Anda di halaman 1dari 68

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI KEBERSIHAN ORGAN
GENETALIA EXTERNA : LITERATUR REVIEW

Oleh:

NAMA : KURNIACE DODA


NIM : 01.2016.011

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KURNIA JAYA PERSADA
PALOPO
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI KEBERSIHAN ORGAN
GENETALIA EXTERNA : LITERATUR REVIEW
OLEH :

NAMA :KURNIACE DODA

NIM :01.2016.011

PROPOSAL INI DISETUJUI

TANGGAL, 19 November2020

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns,Cheristina,S.kep.,M.Kes Santi,SKM,.M.Kes
NIDN. 0912098501 NIDN. 0901098603

Mengetahui,

Ketua Program Studi Profesi,Ners

Ns. Bestfy Anitasari,M.Kep,Sp.Mat


NIDN. 0901128401
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI KEBERSIHAN ORGAN
GENETALIA EXTERNA : LITERATUR REVIEW

Disusun Oleh:
KURNIACE DODA
NIM. 012016011

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Skripsi


Pada tanggal, 19 November 2020
Dan dinyatalan telah memenuhi syarat

Tim Penguji :
1. Ns. Bestfy Anitasari, M.Kep.,Sp.Mat (…………………….)

2. Ns. Cheristina,S.kep.,M.Kes (…………………….)

3. Santi,SKM,.M.Kes (…………………….)

Tim Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns. Cheristina,S.kep.,M.Kes Santi,SKM,.M.Kes


NIDN. 0912098501 NIDN. 0901098603

Mengetahui,

Ketua Ketua
STIKES Kurnia Jaya Persada Program Studi Keperawatan
Palopo Profesi Ners

Rezkiyah Hoesny, S.Kep.,Ns.,M.Kep Ns. Bestfy Anitasari, M.Kep.,Sp.Mat


NIDN. 0920118901 NIDN. 0901128401
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Kurniace Doda


NIM : 01.2016.011
Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kurnia Jaya

Persada Palopo

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri

Mengenai Kebersihan Organ Genetalia Externa : Literatur Review”, adalah hasil

karya saya sendiri yang belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak

terdapat atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebut dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian


atau keseluruhan skripsi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Palopo, November 2020

Yang Menyatakan,

Kurnace Doda
NIM :012016011
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karna berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun Skripsi ini dengan baik tepat pada

waktunya. Dalam proposal ini saya membahas tentang Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Mengenai

Kebersihan Organ Genetalia Externa : Literatur Review.

Skripsi ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari

berbagai pihak untuk menyelesaikan dalam menyusun Skripsi ini. Olehnya itu

saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah membantu saya dalam menyelesaikan proposal ini, terkhusus pembimbing

saya.

Ahir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kita

semua.
ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MENGENAI KEBERSIHAN
ORGAN GENETALIA EKSTERNA
LITERATURE REVIEW

Kurniace Doda1, Cheristina 2, Santi3

Pada masa remaja sangat perlu diberikan sebuah edukasi atau pendidikan
kesehatan, karena masa itu merupakan masa dimana remaja mengembangkan pola
pikir mereka ke arah yang lebih baik, jika sejak remaja tidak ditanamkan
pendidikan yang baik tentang kebersihan organ genetalia eksterna, maka sampai
dewasa pengetahuan mereka pun tidak akan berkembang dan itu akan menjadi
salah satu pemicu meningkatnya angka kejadian dari kebersihan organ genetalia
eksterna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri mengenai kebersihan organ
genetalia eksterna.Desain penelitian menggunakan literature review.Jumlah
sampel 2 jurnal penelitian.Pengambilan sampel menggunakan pencarian terhadap
jurnal-jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kedua jurnal yang di review
didapatkan hasil terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan
pengetahuan remaja putri mengenai kebersihan organ genetalia eksterna.
Dibutuhkan peran lintas sector seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan
dan perangkat terkait untuk membuat kebijakan sehingga pendidikan kesehatan
tentang kesehatan organ genetalia eksterna dapat dilaksanakan di sekolah-sekolah.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Organ Genetalia Eksterna
ABSTRACT

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ON INCREASING


KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN ABOUT THE
CLEANLINESS OF EXTERNAL GENETALIA
ORGANS : LITERATURE REVIEW

Kurniace Doda1, Cheristina 2, Santi3

In adolescence, it is very necessary to provide education or health education,


because that period is a period where adolescents develop their mindset in a better
direction, if since adolescence there is no good education on the cleanliness of
external genetalia organs, then until adulthood their knowledge is not will develop
and it will be one of the triggers to increase the incidence of cleanliness of
external genetalia organs.

This study aims to determine the effect of health education on increasing


knowledge of young women about the cleanliness of external genetalia organs.
The research design used a literature review. The number of samples is 2 research
journals. Sampling using a search for journals that match the inclusion criteria.

The results showed that from the two journals reviewed, it was found that there
was an effect of health education on increasing knowledge of young women about
the cleanliness of external genetalia organs.

Cross-sectoral roles are needed, such as the education office, health service and
related devices to make policies so that health education on the health of external
genetal organs can be implemented in schools.

Keywords: Health Education, Knowledge, External Genetalia Organs


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………..

LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….……….

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................

KATA PENGANTAR………………………………………………….……..

ABSTRAK…………………………………………………………………….

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………….……....

B. Rumusan Masalah……………………………………………….……...

C. Tujuan penelitian………………………………………………..........…

D. Manfaat penelitian……………………………………………….……..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang kebersihan organ genetalia externa……………….....

B. Kerangka teori…………………………………………………………

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan desain penelitian…………………………………………….

B. Proses pengumpulan data…………………………………………..…

C. Waktu penelitian……………………………………………………....

D. analisa data…………………………………………………………....

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Pengambilan Data ………………………………………..

B. Hasil Studi Literature ………………………………………………..

C. Pembahasan……………………………………………………….….

D. Keterbatasan Penelitian………………………………………………

E. Implikasi Untuk Keperawatan…………….. ………………………..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………...……

B. Saran……………………………………………………………..…...

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..………

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel I Kriteria Inklusi Ekslusi

Tabel II Analisa PICOT


DAFTAR GAMBAR

Gambar I Kerangka Teori

Gambar II Kerangka Pengambilan Artikel


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak

menuju masa dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seksual

sekunder, tercapainya fertililas dan terjadi perubahan spikologi. Dalam

rentang kehidupan masa remaja merupakan masa peralihan, dalam bahasa

latin masa remaja yaitu adolescence di artikan ”tumbuh atau bertumbuh

dalam mencapai kematangan” atau menjadi dewasa, dimana masa puberitas

pada remaja yang ditandai dengan berbagai perubahan fisik seperti

mengalami mestruasi perubahan bentuk dan ukuran payudara pada wanita

(Husni. F, 2017).

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19

tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)

rentang usia adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Masa remaja juga

dibagi menjadi beberapa kategori yakni remaja awal usia 12-16 tahun dan

remaja akhir usia 17-25 tahun. Pada masa remaja sangat perlu diberikan

sebuah edukasi atau pendidikan kesehatan, karena masa itu merupakan

masa dimana remaja mengembangkan pola pikir mereka ke arah yang

lebih baik, jika sejak remaja tidak ditanamkan pendidikan yang baik

tentang kebersihan organ genetalia eksterna, maka sampai dewasa

pengetahuan mereka pun tidak akan berkembang dan itu akan menjadi

salah satu pemicu meningkatnya angka kejadian dari kebersihan organ

genetalia eksterna (Purwaningrum, 2017).


Pendidikan kesehatan memliki hubungan yang berkaitan dengan

pengetahuan seseorang. Karena pengetahuan sangat berpengaruh terhadap

perilaku hidup sehat, oleh sebab itu dengan adanya pendidikan kesehatan

yang diberikan, diharapkan seseorang menjadi lebih baik dalam menjaga

dan memelihara kebersihan dengan perilaku hidup sehat

(Helmawati,2014).

Kebersihan diri atau Personal Hygene yaitu perawatan diri sendiri

yang dilakukan sebagai bahan untuk menjaga kesehatan diri khususnya

pada organ genetalia eksterna. Pentingnya pengetahuan tentang kebersihan

reproduksi perlu ditanamkan pada remaja, karena dengan adanya

pengetahuan dini tentang kebersihan genetalia, maka kemungkinan

penularan penyakit menular seksual juga sangat rendah. Biasanya

permasalahan yang dialami remaja tentang kebersihan genetalia yaitu

karena kurangnya pengetahuan yang diberikan (Utami, 2014).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini stelah orang

melakukan menginderaan terhadap opjek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan dapat diperoleh antara lain melalui

pendidikan baik formal maupun non formal. Pengetahuan juga dapat

diperoleh dari orang lain diantaranya mendengar, melihat langsung atau

melalui alat komunukasi. Untuk memperoleh data tentang pengetahuan

tertulis atau lisan dapat digunakan untuk mengukur cognitive domain

seseorang (Yudanti, 2017).


Adapun angka prevalensi kejadian kasus tentang kebersihan organ

genetalia pada remaja di dunia menurut WHO 2012 menunjukkan angka

25%-50%. Dimana penyebab utama dari kasus kebersihan organ genetalia

disebabkan karena infeksi jamur, kuman, parasit dan virus. Selain itu

kurangnya perawatan remaja putri terhadap organ genetalia seperti

mencuci organ genetalian dengan air yang tergenang dalam bak,

menggunakan pembersih secara berlebihan dan jarang menngganti celana

dalam merupakan salah satu penyebab timbulnya masalah-masalah pada

organ genetalia. Berdasarkan informasi dari pemerintah pusat estimasi data

jumlah remaja di indonesia adalah 69.857.406 jiwa dan 18,11% dianggap

masyarakat sebagai gender laki-laki, bersifat dan berkarakter seperti laki-

laki bukan perempuan sesunggunya. Prevalensi kejadian kasus di

Indonesia tentang kebersihan organ genetalia pada remaja yaitu sekitar

75% dimana kejadian kasus kebersihan organ genetalia yaitu keputihan.

Hal tersebut diakibatkan karena iklim di Indonesia yang lembab, tidak

seperti iklim yang ada di eropa yang kering sehingga orang eropa tidak

mudah terinfeksi oleh bakteri dan jamur. Selain karena iklim, remaja di

Indonesia juga kebanyakan malas untuk menjaga kebersihan organ

genetalia seperti mencuci organ genetalian dengan baik dan benar dan

jarang mengganti celana dalam jika sudah lembab, padahal itu merupakan

salah satu pemicu timbulnya infeksi bakteri dan jamur pada organ

genetalia (Helmi, 2016).

Dari penelitian Ade Krisna Ginting, 2017, tentang “Hubungan

Pengetahuan dengan Sikap Remaja Putri dalam Menjaga Kebersihan Organ


Genetalia Eksternal di SMK Bina Karya Mandiri Kota Bekasi Tahun 2017”,

bahwa ada hubungan secara statistic yaitu pengetahuan dengan sikap remaja

putri dalam menjaga kebersihan organ genetalia eksternal dengan

menggunakan teknik metode audio vidio dan media yang digunakan yakni

mambagikan leaflet, dengan jumlah sampel 78 siswi dengan : Hasil P

value = 0,049 (< α 0,05)

Penelitian sejenis dilakukan oleh Karisma, 2017 tentang “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene Genitalia Terhadap

Perilaku Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi Kelas VII Smp Negeri 3

Tempel Sleman” bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang

personal hygiene genitalia externa, dengan mengunakan metode ceramah,

serta media yakni membagikan bookleat serta memasang poster.Dengan

jumlah sampel66 siswi dengan : Hasil uji Wilcoxon Match Pairs Tests

didapatkan nilai z hitung -5.194 dan nilai p 0.000. Berdasarkan nilai

P<0,05maka disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan

tentang personal hygiene saat menstruasi pada siswa VII di SMP Negeri 3

Tempel.

Berdasarkan kedua penelitian diatas, ditemukan persamaan yaitu pada

pemberian pendidikan kesehatan tentang organ genetalia eksterna pada siswi

daan sama-sama memiliki hubungan serta pengaruh setelah dilakukan

pendidikan kesehatan. Dan perbedaan kedua penelitian tersebut yaitu pada

jumlah responden, pada penelitian Ade Krisna Ginting, 2017 membahas

tentang Hubungan pengetahuan dengan cara pengambilan data

menggunakan kuisioner dengan jumla siswi sebanyak 78, dan data yang
diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 64 orang dengan

jumlah responden kategori pengetahuan baik sebanyak 67,2% (43

responden) dan sebagian memiliki pengetahuan renda sebanyak 32,8% (21

responden).

Sedangkan penelitian yang dilakukan Karisma, 2017 membahas

tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan cara pengambilan data

menggunakan pureposive sampling. Pengumpulan data menggunakan

kuisioner dengan jumlah siswi 61 orang memalalui pretest dan post test.

Dari penelitian ini data yang digunakan hanya 44 sisiwi yang sudah

mengalami menstruasi sebagai responden, saat dilakukan pretest

didapatkan didapatkan kategori personal hygiene kurang baik sebanyak

25.0% ( 11 orang) dan perilaku hygiene cukup baik sebayak 68.2% (30

responden), dan perilaku hygiene baik sebanyak 6.8% (3 responden).

Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang personalhygiene genetalia

sebanyak 2 orang responden (4.5%) memiliki kategori kurang, dan 21

reponden (47.7%) memilikimkategori perilaku cukup dan 47.7% (21

responden) memiliki mkategori perilaku baik. Dari kedua penelitian

tersebut, peneliti memutuskan untuk mengangkat judul mengenai pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri

mengenai kebersihan organ genetalia eksterna menggunkan literature

review.
B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan remaja putri mengenai kebersihan organ genetalia eksterna?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum penulisan

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri

mengenai kebersihan organ genetalia eksterna.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan tentang kebersihan organ genetalia eksterna.

b. Mengidentifikasi pengetahuan remaja putri setelah dilakukan

pendidikan kesehatan tentang kebersihan organ genetalia eksterna.

c. Mengidentifikasi metode pendidikan kesehatan tentang kebersihan

organ genetalia eksterna pada remaja putri.

d. Menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

pengetahuan remaja putri mengenai kebersihan organ genetalia

eksterna.
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Merupakan pengalaman berharga guna memperluas wawasan dan

pengetahuan melalui penelitian menggunakan literatur review.

2. Bagi institusi

Memberikan pendidikan keperawatan sebagai sumber bahan acuan dan

informasi pendidikan kesehatan tentang kebersihan organ genetalia

dalam meningkatkan pendidikan dimasa yang akan datang

3. Bagi Profesi keperawatan

Sebagai sumbangsih untuk meningkatkan pendidikan dalam bidang

keperawatan dalam rangka pengebangan mutu dan kemandirian

profesi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tujuan Tentang organ Genetlia Externa pada wanita

1. Definisi sistem reproduksi wanita

Pada sistem reproduksi kesehatan dan kebersihan merupakan hal

yang sangat penting untuk menjaga sejahterah fisik, mental, dan sosial

secara utuh, bebas dari penyakit, kecacatan yang berkaitan dengan

system reproduksi dan fungsinya. Organ genetalia merupakan

komponen penting bagi pria dan wanita. Namun lebih diberatkan

pada wanita karna wanita memiliki sistem reproduksi yang sensitif

terhadap suatu penyakit bahkan keadaan penyakit lebih dihubungkan

dengan fungsi dan kemampuan terhadap kesehatan reproduksi. Namun

seperti yang diketahui vagina perempuan memiliki fungsi reproduksi

“melangsungkan keturunan” dengan mengenal dan mempelajari maka

kita akan lebih tahu bagaimana merawat organ genetalia dan

menjaganya dengan benar ( sandriana, 2014).

2. Organ genetalia eksterna wanita

Organ genetalia externa merupakan organ atau alat kelamin

untuk senggama yang tampak dari luar, juga dapat dilihat bila wanita

dalam posisi litotomi. Pundenta atau organ reproduksi eksterna

disebut juga dengan vulva tampak dari luar (mulai dari monspubis,
sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia

minor,klitoris, hymen, vestibulum, orificium, urethra externum, dan

kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

a. Mons Pubis atau Mons Veneris

Mons pubis yaitu suatu timbunan lemak yang biasa

ditumbuhi rambut.

b. Labia Mayor dan labia minor , yaitu pelindung bagian dalam

vagina sebelum lubang vagina.

c. Klitoris

Klitoris merupakan bagian sensitif yang biasa menjadi

pusat rangsangan dalam melakukan hubungan seksual.

d. Urethra introitus, adalah saluran kencing .

e.  Hymen merupakan lapisan tipis membranemukosa yang

sebagian meyumbat lubang vagina. Normal hymen tidak

menutup, tetapi memiliki pori-pori memperlancar aliran

menstruasi.

f. Kelenjar bertholini ( kelenjar vestibula)

Kelenjar ini berada pada tiap sisi didekat lubang vagina. Posisi

melekat di himen, kelenjar bartholini menyekresi mucus yang

menjaga vulva tetap lembab. (Yulinda, 2016)


3. Kesehatan Organ Genetalia pada Wanita

Secara umum wanita dengan perkembangan dan pertambahan

umur, akan semakin erat kaitannya dengan kesehatan organ

reproduksi. Karena semakin bertambahnya umur kesehatan reproduksi

wanita juga harus dijaga. Dalam hal kesehatan reproduksi wanita

dimulai pada saat wanita mengalami menstruasi,seperti biasa pada

umumnya wanita mengalami menstrusi pada saat usia remaja (Desi,

2016).

Masalah kesehatan reproduksi, yang sering dialami para

perempuan dan remaja biasanya dikarenakan banyak faktor. Faktor

penyebab munculnya masalah reproduksi terdiri dari faktor yang

bersifat internal, maupun eksternal. Faktaor yang bersifat internal

terkait dengan persoalan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi

dan faktor yang bersifat ekternal bisanya merupakan faktor yang

berhubungan dengan hal yang berada di luar kemampuan diri,

terdapat juga fatktor seperti lingkungan, pergaulanan, sosial media,

informasi dan komunikasi. Orang yang memiliki pemahaman baik,

mengarahkan dirinya untuk tidak melakukan faktor yang akan

menyebabkan terjadinya resiko dan dampak negatif bagi dirinya

sendiri. Sebaliknya, remaja yang memiliki pemahaman rendah,

cenderung kurang memiliki kepedulian, kesadaran dalam menjaga dan

memelihara organ reproduksinya, yang mengakibatkan sering

terjadinya kekerasan seksual pada remaja. Hal ini yang menjadi


penyebab banyak remaja yang mengalami kekerasan seksual dan

menjadi korban perilaku sek bebas (hasyim,2016).

Personal hygiene merupakan praktik yang dilakukan seseorang

sebagai tindakan untuk membantu dalam memelihara kesehatan dan

kebersihan tubuh agar terhindar dari berbagai penyebaran penyakit.

a. Manfaat dan Tujuan Personal hygiene

1. Kebersihan organ reproduksi dapat terjaga

2. Dapat terlindung dari berbagai jenis infeksi organ

reproduksi bagian luar

3. Dapat menciptakan rasa nyaman

4. Dapat meningkatkan rasa percaya diri.

Tujuan Personal Hygiene Organ reproduksi merupakan

satu bagian terpenting dalam tubuh manusia khususnya wanita

yang memiliki peran besar dan tidak dapat digantikan oleh organ

lainnya. Karna organ reproduksi yang sehat dan dapat berfungsi

sebagaimana mestinya adalah sebuah hal yang dituju untuk:

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2. Memelihara kebersihan diri seseorang

3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang

4. Mencegah penyakit

5. Menciptakan keindahan

6. Meningkatkan rasa percaya diri.


b. Dampak Buruk Tidak Melakukan Personal Hygiene

Ada beberapa hal dampak buruk jika tidak melakukan

perawatan atau personal hygiene pada organ reproduksi wanita

(vagina) dengan baik yaitu :

1. Dapat meyebankan terjadinya infeksi vagina

2. Bisa menyebabkan kemandulan apabila infeksi

berkelanjutan

3. Bisa terjadi kanker akibat infeksi yang tidak di obati

4. Menjadi penyebab mengganggu rasa nyaman karna

terjangkit infeksi

5. Bisa terjadi HIV/AIDS karena luka infeksi yang terbuka.

c. Cara membersikan vagina

Salah satu cara untuk merawat vagina agar terhindar dari

infeksi dan penyakit menular adalah sebagai berikut:

1. Menjaga daerah kemaluan dan selangkangan agar tetap

kering.

2. Mencuci vagina agar tetap bersih, dengan air bersih atau

air mengalir.

3. Menjaga kebersihan pakaian dalam sebaiknya mengganti

pakaian dalam minimal 2 kali dalam sehari, dan pilih

pakaian dalam dari bahan yang dapat menyerap keringat

dendan mudah (katun).


4. Lakukan perawatan terhadap rambut yang tumbuh pada

alat kelamin, hindari membersihkan rambut yang tumbuh

di daerah kemaluan dengan cara mencabut kerena dapat

menimbulkan lubang yang berbekas pada kemaluan.

Karena lubang tersebut dapat menjadi jalan masuk

bakteri,kuman, dan jamur yang dapat menyebabkan iritasi

dan penyakit kulit.

5. Rajin mengganti pembalut saat menstruasi. Hindari

menggunakan Pembalut yang mengandung banyak

gumpalan darah karna merupakan tempat pertumbuhan

dan perkembangan jamur dan bakteri, oleh karena itu

sebaiknya pada saat menstruasi, pembalut hanya

digunakan selama 4 jam atau diganti setiap saat sudah

merasa tidak nyaman, jangan lupa bersihkan vagina

terlebih dahulu.

6. Konsultasi ke Dokter jika terjadi keluhan-keluhan yang

tidak wajar dengan organ reproduksi.

7. Konsumsi yogurt untuk mencegah infeksi jamur, dan

kurangi makanan manisan karena menurut sebuah

penelitian 90 % wanita yang mengurangi konsumsi gula

akan mengalami penurunan infeksi jamur. (Yulinda, 2016)


B. Tinjauan Teori Tentang Remaja

1. Defenisi remaja

Remaja dalam bahasa latin adolescare yang artinya tumbuh, dari

kanak-kanak menjadi dewasa. Masa remaja adalah masa rentang usia

10 sampai 19 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses

pematangan fisik maupun psikologis. Salah satu tanda bahwa seorang

wanita telah memasuki masa remaja adalah terjadinya menstruasi,

yaitu perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai

pelepasan endometrium (mardiana, 2016)

Pengertian remaja dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu :

a. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-

12 tahun sampai 20-21 tahun.

b. Secara fisik, remaja ditandai dengan ciri perubahan pada

penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang berkaitan

kelenjar seksual.

c. Secara spikologis, remaja adalah masa dimana individu

mengalami perubahan dalam aspek kognitif, emosi, social, dan

normal, diantara masa anak-anak menuju dewasa.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak

menjadi dewasa, yang meliputi berbagai perkembangan yang akan

dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa remaja

merupakan masa yang poenting dalam kedihupan manusia, dalam

golongan umur penting kerna menjadi jabatan antara masa kanak-


kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntutu tanggung

jawab ( Kusmiran,2012)

2. Tahap perkembangan remaja

Ada 3 tahap perkembangan remaja diantaranya, yaitu :

a. Tahap remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun. Pada

tahap ini remaja akan mengalami perubahan pada diri, ada rasa

ketertarikan kepada lawan jenis dan kurang kendali terhadap

ego yang remaja sulit untuk pahami dan memahaminya.

b. Tahap remaja tengah (middle adolescence) usia 14-16 tahun. Di

tahap ini remaja akan berkecenderung untuk menyukai teman-

teman yang sifat sama dengannya, tetapi remaja juga

kebingungan harus memilih bersama atau sendiri, optimis dan

pesimis serta materialis dan idealis.

c. Tahap remaja akhir (late adolescence) usia 17-21 tahun. Pada

tahap ini remaja diperkuat dengan 5 hubungan pencapaian,

diantaranya yaitu minat terhadap fungsi kecerdasan, konsep diri

untuk bergabungan dengan masyarakat untuk mencari

pengalaman baru, adanya ciri atau identitas seksual yang

terbentuk tidak akan berubah lagi, tidak mementingkan diri

sendiri, memiliki batasan pada diri sendiri (private self) terhadap

masyarakat umum (Khamin ,2017).


3. Ciri – Ciri Perubahan Fisik Remaja Putri

a. Perubahan fisik pada remaja perempuan, biasanya mengalami

kecepatan seperti pertumbuhan dicapai saat 6-12 bulan sebelum

mengalami Haid pertama (menarche). Remaja putri akan

mengalami perubahan fisik seperti, lingkar panggul melebar dan

bahu mengekecil, pertumbuhan tulang, tinggi badan dan gigi.

Remaja akan mengalami pubertas dan akselerasi pertumbuhan

tinggi badan yang mendadak disebut dengan pacu tumbuh

(height spurt). Pada masa inilah remaja akan mulai tubuh

menjadi dewasa.

b. Pertumbuhan remaja selanjutnya dapat dilihat dari kemampuan

fisiknya, otot dan berat badannya selama 3-6 bulan setelah pacu

tumbuh berat badan. Pertumbuhan remaja juga dipengaruhi oleh

nutrisi karena pada masa remaja, seseorang lebih membutuhkan

nutrisi lebih dibandingkan pada masa kanak-kanak. Jika asupan

nutrisi pada remaja terpuhi dengan baik maka remaja akan

mengalami pertumbuhan dan perkembangan seksual dengan

cepat.

c. Ciri perubahan fisik yaitu kondisi kelenjar dan hormon. Setiap

hormon yang dihasilkan oleh kelenjar, mrmpunyai satu fungsi

bahkan lebih. Pada remaja putri hormon estrogen dan

progesteron merupakan hormon yang sangat berperan penting,

dimana kedua hormon berpengaruh terhadap perkembangan

organ reproduksi perempuan. Selain itu, hormon ini juga


mempengaruhi ovulasi yang juga merupakan pematangan sel

telur dan pelepasan sel telur dari ovarium. (Yulinda 2016)

C. Tinjauan tentang pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan hasil tahu seeseorang terhadap objek melalui indra

yang di miklikinya. Panca indra manusia yaitu indera penglihatan,

pendengaran, peciuman, rasa dan raba. Dari kelima panca indra ini

ada 2 panca indra yang paling sering menjadi sumber pengetahuan

manusia yakni melalui mata dan telinga. Pengetahuan juga

merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan

seseorang (Nontoatmodjo,2014)

Pengetahuan adalah kesan yang ada dalam pemikiran manusia

sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga

merupakan hasil mengingat, misalnya mengingat ulang kejadian yang

sudah perna di alami baik yang disengaja maupun yang tidak

disenggaja dan tidak terjadi sesudah orang melakukian kontak atau

pengamatan terhadap suatu objek tertentu. (Donsu,2017).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang

Ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

menurut Mubarak (2010), yakni :


a. Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang di berikan

seseorang kepada orang lain untuk suatu hal agar dapat

dipahami. Tingginya pendidikan seseorang maka akan mudah

untuk menerima informasi dan memiliki banyak pengetahuan.

Sebaliknya jika pendidikan seseorang rendah maka pengetahuan

yang dililiki juga kurang untuk menerima informasi dari setiap

perkembangan dan nilai-nilai yang baru di perkenalkan.

b. Pekerjaaan

Perkerjaan merupakan tempat seseorang mendapatkan,

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung.

c. Umur

Perubahan umur seseorang akan menterjadikan perubahan

pada aspek psikis dan psikologi (mental). Ada 4 perubahan fisik

yang di kategorisksn sebagai garis besar, yaitu perubahan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan

timbulnya ciri-ciri baru. Hal ini terjadi akibat adanya

pematangan fungsi organ, pada aspek psikologis, mental dan

taraf berfikir seseorang semakin matang menjadi dewasa.

d. Pengalaman

Lingkungan merupakan salah satu tempat seseorang untuk

memperoleh pengetahuan baik dalam bersosialosasi maupun

pengalaman kehidupan sehari-hari. Memiliki kecenderungan


yang kurang baik bagi seseorang untuk melupakan pengalaman

buruk yang dialami, tetapi jika pengalaman terhadap objek

tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul

kesan untuk mengubah perilaku yang kurang baik menjadi baik.

e. Minat

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal sebagai keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu yang ingin dicapai untuk pemperoleh pengetahuan yang

lebih mendalam.

f. Kebudayaan dan lingkungan

Jika dalam suatu wilayah mempunyai budaya yang baik

untuk menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat besar

mungkin bagi masyarakat sekitar mempunyai sikap dan

perilaku untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

g. Informasi

Informasi adalah sumber yang sangat cepat bagi seseorang

untuk memperoleh penegetahuan, baik dalam layanan media

bahkan sosial maupun melalui orang-orang yang berada disekitar

tempat kita tinggal.


3. Tingakat Pengetahuan

Menurut effendi (2013), pengetahuan tercakup dalam enam

tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu merupakan kata kerja yang artinya “pengingat”

suatu materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Dalam

pengetahuan terdapat tingkatan pengetahuan seperti mengingat

kembali (recall) sesuatu yang khusus dari seluruh materi yang

dipelajari dan diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah dengan kata kerja untuk

meninjau jika seseorang tahu tentang apa yang dipelajari

menyebutkan, menguraikan, mendefinisiakan, dan meyatakan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan seseorang untuk

menjelaskan secara benar, mengenai objek yang diketahui serta

dapat menginterprestasiakan materi secara benar. Orang yang

telah benar-benar paham tentang suatu objek atau materi tersebut

juga, harus mampu menjelaskan, menyebutkan. Misalnya

menyimpulkan, dan meramalkan objek yang telah dipelajari.

c. Aplikasi ( application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menjelaskan materi yang

sudah dipelajari dalam situasi dan kondisi yang sebenarnya.

Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip dalam kontek dan situasi yang lain.


d. Analisis (analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi

masih dalam suatu struktur organisasi dan masih berkaitan

dengan satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat

dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan,

membedakan , memisahakn, dan mengelompokkan.

e. Sintesis (synthetis)

Sintesis berjuan pada suatu kemampuan untuk melettakn

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

telah ada.

f. Evaluasi (evaluation )

Evaliasi ini memiliki hubungan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek. Penilaian ini merupakan suatu kriteria, yang di tentukan

sendiri untuk melakukan kriteria yang sudah ada.

4. Cara Memperoleh Mengetahuan

Cara memperoleh pengetahua Menurut Notoatmodjo (2010) di

kelompokkan menjadi dua, yaitu :


a. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional dapat dipakai seseorang untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum dinetemukan

metode ilmiah atau metode penemuan sistematik dan logis.

1) Cara coba salah (trial and eror)

Cara coba-coba dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan untuk memecahkan masalah. Apabilah

kemungkinan yang digunakan tidak berhasil, maka

kemungkinan lain yang dicoba. Cara sudak banyak di pakai

orang sebelum memiliki kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum berada dalam peradaban. Pada waktu itu apabila

seseorang menghadapi masalah, upaya pencegahan yang

dilakukan dengan coba-coba saja. Jika kemungkiana ketiga

gagal di coba kemungkinan keempat dan seterusnya.sampai

masalah tersebut dapat terpecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan atau tradisi-tradisi yang di lakukan oleh

orang, tanpa penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik

atau tidak. Dalam hal kebiasaan biasanya diwariskan cecara

turun-temurun melalui generasi ke generasi selanjutnya.

Misalnya, harus mengadakan upaca syukuran pada bayi baru

lahir, ibu yang tidak memiliki air susu banyak harus minum

jamu, dan anak tidak boleh makan telur dan sebagainya.


Kebiasaan seperti ini tidak selamanya terjadi pada

masyarakat tradisional saja, tetapi juga terjadi pada

masyarakat moderen. Kebiasaan seperti ini seolah-olah di

terima dari sumbernya untuk kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan ini seperti pemimpin –pemimpin yang

baik, forma, informal, ahli agama, maupun pemegang

pemerintah. Dalam hal ini, Pengetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas ilmu agama maupun para ahli ilmu

pengetahuan.

3) Berdasarkan pengalam pribadi

Pengalaman merupakan guru yang baik, yang bermakna

sebagai sumber pengetahuan untuk memproleh kebenaran

pengetahuan. Oleh karena itu, pengalaman pribadi juga

dapat digunakan sebagai upaya mendapatkan pengetahuan.

Hal seperti ini dapat dilakukan sebagai untuk mengulang

lagi pengalaman yang diperoleh untuk menyelesaikan

permasalahan yang telah di lalui pada masa lalu.

4) Melalui jalan pikiran

Untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia

menggunakan jalan pikirannya melalui induksi atau doduksi.

Induksi yaitu: proses pengambilan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusu ke pernyataan bersifat


umum. Deduksi yaitu: membuat kesimpulan dari penyataan

umum ke pernyataan khusus .

b. Cara modern

1) Cara baru atau modern untuk mendapat pengetahuan lebih

sistemis, logis dan ilmiah di sebut ”metode ilmiah” atau

lebih populer di sebut metodologi penelian, yaitu dengan

mengembangkan metode berfikir induktif. Pertama

mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala

alam atau masyarakat, kemudian hasil dikumpulkan dan di

klafisikasiakn, akhirnya diambil kesimpulan umum.

2) Memperoleh kesimpulan dapat dilakukan dengan obvervasi

langsung dan membuat pencatataan. Dalam pencatatan

tersebut ada tiga hal pokok yang berkaitan, yakni:

a) Semua sesuatu positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat di lakukan pengamatan.

b) Gejala sesuatu yang negatife yakni gejala tertentu yang

tidak muncul pada saat di lakukan pengamatan.

c) Gejal-gejala yang muncul secara berpariasi yaitu gejala-

gela yang berubah-ubah pada kondisi tertenu.

3) Berdasarkan hasil pencatatan hal ini yang di tetapkan

dengan cici-ciri atau unsur-unsur yang pasti pada suatu

gejala. Selanjutnya hal tersebut, dijadikan dasar sebagai

mengambil kesimpulan atau generalisasi. Dengan prinsip


umum yang di kembangkan sebagai dasar untuk

mmengembangkan metode penelitian yang kebih praktis,

Selanjutnya dilakukan penggabungan antara proses berfikir

deduktif dan induktif, yaitu venvikasi yang dapat melahirkan

cara peneliatian yang di kenal dengan metode ilmiah.

D. Pendidian Kesehatan

1. Defenisi pendidikan kesehatan

Menurut WHO 2013 pendidikan kesehatan merupakan

suatu bentuk tindakan mandiri untuk membantu klien, individu,

kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya

seseorang sebagai pendidik.

Pendidikan kesehatan adalah upaya persuasi atau

pembelajaran kepada masyarat agar masyarakat mau

melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara, dan

meningkatkan taraf kesehatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kesehatan adalaha suatu bentuk kegiatan dengan

menyampaikan materi tentang kesehatan yang bertujuan untuk

mengubah perilaku sasran. Untuk mencapai sehat seperti

defenisi diatas, maka orang harus mengikuti berbagai latihan

atau mengetahui apa saja yang harus dilakukan agar orang

( Notoadmojo, 2014)
2. Tujuan pendidikan kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah merubah perilaku,

sikap, dan tingka laku setiap individu, keluarga, kelompok,

maupun masyarakat dalam mewujudkan perilaku hidup sehat

serta berperan aktif dalam upaya meningkatkan dan memelihara

derajat kesehatan yang optimal. (Susilo, 2011)

3. Sasaran pendidikan kesehatan

Sasaran pendidikan kesehatan di indonesia menurut

Susilo (2011) berdasarkan program pembangunan di indonesia

adalah :

a. Masyarakat umum dengan berironterasi pada masyarakat

pedesaan.

b. Masyarakat dalam kelompok tertentu seperti wanita, pemuda,

remaja, bahkan kelompok khusus. Karena dalam pendidikan

dimulai dari taman kanak-kanak ( TK), sampai perguruan

tinggi, skolah agama swasta maupun Negeri.

c. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individu.

4. Metode pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 maca metode :

a. Metode perorangan (individu ) metode ini bagi menjadi 2

bentuk, yakni ;
1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and

counceling)

2) Wawancara ( Interview)

b. Metode kelompok.

Metode kelompok harus memperhatikan apakah kelompok

tersebut besar atau kecil, karena metode yang digunakan

lain. Efektif metode juga tergantung pada besarnya sasaran

spendidikan.

a) Ceramah, merupakan metode yang cocok digunakan

untuk yang perpendidikan tuinggi maupun rendah.

b) Seminar, yaitu metode yang digunakan untuk kelompok

besar dengan pendidikan menengah atas. Karna

seminar sendiri adalah presentasi dari seorang ahli

dengan topik tertentu.

5. Media yang digunakan dalam pendidikan kesehatan

Menurut Nursalam (2014) Media pendidikan kesehatan

adalah sarana komunikasi yang dipakai untuk mengirimkan

pesan kesehatan. Media pendidikan kesehatan dibagi mendaji

3, yaitu:

a) Metode cetak

1) Booklet : untuk menyampaikan pesan

tulisan maupun gambar, digunakan pada

masyarakay yang bisa membaca.


2) Leflet : untuk menyampaikan pesan melalui

lembar yang dilipat yang bersisi tulisan dan

gambar.

3) Flyer ( selebaran) : seperti leflet tetapi tidak

berbentuk lipatan.

4) Flip char ( lembar balik) : untuk

mengimformasikan kesehatan yang

berbentuk lembar balik dan berbentuk

buku.

5) Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar

atau majalah, mengenai hal yangh berkaitan

dengan kesehatan.

6) Poster : berbentuk media cetak yang berisi

pesan0pesa kesehatan biasanya ditempel

ditrmbok-tembok, kendaraan dan tempat

umum.

7) Foto : media yang di gunakan

mengungkapkan masalah informasi

kesehatan.

b) Media elektronik

1) Televisi : dalam bentuk ceramah di TV,

sinetron, sandiwara dan voerum diskusi

tanya jawab dan sebagai.


2) Radio : biasa dalam bentuk ceramah radio,

spotr radio, obrolan dan tanya jawab

3) Vidio compact disc (VCD)

4) Slide : juga media yang dapat digunakan

sebagai sarana komunikasi.

c) Media papan ( bill board)

Papan juga dapat digunakan sebagai media untuk

menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan

dipasang ditempat-tempat umum.


E. Kerangka teori

Remaja putri Pendidikan kesehatan

Media :
Leaflet
Booklet
poster

Kebersihan organ Pengetahuan


genetalia extera remajaputri
meningkat

Resiko terkena
penyakit pada
organ genetalia
menurun
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi literatur review.

Literatur review adalah metode yang digunakan untuk menganalisa

berbagai temuan seperti jurnal dan artiker, untuk meningkatkan

pemahaman dengan konsep tertentu yang berbasis bukti serta

mengungkapkan area penelitian yang terkait sehingga dapat dirumuskan

kerangka kerja teoritis dan model konseptual untuk mencari rasional

penelitian yang sudah dilakukan sebagai ide pelitian selanjutnya. Literatur

review dilakukan dengan cara menganalisa,mengkritik dan memahami

artikel serta jurnal yang sesuia dengan kata kunci penelitian (Elkafi, 2019).

B. Proses Pengumpulan Data

1. Proses pengambilan data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan

informasi tentang data untuk mengumpulkan data bagi peneliti. Dalam

penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang

diperoleh dari pengamatan langsung dari hasil penelitian yang sudah

dilakukan terlebih dahulu oleh peneliti. Data sekunder yang digunakan

diperoleh dari berbagai sumber berupa”Artikel, jurnal tradisional yang

publikasikan di internet, Google Schoolar, e-Book, dan Research serta


hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik yang akan di

review ( Nuralam,2016)

2. Kata kunci

Cara mengumpulkan data dalam penelitian ini, yaitu dengan

mancari beberapa jurnal penelitian sebelumnya, dengan menggunakan

kata kunci dari judul penelitian “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Mengenai

Kebersihan Organ Genetalia Externa” maka kata kunci yang

digunakan adalah :

a) Kebersihan organ genetalia externa

b) Remaja putri

c) Pengetahuan

d) Pendidikan kesehatan

3. Kualifikasih

Kriteria Inklusi Eksklusi

Jangka Rentang waktu penerbit Jurnal yang terbit

2015-2020 2014 kebawah


Waktu

Bahasa Bahasa Indonesia bahasa inggris

Subjek Remaja putri Anak dan orang tua

Jenis jurnal Original artikel Review artikel


Tema isi jurnal pengaruh pendidikan Hubungan

kesehatan terhadap pengetahuan

peningkatan pengetahuan remaja putri

remaja putri mengenai terhadap

kebersihan organ kebersihan organ

genetalia externa genetalia externa

Jenis paper Full paper + abstrak Tidak ada

C. Waktu pelaksanaan dan pengumpulan data

Penelitian yang dilakukan perlu waktu persiapan, pelaksanaan dan

penyusunan laporan. Adapun target waktu yang digunakan yaitu 4 bulan,

mulai bulan april, mei, juni sampai juli 2020.

D. Analisa data

Analisa data yang digunakan dalam studi literatur review adalah

menganalisa jurnal. Penelitian-penelitian yang diterbitkan melalui jurnal

dan arikel sebelumnya yang memenuhi syarat atau kriteria inklusi dan

ekskulusi yang telah ditentukan. Adapat cara yang digunakan untruk

menganalisa data yaitu dengan cara Analisa PICO yang akan di bahas pada

BAB IV.
46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran pengambilan data

Studi literatur ini dilakukan melalui penelusuran hasil publikasi

ilmiah dengan rentang tahun 2015-2020 melalui portal garuda dan google

scholar.Penelusuran literatur melalui portal garuda dengan memasukkan

keyword “organ genetalia” ditemukan ada 4 artikel yaitu: perilaku

menjaga kebersihan organ genetalia pada konsumen pembalut herbal,

hubungan pengetahuan dengan sikap remaja putri dalam menjaga

kebersihan organ genetalia eksternal,pengetahuan remaja putri tentang

kesehatan organ genetalia eksterna dan sikap remaja putri dalam menjaga

kebersihan organ genetalia eksterna namun ke empat jurnal tersebut tidak

sesuai dengan judul yang akan diteliti.Selanjutnya peneliti melakukan

penelusuran yang melalui google scholar, ditemukan ada 67 artikel dengan

menggunakan kata kunci “pendidikan kesehatan dan pengetahuan tentang

kebersihan organ genetalia ekterna”. Dari total 71 artikel yang ditemukan

di portal garuda dan google scholar, selanjutnya dilakukan skrining

dengan melihat kesesuaian judul sehingga didapatkan 24 artikel yang

sesuai.

Berdasarkan 24 artikel tersebut di atas, peneliti melakukan skrining

kembali dengan melihat kesesuaian tujuan review penelitian sehingga

mengekslusi 15 artikel menjadi 9 artikel saja. Setelah skrining lebih


47

lanjut sesuai desain dan keterkaitan dengan implikasi keperawatan

makaterpilih2 artikel yang paling memenuhi kriteria inklusi yaitu

penelitian Sori (2017) tentang pengaruh pendidikan kesehatan

menggunakan booklet dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri

mengenai kebersihan organ genitalia eksterna di SMAN 1 Sine Kabupaten

Ngawi, penelitian Pramudianti, Mirawati dan Aulia (2019) tentang

pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode peer group terhadap

pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene.


38

2. Hasil studi literatur

Tabel 4.1: Analisis PICOT

Analisis PICO/ PICOT/PICOS


Judul/Peneliti/ Desain
No Time/Sour
Lokasi Penelitian Patient Intervention Comparison Outcomes
ce
1 Pengaruh Penelitian ini Populasi Instrument - Analisis Penelitian
pendidikan menggunakan penelitian adalah penelitian data menggunakan uji dilakukan
kesehatan desain Siswi yang mengunakan independent sample test. mulai
menggunakan penelitian mengikuti kuesioner Hasil penelitian bulan
booklet dalam kuantitatif kegiatan PMR pengetahuan, diketahui pre test Maret
meningkatkan dengan (Palang Merah media pendidikan 67,6% berpengetahuan hingga
pengetahuan rancangan Remaja) SMAN kesehatan rendah dan 32,4%
penelitan pre Mei 2017
remaja putri 1 Sine menggunakan pengetahuan sedang
mengenai eksperimenta Kabupaten booklet dengan nilai rata-rata
kebersihan l dan metode Ngawi 12,03. Hasil post test
organ genitalia pre test and berjumlah 34 diketahui 76,5% dalam
eksterna post test one orang siswi. kategori baik dan 23,5%
group desain. Teknik sampling responden
M. Miftahul menggunakan dengan pengetahuan
Ulum Sofan An total sampling. kategori sedang, nilai
Sori rata-rata pengetahuan
pada post test
SMAN 1 Sine sebesar 17,47. Hasil uji
Kabupaten statistik one sample test
Ngawi diperoleh nilai p =
0,001.
Kesimpulan: pendidikan
39

kesehatan menggunakan
booklet berpengaruh
dalam
meningkatkan
pengetahuan remaja
putri mengenai
kebersihan organ
genitalia
eksterna pada siswa
SMAN 1 Sine
Kabupaten Ngawi.
2 Pengaruh Penelitian ini Sampel dalam Instrumen yang - Hasil penelitian Penelitian
pendidikan dilakukan penelitian digunakan yaitu membuktikan bahwa dilakukan
kesehatan dengan ini didapatkan kuesioner terdapat pengaruh Juni 2018.
dengan metode penelitian pada bulan Juni pengetahuan Pendidikan kesehatan
peer group kuantitatif berjumlah 30 tentang personal terhadap pengetahuan
terhadap dengan orang siswi yang hygienedan personal hygiene pada
pengetahuan rancangan ada di SMP pemberian remaja putri dengan ρ
remaja putri Quasi Muhammadiyah pendidikan value = 0,001. Dari hasil
tentang personal Eksperimen 1 Banjarmasin kesehatan penelitian dapat
hygiene (eksperimen dan dibagi disimpulkan bahwa
semu) dengan menjadi 2 ada pengaruh
Domas pre-post with kelompok, Pendidikan Kesehatan
Nurchandra control group terdapat 15 dengan metode Peer
Pramudianti, design orang responden Group Terhadap
Mirawati, Fika masuk kelompok Pengetahuan Personal
Aulia intervensi dan 15 Hygiene Remaja Putri
orang dibuktikan dengan
masuk adanya perbedaan nilai
40

SMP kelompok pengetahuan personal


Muhammadiyah kontrol hygiene antara
1 Banjarmasin sebelum dan sesudah
diberikan pendidikan
kesehatan dengan
metode peer group
pada kelompok
intervensi
41

B. Pembahasan

1. Gambaran Umum Cara Menjaga Organ Genetalia Eksterna

Organ genetalia externa merupakan organ atau alat kelamin untuk

senggama yang tampak dari luar, juga dapat dilihat bila wanita dalam

posisi litotomi. Pundenta atau organ reproduksi eksterna disebut juga

dengan vulva tampak dari luar (mulai dari monspubis, sampai tepi

perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minor,klitoris,

hymen, vestibulum, orificium, urethra externum, dan kelenjar-kelenjar

pada dinding vagina.

Secara umum wanita dengan perkembangan dan pertambahan

umur, akan semakin erat kaitannya dengan kesehatan organ reproduksi.

Karena semakin bertambahnya umur kesehatan reproduksi wanita juga

harus dijaga. Dalam hal kesehatan reproduksi wanita dimulai pada saat

wanita mengalami menstruasi,seperti biasa pada umumnya wanita

mengalami menstrusi pada saat usia remaja (Desi, 2016).

Masalah kesehatan reproduksi, yang sering dialami para

perempuan dan remaja biasanya dikarenakan banyak faktor. Faktor

penyebab munculnya masalah reproduksi terdiri dari faktor yang bersifat

internal, maupun eksternal. Faktor yang bersifat internal terkait dengan

persoalan pemahaman mengenai kesehatan reproduksi dan faktor yang

bersifat ekternal bisanya merupakan faktor yang berhubungan dengan hal

yang berada di luar kemampuan diri, terdapat juga fatktor seperti

lingkungan, pergaulanan, sosial media, informasi dan komunikasi. Orang

yang memiliki pemahaman baik, mengarahkan dirinya untuk tidak


42

melakukan faktor yang akan menyebabkan terjadinya resiko dan dampak

negatif bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, remaja yang memiliki

pemahaman rendah, cenderung kurang memiliki kepedulian, kesadaran

dalam menjaga dan memelihara organ reproduksinya, yang mengakibatkan

sering terjadinya kekerasan seksual pada remaja. Hal ini yang menjadi

penyebab banyak remaja yang mengalami kekerasan seksual dan menjadi

korban perilaku sek bebas (Hasyim,2016).

Salah satu cara untuk merawat vagina agar terhindar dari infeksi

dan penyakit menular adalah sebagai berikut:

8. Menjaga daerah kemaluan dan selangkangan agar tetap kering.

9. Mencuci vagina agar tetap bersih, dengan air bersih atau air

mengalir.

10. Menjaga kebersihan pakaian dalam sebaiknya mengganti pakaian

dalam minimal 2 kali dalam sehari, dan pilih pakaian dalam dari

bahan yang dapat menyerap keringat dendan mudah (katun).

11. Lakukan perawatan terhadap rambut yang tumbuh pada alat kelamin,

hindari membersihkan rambut yang tumbuh di daerah kemaluan

dengan cara mencabut kerena dapat menimbulkan lubang yang

berbekas pada kemaluan. Karena lubang tersebut dapat menjadi

jalan masuk bakteri,kuman, dan jamur yang dapat menyebabkan

iritasi dan penyakit kulit.

12. Rajin mengganti pembalut saat menstruasi. Hindari menggunakan

Pembalut yang mengandung banyak gumpalan darah karna

merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan jamur dan


43

bakteri, oleh karena itu sebaiknya pada saat menstruasi, pembalut

hanya digunakan selama 4 jam atau diganti setiap saat sudah merasa

tidak nyaman, jangan lupa bersihkan vagina terlebih dahulu.

13. Konsultasi ke Dokter jika terjadi keluhan-keluhan yang tidak wajar

dengan organ reproduksi.

14. Konsumsi yogurt untuk mencegah infeksi jamur, dan kurangi

makanan manisan karena menurut sebuah penelitian 90 % wanita

yang mengurangi konsumsi gula akan mengalami penurunan infeksi

jamur (Yulinda, 2016).

2. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah remaja, pada penelitian Sori

(2017) responden berumur 16-17 tahun sedangkan pada penelitian

Pramudianti, Mirawati &Aulia (2019) hanya disebutkan bahwa responden

adalah remaja namun tidak ada keterangan usia responden pada jurnal.

Remaja dalam bahasa latin adolescare yang artinya tumbuh, dari

kanak-kanak menjadi dewasa. Masa remaja adalah masa rentang usia 10

sampai 19 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan

fisik maupun psikologis. Salah satu tanda bahwa seorang wanita telah

memasuki masa remaja adalah terjadinya menstruasi, yaitu perdarahan

secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium

(Mardiana, 2016).
44

Ada 3 tahap perkembangan remaja diantaranya, yaitu :

a. Tahap remaja awal (early adolescence) usia 11-13 tahun.

Pada tahap ini remaja akan mengalami perubahan pada diri,

ada rasa ketertarikan kepada lawan jenis dan kurang kendali

terhadap ego yang remaja sulit untuk pahami dan memahaminya.

b. Tahap remaja tengah (middle adolescence) usia 14-16 tahun.

Di tahap ini remaja akan berkecenderung untuk menyukai

teman-teman yang sifat sama dengannya, tetapi remaja juga

kebingungan harus memilih bersama atau sendiri, optimis dan

pesimis serta materialis dan idealis.

c. Tahap remaja akhir (late adolescence) usia 17-21 tahun.

Pada tahap ini remaja diperkuat dengan 5 hubungan

pencapaian, diantaranya yaitu minat terhadap fungsi kecerdasan,

konsep diri untuk bergabungan dengan masyarakat untuk mencari

pengalaman baru, adanya ciri atau identitas seksual yang terbentuk

tidak akan berubah lagi, tidak mementingkan diri sendiri, memiliki

batasan pada diri sendiri (private self) terhadap masyarakat umum

(Khamin ,2017).

3. Analisis Jurnal Review

Hasil Penelitain Sori (2017) tentang pengaruh pendidikan kesehatan

menggunakan booklet dalam meningkatkan pengetahuan remaja putri

mengenai kebersihan organ genitalia eksterna di SMAN 1 Sine Kabupaten

Ngawi yang menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan


45

penelitan pre eksperimental dan metode pre test and post test one group

desainmemiliki responden sebanyak 34 orang siswi. Penetapan jumlah

sampel menggunakan teknik sampling yaitu total sampling. Adapun

instrument penelitian mengunakan kuesioner pengetahuan dan media

pendidikan kesehatan menggunakan booklet. Analisis data menggunakan

uji independent sample test. Hasil penelitian diketahui pre test 67,6%

berpengetahuan rendah dan 32,4% pengetahuan sedang dengan nilai rata-

rata 12,03. Hasil post test diketahui 76,5% dalam kategori baik dan 23,5%

responden dengan pengetahuan kategori sedang, nilai rata-rata

pengetahuan pada post test sebesar 17,47. Hasil uji statistik one sample

test diperoleh nilai p =0,001 yang artinya pendidikan kesehatan

menggunakan booklet berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan

remaja putri mengenai kebersihan organ genitalia eksterna pada siswa

SMAN 1 Sine Kabupaten Ngawi.

Melihat hasil penelitian tersebut di atas, dapat diasumsikan bahwa nilai

pengetahuan responden pada saat pre test yang banyak dalam kategori

rendah menunjukkan responden belum dapat menjawab pertanyaan dari

kuesioner pengetahuan dengan benar secara menyeluruh, hal ini

mencerminkan bahwa responden masih belum mengetahui, memahami,

menganalisis tentang masalah kebersihan organ genitalia eksterna dengan

baik. Kurangnya informasi secara baik dan benar yang diperoleh

responden dapat disebabkan oleh masih adanya persepsi tentang tabunya

dikalangan masyarakat khususnya orang tua yang membahas tetang

kebersihan organ genitalia eksterna kepada putrinya. Namun apabila


46

responden tidak memahami dari informasi yang diperoleh dari media

tersebut, responden tidak dapat mendapatkan jawaban dengan pasti,

dengan demikian hasil pre test pengetahuan mayoritas dalam kategori

kurang.

Notoadmodjo (2014) menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan adalah

upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarat agar masyarakat mau

melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara, dan meningkatkan taraf

kesehatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan adalaha

suatu bentuk kegiatan dengan menyampaikan materi tentang kesehatan

yang bertujuan untuk mengubah perilaku sasran. Untuk mencapai sehat

seperti defenisi diatas, maka orang harus mengikuti berbagai latihan atau

mengetahui apa saja yang harus dilakukan agar orang. Hasil nilai pre test

responden tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fitrianingsih (2012)

menjelaskan 50.4% pengetahuan Siswi Kelas X SMA N 1 Wonosari

Kabupaten Klaten tentang pemeliharaan organ reproduksi dalam ketegori

tidak baik.

Asumsi peneliti pada hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan

pengetahuan responden setelah mendapatkan pendidikan kesehatan yaitu

pendidikan kesehatan dapat menjaditransformasi (perpindahan) informasi

dari narasumber kepada responden. Metodeceramah dan menggunakan

media booklet yang digunakan juga memungkinkanterjadinya komunikasi

dua arah antara narasumber dan responden sehinggaresponden lebih

paham terhadap materi yang disampaikan. Sebagaimana yangdiungkapkan

oleh Maulana (2009) bahwa metode ceramah memiliki banyakkeunggulan


47

salah satunya adalah adanya komunikasi dua arah antara pendidikdan

peserta.

Efendi dan Makhfudli, (2009) mengungkapkan bahwa pendidikan

kesehatan dengan menggunakan media booklet bertujuan

untukmengingatkan kembali terhadap materi yang telah disampaikan oleh

narasumbersehingga tercipta tujuan dari pendidikan kesehatan yaitu

meningkatkanpengetahuan sehingga merubah kearah perilaku yang lebih

positif. Peningkatan pengetahuan respondensetelah mendapatkan

pendidikan kesehatan sejalan dengan penelitian Heriani (2010) yang

menjelaskan 73% pengetahuan siswi Negeri 2 Kayen Pati

tentangdismenorea meningkat setalah menerima pendidikan kesehatan.

Sedangkan hasil penelitian Pramudianti DN, Mirawati &Aulia F

(2019) tentang pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode peer group

terhadap pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene menunjukkan

di SMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin menggunakan desain penelitian

kuantitatif dengan rancanganQuasi Eksperimen (eksperimen semu) dengan

pre-post with control group design. Sampel dalam penelitianini didapatkan

pada bulan Juni berjumlah 30 orang siswi yang ada di SMP

Muhammadiyah 1 Banjarmasin dan dibagi menjadi 2 kelompok, terdapat

15 orang responden masuk kelompok intervensi dan 15 orangmasuk

kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner pengetahuan

tentang personal hygiene dan pemberian pendidikan kesehatan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap pengetahuanpersonal hygiene pada remaja putri dengan ρ value


48

= 0,001 yang artinya ada pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan

metode Peer Group Terhadap Pengetahuan Personal Hygiene Remaja

Putri dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai pengetahuan personal

hygiene antarasebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan

dengan metode peer group pada kelompokintervensi.

Peneliti berasumsi bahwa terjadinya peningkatan pengetahuan setelah

diberikan pendidikan kesehatan melalui metode peer grup karena kuatnya

pengaruh sebaya (peer grup) dimana remaja lebih banyak berada diluar

rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok.

Selanjutnya peer grup menjadi peer education (pendidikan sebaya) melalui

intervensi pendidikan kesehatan yang diberikan dimana sekolah

merupakan jalur yang sangat potensial untuk melatih serta

mengembangkan peer grup. Desmamita (2014) mengemukakan bahwa

peergroupmerupakan salah satu agen sosialisasi bagi individu. Dalam

kelompok inilahberlangsungnya penurunan nilai budaya suatukebudayaan,

norma, acuan bertingkah laku,sistem dan pola berfikir

sekelompokmasyarakat, dan sebagainya. Semakindewasa seseorang

maka akan semakin kuatpula pengaruh dari peer group,

sehinggapengaruh dari keluarga akan semakinmelemah.

Menurut Ervyna, Utami & Surasta(2015) dalam Jurnalnya, edukasi

sebaya terhadap pengetahuan personal hygiene genetalia dapat

dijadikan masukan untuk perencanaan pengembangan pelayanan

kesehatan peduli remaja yakni pelatihan pendidik sebaya, yang

merupakan upaya nyata melibatkan remaja secara aktif dengan melatih


49

remaja menjadi kader kesehatan remaja dan pendidik sebaya ini akan

berperan sebagai agent of change bagiteman sebayanya untuk

berpengetahuansehat. Sejalan pula dengan hasil penelitian Herniyatun,

Astutiningrum dan Nurlaila, (2008) dalam Jurnal Ervyna, Utami &

Surasta (2015), bahwa model intervensi Pendidikan kesehatan untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap dan pengetahuan masyarakat untuk

pencegahan kanker serviks merupakan model yang lebih efektif dan

efisien yang perlu untuk dikembangkan.

Perbedaan dari kedua penelitian tersebut terletak pada desain

penelitiannya yaitu pada penelitian Sori (2017) desain penelitian

kuantitatif dengan rancangan penelitan pre eksperimental dan metode pre

test and post test one group desain yaitu penelitian eksperimen yang

dilaksanakan pada satu kelompok dengan perlakuan diantara pengambilan

data awal dan akhir, sedangkan penelitian Pramudianti DN, Mirawati

&Aulia F (2019) menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan

rancangan Quasi Eksperimen (eksperimen semu) dengan pre-post with

control group design yaitu desain dengan dua grup yang dipilih secara

random kemudian diberi pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan

awal antara group eksperimen dan group kontrol.

Kelemahan rancangan pada penelitian Sori (2017) adalah tidak ada

jaminan bahwa perubahan yang terjadi pada variable dependen karena

intervensi atau perlakuan. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa rancangan ini

tidak terhindar dari berbagai macam kelemahan terhadap validitas,

misalnya sejarah, testing, maturasi, dan instrument. Desain  ini hanya


50

melibatkan satu kelompok saja, desain ini akan tampak dapat

mengendalikan perbedaan antar-subyek serta variable situasional. Akan

tetapi, pengendalian itu hanya bersifat superficial (dangkal saja).

Kelemahan utama desain satu kelompok ini adalah, karena tidak

menggunakan kelompok pengendali, maka pelaksana eksperimen tidak

dapat beranggapan bahwa perubahan yang terjadi antara hasil prates dan

pasca-tes itu disebabkan oleh perlakuan eksperimental. Selalu ada

kemungkinan bahwa variabel luarlah yang menyebabkan semua tau

sebagian dari perubahan itu. Jadi desain ini tidak memilki validitas internal

(Nursalam, 2016).

Sedangkan kelemahan pada desain penelitian Pramudianti DN,

Mirawati &Aulia F (2019) yaitu tidak adanya randomisasi

(randoimization), yang berarti pengelompokan anggota sampel pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan

random atau acak.  Kontrol terhadap variabel-variabel yang

berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan, karena

eksperimenini biasanya dilakukan di masyarakat.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan adalah kelemahan atau hambatan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:

1. Penggunaan metode penelitian literatur review sangat tergantung dengan

publikasi jurnal penelitian yang digunakan sehingga data informasi yang

dibutuhkan penulis tidak lengkap dan dapat menghambat dalam

penyusunan laporan hasil penelitian dan pembahasan.


51

2. Sumber data yang digunakan berupa data sekunder sehingga hasil

penelitian ini belum cukup akurat dalam menyampaikan informasi

mengenai variabel yang dijadikan penelitian karena beberapa data yang

dibutuhkan tidak lengkap.

D. Implikasi Keperawatan

Pada penelitian ini memberikan informasi tentang pentingnya

pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri

mengenai kebersihan organ genetalia eksterna. Oleh karena itu, penulis

merekomendasikan beberapa hal, yaitu:

1. Menjadikan sekolah sebagai sarana pendidikan kesehatan reproduksi,

khususnya tentang kesehatan organ genetalia eksterna melalui pemberian

pendidikan kesehatan pada remaja putri

2. Dibutuhkan peran lintas sector seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan

dan perangkat terkait untuk membuat kebijakan sehingga pendidikan

kesehatan tentang kesehatan organ genetalia eksterna dapat dilaksanakan

di sekolah-sekolah

3. Melalui regulasi yang ada dapat dibuat ruang konseling bagi para remaja

putri, sehingga mereka berkesempatan untuk menanyakan (melakukan

konseling) terkait dengan kesehatan reproduksi, khususnya tentang

kesehatan organ genetalia eksterna.


52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan remaja putrimengenai kesehatan organ

genetalia eksterna, maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai berikut:

1. Pendidikan kesehatan menggunakan booklet berpengaruh dalam

meningkatkan pengetahuanr emaja putri mengenai kebersihan organ

genitalia eksterna pada siswa.

2. Pendidikan kesehatan menggunakan metode peer berpengaruh terhadap

pengetahuan personal hygiene remajaputri.

B. Saran

1. Perlunya sekolah menjadi salah satu tempat yang memberikan pendidikan

kesehatan reproduksi, khususnya tentang kesehatan organ genetalia

eksterna melalui pemberian pendidikan kesehatan pada remajaputri

2. Perlunya peran lintas sektor seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan dan

perangkat terkait untukmembuat kebijakan sehingga pendidikan kesehatan

tentang kesehatan organ genetalia eksterna dapat dilaksanakan di sekolah-

sekolah

3. Perlunya regulasim sehingga mdapat dibuat ruang konseling bagi para

remaja putri, sehingga mereka berkesempatan untuk menanyakan


53

(melakukan konseling) terkait dengan kesehatan reproduksi, khususnya

tentang kesehatan organ genetalia eksterna.


54

DAFTAR PUSTAKA

Ade Krisna Ginting, (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Putri
Dalam Menjaga Kebersihan Organ Genetalia Eksternal Di Smk Bina
KaryaMandiri Kota Bekasi.Junal kesehatan Bhakti Husada, Vol.4/ No.2/
2018.
Astra, N. Yudanti. (2017). “Penggunaan Preposisi dan Konjungsi pada
Karangan Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Wonogiri”.Skripsi. Yogyakarta:
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Desi Ari Madi Yanti, dkk. GASTER Vol. XIV No. 2 Agustus (2016). Upaya
Meningkatkan Kebersihan Genetalia Remaja Putri Untuk Mencegah
Kejadian Flour Albus Di Sma Dalam Muhammadiyah Kalirejo Lampung
Tengah @Yahoo.Com Stikes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Desmarnita, U., Djuwitaningsih, S., &Rochimah.
(2014).PengaruhPendidikanKesehatanMetode Peer Group
TerhadapPengetahuan Dan
SikapRemajaPutriTentangKesehatanReproduksi. JKep. Vol.2 No. 3
Nopember 2014
Donsu, J.D.T. (2017) . Metodologi penelitian keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
barupress.
Efendi, (2013). Pengetahuan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi: Salemba
Medika.
Elkafi H. (2019). Internet of things and supply chain management: a literature
review,International Journal of Production Research, 2019 Vol. 57, Nos.
15–16, 4719–4742, https://doi.org/10.1080/00207543.2017.1402140
Ervyna, A., Utami, A. S., &Surasta, W. (2015).Pengaruh Peer Education
TerhadapPerilaku Personal Hygiene
GenetaliadalamPencegahanKankerServiksPadaRemajaPutri di SMP
Negeri 10Denpasar. Coping Ners Journal, Vol. 3,No. 2, Edisi Mei-Agustus
2015
Fitria, A. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Vulva
Hygiene Dengan Kejadian Keputihan, Di SMP Muhammadiyah I Jurnal
Kebidanan.Yogyakarta.
Fitrianingsih H R (2012) Hubungan Tingkat Pengetahuan,
SikapdanPerilakuPemeliharaanOrgan
ReproduksiDenganRisikoKejadianKeputihanPadaSiswiKelas X SMANegeri
1 WonosariKabupatenKlaten.
Naskahpublikasi.FIK.UniversitasMuhammadiyah Surakarta.
55

Hasyim. H. (2016). Pemahaman Kesehatan Reproduksi Bagi Perempuan: Sebuah


Strategi Mencegah Berbagai Resiko. Masalah Reproduksi Remaja.SAWWA
– Volume 11, Nomor 2, April 2016.
Husni, F. (2013). pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Diakses tanggal 26
September 2017. Dari www.suaramerdeka.
Helmawati, (2014). Pendidikan keluarga. Bandung: PT Rodakarya
Heriani, T. (2010)
PengaruhPendidikanKesehatanTerhdapPengetahuanRemajatentangDismen
orea.NaskahPublikasi. FIK UniversitasMuhammadiyah Surakarta.
Ilmiawati, H. (2016)Perilaku Personal Hygiene Pada Kasus Keputihan Remaja
Putri di Lembaga Pendidikan Islam Nurul Haromain “SMP Plus
Fityani”Desa Ngroto Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Universitas
Airlangga, Surabaya 2016.
Karisma, (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene
Genitalia Terhadap Perilaku Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi Kelas VII
SMP Negeri 3 Tempel Sleman. Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas ‘Aisyiyah: Yogyakarta.
Khamin, Z (2017). Memahami ciri dan tugas perkembangan masa remaja.
Kusumiran. E. (2012). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita: jakarta :
salemba Medika.
Mardiana, et al. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran
Sejarah di SMA Negeri 1 Metro. Jurnal HISTORIA, 5 139 (1): [Online],
(http://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/sejarah/article/view/732/59, diakses
pada 30 Oktober 2018).
Mubarak ( 2010). Promosi kesehatan. Yogyakarta: Graha ilmu.
Maulana, Heri D. J..(2009). PromosiKesehatan. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. (2010). Metoygj dologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Notoatmodjo,S(2012). Promosi kesehatan, Teori dan Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta, 45- 62.ssertation, STIKes'Aisyiyah Yogyakarta).
Notoatmodjo,S, (2014). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Cetakan Pertama.
Jakarta : PT.Rineka Cipta.2010.
Nursalam, (2014). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian
Ilmumkeperawatan “ Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian
Kepeawtan “. Jakarta Salemba Medika.
Nursalam, (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, edisi 4: Salemba
Medika.
56

Pramudianti DN, Mirawati dan Aulia F. (2019) Pengaruh pendidikan kesehatan


dengan metode peer group terhadap pengetahuan remaja putri tentang
personal hygieneSMP Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Vol 2. No 2. Journal
of Midwifery and Reproduction.ISSN : 2598-0068.
Sandriana, I. F. (2015). Perilaku Personal hygiene Genitalia Santriwati Di
Pesantren Ummul Mukminin Makassar Sulawesi Selatan. Jurnal Kesehatan
Masyarakat.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1308
9/sandriana. pdf?sequence=1.
Sori, M. MiftahulUlumSofan An (2017) Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Menggunakan Booklet Dalam Meningkatkan Pengetahuan Remaja Putri
Mengenai Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Di SMAN 1 Sine
Kabupaten Ngawi, Skripsi. FakultasIlmuKesehatan.
UniversitasMuhammadiyah Surakarta
Susilo, R(2011). Pendidikan kesehan dalam keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Susilawati (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Perilaku Remaja Putri Tentang
Kebersihan Organ Genitalia Luar Dengan Kejadian Keputihan, Di SMA
Negeri 14 Bandar Lampung Tahun 2015. Jurnal Kebidanan Vol 1, No 3,
Oktober 2015: 121-125
Puwaningrum,A.E. (2017) Gambaran Perilaku Personal Hygiene Remaja Putri
Kelas VIII Dan IX Saat Menstruasi Di Smp N 1 Gamping Kabupaten
Sleman.Ratna, D. P. (2010). Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan.
Jakarta: Indeks, 1-2.
Utami, W. dkk(2014). Sikap Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Organ
Genitalia Eksterna Kelas XI di SMK Gajah Mungkur 2 Giritontro Wonogiri.
Jurnal Kebidanan Indonesia, 6(1).
Yulinda feni firdayani, (2016).  Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal
Hygiene Pada Organ Genetalia Eksterna Di Sma Negeri 2 Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Karya Tulis Ilmiah thesis,
Poltekkes Kemenkes Kendari.
WHO (2013). Hygiene. Dari http://www.who.int/topics/hygiene/en/ (diakses
tanggal 26 Oktober 2020)
WHO (2012). Pusat data informasi kementerian kesehatan RI. Infodatin
Reproduksi Remaja-ed.pdf
57

Lampiran 1 : Artikel Yang Dianalisa

1. http://eprints.ums.ac.id/54238/

2. file:///C:/Users/user/Downloads/423-97-2185-1-10-20191030.pdf
58

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data pribadi

Nama : KURNIACE DODA


Tempat tanggal lahir : ENO, 01 OKTOBER 1998
Alamat :DSN. ENO TIMUR DESA PADANG BALU
KEC,SEKO
Pekerjaan : MAHASISWA
Agama : KRISTEN PROTESTAN
Golongan darah :B
Jenis kelamin : PEREMPUAN
Nomor telpon : 081349365265

Orang Tua
1. Ayah : YAKUB
2. Ibu : LINCE PAMEAN
Pekerjaan Orang Tua
1. Ayah : Petani
2. Ibu : Ibu Rumah Tangga
B. Latar Belakang Pendidikan
SD : SDN 046 ENO (2010)
SMP : SMP NEGERI 2 SEKO (2013)
SMA/SMK : SMA NEGERI 13 LUWU UTARA (2016)
Pendidikan Terakhir : STIKES Kurnia Jaya Persada Palopo Program Studi S1
Keperawatan (2016-sekarang)

Anda mungkin juga menyukai