Anda di halaman 1dari 61

Standar Diagnosis

Keperawatan Indonesia (SDKI)


Kasiati , Ns. M.Kep.
TUJUAN PEMBELAJARAN:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian


diagnosis keperawatan
2. Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi
diagnosis
3. Mahasiswa mampu menyebutkan jenis2
diagnosis
4. Mahasiswa mampu menyebutkan komponen
diagnosis
5. Mahasiswa mampu menyebutkan proses
diagnosis
6. Mahasiswa mampu menjelaskan standar
diagnosis
19 SEPTEMBER 2017
ETIKA KEPERAWATAN 2
LATAR BELAKANG

UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan Pasal 28


Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik,
standar pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur
operasional.
UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan Pasal 30

Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan


keperawatan, perawat berwenang untuk menegakkan
diagnosis keperawatan.

Perawat merupakan
‘Penegak Diagnosis’ (Diagnostician)
Tujuan Ditetapkan
SDKI, SLKI, SIKI
Meningkatkan otonomi Acuan dalam menegakkan
perawat diagnosis, luaran dan
rencana intervensi

SDKI,
Meningkatkan Komunikasi
SLKI, SIKI
Mengukur beban kerja dan
interprofesional reward perawat

Meningkatkan Mutu
Asuhan Keperawatan
4
Tantangan
DAYA SAING IPTEK & INOVASI
Indonesia

Diagnosis Keperawatan

Penilaian klinis mengenai respon klien


terhadap masalah kesehatan atau
proses kehidupan baik actual maupun
potensial
5
PROSES KEPERAWATAN DAN
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

Evaluasi Diagnosis SDKI

SLKI
Implementasi Perencanaan
SIKI
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

Tanda & Gejala


Kriteria Hasil
Faktor Risiko

Diagnosis Luaran
(SDKI) (SLKI)

Intervensi
(SIKI)

3S
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi SDKI-SLKI-SIKI
149 Diagnosis
• Memuat
Keperawatan yang
disusun dari berbagai sumber
rujukan berupa textbook, standar
diagnosis dari lembaga/Negara lain
dan jurnal-jurnal ilmiah dan telah
ditelaah oleh para praktisi dan
akademisi keperawatan.
• Struktur Buku SDKI:
• Sambutan-sambutan
• Kata Pengantar
• Daftar Isi
• Bab I Pendahuluan
• Bab II Ketentuan Umum
• Bab III Ketentuan Khusus
• Bab IV Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia
• Proses Penyusunan SDKI
BUKU SDKI • Tim Penyusun dan Tim Kontributor
• Daftar Pustaka
TUJUAN PENYUSUNAN SDKI (1)

Bagi Pelayanan Keperawatan

• Menjadi acuan penegakan diagnosis


keperawatan
• Meningkatkan otonomi perawat
• Memudahkan komunikasi intraprofesional
• Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
• Mengukur beban kerja dan reward
perawat
TUJUAN PENYUSUNAN SDKI (2)

Bagi Penelitian Keperawatan

• Memperluas area penelitian keperawatan


• Diagnosis keperawatan merupakan kumpulan
Fenomena Keperawatan yang dapat menjadi
fokus penelitian
• Dapat dikembangkan penelitian:
• Penelitian epidemiologis
• Uji validitas dan uji sensitivitas/spesifitas
• Penelitian eksprimental
TUJUAN PENYUSUNAN SDKI (3)
Bagi Pendidikan Keperawatan
• Mengarahkan dan menguatkan proses
pembelajaran pada pendidikan keperawatan
• Diagnosis keperawatan merupakan kumpulan
konsep inti dalam praktik keperawatan yang
dapat menjadi fokus pembelajaran
• Diagnosis keperawatan mengarahkan peserta
didik dan pendidik keperawatan dalam
mempelajari konsep-konsep dasar untuk dapat
memahami konsep inti.
PROSES DIAGNOSTIK

Pengkajian Diagnosis Medis

1
Analisis Data

2 Identifikasi
Masalah

3 Perumusan
Diagnosis
13
Jenis
DIAGNOSIS

Diagnosis Negatif
…….menunjukkan klien dalam
kondisi sakit atau berisiko
mengalami sakit….sehingga
butuh tindakan sifatnya
penyembuhan, pemulihan dan
pencegahan. Diagnosis tersebut
terdiri atas: Aktual, dan Risiko

1
4
Jenis
DIAGNOSIS

Diagnosis Positif……menunjukkan
bahwa klien dalam kondisi sehat
dan dapat mencapai kondisi yang
lebih sehat atau
optimal…..diagnosis promosi
kesehatan

9
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL READINESS LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUALINDONESIA

16
Komponen

DIAGNOSIS label diagnosis keperawatan yang


Keperawatan menggambarkan inti dan respon
klien terhadap kondisi kesehatan
Masalah
Terdiri atas penyebab, tanda/gejala
dan factor risiko…..penyebab
(etiologi) merupakan factor yang
mempengaruhi perubahan yang
mencakup 4 hal, a) fisiologis, Indikator Diagnostik
biologis/psikologi, b) efek
terapi/tindakan, c) situasional
(lingkungan atau personal), d)
maturasional. Tanda (sign) dan
gejala (symptom)….tanda
merupakan data obyektif dari hasil
pemeriksaan sedangkan gejala Tanda dan
merupakan data subyektif dari Gejala
anamnesa

17
Komponen

DIAGNOSIS
Keperawatan
Masalah

Tanda/gejala ada 2. Indikator Diagnostik


Mayor….tanda/gejala ditemukan sekitar 80-
100% untuk validasi diagnosis.

Tanda Minor…tanda/gejala tidak harus


ditemukan, namun jika ditemukan dapat
mendukung penegakkan diagnosis
Tanda dan
Gejala

18
KOMPONEN DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDIKATOR DIAGNOSTIK
Pada diagnosis aktual
dan promkes

Pada diagnosis risiko


Pada diagnosis aktual
Tanda/Gejala
(Sign/Symptom)
Faktor Risiko
Penyebab (Risk Factor)
(Etiology)

1) Bio-fisio-psikologis
2) Efek terapi/Tindakan
3) Situasional
4) Maturasional Indikator
Diagnostik
PERUMUSAN DIAGNOSIS
KEPERAWATAN
Penulisan Three Part
• Diagnosis Aktual
Masalah berhubungan dengan Penyebab
dibuktikan dengan Tanda/Gejala

Penulisan Two Part


• Diagnosis Risiko
Masalah dibuktikan dengan Faktor Risiko

• Diagnosis Promosi Kesehatan


Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI

21
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI

22
CONTOH KASUS
Problem/masalah Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Penyebab:
Bronchopneumonia, setelah Hipersekresi Jalan Nafas
perawat melakukan pengkajian
didapatkan data batuk tidak Gejala dan Tanda:
efektif, ada sputum, suara Batuk tidak efektif, ada sputum, suara nafas ronkhi,
nafas ronkhi, adanya dyspnea, ada dyspnea, gelisah, frekuensi napas berubah dan
gelisah, frekuensi napas pola nafas tidak teratur.
berubah dan pola nafas tidak
teratur. Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan dengan
Bagaimanakah Rumusan Hipersekresi Jalan Nafas dibuktikan dengan batuk tidak
Diagnosis Keperawatan? efektif, ada sputum, suara nafas ronkhi, ada
dyspnea, gelisah, frekuensi napas berubah dan pola
nafas tidak teratur.

23
CONTOH DIAGNOSIS
AKTUAL

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Peyebab

Tanda dan Gejala

Bersihan jalan napas tidak


efektif b.d. spasme jalan napas
d.d. batuk tidak efektif, sputum
berlebih, mengi, dispnea, gelisah
CONTOH DIAGNOSIS
RISIKO

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Faktor Risiko

Kondisi Klinis Terkait

Risiko aspirasi dibuktikan dengan


tingkat kesadaran menurun
CONTOH
DIAGNOSIS PROMKES

Nomor Kode

Label/Masalah

Definisi

Tanda dan Gejala

Kesiapan peningkatan eliminasi urin


dibuktikan dengan pasien ingin
meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan
karakteristik urin normal
Tahap II: Penegakan Diagnosis

Kekeliruan dalam Menuliskan Diagnosis Keperawatan


1. Menggunakan diagnosis medis
2. Menghubungkan masalah dengan situasi yang tidak
dapat diubah
3. Etiologi kurang spesifik
4. Menggabungkan dua diagnosis keperawatan
5. Menghubungkan satu diagnosis dengan diagnosis
lainnya
6. Menulis pernyataan yang tidak bijaksana secara hukum

DPP - PPNI
Kekeliruan dalam Menuliskan
Diagnosis Keperawatan
Apakah kekeliruan pada penulisan diagnosis
keperawatan di bawah ini?

× Defisit perawatan diri b.d. stroke


× Risiko cedera d.d. kebutaan
× Konstipasi b.d. masukan makanan
× Cemas dan takut b.d. pisah dari orang tua
× Nyeri akut b.d. gangguan integritas kulit
× Gangguan integritas kulit b.d. posisi tidak diubah
setiap 2 jam DPP - PPNI
KESIMPULAN
• Semakin lengkap standar profesi yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan praktik perawat, semakin dapat
menjamin mutu praktik dan keselamatan klien dalam
asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
• SDKI diharapkan tidak hanya bermanfaat dalam
pelayanan dan pendidikan, namun dapat masuk ke
dalam Sistem JKN sebagai upaya peningkatan mutu
pelayanan dan diharapkan segera dapat disahkan
menteri kesehatan.
• SDKI juga diharapkan dapat bermakna dalam aspek
penghargaan dan kesejahteraan serta perlindugan
bagi perawat.
STANDAR INTERVENSI
KEPERAWATAN INDONESIA (SIKI )
Kasiati , Ns. M.Kep.
DEFINISI INTERVENSI DAN TINDAKAN
Klasifikasi Intervensi Keperawatan
(5 kategori )

Fisiologis Perilaku
Intervensi Keperawatan
Segala treatment yang dikerjakan
perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis
Psikologis Relational
untuk mencapai luaran yang di
harapkan (outcome)

Lingkungan

31
Direct RENTANG INTERVENSI
KEPERAWATAN

Nurse-
initiated
Intervensi Indirect

Healthcare
-initiated
RENTANG INTERVENSI KEPERAWATAN
(LANJUTAN)

• Direct care intervention


• Intervensi yang dilaksanakan dengan berinteraksi langsung
dengan pasien
• ‘Laying on of hands’
• Indirect care intervention
• Intervensi yang dilaksanakan tanpa berinteraksi langsung
dengan pasien namun dilaksanakan demi pasien
• Nurse-initiated intervention
• Intervensi yang diinisiasi oleh perawat untuk mengatasi
diagnosis keperawatan
• Healthprovider-initiated intervention
• Intervensi yang diinisiasi oleh tenaga kesehatan lain, namun
diberikan oleh perawat
SISTEM
KLASIFIKASI
• Klasifikasi atau taksonomi merupakan
pengelompokan berdasarkan hierarki dari yang
bersifat lebih umum/tinggi ke lebih khusus/rendah.
• SIKI diklasifikasikan sama dengan klasifikasi SDKI
• Kelompok klasifikasi (takson) SIKI terdiri atas:
• 5 KATEGORI
• 18 SUBKATEGORI
• 590 INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi Keperawatan

Fisiologis Psikologis Perilaku Relasional Lingkungan


Respirasi Interaksi Sosial Keamanan &
Nyeri dan Kebersihan Diri Proteksi
Kenyamanan
Sirkulasi
Penyuluhan &
Integritas Ego Pembelajaran
Nutrisi dan
Cairan
Pertumbuhan &
Eliminasi Perkembangan

Aktivitas dan
Istirahat
Diadaptasi dari:
Neurosensori Standar Praktik Keperawatan Indonesia (PPNI, 2005); International
Classification of Nursing Practice – Diagnosis Classification (Wake,1994);
Reproduksi dan Doenges & Moorhouse’s Diagnostic Division of Nursing Diagnosis
Seksualitas (Doenges et al, 2013).
DEFINISI INTERVENSI DAN TINDAKAN
Klasifikasi Intervensi Keperawatan
(5 kategori )

Fisiologis Perilaku
Intervensi Keperawatan
Segala treatment yang dikerjakan
perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis
Psikologis Relational
untuk mencapai luaran yang di
harapkan

Lingkungan

36
5
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)

1. Fisiologis
KATEGORI
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi fisik dan regulasi
homeostatik
2. Psikologis
• Intervensi keperawatan untuk mendukung fungsi mental, proses mental
dan perilaku.
3. Perilaku
• Intervensi Keperawatan untuk mendukung perubahan perilaku atau gaya
hidup
4. Relasional
• Intervensi keperawatan untuk mendukung hubungan interpersonal
atau interaksi sosial

5. Lingkungan
• Intervensi keperawatan untuk mendukung keamanan lingkungan dan
menurunkan risiko gangguan kesehatan
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)

14 SUBKATEGORI
1. Respirasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pernapasan dan oksigenasi

2. Sirkulasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi jantung dan pembuluh darah

3. Nutrisi dan Cairan


• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi gastrointestinal, metabolisme dan
regulasi cairan/elektrolit
4. Eliminasi
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi eliminasi fekal dan urinaria

5. Aktivitas dan Istirahat


• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi muskuloskeletal, penggunaan energi
serta istirahat/tidur
6. Neurosensori
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi otak dan saraf

7. Reproduksi dan Seksualitas


• Kelompok intervensi yang melibatkan fungsi reproduksi dan seksualitas
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)

14 SUBKATEGORI (LANJUTAN)
8. Nyeri dan Kenyamanan
• Kelompok intervensi yang memulihkan nyeri dan kenyamanan

9. Integritas Ego
• Kelompok intervensi yang memulihkan kesejahteraan dengan diri sendiri secara
emosional
10. Pertumbuhan dan Perkembangan
• Kelompok intervensi yang memulihkan fungsi pertumbuhan dan perkembangan

11. Kebersihan Diri


• Kelompok intervensi yang memulihkan perilaku sehat dan merawat diri

12. Penyuluhan dan Pembelajaran


• Kelompok intervensi yang memulihkan peningkatan pengetahuan dan perubahan
perilaku
13. Interaksi Sosial
• Kelompok intervensi yang memulihkan hubungan antarindividu dan individu
dengan kelompok
14. Keamanan dan Proteksi
• Kelompok intervensi yang memulihkan keamanan dan menurunkan risiko cedera
akibat ancaman dari lingkungan internal maupun eksternal
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN
Label
• Nama dari intervensi yang merupakan kata kunci
untuk memperoleh informasi tentang intervensi
tersebut

Definisi
• Makna dari label intervensi berupa perilaku yang
dilakukan oleh perawat

Tindakan
• Rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh perawat
untuk mengimplementasikan intervensi keperawatan
Penulisan Intervensi Keperawatan: LABEL (Lanjutan)

Terdapat 18 Jenis Deskriptor


No Deskriptor Definisi
1 Dukungan Memfasilitasi, memudahkan atau melancarkan
2 Edukasi Mengajarkan atau memberikan informasi
3 Kolaborasi Melakukan kerjasama atau interaksi
4 Konseling Memberikan bimbingan
5 Konsultasi Memberikan informasi tambahan atau pertimbangan
6 Latihan Mengajarkan suatu keterampilan atau kemampuan
7 Manajemen Mengidentifikasi dan mengelola
8 Pemantauan Mengumpulkan dan menganalisis data
9 Pemberian Menyiapkan dan memberikan
10 Pemeriksaan Mengobservasi dengan teliti
Penulisan Intervensi Keperawatan: LABEL, Deskriptor (Lanjutan)

No Deskriptor Definisi
11 Pencegahan Meminimalkan risiko atau komplikasi
12 Pengontrolan Mengendalikan
13 Perawatan Mengidentifikasi dan merawat
14 Promosi Meningkatkan
15 Rujukan Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut
16 Resusitasi Memberikan tindakan secara cepat untuk
mempertahankan kehidupan
17 Skrining Mendeteksi secara dini
18 Terapi Memulihkan kesehatan dan/atau menurunkan risiko
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN

Label
Ada 4 Jenis
1. Tindakan Observasi
2. Tindakan Terapeutik
3. Tindakan Edukasi
Definisi
4. Tindakan Kolaborasi

Tindakan

43
PERTIMBANGAN PEMILIHAN INTERVENSI

• Pemilihan intervensi keperawatan sesuai kondisi pasien


merupakan bagian dari clinical judgement perawat.
• Aspek yang dipertimbangkan untuk menentukan intervensi:
1.Karakteristik diagnosis keperawatan
2.Kriteria hasil pasien yang diharapkan
3.Kemampuan pelaksanaan intervensi
4.Kemampuan perawat
5.Penerimaan pasien
6.Penelitian yang mendasari intervensi tersebut
7.Kewenangan klinis (Clinical priviledge)
Penulisan Intervensi Keperawatan
LABEL INTERVENSI KEPERAWATAN

• Kata benda (nomina), bukan kata kerja (verb)


– Contoh: Pemantauan  bukan Memantau
• Terdiri dari tiga kata atau kurang, namun tidak lebih dari
enam kata
• Label mencakup sekitar 18 deskriptor

DPP - PPNI
LEVEL INTERVENSI

• Level Satu

1 • Intervensi Utama

• Level Dua
• Intervensi Pendukung
2
LEVEL TAUTAN (LANJUTAN)

• Level 1 (Intervensi Utama)


• Merupakan intervensi prioritas (the intervention of
choice) karena bersifat resolutif
• Memiliki kesesuaian terbaik dengan
diagnosis/etiologi diagnosis keperawatan
• Memiliki banyak tindakan2 yang dapat mengatasi
masalah
• Dapat digunakan pada berbagai setting
• Efektivitas intervensi banyak diungkapkan dalam
riset/referensi/praktik klinis
LEVEL TAUTAN (LANJUTAN)

• Level 2 (Intervensi Pendukung)


• Bukan merupakan intervensi prioritas
• Tidak bersifat resolutif namun dapat menunjang
resolusi masalah
• Hanya dapat mengatasi etiologi diagnosis tertentu
saja
• Hanya dapat digunakan pada setting tertentu saja
• Efektivitas intervensi tidak/belum banyak
diungkapkan dalam riset/referensi/praktik klinis
CONTOH KASUS
Diagnosis Keperawatan :
Pasien Anak A, MRS dengan Bersihan Jalan Tidak efektif
diagnosis Medis
Bronchopneumonia, setelah Rumusan Luaran Keperawatan (SDKI)
perawat melakukan pengkajian Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
didapatkan data batuk tidak 3 jam, maka bersihan jalan nafas meningkat
efektif, ada sputum, suara
Dengan kriteria hasil Batuk efektif meningkat,
nafas ronkhi, adanya dyspnea,
gelisah, frekuensi napas
Produksi sputum menurun, roncki menurun,
berubah dan pola nafas tidak sesak menurun, frekuensi nafas membaik, pola
teratur. nafas membaik.
.
Intervensi Keperawatan :
Bagaimanakah Intervensi Lihat level Intervensi : ada 2 level, yaitu
Keperawatan? intervensi utama dan intervensi Penunjang

49
CONTOH KASUS Intervensi Keperawatan :
Lihat level Intervensi : ada 2 level, yaitu intervei utama
dan intervensi Penunjang
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Intervensi Utama :
Bronchopneumonia, setelah Latihan Batuk efektif
perawat melakukan pengkajian Manajemen Jalan Nafas
didapatkan data batuk tidak Pemantauan respirasi
efektif, ada sputum, suara
nafas ronkhi, adanya dyspnea, Intervensi Penunjang:
gelisah, frekuensi napas Dukungan Kepatuhan program pengobatan
berubah dan pola nafas tidak Edukasi Fisioterapi dada
teratur. Edukasi pengukuran respirasi
Fisioterapi dada
Bagaimanakah Intervensi Konsultasi via telephon
Keperawatan? Manajemen Asma
Manajemen alergi
Manajemen anafilaksis
Manajemen Isolasi

50
CONTOH KASUS Intervensi Keperawatan :
Intervensi utama ada 3 (latihan batuk efektif,
manajemen jalan nafas dan pemantauan respirasi)
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Intervensi Utama :
Bronchopneumonia, setelah Latihan Batuk efektif
perawat melakukan pengkajian
didapatkan data batuk tidak Observasi
efektif, ada sputum, suara • Identifikasi kemampuan batuk
nafas ronkhi, adanya dyspnea, • Monitor adanya retensi sputum
gelisah, frekuensi napas • Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
berubah dan pola nafas tidak • Monitor input dan output cairan (jumlah dan
teratur. karakteristknya)

Bagaimanakah Intervensi Terapeutik


Keperawatan? • Atur posisi semi fwler atau fowler
• Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
• Buang secret pada tempat sputum

51
CONTOH KASUS

Pasien Anak A, MRS dengan


Edukasi
diagnosis Medis
• Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Bronchopneumonia, setelah
• Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama
perawat melakukan pengkajian
4 detik, ditahan selama 2 detik kemudian
didapatkan data batuk tidak
keluarkan dan mulut dengan bibir dibulatkan
efektif, ada sputum, suara
selama 8 detik
nafas ronkhi, adanya dyspnea,
• Anjurkan mengulangi Tarik nafas dalam hingga 3
gelisah, frekuensi napas
kali
berubah dan pola nafas tidak
• Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
teratur.
Tarik napas dalam yang ke tiga
Bagaimanakah Intervensi
Kolaborasi
Keperawatan?
• Kolaborasi pemberikan mukolitik atau ekspektoran
jika perlu

52
CONTOH KASUS Intervensi Utama :
Manajemen jalan nafas

Pasien Anak A, MRS dengan Observasi


diagnosis Medis • Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman dan
Bronchopneumonia, setelah usaha napas)
perawat melakukan pengkajian • Monitor bunyi nafas tambahan
didapatkan data batuk tidak • Monitor sputum (jumlah, warna dan aroma)
efektif, ada sputum, suara
nafas ronkhi, adanya dyspnea, Teraeutik
gelisah, frekuensi napas • Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head
berubah dan pola nafas tidak tilt atau chin lift(jaw thrust jika curiga trauma
teratur. servical)
• Posisikan posisi semi fowler atau fowler
Bagaimanakah Intervensi • Berikan minum hangat
Keperawatan? • Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Lakukan penghisan lendir kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelumpenghisapan
endotrachea

53
CONTOH KASUS

Terapeutik
Pasien Anak A, MRS dengan
• Lakukan hiperoksigenasi sebelumpenghisapan
diagnosis Medis
endotracheal
Bronchopneumonia, setelah
• Keluarkan Sumbatan benda padat dengan forcep
perawat melakukan pengkajian
McGill
didapatkan data batuk tidak
• Berikan oksigen jika perlu
efektif, ada sputum, suara
nafas ronkhi, adanya dyspnea,
Edukasi
gelisah, frekuensi napas
berubah dan pola nafas tidak • Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika tidak
teratur. kontra indikasi
• Ajarkan Teknik batuk efektif
Bagaimanakah Intervensi
Keperawatan? Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian bronchodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

54
CONTOH KASUS Intervensi Utama :
Pemantauan Respirasi

Pasien Anak A, MRS dengan Observasi


diagnosis Medis • Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
Bronchopneumonia, setelah nafas
perawat melakukan pengkajian • Monitor pola nafas
didapatkan data batuk tidak • Monitor kemampuan batuk efektif
efektif, ada sputum, suara • Monitor adanya produksi sputum
nafas ronkhi, adanya dyspnea, • Monitor adanya sumbatan jalan nafas
gelisah, frekuensi napas • Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
berubah dan pola nafas tidak • Auskultasi bunyi nafas
teratur. • Monitor saturasi oksigen
• Monitor nilai analisis gas darah
Bagaimanakah Intervensi • Monitor hasil x ray toraks
Keperawatan?

55
CONTOH KASUS

Pasien Anak A, MRS dengan


diagnosis Medis
Bronchopneumonia, setelah Intervensi Utama :
perawat melakukan pengkajian Pemantauan Respirasi
didapatkan data batuk tidak
efektif, ada sputum, suara Terapeutik
nafas ronkhi, adanya dyspnea, • Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi
gelisah, frekuensi napas pasien
berubah dan pola nafas tidak • Dokumentasikan hasil pemantauan
teratur.
Edukasi
Bagaimanakah Intervensi • Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Keperawatan? • Informaikan hasil pemantauan jika perlu

56
SISTEM KLASIFIKASI (LANJUTAN)

MENGAPA PERLU DIKLASIFIKASI?

1. Memudahkan penelusuran intervensi keperawatan


2. Memudahkan untuk memahami beraneka ragam intervensi
keperawatan yang sesuai dengan area praktik dan/atau
cabang disiplin ilmu.
3. Memudahkan pengkodean (coding) untuk penggunaan
berbasis komputer (computer-based)
SDKI, SLKI, SIKI

58
KASUS 1

Perempuan berusia 68 tahun dirawat di Ruang


Perawatan intermediate dengan keluhan sesak
napas dan mudah lelah. Riwayat hipertensi sejak 20 1. Apa Diagnosis
tahun yang lalu dan riwayat infark miokard 10 tahun Keperawatan
yang lalu, tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi Tersebut?
nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, 2. Apa Luaran
distensi vena jugularis, terdengar ronkhi dan edema Keperawatan pada
ekstremitas +2, sianosis, CRT >3 detik. kasus tersebut?

3. Apa Intervensi
Utama pada kasus
Tersebut?

59
KASUS 3

Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan


keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan
1. Apa Diagnosis
memberat sejak 6 jam yang lalu. Hasil pengkajian Keperawatan
didapatkan adanya produksi sputum, batuk tidak Tersebut?
efektif, frekuensi napas 30 kali/menit, frekuensi nadi 2. Apa Luaran
100 kali/menit, tekanan darah 130/90 mmHg. Keperawatan pada
kasus tersebut?

3. Apa Intervensi
Utama pada kasus
Tersebut?

60
sdki.ppni@gmail.com
dppppni@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai