Anda di halaman 1dari 16

Epidemiologi

HIV dan AIDS


Strategi dan Rencana Aksi Nasional 2015
Pendahuluan
 Secara global epidemi HIV mengalami
penurunan, perkiraan jumlah infeksi baru
pada orang dewasa dan anak-anak menjadi
sekitar 2,3 juta pada tahun 2012 atau 33%
penurunan sejak tahun 2001.
 Infeksi baru pada anak-anak berkurang

menjadi 260 ribu pada tahun 2012, atau


turun 52% dari tahun 2001.
 Kematian akibat AIDS turun 30% sejak

puncaknya tahun 2005


EPIDEMIOLOGI DI INDONESIA
 Kemenkes berdasarkan hasil pemodelan matematika
AIDS Epidemic Modeling (AEM), menyebutkan:
 Tahun 2012 di Indonesia ada 591.823 orang yang
hidup dengan HIV (ODHA)
 Jumlah ODHA tertinggi ada di Provinsi DKI Jakarta,
provinsi-provinsi di Pulau Jawa dan Papua.
 Tahun 2012 jumlah ODHA 21.511 orang dewasa.
 Tahun 2013, jumlah infeksi baru HIV mencapai 29.037
orang.
 Peningkatan angka ini merupakan akibat adanya
penambahan jumlah layanan tes HIV yang cukup
banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya
 Perkiraan prevalensi HIV pada populasi umum
di seluruh Indonesia adalah 0,4% pada tahun
2012
 Daerah Papua pevalensinya 2,3%.
 Peta epidemi HIV pada penduduk dewasa di

masing-masing provinsi prevalensi berkisar


antara 0,1% sampai dengan 3,5%.
Prevalensi HIV pada populasi kunci
Penasun (Pengguna jarum suntik)
 Prevalensi HIV pada penasun menunjukkan

penurunan dari 53% di tahun 2007 menjadi 41% di


tahun 2011.
 Pada kelompok sampel (Tangerang, Yogyakarta,

Pontianak) tampak terjadi kenaikan dari 27% di tahun


2009 menjadi 39,5% di tahun 2013.
 Pada periode waktu yang sama, proporsi penasun

berbagi alat suntik pada saat terakhir menyuntik


mengalami kenaikan di 3 kota tersebut, yaitu 18%
menjadi 26% di Yogyakarta, 36% menjadi 47% di
Tangerang, dan 23% menjadi 45% di Pontianak.
LSL

 Data yang sama menunjukkan adanya


peningkatan prevalensi HIV pada LSL yang
signifikan. Pada tahun 2007 dan 2011,
prevalensi HIV pada LSL naik dari 5,3%
menjadi 12%
 Keadaan ini sangat mungkin berhubungan

dengan masih rendahnya konsistensi


penggunaan kondom saat hubungan seks
anal
Waria
 Hasil survey 2007 dan 2013 menunjukkan

bahwa prevalensi HIV pada waria mengalami


penurunan yang cukup berarti yaitu dari
23,8% menjadi 19% di 22 kabupaten/kota
 Kota Malang tercatat mengalami penurunan

yang paling signifikan dari 16,8% menjadi


9,2%.
WPSL dan WPSTL

 Prevalensi HIV pada WPSL mengalami


penurunan yang signifikan di Jakarta dan
Bandung seperti yang dapat dilihat dari hasil
survey 2013 yaitu dari10,5% menjadi 3,8%
 Perubahan perilaku merupakan tantangan
pada kelompok WPS.
 Jumlah rata-rata pelanggan WPSL cenderung

mengalami kenaikan pada survey 2011 dan


2013.
 Penggunaan kondom pada hubungan seks

terakhir sangat bervariasi di berbagai tempat


pada kedua survei tersebut.
Daerah Papua
 Tahun 2013 pada populasi umum usia 15-49 tahun di
Papua, 2,3% populasi terinfeksi HIV dimana 2,3% pada
laki-laki dan 2,2% pada perempuan.
 Hasil survei menunjukkan hubungan yang signifikan
antara sirkumsisi pada laki-laki dengan infeksi HIV,
dimana infeksi HIV terjadi pada 2,4% laki-laki yang tidak
disirkumsisi dan 0,1% pada laki-laki yang disirkumsisi.
 Pada perempuan, asosiasi yang signifikan terjadinya
infeksi HIV adalah pada orang yang melakukan
hubungan seks dengan imbalan pada satu tahun
terakhir sebesar 3,5%, sedangkan 2,2% perempuan
terinfeksi HIV tidak melakukannya.
Implementasi Program SRAN 2010-2014
 Pencegahan (Transmisi Seksual; Pengurangan
Dampak Buruk Penggunaan NAPZA Suntik;
Pengurangan Dampak Buruk di Lapas;
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak;
Pencegahan HIV pada Remaja)
 Pengobatan, Dukungan dan Perawatan (termasuk

tes HIV)
 Mitigasi Dampak (termasuk asuransi sosial)
 Penciptaan Lingkungan Kondusif (termasuk HAM,

stigma dan diskriminasi)


 Kemitraan dan Keterlibatan Komunitas.
Target dan Tujuan
Target Tujuan 1: Perluasan dan Peningkatan Pencegahan
Kombinasi HIV
 Program pencegahan menjangkau sedikitnya 70% populasi

kunci.
 Sedikitnya 40% ODHA mengetahui status HIV
 Mengurangi jumlah infeksi baru hingga 50% dari proyeksi

tahun 2014 bila tidak ada intervensi


 Perubahan perilaku melalui penggunaan kondom konsisten

pada 80% transmisi seks berisiko


 86% Penasun menggunakan alat suntik steril secara konsisten
 Penurunan prevalensi IMS hingga 25% dari 2014
 Pendekatan khusus untuk remaja populasi kunci dan populasi

umum
Target Tujuan 2: Perluasan dan Peningkatan Mutu
Layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan
 Meningkatkan cakupan pengobatan ARV hingga

70%
 Meningkatkan cakupan pengobatan ARV untuk

pasien TB
 Mengurangi kematian akibat AIDS hingga 50%

 Meningkatkan kualitas layanan ARV (jumlah dan

ketersediaan ARV untuk anak)


 Adherance ARV

 Layanan HIV, kesehatan seksual dan reproduksi,

dukungan sebaya, kekerasan dan TB terintegrasi


dalam struktur layanan
Target Tujuan 5: Penciptaan Lingkungan yang
Mendukung

 Meningkatnya komitmen (implementasi


kebijakan dan anggaran) pemerintah pada
upaya penanggulangan HIV yang mandiri dan
berkelanjutan.
 Kebijakan yang mendukung penanggulangan

HIV/AIDS yang sesuai dengan prinsip-prinsip


HAM dan memperhatikan kebutuhan lak-ilaki,
perempuan, waria (responsif gender)
 Memastikan mereka memiliki akses, partisipasi,

kontrol dan manfaat dari kebijakan yang dibuat.


 Bersama masyarakat berupaya dalam
penanggulangan HIV dan AIDS, mengubah
aturan perundangan yang bersifat
menghukum, kontraproduktif, menghambat
akses seperti batas usia, serta permasalahan
Hak Asasi Manusia dan ketidaksetaraan
jender, stigma dan diskriminasi pada
populasi kunci, ODHA dan anak yang
terinfeksi HIV, orang terdampak HIV dan AIDS
dan kelompok rentan lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai