Anda di halaman 1dari 43

TREND DAN ISSUE PENGGUNAAN SDKI,

SLKI & SIKI

Ns. Mohamad Cahyadi.,S.Kep

1
LATAR BELAKANG
UU Keperawatan
SDKI, SLKI, No.
38 Tahun 2014
SIKI Perawat di Indonesia

Standar Profesi

Standar Standar Komptensi


• Pendidikan : Vokasi,
Kinerja
S Ners Generalis,
Profesional SK
• Penjaminan Ners Spesialis, Ners
P K Subspesialis
Mutu SA
• Pendidikan • Kehususan :
K Gadar, OK, Kritis,
• Riset
• Etika Jiwa Maternitas,
• Penilaian Standar Asuhan dll.
Kinerja Keperawaan
• Diagnosis
• Intervensi
• Luaran 2
LANDASAN
HUKUM

Pasal 28 No. 38 tahun 2014


tentang Keperawatan
Praktik Keperawatan harus didasai pada kode etik, standar
pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur SDKI,
operasional SLKI,
Pasal 30 UU No. 38 tahun 2014 SIKI
tentang Keperawatan
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan,
perawat berwewenang, untuk menegakkan diagnosis
keperawatan

3
Tujuan Ditetapkan
SDKI, SLKI,
SIKI
Meningkatkan Acuan dalam
otonomi menegakkan diagnosis,
perawat luaran dan rencana
intervensi

SDK
Meningkatkan
SLKI,
I,
Mengukur beban kerja
Komunikasi SIKI dan reward perawat
interprofesional

Meningkatkan Mutu
Asuhan
Keperawatan 4
Tantangan
DAYA SAING IPTEK &
INOVASI
Indonesia

Diagnosis Keperawatan

Penilaian klinis mengenai respon


klien terhadap masalah kesehatan
atau proses kehidupan baik actual
maupun potensial
5
Perbandingan
DIAGNOSIS
KEPERAWATA
N

6
JENIS
DIAGNOS
IS
Diagnosis Negatif
…….menunjukkan klien dalam
kondisi sakit atau berisiko
mengalami sakit….sehingga
butuh tindakan sifatnya
penyembuhan, pemulihan dan
pencegahan. Diagnosis
tersebut terdiri atas: Aktual,
dan Risiko

7
JENIS
DIAGNOS
IS

Diagnosis Positif……
menunjukkan bahwa klien dalam
kondisi sehat dan dapat
mencapai kondisi yang lebih
sehat atau
optimal…..diagnosis
promosi kesehatan
9
KOMPONEN

DIAGNOSI label diagnosis keperawatan


Keperawatan
S yang menggambarkan inti dan
respon klien terhadap kondisi
Masala kesehatan
Terdiri atas penyebab, h
tanda/gejala dan factor
risiko…..penyebab (etiologi)
merupakan factor yang
mempengaruhi perubahan yang Indikator
mencakup 4 hal, a) fisiologis, Diagnostik
biologis/psikologi, b) efek
terapi/tindakan, c) situasional
(lingkungan atau personal), d)
maturasional. Tanda (sign) dan
gejala (symptom)….tanda
merupakan data obyektif dari Tanda dan
hasil pemeriksaan sedangkan Gejala
gejala merupakan data subyektif
dari anamnesa 9
KOMPONEN

DIAGNOSI
Keperawatan
S Masala
h

Tanda/gejala ada 2. Indikator


Mayor….tanda/gejala ditemukan sekitar Diagnostik
80- 100% untuk validasi diagnosis.

Tanda Minor…tanda/gejala tidak harus


ditemukan, namun jika ditemukan
mendukung
dapat penegakkan
diagnosis Tanda dan
Gejala

10
11
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL READINESS
LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA

12
PROSES
DIAGNOSIS

13
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL READINESS
LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA

14
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL READINESS
LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA

15
PUBLIKASI, TECHNOLOGICAL READINESS
LEVEL,
DAN KEKAYAAN INTELEKTUAL INDONESIA

16
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI

17
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
BERDASARKAN SDKI

18
CONTOH
KASUS
Problem/masalah Keperawatan:
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Penyebab:
Bronchopneumonia, setelah Hipersekresi Jalan Nafas
perawat melakukan
pengkajian didapatkan data Gejala dan Tanda:
batuk tidak efektif, ada Batuk tidak efektif, ada sputum, suara nafas
sputum, suara nafas ronkhi, ada dyspnea, gelisah, frekuensi napas
ronkhi, adanya dyspnea, berubah dan pola nafas tidak teratur.
gelisah, frekuensi napas
berubah dan pola nafas tidak Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
teratur. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Berhubungan
dengan Hipersekresi Jalan Nafas dibuktikan dengan
Bagaimanakah Rumusan batuk tidak
Diagnosis Keperawatan? efektif, ada sputum, suara nafas ronkhi, ada
dyspnea, gelisah, frekuensi napas berubah dan
pola nafas tidak teratur.
19
STANDAR INTERVENSI
KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN

20
DEFINISI
LUARAN JENIS LUARAN
KEPERAWATAN

Luaran Keperawatan merupakan Jenis Luaran Positif Jenis Luaran


aspek yang dapat diukur dan Bersihan Jalan Nafas Negatif Tingkat
diobservasi meliputi kondisi, Keseimbangan Cairan Nyeri Tingkat
perilaku atau persepsi pasien,
keluarga dan komunitas sebagai Integritas Kulit dan Keletihan Tingkat
respon terhadap intervensi Jaringan Anxietas Tingkat
keperawatan (Germini et al, 2010, Citra Tubuh Berduka
ICNP, 2015)

Arahnya
Arahnya
Meningkatkan/m
Menurunkan
e mperbaiki
21
KOMPONEN
LUARAN Kondisi, perilaku atau persepsi pasien yang dapat
diubah atau diatasi dengan intervensi
keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
Labe 3 jam, maka bersihan jalan nafas meningkat
l
Penilaian terhadap hasil yang diharapkan
tercapai
Ekspektasi Ada 3 penilaian:
Meningkat
Digunakan
untuk luaran
Menurun
positif
Kriteria Digunakan untuk luaran negatif
Hasil
Membaik
Digunakan luaran yang tidak dapat diekspektasikan
menurun atau meningkat
22
KOMPONEN
LUARAN

Indikator/Karakteristik:
Labe
Dari masing-masing kriteria hasil :
l Dapat dalam bentuk Skor dengan skala 1 sampai dengan
5
Contoh
Ekspektasi :
1 2 3 4 5
Menurun cukup menurun sedang cukup meningkat
Meningkat

Kriteria
Hasil

23
CONTOH Label:
KASUS Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3 jam, maka bersihan jalan nafas
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis EKspektasi:
Bronchopneumonia, setelah Maka bersihan jalan nafas meningkat,
perawat melakukan
pengkajian didapatkan data Kriteria Hasil:
batuk tidak efektif, ada Dengan kriteria hasil Batuk efektif meningkat,
sputum, suara nafas Produksi sputum menurun, roncki menurun,
ronkhi, adanya dyspnea, sesak menurun, frekuensi nafas membaik, pola
gelisah, frekuensi napas nafas
berubah dan pola nafas tidak membaik.
teratur.
Rumusan Diagnosis Keperawatan (SDKI)
Bagaimanakah Rumusan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
Luaran Keperawatan? jam, maka bersihan jalan nafas meningkat dengan
kriteria hasil batuk efektif meningkat, produksi
sputum menurun, roncki menurun, sesak
menurun, frekuensi nafas membaik, pola nafas
membaik. 24
STANDAR LUARAN
KEPERAWATAN
LUARAN KEPERAWATAN

25
DEFINISI INTERVENSI DAN KLASIFIKASI INTERVENSI
TINDAKAN KEPERAWATAN (5
KATEGORI DAN 14 SUB
Intervensi Keperawatan KATEGORI)
Segala treatment yang dikerjakan
perawat yang didasarkan pada
Fisiologis Perilaku
pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai luaran yang di
harapkan

Tibdakan keperawatan Psikologis Relational


Perilaku atau aktivitas spesifik
yang dikerjakan perawat untuk
mengimplementasikan
intervensi Lingkungan
keperawatan

26
KOMPONEN INTERVENSI KEPERAWATAN

Ada 18 Deskriptor
Intervensi
1. Dukungan : menfasilitasi, memudahkan atau
Labe
melancarkan
l
2. Edukasi : Mengajarkan atau memberikan
informasi
3. Kolaborasi : Melakukan Kerjasama atau
Definis interaksi
i 4. Konseling : Memberikan Bimbingan
5. Konsultasi : Memberikan informasi
tambahan atau
pertimbangan
Tindaka 6. Latihan : Mengajarkan suatu keterampilan
n atau kemampuan
7. Manajemen : mengidentifikasi atau mengelola
8. Pemantauan : Mengumpulkan atau
menganalisa data 27
KOMPONEN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Ada 18 Deskriptor
LAB
1. Pemeriksanaan : Mengobservasi dengan teliti
Intervensi
EL
2. Pencegahan : Meminimalkan risiko atau komplikasi
3. Pengontrolan : Mengendalikan
4. Perawatan : Mengidentifikasi dan merawat
5. PromosiDefinis
: meningkatkan
6. Rujukani : Menyusun penatalaksanaan lebih lanjut
7. Resusistasi : Memberikan tindakan secara cepat untuk mempertahankan kehidupan
8. Skrining : Meendeteksi secara dini
9. Terapi : Memulihkan kesehatan dan atau menurunkan
Tindaka
• risiko
n

28
KOMPONEN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Labe
l Ada 4
1. Tindakan Observasi
Jenis
2. Tindakan Terapeutik
3. Tindakan Edukasi
Definis
4. Tindakan Kolaborasi
i

Tindaka
n

29
CONTOH
KASUS
Diagnosis Keperawatan :
Pasien Anak A, MRS dengan Bersihan Jalan Tidak efektif
diagnosis Medis
Bronchopneumonia, setelah Rumusan Luaran Keperawatan (SDKI)
perawat melakukan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
pengkajian didapatkan data
batuk tidak efektif, ada
3 jam, maka bersihan jalan nafas meningkat
sputum, suara nafas Dengan kriteria hasil Batuk efektif meningkat,
ronkhi, adanya dyspnea, Produksi sputum menurun, roncki menurun,
gelisah, frekuensi napas sesak menurun, frekuensi nafas membaik, pola
berubah dan pola nafas tidak nafas membaik.
teratur.
. Intervensi Keperawatan :
Lihat level Intervensi : ada 2 level, yaitu
Bagaimanakah Intervensi intervensi utama dan intervensi Penunjang
Keperawatan?

30
CONTOH Intervensi Keperawatan :
KASUS Lihat level Intervensi : ada 2 level, yaitu intervei
utama
Pasien Anak A, MRS dengan dan intervensi Penunjang
diagnosis Medis Intervensi Utama :
Bronchopneumonia, setelah Latihan Batuk efektif
perawat melakukan Manajemen Jalan Nafas
pengkajian didapatkan data Pemantauan respirasi
batuk tidak efektif, ada
sputum, suara nafas Intervensi Penunjang:
ronkhi, adanya dyspnea, Dukungan Kepatuhan program pengobatan
gelisah, frekuensi napas Edukasi Fisioterapi dada
berubah dan pola nafas tidak Edukasi pengukuran
teratur. respirasi Fisioterapi dada
Konsultasi via
Bagaimanakah Intervensi telephon Manajemen
Keperawatan? Asma Manajemen
alergi Manajemen
anafilaksis
Manajemen Isolasi
31
CONTOH
KASUS
Intervensi Penunjang:
Manajemen ventilasi mekanik
Manajemen jalan nafas buatan
•Pasien Anak A, MRS dengan Pemberian obat inhalasi
diagnosis Medis Bronchopneumonia,Pemberian obat interpleural
setelah perawat melakukan Pemberian obat intra dermal
pengkajian didapatkan data batuk Pembrian obat nasal
Pencegahan aspirasi
tidak efektif, ada sputum, suara Pengaturan posisi
nafas ronkhi, adanya dyspnea, Penghisapan jalan nafas
gelisah, frekuensi napas berubah danPenyapihan ventilasi mekanik
Perawatan tracheostomi
pola nafas tidak teratur. Skrining tuberculosis
Stabilisasi jalan nafas
•Bagaimanakah Intervensi Terapi oksigen
Keperawatan?
32
CONTOH Intervensi Keperawatan :
KASUS Intervensi utama ada 3 (latihan batuk efektif,
manajemen jalan nafas dan pemantauan respirasi)
Pasien Anak A, MRS dengan
diagnosis Medis Intervensi Utama :
Bronchopneumonia, setelah Latihan Batuk efektif
perawat melakukan
pengkajian didapatkan data Observas
batuk tidak efektif, ada •i Identifikasi kemampuan batuk
sputum, suara nafas • Monitor adanya retensi sputum
ronkhi, adanya dyspnea, • Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
gelisah, frekuensi napas • Monitor input dan output cairan (jumlah
berubah dan pola nafas tidak dan karakteristknya)
teratur.
Terapeutik
Bagaimanakah Intervensi • Atur posisi semi fwler atau fowler
Keperawatan? • Pasang perlak dan bengkok dipangkuan
pasien
• Buang secret pada tempat sputum

33
CONTOH
KASUS

Pasien Anak A, MRS dengan


Edukas
diagnosis Medis
i• Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
Bronchopneumonia, setelah • Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung
perawat melakukan
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik kemudian
pengkajian didapatkan data
keluarkan dan mulut dengan bibir dibulatkan
batuk tidak efektif, ada
selama 8 detik
sputum, suara nafas • Anjurkan mengulangi Tarik nafas dalam hingga
ronkhi, adanya dyspnea,
3 kali
gelisah, frekuensi napas • Anjurkan batuk dengan kuat langsung
berubah dan pola nafas tidak
setelah Tarik napas dalam yang ke tiga
teratur.
Kolaborasi
Bagaimanakah Intervensi • Kolaborasi pemberikan mukolitik atau ekspektoran
Keperawatan?
jika perlu

34
CONTOH
Intervensi Utama :
KASUS
Manajemen jalan nafas

Pasien Anak A, MRS dengan Observas


diagnosis Medis •i Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman dan
Bronchopneumonia, setelah usaha napas)
perawat melakukan • Monitor bunyi nafas tambahan
pengkajian didapatkan data • Monitor sputum (jumlah, warna dan aroma)
batuk tidak efektif, ada
sputum, suara nafas Teraeuti
ronkhi, adanya dyspnea, •k Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head
gelisah, frekuensi napas tilt atau chin lift(jaw thrust jika curiga trauma
berubah dan pola nafas tidak servical)
teratur. • Posisikan posisi semi fowler atau fowler
• Berikan minum hangat
Bagaimanakah Intervensi • Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keperawatan? • Lakukan penghisan lendir kurang dari 1 5 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
endotrachea

35
CONTOH
KASUS

Terapeutik
Pasien Anak A, MRS dengan
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
diagnosis Medis
endotracheal
Bronchopneumonia, setelah
• Keluarkan Sumbatan benda padat dengan
perawat melakukan
forcep McGill
pengkajian didapatkan data
• Berikan oksigen jika perlu
batuk tidak efektif, ada
sputum, suara nafas
Edukas
ronkhi, adanya dyspnea,
i• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari jika
gelisah, frekuensi napas
berubah dan pola nafas tidak tidak kontra indikasi
teratur. • Ajarkan Teknik batuk efektif

Bagaimanakah Intervensi Kolaborasi


Keperawatan? • Kolaborasi pemberian
bronchodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

36
CONTOH
KASUS Intervensi Utama :
Pemantauan Respirasi

Pasien Anak A, MRS dengan Observas


diagnosis Medis •i Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
Bronchopneumonia, setelah upaya nafas
perawat melakukan • Monitor pola nafas
pengkajian didapatkan data • Monitor kemampuan batuk efektif
batuk tidak efektif, ada • Monitor adanya produksi sputum
sputum, suara nafas • Monitor adanya sumbatan jalan nafas
ronkhi, adanya dyspnea, • Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
gelisah, frekuensi napas • Auskultasi bunyi nafas
berubah dan pola nafas tidak • Monitor saturasi oksigen
teratur. • Monitor nilai analisis gas darah
• Monitor hasil x ray toraks
Bagaimanakah Intervensi
Keperawatan?

37
CONTOH
KASUS

Pasien Anak A, MRS dengan


diagnosis Medis
Bronchopneumonia, setelah Intervensi Utama :
perawat melakukan Pemantauan Respirasi
pengkajian didapatkan data
batuk tidak efektif, ada Terapeutik
sputum, suara nafas • Atur interval pemantauan respirasi sesuai
ronkhi, adanya dyspnea, kondisi pasien
gelisah, frekuensi napas • Dokumentasikan hasil pemantauan
berubah dan pola nafas tidak
teratur. Edukas
i• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Bagaimanakah Intervensi • Informaikan hasil pemantauan jika perlu
Keperawatan?

38
SDKI, SLKI,
SIKI

39
KASUS

1
Perempuan berusia 68 tahun dirawat di Ruang
Perawatan intermediate dengan keluhan sesak
napas dan mudah lelah. Riwayat hipertensi sejak 1. Apa Diagnosis
20 tahun yang lalu dan riwayat infark miokard 10 Keperawatan
tahun yang lalu, tekanan darah 160/100 mmHg, Tersebut?

frekuensi nadi 98 x/menit, frekuensi napas 24 2. Apa Luaran


x/menit, distensi vena jugularis, terdengar ronkhi Keperawatan pada
dan edema ekstremitas +2, sianosis, CRT >3 detik. kasus tersebut?

3. Apa Intervensi
Utama pada kasus
Tersebut?

40
DENGAN KELUHAN PERUT MEMBESAR DAN
TERASA TIDAK NYAMAN. HASIL PENGKAJIAN:
KASUS

2MUAL SEJAK 2 MINGGU YANG LALU, NAFSU


MAKAN MENURUN, BB MENURUN  5 KG (DALAM 1
BULAN),
1. Apa Diagnosis
FREKUENSI NAPAS 21 X/MENIT,
FREKUENSI
Keperawatan NADI
Tersebut?
89 x/menit, TD 100/75 mmHg. Pasien
2. Apa Luaran riwayat
minum alkohol sejak 20 tahun yang
Keperawatan pada lalu.
kasus tersebut?

3. Apa Intervensi
Utama pada kasus
Tersebut?

41
KASUS

Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan


keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu dan
1. Apa Diagnosis
memberat sejak 6 jam yang lalu. Hasil pengkajian Keperawatan
didapatkan adanya produksi sputum, batuk tidak Tersebut?
efektif, frekuensi napas 30 kali/menit, frekuensi 2. Apa Luaran
nadi 100 kali/menit, tekanan darah 130/90 Keperawatan pada
kasus tersebut?
mmHg.
3. Apa Intervensi
Utama pada kasus
Tersebut?

42
TERIMA
KASIH

43

Anda mungkin juga menyukai