OLEH:
SISKA RAHMADIYANI (101012113201022)
DOSEN PEMBIMBING:
SYURKA ALHAMDA, SKM, MKes
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
2012-2013
DEFINISI
1. Visi (vision)
Visi dalam suatu organisasi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai
organisasi tersebut pada akhir periode perencanaan melalui misi.
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik dan ingin diwujudkan
dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang
merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan datang (Akdon,
2006:94).
Hax dan Majluf dalam Akdon (2006:95) menyatakan bahwa visi adalah pernyataan yang
merupakan sarana untuk:
1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi dalam arti tujuan dan tugas pokok.
2. Memperlihatkan framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber daya
manusia organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).
3. Menyatakan sasaran utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan.
Visi memberikan gambaran konsistensi kinerja selama rentang waktu tertentu serta gambaran
menyeluruh mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi. Rentang waktu yang dimaksud di sini
bias saja berakhir ketika penggantian kepemimpinan atau ketika terjadi pergantian pandangan
anggota organisasi seiring perjalanannya, sesuai dengan kebutuhan suatu organisasi tersebut.
Dalam penentuan Visi sebaiknya suatu organisasi mempertimbangkan beberapa kriteria
sebagai berikut:
a. Visi harus dapat memberikan arah pandangan ke depan terkait dengan kinerja dan peranan
organisasi.
b. Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh
organisasi.
c. Visi harus ditetapkan secara rasional, realistis dan mudah dipahami.
d. Visi harus dirumuskan secara singkat, padat dan mudah diingat.
e. Visi harus dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian.
f. Visi harus selalu berlaku pada semua kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga
Visi hendaknya bersifat fleksibel.
g. Keunikan (kekhasan) dan kompetensi yang ditonjolkan.
h. Rangsangan inspirasi, antuasiasme, dan komitmen.
Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu ditafsirkan dengan baik, tidak
mengandung multi makna sehingga dapat menjadi acuan yang mempersatukan semua pihak
dalam sebuah organisasi.
Bagi institusi pendidikan Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil sekolah
yang diinginkan di masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan selalu diwarnai oleh peluang
dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa datang. Dalam menentukan visi tersebut,
sekolah harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan.
2. Misi (mision)
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam perumusan misi:
a. Misi harus sejalan dengan upaya pencapaian visi organisasi dan berlaku pada periode tertentu.
b. Misi harus dapat menggambarkan tindakan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi
organisasi.
c. Misi harus dapat menjembatani penjabaran visi ke dalam tujuan organisasi.
5. Program
Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih Kegiatan yang
dilaksanakan organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran.
6. Kegiatan
Kegiatan adalah bagian dari Program yang dilaksanakan yang terdiri dari sekumpulan
tindakan pengerahan sumberdaya baik personil (SDM), barang modal termasuk peralatan dan
teknologi, dana, dan/atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumberdaya tersebut
sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
7. Indikator Kinerja
Indikator ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja. Dalam manajemen
berbasis kinerja, terdapat 3 macam indicator :
a. Indikator Kinerja Kegiatan (Output).
Output merupakan keluaran berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian outcome program.
b. Indikator Kinerja Program (Outcome).
Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficiaries
tertentu yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output) dari kegiatan-kegiatan dalam satu
program.
c. Indikator Kinerja Tujuan (Impact).
Impact merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka panjang untuk beneficiaries tertentu
yang mencerminkan berfungsinya (outcome) dari beberapa program yang direncanakan untuk
mencapai sebuah Tujuan.
8. Target Kinerja
Target Kinerja ditetapkan setelah penyusunan indikator kinerja. Target kinerja menunjukkan
tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh suatu Program dan Kegiatan dalam
periode waktu yang telah ditetapkan. Kriteria dalam menentukan Target Kinerja juga harus
memenuhi kaidah SMART.
SEJARAH STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
STIKes Prima Nusantara Bukittinggi adalah suatu Lembaga Pendidikan yang bernaung
dibawah Yayasan, yang merupakan Badan Pengelola Perguruan Tinggi Swasta yang diberi nama
Yayasan Prima Nusantara, didirikan berdasarkan Akte Notaris Yusfaisal Nomor: 19 tanggal 31
Mei 2001, dan Perubahan Akta Yayasan berdasarkan UU No.28 Tahun 2004 berdasarkan Akte
Notaris Elfita Achtar, SH Nomor : 64 tanggal 25 Juni 2010, dengan Surat Keputusan Kemhuk &
HAM RI Nomor. AHU-5060.AH.01.04.Tahun 2010 tanggal 13 Desember 2010.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ( STIKes) Prima Nusantara Bukittinggi beralamat di Jalan
Kusuma Bhakti No.99 Gulai Bancah Bukittinggi berdiri sejak tahun 2002 dengan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 159/D/O/2002 Tanggal 2 Agustus 2002.
Dengan kerja keras Yayasan dan seluruh civitas akademika maka Yayasan Prima Nusantara
telah melakukan konversi/peningkatan status dari Akademi Kebidanan (AKBID) Prima
NusantaraSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Prima Nusantara berdasarkan SK Dirjen
Dikti Nomor 146/D/O/2009 yang terdiri dari 4 program studi yaitu Program Studi S-1
Keperawatan, Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat, Program Studi D-IV Bidan Pendidik
dan Program Studi DIII Kebidanan.
Dalam rangka peningkatan mutu disegala bidang, baik itu ditingkat pengelola maupun
mahasiswa, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi telah melaksanakan 2
kali Akreditasi yaitu :
1. Akreditasi dari Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan R.I No.HK.00.03.2.2.01259 Tanggal 14 Juli
2006 dengan peringkat Strata B+ ( nilai 85,01 )
2. Akreditasi BAN-PT SK.NO:020./BAN.PT/AK-1X/PPL-III/IX/2009
Sarana dan prasarana (gedung, ruang kuliah, laboratorium, dan perpustakaan) yang ada
cukup memadai, meskipun masih diperlukan beberapa perbaikan karena STIKes Prima
Nusantara masih dalam tahap pembangunan. STIKes Prima Nusantara memiliki 3 ruang
laboratorium yang dilengkapi komputer dan peralatan praktikum.
Sebagai salah satu sarana penunjang pendidikan kesehatan di kampus STIKes Prima
Nusantara, maka perpustakaan STIKes Prima Nusantara hadir dan siap melayani seluruh civitas
akademika STIKes Prima Nusantara yang membutuhkan referensi. Selain dilengkapi dengan
literatur dari keempat program studi, perpustakaan STIKes Prima Nusantara juga dilengkapi
dengan literatur kesehatan lainnya baik berupa buku, majalah, jurnal, ataupun yang lainnya.
Selain dalam bentuk fisik, literatur di perpustakaan STIKes Prima Nusantara juga disediakan
dalam bentuk digital/soft copy. Didesain dengan cukup luas, perpustakaan STIKes Prima
Nusantara dapat menampung mahasiswa dan civitas akademika STIKes Prima Nusantara.
Perpustakaan STIKes Prima Nusantara juga dilengkapi dengan komputer yang memadai untuk
mencari dan mendownload literatur di internet. Selain itu juga terdapat meja belajar untuk
mahasiswa berdiskusi dan belajar dengan nyaman.
STIKes Prima Nusantara memiliki 6 ruang kelas yang mampu menampung mahasiswa
sebanyak 70 orang. Karena kenyamanan sebuah ruang kelas merupakan salah satu faktor
keberhasilan setiap kegiatan belajar-mengajar, untuk itu, setiap ruang kelas di lingkungan
STIKes Prima Nusantara dirancang sangat representatif, LCD proyektor, white board, dan sound
system yang memadai.
Tenaga edukatif di STIKes Prima Nusantara adalah dosen tetap berjumlah 35 orang, yang
memiliki jabatan fungsional: 1 orang ketua, 2 orang wakil ketua, 4 orang kepala program studi.
Distribusi berdasarkan jenjang pendidikan menunjukkan bahwa 5 dosen telah berpendidikan S2
(81,82 %), dan 30 dosen masih S1 (6,82 %). Sedangkan 4 dosen sedang menempuh pendidikan
lanjut pada jenjang S2.
Mayoritas mahasiswa STIKes Prima Nusantara berasal dari SMU-SMU di provinsi
Sumatera Barat, dan beberapa berasal dari provinsi lain.
Kurikulum pendidikan pada berbagai Program Studi dalam lingkungan STIKes Prima
Nusantara disusun berdasarkan SK Mendiknas Nomor: 232/U/2000 tentang : Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan SK Mendiknas Nomor: 045/U/2002 tentang :
Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi dan SK Dirjen Dikti Nomor: 43/DIKTI/Kep/2006 tentang
mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) dan SK Dirjen Dikti Nomor 44/Dikti/kep/2006
tentang mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) dengan mempertimbangkan masukan
dari lembaga Profesi.
PENYUSUNAN RENSTRA
Dalam penyusunannya, Renstra STIKes Prima Nusantara hendaknya menempuh pendekatan
langsung (direct approach), yang diawali dengan pembahasan mendalam tentang visi dan misi
yang hendak dicapai, dilanjutkan dengan analisis SWOT, lalu melakukan identifikasi terhadap
persoalan-persoalan strategis yang perlu diselesaikan.
A) Rangkuman analisis SWOT untuk komponen Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran, disajikan
pada Tabel berikut :
Tabel Komponen A : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Kekuatan 1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang tegas dan realistis
2. Terakreditasi oleh BAN-PT.
Kelemahan 1. Masih kurang selarasnya implementasi antara visi, misi, dan
tujuan STIKes Prima Nusantara
2. Visi, misi, tujuan, dan sasaran STIKes Prima Nusantara belum
tersosialisasi dengan baik, terutama bagi mereka yang baru
masuk ke sistem
Peluang 1. Meningkatnya permintaan dari pengguna lulusan
Ancaman 1. Perkembangan ilmu dan kebutuhan pengguna lulusan yang
cepat membutuhkan penyesuaian visi, misi, tujuan dan sasaran
STIKes Prima Nusantara
2. STIKes Prima Nusantara yang lebih mapan pada perguruan
tinggi lain dan menjadi pilihan calon mahasiswa
3. Munculnya penyelenggara pendidikan tinggi teknik elektro
lainnya
Yang dimaksud dengan lulusan berkualitas adalah lulusan yang bernilai di masyarakat.
Kompeten maksudnya setip lulusan memiliki hard skill dan soft skill sesuai dengan bidang
keilmuan yang dimiliki.
Untuk mencapai visi 2015 di atas, STIKes Prima Nusantara menentukan Misi 2010-2015
yang merumuskan upaya-upaya yang akan dilaksanakan, sebagai berikut:
KODE MISI
Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
M1 masyarakat guna mendukung pembangunan nasional bidang
kesehatan.
Membina kehidupan akademik yang kompetitif, kreatif, sehat dan
M2
harmonis
Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
M3 bidang kesehatan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai akademik yang
berlaku.
Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat sesuai kelimuan yang
M4
dimiliki dan kebutuhan masyarakat.