakit diare pada klien usia sekolah antara
lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis yang diperberat dengan klien muntah
setiap minum, masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah
kekuatan data yang ada pada kasus antara lain dampak klinis akibat dehidrasi>
Strategi:
Rumusan masalah yang spesifik pada kasus Diare sesuai dengan data mayor
menjadi acuan dalam penanganan masalah utama cairan tubuh yang kurang dan
Jawaban: E
9. Saat kunjungan rumah didapatkan data: Perempuan berusia 13 tahun, diare sudah
4 hari. Klien mengatakan diare setelah jajan di kantin sekolah, BAB lebih dari 5 kali
Keluarga mengatakan anak – anaknya banyak jajan dan jarang makan dirumah dan
anggota keluarga lain juga sering diare. Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan
Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang di temukan pada klien dan
anggota keluarga antara lain: frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, serta kejadian
berulang dalam keluarga masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus
adalah kekuatan data yang ada pada kasus antara dampak klinis akibat perilaku
Strategi:
Rumusan masalah yang spesifik pada kasus Diare sesuai dengan data mayor yang
ditunjukan kejadian diare bukan hanya pada klien tetapi juga anggota keluarga
Jawaban : D
10. Pada kunjungan rumah didapatkan laki –laki berusia 45 tahun yang telah mulai
pengobatan TBC Paru sejak 1 bulan yang lalu. Hasil anamnesis: klien tidak minum
obat sejak 4 hari lalu karena merasa sudah sehat. Keluarga mengatakan nasehat
E. ketidak patuhan
Pembahasan:
Data menunjukan penyemangat klien untuk minum obat karena merasa sudah
sehat. Paket Obat Anti TBC ( OAT ) tidak mengandung obat yang dapat
menurunkan gejala. Efek OAT yang tepat adalah berkurangnya gejala yang
Klien menunjukan penolakan untuk minum OAT karena merasa sudah sehat.
Strategi:
Data pada kasus menunjukan klien tidak minum obat selama 4 hari karena telah
merasa sehat. Kondisi ini menunjukan penolakan terhadap terapi yang diberikan
atau ketidak petuhan. Pada TBC ketidak patuhan menjadi salah satu diagnosis
Jawaban: E
11. Saat kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 36 tahun. Hasil
Pembahasan:
keluarga memelihara kesehatannya. Oleh karena itu jawaban yang paling tepat
Jawaban C,D, dan E juga tidak tepat karena tidak sesuai dengan data.
Strategi:
kasus juga terdapat data kebiasaan menggunakan obat bebas dan klien belum ke
12. Saat kunjungan rumah didapatkan seorang laki – laki berusia 25 tahun. Hasil
pengkajian klien mengatakan sudah 2 bulan minum OAT, sesak mulai berkurang,
sering lupa minum obat dan tidak nyaman jika memakai masker. Klien tinggal
bersama istri dan 2 anak dengan usia 3 tahun dan 5 tahun. Rumah terlihat
lembab, jendela diruang tamutidak dapat dibuka, kamar tidur tidak berjendela.
E. ketidakpatuhan
Pembahasan :
Pada kasus terdapat data sesak mulai berkurang dan sering lupa minum obat.
Hal ini menunjukkan klien tidak patuh minum OAT yang dapat mengakibatkan
klien tidak sembuh total. Diagnosis koping individu maupun koping keluarga
tidak efektif tidak dapat ditegakkan karena tidak ada data validasi. Data
frekuensi napas juga tidak ada sehingga opsi jawaban D tidak dapat dipilih. Opsi
diberikan pada individu dalam keluarga. Pada kasus terdapat data klien sering
lupa minum obat. Hal ini menunjukkan rendahnya efikasi diri atau keyakinan
klien untuk sembuh sehingga minum OAT belum menjadi aktivitas prioritas yang
Jawaban : E
13. Hasil kunjungan rumah didapatkan data seorang perempuan berusia 35 tahun,
mengatakan sudah 6 kali diare, BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3
kali, menegluh mual dan muntah saat makan atau minum, kaki merasa kram dan
merasa sakit. Hasil pengkajian : berat badan 45 Kg, turgor kulit kembali lambat,
Pembahasan :
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare yang ditemukan dikeluarga
pada klien antara lain : frekuensi, lama diare dan kondisi klinis, masalah
keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekkuatandata yang
Strategi :
Rumusan masalah yang spesifik pada kasus Diare sesuai dengan data mayor
Jawaban : C
kesulitan berjalan, mengeluh kaki terasa kaku, nyeri pada kedua kaki bila
digerakkan dengan skala nyeri 7 dari rentang 10. Klien menggunakan tongkat
30x/menit.
A. gangguan interaksi
B. gangguan immobilisasi
Data pada kasus tersebut menunjukkan tingkat nyeri klien tinggi ( 7 dari 10 ).
klien berinteraksi. Pada kasus, data yang paling perlu diperhatikan adalah nyeri
Jawaban : E
15. Saat kunjungan rumah ditemui pria berusia 25 tahun. Hasil anamnesis : Klien
diminum. Keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan agar klien
OAT
Pembahasan:
Tujuan keperawatan mengacu pada penyelesaian etioogi dari diagnosis
Strategi:
Perumusan tujuan pada asuhan keperawatan keluarga merujuk pada lima tugas
Jawaban : C
16. Dalam kunjungan rumah ditemui seorang pria berusia 35 tahun, mengeluh
batuk dalam sebuah terakhir, nafsu makan berkurang, berat badan turun 5 kg
dalam 1 bulan dan merasa demam. Hasil observasi didapatkan data: klien
udara hanya dari sumber pintu masuk. Keluarga mengatakan klien batuk darah
sudah 3 kalia dalam seminggu ini dan tidak tahu harus melakukan apa.
Apakah intervensi yang perlu segera dilakukan pada kasus tersebu?
Pembahasan:
Gejala batuk lebih dari 3 minggu, berkurangnya nafsu makan, penurunan berat
badan dan merasa demam merupakan tanda dan gejala TBC yang perlu
diwaspadai. Penegakan diagnosis medis untuk TBC perlu segera dilakukan agar
diagnosis TBC adalah pemeriksaan BTA. Oleh karena itu intervensi yang perlu
Strategi:
Prinsip penegakan diagnosis TBC adalah hasil BTA positif dari pemeriksaan
sputum. Pada kasus terinformasi jika keluarga tidak tahu harus melakukan apa
padahal klien sudah 3 kali batuk darah dalam seminggu ini. Hal ini menjadi
Jawaban: D
17. Saat kunjungan rumah ditemui laki – laki berusia 38 tahun. Hasil anamnesis: klien
di diagnosis TBC Paru. Hasil observasi: klien tampak lemah sehingga tidak mampu
bekerja. Istrinya mengatakan malu dengam tetangga karena suami sakit – sakitan
Pembahasan:
Data menunjukan ketakutan istri tertular TBC. Hal ini menunjukan pemahaman
keluarga tentang proses penularan belum benar. Stigma juga ditunjukan oleh
keluarga. Jawaban yang paling tepat adalah pemberian informasi tentang cara
penularan agar dapat menurunkan ketakutan keluarga. Jawaban yang lain tidak
Strategi:
penularan. Oleh karena itu pemberian informasi terkait penularan TBC Paru
perlu dilakukan.
Jawaban : C
18. Pada kunjungan rumah ditemui seorang laki – laki berusia 56 tahun telah di
diagnosis TBC Paru sejak 4 bulan yang lalu. Klien mengatakan kalau berjalan atau
Pembahasan:
Pada kasus TBC kebutuhan dasar yang paling terganggu adalah fungsi respirasi.
mencegah atelektasi paru dan memelihara pertukaran gas. Pada kasus, klien
merasa sesak saat melakukan aktivitas. Jawaban yang paling tepat adalah E.
Jawaban B,C dan D tidak tepat karena tidak terkait dengan kebutuhan respirasi.
Strategi:
kesehatan tentang risiko penularan TBC Paru pada sebuah keluarga. Pada slide
tampak ilustrasi foto anak yang mengalami penularan TBC Paru. Wajah anak
A. nonmalefincence
B. confidentiality
C. beneficence
D. anonymity
E. fidelity
Pembahasan:
perawat untuk menjaga privasi klien dan keluarga. Pilihan jawaban lain tidak
Strategi:
Kaidah dasar bioetik terdiri dari beneficence, non maleficence, authonomy dan
tercemar
klien
dengan hipertensi
Pembahasan:
klien. Tanda – tanda vital klien juga tidak dalam batas normal. Klien dan
dan cara perawatan yang tepat tanpa menginggung perasaan keluarga. Jawaban
Jawaban : D
21. Pada kunjungan rumah perawat mendapatkan bahwa keluarga telah menyiapkan
klien.
dokter
klinis tentang hipertensi. Oleh karena itu, jawaban yang paling tepat adalah D.
Strategi :
petgugas kesehatan agar dampak yang lebih buruk dapat dicegah. Namun
pelayanan kesehatan.
Jawaban : D
22. Pada kunjungan rumah ditemui seorang perempuan usia 59 tahun mengeluh
pusing. Klien menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan saat ini tinggal
bersama cucunya yang berusia 18 tahun, karena kedua orang tuanya meninggal.
E. minta staff desa untuk lebih memperhatikan klien yang tinggal hanya
dengan cucunya.
Pembahasan :
Data yang menonjol pada kasus adalah rendahnya akses ke pelayanan kesehatan
karena factor ekonomi. Tanda – tanda vital masih dalam atas normal. Tindakan
yang paling tepat adalah mendekatkan layanan kesehatan pada klien . Oleh
Strategi :
Jawaban : D
1. Contoh Soal Evaluasi dan Pembahasan
23. Saat kunjungan rumah duidapatkan klien perempuan berusia 10 tahun, klien
mengatakan sudah 2 haeri diare, BAB cair, frekuensi lebih dari 3 kali/hari
mengeluh mual dan muntah saat makan atau minum. Hasil pemeriksaan fisik :
turgor kulit kembali lambat, suhu 37,5 C, Nadi 100 x/menit. Klien belum dibawa
Pembahasan :
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan
intervensi yang sudah dilakukan perawat yang perlu ditindaklanjuti oleh keluarga
yang dapat dievaluasi baik pengetahuan, sikap dan tindakan yang dipengaruhi
dengan kondisi klinik seperti kasus yang hanya diberikan terapi alternative.
Strategi :
Evaluasi secara prinsip adalah evaluasi sumatif dan evaluasi formatif terhadap
Jawaban : B
24. Saat kunjungan rumah didapatkan data : perempuan berusia 1 tahun, anus dan
daerah sekitarnya lecet, nak terlihat cengeng. Keluarga mengatakan sudah 6 hari
anak diare BAB warna kuning, encer, frekuensi lebih dari 3 kali, tiap BAB anak
dibersihkan menggunakan tissue, anak mau makan dan minum, sudah dibawa
Pembahasan:
Pada kasus sudah di jelaskan kondisi klien yang mengalami diare dan intervensi
yang sudah dilakukan perawat yang perlu ditindak lanjuti oleh keluarga yang
dapat di evaluasi baik pengetahuan, sikap dan tindakan dalam kasus ini yang
diharapkan adalah peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang dapat di
evaluasi baik pengetahuan, sikap dan tindakan dalam kasus ini yang diharapkan
adalah peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit yang dapat
Strategi:
Evaluasi secara prinsip adalah evaluasi sumatif dan formatif terhadap tindakan
lanjut proses keperawatan yang akan diberikan pada klien terkait pengetahuan,
ketrampilan spikomotor.
Jawaban: B
Daftar Pustaka Utama:
Research Theory and Practice. 5th Edition, Appleton & Large. USA.
Harmon H, Shirley May & Sherly Thalman B ( 1996 ), Family Health Care
Riasmini, et.al ( 2017 ). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, keluarga, Kelompok dan
Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan
masyarakat. UI – Press.
DPP PPNI. 2016. Standar diagnosis keperawatan Indonesia, definisi dan indicator diagnostic,
DPP PPNI.
4.6. Materi, Pedenkatan Proses Keperawatan dan Soal Keperawatan Gerontik
4.6.1.1. Perubahan Fisiolagi Sistem Pernapasan dan Kasus yang Sering Terjadi
Pada Lansia terjadi perubahan fisiologi pada system pernapasan yang menyebabkan
paru dan kekuatan otot dinding dada yang menjadi penyebab meningkatnya
gangguan pernapasan yang paling banyak ditemui pada lansia adalah Penyakit Paru
Obstruktif Kronis ( PPOK ) dengan penyebab utama rokok dan polutan lainnya.
penggunaan otot bantu napas ( klavicula cuping hidung, retraksi dinding dada )
yang terganggu.
sering kita temui pada lansia dengan kelluhan pernapasan baik pada kondisi
dialaminya.
dengan pursed lip breathing untuk meningkatkan asupan oksigen dan kapasitas
paru. Selain itu batuk efektif, suction, fisioterapi dada, manajemen jalan napas
D. Evaluasi: Evaluasi yang diharapkan dari kondisi ini adalah frekuensi napas dalam
batas normal dan tidak adanya suara napas abnormal ( wheezing, cracles,
ronchi ).
resistensi pada aliran darah meningkat, hal ini mengakibatkan tekanan darah
terjadi pada otot dan katup jantung juga menyebabkan pompa darah
keseluruhan tubuh tidak optimal, hal ini membuat lansia beresiko mengalami
gagal jantung. Hipertensi ( HT ) dan Chronic Heart Failure ( CHF ) adalah kondisi
pada lansia. Di rumah sakit Cardio Thorax Ratio (CTR) perlu diketahui untuk
juga perlukan untuk menetahui adanya gangguan pada konduksi listrik otot
jantung.
lemah dan intoleransi aktivitas ( Herdman & Kamitsuru, 2018 ). Diagnosis diatas
satu gangguan tubuh dan adanya ketidakcukupan energy yang dibutuhkan untuk
vital, manajemen energy dan aktifitas, bantuan perawatan diri, relaksasi ataupun
edukasi. Lansia tidak dapat memiliki kondisi normal seperti pada dewasa,
stabilnya tekanan darah tanpa adanya keluhan dan tanda gejala dapat menjadi
dan belajar lansia akan mengalami penurunan, juga response lansia terhadap sesuatu
juga akan cenderung melambat, akan tetapi demensia atau kepikunan bukanlah
bagian normal bari penuaan. Secara kepribadian, lansia tidak mengalami perubahan.
Perubahan emosi yang terjadi pada lansia sering disebabkan karena adanya masalah
Kasus yang biasa ditemukan akibat adanya gangguan fungsi persyarafan pada lansia
Demensia menyebabkan seseorang akan sangat bergantung pada orang lain untuk
Selain itu, lansia banyak yang mengalami depresi yang merupakan respon umum dari
adanya penyakit serius yang ia alami. Di samping itu, lansia juga berpotensi
mengalami delirium. Delirium sering dialami sebagai akibat dari kondisi kesehatan
secara umum, keracunan akibat penggunaan obat atau kombinasi dari semuanya
(Meiner, 2015).
system persyarafan adalah konfusi, risiko jatuh, risiko cidera, gangguan pola
pemenuhan kebutuhan fisik dan rasa aman. Penting pula berkomunikasi kepada
Perubahan fisiologis pada system ginjal dan saluran kemih yang sering terjadi seiring
urgensi dan frekuensi berkemih. Seiring dengan proses menua, mukosa uretra juga
semakin menipis yang juga dapat mengakibatkan peningkatan urgensi dan frekuensi
berkemih. Khususnya pada laki – laki, pembesaran prostat (BPH) merupakan sebuah
kondisi yang sering ditemui. Semua perubahan tersebut diatas menyebabkan angka
kandung kemih dengan tunas, kekuatan otot – otot dasar panggul dan adanya
urin.
Perubahan fisiologis pada system pencernaan yang sering terjadi seiring dengan
proses penuaan adalah penurunan sensori kecap (terutama asin dan manis),
sekresi asam lambung, enzim dan motilitas, atropi usus halus, permukaan mukosan
penipisan villi dan penurunan sel epitel (efek pada absorpsi lemak dan B12),
penurunan sekresi mukosa dan elastisitas, penurunan tekanan spincter internal dan
eksternal ( efek pada inkotinensia ), dan penurunan impulasi syaraf ( efek pada
konstipasi.
konstipasi da diare.
edukasi perubahan gaya hidup ( menganjurkan pola BAB yan rutin dan
edukasi perubahan gaya hidup dengan meningkatkan asuan serat, cairan dan
yang akan sangat mempengaruhi lansia adalah perubahan yang terjadi pada
lansia adalah kemampuan akomodasi melambat, produksi air mata menurun, sel
retina menurun serta cairan bola mata terganggu. Pada lansia akan sering
ditemukan kondisi mata kering. Hal ini merupakan akibat dari menurunya
produksi air mata, dan perubahan pada kelopak mata lansia ( Ectropion &
membedakan beberapa warna seperti hijau, biru dan ungu ( Meiner, 2015 ).
Selain itu, lansia juga mengalami kesulitan untuk beradaptasi terhadap cahaya.
beradaptasi dari kondisi terang ke gelap. Cairan bola mata lansia akan
meningkat, hal ini terjadi akibat adanya sumbatan pada saluran anterior mata.
Terkait dengan gangguan lensa mata, banyak lansia akan mengalami katarak.
akan menebal dan serumen telinga cenderung menumpuk dan keras. Lansia
perubahan pada fungsi penglihatan berupa: arkus senilis, nyeri, kemerahan dan
benar. Jika tuli disebabkan karena adanya penumpukan kotoran di telinga, maka
perlu dilakukan irigasi telinga supaya tuli konduktif teratasi. Jika terjadi
kekeringan pada mata, maka perlu dikolaborasikan kepada dokter mata untuk
diberikan obat tetes mata. Selain itu perlu melakukan management lingkungan
4.6.7.1. Perubahan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal dan Kasus Yang Sering Terjadi
Sistem musculoskeletal terdiri atas otot tulang dan sendi, yang kesemuanya
kepadatan tulang akan semakin berkurang, terutama pada tulang belakang, hal
ini yang menjadi penyebab lansia mengalami penurunan tinggi badan ( Miller,
2012 ). Kekuatan otot menjadi menurun karena adanya atropi sel otot yang
berta badan tubuh sering kali menimbulkan keluhan nyeri pada sendi.
merupakan keluhan yang sangat sering dialami lansia. Arthritis terdiri dari
tulang yag mengalami penurunan secara drastic juga dapat menjadi kondisi
Gangguan pada system ini dapat menyebabkan pada gangguan gaya berjalan
dan keseimbangan lansia dan berakhir pada tingginya risiko jatuh. Jatuh pada
kematian bagi lansia ( Ebersole, 2005 ). Resiko jatuh berkaitan juga dengan
kondisi pada system lain seperti gangguan penglihatan dan juga keamanan
otot dan mengkaji keseimbangan serta risiko jatuh pada lansia. Pengkajian risiko
jatuh pada lansia. Pengkajian risiko jatuh dan status keseimbangan dapat
menggunakan Morse Fall Scale ( MFS ) dan Berg Balance Scale ( BBS )
sering muncul pada lansia adalah hambatan di tempat tidur, hambatan berdiri,
hambatan mobilitas berkusi roda, hambatan di tempat tidur, hambatan berdiri,
hambatan berdiri, hambatan berjalan dan risiko jatuh ( Herdman & Kamitsuru,
dikeluarkan akibat cidera yang dialami lansia karena jatuh ( Morse, 2009 ).
D. Evaluasi: Evaluasi yang diharapkan dari kondisi ini adalah menurunya risiko
Sistem integument terdiri dari bagian epidermis, dermis dan subkutan. Pada
lansia, tiap bagian ini secara fisiologi akan mengalami perubahan. Perubahan
mengalami kehilangan elastisitas kulit dan kulit mengalami atropi yang akan
hipetermia. Selain itu, hipotermi juga bisa disebabkan karena adanya penurunan
lapisi kulit juga akan berdampak pada perlambatan penyembuhan luka di kulit
lansia. Sehingga, ketika mengalami tirah baring yang lama, lansia akan sangat
rentan mengalami luka tekan. Kelenjar minyak lansia mengalami atropi sehingga
kulit lansia akan mudah mengalami kekeringan. Hal ini perlu mendapatkan
kekeringan kulit akan menimbulkan rasa gatal. Kasus – kasus integument yang
timbulnya rasa gatal. Jika terjadi luka, segera lakukan pengkajian lebih
kulit.
Sebagian besar lansia mengalami insomnia yang ditandai dengan sulitnya untuk
terbangun malam atau dini hari dan mengatuk dia siang hari. Beberapa factor
mempertahankan tidur, adanya ketidak puasan tidur, terjaga dari tidur tanpa
sebab yang jelas, adanya kesulitan berfungsi secara optimal sehari – hari.
A. Mengukur JVP
Pembahasan:
Data berupa keluhan pusing, telinga berdengung, penglihatan kabur, rasa berat di
Strategi:
objektif yang paling tepat dikaji untuk memvalidasijenis gangguan kesehatan pada
kasus.
Jawaban: C
2. Seorang laki – laki berusia 75 tahun tinggal di Panti Wreda. Sejak 4 hari yang lalu
mengeluh mual dan muntah, porsi makan hanya dihabiskan ¼ porsi saja. Klien
terbaring lemah di tempat tidur. Aktivitas dan rutinitas lainnya tidak bisa
A. Koping individu
B. Kemampuan mobilitas
E. Pola istirahat
Pembahasan:
Masalah yang nampak dominan pada kasus di atas adalah terkait pencernaan dan
pemenuhan nutrisi. Hal ini nampak dari data: mual – muntah , porsi makan yang
dihabiskan ¼ porsi saja. Untuk bisa menentukan masalah keperawatan yang tepat
pada lansia tersebut dibutuhkan pengkajian lebih lanjut tentang hal – hal yang
terkait pemenuhan nutrisi, seperti apa jenis makanan yang dikomsumsi oleh
Strategi:
Lengkapi data pada kasus di atas dengan mengkaji lebih lanjut dan yang relevan
kebutuhan tubuh.
Jawaban: D
3. Saat kunjungan rumah perawat menjumpai perempuan berusia 75 tahun tinggal
kamar, cenderung marah dan tidak ingin keluar kamar semenjak suaminya
Pembahasan:
Kehilangan pasangan adalah salah satu tugas perkembangan bagi lansia yang
perlu disiapkan, karena kondisi ini dapat menjadi pemicu terjadinya depresi pada
lansia. Tanda yang dapat ditemui pada lansia dengan depresi adalah menarik diri
dari lingkungan , emosi yang tidak stabil dan tidak tertarik melakukan aktivitas.
Adanya tanda gejala tersebut perlu di tindak lanjuti dengan melakukan pengkajian
sudah sangat lazim digunakan di berbagai setting baikdi ruamh, rumah sakit
maupun penti untuk mendeteksi masalah depresi. Instrumen ini terdiri dari 30
depresi.
Strategi:
jawaban : D
4. Seorang perempuan barusia 70 tahun tinggal di panti wreda sejak satu tahun
yang lalu. Klien mengeluh badanya terasa lemas dan susah menjangkau toilet
sehingga sering ngompol di tempat duduk ataupun tempat tidur. Tercium bau
pesing dari pakaian dan kamar klien. Hasil pengkajian fungsional berdasarkan
D. inkontinensia urin
E. keletihan
Pembahasan:
Salah satu masalah yang paling sering dialami lansia adalah ketidak mampuan
mengontrol BAK karena berbagai factor baik internal ( misalnya proses penuaan )
maupun eksternal ( misalnya toilet jauh ). Dengan adanya data mayor klien sering
ngompol dan berbau pesing, maka diagnosis yang paling tepat adalah
inkotenensia urin.
Strategi:
Jawaban: D
5. Seorang laki – laki berusia 72 tahun tinggal di panti wreda sejak satu minggu yang
lalu. Klien mengeluh sering terbangun malam hari dengan penyebab yang tidak
helas dan sulit untuk tidur kembali. Klien juga mengeluh lemah dan tidak bisa
A. keletihan
B. risiko cidera
C. intoleransi aktifitas
Pembahasan:
Keluhans sulit tidur pada lansia perlu diperhatikan, diagnosis keperawatan terkait
pola tidur di NANDA ada dua, yaitu gangguan pola tidur dan insomnia. Batasan
karakteristik tiap diagnosis memiliki perbedaan yang jelas, gangguan yang terjadi
karena factor eksternal dari lingkungan yang baru, napas, berisik, terlalu terang
masalah internal lansia seperti penyakit terntentu, nyeri ataupun siklus yang
terganggu diberi diagnosis insomnia. Pada kasus diatas jelas disebutkan bahwa
klien baru saja tinggal dipanti dan mungkin belum beradaptasi dengan lingkungan,
Strategi:
Jawaban: D
6. Seorang perempuan berusia 64 tahuntinggal dipanti sejak lima tahun yang lalu.
Klien mengalami katarakdan gangguan gaya berjalan, sejak saat itu klien
berani berjalan jauh karena takut jatuh disebabkan lingkungan panti yang
A. nyeri
B. risiko jatuh
C. risiko cidera
Pembahasan :
Pada lansia, risiko jatuh memiliki factor risiko yang terdiri dari factor internal dan
dan gangguan penglihatan. Sementara factor eksternal dari risiko jatuh adalah
kondisi lingkungan seperti lantai licin, penerangan yang tidak adekuat, tempat
tidur yang terlalu tinggi dan tanpa side rail, alas kaki yang licin, tanggal/undakan
yang curam, kamar mandi tanpa pegangan, dan juga penggunaan alat bantu jalan
yang tidak tepat. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lansia yang berada di
Pada kasus diatas, tampak jalas factor risiko jatuh dari klien baik factor internal
maupun factor eksternal. Risiko cidera tidak dipilih karena kasus diatas spesifik
cidera yang beresiko terjadi adalah jatuh bukan cidera karena lainnya
Strategi :
Jawaban : B
7. Seorang perempuan berusia 69 tahun sudah 10 hari dirawat di bangsal geriatri
dengan diagnosis medis CHF dan DM. Hasil wawancara, klien mengatakan
semakin hari keluhan semakin berkurang, tetapi klien masih merasa lemah. Klien
mengatakan , “Saya masih merasa sesak jika harus berjalan ke kamar mandi.”
A. Keletihan
B. risiko jatuh
C. intoleransi aktivitas
Pembahasan :
aktivitas sehari – hari karena ketidakmampuan fisiologis dan psikologis yang salah
satunya ditandai oleh respon abnormal pada TTV (Herdman, 2014). Klien telah
memiliki diagnose medis CHF yang merupakan factor risiko yang terjadinya
intoleransi aktivitas. Jawaban A (keletihan) bukan pilihan yang paling tepat, karena
kelemahan yang terjadi pada klien terutama pada saat melakukan aktivitas.
Strategi :
8. Seorang laki – laki berusia 72 tahun, tinggal bersama anak dan cucunya. Saat
berkunjung kerumah, klien tampak terbaring dikasur tanpa laken, tercium bau
pesing, dan terdapat sisa makanan di sela gigi dan sekitar mulut. Klien
dimandikan. Klien bersyukur dengan kondisi saat ini dan menerima apa adanya.
A. kesepian
B. inkontinensia
C. pengabaian diri
Pembahasan :
Pengabaian diri adalah perilaku yang terbentuk secara cultural, melibatkan satu
diterima secara sosial (Herdman & Kamitsaru, 2014). Batasan karakteristik dari
diagnosis keperawatan ini juga dengan jelas menjelaskan bahwa pengabaian diri
dicirikan dengan hygiene lingkungan dan personal yang tidak adekuat, dan tidak
mematuhi aturan aktivitas yang sehat. Pada kasus diatas pengabaian diri terjadi
dikarenakan oleh gangguan fungsi peran dalam keluarga, berpura – pura atau
Jawaban : C
ngompol di celana terutama saat batuk dan tertawa sejak 1 bulan lalu. klien
terbiasa minum kopi sejak 30 tahun lalu. Tercium bau pesing dari pakaian klien,
A. Memasang diapers
Pembahasan:
Sebagaian dari data ( mengompol saat batuk dan tertawa, tercium bau pesing ) di
jenis ini disebabkan oleh pelemahan otot dasar penggul dan otot – otot yang
terlibat dalam proses berkemih. Kondisi ini merupakan indikasi pelaksanaan
Strategi:
sebuah pilihan utama karena terkait dengan biaya. Mengurangi asupan cairan juga
untuk BAK setiap 2 jam sekali juga bukan merupakan pilihan yang tepat untuk
klien dengan fungsi kognitif utuh ( tidak demensia ). Dengan kebiasaan lama
inkontinensia.
Jawaban: C
10. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal dip anti wreda semenjak suaminya
meninggal sebulan yang lalu. klien terlihat kurus dan lemah. BB 33 kg, TB 145 cm.
Klien mengatakan sama sekali tidak nafsu makan, karena biasanya ada suaminya
yang selalu makan bersamanya. Klien juga mengatakan jarang minum, dalam
A. Oral hygiene
B. Terapi nutrisi
C. Bantuan makan
D. Manajemen nutrisi
E. Monitoring nutrisi
Pembahasan:
Pada kasus diatas tampak kondisi malnutrisi pada lansia yang penyebabnya
yang dapat diberikan pada klien dengan masalah nutrisi, namun dalam kasus ini
yang paling tepat dan mengatasi masalah secara langsung adalah manajemen
nutrisi.
Strategi:
untuk memperhatikan kebersihan rongga mulut, gusi, dan lidah. Terapi nutrisi
kekurangan nutrisi.
Jawaban: D
11. Seorang laki – laki berusia 60 tahun datang di klinik panti wreda dengan keluhan
diare sejak satu hari yang lalu.Hasil pengkajian diperoleh data: BAB cair 4
kali/hari, kulit dan membrane mukosa kering, TD: 110/70 mmHg, dan suhu 36,2⁰
C.
Pembahasan:
Kasus di atas menunjukan bahwa keluhan utama klien adalah diare dengan
proses penuaan seperti perubahan komposisi masa otot, lemak subkutan, dan
Strategi:
Indentifikasi masalah pokok pada kasus klien di atas dan tentukan intervensi
cairan, tidak relevan untuk mengatasi masalah dehidrasi pada kasus. Intervensi
komplikasi.
Jawaban: E
12. Seorang perempuan berusia 69 tahun dirawat di rumah dengan kasus paska
stroke sejak 6 bulan yang lalu. Klien hanya tinggal bersama suaminya. Pada saat
sebelah kanan 3 dan sebelah kiri 5. Klien mengatakan bahwa ia masih bisa
Pembahasan:
masa dan kekuatan otot juga akan mengalami penurunan secra berangsur
Strategi :
Jawaban :B
13. Seorang laki – laki berusia 67 tahun dirawat di klinik geriatri dengan keluhan rasa
panas pada daerah bokong dan punggung. Klien lebih banyak berbaring ditempat
tidur sejak 2 minggu yang lalu, setelah kaki dan tangan sebelah kiri tidak dapat
digerakan. Hasil pemeriksaan kulit disekitar area coccygeus dan scapula tampak
A. melatih ROM
B. melakukan massage
Pembahasan :
Proses penuaan yang terjadi pada system integument lansia adalah : pembululh
darah berkurang, kulit tidak elastis lagi, dan bantalan lemak berkurang. Hal lini
dapat berakibat kulit lansia rentan, dan jika terjadi luka, penyembuhan akan
relative melambat. Data terfokus pada adanya risiko terjadinya luka tekan yaitu:
terbaring dalam waktu yang lama, data terkait kondisi kulit yang beresiko
tertekan. Tindakan yang paling prioritas untuk dilakukan adalah mobilisasi tiap 2
jam untuk melancarkan aliran darah guna mencegah luka tekan pada daerah t.
Strategi :
Jawaban : C
14. Seorang perempuan berusia 60 tahun dirawat selama tiga minggu di bangsal
geriatri dengan kasus stroke. Klien mengalami paralisis pada ekremitas bawah
dan atas sebelah kanan serta gangguan bicara. Klien dibantgu makan dan minum.
A. peningkatan koping
B. perencanaan nutrisi
C. monitoring pengobatan
Pembahasan :
hidup lansia (Meiner, 2015). Status fungsional menjadi patokan tingkat kesehatan
menjamin terpenuhinya activity daily living klien, apaliga dengan kondisi lansia
Strategi :
tidak relevan untuk klien diatas yang mengalami masalah ketergantungan dalam
mengeluh tidak bisa mengontrol BAK sejak 4 minggu lalu. Pada saat kunjungan
A. ketersediaan toilet
Pembahasan :
Perempuan memiliki risiko yang lebih besar daripada laki – laki untuk mengalami
Latihan yang tepat pada otot dasar panggul akan dapat menguatkan otot – otot
Strategi :
Kepatuhan menggunakan diapers, pengetahuan dan kemampuan melakukan
latihan – latihan otot – otot dasar panggul merupakan indicator jangka pendek
Jawaban : B
16. Hasil pengkajian di panti wreda didapatkan data: terdapat pegangan bedo
diseluruh tembok wisma, lantai keramik, belum dipasang anti slip. Kamar mandi
memiliki lantai dengan anti slip namun banyak terdapat lumut. Satu bulan terakhir
ada 3 kali kejadian jatuh pada lansia. Perawat memberikan penyuluhan pada
Pembahasan:
Tindakan pemberian penyuluhan tentang resiko jatuh dilakukan karena data dip
anti wreda menunjukan bahwa dalam satu bulan terakhir terdapat 3 kali kejadian
– factor risiko jatuh. Kondisi ini dapat dicapai melalui pemberian penyuluhan pada
Strategi:
Jawaban: D
17. Seorang perempuan berusia 65 tahun tinggal dip anti wreda. Klien mengeluh
nyeri punnggung sejak satu minggu yang lalu. Klien terlihat hanya tiduran. Skala
mengurangi keluhan.
Pembahasan:
Strategi:
Jawaban: B
18. Seorang laki – laki berusia 65 tahun tinggal dip anti wreda mengalami stroke dan
kelumpuhan sejak 3 bulan lalu. Klien hanya berbaring dan duduk di kursi roda.
mmHg.
Pembahasan:
Ada beberapa masalah yang nampak pada klien: hambatan mobilitas fisik dan
adanya risiko kerusakan integritas kulit. Sekilas memang mobilitas fisik yang jadi
masalah prioritas, namun perlu dilihat lebih seksama terkait dengan masalah lain
yang bisa dengan cepat diatasi yaitu pencegahan luka dekubitus. Selain itu,
intervensi yang difokuskan pada kasus adalah perubahan posisi setiap 2 jam
Strategi:
Ingat kembali kriteria utama keberhasilan tindakan merubah posisi setiap 2 jam
Jawaban: A
Miller, C.A. ( 2012 ). Nursing for wellness in older adultas: theory and practice
DPP PPNI, 2016, standar diagnosis keperawatan Indonesia, definisi dan indicator
Moorhead, S., Johnson, M., Mass M. L., et al. ( 2013 ). Nursing outcomes
4.7.1.1. Materi
Komunitas adalah sekumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain, memiliki
kepentingan yang sama, membentuk dasar bagi sebuah rasa kesatuan dan
kepemilikan (Alender, Rector & Warner, 2013 dalam Nies & McEwen, 2019).
