Anda di halaman 1dari 29

Siska Rahmadiyani

Rabu, 10 Juli 2013


Analisis Visi MIsi

UJIAN AKHIR SEMESTER

PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTITUSI

OLEH:
SISKA RAHMADIYANI (101012113201022)

DOSEN PEMBIMBING:
SYURKA ALHAMDA, SKM, MKes
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2012-2013
DEFINISI

1. Visi (vision)
Visi dalam suatu organisasi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai
organisasi tersebut pada akhir periode perencanaan melalui misi.
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan
dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang
merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang (Akdon,
2006:94).
Hax dan Majluf dalam Akdon (2006:95) menyatakan bahwa visi adalah pernyataan yang
merupakan sarana untuk:
1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok.
2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber daya
manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).
3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan.
Visi memberikan gambaran konsistensi kinerja selama rentang waktu tertentu serta gambaran
menyeluruh mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi. Rentang waktu yang dimaksud di sini
bias saja berakhir ketika penggantian kepemimpinan atau ketika terjadi pergantian pandangan
anggota organisasi seiring perjalanannya, sesuai dengan kebutuhan suatu organisasi tersebut.
Dalam penentuan Visi sebaiknya suatu organisasi mempertimbangkan beberapa kriteria
sebagai berikut:
a. Visi harus dapat memberikan arah pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peranan
organisasi.
b. Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh
organisasi.
c. Visi harus ditetapkan secara rasional, realistis dan mudah dipahami.
d. Visi harus dirumuskan secara singkat, padat dan mudah diingat.
e. Visi harus dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian.
f. Visi harus selalu berlaku pada semua kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga
Visi hendaknya bersifat fleksibel.
g. Keunikan (kekhasan) dan kompetensi yang ditonjolkan.
h. Rangsangan inspirasi, antuasiasme, dan komitmen.

Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu ditafsirkan dengan baik, tidak
mengandung multi makna sehingga dapat menjadi acuan yang mempersatukan semua pihak
dalam sebuah organisasi.
Bagi institusi pendidikan Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah
yang diinginkan di masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang
dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang. Dalam menentukan visi tersebut,
sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan.

2. Misi (mision)
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam perumusan misi:
a. Misi harus sejalan dengan upaya pencapaian visi organisasi dan berlaku pada periode tertentu.
b. Misi harus dapat menggambarkan tindakan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi
organisasi.
c. Misi harus dapat menjembatani penjabaran visi ke dalam tujuan organisasi.

3. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dan Sasaran disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang
akan dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi.
Pernyataan tujuan mesti dilengkapi dengan sasaran sebagai ukuran kinerjanya. Sasaran
dilengkapi dengan target kinerja sehingga menjadi ukuran keberhasilan dari pencapaian visi dan
misi.
Kriteria penentuan Tujuan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan harus sejalan dengan visi dan misi dan berlaku pada periode jangka menengah.
b. Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai pada periode jangka
menengah.
c. Tujuan harus dapat dicapai dengan kemampuan yang dimiliki.
d. Tujuan harus dapat mengarahkan perumusan sasaran, strategi dan kebijakan, serta program dan
kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.
Kriteria dalam penentuan Sasaran adalah sebagai berikut:
a. Sasaran yang ditetapkan harus merupakan ukuran pencapaian dari Tujuan.
b. Sasaran mencerminkan berfungsinya outcomes dari semua program.
c. Sasaran harus dirumuskan dengan jelas dan terukur. Sasaran harus dilengkapi dengan target
kinerja.
Kriteria dalam menentukan target kinerja Sasaran harus memenuhi kaidah SMART, yaitu :
a. Specific; sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas.
b. Measurable; target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur.
c. Achievable; target kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumberdaya yang ada.
d. Relevant; mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target outcome dalam rangka mencapai
target impact yang ditetapkan.
e. Time Bond; waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan.

4. Arah Kebijakan dan Strategi


Arah kebijakan dan Strategi disusun sebagai pendekatan dalam memecahkan permasalahan
yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (jangka
menengah) serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran.

