PENDAHULUAN
Karena sel-sel baru terbentuk di permukaan lensa mata, maka sel tengah
yang tua aka menumpuk dan menjadi kuning, kaku, padat, dan berkabut. Jadi
hanya bagian luar lensa yan masih elastis untuk berubah bentuk (akomodasi) dan
berfokus pada jarak jauh dan dekat. Karena lensa menjadi kurang fleksibel, maka
titik dekat fokus berpindah lebih jauh. Kondisi ini disebut presbiopi, biasanya
bermula pada usia 40-an. Diperlukan kacamata baca untuk memperbesar objek.
Selain itu, lensa yang menguning dan berkabut menyebabkan sinar berpendar dan
makanya orangtua sangat peka terhadap sinar yang menyilaukan.
Kemampuan membedakan biru dari hijau berkurang. Pupil berdilatasi
dengan lambat dan tidak sempurna karena otot iris menjadi semakin kaku. Lansia
memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
gelap dan terang dan memerlukan sinar yang lebih terang untuk melihat benda
sangat dekat. Meskipun kondisi visual patologis bukan merupakan bagian
penuaan normal, namun terjadi peningkatan penyakit mata pada lansia. Diantara
yang paling sering terjadi adalah katarak, glaukoma, degenerasi maskuler senilis,
dan retinopati diabetika.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 PENGERTIAN
1) Faktor keturunan
2) Cacat bawaan sejak lahir
6) Gangguan pertumbuhan
7) Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
1) Katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
2) Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
1) Keratometri
2) Pemeriksaan lampu slit
3) Oftalmoskopis
5) Hitung sel endotel sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya bila
dipertimbangkan akan dilakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel
2000 sel/mm3, pasien ini merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan
fakoemulsifikasi dan implantasi IOL.
Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh
diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak
perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi
harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian
rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan
penyulit seperi glaukoma dan uveitis.
2.8 PENCEGAHAN
2.9 KOMPLIKASI
Ambliopia sensori, penyulit yang terjadi berupa : visus tidak akan mencapai 5/5.
Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus.
Mencegah komplikasi.
BAB III
I. PENGKAJIAN
a) Aktivitas / Istirahat
d) Nyeri/Kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/mata berair, nyeri tiba-tiba/berat menetap atau
tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala.
e) Penyuluhan/Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan
vena), ketidakseimbangan endokrin. Terpajan pada radiasi,
steroid/toksisitas fenotiazin.
Pre Operasi
Post Operasi
1) Nyeri berhubungan dengan trauma insisi.
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan invasif insisi
jaringan tubuh.
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
1) Tentukan ketajaman penglihatan, 1) Penemuan dan penanganan awal
kemudian catat apakah satu atau komplikasi dapat mengurangi resiko
dua mata terlibat. Observasi kerusakan lebih lanjut.
tanda-tanda disorientasi.
2) Orientasikan klien tehadap 2) Orientasikan klien tehadap lingkungan.
lingkungan.
3) Penemuan dan penanganan awal
3) Pendekatan dari sisi yang tak komplikasi dapat mengurangi resiko
dioperasi, bicara dengan kerusakan lebih lanjut.
menyentuh.
4) Meningkatkan keamanan mobilitas
4) Perhatikan tentang suram atau dalam lingkungan.
penglihatan kabur dan iritasi
mata, dimana dapat terjadi bila
menggunakan tetes mata.
5) Komunikasi yang disampaikan dapat
5) Ingatkan klien menggunakan lebih mudah diterima dengan jelas.
kacamata katarak yang tujuannya
memperbesar kurang lebih 25
persen, pelihatan perifer hilang
dan buta titik mungkin ada.
6) Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak
6) Ingatkan klien menggunakan nyaman setelah penggunaan tetes mata
kacamata katarak yang tujuannya dilator. Membantu penglihatan pasien.
memperbesar kurang lebih 25
persen, pelihatan perifer hilang
dan buta titik mungkin ada.
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
1) Diskusikan apa yang terjadi tentang 1) Kondisi mata post operasi
kondisi paska operasi, nyeri, pembatasan mempengaruhi visus pasien
aktifitas, penampilan, balutan mata.
2) Posisi menentukan tingkat
2) Beri klien posisi bersandar, kepala tinggi, kenyamanan pasien.
atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai
3) Aktivitas berlebih mampu
keinginan.
meningkatkan tekanan intra okuler
3) Batasi aktifitas seperti menggerakan mata.
kepala tiba-tiba, menggaruk mata,
membongkok.
DAFTAR PUSTAKA
Roach sally. Introduktory gerontological Nursing. 2001. Lippinctt: New York
Syaifuddin, Anatomi fisisologi. 1997. EGC. Jakarta Petunjuk praktikum fisiologi I.
Tim pengajar fisiologi. 2005. Stikes Aisyiyah Yogyakarta,
Http: // www.pfizer peduli . com / artcel _ detail . aspex. Id : 21
Panduan dianosa keperawatan NANDA-