Komunitas diidentifikasi melalui 3 atribut yaitu orang, tempat, dan interaksi sosial
dikembangkan dan dipublikasikan oleh Betty Neuman pada tahuun 1970. Model ini
Pengkajian Komunikasi terdiri dari data inti komunitas yaitu demografi, statistik
vital, sekarah, etnis/budaya dan persepsi kesehatan. Sedangkan sub system terdiri
dari lingkungan fisik, pendidikan, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan
untuk mencegah dan menangani factor risiko melalui kegiatan deteksi dini dan
Fokus pada tahap implementasi adalah mencapai sasaran dan tujuan yang telah
tertulis dan analisis terperinci. Evaluasi proses disebut sebagai evaluasi formatif
yang bertujuan untuk mengevaluasi aspek positif dan negative dari setiap
sumatif terdiri dari survey akhir dan alat lainnya yang mengukur apakah tujuan
telah dipenuhi.Proses yang dimaksud dapat dibaca lebih detail pada point 4.7.1.2
dibawah ini
4.7.1.2. Proses
fokus pada roda pengkajian komunitas. Roda pengkajian komunitas terdiri; inti
komunitas (the community care) dan subsistem komunitas (the community sub
system).
a. Data inti
jenis kelamin.
a. Sub Sistem
berkumpul.
pekerja)
sanitasi
melakukan komunikasi)
a. Definisi:
b. Batasan Karakteristik
Merokok
Penyalahgunaan Zat
Kurang pemahaman
ditawarkan
Ansietas sosial
Stressor
d. Populasi beresiko
Kesulitan ekonomi
a. Definisi:
Adanya atau satu lebih masalah kesehatan atau factor yang menganggu
b. Batasan karakteristik
sutau populasi
a. Definisi
b. Batasa karakteristik
lingkungan
kesehatan dasar
Distress spiritual
d. Populasi beresiko
Perkembangan terlambat
e. Kondisi terkait
Gangguan persepsi
a. Definisi
b. Batasan karakteristik
sehari –hari
Konflik pengambilan
kompleks
Tuntutan berlebihan
Konflik keluarga
persepsi hambatan
persepsi keuntungan
persepsi kerentanan
ketidakberdayaan
d. Populasi berisiko
keselitan ekonomi
5. Kesiapan peningkatan managemen kesehatan
a. Definisi
dapat ditingkatkan.
b. Batasan Karakteristik
imunisasi/vaksinisasi
terhadap gejala
1. Promotif
olahraga
usaha kesehatan jiwa
2. Preventif
kerja.
3. Kuratif
Upaya mengidentifikasi dan mengetahui jenis penyakit pada fase awal serta
segera.
kecacatan/kematian
4. Rehabilitasi
agar tidak gejala sisa dan dapat berfungsi optimal sesuai kemampuannya.
tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih,
d. Pemberdayaan (Empowerment)
aktif masyrakat.
e. Intervensi Profesional
beberapa prinsip etik yang harus dipatuhi oleh perawat ketika melakukan
praktik antara lain: Justice, autonomy, beneficence, non -maleficence, veracity,
confidentiality.
sendiri tanpda paksaan dari perawat. Klien berhak untuk menerima atau
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan kelompok /
tujuan
mencapai tujuan
program sudah selesai. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan
kapasitas
keluarga berkata,”Kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat tidak kami
minum.”
B. cakupan pengobatan
Pembahasan:
Pernyataan klien pada kasus,”Kami sudah tidak batuk lagi sehingga obat
prosedur pengobatan yang tidak sesuai dengan prosedur pengobatan anti TB.
Strategi:
A. kuesioner
B. wawancara
C. studi literature
D. wienshield survey
Pembahasan:
Strategi:
komunitas.
Jawaban : D
Pembahasan :
Strategi :
Jawaban : E
4. Hasil pengkajian disuatu desa ditemukan data peningkatan 10% kasus baru
Pembahasan :
Strategi :
diagnosis keperawatan.
Perilaku cenderung berisiko ditandai dengan perilaku-perilaku
masalah kesehatan
dimiliki.
Jawaban : E
sudah memiliki kantin sekolah, tetapi anak lebih suka jajan di luar.
Strategi :
dimiliki.
populasi.
Jawaban : A
menyatakan merasa tidak nyaman dengan efek samping obat dan 20%
Pembahasan:
diprogramkan.
Strategi:
masalah kesehatan.
populasi.
Jawaban: C
A. pemberdayaan masyarakat
B. pendidikan kesehatan
C. intervensi professional
D. proses kelompok
E. kemitraan
Pembahasan:
Data 65% penduduk membuang sampah rumah tangga di sungai dan 40% warga
rumah tangga. Kondisi seperti ini merupakan indikasi untuk dilakukan pendidikan
Strategi:
dan pengetahuan baru yang bertujuan agar masyarakat terlibat aktif dalam
Jawaban : B
A. pemberdayaan masyarakat
B. intervensi professional
C. pendidikan kesehatan
D. proses kelompok
E. kemitraan
Pembahasan:
Data sulitnya warga mengakses pelayanan kesehatan masyarakat
Strategi:
intervensi yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi. Pilihan jawaban tidak
pilihan karena:
oleh perawat.
Jawaban: E
10. Hasil pengkajian pada sebuah kelompok karang trauma didapatkan data 85%
seks bebas adalah hal yang wajar dilakukan, 80% remaja belum pernah
D. pemberdayaan keluarga
E. manajemen stress
Pembahasan :
Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa awal anak hingga
sebayanya. Oleh karena itu teman sebaya perlu dilatih dan dibekali dengan
keperawatan komunitas
Jawaban : B
11. Hasil pengkajian pada kelompok lansia dengan kencing manis didapatkan data
70% lansia menghentikan terapi obat anti diabetes atas kemauan sendiri.
manfaat dari pengobatan anti diabetes. Klien menyatakan merasa lebih nyaman
Pembahasan :
kepada klien untuk mengambil keputusan sendiri tanpa paksaan dari perawat.
diberikan.
Strategi :
implementasi keperawatan
Jawaban : B
Saat diskusi dengan tim, ditemukan gambar atau foto seorang penderita yang
terlihat jelas wajahnya. Kemudian salah satu anggota tim mengusulkan agar
A. veracity
B. autonomy
C. beneficence
D. confidentiality
E. nonmaleficence
Pembahasan :
Wajah atau identitas klien perlu disamarkan agar terjaga kerahasiaan sebagai
orang dengan HIV/AIDS. Hal ini dilakukan untuk menjaga kehormatan klien
kesehatan
Jawaban: D
belakang pintu dan terdapat kaleng bekas di sekitar lingkungan rumah yang
terisi air. Selama ini masyarakat belum mempunyai kegiatan untuk mencegah
Pemahaman:
Strategi:
Pilihan A tidak dipilih karena tidak ada data upaya yang telah dilakukan.
Jawaban: D
14. Di suatu desa terjadi wabah diare. Hasil pengkajian didapatkan: 38% keluarga
tidak memiliki jamban, 20% buang sampah di sungai, 6% BAB di sungai , dan
45% mandi di sungai . Masyarakat menganggap kebiasaan tersebut adalah hal
tersebut?
Pembahasan:
Evaluasi formatif adalah penilaian hasil yang diukur saat proses intervensi
dilakukan dapat berupa respon kognitif, afektif dan psikomotor dari klien.
hidup dan sehat. Sehingga evaluasi keberhasilan yang dapat segera diukur
Strategi:
15. Di satu desa terdapat 21 penderita TB Paru yang tersebar di semua RW.
tersebut?
Pembahasan:
pelaksanaan program sudah selesai. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai hasil
Strategi:
Pahami definisi evaluasi sumatif dan indicator kunci keberhasilan tindakan
indicator.
Jawaban: E
keluarga. Elsevier.
4.8. Materi Kisi-kisi Pembelajaran, Soal, dan Pembahasan Manajemen Keperawatan
meliputi bahan kajian fungsi dan peran manajemen keperawatan dalam mendukung
pemberian asuhan keperawatan pasien yang dilakukan oleh seorang Ners sebagai
perawat pelaksana. Konteks materi pembekalan dan pengembangan soal dalam buku
ini bukan berkaitan dengan setting Ners sebagai tupoksi kepala ruang dan bukan
juga berkaitan dengan setting Ners sebagai kepala bidang keperawatan. Fungsi
manajemen keperawatan yang dilaksanakan oleh seorang Ners adalah POSAC dalam
pasien baik di ruang rawat maupun difasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Peran
kelolaannya. Minztberg (1990) dalam Robbins & Judge (2017) menyebutkan tiga
keputusan (decisional).
Peran interpersonal meliputi tiga sub peran, yaitu figure head,leader dan liaison.
Peran figure head ditunjukkan untuk menginspirasi pasien dan rekan tim kerjanya
dengan menampilkan figure yang dihormati serta menunjukkan sikap dan perilaku
sesuai norma dan nilai yang berlaku. Peran sebagai leader atau pemimpin
terkait perubahan status pasien yang perlu diperhatikan. Seorang Ners dapat
menunjukkan peran spokesperson atau juru bicara pasien agar berbagai pihak
pasien. Peran negosiator dilakukan agar pasien dapat bersedia mendukung tujuan
asuhan.
materi tingkat ketergantungan pasien sebagai bagian dari fungsi ketenagaan, materi
manajemen konflik sebagai bagian dari fungsi pengarahan, dan materi keselamatan
pasien yang menjadi bagian dari fungsi pengendalian. Materi fungsi dan peran
manajemen keperawatan dan penerapan aspek etik dan legal dalam manajemen
keperawatan.
manajemen tidak dilaksanakan maka visi, misi dan tujuan asuhan dan pelayanan
1) Perencanaan
keperawatan lainnya.
2) Pengorganisasian
tersebut?
Pembahasan:
Strategi:
berlaku.
Jawaban: A
ditegur oleh ketua tim karena dianggap terlalu lama dalam menyiapkan
terlebih dahulu.
A. Melakukan pendampingan
Pembahasan:
keperawatan. Di sisi lain set alat – alat untuk tindakan secara procedural
sudah siap untuk digunakan sehingga apabila ada perawat baru yang
perawat tersebut.
Strategi:
tindakan pada pasien perlu mengikuti standar atau prosedur yang berlaku
Jawaban: B
3. Hasil survey tentang lama rawat pasien di ruang penyakit dalam didapatkan
data 3 pasien dirawat selama 4 hari; 5 pasien dirawat selama 7 hari; 7 pasien
A. 4
B. 5
C. 6
D. 7
E. 8
Pembahasan:
( 3 x 4) + ( 5 x 7 ) + ( 7 x 4 ) + ( 5 x 5 ) = 100
( 3+5+7+5 )
20
Strategi:
Jawaban: B
B. Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan – kegiatan dari kelompok pasien yang saling berhubungan untuk mencapai
1) Otokratik:
1.1 Dalam hal pengambilan keputusan, Ners tipe otokratik akan bertindak
1.2 Dalam membina hubungan dengan staf perawat maupun pasien, Ners
tidak.
2) Laissez Faire
jawabnya.
3) Demokratik :
4. Perawat dinas siang meminta izin tidak masuk kerja kepada kepala ruang
tersebut bahwa BOR ruang rawat mencapai 90% dan mayoritas pasien
hari lain
Pembahasan :
Strategi :
masuk kerja dengan kepala ruang kurang tepat karena kepala ruang
merujuk pada capaian tujuan asuhan pada pasien. Masuk kerja
meminta tukar jadwal dengan perawat lain untuk alasan keluarga yang
Jawaban : E
5. Perawat meminta kepada kepala ruang untuk dijadwalkan kerja pada shif
malam dan melanjutkan ke shif pagi dengan alasan jarak rumah jauh dari RS.
beban kerja dan patient safety. Kepala ruang meminta kepada perawat agar
A. autokratik
B. demokratik
C. laissez-faire
D. transaksional
E. transformasional
Pembahasan :
Strategi :
yang berlaku.
Jawaban : A
Adalah suatu metode yang digunakan oleh manajer keperawatan untuk memutuskan
sesuai dengan visi dan misi institusi, yaitu : The choice of an organization model
involves staff skills, availability of resources, patient acuity, and the nature of the
Kelompok perawat yang bekerja sebagai suatu tim dengan dipimpin oleh ketua tim
jam, dari hasil pengkajian kondisi pasien dan mengkoordinir asuhan keperawatan
6. Ruang rawat ICU dengan jumlah tempat tidur sebanyak 12 unit, terdapat
A. Tim
B. Kasus
C. Primer
D. Modular
E. Fungsional
Pembahasan:
ini hanya dapat dilakukan oleh perawat dengan kualifikasi lulusan Ners dan
Strategi:
Jawaban: C
keperawatan sesuai standar yang ditetapkan rumah sakit dan telah diterapkan
A. 5
B. 8
C. 11
D. 16
E. 20
Pembahasan:
Kebutuhan tenaga perawat pada kasus tersebut di atas mengacu kepada
Strategi:
dan vokasional.
Jawaban: C
Diskusi Refleksi Kasus ( DRK ) merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat
diinformasikan dan diatasi baik pengalaman terkini maupun yang sudah lalu
melalui suatu diskusi kelompo yang mengacu pada standar. Melalui DRK
profesionalisme perawat.
puskesmas
berlangsung
kepala ruang saat tinbang terima pasien dan akan mengusulkan dilakukan
tersebut?
A. Conference
B. Laporan pagi
C. Ronde Keperawatan
D. Komunikasi S - BAR
Pembahasan:
Jawaban soal diatas adalah diskusi refleksi kasus karena pada vignette
Strategi:
pemberian obat sehingga DRK diperlukan dan hal tersebut tidak menjadi
Jawaban: E
Operan atau timbang terima ( hand over ) merupakan komunikasi dan serah
terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi
dan dari dinas pagi ke dinas sore dipipin oleh kepala ruang, sedangkan operan
dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.
Awal pergantian shift ( pukul 07.30 wib, 14.00 wib, 21.00 wib ),
2. Langkah kegiatan
menyampaikan:
tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan dan tindak lanjut untuk
bersalaman.
9. Perawat Primer dan perawat asosiate dinas pagi sedang menerima lapora
di ners staion dari perawat asosiate dinas malam tentang kondisi pasien
C. Ronde Keperawatan
D. Audit Keperawatan
E. Kredensialing
Pembahasan:
Strategi:
Jawaban: A
Pre – konferensi adalah diskusi kelompok kecil Ners yang menekankan pada
2. Langkah Kegiatan
2. Langkah kegiatan
Situation
Background
Menampilkan pokok masalah atau apa saja yang terjadi pada diri pasien,
keluhan yang mendorong untuk dilaporkan adalah sesak napas, nyeri dada
munculnya keluhan pasien tersebuyt, diagnosis pasien, dan data klinik yang
Assesment
Beri hasil pemikiran yang timbul dari temuan serta difokuskan kepada
Recommendation
Menyebutkan hal-hal yang dibutuhkan untuk ditindak lanjuti dan intervensi
maintenance
Pembahasan :
Jawaban : A
pasien.
Pembahasan :
pasien.
Strategi :
komunikasi S-BAR.
Jawaban : D
12. Seorang laki – laki berusia 55 tahun dirawat dengan keluhan penurunan
terdapat luka pada telapak kaki kanan yang bersifat kronis. Hasil
A. Intermediate
B. Intensive
C. Minimal
D. Partial
E. Total
Pembahasan:
Deskripsi vignette menggambarkan kondisi pasien mengalami
Strategi:
pasien.
Jawaban: E
E. Patient Safety
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tidak lanjutan serta
identitas:
( high – alert )
sakit.
dari WHO
pasien
jatuh
Pembahasan :
Strategi :
Jawaban : A
14. Perawat dinas sore di UGD menerima pasien akibat kecelakaan bus
Pembahasan :
Setiap pasien yang masuk ruang rawat inap perlu dilakukan pengkajian
pasien.
Strategi :
Jawaban : A
15. Perawat akan memberikan antibiotic kepada pasien. Saat obat akan
A. membangunkan pasien
Pembahasan :
Pemberian antibiotic harus tepat waktu, tidak boleh terlalu awal atau
aspek yaitu nama pasien dan nomor rekam medik atau nama pasien
Pembahasan :
Jawaban : A
G. Manajemen Konflik
diakibatkan dari perbedaan ide, nilai atau perasaan antara dua orang atau
lebih ( Marquis , 2012 ). Menurut Huber ( 2014 ), konflik adalah
Pembahasan:
dalam satu persepsi untuk pencapaian visi dan misi ruang rawat.
Strategi:
Peserta perlu memahami strategi penyelesaian masalah dengan
Jawaban: D
H. Etika Keperawatan
Ilmu yang membahas nilai dan norma moral yang menetukan perilaku
direkayasa )
operasi
concsent
Pembahasan:
harapan atau janji yang belum pasti dan bukan wewenangnya karena
Jawaban: A
Pembahasan:
Strategi:
pimpinan di ruangan.
Jawaban: D
19. Ketua tim memanggil anggota timnya terkait keluhan keluarga pasien
kepada ketua tim bahwa air tersebut sudah disiapkan, hanya kebutuhan
penanganan segera.
Strategi:
Jawaban: B
20. Seorang laki – laki berusia 60 tahun dirawat dengan kondisi anemia. Hasil
Pembahasan:
Strategi :
Jawaban : D
Buku Rujukan Utama
9.1.1.1. Materi
kebelakang karena penurunan kesadaran, dan adanya benda asing pada jalan
pleura dan tidak dapat keluar lagi (air trap), terjadi peningkatan intra pleura
yang sehat (kontralateral) yang ditandai dengan sesak napas hebat, tracheal deviasi
dan pengembangan paru yang tidak simetris. Open pneumothoraks terjadi karena
benda tajam atau adanya luka tembus pada paru dengan karakteristiknya adalah
sesak napas hebat. Apneu : penyebab, karakteristik dan tanda gejala, penilaian hasil
9.1.1.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
Menentukan suara napas pasien wheezing, stridor, gurgling, dan suara snoring.
