Anda di halaman 1dari 56

UPAYA AIPNI SUKSESKAN

UKOM (first dan retaker )


Oleh : I Made Kariasa
(Ketua Bidang UKOM dan Pemberdayaan Lulusan AIPNI )
Pendidikan Ners ditujukan untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki kompetensi tinggi
(KKNI level 7)

Memenuhi harapan masyarakat untuk mendapatan


asuhan keperawatan yang berkualitas, menjaga
keselamatan dan memberi rasa nyaman pada
masyarakat (fisik dan psikologis)
Tujuan
Tujuan UKOM
Untuk melindungi masyarakat dengan
menjamin bahwa perawat pada entry-level
registered memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk dapat menjalankan
praktik profesi secara aman dan efektif
Landasan Filosofi UKOM
Pentingnya Uji Kompetensi Nasional
• Proses standarisasi penilaian kemampuan
• Menegakan akuntabilitas profesional (suatu profesi)
• Menegakan standard dan ethik profesi
• Melindungi kepercayaan publik
• Pengakuan internasional
• Melindungi pemberi jasa
Uji kompetensi sebagai alat :
 Meningkatkan proses pembelajaran institusi pendidikan ( drive
proses)
 Meningkatkan proses belajar mahasiswa
(drive learning)

PENGUATAN DAN PENINGKATAN


CAPABILITAS dan KUALITAS INSTITUSI PENDIDIKAN
UJI KOMPETENSI SEBAGAI ALAT BENCMARK
 KONDISI SAAT INI :
 INDONESISA SAAT LUAS, TERDAPAT 350 LEBIH INSTITUSI PENDIDIKAN
NERS
 USER/RUMAH SAKIT MASIH MENGINCAR LULUSAN DARI INSTITUSI
TERTENTU
 BELUM ADA INSTRUMEN YANG BENAR-BENAR mampu MENILAI
KEMAMPUAN PESERTA DIDIK
 AKIBATnya LULUSAN “DIDUGA” MEMPUNYAI KEMAMPUAN YANG BEDA
 lulusan mengalami disparitas sangat tinggi

 PERLU ADA UPAYA UNTUK MENYETARAKAN KEMAMPUAN


PROFESIONAL LULUSAN NERS DI SELURUH INDONESIA

uji nasional hasilkan ners yang setara


(berkualitas nasional)
Landasan Hukum Uji Kompetensi
• UU nomor 12 tahun 2012 : ttg Perguruan Tinggi
• UU nomor 36 tahun 2014 : ttg tenaga Kesehatan
• UU nomor 38 tahun 2014 : ttg Keperawatan
• Permenkes : 46/menkes/ per/2013: ttg registrasi tenaga kesehatan

Pasal 21 UU no 36 tahun 2014


Mahasiswa bidang kesehatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus
mengikuti Uji Kompetensi secara nasional (ayat 1)

Pasal 16 UU no. 38 tahun 2014


Mahasiswa Keperawatan pada akhir masa pendidikan vokasi dan profesi harus
mengikuti Uji Kompetensi secara nasional. (ayat 1)
DAMPAK UJI KOMPETENSI
BAGI INSTITUSI PENDIDIKAN:

 LULUS TINGGI AKAN MENINGKATKAN


“HARGA DIRI DAN BRANDED” INSTITUSI

MUDAH MENDAPATKAN CALON MAHASISWA

YG LEBIH BERKUALITAS , MUDAH MENDIDIK Lulus mudah


SEBALIKNYA
 LULUS RENDAH, MENURUNKAN
“HARGA DIRI DAN BRANDED” INSTITUSI

SULIT MENDAPATKAN CALON MAHASISWA


YG LEBIH BERKUALITAS , SULIT MENDIDIK
DAN SULIT LULUS

“ INSTITUSI KOLAPS “
BAGI MAHASISWA
 LULUS UJI KOMPETENSI BERARTI dapat mengurus STR yang mejadi
SYARAT BEKERJA SEBAGAI NERS

 SEBALIKNYA, TIDAK LULUS UJI KOMPETENSI BERARTI TIDAK DAPAT


MENGURUS STR

 TIDAK DAPAT BEKERJA SEBAGAI NERS


PERMASALAHAN YANG MUNCUL
1. SEMAKIN BESARNYA JUMLAH RE TAKER PADA INSTITUSI TERTENTU
2. PERKIRAAN JUMLAH RETAKER ADALAH 9 RIBU – 11 RIBU ORANG
3. TELAH MENGIKUTI UKOM BERULANG TAPI TIDAK LULUS
4. Lulusan UKOM Nasional 35 % ( Okt 2017)
5. INSTITUSI TERTENTU “ MERASA LULUSAN YANG BELUM LULUS UKOM
BUKAN MEJADI TANGGUNGJAWABNYA
6. BELUM ADA UPAYA UNTUK MELAKUKAN PEMBINAAN di INSTITUSI
7. INSTITUSI BELUM MEMILIKI MATERI YANG SESUAI “ TERUTAMA SOAL
BAIK” UNTK MELAKKAN PEMBINAAN
8. PARA RETAKER YG SUDAH BEKERJA SULIT DIKUMPULKAN KEMBALI UNTUK
DIBERIKAN PEMBEKALAN.
9. MELAKUKAN PEMBEKALAN HANYA SAAT MENGHADAPI UJIAN
10. BELUM MEMILIKI INSTRUMENT DAN POLA YANG BAIK UNTUK
PEMBINAAN
PERMASALAHAN SEPUTAR UJIAN
ALASAN SISI MAHASISWA :
SOAL UKOM SULIT
LEBIH SULIT SOAL UKOM DARI SOAL TO
BERBAGAI PERSEPSI TENTANG BEDANYA JUMLAH SOAL
DALAM UKOM : ADA YANG BILANG KEBANYAKAN jiWA,
KOMUNITAS, MATERNITAS… PADAHAL YANG PALING
BANYAK SOAL KMB.
KESULITAN MENDAPATKAN SUMBER BELAJAR YANG SESUAI
DAN MEMADAI
KURANG MENDAPAT PEMBINAAN INSTITUSI
KESULITAN UNTUK DATANG KE INSTITUSI SAAT DIADAKAN
PEMBEKALAN peserta yang SUDAH BEKERJA
SIKAP PARA LULUSAN
• Apatis dan menyerahkan pada nasib
• Mencari berbagai cara untuk mendapatkan sumber pembelajaran di
luar kampus
• Tumbuh dan berkembang pola-pola bimbingan jawab soal, padahal
soal yang dipakai tidak sesuai
• Kesulitan untuk datang ke kampus untuk pembinaan karena sudah
jauh dari institusi dan sudah bekerja
BAGAIMANA
Menyikapi besarnya retaker (9 -11 RIBU )
dan
Rendahnya lulusan periode Nov. 2017 ( 35 %)
Strategi Untuk Mengatasi
 Terbaik adalah mendorong pelaksanaan UUK nomor 38 yaitu Uji
Kompetensi sbg Exit Exam
Seorang peserta didik baru dinyatakan lulus dan diangkat
sumpah JIKA :
1. Menyelesaikan program pendidikan di institusi dg
memperoleh ijazah
2. Lulus uji kompetensi dengan memperoleh sertifikat
kompetensi

 Peserta didik (PD) yang belum lulus ukom masih menjadi tanggungjawab
institusi dalam melakukan pembinaan sampai mereka lulus.
Kreatif dalam pelaksanaan pendidikan Ners
• Jadikan evaluasi sebagai instrumen penting dalam institusi.
• Konsisten menerapkan bimbingan ners dengan pola preseptors
• Setiap hari terakhir dalam minggu bimbingan jadikan ajang
pembahasan dan diskusi kasus untuk meningkatkan analitik
thinking mahasiswa Ners.
• Setiap pindah stase atau beberapa stase lakukan uji formatif
dengan soal-soal uji kompetensi yang dihasilkan institusi
dengan “ TOOL” soal yang valid
• Nilai akhir profesi mata ajar berasal dari test formatif “ala uji
kompetensi dan nilai klinik dengan bobot yang telah d tentukan
( misal : 30 : 70 )
• Extrem : lakukan uji komprehensif untuk menentukan boleh
tidaknya peserta didaftarkan dalam UKOM
Akhir Pendidikan Profesi
• Pengaruhi mahasiswa untuk mengikuti Try Out Nasional Sebagai
potret awal kondisi real kemampuan mahasiswa.
• Manfaaf Try Out
1. menurunkan stress mahasiswa
2. memberikan “raport “ sebagai bahan pembinaan
3. Memberikan Pengalaman mahasiswa untuk ikut ujian yang
sesungguhnya
• Mengembangkan pola pembinaan dan pendalaman materi sesuai
dengan hasil try out dengan materi yang sesuai dan berdasarkan
BLUE Print
• “ menjadikan evaluasi bagian penting dari proses belajar “

perlu diperhatikan agar menjadi pendorong dosen


untuk mengembangkan soal
AIPNI
Sebagai Pendorong dan Support
• Mendorong seluruh anggota untuk menghasilkan soal baik, soal try
out didapat secara bottom up

• Memberikan stimulus untuk review regional


• Membuat soal sebagai bentuk arisan dan
mempermudah anggota regional.
• Menyelenggarakan try out Nasional
AIPNI Mengembangkan Media
• Memfasilitasi kebutuhan anggota untuk peningkaan
capasity building dalam pengembangan item
(pelatihan)

• Mendorong institusi untuk memasukan pengembangan


soal sebagai bagian dari penjaminan mutu internal
(PMI)

 Mewajibkan staf untuk membuat soal ukom yang berkualitas


dan memenuhi standard soal ukom.
 Dibuatkan SK atau peraturan ttg penyediaan soal termasuk
insentifnya
AIPNI Mengembangkan Media
• Soal aipni adalah soal uji kompetensi

• Soal diperoleh dari Try out yang berkualitas baik ( valid dan
reliable)

• Soal kriteria baik yakni dengan nilai kesulitan 0,3 – 0,7


dan daya beda > 0,2 dipilah berdasarkan tingkat
kesulitan menjadi 2 yaitu :

1. Kelompok Tingkat Sulit : 0,3 – 0,44


2. Kelompok Mudah : 0,45 – 0,7

Sebagai materi soal ukom


PROGRAM RETAKER
PERSIAPAN :
• MATERI SOSIALISASI dan Penyadaran hasil try out sebagai
kemampuan dasar mahasiswa
• Mewajibkan peserta untuk megikuti try out sebagai dasar
pembinaan
• Pengembangan item permata ajar sesuai blue print uji kompetesi
• Pemilihan kasus kasus utama sebagai bahan study kasus
PROGRAM RETAKER
• Pengembangan jadwal pembinaan
• Pembahasan kasus dan soal-soal yang sesuai
• Try out lokal berdasarkan soal - soal yang dibuat
• Analisis hasil try out lokal
• Melakukan remediasi
Pengembangan materi sosialisasi
• Menganalisis hasil raport try out
• Menentukan mata ajar-mata ajar yang menjadi kelebihan dan
kelemahan dari mahasiswa
• Mengidentifikasi penyebab munculnya masalah tersebut : dari
aspek mahasiswa, dosen, fasiltas dan juga sistem serta
pelaksanaan kurikulum
• Melakukan exit strategi jangka pendek dan jangka panjang.
Pengembangan ITEM
• Sesuai hasil evaluasi : setiap mata ajar mengembangkan item
sesuai dengan ketentuan yang berlaku ( cara menulis soal…>
mereview soal …> analisis soal
• Menentukan kasus-kasus utama yang akan menjadi stimulasi
pengembangan item untuk setiap mata ajar ( dasarnya riskesdas,
dll)
Pelaksanaan program
• Memberikan pembinaan dan penguatan mental (psikologis dan
spiritual ) dalam menghadapi uji kompetensi
• Menyampaikan hasil analisas try out
• Mendiskusikan kasus-kasus sebagai penguatan pemahaman
• Melakukan try out soal dan pembahasannya
• Melakukan evaluasi dan diskusi
Buku siNERSI jawaban
sukses ukom
LATAR BELAKANG buku
• Permasalahan pelaksanaan ukni ; tingkat kelulusan yang rendah, isu soal
yang berbeda dengan TO, persentase soal-soal yang tidak bisa dijawab
oleh peserta ujian, banyak penulis soal membuat soal-soal tidak mengacu
pada blue print,

Tujuan Penyusunan Buku


• Sebagai pedoman untuk mempersiapkan diri menghadapi uji kompetensi
ners
Blue Print sebagai arah Konsentrasi belajar
Kisi-kisi soal berdasarkan blue print

1. tinjauan 1 ; etik legal peka budaya


2. tinjauan 2 ; domain
3. Tinjauan 3 ; mata ajar
4. tinjauan 4 ; upaya kesehatan
5. tinjauan 5 ; proses keperawatan
6. tinjauan 6 ; kebituhan dasar manusia
7. tinjauan 7 ; sistem tubuh/ manajemen kesehatan
Kompetensi

Kompetensi %

Praktik professional, etis, legal dan peka budaya


15-25%

Asuhan dan manajemen asuhan keperawatan


65-75%

Pengembangan professional
5-15%
Domain
Domain/Aspek
Ners (%) D3 (%)
Penilaian
Kognitif 65-75% 40-50%
Prosedural Knowledge
20 - 25% 45-55%

Afektif knowledge 5-10% 5-10%


Tinjauan Keilmuan
Keilmuan %
KMB 25-37%
Maternitas 8-14%
Anak 8-14%
Jiwa 8-14%
Keluarga 8-14%
Gerontik 3-9%
Manajemen 3-9%
Gadar 3-9%
Komunitas 3-9%
Blue print Perawat
NO Bd keilmuan prosentasi Asumsi jumlah soal

1 Kep. Maternitas 5-15 % 18 soal


2 Kep. Anak 5-15% 18 soal
3. Kep Gawat darurat 6-10 % 14 soal
4. Kep. Medikal Bedah 25-35% 54 soal
5. Kep. Jiwa 5-15% 18 soal
6. Kep. Keluarga 5-15 % 18 soal
7. Kep. Gerontik 4-8 % 10 soal
8. Kep. Komunitas 4-8 % 10soal
9. Manejemen Kep 5-15 % 18 soal
Asumsi soal 100 % 180 soal
Tinjauan proses keperawatan

Proses
Ners (%) D3 (%)
keperawatan
Pengkajian
20-30% 10-20%
penentuan diagnosa
20-30% 5-10%
perencanaan
15-25% 15-25%
implementasi
15-25% 45-55%
Evaluasi
5-15% 5-15%
Tinjauan upaya

Upaya kesehatan %
Promotif 15-25%
Preventif 15-25%

Kuratif 35-45%
Rehabilitatif 15-25%
Tinjauan kebutuhan dasar
Kebutuhan Dasar Prosentase
Oksigenasi 10-14% (22 soal)
Cairan dan elektrolit 10-14% ( 22 soal)
Nutrisi 10-14% ( 22 soal)
Aman dan nyaman 10-14% ( 22 soal)
Eliminasi 7-11% ( 12 soal )
Aktivitas dan istirahat 7-11% ( 12 soal)
Psikososial 7-11% ( 12 Soal)
Komunikasi 7-11% ( 12 Soal)
Belajar 3-7% ( 9 soal )
Seksual 3-7% ( 9 Soal)
Nilai dan keyakinan 3-7% ( 9 soal)
Tinjauan Sistem
Sistem tubuh %
Pernafasan 8-12%
Jantung Pembuluh darah dan sistem limfatik 8-12%
Pencernaan dan hepatobilier 8-12%
Saraf dan perilaku 12-16%
Endokrin dan metabolisme 6-10%
Muskulo skleletal 6-10%
Ginjal dan saluran kemih 6-10%
Reproduksi 8-12%
Integumen 3-7%
darah dan sistem kekebalan imun 3-7 %
Penginderaan 2-4 %
Kesehatan jiwa 6-10%
Manejemen keperawatan
BEDAH siNERSI
Bagian utama buku adalah :

A. Pokok-pokok materi dari setiap sistem atau komponen yang


dibahas.
B. Ringkasan materi dari setiap sistem yang di bahas berdasarkan
pemicu kasus terbanyak dari setiap sistem
C. Pendekatan yang digunakan berdasarkan pada proses
keperawatan
D. Pokok materi yang dikaji dalam setiap tahapan proses adalah
pemenuhan kebutuhan dasar manusia
E. Contoh soal dari setiap tahapan proses keperawatan dengan
pemicu kebutuhan dasar manusia
Mata ajar KMB
• Pokok-pokok materi setiap sistem yang mengacu sistem tubuh;
pemenuhan kebutuhan dasar manusia berdasarkan pendekatan
proses keperawatan.

• Sistem pernapasan :
• Pokok pembahasan diarahkan pada kasus terbanyak pada sistem:
asma, PPOK, Tuberculosis , Pneumonia dan efusi pleura.

• Perlu Pemahaman patofisiologi penyakit yang memunculkan data ;


sign dan symptom

• Meningkatkan kemampuan analisis


Pendekatan menggunakan proses keperawatan :

• Pengkajian :
frekuensi napas : takipnea napas > 25 x/mnt akibat kapasitas ventilasi
yang tidak adekuat oleh berbagai penyebab TBC,
pneumonia, PPOK, edema paru
bradipnea < 10x/mnt akibat kerusakan sentral
kontrol sistem pernapasan

• Bentuk2 Dada : Barrel cest , bulat lonjong, biasa penyakit paru


kronis ; tidak simetris berkaitan dg kolap paru atau
konsolidasi satu sisi
• Suara abnormal :Ronchi, Wheezing, friksion rab, snoring, gurgling,
stridor ; suara perkusi hipersonor (kantung udara
abnormal, pekak ( konsolidasi paru, fibrotik, kolap )

• Ketidak seimbangan asam –basa : asidosis respiratorik dan alkalosis


respiratorik

Untuk pendalaman data tersebut , perlu dijelaskan mekanisme


munculnya tanda dan gejala abnormal tersebut dan pada kasus mana
terjadi serta kebutuhan apa yang mengalami masalah
Penentuan masalah keperawatan
Sistem pernapasan (utama)
• Kemampuan untuk menentukan masalah keperawatan ;

• Bersihan jalan napas tidak efektif


• Gangguan pertukaran gas
• Tidak efektifnya pola napas

• Menentukan sign dan symptom (utama ) yang menjadi


dasar penentuan masalah keperawatan.

Tercermin dalam soal


Fokus intervensi
• Prioritas ditentukan oleh data dominan pada kasus
• Tindakan untuk membuat jalan napas paten :
1. Inhalasi atau nebulasi dlm upaya untuk mengencerkan sekret
dan atau menimbulkan broncho dilatasi . Perlu dukungan obat
: spt ventolin, bisolvon

Sebagai tindakan pertama : sputum /sekret kental,


atau bronchospasme

2. Tindakan untuk memindahkan sekret yang sudah cair/encer :


postural drainase dan fisioterapi dada

Prioritas : sumber sekret masih jauh bronkus utama atau trakea


• Suction : untuk memaksa sekret keluar karena tidak ada
kemampuan pasien mengeluarkan sendiri spt pasien
tidak mampu batuk, lemas dan kesadaran menurun

• Tindakan utama dalam meningkatkan kapasitas ruang paru dan


memperbaiki tidal volume

• Posisi semi/high Fowler : diafragma akan inflated krn gravitasi


• Purse lip Breathing : Meningkatkan jumlah gas yg masuk dan
menurunkan kecemasan
• WSD : mengeluarkan cairan dirongga toraks
untuk eningkatkan kapasitas paru
• Meningkatkan konsentrasi Oksigen : pemberian oksigen dengan
berbagai cara sesuai kebutuhan : kanul, masker sederhana,
rebreathing dan non rebreathing mask

• Pendalaman prosedur ( SOP) sangat penting

• Pernapasan adalah proses aktif maka kemampuan pasien sangat


penting : kadang perlu menajemen nutrisi

• Pentingnya pendidikan kesehatan untuk patuh prosedur, patuh


pengobatan dan patuh dalam menghindari faktor perusak atau
risiko dari lingkungan
Fokus Evaluasi
• Evaluasi esensinya adalah kaji ulang setelah tindakan dilakukan dan
apakah kriteria hasil ( nilai kembali normal ) sudah tercapai.
• Semua atau sebagian nilai abnormal seharusnya ditemukan kembali
dalam kondisi normal

• Co/ = RR batas 12 – 14 x/mnt


= suara napas vesikuler (tidak ada suara tambahan )
= AGD batas normal (semua unsur : dalam tampilan boleh
di renci)
= gerakan dada simetris
Contoh soal dan pembahasan : Fokus pengkajian
Seorang laki laki usia 35 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
sesak napas. Hasil pengkajian didapat data batuk berdahak, lemah, tidak mampu
mengeluarkan dahak. Tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 100 x/mnt,
frekuensi napas 25 x/mnt, suhu 38 0 C. pH 7,35, PCO2 40 mmHg, PO2 90 mmHg,
HCO3 - 23 mEq/dL.

Apakah data yang tepat dikaji untuk memastikan masalah keperawatan pada pasien
tersebut?
a. Penggunakan napas cuping hidung.
b. Suara wheezing dan atau ronchi
c. Warna kulit yang pucat
d. Berat badan pasien
e. Indeks masa tubuh

Jawab : B
• PEMBAHASAN
Dugaan sementara masalah keperawatan yg paling dominan pada
kasus diatas adalah bersihan jalan napas tidak efektif. Karena muncul
sesak, berdahak, lemah maka untuk memastikan harusnya ada suara
tambahan seperti ronchi atau wheezing atau gurling. Jika pola napas
data kerusakan aksesoris tidak ada petunjuk. Maka dapat dipastikan
yang harus dikaji adalah B,.
Larangan :
Jawaban bermakna sama ( paraprase tidak mungkin benar) karena
tidak boleh memilih salah satu ( D dan E)

Cuping hidung adalah ciri minor : sulit untuk memilih ini karena
masih ada yang lebih dominan
Sedangkan pucat adalah ciri minor juga pada pertukaran gas.
Fokus : masalah keperawatan
Seorang laki laki usia 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak napas. Hasil pengkajian didapat data batuk berdahak
berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. Tekanan darah
130/80 mmHg, frekuensi nadi 100 x/mnt, frukensi napas 27 x/mnt, suhu
38 0 C. pH 7,50, PCO2 50 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 22 mEq/dL.

Apakah masalah keperawatan yang tepat pada pasien diatas?


a. Hipertermia
b. Kelemahan
c. Gangguan pola napas
d. Gangguan pertukaran gas
e. Bersihan jalan napas tidak efektif

Jawaban : D
Pembahasan :
Data-data yang disajikan pada kasus tersebut didominasi oleh data yang
terkait dengan abnormalitas AGD (alkalosis resp dan hipoksemia). Ini adalah
data mayor yang membuktikan adanya gangguan pertukaran gas.
Kerusakan pada alveoli dengan kapiler. Option yang lain tidak ada yang
didukung oleh data mayor. Ada data sepintas dan datanya bersifat minor (
menentukan masalah harusnya didukung data mayor)
Fokus intervensi
Seorang wanita berusia 40 tahun dirawat ruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak napas selama 3 hari. Hasil pengkajian menunjukkan ronkhi
pada lobus kanan atas paru, sulit mengeluarkan dahak, lemah dan tidak
bisa berbicara, Tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi napas 27 x/menit.
Saat ini pasien sudah mendapatkan terapi oksigen 3 lpm.

Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada kasus tersebut ?


a. Ubah oksigen dengan masker 6 lpm
b. Kolaborasi pemberian bronkodilator
c. Lakukan fisioterapi dada
d. Posisikan semi Fowler
e. Ajarkan batuk efektif

Jawaban : C
PEMBAHASAN :
Data yang menonjol adalah ditemukan ronkhi pada lobus kanan
atas paru, sulit mengeluarkan dahak dan tidak bisa berbicara karena
suaranya serak dan lemah. Kesan dahak basah, masih agak jauh dari
jalan napas utama. Ditambah pasien lemah. Maka fase ini yang tepat
adalah fisioterapi dada. Semi Fowler adalah untuk meningkatkan
kapasitas ruang torak tidak tepat dilakukan, tidak ada petunjuk
tentang bronchokonstriksi, apalagi usia pasien masih 40 tahun. Ini
adalah persoalan jalan napas.

Jawaban yang tepat adalah perbaiki jalan napas bukan meningkatkan


pemberian oksigen.
Fokus implementasi
Seorang perempuan berusia 55 tahun terpasang Chest Tube yang
disambungkan ke Water Seal Draenage (WSD) dengan sistem 2
botol. Saat pasien bergerak, tiba-tiba selang tertarik sehingga botol
ke-2 tergelincir dan mengakibatkan pecah pada botol tersebut.

Apakah tindakan yang tepat dilakukan pada kasus tersebut ?


a. Sambungkan kembali ke botol yang utuh
b. Klem selang yang dekat dada
c. Lepaskan selang dari dada
d. Bersihkan pecahan botol
e. Ganti dengan botol baru

Jawaban : B
PEMBAHASAN :

Prinsip untuk implementasi adalah keamanan pasien.


Pemasangan WSD dengan sistem 2 botol, botol pertama adalah
sebagai botol penampung dan botol kedua bekerja sebagai water
seal. Botol ke-2 berfungsi untuk menghindari udara masuk dalam
pleura tekanan intra pleura menjadi stabil. Tindakan yang segera
dilakukan untuk menghindari tekanan pleura lebih tinggi dibanding
tekanan atmosfer maka segera lakukan klem selang yang dekat
dengan dada (pleura).
Fokus : Evaluasi
Seorang pasien laki laki berusia 74 tahun dirawat dengan keluhan batuk dan
sesak napas. Hasil pengkajian: suara napas wheezing, TD: 140/90
mmHg, frekuensi nadi: 94 x/menit, frekuensi napas 26 x/menit, Saturasi
O2 94 %. Pasien dilakukan nebulasi dengan ekspektoran dan
bronchodilator. .

Apakah yang tepat dikaji untuk melihat keberhasilan tindakan tersebut ?


a. Menanyakan respon verbal
b. Mengukur tekanan darah
c. Mengkaji suara napas
d. Mengukur saturasi
e. Menghitung nadi

Jawaban : C
Pembahasan :
Karena esensi evaluasi adalah kaji ulang. Tindakan diatas
adalah untuk membersihkan jalan napas. Keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan data terkait suara napas
tambahan melalui pengkajian suara napas. Tindakan yang lain
kurang relevan dan sudah ada pada kasus spt saturasi. Yang
lain berupa paraprase yakni TTV dan nadi.
Rekomendasi
Kesuksesan mengatasi re-taker dapat dilakukan melalui :

1. Pemanfaatan buku siNERSI sebagai panduan


2. Pengembangan materi melalui workshop untuk setiap mata ajar
dengan mempertimbangkan BLUE print soal
3. Sosialisasi Materi ke para pengampu mata ajar untuk diterapkan
4. Melaksanakan workshop secara berkelanjutan atau institusi
dengan mengundang peserta ujian Re–taker ( juga
First Taker)
5. Mengadakan Pembekalan sesuai materi yang sudah dikembangkan
bersama
SELAMAT BEKERJA
SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai