Anda di halaman 1dari 62

Asuhan Keperawatan

pada Pasien dengan


Bantuan Ventilasi
Mekanik
M. Irvan Firdaus
Muhammad Irvan Firdaus

0896 8875 9850 / 0813 8620 4502 irvanchester88@gmail.com


Pokok Bahasan

1 2 3
Pengkajian dan Diagnosis Penerapan Bundle VAP pada Pemantauan
Keperawatan Pada Pasien Pasien dengan Bantuan Hemodinamik pada
dengan Bantuan Ventilasi Ventilasi Mekanik Pasien dengan Bantuan
Mekanik Ventilasi Mekanik

Askep Pasien Bantuan


3 2022
Ventilasi Mekanik
PENDAHULUAN
Ventilator mekanik merupakan alat yang digunakan untuk
membantu fungsi pernapasan. Alat ini diindikasikan untuk
pasien dengan hipoksemia, hiperkapnia berat dan gagal napas.
Resiko pemasangan ventilator mekanik pada klien yang
mengalami gangguan sistem pernapasan merupakan hal yang
harus diantisipasi dalam upaya menyelamatkan hidup seseorang

4
Pengkajian dan Diagnosis
Keperawatan Pada
Pasien dengan Bantuan
Ventilasi Mekanik
Ventilasi Mekanik
• Proses bernafas yang sebagian atau seluruhnya fungsi
pertukaran gas paru diambil alih oleh mesin untuk
mempertahankan hidup

6 Presentation title 20XX


Indikasi pemasangan Ventilasi Mekanik

Pasien Gagal Nafas


•Insufisiensi Jantung

Disfungsi Neurologis
•Tindakan Operasi
PENGKAJIAN
• Tanda-tanda vital
• hipoksia
• Frekuensi dan pola pernafasan
• Bunyi nafas
• Status neurologis
• Volume tidal
• Kebutuhan pengisapan
• Upaya ventilasi spontan klien
• Status nutrisi

8 Presentation title 20XX


PENGKAJIAN PERALATAN
• Jenis ventilator
• Cara pengendalain (Controlled, Assist Control, dll)
• Pengaturan volume tidal dan frekunsi
• Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
• Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan.
• Adanya air dalam selang,terlepas sambungan atau terlipatnya selang.
• Humidifikasi
• Alarm
• PEEP
9 Presentation title 20XX
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan fungsi paru
• Analisa gas darah arteri
• Kapasitas vital paru
• Kapasitas vital kuat
• Volume tidal
• Inspirasi negative kuat
• Ventilasi semenit
• Tekanan inspirasi
• Volume ekspirasi kuat
• Aliran-volume
• Sinar X dada
• Status nutrisi / elaktrolit.
10 Presentation title 20XX
PROSES KEPERAWATAN DAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Evaluasi Diagnosis SDKI

SLKI
Implementasi Perencanaan
SIKI
POKJA DPP PPNI
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DPP PPNI
Tanda & Gejala
Faktor Risiko Kriteria Hasil

Diagnosis Luaran
(SDKI) (SLKI)

Intervensi
(SIKI)

3S
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi SDKI-SLKI-SIKI POKJA DPP PPNI
DIAGNOSIS KEPERAWATAN SDKI

Terdiri dari :
1. Problem (deskriptor, fokus diagnostik)
2. Indikator diagnostik (etiologi, tanda & gejala, factor risiko)

Diagnosis keperawatan di IGD biasanya bersifat aktual dan potensial (risiko)

Prioritas masalah ditentukan berdasarkan besarnya ancaman terhadap


kehidupan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN SDKI
KATEGORI SUBKATEGORI DIAGNOSIS
1. FISIOLOGIS FISIOLOGIS : POSITIF:
2. PSIKOLOGIS 1. Respirasi 1. Promosi
3. PERILAKU 2. Sirkulasi kesehatan NEGATIF :
4. RELASIONAL 3. Nutrisi dan cairan 1. Aktual
5. LINGKUNGAN 4. Eliminasi 2. Risiko
5. Aktivitas dan istrirahat
6. Neurosensori
7.Reproduksi dan seksualitas
PSIKOLOGIS:
8. Nyeri dan keamanan
9. Integritas ego
10.Tumba
ng
PERILAK
U:
11. Kebersihan diri
12.Penyuluhan &
pembelajaran RELASIONAL : SDKI
1. Interaksi
social
LINGKUNGAN:
1. Keamanan & proteksi
PENETAPAN LUARAN KEPERAWATAN
Penetapan luaran memenuhi prinsip SMART