Bunyi ronkhi, dyspnea, napas cepat dan pendek (atelectasis paru), adanya jejas
B. Fokus Diagnosis
paru kronik), dan gangguan pola napas (masalah tidak langsung pada organ
paru dan jalan napas, terjadi gangguan pada otot bantu napas/ekspansi dada,
C. Fokus Intervensi/Implementasi
o Membebaskan jalan napas tanpa alat : head tilt, chin lift, jaw thrust,
pasien.
D. Fokus Evaluasi
9.1.2.1. Materi
sumbatan pada arteri koroner ditandai nyeri dada yang menjalar ke lengan
kiri yang terasa semakin berat seperti tertimpa benda berat disertai sesak
napas, diaphoresis, mual dan muntah. Faktor risiko ACS adalah hipertensi,
miokard adalah adanya elevasi segmen ST akut (STEMI), dan enzim jantung
yang diperiksa adalah troponim 1/T atau CK-MB. Gagal jantung (Heart failure)
gejala klinis berupa sesak napas saat istirahat, kelelahan, edema tungkai,
diagnostic : interpretasi hasil EKG dan enzim jantung, Tindakan dan tata
9.1.2.2. Proses
A. Fokus pengkajian
hasil EKG (normal dan abnormal seperti asistole, fibrilasi ventrikel dan
jantung. Monitore intake output, cardiac output dan balance cairan, serta
B. Fokus Diagnosis
D. Fokus Evaluasi
9.1.3.1 Materi
Trauma tumpul dan tajam pada abdomen: ryptur organ hati ( hati, limfa ) dan organ
visceral lain ( usus, omentum ), keracunan disebabkan oleh makanan, obat obatan
atau cairan ( baygon ) yang ditandai oleh mual, muntah dan pusing. Internal bleeding
adalah perdarahan yang terjadi pada rongga abdomen dan / atau disertai rupture
organ dalam seperti spleen dang aster, ditandai oleh penurunan TD, perdarahan,
9.1.3.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
darah, melena, nyeri, TTV ( TD turun, nadi meningkat ), Turgor kulit, tanda
B. Fokus Diagnosis
C. Fokus Intervensi/implementasi
D. Fokus Evaluasi
Nyeri, evaluasi NGT, syok, perdarahan, adekuat nutrisi, tanda gangguan
9.1.4.1 Materi
Trauma / cedera kepala adalah kondisi dimana kepala mengalami benturan yang
dapat menimbulkan gangguan fungsi otak ( cedera kepala terbuka atau tertutup ),
dapat terjadi peningkatan TIK dan tanda lainnya seperti nyeri kepala, mual muntah
berkelanjutan dan dapat menimbulkan pelebaran pupil. Penilaian GCS, saraf cranial
( 12 nervous ). Karakteristik atau tanda khas trauma kepala ( berat ringannya ) seperti
jejas, battle sign dan racoon eyes. Stroke ( hemorrhagic ( pecahan pembuluh darah di
otak dan non hemorrhagic ( sumbatan pembuluh darah otak )) dengan tanda gejala
A. Fokus Pengkajian
TIK ( muntah proyektil ), penilaian GCS, adanya jejas di kepala, battle sign,
B. Fokus Diagnosis
D. Fokus Evaluasi
Nyeri, evaluasi NGT, perdarahan, tanda TTIK, skala kekuatan otot dan
penilaian GCS
9.1.5.1 Materi
Diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 dengan kondisi hipoglikemia yang dintadai oleh
kadar glukosa darah kurang dari normal ( biasa dibawah 70 mg / Dl ), bisa disertai
ditandai dengan hiperglikemia ( kadar glukosa > 250 mg/Dl, asidosis metabolic ( Ph <
7, 35, ketosis ( terbentuk karena pemakaian jaringan lemak untuk energy ( lipolisis )),
bila tidak tertolong akan menyebabkan dieresis osmatic dimana akan kehilangan
cairan dan elektrolit seperti sodium, kalsium dan klorida, pernapasan kusmaul,
dehidrasi, dan napas bau aseton. Tanda tanda syok, penurunan kesadaran ( nilai
9.1.5.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
Pengkajian adanya tanda – tanda syok, tanda dehidrasi, penurunan
B. Fokus Diagnosis
D. Fokus Evaluasi
9.1.6.1 Materi
Fraktur tertutup dan terbuka terutama pada tulang tulang panjang, perdarahan ( luka
tusuk / trauma tajam ), tanda tanda shock hipovolemik karena perdarahan ( pucat,
lemas, diaphoresis, nadi lemah, takikardi dan volume darah berkurang min 15% ) dan
tanda tanda gangguan neurovascular ( CRT > 2 detik, akral dingin, perabaan pulse
9.1.6.2 proses
A. Fokus Pengkajian
B. Fokus Diagnosis
nyeri.
D. Fokus Evaluasi
9.1.7.1 Materi
bladder ( luka tmpul dan tajam ), chronic kidney disease ( CKD ) ditandai edema paru
( sesak napas )dan edema extremitas. Acue kidnet injury dimana, oliguria,
peningkatan serum kreatinin, BUN dan terjadi penurunan urine output ( <0,5 ml /
kg / hari untuk > 6 jam berturut turut. Penyebab bisa pra renal ( perdarahan/
A. Fokus Pengkajian
B. Fokus Dignosis
urin
D. Fokus Evaluasi
9.1.8.1 Materi
Karakteristik luka bakar dengan kriteria luas luka bakar, area dan derajat luka bakar,
dan rule of nine. Kasus steven Johnson dimana terjadi gatal gatal, kelainan pada kulit
( eritema, bula dan purpura ) dan mukosa / selaput lendir yang kemungkinan
disebabkan oleh reaksi obat ( missal penisilin / tetrasiklin ) atau infeksi ( reaksi
hipersensitivitas ( 1g M dan Ig G ).
9.1.8.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
bakar, area, derajat, suara napas, dan kebutuhan cairan. Keadaan kulit
( kekeringan,tekstur )
B. Fokus Diagnosis
dan syok
D. Fokus Evaluasi
9.1.9 Triage
9.1.9.1 Materi
Pengkajian Primary survey, Secondary survey, triage bencana dengan konsep START ,
triage Rumah Sakit. Menentukan prioritas pasien. Menentukan labeling, warna, dan
level.
9.1.9.2 Proses
A. Fokus Pengkajian
Menentukan level triage (warna dan label), penilaian GCS, dan hemodinamik
B. Fokus Diagnosis
C. Fokus Intervensi/implementasi
D. Fokus Evaluasi
exposure
A. Pengkajian
STEMI. Hasil pengkajian : nyeri dada kiri yang menjalar ke punggung dan
( gambar )
A. sinus aritmia
B. sinus takikardi
C. sinus bradikardi
D. ventrikel fibrilasi
E. ventrikel takikardi
Pembahasan :
Ventrikel Takikardi (VT) terjadi karena inisiasi impuls berasal bukan dari
peacemaker alami yaitu SA node tapi berasal dari ventrikel dengan jalur
gelombang QRS (> dari 0,11 detik) atau biasa disebut dengan QRS lebar.
Pada kasus VT, sinyal listrik dikirimkan terlalu cepat sehingga jantung
selain gambaran EKG diatas adalah palpitasi, sesak napas dan denyut nadi
Strategi :
Jawaban : E
A. E2V2M2
B. E2V2M2
C. E3V3M3
D. E3V3M3
E. E3V3M2
Pembahasan :
EYE MOTORIK
4. Spontan 6. Menurut perintah
3. Membuka dengan 5. Melokalisir nyeri
perintah 4. Reaksi menghindar
2. Membuka dengan 3. Gerakan fleksi abnormal
rangsang nyeri (dekortikasi)
1. Tidak ada respon
2. Gerakan ekstensi
(deserebrasi)
1. Tak ada gerakan
Verbal
5. Orientasi penuh
4. Bicara
kacau/disorientasi
3. Kata-kata tidak tepat
2. Mengerang
1. Tak berespon
Strategi :
Terdapat 3 indikator untuk menentukan nilai GCS yaitu eye (respon
membuka mata), motorik dan verbal (normalnya E4V5M6). Pada kasus ini
dengan suara (disimpulkan 3), verbal kata-kata yang keluar tidak jelas
4).
Jawaban : C
luka bakar akibat tersiram air panas. Hasil pengkajian: Pasien mengeluh
nyeri, skala nyerii 8, hysteria, area luka bakar di seluruh area kepala dan
dada. TD 120/70 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, dan frekuensi napas
26 x/menit.
A. 18%
B. 27%
C. 36%
D. 45%
E. 54%
Pembahasan:
Pada luka bakar fokus dewasa, semua area dihitung dengan “ rule of nine
( gambar )
Strategi:
Cara muda untuk menetukan presentase luas luka bakar pasien dewasa
luas prosentasi yang sama yaitu 9% kecuali pada area perineum 1%. Pada
Jawaban: A
B. Diagnosis Keperawatan
CRT 4 detik, pucat, akral dingin, TD 80/60 mmHg, frekuensi nadi 125
A. Nyeri akut
B. Resiko infeksi
C. Gangguan perfusi
CRT > 2 detik, kondisi ini sudah berada pada fase shock hipovolemik
volume cairan.
Strategi:
detik )), disertai penurunan TD 80/60 mmHg dengan akral pucat dan
penggantian/resusitasi cairan.
Jawaban: D
5. Lima orang pasien secara bersamaan diantar ke UGD dengan kondisi:
asma,
Pasien C : laki – laki berusia 38 tahun tidak sadarkan diri, dan tidak
dahinya.
a. Pasien A
b. Pasien B
c. Pasien C
d. Pasien D
e. Pasien E
Pembahasan:
obstruksi / sumbatan jalan napas akibat lidah jatuh ke belakang dan bila
Strategi:
Metode pendekatan penanganan pada keadaan gawat darurat yaitu
Jawaban: C
Hasil pengkajian tampak jelas pada area dada, bunyi jantung menjauh
dan JVP meningkat. TD 85/50 mmHg , frekuensi nadi 116 x/menit, dan
A. Merah
B. Kuning
C. Hijau
D. Biru
E. Hitam
Pembahasan :
Trauma yang mengenai dada regio sebelah kiri bawah bisa menyebabkan
henti jantung.
Strategi :
hipotensi dan bila tidak ditangani segera (< 10 menit) akan menyebabkan
Jawaban : A
C. Intervensi/Implementasi
tersebut?
Pembahasan :
menyebabkan kematian.
Strategi :
Pada tindakan suction, oksigen dari tubuh pasien dapat ikut terhisap
Jawaban : B
8. Seorang laki-laki berusia 38 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan.
Hasil pengkajian terdapat luka tusuk di paru kiri, tampak sesak napas, VBS
thorakosintesis.
D. Perikardiosintesis
E. Pasang CCT
Pembahasan :
paru atau dari luar melalui dinding dada, masuk kedalam rongga pleura
dan tidak dapat keluar lagi (air trap/udara terjabak dirongga pleura),
jantung.
Strategi :
Tanda dan gejala berupa sesak napas, VBS (Voice Breath Sound)
tindakan yang paling tepat untuk menangani hal tersebut yaitu dengan
Jawaban : E
sublingual.
E. Kolaborasi nitrogliserin
Pembahasan :
Acute Coronanry Syndrome (ACS) terjadi karena adanya oklusi dimana
terjadi penumpukan plak pada area lebih dari 2 cabang arteri koroner,
oklusi lebih dari 70% akan direspon tubuh berupa sensasi nyeri pada area
jantung (didaerah dada sebelah kiri), nyeri dada yang semakin berat
Strategi:
jika masih ada keluhan nyeri dada adalah pemberian morpiin, karena
Jawaban: A
10. Seorang laki – laki 55 tahun diantarkan ke UGD karena muntah darah.
Hasil pengkajian: compos mentis, nyeri tekan dan nyeri lepas dengan skala
A. Pasang NGT
B. Puaskan pasien
C. Berikan vitamin K
saluran cerna. Perdarahan ini terjadi apabila kondisi pembuluh darah yang
akan berpotensi terjadinya ruputra, dimana hal ini lama kelamaan akan
Strategi:
berkelanjutan.
Jawaban: A
11. Seorang laki – alki berusia 60 tahun diantar ke UGD karena tidak sadarkan
diri. Hasil pengkajian: riwayat jatuh di kamar mandi, GCS E2M4V3, tampak
dan akral teraba dingin. Hasil CT Scan: stroke infark hemisfer sinistra.
C. Memasang oksigen
D. Memasang ETT
E. Memasang OPA
Pembahasan:
Strategi:
lalu, pusing, tampak pucat, berkeringat dingin, dan akral teraba dingin. TD
A. Memberikan infuse D 5%
B. Memberikan glukosa 1 mg iv
Pembahasan:
pasien DM biasanya diberikan obat obatan insulin dan diet rendah gula
secara rutin. Penurunan ini terjadi karena obat obatan yang diminum
( terapi insulin ), diet rendah gula / karbohidrat serta olah raga yang
dilakukan.
Strategi:
Pedoman tatalaksana regulasi cepat gula darah jika terdapat kadar gula
sebanyak 2 flakon.
Jawaban: D
13. Seorang laki – laki berusia 25 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan.
tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, frekuensi napas
24 x/menit.
A. Berikan O2
B. Balut tekan
C. Pasang bidai
D. Pasang kateter
E. Rehidrasi cairan
Pembahasan:
hipovolemik. Hal ini terlihat dari gejala klinis yang ditimbulkan yaitu
detik.
Strategi:
Gejala klinis yang ada seperti adanya perdarahan massif, tekanan darah
Jawaban: E
14. Seorang laki – laki berusia 29 tahun diantar ke UGD karena kecelakaan.
Pembahasan :
Fraktur disertai dengan adanya kerusakan pada otot dan jaringan lain
termasuk syaraf. Fragmen fraktur tidak stabil dan setiap terjadi pergerakan
bidai.
Strategi :
Pada kasus diatas, dengan adanya fraktur tertutup radius ulna 1/3 distal
Jawaban : D
15. Seorang laki-laki berusia 34 tahun diantar UGD karena luka bakar. Hasil
pengkajian : luas luka bakar 36%, derajat II, dengan BB pasien 50 kg.
A. 3600
B. 5800
C. 6200
D. 7200
E. 8100
Pembahasan :
Strategi :
Luka bakar 36% dan BB pasien 50 kg. Maka kebutuhan cairannya adalah :
D. Evaluasi
16. Seorang laki-laki berusia 63 tahun dirawat di ICU dengan Acute Kidney
Injury. Hasil pengkajian : suara napas ronchi di kedua lapang paru bawah,
furosemid 3 x 3 ampul.
A. Urine output
B. Tekanan darah
C. Frekuensi napas
Pembahasan :
elektrolit. Tanda tanda AKI adalah kreatinin serum meningkat dan BUN,
dan urine output menurun. Faktor risikonya adalah sepsis, luka bakar,
trauma dan operasi jantung. Ada 3 patofisiologi dari penyebab AKI yaitu
penurunan perfusi ginjal (pre renal), penyekit intrinsic ginjal (renal) dan
obtruksi renal akut (post renal), dengan penyebab pendarahan hebat,
tergantung dari fase yang dialami, mulai dari acute phase dimana terjadi
Strategi :
output. Urin output adalah indicator penting untuk monitor atau evaluasi
fungsi ginjal.
Jawaban : A
Referensi Utama :
Curtis, K., Ramsden, C., & Friendship, J., (Eds). (2007). Emergency and
PENUTUP
Buku ini dihadirkan oleh AIPNI dalam memenuhi kebutuhan anggota untuk
menghadapi uji kompetensi Ners. Sejak mulai berlakunya uji kompetensi Ners pada Agustus
2012, banyak lulusan Ners yang belum mampu untuk melewati ujian . Sampai saat ini
hampir 11.743 lulusan Ners belum berhasil dengan bermacam argumentasi. Institusi telah
melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kelulusan namun angka kelulusan secara
nasional belum maksimal. Salah satu yang dianggap menjadi penyebab adalah belum adanya
sumber belajar yang memadai yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami soal –
AIPNI, mengemabangkan sebuah program yaitu pembuatan buku standar ukom ( SiBERSI )
ini. Buku ini berupaya untuk memberikan pemahaman yang singkat dengan contoh – contoh
soal yang dapat muncul dari materi tersebut dan selanjutnya diberikan ulasan untuk
meningkatkan daya ktiris lulusan dalam menghadapi ujian. Hadirnya buku ini diharapkan
memberikan panduan singkat untuk merangsang munculnya pemikiran dari mahasiswa dan
dosen dalam pengembangan model – model kajian materi disertai dengan soal. Buku ini
tidak menyajikan materi dan soal – soal secara lengkap, namun memberikan kisi – kisi dan
tipe –tipe soal yang disesuaikan dengan blue print dan soal yang sering mata ajar, sehingga
buku ini akan memberikan sungguh – sungguh dan memahami isi buku ini dengan baik,
besar kemungkinan mereka akan lulus dari uji kompetensi. Tentu disertai dengan semangat
Buku ini diharapkan menjadi pedoman proses analisis materi, menemukan materi yang
cocok dan menghadirkan soal dari materi tersebut, member fokkus porses belajar sehingga
menjadi lebih efektif dalam mengetahui dan memahami soal. Buku ini dapat menjadi
sumber pembelajaran yang baik dan sesuai untuk mahasiswa dan juga bagi para dosen
dalam satu institusi dalam mengambangkan program pembinaan kepada para mahasiswa
atau lulusannya dalam menghadapi ukom. Kesuksesan semua lulusan dari semua institusi
anggota dalam menghadapi uji kompetensi merupakan kebanggan bagi AIPNI sebagai