TESIS
OLEH:
FIRA FIRDAUSIA
NIM. 1821312012
OLEH:
FIRA FIRDAUSIA
1821312012
ii
1 PANITIA SIDANG TESIS
iii
2 hhALAMAN pENGESAHAN
iv
3 LEMBAR PENGESAHAN
v
4 HALAMAN ORISINALITAS
vi
PROGRAM STUDI S2 KEPERAWATAN
KEKHUSUSAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS
Abstrak
vii
NURSING POST GRADUATE PROGRAM
SPECIALTY OF MEDICAL SURGICAL NURSING
FACULTY OF NURSING ANDALAS UNIVERSITY
ABSTRACT
Colorectal cancer patients have various impacts after the colostomy such as skin
irritation, problems with odors, and fear of pouch leaks that will affect daily life.
Patients must be able to adapt to new situations due to stoma so that they can
undergo daily activities as usual. This study aims to explore the experience of
colorectal cancer patients' adaptation to the stoma. The research was conducted with
a qualitative design of grounded theory approach with semi-structured interviews
on six participants who were taken purposively with criteria to have stoma for more
than 4 months at Dr.M. Djamil Padang Hospital. After the data is collected, then
the data analysis process using grounded theory is done by doing open coding, axial
coding, and selective coding. The results of the study obtained a core category of
patient adaptation to stoma based on Roy's adaptation theory with two selective
codings, namely the impact of stoma as a stimulus with axial coding physical impact
(nutritional disorders, restriction of activity, physical changes, and discomfort),
psychosocial impact (low self-esteem, social isolation, and impaired body image),
and spiritual impact (disturbance of worship and feelings of sin). The second
selective coding is the coping mechanism that is done by axial coding strategies to
overcome physical impacts ( nutrition strategies, treating stomas, and strategies to
overcome discomfort), strategy overcome spiritual impacts (acceptance and desire
to worship), and the presence of social support that helps overcome psychosocial
impacts (support of family, friends, health workers, and ostomates). This study
shows the process of adaptation in colorectal cancer patients to stoma so that they
can live life as usual.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya kepada kita semua. Shalawat dan salam dikirimkan kepada Rasul
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih tak terhingga atas segala bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Pada
Universitas Andalas.
2. Ibu Dr. Rika Sabri, M.Kes., Sp.Kep.Kom selaku Ketua Program Studi S2
3. Bapak dr. Avit Suchitra, Sp.B., KBD selaku Pembimbing I yang telah
tesis ini.
tesis ini.
5. Ibu Dr. Yulastri Arif, M.Kep sebagai Ketua Sidang Tesis yang telah
ix
6. Ibu Hema Malini, S.Kp., MN., Ph.D sebagai Penguji I, Ibu Elvi Oktarina,
M.Kep, Ns.Sp.Kep.MB sebagai Penguji II, dan Ibu Ns. Rika Fatmadona,
7. Staf RSUP Dr.M. Djamil Padang dan semua pihak yang terkait dengan
9. Kepada kedua orang tua (alm papa dr. Julius Djamil, Sp.S dan mama
10. Senior dan teman – teman angkatan 2018 Magister Ilmu Keperawatan
Universitas Andalas.
menulis tesis ini, oleh karena itu masukan yang membangun sangat peneliti
harapkan. Semoga tesis ini dapat menjadi langkah awal dan bermanfaat dalam
Peneliti
x
DAFTAR ISI
xi
3.8 Analisa Data..................................................................................... 46
3.9 Keabsahan Data................................................................................ 49
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR SKEMA
xiv
DAFTAR ISTILAH
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
dunia (10,2%) dan penyebab kematian kedua terbesar. Sebanyak 1,8 juta
kasus baru, diperkirakan 881.000 kematian terjadi pada tahun 2018 (Bray,
pederita setiap tahunnya dan lebih sering ditemukan pada pria (Sulo et al.,
100.000 penduduk usia dewasa, dengan angka kematian 9,5% dari seluruh
merupakan bagian terpanjang dari usus besar dan rektum yang merupakan
pada usus besar seperti diet tinggi lemak yang tidak ditunjang dengan
asupan buah dan sayur yang adekuat (Black & Hawks, 2014). Kebanyakan
1
2
tempat keluarnya bahan fekal dan kemudian dipasang kantong pada stoma
Kolostomi dilakukan dengan dua tujuan utama yaitu diversi kolon dan
Ayelign, Mahteme, & Aida, 2016). Terdapat dua tipe intestinal stoma yaitu
loop atau double – barelled stoma yang dilakukan dengan loop usus ke
distal, tipe kedua adalah end stoma dibentuk dari bagian akhir usus besar
diposisikan pada fossa iliaka kiri. Segmen usus besar yang sakit diangkat
dan bagian proksimal yang masih sehat dan memiliki perfusi baik
tahap yang dilalui oleh pasien antara lain fase resisten, dimana pasien
merasa tidak nyaman dan mengkhawatirkan stoma. Fase kedua yaitu mulai
timbul keragauan dan pasien mencari dukungan serta fase ketiga yaitu
Zheng, 2017).
beberapa batasan yang dialami oleh pasien antara lain batasan aktivitas
komplikasi yang mungkin terjadi (Alwi & Asrizal, 2018). Penelitian lain
bekerja dan status sosial dengan citra tubuh dan fungsi stoma. Penelitian
menyadari adanya gas atau bau yang keluar dari stoma dan pada saat
mereka merasa takut akan kematian dan kesakitan serta merasa takut tidak
bisa berperan lagi didalam komunitas, selain itu pasien dengan stoma juga
memiliki persepsi sendiri terhadap citra diri, berpikir bahwa tubuh mereka
sosial.
5
Penelitian yang menggali kebutuhan aktif secara fisik pada pasien dengan
dan bau yang akan mengganggu dalam aktivitas fisik (Saunders & Brunet,
Stoma bisa menyebabkan distress dan afek negatif pada kualitas hidup
dalam aspek fisik, sosial, dan ekonomi namun juga dalam aspek spiritual,
nyaman, dan perasaan tidak bisa beraktivitas seperti normal lagi. Pasien
yang mempengaruhi kualitas hidup, harga diri, citra tubuh dan seksualitas
awalnya pasien akan berpikir lebih baik mengakhiri hidup daripada hidup
indikasi stoma, pasien dengan kanker memiliki koping yang lebih tidak
terjadi pada kehidupan wanita sebagai dampak dari stoma, namun mereka
Perasaan tidak pasti dan khawatir karena penyakit dan pembentukan stoma
menetap selama beberapa saat setelah operasi. Setelah fase akut terlewati,
pasien harus mampu mengatasi perubahan yang terjadi baik itu citra tubuh,
perilaku dan respon emosi (Capilla-Díaz et al., 2019). Pada penelitian yang
kontekstual dan fokal. Untuk tujuan analisis penelitian hasil dari stimulus
ini bisa dilihat sebagai 4 mode adaptasi yang saling berhubungan yaitu
(Roy, 2014).
model adaptasi roy (Erol Ursavas, Karayurt, & Iseri, 2014). Dalam
dengan tiga tipe yaitu fokal, kontekstual, dan residual yang selalu berubah.
Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang adalah rumah sakit tipe A di Sumatera
Barat dan merupakan rumah sakit rujukan sumatera bagian tengah. Pada
stoma, karena Tn. N tidak mau makan. Tn. N juga mengatakan bahwa
pensiun dini. Pada saat wawancara tampak Tn. N lemas dan tidak
bersemangat.
10
Ny. I mengatakan pada saat wawancara bahwa telah hidup dengan stoma
selama 4 bulan, dan mengatakan bahwa sampai saat ini tetap mencari cara
mencemaskan bau dari stoma, namun saat ini untuk menghindari bau yang
tubuh dengan stoma dengan berserah kepada Allah SWT terhadap apa
termasuk saat ia sholat, namun saat ini ia sudah terbiasa dengan stoma dan
Dr. M. Djamil mengatakan bahwa tidak ada SOP khusus tentang edukasi
pada pasien dengan stoma yang ada hanya lembar edukasi untuk pasien
secara umum, namun pada saat pasien akan pulang perawat biasanya akan
pada pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil
kolostomi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
pertumbuhan sel – sel abnormal yang terjadi pada kolon atau rektum.
menjadi energi dan membersihkan tubuh dari bahan sisa atau materi
2.1.2 Etiologi
buah dan sayur yang tidak adekuat (Black & Hawks, 2014). Kanker
Bentuk sporadis biasanya terjadi pada lanjut usia tanpa adanya riwayat
keluarga dan herediter biasanya terjadi pada individu yang lebih muda
13
14
E), kalsium, folat, latihan fisik dan obat anti inflamasi menunjukkan
dimana tanda dan gejala tidak akan muncul sampai pada saat tahap
bercampur darah.
atau gerakan). Pada saat obstruksi meningkat pada level kritis akan
menyebabkan pasien diare pada pagi hari yang hanya terdiri dari darah
adanya keinginan yang kuat untuk defekasi namun tidak ada feses.
(Mishra, 2016).
