Anda di halaman 1dari 45

PEMBEKALAN UKOM

OLEH :

ENDAH FITRIASARI
Pedoman yang digunakan untuk merancang
pengembangan soal ujian dan dpt menjamin
asuhan keperawatan yg diberikan aman dan
efektif seta menggambarkan karakter utama
perawat yg diharapkan pengguna.

BLUE Terdiri dari 7 tinjauan


1. Area kompetensi :
PRINT 2. Domain
3. Bidang keilmuan
4. Proses keperawatan
5. Upaya kesehatan
6. Kebutuhan dasar manusia
7. sistem tubuh

Menggambarkan level kompetensi yg akan


diukur utk lulusan Ners sbg perawat profesional
MANFAAT BLUE PRINT BAGI
PESERTA UJIAN
 Memberikan informasi terhadap area dan
kedalaman materi yang diujikan
 Gambaran tentang metode uji yg akan
digunakan
 Acuan persiapan diri yg harus dilakukan

Jumlah soal 180 tersebar dalam masing-


masing tinjauan dan sub tinjauan.
TINJAUAN I
AREA KOMPETENSI
Area Kompetensi % Jml Soal
Praktik profesional, etis, legal dan peka 15-25 27-45
budaya
Pemberian asuhan dan manajemen 65-75 117-135
asuhan keperawatan
Pengembangan profesional 5-15 9-27
TINJAUAN 2
DOMAIN KOMPETENSI
Area Kompetensi % Jml Soal
Cognitif (knowledge) 65-75 117-135
Pengetahuan prosedur, SOP 20-25 26-45
Pengetahuan afektif (konatif) 5-10 9-18
TINJAUAN 3
BIDANG KEILMUAN
TINJAUAN 4
PROSES KEPERAWATAN
Proses Keperawatan % Jumlah soal
Pengkajian 20-30 36-54
Diagnosa 20-30 36-54
Intervensi 15 8
Implementasi 15 8
Evaluasi 10 5
TINJAUAN 5
UPAYA KESEHATAN
Upaya Kesehatan % Jml soal
Promotif 15 8
Preventif 15 8
Kuratif 40 21
Rehabilitatif 15 8
TINJAUAN 6
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
KDM % Jml soal
Oksigenasi 12 7
Cairan dan elektrolit 7
Nutrisi 7
Aman dan nyaman 7
Eliminasi 9 5
Aktifitas dan istirahat 5
Psikososial 5
Komunikasi, nilai dan budaya 5
Belajar 5 3
Seksual 3
KASUS TERBANYAK
Sistem Penyakit

Pernapasan COPD, TBC dan efusi pleura

Kardiovaskular Angina pectoris, infark miokard, gagal jantung kongestive,


miokarditis dan perikarditis
Pencernaan Thypoid, appendicitis, sirosis hepatis dan Ca Colon