5. Program
Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih Kegiatan yang
dilaksanakan organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.
6. Kegiatan
Kegiatan adalah bagian dari Program yang dilaksanakan yang terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumberdaya baik personil (SDM), barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, dan/atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut
sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
7. Indikator Kinerja
Indikator ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja. Dalam manajemen
berbasis kinerja, terdapat 3 macam indicator :
a. Indikator Kinerja Kegiatan (Output).
Output merupakan keluaran berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian outcome program.
b. Indikator Kinerja Program (Outcome).
Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficiaries
tertentu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) dari kegiatan-kegiatan dalam satu
program.
c. Indikator Kinerja Tujuan (Impact).
Impact merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka panjang untuk beneficiaries tertentu
yang mencerminkan berfungsinya (outcome) dari beberapa program yang direncanakan untuk
mencapai sebuah Tujuan.

8. Target Kinerja
Target Kinerja ditetapkan setelah penyusunan indikator kinerja. Target kinerja menunjukkan
tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh suatu Program dan Kegiatan dalam
periode waktu yang telah ditetapkan. Kriteria dalam menentukan Target Kinerja juga harus
memenuhi kaidah SMART.
SEJARAH STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
STIKes Prima Nusantara Bukittinggi adalah suatu Lembaga Pendidikan yang bernaung
dibawah Yayasan, yang merupakan Badan Pengelola Perguruan Tinggi Swasta yang diberi nama
Yayasan Prima Nusantara, didirikan berdasarkan Akte Notaris Yusfaisal Nomor: 19 tanggal 31
Mei 2001, dan Perubahan Akta Yayasan berdasarkan UU No.28 Tahun 2004 berdasarkan Akte
Notaris Elfita Achtar, SH Nomor : 64 tanggal 25 Juni 2010, dengan Surat Keputusan Kemhuk &
HAM RI Nomor. AHU-5060.AH.01.04.Tahun 2010 tanggal 13 Desember 2010.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes) Prima Nusantara Bukittinggi beralamat di Jalan
Kusuma Bhakti No.99 Gulai Bancah Bukittinggi berdiri sejak tahun 2002 dengan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 159/D/O/2002 Tanggal 2 Agustus 2002.
Dengan kerja keras Yayasan dan seluruh civitas akademika maka Yayasan Prima Nusantara
telah melakukan konversi/peningkatan status dari Akademi Kebidanan (AKBID) Prima
NusantaraSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Prima Nusantara berdasarkan SK Dirjen
Dikti Nomor 146/D/O/2009 yang terdiri dari 4 program studi yaitu Program Studi S-1
Keperawatan, Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Program Studi D-IV Bidan Pendidik
dan Program Studi DIII Kebidanan.
Dalam rangka peningkatan mutu disegala bidang, baik itu ditingkat pengelola maupun
mahasiswa, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi telah melaksanakan 2
kali Akreditasi yaitu :
1. Akreditasi dari Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan R.I No.HK.00.03.2.2.01259 Tanggal 14 Juli
2006 dengan peringkat Strata B+ ( nilai 85,01 )
2. Akreditasi BAN-PT SK.NO:020./BAN.PT/AK-1X/PPL-III/IX/2009
Sarana dan prasarana (gedung, ruang kuliah, laboratorium, dan perpustakaan) yang ada
cukup memadai, meskipun masih diperlukan beberapa perbaikan karena STIKes Prima
Nusantara masih dalam tahap pembangunan. STIKes Prima Nusantara memiliki 3 ruang
laboratorium yang dilengkapi komputer dan peralatan praktikum.
Sebagai salah satu sarana penunjang pendidikan kesehatan di kampus STIKes Prima
Nusantara, maka perpustakaan STIKes Prima Nusantara hadir dan siap melayani seluruh civitas
akademika STIKes Prima Nusantara yang membutuhkan referensi. Selain dilengkapi dengan
literatur dari keempat program studi, perpustakaan STIKes Prima Nusantara juga dilengkapi
dengan literatur kesehatan lainnya baik berupa buku, majalah, jurnal, ataupun yang lainnya.
Selain dalam bentuk fisik, literatur di perpustakaan STIKes Prima Nusantara juga disediakan
dalam bentuk digital/soft copy. Didesain dengan cukup luas, perpustakaan STIKes Prima
Nusantara dapat menampung mahasiswa dan civitas akademika STIKes Prima Nusantara.
Perpustakaan STIKes Prima Nusantara juga dilengkapi dengan komputer yang memadai untuk
mencari dan mendownload literatur di internet. Selain itu juga terdapat meja belajar untuk
mahasiswa berdiskusi dan belajar dengan nyaman.
STIKes Prima Nusantara memiliki 6 ruang kelas yang mampu menampung mahasiswa
sebanyak 70 orang. Karena kenyamanan sebuah ruang kelas merupakan salah satu faktor
keberhasilan setiap kegiatan belajar-mengajar, untuk itu, setiap ruang kelas di lingkungan
STIKes Prima Nusantara dirancang sangat representatif, LCD proyektor, white board, dan sound
system yang memadai.
Tenaga edukatif di STIKes Prima Nusantara adalah dosen tetap berjumlah 35 orang, yang
memiliki jabatan fungsional: 1 orang ketua, 2 orang wakil ketua, 4 orang kepala program studi.
Distribusi berdasarkan jenjang pendidikan menunjukkan bahwa 5 dosen telah berpendidikan S2
(81,82 %), dan 30 dosen masih S1 (6,82 %). Sedangkan 4 dosen sedang menempuh pendidikan
lanjut pada jenjang S2.
Mayoritas mahasiswa STIKes Prima Nusantara berasal dari SMU-SMU di provinsi
Sumatera Barat, dan beberapa berasal dari provinsi lain.
Kurikulum pendidikan pada berbagai Program Studi dalam lingkungan STIKes Prima
Nusantara disusun berdasarkan SK Mendiknas Nomor: 232/U/2000 tentang : Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan SK Mendiknas Nomor: 045/U/2002 tentang :
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi dan SK Dirjen Dikti Nomor: 43/DIKTI/Kep/2006 tentang
mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dan SK Dirjen Dikti Nomor 44/Dikti/kep/2006
tentang mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) dengan mempertimbangkan masukan
dari lembaga Profesi.