2.1.4 Patofisiologi
yang terdiri dari sel columnar dan mucin. Pada kodisi normal, batas
multitahap dimana lesi dalam tahap progresi yanng berbeda dari ACF
Kanker kolorektal bisa terjadi melalui salah satu atau kombinasi dari
PAC yang diikuti dengan utasi onkogen KRAS dan inaktivasi gen
(LOH) merupakan penyebab utama pada tumor CIN yang tidak hanya
Gen APC mengatur kematian sel dan mutasi gen ini menyebabkan
akibat dari mutasi gen supresor tumor p53. Dalam keadaan normal
dengan kerusakan DNA yang lebih parah. Replikasi sel – sel dengan
1. Tatalaksana bedah
pada kanker kolon yang masih bisa direseksi dan tidak ada
et al., 2018).
a. Kolostomi
b. Komplikasi Kolostomi
2017).
1) Komplikasi awal
2018).
2) Komplikasi Lanjut
a) Hernia parastoma
strangulasi.
24
b) Prolaps stoma
c) Retraksi stoma
dan iskemia.
d) Varises parastoma
(Ayaz-Alkaya, 2019).
oleh pasien.
2. Tatalaksana Sistemik
Terdapat dua jenis tatalaksana sistemik untuk pasien
darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal dan
Nasional, 2017).
2.2 Adaptasi
Adaptasi merujuk pada proses dan hasil dimana pemikiran dan perasaan
terjadi ancaman (McEwen & Wills, 2014). Adaptasi dianggap sebagai respon
inefektif. Adaptasi berlangsung dalam satu mode fisiologis dan tiga mode
Keempat mode ini saling berhubungan (Badr Naga & Al-atiyyat, 2013).
32
dengan kesehatan.
ini (Badr Naga & Al-atiyyat, 2013). Adaptasi terjadi ketika seseorang
Dalam model konsep Roy terdapat dua subsistem yang saling terkait,
(Alligood, 2018).
merasa cemas dan takut mengenai kebocoran kantong, serta bau dan
suara dari flatus dan fekal yaang memasuki kantog. Bagaimana stoma
1. Stimulus
2. Strategi Koping
3. Hasil
a. Mode Fisiologis/Fisik.
al., 2014):
Integritas spiritual
Konsistensi seimbang
Identifikasi peran
Menyeimbangkan peran
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan dari penelitian grounded theory adalah mencari teori yang terikat
dari populasi yang diteliti dan proses yang ingin dipahami peneliti. Karakter
dari grounded teori bahwa metodelogi ini merupakan metodelogi yang umum
untuk menemukan teori yang terdapat pada data yang dikumpulkan secara
3.2 Partisipan
merupakan individu yang sedang terlibat dalam fenomena yang akan diteliti,
bahasa dan perspektif sendiri (Martha & Kresno, 2016). Kunci dalam
kategori, properti dan dimensi yang diberikan data bisa digabungkan. Sampel
yang cukup diketahui dengan adanya saturasi teoritis, yang terjadi apabila
sudah tidak ada lagi ddata baru yang ditemukan, pengembangan kategori
telah terlaksana dengan baik, dan hubungan antar kategori telah didapatkan
Padang merupakan ruah sakit pendidikan dan merupakan rumah sakit rujukan
rumah partisipan.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019 sampai dengan Desember 2020,
etik sebagai landasan. Prinsip etik yang dipenuhi dalam penelitian ini sebagai
dari peneliti apabila merasa tidak nyaman dan boleh mengundurkan diri
2. Memperhatikan kemanfaatan
dilakukan, manfaat penelitian dan resiko apa yang akan terjadi. Peneliti
digunakan untuk balik menentang nantinya. Dalam prinsip ini juga harus
ini tidak hanya bermanfaat bagi peneliti saja dengan menjelaskan tujuan
Peneliti akan memberikan hak yang sama pada setiap pertisipan untuk
balik yang tepat agar wawancara berjalan dengan komunikasi dua arah
adalah:
1. Menentukan fenomena
mendapatkan surat lolos uji etik pada tanggal 18 Maret 2020 no:
3. Informed consent
penelitian ini.
45
4. Wawancara
verifikasi transkrip.
5. Menyimpan data
Setelah wawancara selesai, data yang didapatkan melalui alat rekam dan
Strauss and Corbin dalam Japhet (2013) mengidentifikasi tiga level analisis
melibatkan pengkodean tema dan konsep pada unit seleksi seperti kata – kata
menjadi sebuah teori. Analisa data dalam grounded theory, melalui tiga tahap
antara lain:
1. Open coding
Merupakan proses analisa dimana konsep diidentifikasi dan properti serta
dimensinya ditemukan pada dara. Tahap ini adalah tahap analisa data
2014).
47
2. Axial coding
Membangun kembali data yang telah dipecah pada tahap open coding
dalam cara yang baru dengan menetapkan hubungan antara kategori dan
(Japhet & Usman, 2013). Peneliti mencari hubungan antar kategori atau
3. Selective coding
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengintegrasi dan menyaring kategori
Pada tahap ini peneliti mengurangi data dari banyak kasus menjadi
menjelaskan fenomena yang terjadi (Japhet & Usman, 2013). Pada tahap
4. Pengembangan konsep
dan diidentifikasi hubungan antar tema sehingga menjadi tema yang lebih
48
luas dan memiliki sifat abstraksi dari suatu teori, selective sampling
membandingkan kembali konsep utama yang telah ada dengan data yang
telah dihasilkan untuk mempertegas pada kondisi apa konsep itu terjadi
dan seperti apa konsep penting itu dimunculkan sebagai kategori inti.
Pada akhir proses memo harus dipilah dan diintegrasi. Pemilahan memo
Analisa Data
Pembentukan Konsep:
Level 1: Open coding
Level 2: Axial coding
Level 3: Selective coding
Pengembangan Konsep:
Reduction sampling
Selective sampling of literature
Selective sampling of data
Variabel inti
Grounded Theory
Uji keabsahan data digunakan untuk menjaga kebenaran dan objektivitas dari
untuk meyakini bahwa hal – hal yang dilaporkan memang memiliki kejadian
seperti itu. Untuk itu dilakukan dengan tiga tahap, yaitu (RUkajat, 2018):
50
1. Uji Kredibilitas
informasi yang bisa dipercaya dan disimpulkan dari data asli partisipan
penelitian tertentu.
2. Uji Tranferability
ini memang bisa di aplikasikan pada mereka (Korstjens & Moser, 2018).
HASIL PENELITIAN
4.1.Gambaran Penelitian
terdapat 8 buah tempat tidur dan sebelah kiri terdapat 5 buah tempat
tidur dengan jarak ± 1,5 meter. Ruangan ini tidak ada penyekat
52
53
berikut:
terkahir S1, seorang janda. Anak- anak partisipan telah dewasa dan
orang anak. Partisipan terpasang stoma pada tahun 2015 dan sudah
lalu.
berikut:
“ saya dulu juga tidak seperti ini buk.. karena dulu itu kan saya
tidak bisa membayangkan kalau saya bisa sehat gitu, jadi saya
dirumah saja gitu buk.. “ (P6)
memberihkan stoma
“ ya.. saya kaget kan lihat stoma itu... biasanya kita buang air
besar dari bawah kan.. sekarang keluarnya dari perut.. yang
biasanya kita tahu kapan keluarnya,, sekarang tidak terasa
terasa kan.. dulu saya takut kalau harus membersihkannya,,
saya selalu minta tolong kepada istri untuk dibersihkan,, “ (P5)
4.2.1.2.Dampak Fisik
“ keluarnya itu tidak bisa terkontrol kan kadang kan kita baru
mau sholat itu kan kadang – kadang kentut keluar.. kadang –
kadang BAB itu yang keluar sedikit” (P1)
“.. lembab dia kak... di perut itu..jadi merah – merah gitu
kak...gatal – gatal jadinya kak.. pernah waktu itu saya lama di
atas mobil kak.. tidak sempat untuk menukarnya kan.. makanya
jadi lembab dia kak.. daging itu jadi merah – merah kak...” (P2)
“ kalau tidur kan bagian – bagian yang usus itu gak apa – apa,
tapi kalau dibawa berdiri kan bengkak, bengkak itu ntah apanya
itu ya... bagian perut itu kan bengkak gitu nusuk nusuk gitu kan...
usus tu makin lama oo kalau kita udah kelamaan dulu kan agak
mendingan keras, kalau kemaren itu kan lembek gitu kan perih
gitu, ada perih – perihnya kena kantongnya gitu kan, yang di
sekitar usus itu... jadi kayaknya kalau kelamaan ibu ganti
kantongnya gitu jadi agak merah – merah lembek “ (P4)
ususnya membesar rasanya mau jatuh.. “kalau saya berjalan
kan.. usus saya ini membesar.. waktu di poli kan saya tanyakan
ke residen.. di jawabnya kalau tidak apa – apa.. saya kan takut..
kok kalau berjalan ususnya membesar rasanya mau jatuh gitu”
(P6)
“ yaa agak risih aja awal – awalnya kan... gimana gitu.. karena
terasa ya.. jadi nggak nyaman gitu kan... jadi karena gak
nyaman itu, trus.. kadang – kadang kantong itu nusuk nusuk gitu
kan... Jadinya sakit kan.. “ (P4)
“ iya ada kesulitannya, uni kalau tidur itu susah miring – miring
gitu kan,,, nah.. waktu uni membuka kantong itu kan sakit..
sangat sakit sekali entah karena pengaruh kemo atau pengaruh
apa gitu kan.. uni gak tau juga..” (P3)
4.2.1.3.Dampak spritual
terpasang stoma itu kan.. selama lima tahun itu ibu tu... tapi
yaaa terganggu kita kalau ibadah itu ya... “ (P1)
“ kalau untuk beribadah kan uni ada keinginan untuk ibadah,
tapi pakaian uni ini kan berbau kan... masih ragu – ragu juga
uni untuk shalat kan... uni sudah mau menanyakan ke dokternya
apa boleh uni shalat dalam keadaan seperti ini apa tidak.. jadi
belum ada uni shalat lagi,,, kalau BAB itu saking banyak nya
keluar kan baunya itu menempel ke baju tu kan jadinya shalat
kita tidak sah kan.. itu uni ingin shalat kan tapi lantaran karena
menempel ke baju itu kan... BAB itu memang nggak kena ke baju
tapi baunya itu menempel kan...” (P3)
“shalat pas baru – baru yaa pas baru terpasang ya ndak bisa
ibu, sudah itu duduk... tapi pas duduk ndak bisa pula terlalu
bungkuk ibu.. sekarang udah gak apa – apa... tapi shalat sunat
ya ibu kurangi...” (P4)
“dulu saya memang ragu kalau mengenai shalat ini kan.. saya
merasa bagaimana ya.. karena keluarnya tidak terasa kan.. jadi
saya merasa tidak bersih kan..” (P5)
“ saya awal – awalnya ragu juga kan buk mau sholat gitu.. tapi
saya tetap mau shalat.. kalalu BAB nya keluar saya ulang lagi
shalatnya.. yaa lumayan sering saya ulang – ulang gitu jadinya
kan..” (P6)
“ ini kak.. pemikiran saya waktu itu kak.. rasanya itu.. apa ada
orang lain yang juga memiliki penyakit seperti ini,,, apa hanya
saya saja... apalah dosa yang sudah saya perbuat kan kak...
sampai dapat sakit ini.. “ (P2)
berikut:
sebagai berikut:
“ ibuk yang ibu hindari makanan jengkol dan petai itu ya...
haha tidak ada ibu makan itu... kalau makanan yang lain ibu
makan semua... aaa Cuma ibu banyak makan buah dan sayur
itu aja... “ (P1)
“ makan gak... kata dokter itu kan.. makan aja apa yang ibu
mau.. saya gak mau juga sebangsa ada tambahan –
tambahan itu kan saya gak mau.. kayak kue bolu – bolu tu
kan pake pasta apa segala macam ibu gak mau... yaa dokter
sih gak masalah.. ya kan makan aja apa yang ibu mau asal
gak menyakitkan..yaa dari ibu aja ya ibu stop gitu kan..
makan – makan yang
ada penyedapnya gitu ibu stop kan.. ibu makan yang buatan
sendiri lagi kan tau kita bahan – bahanya kita gak pakai
penyedap, gak ada makanan beli – beli warung itu.. Cuma
kalau makan.. suka makan buah sayur gitu kan.. “ (P4)
tapi kan kita mencoba... jadi gimana giitu istilahnya saya sudah
pasrah kan.. “ (P6)
partisipan berikut:
“ tu... kita kalau mau shalat witir shalat tarawih itu kan aa tu
sampai berapa kali saya ulang wudhu itu... sampai berapa kali
suami ibu menunggu selama lima tahun itu haa ibu dirumah saja
sholatnya...” (P1)
“ untuk ibadah kak.. saya bertanya ke pak ustaddz kak... waktu
di m.djamil juga pernah saya tanyakan kak... saya tanya pak...
kalau seandainya sholat kami yang berpenyakit seperti ini
bagaimana pak.. jadi dijawab sama ustadz itu kak.. kalau itu kan
bukan najis.. itu kan penyakitnya yang diberi oleh Allah jadi kita
kembalikan semua ke Allah... apakah diterima atau tidak ibadah
kita ini kan yang penting kita tidak lalai... kita tidak lupa... masih
lah waktu itu” (P2)
“ ibu sudah tanya – tanya juga kan katanya boleh shalat, tapi
yaa itu kan yang oenting kita menjalankan ya.. bagaimana -
bagaimana nya nanti itu Allah yang menentukan.. masih kuat
ibu shalat berdiri.. Cuma kalau habis kemo ini kan suka pusing
– pusing gitu ibu duduk.. nanti kalau udah habis kemo 2 hari ee
3 hari 4 hari ibu udah mulai berdiri.. udah ilang pusingnya kan..
“ (P4)
“ jadi saya tanya ke ustadz di dekat rumah bagaimana cara saya
shalat.. ustadznya bilang tidak apa – apa shalat saja itu kan
penyakit.. jadi Alhamdulillah sejak saat itu saya shalat.. yaa
sering ulang – ulang jadinya.. kan yang menentukan itu Allah
kan.. apakah shalat kita diterima atau tidak kan Allah yang
menentukan yang penting kita menjalankan..” (P5)
“kalau BAB nya keluar saya ulang lagi shalatnya.. yaa
lumayansering saya ulang – ulang seperti itu jadinya kan.. yaa
tapi tetap juga saya shalat.. yaa namanya kita seperti ini kan...
kita lagi sakit.. kalau masalah diterima atau tidaknya itu kita
serahkan kepada Allah kan.. yang penting kita menjalankan”
(P6)
64
psikososial
“ saya megiingat anak – anak saya yang masih kecil – kecil, saya
masih ingin berbuat yang terbaik untuk anak – anak saya... saya
sudah sadar sekarang kan... jadi saya ingin sehat bagaimana
saya bisa berbuat yang terbaik untuk anak.. dengan melihat
anak – anak itu yang membuat saya kembali bersemangat..”
(P5)
65
“ saya ini orangnya tidak bisa diam – diam begitu, jadi saya
pergi keluar.. tidak ada yang melihat jijik ke saya kan.. saya
sekarang ini sudah bisa pergi kepasar..” (P6)
“ itu kan... terus kan ada juga yang sama dengan ibu
penyakitnya... jadi kita ada ceirta – cerita juga kan... ibu lihat
yang lain kuat – kuat juga kan kita jadi ikut semangat juga
kan...” (P4)
“ waktu saya mau berobat ulang saya lihat ternyata tidak hanya
saya yang memiliki penyakit ini, saya lihat banyak juga yang
sama dengan saya ya istilahnya tidak saya sendiri.. jadi
sekarang yaa sudah biasa saja ya...” (P5)
“..karena saya melihat juga kan ada juga yang seperti saya..
tidak hanya saya sendiri... jadi sudah tidak apa – apa.. sudah
biasa saja “ (P6)
“aa terus kontrol yang kedua saya cerita sama asisten dokter
yang menolong waktu operasi kak... saya ceritakan lah kak.. trus
dokter itu bilang apa yang ibuk pikirkan.. maklumi saja.. orang
– orang itu tidak pernah tau mengenai penyakit ibu... kalau
disini kan sering bapak itu bilang... yang sekarang ini jalani
dulu.. apa obat yang dikasi.. berobat kita... kontrol ibu dulu...
Allah yang akan menentukan itu nantinya.. kami sebagai dokter
ini tenaga medis.. kami bisa menolong semaksimal mungkin
untuk ibu ndak usah lah ibu pikirkan itu..” (P2)
“ ooo ibu tanya – tanya.. ibu tanya sama dokter pas ibu kontrol
kan... kayak makanan apa yang gak boleh ibu makan, trus kalau
ada apa – apa kan ibu tanya ke dokternya.. Alhamdulillah ooo
kalau ibu tanya dijelaskan sama dokternya “ (P4)
4.2.3. Adaptasi
Partisipan mengatakan saat ini sudah terbiasa dengan stoma dan
sudah mampu membersihkan stoma sendiri
“ yaa.. semangat aja kita kan.. kita tetap berusaha gitu kan...
tenaga gak apa – apa.. massih biasa gitu kan... sekarang ini ibu
jalani aja kan.. tidak terlalu masalah lah gitu kan...” (P4)
PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan dan
akan dibahas pada akhir bab ini, pada bagian ini akan dibahas mengenai
67
68
badan mereka kurang dari berat badan ideal pada periode awal
post operasi.
et al., 2019).
kondisi mereka, merasa bahwa orang lain akan jijik melihat dan
lain merasa jijik dan takut melihat mereka. Sama halnya dengan
2018).
Saat pasien mulai menyadari bahwa gas dan bau keluar melalui
merasa malu, dan pada akhirnya merasa tidak mau, tidak mampu
akan merasa jijik, ada perasaan risih dan tidak nyaman serta
Mohammadi, 2017).
saja dan hanya melakukan shalat fardhu saja. Hal yang sama juga
diterima akibat adanya bau dari stoma (Alwi & Asrizal, 2018).
Hal ini dikarenakan adanya rasa risih akibat sering kentut serta
tersebut.
minimal empat bulan dan pada saat ini partisipan telah mulai
pada suatu waktu. Mode konsep diri terdiri dari fisik diri ( citra
teman.
Hwang, 2012).
mengenai tata cara sholat bagi mereka. Hasil yang sama juga
al., 2014). Bagi seorang muslim, menjadi bersih dan bebas dari
2018).
2009).
psikososial
melihat ada orang lain yang juga memiliki stoma dan merasa
2018).
kanker kolorektal.
positif.
keluarga sehingga sulit untuk melihat adaptasi pada pasien yang tidak
bagi kehidupan pasien kanker kolorektal baik dari fisik, psikososial maupun
yang telah keluar dari rumah sakit. Program edukasi pasien stoma sebaiknya
lain yang telah lebih dulu menjalani hidup dengan stoma juga bisa
tercapai dengan adanya dukungan dari pasien lain yang terapasang stoma
(ostomate), untuk itu perlu adanya suatu lembaga atau organisasi ostomate
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.1.2. Dampak yang dirasakan pasien antara lain dampak fisik (stoma,
interdependensi).
89
90
6.2. Saran
Abdullah, M. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (IV). Jakarta: FKUI.
Abebe, E., Engida, A., Ayelign, T., Mahteme, B., & Aida, T. (2016). Types and
Indications of Colostomy and Determinants of Outcomes of Patients After
Surgery. Ethiop J Health Science, 26(2), 117–120.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.4314/ejhs.v26i2.5
Akgül, B., & Karadaǧ, A. (2016). The effect of colostomy and ileostomy on acts of
worship in the islamic faith. Journal of Wound, Ostomy and Continence
Nursing, 43(4), 392–397. https://doi.org/10.1097/WON.0000000000000237
Akinsanya, J., Cox, G., Crouch, C., & Fletcher, L. (1994). The Roy Adaptation
Model in Action. (B. Price, Ed.). London: The Macmillan Press.
Alligood, M. R. (2018). Nursing Theorists and Their Work (ninth). St. Louis:
Mosby Elseivier.
Alwi, F., & Asrizal, A. (2018). Coloproctology Quality of life of persons with
permanent colostomy : a phenomenological study. Journal of Coloproctology,
7(x x), 4–10. https://doi.org/10.1016/j.jcol.2018.06.001
Ambe, P. C., Kurz, N. R., Nitschke, C., Odeh, S. F., Mslein, G., & Zirngibl, H.
(2018). Intestinal Ostomy- classification, indications, ostomy care and
complication management. Deutsches Arzteblatt International, 115(11), 182–
187. https://doi.org/10.3238/arztebl.2018.0182
American Cancer Society. (2017). Colorectal Cancer: Facts and Figures 2017-2019.
Atlanta: American Cancer Society.
Andersson, G., Engstrom, A., & Soderberg, S. (2010). A chance to live: Women’s
experiences of living with a colostomy after rectal cancer surgery.
International Journal of Nursing Practice, 603–608.
https://doi.org/10.1111/j.1440-172X.2010.01887.x
92
Arafah, M., Saleh, A., Kaelan, C., Yusuf, S., Makassar, U. H., Makassar, U. H., &
Makassar, U. H. (2017). Pengalaman Spiritual Pasien Kanker Kolon dengan
Kolostomi Permanen: Studi Fenomenologi. Journal of Islamic Nursing, 2.
Badr Naga, B., & Al-atiyyat, N. (2013). Roy Adaptation Model: A Review. Middle
East Journal of Nursing, 7(January 2013), 58–61. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/262912248_Roy_Adaptation_Mod
el_A_Review
Beeken, R. J., Haviland, J. S., Taylor, C., Campbell, A., Fisher, A., Grimmett, C.,
… Hubbard, G. (2019). Smoking, alcohol consumption, diet and physical
activity following stoma formation surgery, stoma-related concerns, and desire
for lifestyle advice: A United Kingdom survey. BMC Public Health, 19(1), 1–
10. https://doi.org/10.1186/s12889-019-6913-z
Benson, A. B., Venook, A. P., Al-Hawary, M. M., Cederquist, L., Chen, Y. J.,
Ciombor, K. K., … Gurski, L. (2018). Rectal cancer, version 2.2018 clinical
practice guidelines in Oncology. JNCCN Journal of the National
Comprehensive Cancer Network, 16(7), 874–901.
https://doi.org/10.6004/jnccn.2018.0061
Bray, F., Ferlay, J., & Soerjomataram, I. (2018). Global Cancer Statistics 2018 :
GLOBOCAN Estimates of Incidence and Mortality Worldwide for 36 Cancers
in 185 Countries, 394–424. https://doi.org/10.3322/caac.21492
Campos, K. De, Henrique, L., Bot, B., Petroianu, A., Rebelo, P. A., Alves, A., …
Panhoca, I. (2017). Coloproctology. Journal of Coloproctology, (x x), 3–8.
https://doi.org/10.1016/j.jcol.2017.03.004
Capilla-Díaz, C., Black, P., Bonill-De Las Nieves, C., Gómez-Urquiza, J. L.,
Zambrano, S. H., Montoya-Juárez, R., … Hueso-Montoro, C. (2016). The
patient experience of having a stoma and its relation to nursing practice:
Implementation of qualitative evidence through clinical pathways.
Gastrointestinal Nursing, 14(3), 39–46.
https://doi.org/10.12968/gasn.2016.14.3.39
93
Capilla-Díaz, C., Bonill-de las Nieves, C., Hernández-Zambrano, S. M., Montoya-
Juárez, R., Morales-Asencio, J. M., Pérez-Marfil, M. N., & Hueso-Montoro,
C. (2019). Living With an Intestinal Stoma: A Qualitative Systematic Review.
Qualitative Health Research, 29(9), 1255–1265.
https://doi.org/10.1177/1049732318820933
Cengiz, B., & Bahar, Z. (2017). Perceived barriers and home care needs when
adapting to a fecal ostomy: A phenomenological study. Journal of Wound,
Ostomy and Continence Nursing, 44(1), 63–68.
https://doi.org/10.1097/WON.0000000000000271
Corbin, J. M., & Strauss, A. (1990). Grounded theory research: Procedures, canons,
and evaluative criteria. Qualitative Sociology, 13(1), 3–21.
https://doi.org/10.1007/BF00988593
Da Silva, A. L., & Shimizu, H. E. (2006). The meaning of the new way of life of
individuals with permanent intestinal ostomy. Revista Latino-Americana de
Enfermagem, 14(4), 483–490. https://doi.org/10.1590/s0104-
11692006000400003
Dabirian, A., Yaghmaei, F., Rassouli, M., & Tafreshi, M. Z. (2010). Quality of life
in ostomy patients: A qualitative study. Patient Preference and Adherence, 5,
1–5. https://doi.org/10.2147/PPA.S14508
Davidson, F. (2016). Quality of life, wellbeing and care needs of Irish ostomates,
(August).
Donsu, J. D. T. (2016). Metodologi Penelitian Keperawatan (1st ed.). Yogyakarta:
PUSTAKABARUPRESS.
Erol Ursavas, F., Karayurt, Ö., & Iseri, Ö. (2014). Nursing Approach Based on Roy
Adaptation Model in a Patient Undergoing Breast Conserving Surgery for
Breast Cancer. The Journal of Breast Health, 10(3), 134–140.
https://doi.org/10.5152/tjbh.2014.1910
94
Fawcett, J. (2009). Using the Roy Adaptation Model to Guide Research and / or
Practice : Construction of Conceptual- Systems of Knowledge. Aquichan,
9(3), 297–306.
Gautam, S., Koirala, S., Poudel, A., & Paudel, D. (2016). Psychosocial adjustment
among patients with ostomy: a survey in stoma clinics, Nepal. Nursing:
Research and Reviews, Volume 6, 13–21. https://doi.org/10.2147/nrr.s112614
Hamza, A. H., Aglan, H. A., & Hanaa, H. (2017). Recent Concepts in the
Pathogenesis and Management of Colorectal Cancer Colorectal Cancer
Overview Morphology of Colon. Recent Advances in Colon Cancer, 2–79.
Helen, & Putri, Y. S. E. (2014). Kualitas Hidup Pasien dengan Stoma Permanen di
Rumah Sakit Kanker Dharmais. FIK UI, 1–8.
Horsfall, J., Cleary, M., Walter, G., & Hunt, G. E. (2007). Conducting mental health
research: Key steps, practicalities, and issues for the early career researcher:
Feature article. International Journal of Mental Health Nursing, 16(SUPPL.
1), 1–20. https://doi.org/10.1111/j.1447-0349.2007.00460.x
Ian Peate. (2014). Nursing Practice Knowledge and Care. (I. Peate, K. Wild, & M.
Nair, Eds.). Chichester, West Sussex: Wiley Blackwell.
Japhet, L., & Usman, T. (2013). The use of grounded theory technique as a practical
tool for qualitative data collection and analysis. Electronic Journal of Business
Research Methods, 11(1), 29–40.
95
Komite Penanggulangan Kanker Nasional. (2017). Panduan Penatalaksanaan
Kanker KOlorektal. Jakarta: Kementrian Kesehatan.
Korstjens, I., & Moser, A. (2018). Series: Practical guidance to qualitative research.
Part 4: Trustworthiness and publishing. European Journal of General
Practice, 24(1), 120–124. https://doi.org/10.1080/13814788.2017.1375092
Lewis, S. L., Dirkensen, S. R., Heitkemper, M. M., Li, & Bucher, N. (2014).
Medical - Surgical Nursing: Assesment and Management of Clinical Problems
(9th ed.). Canada: Mosby Elseivier.
Li, C. C., Rew, L., & Hwang, S. L. (2012). The relationship between spiritual well-
being and psychosocial adjustment in Taiwanese patients with colorectal
cancer and a colostomy. Journal of Wound, Ostomy and Continence Nursing,
39(2), 161–169. https://doi.org/10.1097/WON.0b013e318244afe0
Liao, C., & Qin, Y. (2014). ScienceDirect Factors associated with stoma quality of
life among stoma patients. International Journal of Nursing Sciences, 1(2),
196–201. https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2014.05.007
Martha, E., & Kresno, S. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Bidang
Kesehatan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
96
Perrett, S. E. (2007). Review of Roy adaptation model-based qualitative research.
Nursing Science Quarterly, 20(4), 349–356.
https://doi.org/10.1177/0894318407306538
Pine, J., & Stevenson, L. (2014). Ileostomy and colostomy. Intestinal Surgery,
32(4), 212–217. https://doi.org/10.1016/j.mpsur.2014.01.007
Rangki, L., Ibrahim, K., & Nuraeni, A. (2014). Pengalaman Hidup Pasien Stoma
Pascakolostomi. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 2.
https://doi.org/https://doi.org/10.24198/jkp.v2i2.70.g94
Richbourg, L., Thorpe, J. M., & Rapp, C. G. (2007). Difficulties experienced by the
ostomate after hospital discharge. Journal of Wound, Ostomy and Continence
Nursing, 34(1), 70–79. https://doi.org/10.1097/00152192-200701000-00011
Salomé, G. M., De Lima, J. A., Muniz, K. D. C., Faria, E. C., & Ferreira, L. M.
(2017). Health locus of control, body image and self-esteem in individuals
with intestinal stoma. Journal of Coloproctology, 37(3), 216–224.
https://doi.org/10.1016/j.jcol.2017.04.003
Sarabi, N., Navipour, H., & Mohammadi, E. (2017). Relative Tranquility in Ostomy
Patients’ Social Life: A Qualitative Content Analysis. World Journal of
Surgery, 41(8), 2136–2142. https://doi.org/10.1007/s00268-017-3983-x
Saunders, S., & Brunet, J. (2018). A qualitative study exploring what it takes to be
physically active with a stoma after surgery for rectal cancer. Supportive Care
in Cancer. https://doi.org/http://doi.org/10.1007/s00520-018-4516-3
Seraji, M., Shojaezade, D., & Rakhani, F. (2016). Original Article The Relationship
between Spiritual Well-Being and Quality of Life among the, 2(2), 84–88.
97
Sulo, R., Sasmithae, L., Mustika, S., Irxqg, R. H., Vdpsohv, H., Frpsulvhg, Z., …
Fdqfhu, U. (2017). Incidence of Colorectal Cancer in Saiful ANwar Hospital,
Malang, Januari 2010 - April 2015. The Indonesian Journal of
Gastroenterology Heppatology and Digestive Endoscopy, 18(3), 165–168.
Sun, V., Grant, M., McMullen, C. K., Altschuler, A., Mohier, M. J., Hornbrook, M.
C., … Krouse, R. S. (2013). Surviving Colorectal Cancer: Long-Term,
Persistent Ostomy-Specific Concerns and Adaptations. Journal Wound
Ostomy Continence Nurse, 40(1), 2.5.
https://doi.org/10.1097/WON.0b013e3182750143.Surviving
Susanty, S., & Rangki, L. (2016). Changes and adaptation patient post colostomy.
Iosr Jnhs, 5(6), 123–129. https://doi.org/10.9790/1959-050601123129
Thorpe, G., & McArthur, M. (2017). Social adaptation following intestinal stoma
formation in people living at home: a longitudinal phenomenological study.
Disability and Rehabilitation, 39(22), 2286–2293.
https://doi.org/10.1080/09638288.2016.1226396
Virk, S. S., & Kaur, J. (2017). International Journal of Current Medical and
Pharmaceutical Navjot Sraw ., Prabhjot Saini ., Shivani Kalra ., Satpal Singh
Virk and Jasbir Kaur, 6–12.
Zhang, J., Kam, F., Wong, Y., & Zheng, M. (2017). European Journal of Oncology
Nursing The preoperative reaction and decision-making process regarding
colostomy surgery among Chinese rectal cancer patients. European Journal of
Oncology Nursing, 28, 107–113. https://doi.org/10.1016/j.ejon.2017.03.006
98
Lampiran 1
1
1 2 3 4 5
campur aduk lah kak perassaan ini kak.. kecewa juga ada.. kecewa
gimana itu kak... istilahnya kak... banyak lah perasaan
saya bercerita dengan kakak itu, saya menangis terus kak....
gimana ya... saya menyesali keadaan saya ini kak.. terus
oo itu lah kak... yang saya bilang tadi itu... ada juga malu
rasa malu kak... malu
5 perasaan saya waktu terpasang itu yaa.. ada sedihnya,, sedih
malu juga.. tapi lama kelamaan kan saya berpikir mungkin malu
merasa bagaimanaya... ada rasa malunya bertemu dengan
malu bertemu teman
teman
malu bertemu teman, merasa
dalam kondisi seperti ini... saya takut nanti saya bau...
bau
itu yang menjadi alasan saya malu bertemu orang – orang...
ada perasaan kalau orang tidak mau merasa bau
dekat – dekat dengan saya karena saya buang air itu tidak
merasa bau
terasa kan
6 perasaan saya... bagaimana ya... yaaa yang biasanya malu
buang air besar di bawah,, sekarang dipindahkan... yaa ada malu
malu nya ya.. malu
yaaa... rasanya saya itu berbau gitu kan... berbau
1 kebetulan ada yang pesta di Jakarta aa tu datang juga lah isolasi sosial
ke sini.. kata keluarga kan, ibu jawab biar lah ibu tidak tidak mau pergi
pergi.. kakak ibu saja yang pergi kata ibu kan.. terus di tidak mau pergi
2 waktu pertama itu kak.. saya dirumah saja.. sekitar dikamar saja
sebulan lah kak.. saya dikamar saja kak.. dikamar saja
2
1 2 3 4 5
5 semangat lagi saya.. dulu waktu baru terpasang stoma saya
tidak pernah keluar rumah.. malu rasanya kalau bertemu tidak keluar rumah
teman - teman
1 minggu lah saya seperti itu...
6 saya dulu juga tidak seperti ini buk.. karena dulu itu
kan saya tidak bisa membayangkan kalau saya bisa sehat gitu
saya dirumah saja gitu buk.. di rumah saja
gangguan citra
5 ya.. saya kaget kan lihat stoma itu... biasanya kita kaget melihat stoma
tubuh
buang air besar dari bawah kan.. sekarang keluarnya dari kaget melihat stoma
perut.. yang biasanya kita tahu kapan keluarnya,, sekarang
kaget melihat stoma
tidak terasa
terasa kan.. dulu saya takut kalau harus membersihkannya,, takut membersihkan stoma
saya selalu minta tolong kepada istri untuk dibersihkan,, takut membersihkan stoma
1 keluarnya itu tidak bisa terkontrol kan BAB tidak terkontrol perubahan fisik
kadang kan kita baru mau sholat itu kan kadang – kadang
kentut keluar.. kadang – kadang BAB itu yang keluar sedikit kentut tidak terkontrol
2 tidak sampai penuh kak.. bisa lembab dia kak... di perut itu.. lembab
jadi merah – merah gitu kak...gatal – gatal jadinya kak.. gatal
pernah waktu itu saya lama di atas mobil kak.. tidak sempat
untuk menukarnya kan.. makanya jadi lembab dia kak..
kemerahan
daging
kemerahan
itu jadi merah – merah kak...
3
1 2 3 4 5
4 kalau tidur kan bagian – bagian yang usus itu gak apa – apa,
kalau berdiri bagian usus
tapi kalau dibawa berdiri kan bengkak, bengkak itu ntah
bengkak
kalau berdiri bagian usus
apanya itu ya... bagian perut itu kan bengkak gitu
bengkak
nusuk nusuk gitu kan... usus tu makin lama oo kalau kita
udah kelamaan dulu kan agak mendingan keras, kalau
lembek dan perih
kemaren
itu kan lembek gitu kan perih gitu, ada perih – perihnya lembek dan perih
kena kantongnya gitu kan, lembek dan perih
I: yang di sekitar usus itu... jadi kayaknya kalau kelamaan lembek dan merah
ibu ganti kantongnya gitu jadi agak merah – merah lembek lembek dan merah
6 kan... aaa jadi sekarang kalau saya banyak
bergerak banyak berjalan kan... usus saya ini membesar..
– apa... tapi saya kan takut kok kalau saya berjalan usus membesar
ususnya membesar rasanya mau jatuh.. usus membesar
pembatasan
2 tidak kak... waktu itu saya menunggu di toko saja... tidak aktivitas berat
aktivitas
tidak saya yang pergi kalau belanja itu kan berat kak..
Alhamdulillah aktivitas lain lanjut aja kak..
3 seperti biasa saja... tapi tidak yang berat – berat tidak aktivitas berat
kerjaannya.. seperti mencuci yaa.. mencuci baju kan ada
anak uni yang menolong. Kalau mencuci piring itu uni yang
kerjakan.. membersihkan rumah uni juga... kalau mencuci
4
baju itu kan berat ya,,, itu aja yang nggak uni kerjakan..
1 2 3 4 5
kalalu untuk belanja kan ada warung dekat – dekat rumah uni
yang pergi....
4 I: yaa aktiviitasnya ibu batasi juga, Cuma geraknya seperti
biasalah... Cuma.. Cuma... apa seperti biasalah Cuma ibu kerja kantoran
gak banyak kerja, kerja kantoran gitu doang.. kerja kantoran
aktivitas yang berat – berat aja ibu batasi tidak aktivitas berat
5 sekarang ini saya hentikan aktivitas yang berat – berat tidak aktivitas berat
kan sudah satu tahun ini.. tidak aktivitas berat
ya... Seperti mengangkat angkat barang di warung itu kan ada
keponakan
Saya
6 sekarang ini sudah bisa pergi ke pasar tapi kalau saya tidak aktivitas berat
belanja pergi sama anak atau sama suami saya... soalnya tidak aktivitas berat
kan membawa barang – barang yang berat itu saya tidak bisa tidak aktivitas berat
2 waktu terpasang itu badan saya kurus kak... Cuma 36 kg... tidak nafsu makan gangguan nutrisi
makan tidak mau,, makan waktu itu sepiring ntah habis ntah
tidak nafsu makan
ndak kak..
mungkin karena beban pikiran juga kak..
5 ini kemo yang ke 10.. Alhamdulilah dulu berat badan saya Berat badan turun
turun 20 kilogram, sekarang sudah naik lagi berat badan saya
4 yaa agak risih aja awal – awalnya kan... gimana gitu.. awalnya risih, tidak nyaman ketidaknyamanan
karena terasa ya.. jadi nggak nyaman gitu kan... jadi awalnya risih, tidak nyaman
karena gak nyaman itu, trus.. kadang – kadang kantong itu
nusuk nusuk gitu kan... Jadinya sakit kan.. nyeri
5
3 iya ada kesulitannya, uni kalau tidur itu susah miring – susah posisi tidur ketidaknyamanan
1 2 3 4 5
miring gitu kan,,, nah.. susah posisi tidur
waktu uni membuka kantong itu kan sakit.. sangat sakit sakit membuka kantong ketidaknyamanan
sekali entah karena pengaruh kemo atau pengaruh apa gitu sakit membuka kantong
kan.. uni gak tau juga....
1 aaa kalau ibadah ibu memang ada pengaruhnya.. kadang – pengaruh ke ibadah gangguan ibadah
kadang kan kita baru mau sholat itu kan kadang – kadang
kentut keluar.. kadang – kadang BAB itu yang keluar sedikit
kan... aaa jadinya ibu yang sholat ke mesjid itu nggak tidak sholat ke mesjid
pernah pas terpasang stoma itu kan.. selama lima tahun itu tidak sholat ke mesjid
ibu tu... tapi yaaa terganggu kita kalau ibadah itu ya...
3 kalau untuk beribadah kan uni ada keinginan untuk ibadah,
tapi pakaian uni ini kan berbau kan... masih ragu – ragu masih ragu - ragu ibadah
juga uni untuk shalat kan... uni sudah mau menanyakan ke masih ragu - ragu ibadah
dokternya apa boleh uni shalat dalam keadaan seperti ini
apa tidak.. jadi belum ada uni shalat lagi,,, kalau BAB itu
saking banyak nya keluar kan baunya itu menempel ke baju tu karena baju berbau
kan jadinya shalat kita tidak sah kan.. itu uni ingin karena baju berbau
shalat kan tapi lantaran karena menempel ke baju itu kan... karena baju berbau
BAB itu memang nggak kena ke baju tapi baunya itu
karena baju berbau
menempel
kan...
4 sholat... pas baru – baru yaaa pas baru terpasang ya ndak gerakan shalat terganggu
bisa ibu.. sudah tu duduk tapi pas duduk ndak bisa terlalu
bungkuk ibu, sekarang udah gak apa – apa, udah kayak biasa..
6
tapi shalat sunat yang ibu kurangi..
1 2 3 4 5
5 dulu saya memang ragu kalau mengenai sholat ini kan... ragu shalat
saya merasa bagaimana ya.. karena keluarnya tidak terasa merasa tidak bersih
kan... jadi saya merasa tidak bersih kan.... merasa tidak bersih
6 saya awal – awalnya ragu juga kan buk mau shalat gitu... ragu shalat
Rasanya kita tu gak bersih gitu kan... Apa sah apa ndak shalat
kita
2 ini kak.. pemikiran saya waktu itu kak.. rasanya itu.. apa
ada orang lain yang juga memiliki penyakit seperti ini,,, merasa berdosa dosa
apa hanya saya saja... apalah dosa yang sudah saya perbuat merasa berdosa
kan kak... sampai dapat sakit ini... merasa berdosa
7
Tabel 2. Matriks Hasil Wawancara dengan Partisipan Tentang Proses Koping
Transkrib
Koping P Open Coding
Pernyataan Partisipan Poin
1 2 3 4 5
koping 1 Alhamdulillah bisa ibu mengontrolnya baunya gitu... bisa mengontrol bau strategi merawat
ooo ibu tidak tunggu penuh dulu kantongnnya itu nak... bisa mengontrol bau stoma
jadi ibu kira – kira aja.. kalau sudah lebih – lebih dari bisa mengontrol bau
setengah kan kantongnya itu isinya... ibu ganti lagi.... bisa mengontrol bau
jadi ibu kira – kira aja.. jadi gak kelluar baunya gitu kan. bisa mengontrol bau
ibuk yang ibu hindari makanan jengkol dan petai itu ya... bisa mengontrol bau
2 oo untuk BAB tu kak saya beli kantongnya kak.. kira –
kira saya tukar itu sehari itu bisa 8 – 9 kali tukar sering tukar kantong
kantongnya kak... sering tukar kantong
ooo.. tidak sampai penuh kak.. tidak sampai penuh
4 sekarang ini yaa... tidak terlalu masalah lah kantong itu
lah gitu kan.. kalau penuh yaa cepat – cepat ibu ganti kan.. ganti kantong
kalau gak gitu takutnya nanti berbau sama lembek dia ganti kantong
bagian – bagian itunya itu kan... biar nggak terasa
bergoyang – goyang ibu pakai pampers... ibu jalani aja lagi. pakai diaper
.. kan.... pakai diaper
gak.. gak terganggu.. soalnya ibu pake pampers... menahan stoma
8
pampers nya itu ibu kepitin gitu kan,, jadi gak terlalu.. menahan stoma
oo kalau dia bengkak gitu kan.. dia goyang – goyang gitu menahan stoma
1 2 3 4 5
sakit tu... aa kalau pake pampers kan ada celana lagi.. dua menahan stoma
kali lipat di dalam pake pampers pake celana lagi.. gak tidak berbau
terlalu.. kuat.. gak apa – apa.. ooo bau nya juga gak tidak berbau
keluar kan.. tidak berbau
6 ususnya membesar rasanya mau jatuh.. jadi sekarang saya
kasih kain.. saya ikatkan ke pinggang jadi aman rassanya... di ikat
saya ini buk... hmmm... apa ya namanya.. orangnya itu di ikat
lassak buk... tidak pernah diam – diam seperti ini tidak
ada kerjaan.. saya banyak beraktivitas buk... macam –
macam
lah yang saya kerjakan di rumah kerjaan di rumah itu kan
tidak mau selesai – selesai ya buk... saya itu kan aktif
orangnya buk... Cuma kalau apa gitu namanya jadi saya di ikat
ikatkan ke pinggang kan kuat dia jadinya buk gak bergoyang di ikat
– goyang gitu jadinya saya semangat kan buk... di ikat
kalau makanan yang lain ibu makan semua.. Aa Cuma ibu
1 banyak makan buah dan sayur strategi nutrisi
banyak makan
buah dan sayur itu aja..
2 semacam- macam toge itu tidak pernah saya makan sampai tidak makan toge
sekarang kak.. sebab kata dokter gizi itu toge ini cepat tidak makan toge
pertumbuhan tumor apa kanker gitu kak,,, sampai sekarang tidak makan toge
Alhamdulillah tidak pernah saya menccoba toge itu kak...
kalau untuk seperti yang gatal – gatal itu kak,, kadang
9
– kadang berair itu jadi di bilang sama dokternya kak.. itu
pintar – pintarnya saya aja makannya itu lagi kak... kita atur makan
1 2 3 4 5
sendiri yang mengatur dan mengira – ngiranya kak... soalnya atur makan
kalau kita banyak makan makanan yang berair itu kan... air atur makan
aja yang keluarnya lagi kak... kalau banyak makan yang atur makan
keras... keras pula BAB itu keluarnya kak... aa jadi nya atur makan
saya atur aja pola makan itu kak... istilahnya kan... nasi atur makan
sepiring itu jadinya saya bikin setengahnya saja... biarlah atur makan
sering tapi tidak banyak... itu katanya kak,, jadinya atur makan
terkontrol keluarnya BAB itu kak... atur makan
3 kalau makanan ada yang uni hindari seperti mie dan bakso,
makanan – makanan yang pakai penyedap, es – es.. terus tidak pakai penyedap
makanan di rumah juga tidak pakai penyedap lagi kan..
tidak pakai penyedap
untuk
sementara kan.. Cuma pakai garam aja uni masak lagi kan..
itu aja yang uni hindari yang lainnya makanan uni seperti
biasa kan...
4 makan gak... kata dokter itu kan.. makan aja apa yang
ibu mau.. saya gak mau juga sebangsa ada tambahan – tidak pakai penyedap
tambahan itu kan saya gak mau.. kayak kue bolu – bolu tu tidak pakai penyedap
kan pake pasta apa segala macam ibu gak mau... ibu batasin
itu nanti kalau berbalik ke rumah sakit lagi kalau ulang
ini lagi tambah ini lagi kan.. yaa dokter sih gak masalah..
ya kan makan aja apa yanng ibu mau asal gak menyakitkan..
yaa dari ibu aja ya ibu stop gitu kan.. makan – makan yang tidak pakai penyedap
10
ada penyedapnya gitu ibu stop kan.. ibu makan yang buatan tidak pakai penyedap
sendiri lagi kan tau kita bahan – bahanya kita gak pakai
1 2 3 4 5
penyedap, gak ada makanan beli – beli warung itu..
tenaga gak apa – apa masih biasa gitu kan.. Cuma kalau makan sayur dan buah
makan.. suka makan buah sayur gitu kan.. makan sayur dan buah
untuk makanan saya sekarang tidak ada masalah ya... yaa
5
saya juga
tidak tau ya,, kalau dokter disini bilang makan yang banyak
kan... jadi saya makan saja semua ya... aa tapi kalau makan tidak pakai penyedap
– makan mie, penyedap – penyedap seperti itu sudah saya tidak pakai penyedap
hentikan... makan seperti bakso somay yang seperti itu tidak pakai penyedap
sudah saya hentikan sudah setahun ini sejak saya sakit ini tidak pakai penyedap
oooo... kalau itu sekarang ini saya atur sediri makanan atur makan
itu... saya perhatikan... sekarang saya makan sedikit – atur makan
sedikit tapi sering seperti itu saya autr makan. Sama saya atur makan
kurang – kurang – kurangi makan yang berair itu supaya atur makan
terkontrol keluarnya kan... jadi saya sendiri yang
mengaturnya,
katanya kan harus banyak makan sayur makan buah –
6 banyak makan buah dan sayur
buahan... kalau sejak
sakit ini sudah banyak saya makan sayur,, kalalu nggak kan banyak makan buah dan sayur
3 lebih sering ke sebelah kanan... kalau ke sebelah sini tidur miring ke kanan strategi mengatasi
kan (kiri) jadinya dia terhimpit kan... jadi miring ke tidur miring ke kanan ketidaknyamanan
sebelah kanan lebih sering.. kalau tidur telentang gitu kan tidur miring ke kanan
uni nggak nyaman rasanya...
11
1 2 3 4 5
1 tu... kita kalau mau shalat
Strategi
witir shalat tarawih itu kan aa tu sampai berapa kali saya mengulang wudhu
mengatasi
ulang wudhu itu... sampai berapa kali suami ibu menunggu mengulang wudhu dampak spiritual
selama lima tahun itu haa ibu dirumah saja sholatnya... sholat dirumah saja
selagi ibu sadar ha.. Masih ingat ibu sama ibadah tadi itu ha.. tetap menjalankan ibadah
masuk waktu shalat udah terdengar adzan kan.. walaupun ibu tetap menjalankan ibadah
sakit terbaring di tempat tidur ibu tetap menjalankan tetap menjalankan ibadah
ibadah... sebab kan ibu berpikiran kan aaa.. kalau kita itu tetap menjalankan ibadah
bisa saja mati besok pagi kan... itu aja pikiran ibu,,
kalau malam hari ibu mikirnya bisa saja meninggal besok
pagi.. kalau pagi bisa saja kita meninggal nanti malam kan..
ha.. ha... itu saja yang terpikir lagi...
2 untuk ibadah kak.. saya bertanya ke pak ustaddz kak... bertanya kepada ustadz
waktu di m.djamil juga pernah saya tanyakan kak... saya bertanya kepada ustadz
tanya pak... kalau seandainya sholat kami yang berpenyakit bertanya kepada ustadz
seperti ini bagaimana pak.. jadi dijawab sama ustadz itu bertanya kepada ustadz
kak.. kalau itu kan bukan najis.. itu kan penyakitnya yang
diberi oleh Allah jadi kita kembalikan semua ke Allah...
apakah diterima atau tidak ibadah kita ini kan yang penting tidak lalai beribadah
kita tidak lalai... kita tidak lupa... masih lah waktu itu tidak lalai beribadah
kak... disini pun saya ikut wirid gitu kak,, tidak lalai beribadah
12
4 tanya juga kan katanya boleh sholat, tapi yaa itu kan yang
penting kita menjalankan ya.. bagaimana – bagaimana nya tetap menjalankan ibadah
nanti itu Allah yang menentukan. Masih kuat ibu shalat tetap menjalankan ibadah
1 2 3 4 5
berdiri.. Cuma kalau habis kemo ini kan suka pusing – tetap menjalankan ibadah
pusing gitu ibu duduk.. nanti kalau udah habis di kemo 2
hari 3 hari eee 3 hari 4 hari ibu udah mulai berdiri.. udah
ilang pusingnya kan..
5 tanya ke ustadz di dekat rumah bagaimana cara saya sholat... tanya kepada ustadz
ustadznya bilang tidak apa – apa sholat saja itu kan tanya kepada ustadz
penyakit.. jadi Alhamdulillah sejak saat itu saya shalat.. tanya kepada ustadz
yang penting menjalankan
ya sering saya ulang – ulang jadinya... kan yang menentukan
ibadah
yang penting menjalankan
itu Allah kan... apakah sholat kita diterima atau tidak kan
ibadah
yang penting menjalankan
Allah yang menentukan yang penting kita menjalankan...
ibadah
6 tapi saya tetap mau shalat,, kalau BAB nya keluar saya tetap menjalankan ibadah
ulang lagi shalat nya.. yaa lumayan sering saya ulang – tetap menjalankan ibadah
ulang seperti itu jadinya kan... yaa tapi tetap juga saya tetap menjalankan ibadah
shalat.. yaa namanya kita seperti ini kan... kita lagi tetap menjalankan ibadah
sakit.. kalau masalah diterima atau tidaknya itu kita
serahkan kepada Allah kan... yang penting kita
menjalankannya,...
2 bersyukur kita massih diberi kehidupan kita kan kak... saya bersyukur penerimaan
percaya Allah itu tidak akan selamanya memberikan saya percaya kepada Allah
13
jawab kak.. apa yang membuat saya malu... kalau memang
itu
jalan yang diberi Allah kan... saya percaya Allah tidak percaya kepada Allah
1 2 3 4 5
akan selamanya memberi saya penyakit seperti ini... seperti percaya kepada Allah
itu jawaban saya kak... tegar saja saya jadinya kalau
memikirkan semuanya dikembalikan ke Allah...
3 uni berfikir kalau penyakit itu kan datangnya dari Tuhan penyakit dari Allah
kan... jadi kita bersabar menghadapi penyakit ini lagi kan.. sabar menghadapi penyakit
4 yaa.. yang sekarang ini kan ibu jalani aja... semua kan semua dari Allah
dari Allah, kalau sakit kita obati kan gitu aja...
kita gak tau Tuhan itu kan ntah angkat dosa kita mungkin Allah angkat dosa
kan ntah gimana kan... Allah angkat dosa
5 ini adalah cobaan dari Allah untuk saya... mungkin dengan cobaan dari Allah
Allah memberi saya penyakit ini, Allah angkat dosa – dosa
saya bisa diampuni. Itu saja yang saya pikirkan jadi di ampuni dosa
semangat lagi saya..
sekarang sudah tidak apa – apa... istilahnya kan sudah
6 sudah biasa, sudah terbiasa
terbiasa kan..
kan sitilahnya kalau sakit kita obati gitu kan buk... tapi ajal sudah ditentukan Allah
kalau sudah ajalnya disana ya sudah tidak bisa dihindarkan ajal sudah ditentukan Allah
tapi kan kita mencoba... jadi gimana giitu istilahnya saya ajal sudah ditentukan Allah
sudah pasrah kan.. ajal sudah ditentukan Allah
1 Alhamdulillah kan orang itu mengerti juga kan,, pengertian orang dukungan teman
m.. kata orang itu kan,, yang kami ini juga belum tahu
14
nantinya akan seperti apa.. tidak usah lah minder , kami tidak perlu minder
ini kan belum tahu juga.. hidup senang kita rasakan sama – tidak perlu minder
sama.. kamu juga nanti belum tahu bagaimana keadaan kamu tidak perlu minder
1 2 3 4 5
nanti... aaa Alhamdulillah sudah berapa lama kami duduk tidak tercium bau
disini tidak ada kami mencium bau – bau katanya... aa tu tidak tercium bau
Alhamdulillah.. yang ibu pikirkan itu nggak ada terjadi... orang tidak jijik melihat kita
orang mendukung, orang
Itidak ada.. bahkan mereka merasa kasihan melihat kita kan..
merasa kasihan
orang mendukung, orang
mereka malah mendukung kita.. yang merasa jijik itu tidak
merasa kasihan
orang mendukung, orang
ada...
merasa kasihan
2 teman itu lah yang jadi penyemangat saya kak....
kadang banyak juga teman – teman yang memberikan
dukungan teman - teman
dukungan
kak.. mereka bilang.. apa yang I pikirkan, kami juga dukungan teman - teman
kedepannya belum tau seperti apa... mungkin kami lebih dukungan teman - teman
parah dari ini besok – besok... masih tetap saya kumpul – dukungan teman - teman
kumpul dengan teman – teman kak...
1 katanya kan.. akhirnya ibu pergi ke jakarta tempat pesta
dukungan
itu kan.. aa tu ndak ada keluarga ibu tu.. bahkan mereka tidur bersama keluarga
keluarga
tidur dengan ibu.. ibu tanya.. apa ibu berbau... ndak.. tidur bersama keluarga
ndak ada berbau kata mereka.. ibu.. eee (partisipan tampak tidak berbau
aaa jangan banyak – banyak cerita juga.. aaa itu kata suami
dukungan pasangan
ibu.. aa
15
itu ibu kan... untung lah suami ibu itu haa... sabar lah suami sabar
menghadapi ibu tu haa.. mendampingi ibu kan... jadi waktu
suami ibu sampai ibu bilang waktu itu kan.. saya da...
1 2 3 4 5
kalau apa da.. kalau uda mau berumah tangga lagi silahkan
da.. begitu ibu bilang ke bapak kan.. trus ee jangan macam
– macam... saya tidak mau berumah tangga lagi.. itu jawaban suami mendampingi
suami ibu... Alhamdulillah bapak selalu mendampingi ibu suami mendampingi
selama ibu sakit... 3 kali ibu operasi bapak yang merawat suami mendampingi
2 mau ngapa – ngapain masih bisa kan kak... waktu itu anak
saya masih kecil kak.. umur 14 bulan.. itu lah yang membuat memikirkan anak
saya tegar kak... karena memikirkan anak kan... masih tegar
bersyukur kita massih diberi kehidupan kita kan kak... saya
percaya Allah itu tidak akan selamanya memberikan saya
sakit seperti ini kan kak... walaupun kita sakit tapi kita masih bisa bersama anak
bisa bersama anak... bisa juga kita melihat anak terus... masih bisa bersama anak
anak sehat... udah itu yang saya pikirkan lagi kak...
dari segi keluarga dukungan keluarga
mendukung semua kak... sampai saya menjalani kemo
dukungan keluarga
sampai
rambut saya botak licin... Alhamdulillah keluarga
dukungan keluarga
mendukung
terus kak... yaaa karena dukungan dari keluarga dan teman – dukungan keluarga
3 karena uni memikirkan anak kan.. anak – anak yang dukungan anak
menguatkan uni kan... anak uni ber-enam orang, yang besar dukungan anak
SMP kelas 3, yang kecil umur 5 tahun... jadi pikiran uni
16
usaha untuk cepat sembuh demi
bagaimana uni biar bisa cepat sembuh... kasihan lihat anak anak
1 2 3 4 5
usaha untuk cepat sembuh demi
– anak masih kecil – kecil kan...
anak
4 saya megiingat anak – anak saya yang masih kecil – kecil. dukungan anak
.. saya masih ingin berbuat yang terbaik untuk anak – anak
saya... saya sudah sadar sekarang kan... jadi saya ingin
sehat bagaimana saya bisa berbuat yang terbaik untuk anak..
dengan melihat anak – anak itu yang membuat saya kembali
bersemangat..
2 itu tu kan kak.... aa terus kontrol yang kedua saya cerita cerita ke dokter dukungan tenaga
sama asisten dokter yang menolong waktu operasi kak... saya cerita ke dokter kesehatan
ceritakan lah kak.. trus dokter itu bilang apa yang ibuk dukungan tenaga kesehatan
pikirkan.. maklumi saja.. orang – orang itu tidak pernah dukungan tenaga kesehatan
tau mengenai penyakit ibu... kalau disini kan sering dukungan tenaga kesehatan
bapak itu bilang... yang sekarang ini jalani dulu.. apa
obat yang dikasi.. berobat kita... kontrol ibu dulu... dukungan tenaga kesehatan
Allah yang akan menentukan itu nantinya.. kami sebagai dukungan tenaga kesehatan
dokter ini tenaga medis.. kami bisa mneolong semaksimal dukungan tenaga kesehatan
mungkin untuk ibu ndak usah lah ibu pikirkan itu.. untuk dukungan tenaga kesehatan
bercerita kepada tenaga
4 ooo ibu tanya – tanya.. ibu tanya sama dokter pas ibu
kesehatan
kontrol kan... kayak makanan apa yang gak boleh ibu makan,
trus kalau ada apa – apa kan ibu tanya ke dokternya..
17
Alhamdulillah ooo kalau ibu tanya dijelaskan sama
dokternya
1 2 3 4 5
4 itu kan... terus kan ada juga yang sama dengan ibu
bercerita dengan sesama
penyakitnya... jadi kita ada ceirta – cerita juga kan... dukungan
penyintas
ibu lihat yang lain kuat – kuat juga kan kita jadi ikut ostomate
semangat juga kan...
5 waktu saya mau berobat
ulang saya lihat ternyata tidak hanya saya yang memiliki saya tidak sendiri
penyakit ini, saya lihat banyak juga yang sama dengan saya
ya istilahnya tidak saya sendiri.. jadi sekarang yaa sudah
biasa saja ya...
6 terbiasa kan... karena saya melihat juga kan ada juga yang
seperti saya.. tidak hanya saya sendiri... jadi sudah tidak saya tidak sendiri
apa – apa.. sudah biasa saja
18
Tabel 3. Kesesuaian Hasil Penelitian dengan Teori Adaptasi Roy
No. Open Coding Axial Coding Selective Coding Teori Adaptasi
1. Harga diri rendah Dampak psikososial yang Dampak stoma sebagai Stimulus
Isolasi sosial dirasakan oleh partisipan stimulus
Gangguan citra tubuh
Gangguan ibadah
Dampak spriritual yang
Perasaan berdosa
dirasakan oleh partisipan
2 Merawat stoma Strategi mengatasi dampak Srategi koping pasien dalam Mekanisme coping
Strategi nutrisi fisik sebagai mekanisme mengatasi dampak stoma
Strategi mengatasi koping dalam menghadapi
ketidaknyamanan stimulus
Penerimaan
Strategi mengatasi dampak
spiritual sebagai mekanisme
19
Strategi mengatasi gangguan koping dalam menghadapi
stimulus
ibadah
20
Lampiran 2: Kategori Inti
open coding axial Coding selectiv coding
Kategori Inti
Gangguan nutrisi
Dampak Dampak
Perubahan Fisik stoma
Fisik
Pembatasan sebagai
Aktivitas stimulus bagi
ketidaknyamanan pasien
kanker
Gangguan ibadah Dampak kolorektal Adaptasi
PEDOMAN WAWANCARA
Pengalaman Adaptasi Pasien Kanker Kolorektal terhadap Stoma
di Kota Padang
PELAKSANAAN WAWANCARA
1. Perkenalan dari pewawancara
2. Menjelaskan tujuan dari wawancara
3. Meminta kesediaan waktu untuk melakukan wawancara
Daftar Pertanyaan
psikologis, spiritual)?
Assalumu’alaikum Wr. Wb
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia kepada kita semua, sehingga
kita diberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan kita sehari – hari. Aamiin.
Dengan surat ini saya sampaikan kepada Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bahwa saya
bermaksudd untuk melaksankan penelitian mengenai “ Pengalaman Adaptasi
Pasien Kanker Kolorektal Terhadap Stoma di Kota Padang” dalam rangka
menyelesaikan Magister Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas
Andalas Padang.
Wassalam,
Hormat saya,
Fira Firdausia
Lampiran 9
INFORMED CONSENT
Setelah memahami penjelasan yang diberikan oleh peneliti, maka saya bersedia
menjadi partisipan dalam penelitian dengan judul “ Pengalaman Adaptasi Pasien
Kanker Kolorektal terhadap Stoma di Kota Padang Tahun 2019”.
Saya memahami penelitian ini tidak akan membawa akibat yang merugikan saya
dan penelitian ini hanya untuk mengetahui informasi yang diperlukan. dengan ini
saya menyatakan bersedia menjadi partisipan tanpa adanya paksaan atau ancaman
dari pihak manapun.
Padang, 2019
Partisipan,
( )
Lampiran 10: Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 11: Lembar Konsultasi Pembimbing II
Lampiran 12
JADWAL PENELITIAN
April- Sept Okt Nov- Jan Feb Mar- Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des Jan
Agust Des Mei
1 Pembuatan
Proposal
2 Pra Kolokium
3 Kolokium
4 Perbaikan Proposal
5 Pengumpulan Data
6 Pengolahan Data
7 Penulisan Tesis
8 Ujian Hasil
9 Kompre
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
PENDIDIKAN
PERKERJAAN