• Spesific
S Label dan indikator
distandarisasi
• Measurable
M
• Attainable
A Disesuaikan kondisi
pasien dengan
• Realistic menggunakan
R clinical judgement

• Timed
perawat

T
Diadaptasi dari:
Ackley et al (2017), Berman et al (2015), Doenges et al (2013), Potter & Perry (2013),
POKJA DPP PPNI
JENIS LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

No Jenis Luaran Contoh Luaran

1 Positif Bersihan Jalan Napas


(Perlu ditingkatkan) Keseimbangan Cairan
Integritas Kulit & Jaringan
Citra Tubuh
2 Negatif Tingkat Nyeri
(Perlu diturunkan) Tingkat Keletihan
Tingkat Ansietas
Tingkat Berduka
Respon Alergi Sistemik
POKJA DPP PPNI
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN

Label
• Nama luaran keperawatan berupa kata-kata kunci informasi
luaran

Ekspektasi
• Penilaian terhadap hasil yang diharapkan
• Meningkat, Menurun atau Membaik

Kriteria Hasil
• Karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur
• Dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi
• Menggunakan skor (1 s.d 5) pada pendokumentasian computer-based
POKJA DPP PPNI
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)

EKSPEKTASI LUARAN KEPERAWATAN


No Ekspektasi Definisi Contoh Luaran
1 Meningkat Bertambah baik dalam ukuran, Bersihan Jalan Napas
jumlah maupun derajat atau Curah Jantung
tingkatan Perawatan Diri
Sirkulasi Spontan
Status
Kenyamanan
2 Menurun Berkurang baik dalam ukuran, Tingkat Keletihan
jumlah maupun derajat atau Tingkat Ansietas
tingkatan Tingkat Berduka
Tingkat
Perdarahan
3 Membaik Menimbulkan efek yang lebih baik, Eliminasi Fekal
adekuat, atau efektif. Fungsi Seksual POKJA DPP PPNI
Identitas Diri
Penampiran Peran
Proses
Pengasuhan
CONTOH LUARAN SLKI

Nomor Kode
Panggil

Label Luaran

Definisi Luaran

Ekspektasi
Luaran

Kriteria Hasil
dan Skor

POKJA DPP PPNI


PENERAPAN LUARAN KEPERAWATAN

Metode Dokumentasi Manual/Tertulis


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama ………….,
maka [Label] [Ekspektasi] dengan kriteria hasil:
- Kriteria 1 (hasil)
- Kriteria 2 (hasil)
- Kriteria 3 (hasil)
- dst

Contoh:
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas
Meningkat, dengan kriteria hasil:
• Batuk efektif meningkat
• Produksi sputum menurun
• Mengi menurun
• Frekuensi napas 12 -20 kali/menit POKJA DPP PPNI
Sistem klasifikasi Intervensi Keperawatan
• Klasifikasi atau taksonomi merupakan pengelompokan
berdasarkan hierarki dari yang bersifat lebih umum/tinggi
ke lebih khusus/rendah.
• SIKI diklasifikasikan sama dengan klasifikasi SDKI
• Kelompok klasifikasi (takson) SIKI terdiri atas:
• 5 KATEGORI
• 14 SUBKATEGORI
• 590 INTERVENSI KEPERAWATAN

POKJA DPP PPNI


Intervensi Keperawatan

Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Lingkungan


Respirasi Interaksi Sosial Keamanan &
Nyeri dan Kebersihan Diri Proteksi
Kenyamanan
Sirkulasi
Penyuluhan &
Integritas Ego Pembelajaran
Nutrisi dan
Cairan
Pertumbuhan &
Eliminasi Perkembangan

Aktivitas dan
Istirahat Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International Classification
of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994); Doenges &
Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis (Doenges et al, 2013).
Reproduksi dan
Seksualitas POKJA DPP PPNI
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)

Mengapa perlu diklasifikasi?


1. Memudahkan penelusuran intervensi keperawatan
2. Memudahkan untuk memahami beraneka ragam intervensi
keperawatan yang sesuai dengan area praktik dan/atau cabang
disiplin ilmu.
3. Memudahkan pengkodean (coding) untuk penggunaan berbasis
komputer (computer-based)

POKJA DPP PPNI


SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)

5 kategori
1. Fisiologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi fisik dan regulasi homeostatik

2. Psikologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi mental, proses mental dan
perilaku.

3. Perilaku
• Intervensi Keperawatan untuk mendukung perubahan perilaku atau gaya hidup

4. Relasional
• Intervensi keperawatan untuk mendukung hubungan interpersonal atau
interaksi sosial

5. Lingkungan
• Intervensi keperawatan untuk mendukung keamanan lingkungan dan
menurunkan risiko gangguan kesehatan
POKJA DPP PPNI
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)

14 subkategori
1. Respirasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pernapasan dan oksigenasi

2. Sirkulasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi jantung dan pembuluh darah

3. Nutrisi dan Cairan


• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi gastrointestinal, metabolisme dan regulasi
cairan/elektrolit
4. Eliminasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi eliminasi fekal dan urinaria

5. Aktivitas dan Istirahat


• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi muskuloskeletal, penggunaan energi serta
istirahat/tidur
6. Neurosensori
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi otak dan saraf

7. Reproduksi dan Seksualitas


• Kelompok intervensi yang melibatkan fungsi reproduksi dan seksualitas POKJA DPP PPNI
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)

14 subkategori (Lanjutan)
8. Nyeri dan Kenyamanan
• Kelompok intervensi yang memulihkan nyeri dan kenyamanan

9. Integritas Ego
• Kelompok intervensi yang memulihkan kesejahteraan dengan diri sendiri secara emosional

10. Pertumbuhan dan Perkembangan


• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pertumbuhan dan perkembangan

11. Kebersihan Diri


• Kelompok intervensi yang memulihkan perilaku sehat dan merawat diri

12. Penyuluhan dan Pembelajaran


• Kelompok intervensi yang memulihkan peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku

13. Interaksi Sosial


• Kelompok intervensi yang memulihkan hubungan antarindividu dan individu dengan kelompok

14. Keamanan dan Proteksi


• Kelompok intervensi yang memulihkan keamanan dan menurunkan risiko cedera akibat
ancaman dari lingkungan internal maupun eksternal POKJA DPP PPNI
Label Intervensi

Definisi Intervensi

Tindakan (Activity)

Referensi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Gangguan Ventilasi Spontan


b/d gangguan metabolisme, kelemahan/keletihan
otot pernapasan

Gangguan Penyapihan Ventilator


1.d/d ketidakadekuatan dukungan social, ketidaktepatan
kecepatan proses penyapihan, riwayat kegagalan
berulang dalam upaya penyapihan, riwayat
ketergantungan ventilator lebih dari 4 hari

SDKI, 2017
LUARAN KEPERAWATAN

Gangguan Ventilasi Spontan Gangguan Penyapihan


Ventilator
Dalam 24 – 48 jam, Ventilasi
Spontan Meningkat Dalam 8 jam, Tingkat Syok
Menurun dengan kriteria:
dengan kriteria:
Output urine >0,5 mL/kg/jam,
Volum tidal meningkat, dispnea akral hangat, pucat
menurun, PaO2 >80 mmHg,
menurun, TDS >90 mmHg,
PaCO2 35-45 mmHg, gelisah
menurun MAP ≥65 mmHg, CVP 2-12
mmHg (+3 jika terpasang
ventilasi tekanan positif)

SLKI, 2018
GANGGUAN VENTILASI
SPONTAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DUKUNGAN VENTILASI
• Observasi :
• Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas, deteksi dini risiko terjadinya gangguan ventilasi spontan
• Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernafasan, untuk mengetahui apakah ada perbaikan dalam
respirasi klien setelah perubahan posisi
• Monitor status respirasi dan oksigenasi (frekuensi dan kedalaman nafas, penggunaan otot bantu nafas, bunyi nafas
tambahan, saturasi oksigen),
• Terapeutik :
• Pertahankan kepatenan jalan nafas dan penggunaan ventilator, mengoptimalkan pemberian alat bantu nafas
• Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan, mencegah terjadinya kelelahan otot bantu pernafasan
• Berikan posisi semi fowler atau fowler, mengoptimalkan tidal volume dan mengurangi usaha bernafas klien
• Fasilitasi merubah posisi senyaman mungkin, mengurangi usaha bernafas klien
• Gunakan BVM jika perlu, membantu memenuhi tidal volume
Sumber: SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020), Susilo et al (2020)
GANGGUAN PENYAPIHAN
VENTILATOR INTERVENSI KEPERAWATAN
PENYAPIHAN VENTILASI MEKANIK
Observasi:
• Periksa kemampuan untuk disapih (meliputi hemodinamik stabil, kondisi optimal, bebas infeksi)
• Monitor predictor kemampuan untuk mentolerir penyapihan (mis.tingkat kemampuan bernapas, kapasitas vital, Vd/Vt,MVV, kekuatan
inspirasi,FEV1, tekanan inspirasi negative)
• Monitor tanda-tanda kelelahan otot pernapasan (mis.kenaikan PaCO2 mendadak, napas cepat dan dangkal, gerakan dinding
abdomen paradox), hipoksemia, dan hipoksia jarinagan saat penyapihan
• Monitor status cairan dan elektrolit
Terapeutik
• Posisikan pasien semi fowler (30-45 derajat )
• Lakukan pengisapan jalan napas, jika perlu
• Berikan fisioterapi dada, jika perlu
• Lakukan uji coba penyapihan (30-120 menit dengan napas spontan yang dibantu ventilator)
• Gunakan teknik relaksasi, jika perlu
• Hindari pemberian sedasi farmakologis selama percobaan penyapihan
• Berikan dukungan psikologis
Edukasi
• Ajarkan cara pengontrolan napas saat penyapihan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian obat yang meningkatkan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas

Sumber: SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020), Susilo et al (2020)
Penerapan Bundle VAP
pada Pasien dengan
Bantuan Ventilasi
Mekanik
VAP
• SUATU INFEKSI PNEUMONIA YANG TERJADI SETELAH 48 JAM PEMAKAIAN
VENTILASI MEKANIK BAIK AKIBAT PEMASANGAN PIPA ENDOTRAKEAL
MAUPUN TRAKEOSTOMI

33 Presentation title 20XX


ETIOLOGI
• Tindakan medis : Pembedahan saraf kepala (A.Baumani dan aureus)
• Penyakit bawaan : PPOK (h. influenzae)
• Infeksi pemasangan ETT (<5 hari : h.influenzae, streptococcus pneumoniae, s.
aureus, >5 hari : pseudomonas aeruginosa, s. aureus, Acinetobacter SP)
• Pasien dengan bronkiektasis (P. aeruginosa, s.aureus)

34 Presentation title 20XX


Patofisiologi

35 Presentation title 20XX


Faktor Risiko
1. Penjamu (pasien) :
• Riwayat penyakit yang mendasari
• Jenis kelamin
• Usia
• Gangguan sistem saraf sebelumnya
• Immunocompromised
• Penyakit jantung
• Gagal ginjal
• Sindrom gangguan pernafasan akut
36 Presentation title 20XX
Faktor Risiko
2. Intervensi Perawatan :
• Transfusi darah perioperative
• Terapi antibiotic
• Reintubasi
• Posisi kepala terlentang saat pemberian nutrisi enteral
• Penggunaan agen paralitik terus menerus
• Penggantian sirkuit ventilator
• Tekanan intracuff kurang dari 20 cmH2O

37 Presentation title 20XX


Tanda dan Gejala

Batuk, sekresi sputum


Peningkatan suhu
purulensi, Suara nafas bronchial Adanya perburukan
diatas 38C atau
peningkatan warna (rales) oksigenasi
dibawah 36C
dan sekresi

38 Presentation title 20XX


Pemeriksaan diagnostik
Pengambilan
sampel
saluran
pernafasan

Leukositosis,
leukopenia

Radiografi thorax
(penambahan
infiltrate, buruk,
persisten)

39 Presentation title 20XX


Pencegahan infeksi dengan Bundle VAP

Pengkajian secara
berkala agen sedasi Profilaxis trombosis Profilaxis ulkus Oral care secara
Elevasi tempat tidur
(Weaning sedasi) dan vena dalam (DVT peptikum (Peptic ulcer berkala dengan
(Head Of Bed) 30 º
kesiapan ekstubasi Profilaksis) prophylaxis) chlorhexidine
(Weaning ventilator)

40 Presentation title 20XX


Manajemen VAP
VAP Menilai Risilo MRSA
(staphylococcus aureus) Kolonisasi berjumlah banyak

Rawat inap >5 hari sebelumnya, Vancomycin / linezolid


dan diberikan antibiotic (mempertimbangkan resiko
kolonisasi empiric yang besar)
Ya
Tidak Syok?
ARDS?
Syok?
ARDS?
Tidak
Tidak Ya Risiko tinggi Ya
MDR BGN
1. AB agen anti
Tidak adanya Tidak Ya
P.Aeruginosa Terapi kombinasi
bakteri
2. Piperacillin empiric melawan
Pseudomonas
tazobactam BGN
aeuginosa
3. cefepime

41 Presentation title 20XX


Pencegahan

42 Presentation title 20XX


Pemantauan
Hemodinamik pada
Pasien dengan Bantuan
Ventilasi Mekanik
Definisi

● Hemodinamik adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi
magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva (sikulasi dalam paru-paru).
● Dalam kondisi normal, hemodinamik akan selalu dipertahankan dalam konisi fisiologis
dengan control neurohormonal.
● Namun pada pasien-pasien kritis mekanisme kontrol tidak melakukan fungsinya secara
normal sehingga status hemodinamik tidak akan stabil.
● Monitoring hemodinamik menjadi komponen yang sangat penting dalam perawatan
pasien-pasien kritis karena status hemodinamik yang dapat berubah secara cepat.

(Hidayati, Akbar and Rosyid, 2018)


Tujuan

● Deteksi dini, mengidentifikasi


dan melakukan intervensi
terhadap perubahan klinis
● Mengevaluasi segera respon
pasien terhadap intervensi yang
diberikan
● Mengevaluasi efektifitas fungsi
sistem kardiovaskuler
(Boldt J., 2002)
KOMPONEN
HEMODINAMIK
1.Volume ( darah/cairan)
2. Pembuluh darah diibaratkan
sebagai pipa
3. Jantung sebagai pompa
FAKTOR PENENTU
HEMODINAMIK

1.PRELOAD : menggambarkan tekanan


saat pengisian atrium kanan selama
diastolic => volume / darah
2.CONTRACTILITY : menggambarkan
kekuatan otot jantung untuk memompakan
darah ke seluruh tubuh. => pompa jantung
3.AFTERLOAD : menggambarkan
kekuatan/tekanan darah yang dipompakan
oleh jantung => SVR
PARAMETER PEMANTAUAN HEMODINAMIK

1.PEMANTAUAN
HEM ODINAM IK NON
INVASIF
2.PEMATAUAN
HEM ODINAM IK INVASIF
MONITORING NON INVASIF

M ONITORING NON INVASIF DAPAT DILAKUKAN PADA


KOM P ONEN BERIKUT :
1.EKG :kenali irama yg mengancam nyawa
2.DENYUT NADI :kekuatan, bradikardi,takikardi
3.PULSE OKSIMETRI :hipoksia, pertahankan saturasi
>95%
4.BP :sistolik <80mmHg atau M AP <65
5. STATUS M ENTAL/GCS :penurunan >2
6.DIURESIS :0,5-1ml/kgBB/jam
Non Invasive Blood Pressure (NIBP)

1.Pengukuran darah dengan menggunakan cuff atau manset yang bisa


dilakukan secara manual atau menggunakan bedside monitor. Perhatikan ukuran
manset yang sesuai untuk validitaspengukuran.
2.Dapat mengukur tekanan sistolik, tekanan diastolik, dan tekanan
rata-rata arteri (Mean Arterial Pressure=MAP) dari status hemodinamik
3.Tekanan sistolik merupakan tekanan darah ketika darah dipompakan dari
ventrikel kiri.
4.Tekanan diastolik merupakan gambaran elastisitas pembuluh, tekanan darah
saat jantung relaksasi normal 60-80mmHg darah dan kecepatan darah saat
dipompakan dalam arteri.
5.MAP adalah tekanan rata-rata arteri yang menggambarkan perfusi
rata- rata dari peredaran darah sistemik, normal 70-100mmHg, ((Sistolik
+ 2 diastolik) : 3)
NIBP
MONITORING INVASIF

M ONITORING NON INVASIF DAPAT


DILAKUKAN PADA KOMPONEN BERIKUT :
1.INVASIF BLOOD PRESSURE/ARTERIAL
CATHETER
2.CENTRAL VENOUS CATHETER (CVC)
3.KATETERISASI ARTERI P ULM ONALIS
KEUNTUNGAN PEMANTAUAN SECARA INVASIF

1. LEBIH AKURAT DAN DAPAT DIBACA CONTINUE


2.PERUBAHAN KECIL BISA DIDETEKSI
3. TERCAPAINYA OPTIM ALISASI TERAPI
4.PENGAM BILAN SAM PEL DARAH M UDAH
5.HEM AT WAKTU
6. BENTUK GELOMBANG DAPAT DILIHAT MELALUI SISTEM TRANDUSER
Invasive Blood P ressure (IBP )
1.Pengukuran tekanan darah secara invasif dapat dilakukan dengan
melakukan insersi kanule ke dalam arteri yang dihubungkan dengan
tranduser. Tranduser ini akan merubah tekanan hidrostatik menjadi sinyal
elektrik dan menghasilkan tekanan sistolik, diastolic, maupun MAPpada
layar monitor.
2.Setiap perubahan dari ketiga parameter diatas, kapanpun,dan
berapapun maka akan selalu muncul dilayar monitor.
3.Ketika terjadi vasokonstriksi berat, dimana stroke volume sangat lemah,
maka pengukuran dengan cuff tidak akurat lagi. Maka disinilah
penggunaanIBPsangat diperlukan
4. Pada kondisi normal, IBP lebih tinggi 2-8 mmHg dari NIBP
5. Pada kondisi sakit kritis bisa 10-30 mmHg lebih tinggi dari NIBP
ARTERIAL CATHETER
ARTERI

AL
INDIKASI

SEMUA PASIEN
DENGAN KONDISI
KRITIS ATAU YANG
KONTRA INDIKASI

• PASIEN DENGAN
PENYAKIT
VASKULER
PERIFER

CATHET
DILAKUKAN
PROSEDUR BEDAH

MAYOR
• PASIEN DENGAN
GANGUAN
PERDARAHAN

• PASIEN YANG

ER
PEMERIKSAN GAS
DARAH BERULANG
SEDANG
MENDAPAT TERAPI
DENGAN ANTI
KOAGULAN ATAU
TROMBOLITIK
• ADANYA INFEKSI
DI DAERAH KULIT (M. Burns S, 2014)
TEMPAT CANUL DI
INSERSI
CENTRAL VENOUS CATHETER

TEKANAN VENA SENTRAL


MERUPAKAN TEKANAN PADA VENA
BESAR THORAK YANG
MENGGAMBARKAN ALIRAN DARAH KE
JANTUNG. TEKANAN VENA SENTRAL
MEREFLEKSIKAN TEKANAN DARAH DI
ATRIUM KANAN ATAU VENA KAVA
CENTRAL VENOUS CATHETER
INDIKASI KOMPLIKASI

• MENGETAHUI FUNGSI JANTUNG • PERDARAHAN


• EROSI (PENGIKISAN) VASKULER
• MENGETAHUI FUNGSI VENTRIKEL KANAN
• MENENTUKAN FUNGSI VENTRIKEL KIRI • ARITMIA VENTRIKEL ATAU
SUPRAVENTRIKEL
• MENGUKUR STATUS VOLUME
INTRAVASKULAR • INFEKSI LOCAL ATAU SISTEMIK
• PNEUMOTHORAX
• MEMBERIKAN CAIRAN, OBAT OBATAN,
NUTRISI PARENTERAL

• KATETER CVP DAPAT DIGUNAKAN


SEBAGAI RUTE EMERGENSI
INSERSI PACEMAKER SEMENTARA
(Hidayati, Akbar and Rosyid, 2018)
CENTRAL VENOUS CATHETER

● Mencerminkan tekanan pengisian atrium kanan atau preload ventrikel kanan dan
bergantung pada volume darah, tonus vascular dan fungsi jantung. CVP normal
adalah 0- 8 mmHg. Hasil pembacan CVP yang yang rendah biasanya menunjukan
hipovolemia, sedangkan hasil pembacaan CVP yang tinggi memiliki berbagai
penyebab, meliputi hipervolemia, gagal jantung, dan embolisme paru
● Terapat 2 pemantauan CVP, yaitu :
1.Sistem manometer : memungkinkan pembacaan intermitten dan kurang
akurat dibandingkan sistem transduser dan lebih jarang digunakan
2.Sistem tansduser : memungkinkan pembacanya secara kontinu yang ditampilkan di
monitor
(Hidayati, Akbar and Rosyid, 2018)
Summary
- Pasien dengan ventilasi mekanik adalah pasien-pasien dalam
kategori perawatan kritis, yang mana fungsi fisiologisnya
(bernafas) sudah tidak berfungsi dengan optimal.
- Monitoring hemodinamik yang baik, dan penerapan Bundle
VAP akan mengoptimalkan perawatan pada pasien ventilasi
mekanik

60
Breath to life
……life to breath

61 Presentation title 20XX


TERIM A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai