1 2 3
Pengkajian dan Diagnosis Penerapan Bundle VAP pada Pemantauan
Keperawatan Pada Pasien Pasien dengan Bantuan Hemodinamik pada
dengan Bantuan Ventilasi Ventilasi Mekanik Pasien dengan Bantuan
Mekanik Ventilasi Mekanik
4
Pengkajian dan Diagnosis
Keperawatan Pada
Pasien dengan Bantuan
Ventilasi Mekanik
Ventilasi Mekanik
• Proses bernafas yang sebagian atau seluruhnya fungsi
pertukaran gas paru diambil alih oleh mesin untuk
mempertahankan hidup
Disfungsi Neurologis
•Tindakan Operasi
PENGKAJIAN
• Tanda-tanda vital
• hipoksia
• Frekuensi dan pola pernafasan
• Bunyi nafas
• Status neurologis
• Volume tidal
• Kebutuhan pengisapan
• Upaya ventilasi spontan klien
• Status nutrisi
Pengkajian
SLKI
Implementasi Perencanaan
SIKI
POKJA DPP PPNI
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
DPP PPNI
Tanda & Gejala
Faktor Risiko Kriteria Hasil
Diagnosis Luaran
(SDKI) (SLKI)
Intervensi
(SIKI)
3S
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi SDKI-SLKI-SIKI POKJA DPP PPNI
DIAGNOSIS KEPERAWATAN SDKI
Terdiri dari :
1. Problem (deskriptor, fokus diagnostik)
2. Indikator diagnostik (etiologi, tanda & gejala, factor risiko)
• Spesific
S Label dan indikator
distandarisasi
• Measurable
M
• Attainable
A Disesuaikan kondisi
pasien dengan
• Realistic menggunakan
R clinical judgement
• Timed
perawat
T
Diadaptasi dari:
Ackley et al (2017), Berman et al (2015), Doenges et al (2013), Potter & Perry (2013),
POKJA DPP PPNI
JENIS LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)
Label
• Nama luaran keperawatan berupa kata-kata kunci informasi
luaran
Ekspektasi
• Penilaian terhadap hasil yang diharapkan
• Meningkat, Menurun atau Membaik
Kriteria Hasil
• Karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur
• Dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi
• Menggunakan skor (1 s.d 5) pada pendokumentasian computer-based
POKJA DPP PPNI
KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN (LANJUTAN)
Nomor Kode
Panggil
Label Luaran
Definisi Luaran
Ekspektasi
Luaran
Kriteria Hasil
dan Skor
Contoh:
Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, maka Bersihan Jalan Napas
Meningkat, dengan kriteria hasil:
• Batuk efektif meningkat
• Produksi sputum menurun
• Mengi menurun
• Frekuensi napas 12 -20 kali/menit POKJA DPP PPNI
Sistem klasifikasi Intervensi Keperawatan
• Klasifikasi atau taksonomi merupakan pengelompokan
berdasarkan hierarki dari yang bersifat lebih umum/tinggi
ke lebih khusus/rendah.
• SIKI diklasifikasikan sama dengan klasifikasi SDKI
• Kelompok klasifikasi (takson) SIKI terdiri atas:
• 5 KATEGORI
• 14 SUBKATEGORI
• 590 INTERVENSI KEPERAWATAN
Aktivitas dan
Istirahat Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International Classification
of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake, 1994); Doenges &
Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis (Doenges et al, 2013).
Reproduksi dan
Seksualitas POKJA DPP PPNI
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)
5 kategori
1. Fisiologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi fisik dan regulasi homeostatik
2. Psikologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi mental, proses mental dan
perilaku.
3. Perilaku
• Intervensi Keperawatan untuk mendukung perubahan perilaku atau gaya hidup
4. Relasional
• Intervensi keperawatan untuk mendukung hubungan interpersonal atau
interaksi sosial
5. Lingkungan
• Intervensi keperawatan untuk mendukung keamanan lingkungan dan
menurunkan risiko gangguan kesehatan
POKJA DPP PPNI
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)
14 subkategori
1. Respirasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pernapasan dan oksigenasi
2. Sirkulasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi jantung dan pembuluh darah
14 subkategori (Lanjutan)
8. Nyeri dan Kenyamanan
• Kelompok intervensi yang memulihkan nyeri dan kenyamanan
9. Integritas Ego
• Kelompok intervensi yang memulihkan kesejahteraan dengan diri sendiri secara emosional
Definisi Intervensi
Tindakan (Activity)
Referensi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
SDKI, 2017
LUARAN KEPERAWATAN
SLKI, 2018
GANGGUAN VENTILASI
SPONTAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DUKUNGAN VENTILASI
• Observasi :
• Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas, deteksi dini risiko terjadinya gangguan ventilasi spontan
• Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernafasan, untuk mengetahui apakah ada perbaikan dalam
respirasi klien setelah perubahan posisi
• Monitor status respirasi dan oksigenasi (frekuensi dan kedalaman nafas, penggunaan otot bantu nafas, bunyi nafas
tambahan, saturasi oksigen),
• Terapeutik :
• Pertahankan kepatenan jalan nafas dan penggunaan ventilator, mengoptimalkan pemberian alat bantu nafas
• Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan, mencegah terjadinya kelelahan otot bantu pernafasan
• Berikan posisi semi fowler atau fowler, mengoptimalkan tidal volume dan mengurangi usaha bernafas klien
• Fasilitasi merubah posisi senyaman mungkin, mengurangi usaha bernafas klien
• Gunakan BVM jika perlu, membantu memenuhi tidal volume
Sumber: SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020), Susilo et al (2020)
GANGGUAN PENYAPIHAN
VENTILATOR INTERVENSI KEPERAWATAN
PENYAPIHAN VENTILASI MEKANIK
Observasi:
• Periksa kemampuan untuk disapih (meliputi hemodinamik stabil, kondisi optimal, bebas infeksi)
• Monitor predictor kemampuan untuk mentolerir penyapihan (mis.tingkat kemampuan bernapas, kapasitas vital, Vd/Vt,MVV, kekuatan
inspirasi,FEV1, tekanan inspirasi negative)
• Monitor tanda-tanda kelelahan otot pernapasan (mis.kenaikan PaCO2 mendadak, napas cepat dan dangkal, gerakan dinding
abdomen paradox), hipoksemia, dan hipoksia jarinagan saat penyapihan
• Monitor status cairan dan elektrolit
Terapeutik
• Posisikan pasien semi fowler (30-45 derajat )
• Lakukan pengisapan jalan napas, jika perlu
• Berikan fisioterapi dada, jika perlu
• Lakukan uji coba penyapihan (30-120 menit dengan napas spontan yang dibantu ventilator)
• Gunakan teknik relaksasi, jika perlu
• Hindari pemberian sedasi farmakologis selama percobaan penyapihan
• Berikan dukungan psikologis
Edukasi
• Ajarkan cara pengontrolan napas saat penyapihan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian obat yang meningkatkan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas
Sumber: SIKI (2017), Baird (2016), Gulanick & Myers (2014), Kemenkes RI (2020), Susilo et al (2020)
Penerapan Bundle VAP
pada Pasien dengan
Bantuan Ventilasi
Mekanik
VAP
• SUATU INFEKSI PNEUMONIA YANG TERJADI SETELAH 48 JAM PEMAKAIAN
VENTILASI MEKANIK BAIK AKIBAT PEMASANGAN PIPA ENDOTRAKEAL
MAUPUN TRAKEOSTOMI
Leukositosis,
leukopenia
Radiografi thorax
(penambahan
infiltrate, buruk,
persisten)
Pengkajian secara
berkala agen sedasi Profilaxis trombosis Profilaxis ulkus Oral care secara
Elevasi tempat tidur
(Weaning sedasi) dan vena dalam (DVT peptikum (Peptic ulcer berkala dengan
(Head Of Bed) 30 º
kesiapan ekstubasi Profilaksis) prophylaxis) chlorhexidine
(Weaning ventilator)
● Hemodinamik adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh, baik melalui sirkulasi
magna (sirkulasi besar) maupun sirkulasi parva (sikulasi dalam paru-paru).
● Dalam kondisi normal, hemodinamik akan selalu dipertahankan dalam konisi fisiologis
dengan control neurohormonal.
● Namun pada pasien-pasien kritis mekanisme kontrol tidak melakukan fungsinya secara
normal sehingga status hemodinamik tidak akan stabil.
● Monitoring hemodinamik menjadi komponen yang sangat penting dalam perawatan
pasien-pasien kritis karena status hemodinamik yang dapat berubah secara cepat.
1.PEMANTAUAN
HEM ODINAM IK NON
INVASIF
2.PEMATAUAN
HEM ODINAM IK INVASIF
MONITORING NON INVASIF
SEMUA PASIEN
DENGAN KONDISI
KRITIS ATAU YANG
KONTRA INDIKASI
• PASIEN DENGAN
PENYAKIT
VASKULER
PERIFER
CATHET
DILAKUKAN
PROSEDUR BEDAH
MAYOR
• PASIEN DENGAN
GANGUAN
PERDARAHAN
• PASIEN YANG
•
ER
PEMERIKSAN GAS
DARAH BERULANG
SEDANG
MENDAPAT TERAPI
DENGAN ANTI
KOAGULAN ATAU
TROMBOLITIK
• ADANYA INFEKSI
DI DAERAH KULIT (M. Burns S, 2014)
TEMPAT CANUL DI
INSERSI
CENTRAL VENOUS CATHETER
● Mencerminkan tekanan pengisian atrium kanan atau preload ventrikel kanan dan
bergantung pada volume darah, tonus vascular dan fungsi jantung. CVP normal
adalah 0- 8 mmHg. Hasil pembacan CVP yang yang rendah biasanya menunjukan
hipovolemia, sedangkan hasil pembacaan CVP yang tinggi memiliki berbagai
penyebab, meliputi hipervolemia, gagal jantung, dan embolisme paru
● Terapat 2 pemantauan CVP, yaitu :
1.Sistem manometer : memungkinkan pembacaan intermitten dan kurang
akurat dibandingkan sistem transduser dan lebih jarang digunakan
2.Sistem tansduser : memungkinkan pembacanya secara kontinu yang ditampilkan di
monitor
(Hidayati, Akbar and Rosyid, 2018)
Summary
- Pasien dengan ventilasi mekanik adalah pasien-pasien dalam
kategori perawatan kritis, yang mana fungsi fisiologisnya
(bernafas) sudah tidak berfungsi dengan optimal.
- Monitoring hemodinamik yang baik, dan penerapan Bundle
VAP akan mengoptimalkan perawatan pada pasien ventilasi
mekanik
60
Breath to life
……life to breath