“ INSTITUSI KOLAPS “
BAGI MAHASISWA
LULUS UJI KOMPETENSI BERARTI dapat mengurus STR yang mejadi
SYARAT BEKERJA SEBAGAI NERS
Peserta didik (PD) yang belum lulus ukom masih menjadi tanggungjawab
institusi dalam melakukan pembinaan sampai mereka lulus.
Kreatif dalam pelaksanaan pendidikan Ners
• Jadikan evaluasi sebagai instrumen penting dalam institusi.
• Konsisten menerapkan bimbingan ners dengan pola preseptors
• Setiap hari terakhir dalam minggu bimbingan jadikan ajang
pembahasan dan diskusi kasus untuk meningkatkan analitik
thinking mahasiswa Ners.
• Setiap pindah stase atau beberapa stase lakukan uji formatif
dengan soal-soal uji kompetensi yang dihasilkan institusi
dengan “ TOOL” soal yang valid
• Nilai akhir profesi mata ajar berasal dari test formatif “ala uji
kompetensi dan nilai klinik dengan bobot yang telah d tentukan
( misal : 30 : 70 )
• Extrem : lakukan uji komprehensif untuk menentukan boleh
tidaknya peserta didaftarkan dalam UKOM
Akhir Pendidikan Profesi
• Pengaruhi mahasiswa untuk mengikuti Try Out Nasional Sebagai
potret awal kondisi real kemampuan mahasiswa.
• Manfaaf Try Out
1. menurunkan stress mahasiswa
2. memberikan “raport “ sebagai bahan pembinaan
3. Memberikan Pengalaman mahasiswa untuk ikut ujian yang
sesungguhnya
• Mengembangkan pola pembinaan dan pendalaman materi sesuai
dengan hasil try out dengan materi yang sesuai dan berdasarkan
BLUE Print
• “ menjadikan evaluasi bagian penting dari proses belajar “
• Soal diperoleh dari Try out yang berkualitas baik ( valid dan
reliable)
Kompetensi %
Pengembangan professional
5-15%
Domain
Domain/Aspek
Ners (%) D3 (%)
Penilaian
Kognitif 65-75% 40-50%
Prosedural Knowledge
20 - 25% 45-55%
Proses
Ners (%) D3 (%)
keperawatan
Pengkajian
20-30% 10-20%
penentuan diagnosa
20-30% 5-10%
perencanaan
15-25% 15-25%
implementasi
15-25% 45-55%
Evaluasi
5-15% 5-15%
Tinjauan upaya
Upaya kesehatan %
Promotif 15-25%
Preventif 15-25%
Kuratif 35-45%
Rehabilitatif 15-25%
Tinjauan kebutuhan dasar
Kebutuhan Dasar Prosentase
Oksigenasi 10-14% (22 soal)
Cairan dan elektrolit 10-14% ( 22 soal)
Nutrisi 10-14% ( 22 soal)
Aman dan nyaman 10-14% ( 22 soal)
Eliminasi 7-11% ( 12 soal )
Aktivitas dan istirahat 7-11% ( 12 soal)
Psikososial 7-11% ( 12 Soal)
Komunikasi 7-11% ( 12 Soal)
Belajar 3-7% ( 9 soal )
Seksual 3-7% ( 9 Soal)
Nilai dan keyakinan 3-7% ( 9 soal)
Tinjauan Sistem
Sistem tubuh %
Pernafasan 8-12%
Jantung Pembuluh darah dan sistem limfatik 8-12%
Pencernaan dan hepatobilier 8-12%
Saraf dan perilaku 12-16%
Endokrin dan metabolisme 6-10%
Muskulo skleletal 6-10%
Ginjal dan saluran kemih 6-10%
Reproduksi 8-12%
Integumen 3-7%
darah dan sistem kekebalan imun 3-7 %
Penginderaan 2-4 %
Kesehatan jiwa 6-10%
Manejemen keperawatan
BEDAH siNERSI
Bagian utama buku adalah :
• Sistem pernapasan :
• Pokok pembahasan diarahkan pada kasus terbanyak pada sistem:
asma, PPOK, Tuberculosis , Pneumonia dan efusi pleura.
• Pengkajian :
frekuensi napas : takipnea napas > 25 x/mnt akibat kapasitas ventilasi
yang tidak adekuat oleh berbagai penyebab TBC,
pneumonia, PPOK, edema paru
bradipnea < 10x/mnt akibat kerusakan sentral
kontrol sistem pernapasan
Apakah data yang tepat dikaji untuk memastikan masalah keperawatan pada pasien
tersebut?
a. Penggunakan napas cuping hidung.
b. Suara wheezing dan atau ronchi
c. Warna kulit yang pucat
d. Berat badan pasien
e. Indeks masa tubuh
Jawab : B
• PEMBAHASAN
Dugaan sementara masalah keperawatan yg paling dominan pada
kasus diatas adalah bersihan jalan napas tidak efektif. Karena muncul
sesak, berdahak, lemah maka untuk memastikan harusnya ada suara
tambahan seperti ronchi atau wheezing atau gurling. Jika pola napas
data kerusakan aksesoris tidak ada petunjuk. Maka dapat dipastikan
yang harus dikaji adalah B,.
Larangan :
Jawaban bermakna sama ( paraprase tidak mungkin benar) karena
tidak boleh memilih salah satu ( D dan E)
Cuping hidung adalah ciri minor : sulit untuk memilih ini karena
masih ada yang lebih dominan
Sedangkan pucat adalah ciri minor juga pada pertukaran gas.
Fokus : masalah keperawatan
Seorang laki laki usia 43 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak napas. Hasil pengkajian didapat data batuk berdahak
berwarna kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru. Tekanan darah
130/80 mmHg, frekuensi nadi 100 x/mnt, frukensi napas 27 x/mnt, suhu
38 0 C. pH 7,50, PCO2 50 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 22 mEq/dL.
Jawaban : D
Pembahasan :
Data-data yang disajikan pada kasus tersebut didominasi oleh data yang
terkait dengan abnormalitas AGD (alkalosis resp dan hipoksemia). Ini adalah
data mayor yang membuktikan adanya gangguan pertukaran gas.
Kerusakan pada alveoli dengan kapiler. Option yang lain tidak ada yang
didukung oleh data mayor. Ada data sepintas dan datanya bersifat minor (
menentukan masalah harusnya didukung data mayor)
Fokus intervensi
Seorang wanita berusia 40 tahun dirawat ruang penyakit dalam dengan
keluhan sesak napas selama 3 hari. Hasil pengkajian menunjukkan ronkhi
pada lobus kanan atas paru, sulit mengeluarkan dahak, lemah dan tidak
bisa berbicara, Tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi napas 27 x/menit.
Saat ini pasien sudah mendapatkan terapi oksigen 3 lpm.
Jawaban : C
PEMBAHASAN :
Data yang menonjol adalah ditemukan ronkhi pada lobus kanan
atas paru, sulit mengeluarkan dahak dan tidak bisa berbicara karena
suaranya serak dan lemah. Kesan dahak basah, masih agak jauh dari
jalan napas utama. Ditambah pasien lemah. Maka fase ini yang tepat
adalah fisioterapi dada. Semi Fowler adalah untuk meningkatkan
kapasitas ruang torak tidak tepat dilakukan, tidak ada petunjuk
tentang bronchokonstriksi, apalagi usia pasien masih 40 tahun. Ini
adalah persoalan jalan napas.
Jawaban : B
PEMBAHASAN :
Jawaban : C
Pembahasan :
Karena esensi evaluasi adalah kaji ulang. Tindakan diatas
adalah untuk membersihkan jalan napas. Keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan data terkait suara napas
tambahan melalui pengkajian suara napas. Tindakan yang lain
kurang relevan dan sudah ada pada kasus spt saturasi. Yang
lain berupa paraprase yakni TTV dan nadi.
Rekomendasi
Kesuksesan mengatasi re-taker dapat dilakukan melalui :