Persyarafan Stroke, meningitis, cedera kepala

Endokrin DM tipe-2 dan Hipo-Hipertiroid

Muskuloskeletal Fraktur, osteomyelitis, dan osteoarthritis

Ginjal dan Perkemihan CKD,hemodialisis, BPH

Integumen Luka bakar, psoriasis vulgaris dan dermatitis

Sistem darah dan imun HIV/AIDS, anemia, SLE dan DHF

Penginderaan Glaukoma, katarak, retinoblastoma,trauma okuli, otitis media


akut/kronik, neuroma akustik
CONTOH SOAL
SISTEM PERNAPASAN
1. Seorang laki- laki usia 45 tahun dirawat di ruang
penyakit dalam dengan keluhan sesak napas. Hasil
pengkajian didapat data batuk berdahak berwarna
hijau kekuningan, ronchi positif pada kedua lapang paru.
TD 140/80 mmHg, N=100X/menit, RR= 28x/menit, suhu 38
C. pH 7.35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg, HCO3 22
mEq/dL.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus
diatas?
a. Kelemahan
b. Hipertermia
c. Gangguan pola napas
d. Gangguan pertukaran gas
e. Bersihan jalan napas tidak efektif
Pembahasan
 Seorang laki- laki usia 45 tahun dirawat di
ruang penyakit dalam dengan keluhan
sesak napas. Hasil pengkajian didapat
data batuk berdahak berwarna
kekuningan, ronchi positif pada kedua
lapang paru. TD 140/80 mmHg,
N=100X/menit, RR= 28x/menit, suhu 38 C.
pH 7.35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg,
HCO3 22 mEq/dL.
Data Penunjang
 AGD
pH 7.35, PCO2 46 mmHg, PO2 80 mmHg,
HCO3 22 mEq/dL.
pH (N= 7,38 – 7,42)
PCO2 (N= 38-42 mmHg)
HCO3 (N= 22- 28 mqL)
2. Seorang lelaki berusia 39 tahun dirawat
karena ketoasidosis diabetikum (KAD). Hasil
pemeriksaan AGD ditemukan nilai pH 7,50,
HCO3 20 mEq/L, PaCO2 35 mmHg, PaO2 85
mmHg, saturasi oksigen 98%.
Apakah hasil analisis pemeriksaan AGD pada
pasien
a. Asidosis metabolik terkompensasi
b. Alkalosis metabolik
c. Alkalosis respiratorik
d. Asidosis respiratorik
e. Asidosis metabolik
Pembahasan
 Jika pH normal, maka interpretasinya
TERKOMPENSASI PENUH
 Jika 3 nilai AGD (pH, PaCO2 dan
HCO3)abnormal, maka TERKOMPENSASI
SEBAGIAN
 Jika PaCO2 atau HCO3 normal dan pH
abnormal, maka TIDAK TERKOMPENSASI
3. Seorang laki- laki berusia 57 tahun dirawat di
ruang paru mengeluhkan batuk, berdahak dan
sesak napas. Hasil pengkajian suara napas
ronchi pada kedua lapang paru. TD 140/80
mmHg, N= 94 x/menit, RR 27x/menit, SaO2 95%.
Pasien mendapatkan terapi nebulisasi.
Apakah evaluasi setelah dilakukan tindakan
tersebut?
a. Menanyakan respon verbal
b. Mengukur tekanan darah
c. Mengkaji suara napas
d. Mengukur saturasi O2
e. Menghitung nadi dan RR
Pembahasan
 Seorang laki- laki berusia 57 tahun dirawat di
ruang paru mengeluhkan batuk, berdahak dan
sesak napas. Hasil pengkajian suara napas ronchi
pada kedua lapang paru. TD 140/80 mmHg, N= 94
x/menit, RR 27x/menit, SaO2 95%. Pasien
mendapatkan terapi nebulisasi.
kesulitan mengeluarkan sekret
 Tindakan nebulisasi
 Evaluasi : sekret berkurang. Ditandai dengan suara
napas yang normal (mengkaji suara napas)
 Kunci : mengenali aspek apa yang harus dinilai
setelah melakukan sekelompok atau satu
tindakan dan nilai baku mutu fisiologis tubuh.
SISTEM KARDIOVASKULAR
4. Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke IGD
dengan keluhan nyeri dada sejak 2 jam sebelum MRS.
Hasil pengkajian didapatkan data pasien mengatakan
dadanya terasa panas, skala nyeri 8, akral dingin, lemah
dan cemas. TD 140/80 mmHg, frekuensi nadi 70x/menit,
dan frekuensi napas 16x/menit, EKG menunjukkan ST
elevasi pada lead II,III,aVF, I, aVL, V5.

Dimanakah lokasi infark yang dialami pasien pada kasus


tersebut?
a. Anteroposterior jantung
b. Inferoposterior jantung
c. Posterolateral jantung
d. Anterolateral jantung
e. Inferolateral jantung
 EKG menunjukkan ST elevasi pada lead II,III,aVF,
I, aVL, V5.
5. Seorang laki- laki berusia 65 tahun dirawat diruang
penyakit dalam dengan keluhan sesak napas dan
kedua kaki bengkak. Sesak dirasakan memberat saat
pasien beraktivitas. Hasil pengkajian didapatkan
pasien pucat dan sianosis, lemah dan tidak berdaya.
TD 180/100 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit dan
lemah, frekuensi napas 24x/menit dan dangkal, suhu
37C, foto toraks menunjukkan CTR 65%.
Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Intoleransi aktivitas
b. Gangguan perfusi jaringan
c. Penurunan curah jantung
d. Pola napas tidak efektif
e. Kelebihan volume cairan
Pembahasan
 pasien pucat dan sianosis, lemah dan tidak
berdaya. TD 180/100 mmHg, frekuensi nadi
100x/menit dan lemah, frekuensi napas 24x/menit
dan dangkal, suhu 37C, foto toraks menunjukkan
CTR 65%.
 Ketidakmampuan jantung memompa darah
 Akibat pembesaran jantung (CTR > 50%)
 Kompensasi jantung: nadi meningkat, pucat,
lemah darah tdk sampai ke perifer, darah dari
perifer bnyk mengandung CO2.
 Kunci : mampu mengenali main stem data
(palimg dominan) yaitu dengan ciri focus data
jelas sehingga akan ditemukan ciri yang harus
didapat dalam soal adalah memenuhi unsur close
the option role dimana tanpa melihat option
sekalipun kita sudah tahu arah jawabannya.
 CTR =A+B/C
Keterangan:
A : jarak MSP dengan dinding kanan terjauh jantung
B : jarak MSP dengan kiri terjauh jantung
C : jarak titik terluar bayangan paru kanan dan kiri
Jika CTR >0.5 maka dikategorikan sebagian
Cardiomegaly
Contoh perhitungan CTR
 Pada sebuah foto thorax, setelah dibuat garis-
garis untuk menghitung Cardiothoracic Ratio,
didapatkan nilai sebagai berikut:
 Panjang garis A= 6 cm
 Panjang garis B= 13 cm
 Panjang garis C= 30 cm
Apakah jantung pasien tersebut dikategorikan
cardiomegally atau tidak?
Jawab:
CTR= A+B/C
= 6 +13/30 = 0.63
Karena nilai ratio melebihi 0,5, maka jantung
pasien dikategorikan cardiomegalily.
SISTEM PENCERNAAN
 Seorang laki- laki berusia 45 tahun dirawat di
ruang penyakit dalam, sejak 3 hari yang lalu
mengalami demam. Hasil pengkajian perawat
didapatkan pasien mengeluh mual, tidak nafsu
makan, tampak pucat dan lemas serta terdapat
nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas.
TD 110/70mmHg, N=79X/menit, RR=24x/menit, suhu
39,8C dan hasil laboratorium HbsAg+.
Apakah masalah keperawatanyang tepat pada
kasus tersebut?
a. Ketidakseimbangan nutrisi
b. Gangguan pola napas
c. Intoleransi aktivitas
d. Hipertermi
e. Nyeri akut
Pembahasan
 Kuadaran kanan atas abdomen = organ
hati
 HbsAg+ = hepatitis
 Masalah utama pada hepatitis adalah
HIPERTERMIA.
 Seorang perempuan berusia 45 tahun dirawat di
ruang penyakit dalam dengan keluhan diare.
Hasil pengkajian: pasien mengeluh lemas, BAB
10x, konsistensi encer dan terdapat lendir. TD
90/50 mmHg, N=100x/menit, RR= 24x/menit,
suhu= 38,5C, keseimbangan cairan minus 600
cc/24 jam.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus
tersebut?
a. Hipertermia
b. Gangguan eliminasi
c. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
d. Intoleransi aktivitas
e. Diare
SISTEM PERSYARAFAN
 Seorang laki- laki berusia 43 tahun dirawat di ruang
neurologi dengan paralisis pada tubuh bagian atas dan
pasien tampak cemas Berdasarkan hasil pengkajian TD:
130/70 mmHg, N= 85x/menit, RR= 20x/menit, pasien
mengalami sindrom Guillain-Barre. Saat ini pasien telah
terpasang intubasi dan ventilator.
Apakah intervensi keperawatan yang paling tepat
dilakukan untuk membantu pasien tersebut?
a. Mengkaji fungsi nervus
b. Memonitor vital sign
c. Melakukan perawatan ventilator
d. Melatih ROM
e. Memberikan informasi mengenai penyakitnya
Pembahasan
 pasien dengan sindrom Guillain Barre
mengalami ketakutan dan kecemasan
akibat paralisis tubuh bagian atas.
 Kunci : mengenali dengan jelas diagnose
keperawatan yang tepat, memilih
tindakan yang paling menolong untuk
kasus tersebut yang mengancam hidup
berdasarkan data dominan, memahami
dan mempraktikan prosedur (SOP)
dengan baik.

 Seorang perempuan berusia 75 tahun dirawat
di ruang neurologi dengan diagnosa medis
stroke haemorhagie. Hasil pengkajian saat
diberi rangsang nyeri kedua lengan fleksi
abnormal, pasien mampu membuka mata,
pupil anisokor kanan, reflek cahaya lambat
dan suara menggumam. TD 190/100mmHg,
N=100x/menit, RR= 27x/menit.
Berapa nilai GCS pada pasien tersebut?
a. 5
b. 6
c. 7
d. 8
e. 9
Pembahasan
Fokus : Hasil pengkajian saat diberi rangsang
nyeri kedua lengan fleksi abnormal, pasien
mampu membuka mata, pupil anisokor kanan,
reflek cahaya lambat dan suara menggumam
 Seorang perempuan berusia 75 tahun
dirawat di ruang neurologi hari ke-7 dengan
diagnosa medis stroke haemorhagie. Hasil
pengkajian stupor dengan GCS 9,
hemiparese sinistra, tampak kemerahan
pada kulit area penonjolan. Keadaan umum
pasien lemah, TD 190/100mmHg,
N=100x/menit, RR= 27x/menit, suhu 37,8C
Apakah intervensi keperawatan yang tepat
dilakukan pada kasus tersebut?
a. Memberi kompres hangat
b. Memasang kasur dekubitus
c. Monitor vital sign
d. Mobilisasi tiap 2 jam
e. Melatih ROM
Pembahasan
 Hemiparese  ketidakmampuan
mengubah posisi diri secara mandiri
mengalami penurunan suplai darah pada
area penonjolan/ tertekan iskemia
ganguan metabolisme kerusakan
jaringan.
Prinsip Intervensi : atasi terlebih dahulu yang
mengancam jiwa (kematian), dapat
menimbulkan kecacatan dan komplikasi
lanjutan.
(tidak sedang mengutamakan tindakan
mandiri atau kolaborasi).
SISTEM ENDOKRIN
 Seorang laki- laki berusia 54 tahun dirawat di
ruang penyakit dalam dengan DM tipe-2.
hasil pengkajian pasien mengatakan sering
merasa haus dan lapas, sering BAK pada
malam hari, turgor kulit lama kembali dan
tampak lemah.
Apakah masalah keperawatan utama pada
kasus tersebut?
a. Intoleransi aktivitas
b. Gangguan pola tidur
c. Gangguan pola eliminasi
d. Ketidakseimbangan nutrisi
e. Resiko defisit volume cairan
 Seorang perempuan berusia 65 tahun datang
ke poliklinik penyakit dalam diantar
keluarganya dengan keluhan lemas dan tidak
mau makan. Hasil pemeriksaan : pasien
tampak pucat, gelisah dan berkeringat dingin.
GDS : 55mg/dl.
Apakah intervensi yang tepat dilakukan pada
kasus tersebut?
a. Menganjurkan menghentikan obat gula
b. Menganjurkan untuk makan nasi
c. Memberikan minuman manis
d. Memberikan dextrose 40%
e. Memantau hipoglikemi
SISTEM MUSKULOSKELETAL
 Seorang laki-laki berusia 21 tahun dirawat di ruang
bedah orthopedic dengan keluhan patah patah
tulang lengan kanan yang tidak sembuh-sembuh
sejak 3 bulan yang lalu. Hasil pengkajian: kekuatan
otot : pasien dapat menggerakkan lengannya
tetapi tidak bisa menahan gravitasi. Riwayat
berobat ke dukun tulang, otot lengan mengalami
pengecilan.
Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien tersebut?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
Pembahasan
 Seorang perempuan berusia 55 tahun diantar
keluarga ke poli bedah dengan keluhan nyeri
dan kaku pada persendian kaki. Hasil
pengkajian skala nyeri 3 bertambah saat pagi
sehingga pasien sulit bergerak, menggunakan
alat bantu saat berjalan dan tampak lemas.
Pasien mengeluh penyakitnya tidak sembuh-
sembuh. Tidak ada riwayat penyakit asam urat.
Apakah masalah utama pada pasien tersebut?
a. Kerusakan mobilitas fisik
b. Risiko tinggi cedera
c. Kelemahan
d. Ansietas
e. Nyeri akut
Pembahasan
 Perawatan OA ditujukan untuk
mengurangi nyeri dan mobilisasi sendi.
 Skala nyeri 3 (ringan)
 Data fokus pada mobilitas fisik
SISTEM GINJAL DAN
PERKEMIHAN
 Seorang laki- laki berusia 46 tahun dirawat di ruang
bedah karena mengalami retensi urine. Saat ini
pasien dilakukan pemasangan kateter urine. Setelah
pelumasan kateter dengan jelly, kateter dimasukkan
dan tanpa hambatan, urin terlihat keluar dan
ditampung dalam bengkok.
Apakah tindakan selanjutnya dilakukan pada pasien
tersebut?
a. Memfiksasi kateter dengan penis menghadap
keatas
b. Meneruskan memasukkan kateter sampai
percabanagn
c. Menggelembungkan balon dengan Nacl 0.9%
d. Menyambungkan kateter ke kantong urin
e. Menanyakan respon verbal pasien
 Saat pemasangan kateter, urine keluar
diperkirakan balon fiksasi baru sampai ke uretra.
 Utk menjaga keamanan maka kateter harus
dimasukkan sampai ke percabangan agar balon
tdk menimbulkan trauma atau ruptur pada uretra.

 Prinsip intervensi/ tindakan keperawatan : Prinsip


Intervensi : atasi terlebih dahulu yang
mengancam jiwa (kematian), dapat
menimbulkan kecacatan dan komplikasi lanjutan.
SISTEM INTEGUMEN
 Seorang perempuan berusia 32 tahun, dirawat
diruang rawat luka bakar dengan luka bakar
derajar II. Hasil pengkajian: pasien mengatakan
nyeri pada daerah yang mengalami luka bakar,
lemas dan haus. Luka bakar daerah dada,
tangan kanan serta paha dan kaki kanan . TD
120/70 mmHg, N=108x/menit,RR=24x/menit,S=37,8
C.
Berapakah persentase luka yang dialami pasien
tersebut?
a. 44
b. 42
c. 36
d. 32
e. 27
Pembahasan
 Seorang laki- laki berusia 43 tahun, dirawat diruang
rawat luka bakar dengan luas luka 25%. Hasil
pengkajian: pasien mengatakan nyeri pada
daerah yang mengalami luka bakar, skala nyeri 7.
pasien tampak cemas dan sering bertanya
mengenai kondisi luka bakarnya. TD 120/70 mmHg,
N=108x/menit,RR=24x/menit,S=37,8 C.
Apakah masalah keperawatan utama pasien
tersebut?
a. Resiko kekurangan volume cairan
b. Kerusakan integritas kulit
c. Resiko infeksi
d. Hipertermi
e. Nyeri
SISTEM DARAH DAN KEKEBALAN
IMUN
 Seorang laki- laki berusia 37 tahun dirawat di ruang
penyakit dalam dengan keluhan diare kronis sejak sebulan
yang lalu. Pasien memiliki riwayat HIV dan mengalami
penurunan berat badan 15 kg dalam 3 bulan terakhir. Hasil
pengkajian : membran mukosa kering, turgor kulit tidak
elastis dan konsentrasi menurun. TD 110/70mmHg,
N=87x/menit, RR=20x/menit,S=37,8C
 Apakah masalah keperawatab prioritas pada pasien
tersebut?
a. Diare
b. Hipertermia
c. Gangguan integritas kulit
d. Kekurangan volume cairan tubuh
e. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai