L usia 35 th, datang ke RS diantar polisi kasus KLL, saat datang pasien tidak
sadar,tampak perdarahan dari mulut & hidung, tampak luka memar pada dahi & pelipis,
nafas terdengar gargling, mata terpejam tak ada respon saat dirangsang nyeri, fleksi
abnormal & terdengar melenguh. Hasil observasi: TD: 117/75, HR: 101x/mnt, RR:27 x/mnt,
Hasil AGD= PH: 7,54, PO2: 90 mm Hg, PCO2: 25 mm Hg, O2 Saturasi: 96%, HCO3: 23.3
mcq/L.
TUGAS PRIBADI
1. Buatlah analisis kasus ini dengan berpedoman pada form laporan askep gadar
(lihat dipedoman),
2. Buatlah LP konsep dasar & askep gawat darurat nya
3. Laporan diketik
Initial Assesment
1. a. Pengkajian primer : (pengkajian Airway, Breathing, Circulation, dan
Dissability)
Airway : suara nafas gargling, sumbatan obtruksi
Breathing : RR 27x/m, ada gangguan breathing
Circulation : Hr 101x/m, TD 117/75 mmHg, PH: 7,54, pada sirkulasi tidak ada syok
Dissability : Positif, Tingkat kesadaran 123 (Eye 1, Verbal 2, Motorik 3)
b. Pengkajian sekunder: (meliputi pengkajian riwayat keperawatan dan
head to toe)
pasien mengalami
1. Perdarahan dari lubang hidung / telinga
2. Racoon Eyes (memar didaerah mata)
3. tampak luka memar pada dahi & pelipis
4. nafas terdengar gargling
5. mata terpejam tak ada respon saat dirangsang nyeri
6. fleksi abnormal & terdengar melenguh
c. Pemeriksaan penunjang: (meliputi pemeriksaan laboratorium, rotgen, CT scan)
- pemerikasaan laboratorium
Hasil AGD= PH: 7,54, PO2: 90 mm Hg, PCO2: 25 mm Hg, O2 Saturasi: 96%,
HCO3: 23.3 mcq/L.
- CT scan membantu dalam diagnosis skull faktur, slice tipos bone windo hingg
ukuran 1-1,5 mm. sangat membantu dalam menvisualisasikan fraktur condylar
occipital.
- Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik dibuktikan dengan tampak
meringis (D.0077)
- Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
1. Observasi
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
2. Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
3. Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
1. Observasi
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
2. Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma cervical)
Posisikan semi-Fowler atau Fowler
Berikan minum hangat
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Lakukan hiperoksigenasi sebelum
Penghisapan endotrakeal
Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill
Berikan oksigen, jika perlu
3. Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
Ajarkan teknik batuk efektif
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
4.Tindakan keperawatan yang dilakukan: (dilakukan untuk mengatasi
kondisi yang didapat dari pengkajian primer)
https://fdokumen.com/reader/full/lp-fraktur-basis-cranii
iagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan penurunan
aliran darah ke serebral (hemoragi, hematoma); edema cerebral,
2.
Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan depresi pusat
pernapasan
3. Nyeri akut berhubungan dengan pergesaran fragmen tulang
4.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurosensori
5.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuscular
6. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
7.
Resiko kekurangan volume cairan
iagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan penurunan
aliran darah ke serebral (hemoragi, hematoma); edema cerebral,
2.
Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan depresi pusat
pernapasan
3. Nyeri akut berhubungan dengan pergesaran fragmen tulang
4.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurosensori
5.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuscular
6. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
7.
Resiko kekurangan volume cairan
iagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan penurunan
aliran darah ke serebral (hemoragi, hematoma); edema cerebral,
2.
Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan depresi pusat
pernapasan
3. Nyeri akut berhubungan dengan pergesaran fragmen tulang
4.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurosensori
5.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuscular
6. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
7.
Resiko kekurangan volume cairan
iagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan penurunan
aliran darah ke serebral (hemoragi, hematoma); edema cerebral,
2.
Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan depresi pusat
pernapasan
3. Nyeri akut berhubungan dengan pergesaran fragmen tulang
4.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurosensori
5.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuscular
6. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
7.
Resiko kekurangan volume cairan
iagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan penurunan
aliran darah ke serebral (hemoragi, hematoma); edema cerebral,
2.
Ketidakefektifan pola napas yang berhubungan dengan depresi pusat
pernapasan
3. Nyeri akut berhubungan dengan pergesaran fragmen tulang
4.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neurosensori
5.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuscular
6. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran
7.
Resiko kekurangan volume cairan