TINJAUAN PUSTAKA
( http://www.google.co.id/image (2012)
http://www.google.co.id/image(2012)
1) Uterus
Suatu organ muscular berbentuk seperti buah pir. Dilapisi peritoneum
(serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai implantasi, retensi, dan
nutrisi konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding
uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Uterus
terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus, dan servik uteri.
2) Servik Uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis
(berbatasan/menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis.
Terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : otot polos, jalinan jaringan ikat
(kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar didalam rongga vagina
yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri exsternum
(luar arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam arah cavum). Sebelum melahirkan
(nulipara/primigravida) lubang osyium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primiara/multigravida) berbentuk garis
melintang. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lender getah serviks
yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan larutan
berbagai garam, eptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lender
serviks dipengaruhi siklus haid.
3) Corpus Uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum letum uteri di intra abdomen, tengah lapisan
muscular/miometrium berupa otot polos, tiga lapis (dari luar kedalam
serabut otot longitudinal,anyaman, sirkular), serta dalam lapisan
endomatrium yang melapisi cavum dinding uteri, menebal, dan runtuh
sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus
intra abdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di
atas vesica urinaria.
4) Ligamentum Penyangga Uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum
cardinal, ligamentum ovari, ligamentum sacrouterina, propium,
ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum
rectourina.
5) Tuba Fallopi
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri, sepasang tuba
kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum
dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri dari lapisan :
serosa, muscular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel
bersilia.
6) Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak didalam rongga peritonium,
sepasang kiri kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan
pembuluh darah saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi
dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid
(estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum
pascaovulasi). Fimbriae “menangkap” ovum yang dilepaskan pada saat
ovulasi. (Sukarni, 2013)
c. Organ Seksual Ekstragonadal
1) Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada dibwah kulit di daerah
pectoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung
jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), setiap lobus terdiri dari 10-
100 alveoli, yang dibawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air
susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara
didaerah papila. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi oleh
hormon prolaktin dan oksitosin pasca persalinan. Kulit daerah payudara
sensitive terhadap rangsang, termasuk terhadap sexually responsive
organ.
2) Kulit
Diberbagai area tertentu tubuh, kulit memiliki sensitivitas yang lebih
tinggi dan responsive secara seksual, misalnya kulit di daerah bokong dan
lipat paha dalam. Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis
metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai
„parfum‟ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat dikulit,
kelenjar keringat aksila dan kelenjar luar). Pheromone ditemukan juga di
dalam urine, plasma, keringat, dan liur. (Sukarni, 2013).
d. Poros Hormonal Sistem Reproduksi
1) Badan pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu
penonjolan dari bagian posterior ventrikel III di garis tengah. Terletak
ditengah antara 2 hemisfer otak, di depan serebelum pada daerah
posterodorsal diesnsefalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus
melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut-serabut
saraf. Hormon melatonin : mengatur sirkuit foto-neuro-endokrin
reproduksi. Tampaknya melatonin menghambat produksi GnRH dari
hipotalamus, sehingga menghambat juga sekresi gonadotropin dan
memicu aktifasi dan pertumbuhan pemicu mulainya fase pubertas.
2) Hipotalamus
Kumupulan nucleus pada daerah sekitar otak, di atas hipofisis,
dibawah thalamus. Tiap inti merupakan suatu berkas badan saraf yang
berlanjut ke hipofisis posterior (neurohipofisis). Menghasilkan hormon-
hormon pelepas : GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone). TRH
(Thyrottropin Releasing Hormone), CRH (Corticotropin Releasing
Hormone), GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone), PRF
(Prolactine Releasing Hormone). Menghasilkan juga hormon-hormon
penghambat : PIF (Prolactine Inhibition Factor).
3) Pituitar/Hipofisis
Terletak di dalam sella turcica tulang sphenoid. Menghasilkan
hormon-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi,
yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH-follicle
Stimulating Hormone) dan hormon lutein (LH-lutenizing hormone).
Selain hormon- hormon gondotropin, hipofisis menghasilkan juga
hormon-hormon metabolism, pertumbuhan, dan lain-lain.
4) Ovarium
Berfungsi gemetogenesis/oogenesis, dalam pematangan dan
pengeluaran sel telur (ovum). Selain itu juga berfungsi streoidogenesis,
menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesteron (dari
corpus luteum), atas kendali dari hormon-hormon gonadotropin.
5) Endomatrium
Lapisan dalam kavum uteri, berfungsi sebagai bakal tempat
implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endomatrium
berproliferasi, menebal, dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada
pembuahan/implantasi, endomatrium rontok kembali dan keluar berupa
darah haid. Jika ada pembuahan/implantasi, endomatrium dipertahankan
sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endomatrium juga dipengaruhi oleh
siklus hormon-hormon ovarium. (Sukarni, 2013).
Hormon-Hormon Reproduksi :
a) GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon)
Diproduksi di hipotalamus, kemudian dilepaskan, berfungsi
menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan
melepaskan hormon-hormon (FSH/LH).
b) FSH (Follicle Stimulating Hormon)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterir, sebagai respon
terhadap GnRH. Berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan
folikel dan sel-sel granulose di ovarium wanita .
c) LH (Lutenizing Hormone)/ICSH (Interstitial Cell Stimulating
Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama
FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka
dan sel-sel granulose)dan juga mencetuskan terjadinya ovulasi di
pertengahan siklus. Selama fase luteal siklus, LH meningkatkan
dan mempertahankan fungsi korpus luteum pasca ovulasi dalam
menghasilkan progesteron. Pelepasannya juga periodic/pulsatif,
kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh
eliminasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan
singkat.
6) Estrogen
Estrogen diproduksi terutama oleh sel-sel teka interna folikel di
ovarium secara primer, dan dalam jumlah yang lebih sedikit, juga
diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi hormon androgen. Selama
kehamilan, diproduksi juga oleh plasenta. Berfungsi untuk stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan (poliferasi) pada bagian organ reproduksi
wanita.
a) Pada uterus menyebabkan poliferasi endometrium
b) Pada serviks menyebabkan pelunakan serviks dan pengentalan lendir
servik
c) Pada vagina menyebabkan foliferasi pada epitel vagina
d) Pada payudara menstimulasi pertumbuhan payudara. Juga mengatur
distribusi lemak tubuh.
e) Pada tulang estrogen juga menstulasi osteoblas sehingga memicu
pertumbuhan/ regenerasi tulang. Pada wanita pasca menopause untuk
pencegahan tulang keropos/osteoporosis, dapat diberikan terapi
hormone estrogen (sintetik) pengganti.
7) Progesteron
Progesteron (alami) diproduksi terutama dikorpus luteum di ovarium ,
sebagian diproduksi dikelenjar adrenal, pada kehamilan juga di produksi di
plasenta. Progesteron menyebabkan terjadinya perubahan sektorik (fase
sekresi) pada endo matrium uterus, yang mempersiapkan endomatrium
uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
8) HCG (Human Chrorionic Gonadotropin)
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
tofoblas (plasenta). Kadarnya makin meningkat sampai dengan kehamilan
10-12 minggu (sampai sekitar 100.000 mU/ml), kemudian turun pada
trisemeter kedua (sekitar 1000 mU/ml). Kemudian kembali naik sampai
akhir trismeter ketiga (10.000 mU/ml). Berfungsi meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum dan hormon-hormon steroid
terutama pada masa-masa kehamilan awal. Mungkin juga memiliki fungsi
imunologik. Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan tanda
kemungkinan adanya kehamilan.
9) LTH (lactotrophic Hormone)/prolactine
Di produksi dihipofisis anterior, memiliki aktivitas memicu
menigkatkan produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar payudara. Di
ovarium, prolaktin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan prolaktin juga
diproduksi oleh plasenta (HPL/human plasenta lactgen). Fungsi prolaktin
tampak terutama pada masa laktasi/pascapersalinan. Prolaktin juga
memiliki efek inhibisi terhadap GnRH hipothalamus, sehingga jika
kadarnya berlebihan (hiperprolaktinemia) dapat terjadi gangguan
pematangan folikel gangguan ovulasi dan gangguan haid berupa
amenorrhea. (Sukarni,2013).
e. Fisiologi Alat Reproduksi
Fisiologi alat reproduksi wanita merupakan sistem yang komplek.
Sistem reproduksi wanita menunjukan perubahan yang siklik dan teratur dalam
mempersiapkan fertilitas dan kehamilan. Pada saat pubertas dimulai sekitar 13-
16 tahun dimulainya pertumbuhan folikel primodium yang mengeluarkan
hormone estrogen yang menumbuhkan tanda seks sekunder. Kejadian
terpenting dalam pubertas ialah timbulnya haid pertama kali yang disebut
manarche. Tapi manarche adalah gejala pubertas yang lambat , paling awal
adalah pertumbuh payudara (thelarche), tumbuh rambut dikemaluan
(pubarche), tumbuh rambut diketiak , barulah terjadi menarche, disusul haid
secara siklik.
Haid (mensturasi) ialah perdarahan siklik uterus sebagai tanda bahwa
alat kandungan mengenai menunaikan faalnya. Masa pubertas anak tumbuh
cepat dan mendapat bentuk tubuh yang khas. Dengan pubertas, wanita masuk
masa reproduktif (masa mendapat keturunan yang berlangsung kurang dari 30
tahun). Setelah masa reproduksi adalah masa klimakterium, dimana peralihan
dari masa reproduksi dan senium. Pada masa klimakterium, haid akan
berangsur-angsur berhenti, mula-mula haid sedikit (1-2 bulan akhirnya berhenti
sama sekali). Haid terakhir disebut menopause. Bagian klimakterium sebelum
menopause disebut premenopause dan sesudahnya disebut post menopasue.
Gejala khas pancaroba premenopause sama dengan kelainan haid, post
menopause : gangguan vegetative seperti panas, berkeringat, gangguan psikis
(labilitas emosi), gangguan yang bersifat atrofi alat kandungan dan tulang.
Setelah klimakterium disebut senium, terjadinya kemunduran dalam
kemampuan fisik. Pubertas dipengaruhi oleh keturunan, bangsa, iklim, dan
lingkungan. Mekanisme perjalanan faktor yang mepengaruhi pubertas tersebut
diawali dari panca indra yang mendapatkan rangsangan dari lingkungan dimana
ia berada, dialurkan ke sistem saraf pusat lalu ditangkap oleh hipothalamus.
Hambatan rangsangan panca indra menuju hipothalamus melalui nuclei
amygdale dan rangsangan emosi secara langsung pada hipothalamus makin
lama makin berkurang pada akhirnya merangsang mengeluarkan secret
neurohormonal melalui system portal, lalu hipofisis mengeluarkan
gonadotropin (FSH dan LH) yang dapat mempengaruhi ovarium. Sehingga
ovarium mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada ovarium sesuai
tingkat perkembangan. Setelah wanita punya folikel primodial kira-kira
100.000 dan berkembang sesuai umur. Saat baru lahir 750.000, umur 6-15
tahun 440.000, umur 16-25 tahun 160.000, umur 26-35 tahun 60.000, umur 35-
45 tahun 35.000. selain itu juga terjadi perubahan endomatrium. (Sukarni,2013)
f. Konsep Kehamilan
Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi. Konsepsi adalah
bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan berlangsung selama
40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama mensturasi terakhir. Usia
kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi
(tanggal bersatunya sperma dengan sel telur) yang terjadi dua minggu setelahnya.
Fertilisasi pada manusia diawali dengan terjadinya persetubuhan (koitus).
Fertilisasi merupakan peleburan antara in ti spermatozoa dengan inti sel telur.
Proses fertilisasi ini dapat terjadi di bagian ampula tuba fallopi atau uterus.
Spermatozoa yang berhasil menemukan ovum akan merusak korona radiata dan
zona pelusida yang mengelilingi membran sel ovum, lalu spermatozoa akan
melepaskan enzim termasuk hialuronidase, yang disimpan di akrosom dalam
kepala spermatozoon. Enzim dari banyak spermatozoa akan merusak korona
radiata dan zona pelusida sehingga spermatozoa dapat menerobos masuk ke
ovum. Seletah spermatozoa menembus ovum, konfigurasi mrmbran ovum
langsung berubah sehingga spermatozoa lain tidak dapat masuk. Hanya kepala
spermatozoon yang maasuk kedalam ovum, bagian ekor akan ditinggalkan. DNA
dalam nukleus spermatozoon akan dilepaskan dari kepala, memicu pembelahan
miosis akhir pada kromosom wanita. Bersatunya inti spermatozoon dan inti sel
telur akan tumbuh menjadi zigot. Zigot mengalami pertumbuhan dan
perkembangan melalui tiga tahap sealam kurang lebih 280 hari. Tahap-tahap ini
meliputi periode implantasi (7 hari pertama), periode embrionik (7 minggu
berikutnya), dan periode fetus (7 bulan berikutnya). Selama 2-4 hari pertama
setelah fertilisasi, zigot berkembang dari 1 sel menjadi kelompok 16 sel (morula).
Morula kemudian tumbuh dan berdiferensiasi menjadi 100 sel. Selama periode
ini, zigot berjalan disepanjang tuba fallopi, setelah itu masuk ke uterus dan
tertanam dalam endomatrium uterus. (Kamariyah, 2014).
g. Perkembangan Janin Di Dalam Uterus
1) Trimester pertama (minggu 0-12)
a) Periode germinal (minggu 0-3), proses pembuahan telur oleh sperma
yang terjadi pada minggu ke dua dari hari pertama menstruasi terakhir.
Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan
menempel ke dinding uterus (endometrium).
b) Periode embrionik (minggu 3-8), proses dimana sistem saraf pusat,
organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata,
mulut, dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel
darah. Janin mulai berubah dari blastosit menjadi embrio berukuran 1,3
cm dengan kepala yang besar.
c) Periode fetus (minggu 9-12), periode dimana semua organ penting terus
bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat
tinggi.
2) Trimester ke dua (minggu 12-24)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi
(USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta, dan
kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit, serta rambut berkembang
dengan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21. Indra penglihatan dan
pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka
dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai manusia dengan panjang
30 cm.
Hal yang menentukan kemampuan untuk melewati jalan lahir dari faktor
passager adalah :
1) Presentasi lahir dan bagian janin yang terletak pada bagian depan jalan
lahir, seperti : presentasi kepala dan presentasi bokong
2) Sikap janin : hubungan bagian janin (kepala) dengan bagian janin
lainnya (badan), misalnya fleksi, defleksi
3) Posisi janin : hubungan bagian/point penentu dari bagian terendah
janin dengan panggul ibu, dibagi dalam 3 unsur : Sisi panggul ibu :
kiri, kanan, melintang. Bagian terendah janin, oksiput, sacrum, dagu,
dan scapula. Bagian panggul ibu : depan dan belakang. Bentuk/ukuran
kepala janin menentukan kemampuan kepala untuk melewati jalan
lahir. Plasenta merupakan salah satu faktor dengan memperhitungkan
implantasi plasenta pada dinding Rahim
4) Psychologic
Psychologic adalah kondisi psikis klien, tersedianya dorongan positif,
persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi/coping.
(Sukarni, 2013).
Tanda-Tanda Persalinan : Persalinan dimulai bila ibu sudah dalam
inpartu (saat uterus berkontraksi menyebabkan perubahan pada serviks
membuka dan menipis). Tanda dan gejala menjelang persalinan antara lain :
perasaan distensi berkurang (lightening), perubahan servik, persalinan palsu,
ketuban pecah, blood show, lonjakan energi, gangguan pada saluran cerna.
(Sukarni,2013).
a) Persalinan Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan servik hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan kala 1 dibagi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Fase
laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan servik secara bertahap, pembukaan servik
kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung hingga dibawah 8 jam. Fase
aktif persalinan : frekuensi dan lama kontraksi uterus umunya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih), servik membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1
cm atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap (10 cm), terjadi
penurunan bagian bawah janin.
Fase aktif dibagi 3 : fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan
3 cm menjadi 4 cm, fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam
pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm, fase
deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam
pembukaan 9 cm menjadi lengkap. (Sukarni,2013).
b) Persalinan Kala II
Persalian kala II (kala pengeluar) dimulai dari pembukaan lengkap (10
cm) sampai bayi lahir. Perubahan fisiologis secara umum yang terjadi
pada persalinan kala II : His menjadi lebih kuat dan lebih sering, timbul
tenaga untuk mengejan perubahan dalam dasar panggul, lahirnya fetus
(Sukarni,2013).
c) Persalinan Kala III
Tanda pelepasan plasenta:
a) Uterus menjadi bundar
b) Perdarahan
c) Tali pusat yang lahir memanjang
d) Fundus uteri naik
e) Perdarahan dianggap patologis bila melebihi 500cc
Sebab-sebab pelepasan plasenta :
a) Pengecilan rahim yang sekonyong-konyong akibat retraksi dan
kontraksi otot-oto rahim, perlekatan plasenta sangat mengecil
b) Di tempat plasenta lepas hematoma, plasenta terangkat dari
dasarnya (Sukarni,2013).
c) Persalinan Kala IV
Setelah plasenta lahir ibu di observasi selama 2 jam untuk
memantau perdarahan yang terjadi, pantau tanda-tanda vital, bladder,
dan tinggi fundus uteri.
resiko tindakan
Kontraksi Uterus Rangsangan mengakhiri kehamilan
↑ pada uterus