PENYUSUNAN RENSTRA
Dalam penyusunannya, Renstra STIKes Prima Nusantara hendaknya menempuh pendekatan
langsung (direct approach), yang diawali dengan pembahasan mendalam tentang visi dan misi
yang hendak dicapai, dilanjutkan dengan analisis SWOT, lalu melakukan identifikasi terhadap
persoalan-persoalan strategis yang perlu diselesaikan.

KONDISI UMUM STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI


Kondisi umum STIKes Prima Nusantara dipotret melalui mekanisme evaluasi diri, yang
bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja dan kondisi STIKes Prima Nusantara. Analisis
dilakukan pada aspek Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities),
dan Ancaman (Threats), biasa dikenal dengan analisis SWOT. Pelaksanaan analisis SWOT
dilakukan melalui tahapan berikut:
1. Langkah 1 : Identifikasi kelemahan dan ancaman yang paling mendesak untuk diatasi
secara umum pada semua komponen.
2. Langkah 2 : Identifikasi kekuatan dan peluang yang dapat mengatasi kelemahan dan
ancaman yang telah diidentifikasi pada Langkah 1.
3. Langkah 3 : Memasukkan butir-butir hasil identifikasi (Langkah 1 dan Langkah 2)
4. Langkah 4 : Merumuskan strategi untuk menangani kelemahan dan ancaman,
termasuk pemecahan masalah, perbaikan, dan pengembangan program secara berkelanjutan.
5. Langkah 5 : Menentukan prioritas penanganan kelemahan dan ancaman itu, dan
menyusun suatu rencana tindakan untuk melaksanakan program penanganan.

A) Rangkuman analisis SWOT untuk komponen Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, disajikan
pada Tabel berikut :
Tabel Komponen A : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Kekuatan 1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang tegas dan realistis
2. Terakreditasi oleh BAN-PT.
Kelemahan 1. Masih kurang selarasnya implementasi antara visi, misi, dan
tujuan STIKes Prima Nusantara
2. Visi, misi, tujuan, dan sasaran STIKes Prima Nusantara belum
tersosialisasi dengan baik, terutama bagi mereka yang baru
masuk ke sistem
Peluang 1. Meningkatnya permintaan dari pengguna lulusan
Ancaman 1. Perkembangan ilmu dan kebutuhan pengguna lulusan yang
cepat membutuhkan penyesuaian visi, misi, tujuan dan sasaran
STIKes Prima Nusantara
2. STIKes Prima Nusantara yang lebih mapan pada perguruan
tinggi lain dan menjadi pilihan calon mahasiswa
3. Munculnya penyelenggara pendidikan tinggi teknik elektro
lainnya

B) Rangkuman analisis SWOT untuk komponen Kepengurusan, Kepemimpinan, Sistem


Pengelolaan dan Penjaminan Mutu, disajikan pada Tabel berikut :
Tabel Komponen B: Kepengurusan, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan Penjaminan
Mutu
Kekuatan 1. Adanya struktur organisasi dan pendeskripsian tugas dan
tanggung jawab secara jelas
2. Tersedianya pedoman kerja bagi para pengurus
3. Adanya implementasi umpan balik dari mahasiswa atas
pelaksanaan PBM
4. Adanya implementasi umpan balik pengguna lulusan terhadap
kinerja lulusan
Kelemahan 1. Pengaturan kerja jabatan fungsional dan struktural belum
dilaksanakan secara efektif
2. Pelaksanaan program kegiatan belum efektif dan efisien
3. Hasil evaluasi program kegiatan belum ditindaklanjuti secara
professional
4. Fasilitas yang belum memadai dari yayasan untuk menunjang
peningkatan SDM
5. Jadwal yang sering tidak sesuai dengan kalender akademik.
Peluang 1. Kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
2. Adanya kerjasama dengan berbagai stakeholders dan
organisasi masyarakat lainnya
3. Adanya komitmen dosen dan mahasiswa dalam peningkatan
kualitas
4. Interaksi dosen dan mahasiswa yang saling mendukung
Ancaman Biaya operasional besar
2. Tuntutan mahasiswa terhadap layanan yang cepat dan efisien
3. Perubahan dunia industri yang pesat
4. Daya saing dan mutu lulusan yang tinggi dan berbasis hasil
penilaian akreditasi (BAN-PT)
5. Tuntutan semakin besar terhadap kualitas pengelolaan
program
C) Rangkuman analisis SWOT untuk komponen Mahasiswa dan Lulusan, disajikan pada
Tabel berikut :
Tabel Komponen C : Mahasiswa dan lulusan
Kekuatan 1. Program Studi yang ada di STIKes Prima Nusantara banyak
diminati lulusan SLTA dan SMK
2. Kebutuhan daerah akan tenaga kesehatan semakin tinggi
Kelemahan 1. Kurangnya minat mahasiswa untuk mengembangkan diri
2. Kurang aktifnya mahasiswa dalam kegiatan ekstra dan intra
kurikuler
3. Kurangnya kemampuan bahasa ingris
4. Kurangnya keinginan mahasiswa untuk memanfaatkan
fasilitas yang ada
Peluang 1. Banyaknya permintaan lulusan tenaga kesehatan dari berbagai
lembaga terkait
2. Berbagai pelatihan untuk meningkatkan softskill mahasiswa
3. Dengan kompetisi yang ketat dalam proses seleksi dan
kualitas akademik yang baik calon mahasiswa semasa di SLTA
sederajat, ada peluang bagi STIKes Prima Nusantara untuk
menghasilkan lulusan yang berkualitas
4. Lulusan dapat dimanfaatkan dalam memberikan informasi
lowongan pekerjaan
5. Akreditasi memberi nilai tambah bagi lulusan STIKes Prima
Nusantara untuk bersaing di bursa tenaga kerja
Ancaman 1. Munculnya lembaga pendidikan yang menjamin lapangan
kerja
2. Dalam waktu beberapa tahun ke depan kompetisi memperoleh
pekerjaan di daerah semakin ketat seiring meningkatnya
jumlah lulusan
D) Rangkuman analisis SWOT untuk Sumber Daya Manusia, disajikan pada Tabel berikut :
Tabel Komponen C : SDM
Kekuatan 1. Komitmen yang tinggi dari dosen dalam pelaksanaan
Tridharma
2. Sistem rekruitmen dan seleksi dosen dan tenaga pendukung
yang jelas dan terstruktur
Kelemahan 1. Rasio dosen : mahasiswa belum sesuai
2. Kualifikasi pendidikan dosen tetap dan tenaga penunjang
belum memnuhi tuntutan pasar
3. Dosen pembina mata kuliah masih sesuai dengan bidang
ilmunya
4. Implementasi umpan balik terhadap kurikulum dari
masyarakat pengguna lulusan belum dilaksanakan secara
optimal
Peluang 1. Universitas berkomitmen untuk mengembangkan kurikulum
disetiap program studi melalui penyediaan sarana, prasarana
dan pengingkatan kualitas SDM
Ancaman 1. Perkembangan ilmu dan bidang kesehatan yang sangat cepat
2. Tuntutan masyarakat dan pengguna lulusan terhadap relevansi
kurikulum dengan dunia kerja

E) Komponen E : Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik


Tabel untuk Komponen E:
Kekuatan 1. Kurikulum yang secara berkala disesuaikan dengan kebutuhan
di lapangan kerja
2. Adanya regulasi dalam proses pengerjaan tugas akhir untuk
mempercepat kelulusan
3. Kurikulum dirancang untuk mengembangkan potensi
kemampuan mahasiswa
4. Penggunaan fasilitas multimedia pada proses belajar mengajar
Kelemahan 1. Suasana akademik dan lingkungan yang masih belum
kondusif
2. Peralatan laboratorium yang masih kurang memadai
3. GBPP dan SAP belum lengkap untuk seluruh mata kuliah
4. Ketidak sesuaian antara silabus dengan mata kuliah yang
disampaikan.
5. Banyak mata kuliah piliha yang kurang tepat untuk diadakan
6. Instrumen monitoring aktivitas staf dan mahasiswa masih
lemah
7. Mekanisme umpan balik dari mahasiswa dalam pelaksanaan
pengajaran masih lemah
8. Kurangnya fasilitas laboratorium dapat mengurangi
penguasaan dan pemahaman mahasiswa
Peluang 1. Adanya kebijakan DIKTI mengenai otonomi progam studi
2. Untuk revisi kurikulum dapat menjalin kerjasama dengan
institusi yang lebih mapan dan dengan institusi pemerintah
maupun swasta sebagai pengguna lulusan sekaligus menjaring
umpan balik
3. Kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah, dapat
dimanfaatkan sebagai tempat magang atau praktek untuk
menambah pemahaman dan wawasan mahasiswa
Ancaman 1. Perkembangan teknologi yang cepat menyebabkan
kompetensi lulusan yang dibutuhkan di lapangan kerja
berubah
2. Kebutuhan pasar yang cepat berubah mengharuskan
perubahan kurikulum mengikuti perubahan pasar
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat
menyebabkan proses pedidikan harus terus menyesuaikan diri
agar up-to-date

F) Komponen F : Pembiayaan, Sarana, Prasarana dan Sistem Informasi


Tabel Komponen F:
Kekuatan 1. Adanya dana hibah untuk pengembangan kegiatan dan
fasilitas laboratorium
2. Mahasiswa memiliki opsi koleksi bahan ajar di perpustakaan,
juga e-journal terakreditasi nasional dan internasional
3. Tersedianya hibah kompetisi untuk penelitian dan pengabdian
masyarakat
Kelemahan 1. Alokasi penggunaan dana yang belum terkoordinir
2. Ruang kuliah yang belum cukup
3. Koleksi buku untuk mata kuliah masih minim
4. Terbatasnya waktu penelitian yang dimiliki dosen karena
harus melakukan aktifitas Tri Dharma yang lain, khususnya
pendidikan dan pengajaran
5. Kurangnya peralatan laboratorium yang menunjang penelitian
dosen
6. Belum optimalnya aplikasi hasil penelitian ke masyarakat
7. Kuantitas kegiatan pengabdian masyarakat oleh dosen masih
rendah
8. Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen masih rendah
9. Keikutsertaan mahasiswa dalam ajang lomba karya ilmiah
/PKM masih rendah
10. Belum semua dosen mempublikasikan hasil penelitiannya
pada tingkat internasional
11. Kurangnya buku/jurnal terbaru bidang kesehatan di
perpustakaan
Peluang 1. Kesempatan mendapatkan dana penelitian dan pengabdian
baik dari DIKTI maupun lembaga lain cukup tinggi
2. Kebutuhan masyarakat akan aplikasi teknologi dari ilmu
kesehatan sangat tinggi
3. Banyak komponen masyarakat yang memerlukan
sosialisasi/bimbingan terkait bidang keilmuan dan profesi
kesehatan yanng ada di STIKes Prima Nusantara
4. Adanya permintaan dari berbagai instansi terhadap ahli bidang
kesehatan
5. Pesatnya perkembangan teknologi di bidang kesehatan
sebagai pendorong terciptanya penelitian inovatif
Ancaman 1. Banyaknya program studi di universitas lain di Kota
Bukittinggi khususnya dan Sumatera Barat umumnya.
2. Tingkat kepedulian dan penghargaan masyarakat terhadap
hasil-hasil penelitian masih rendah
3. Persaingan untuk mendapatkan dana penelitian/pengabdian
semakin tinggi

G) Analisis SWOT untuk keseluruhan


Analisis SWOT secara keseluruhan dilakukan dengan meninjau tiga komponen yang saling
terkait dalam penyelenggaraan pendidikan di STIKes Prima Nusantara, yaitu:
1) Analisis SWOT untuk komponen MASUKAN, yang terdiri dari mahasiswa, sumberdaya
manusia, kurikulum, pembiayaan, sarana dan prasarana.
2) Analisis SWOT untuk komponen PROSES
3) Analisis SWOT untuk komponen KELUARAN.

1) Analisis SWOT untuk Komponen Masukan


2)
2) Analisis SWOT untuk Komponen Proses
3)
3) Analisis SWOT untuk Komponen keluaran
VISI, MISI DAN TUJUAN STIKes PRIMA NUSANTARA

VISI DAN MISI STIKes PRIMA NUSANTARA


Dalam rangka mewujudkan Sekolah Tinggi yang berkualitas dan ternama STIKes Prima
Nusantara mempunyai visi 2015 untuk menjadi Sekolah Tinggi yang inovatif, adaptif, dan
terkemuka dalam pendidikan, penelitian, dan penerapan ilmu kesehatan.
VISI STIKes PRIMA NUSANTARA 2015:
MENJADI INSTITUSI YANG TERKEMUKA
DALAMPENYELENGGARAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI DI
BIDANG KESEHATAN, GUNAMENGHASILKAN LULUSAN YANG
BERKUALITAS, KOMPETEN DAN BERTAQWA SERTA MAMPU
BERSAINGDI PASAR REGIONAL MAUPUN NASIONAL

Yang dimaksud dengan lulusan berkualitas adalah lulusan yang bernilai di masyarakat.
Kompeten maksudnya setip lulusan memiliki hard skill dan soft skill sesuai dengan bidang
keilmuan yang dimiliki.
Untuk mencapai visi 2015 di atas, STIKes Prima Nusantara menentukan Misi 2010-2015
yang merumuskan upaya-upaya yang akan dilaksanakan, sebagai berikut:
KODE MISI
Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
M1 masyarakat guna mendukung pembangunan nasional bidang
kesehatan.
Membina kehidupan akademik yang kompetitif, kreatif, sehat dan
M2
harmonis
Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
M3 bidang kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai akademik yang
berlaku.
Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai kelimuan yang
M4
dimiliki dan kebutuhan masyarakat.

TUJUAN STIKes PRIMA NUSANTARA 2010-2015


Untuk melaksanakan misi dan mewujudkan visi STIKes Prima Nusantara, perlu dirumuskan
tujuan dan sasaran-sasaran strategis tahun 2010-2015 yang lebih jelas menggambarkan ukuran-
ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi.

KODE TUJUAN STRATEGIS


Terlaksananya proses pembelajaran yang kondunsif dan kreatif,
penelitian yang berkualitas serta mampu melaksanakan pengabdian
T1
pada masyarakat yang peka terhadap kebutuhan masyarakat sesuai
dengan pengembangan ilmu kesehatan.
Terciptanya suasana akademik yang kondusif, bersinergi dan mampu
T2 menumbuhkembangkan nilai-nilai akademik dan soft skill sivitas
akademika.
Menghasilkan lulusan yang mampu menggali dan mengkaji keilmuan
T3 kesehatan serta dapat mengimplementasikannya secara tepat sesuai
dengan kebutuhan pasar.
Menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang profesional, kompeten,
yang mempunyai kemampuan soft skill dan hard skill, terampil,
T4
bertanggung jawab, bersifat kritis, tenggang rasa (tepo selero) serta
cerdas dan berdedikasi tinggi.

SASARAN STIKes PRIMA NUSANTARA 2010- 2015


Untuk mengukur ketercapaian tujuan, dibutuhkan sejumlah sasaran strategis yang
menggambarkan kondisi yang mesti dicapai pada tahun 2013. Sasaran strategis untuk tiap tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Sasaran untuk Tujuan T1
KODE SASARAN
S1.1 Sekurang-kurangnya 30% dosen mendapatkan hibah penelitian
kompetitif; 20% dosen mendapatkan hibah pengabdian
masyarakat.
S1.2 Sekurang-kurangnya 15% dosen dengan publikasi internasional;
20% dosen dengan publikasi nasional terakreditasi.
S1.3 Sekurang-kurangnya 15% dosen mengikuti seminar internasional;
30% dosen mengikuti seminar nasional.

2) Sasaran untuk Tujuan T2


KODE SASARAN
S2.1 Ketersediaan SOP untuk semua layanan administrasi dan
akademik.
S2.2 Sekurang-kurangnya 90% informasi akademik terpublikasi lewat
situs resmi PSTE.
S2.3 100% borang dan panduan akademik tersedia secara online
S2.4 100% ruangan kerja/laboratorium di PSTE terkoneksi ke
jaringan/internet.

3) Sasaran untuk Tujuan T3


KODE SASARAN
S3.1 Sekurang-kurangnya terlaksana 3 kegiatan kerjasama dengan
institusi non-akademik dan 3 kegiatan kerjasama dengan institusi
akademik.

4) Sasaran untuk Tujuan T4


KODE SASARAN
S4.1 Sekurang-kurangnya 95% dosen berkualifikasi minimal S-2
S4.2 Sekurang-kurangnya 90% mata kuliah mencapai jumlah tatap
muka minimal 15 kali.
S4.3 IPK rata-rata mahasiswa > 3
S4.4 Sekurang-kurangnya 40% lulusan mendapat pekerjaan kurang dari
6 bulan setelah lulus.

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI PENGEMBANGAN STIKes PRIMA NUSANTARA


Strategi merupakan upaya yang sistematis untuk mencapai tujuan strategis yang telah
ditetapkan melalui pencapaian sasaran-sasaran strategis dari tujuan strategis tersebut. Tiap
strategi menjelaskan komponen-komponen yang harus disediakan atau dikondisikan untuk
mencapai sasaran-sasaran strategis dari tujuan strategis.
1) Strategi Pencapaian Tujuan T1
Tujuan strategis T1, terlaksananya proses pembelajaran yang kondunsif dan kreatif,
penelitian yang berkualitas serta mampu melaksanakan pengabdian pada masyarakat yang peka
terhadap kebutuhan masyarakat sesuai dengan pengembangan ilmu kesehatan., dicapai dengan
menggunakan strategi sebagai berikut:
a) Peningkatan kapasitas dosen dalam penyusunan proposal P2M dan penulisan ilmiah.
b) Peningkatan partisipasi dosen dalam kegiatan P2M.
c) Pengembangan grup penelitian (peer group) dosen berdasarkan bidang keahlian dan penyusunan
road map penelitian.
d) Penyediaan akses pada jurnal-jurnal ilmiah.
e) Peningkatan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah dosen.
f) Peningkatan kualitas (akreditasi) Jurnal Rekayasa Elektrika.

2) Strategi Pencapaian Tujuan T2


Tujuan strategis T2, terciptanya suasana akademik yang kondusif, bersinergi dan mampu
menumbuhkembangkan nilai-nilai akademik dan soft skill sivitas akademika, dicapai dengan
menggunakan strategi sebagai berikut:
a) Penataan struktur organisasi STIKes Prima Nusantara dan tugas pokoknya untuk menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran.
b) Pemanfaatan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan STIKes Prima
Nusantara.
c) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas.
d) Pengembangan dan penguatan kelembagaan.

3) Strategi Pencapaian Tujuan T3


Tujuan strategis T3, menghasilkan lulusan yang mampu menggali dan mengkaji keilmuan
kesehatan serta dapat mengimplementasikannya secara tepat sesuai dengan kebutuhan pasar,
dicapai dengan menggunakan strategi sebagai berikut:
a) Peningkatan kerjasama akademik dan non-akademik dengan berbagai institusi baik di daerah,
nasional, maupun internasional.
b) Penguatan peran alumni untuk pengembangan STIKes Prima Nusantara dan peningkatan
kualitas lulusan.

4) Strategi Pencapaian Tujuan T4


Tujuan strategis T4, menghasilkan lulusan tenaga kesehatan yang profesional, kompeten,
yang mempunyai kemampuan soft skill dan hard skill, terampil, bertanggung jawab, bersifat
kritis, tenggang rasa (tepo selero) serta cerdas dan berdedikasi tinggi, dicapai dengan
menggunakan strategi sebagai berikut:
a) Penyesuaian kurikulum STIKes Prima Nusantara dengan perkembangan keilmuan, kebutuhan
industri dan masyarakat.
b) Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana akademik untuk penerapan sistem
pembelajaran berkualitas.
c) Peningkatan kualitas staf akademik.
d) Pelaksanaan penjaminan mutu akademik berdasarkan baku mutu yang terus dikembangkan
secara berkelanjutan.
e) Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam bidang penalaran, niat, dan bakat.
f) Peningkatan partisipasi mahasiswa dalam kompetisi ilmiah.

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN STIKes PRIMA NUSANTARA 2010- 2015


Strategi untuk pencapaian masing-masing tujuan dipakai untuk menentukan arah kebijakan
pengembangan STIKes Prima Nusantara lima tahun ke depan.
KODE STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan kapasitas dosen
ST1.1 dalam penyusunan proposal P2M
a) Workshop penulisan proposal
dan penulisan ilmiah.
Peningkatan partisipasi dosen
ST1.2
dalam kegiatan P2M.
Pengembangan grup penelitian
(peer group) dosen berdasarkan
ST1.3
bidang keahlian dan penyusunan
b) Inisiasi dan penguatan research
road map penelitian. group.
Penyediaan akses pada jurnal-
ST1.4 c) Penyusunan/pemutakhiran road
jurnal ilmiah.
map penelitian.
Peningkatan kuantitas dan kualitas
ST1.5
publikasi ilmiah dosen.
Peningkatan kualitas (akreditasi)
ST1.6
Jurnal Rekayasa Elektrika.
Penataan struktur organisasi
STIKes Prima Nusantara dan tugas
ST2.1 d) Restrukturasi organisasi.
pokoknya untuk menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran.
ST2.2 Pemanfaatan teknologi informasi
untuk meningkatkan kualitas
e) Pengembangan situs resmi
pengelolaan STIKes Prim PSTE, staf, laboratorium.
Nusantara. f) Pemanfaatan sistem informasi
akademik.

Peningkatan transparansi dan


ST2.3
akuntabilitas. g) Penyusunan rencana strategis
Pengembangan dan penguatan dan laporan tahunan.
ST2.4
kelembagaan.
Peningkatan kerjasama akademik
h) Penyelenggaraan seminar
dan non-akademik dengan
ST3.1 nasional.
berbagai institusi baik di daerah,
i) Pembentukan forum kesehatan
nasional, maupun internasional.
daerah.
Penguatan peran alumni untuk
pengembangan STIKes Prima
ST3.2 j) Komunikasi dengan alumni
Nusantara dan peningkatan
kualitas lulusan.
Penyesuaian kurikulum STIKes
Prima Nusantara dengan
ST4.1 k) Pemutakhiran kurikulum.
perkembangan keilmuan,
l) Re-grouping bidang keahlian
kebutuhan industri dan
dan mata kuliah
masyarakat.
Penyediaan dan peningkatan
m) Peremajaan fasilitas lab.
sarana dan prasarana akademik
ST4.2
n) Penaatan ruang dosen dan
untuk penerapan sistem
jaringan computer.
pembelajaran berkualitas.
o) Penyediaan bahan ajar.
ST4.3 Peningkatan kualitas staf
p) Pendidikan lanjutan untuk staf
akademik.
Pelaksanaan penjaminan mutu q) Monitoring kesesuaian materi
ST4.4 akademik berdasarkan baku mutu ajar dan silabus.
yang terus dikembangkan secara
r) Peningkatan jumlah tatap muka
berkelanjutan. per mata kuliah.
Peningkatan kemampuan
ST4.5 Penerapan sistem kredit
mahasiswa dalam bidang
kegiatan mahasiswa.
penalaran, niat, dan bakat.
ST4.6 Peningkatan partisipasi mahasiswa
Bimbingan dan pelatihan
dalam kompetisi ilmiah.

STRUKTUR PROGRAM STRATEGIS


Keterkaitan antara program strategis 2010-2015 dengan masing-masing tujuan dalam upaya
mencapai Visi 2015, secara ringkas dapat dilihat di bawah ini.
Program Strategis Tujuan
Menghasilkanlulusan tenaga kesehatan yang
profesional, kompeten, yang
mempunyaikemampuan soft skill dan hard skill,
terampil, bertanggung jawab, bersifatkritis,
tenggang rasa (tepo selero) serta cerdas dan
berdedikasi tinggi.

Anda mungkin juga menyukai