PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan infeksi syndrome yang timbul karena rusaknya system kekebalan tubuh
(WHO) kejadian HIV di dunia mencapai 36,9 juta orang hidup dengan HIV/
AIDS pada tahun 2017 (UNAIDS, 2017). Pada tahun 2017 HIV mengalami
peningkatan dibandingkan tahun 2016 dengan 36,7 juta orang. WHO dan
Asia yaitu China, India, dan Indonesia negara yang populasi penduduk terbesar
didunia memiliki titik infeksi HIV/ AIDS berada dalam posisi serius
(UNAIDS, 2017).
1
2
kumulatif kasus AIDS sampai dengan 2016 sebesar 86.780 kasus. Menurut
jenis kelamin kasus HIV dan AIDS tahun 2016 laki-laki lebih besar
jumlah HIV yang dilaporkan sejumlah 10.376 orang dengan presentase HIV/
AIDS pada kelompok umur 25-49 tahun (69,6%), diikuti umur 20-24
(17,6%) ,dan kelompok umur ≥50 tahun (6,7%) dengan rasio HIV/ AIDS
antara laki-laki dan perempuan 2:1. Persentase factor resiko HIV/ AIDS
tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada LSL (lelaki seks lelaki) (28%),
heteroseksual (24%), lain-lain (9%) dan penggunaan jarum, suntik tidak steril
tidak hanya pada populasi resiko tinggi. Data yang ada menunjukkan bahawa
HIV-AIDS telah menginfeksi ibu rumah tangga, bahkan pada anak kandung
yang tertular dari ibu mengindap HIV/ AIDS (Nugroho dan Sugih, 2009).
tangga menempati urutan terbesar orang dengan HIV/ AIDS (ODHA), menurut
orang. Namun data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan
kumulatif AIDS yang dilaporkan menurut jenis pekerjaan sampai dengan Juni
2016 menunjukkan ibu rumah tangga justru paling banyak hidup dengan AIDS
dan pekerja seks justru lebih rendah (2.818 orang). Sedangkan infeksi HIV
dominan terjadi pada heteroseksual dengan jumlah 4.672 laporan yang didapat.
Dalam kasus ini, Ibu Rumah Tangga menjadi yang paling rentan terpapar virus
Menurut Profil Kesehatan Profil Jawa Tengah tahun 2016 kasus HIV/
AIDS di Jawa Tengah dari tahun menahun meningkat. Jumlah kasus baru HIV/
AIDS pada tahun 2016 sebanyak 1.867 kasus, lebih tinggi dibandingkan tahun
2015 sebanyak 1.467 kasus. Penemuan kasus HIV pada laki-laki lebih banyak
penderita HIV terbanyak umur 25-49 tahun sebesar (67,33%), 20-24 tahun
(16,01 %), umur ≥50 tahun (9,48%). Jumlah kasus baru HIV/ AIDS menurut
provinsi tahun 2015-2017 Jawa Tengah pada tahun 2015 mengalami 3.005
kasus baru, terjadi peningkatan pada tahun 2016 sebesar 4.032 kasus baru, dan
pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 3.731 kasus baru (Kemenkes,
2018). Jumlah kumulatif infeksi HIV/ AIDS yang dilaporkan sampai dengan
bulan Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa (47% dari estimasi ODHA jumlah
orang dengan HIV/ AIDS tahun 2018 sebanyak 640.443 jiwa) yang paling
banyak ditemukan pada umur 25-49 tahun dan 20-24 tahun. Adapun provisi
4
dengan jumlah kasus dengan kasus HIV/ AIDS tertinggi, Provinsi Jawa Tengah
AIDS pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 463 kasus lebih
tinggi dibandingkan pada tahun 2015 sebanyak 381 kasus. Penemuan kasus
tersebut pada laki laki lebih besar dibandingkan perempuan. Berbagai usaha
teratur minum obat seumur hidup, sedangkan pada kalangan beresiko tertular
HIV/ AIDS diberikan penyuluhan dengan tujuan agar perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), sehingga dengan dukungan dan kerjasama dari LSM (PKBI) dan
kemudian disusul urutan kedua yaitu wilayah Bawen sebanyak 40 orang, dan
kasus dengan rentang usia 25-49 tahun yang mendomisili pada wanita pekerja
seks (WPS) dan ibu rumah tangga. Dibandingkan dengan 2016, pada tahun
pemanfaatan VCT pada ibu rumah tangga yang tinggal di Kawasan Bandungan
sangat penting sebagai upaya pencegahan, deteksi dini dan perawatan penyakit
(TRA) praktik VCT seseorang dapat dipengaruhi oleh keyakinan (belief), sikap
(Murni, dkk, 2009). Mereka yang memiliki tingkat pengetahuan HIV/ AIDS
tinggi, sikap dan perilaku pencegahan HIV/ AIDS pun semakin baik (Siwy,
dan Pencegahan HIV/ AIDS Pada Ibu Rumah Tangga di Tanah Bumbu Tahun
tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang HIV/ AIDS dengan pencegahan
benar merupakan salah satu penyebab meningkatnya kasus HIV/ AIDS pada
Peneliti mengambil kasus HIV/ AIDS pada ibu rumah tangga karena
sangat tingginya kasus HIV/ AIDS pada ibu rumah tangga dikarenakan secara
biologis perempuan mempunyai resiko lebih besar terkena HIV/ AIDS dari
laki-laki (suami) yang sering jajan di luar tanpa pengaman kondom (Kemenkes
RI, 2012). Pencegahan HIV/ AIDS pada IRT (ibu rumah tangga) sangat
dikarenakan Puskesmas Duren Bandungan terdapat kasus HIV/ AIDS pada ibu
Junggul dengan hasil 3 orang (30%) memiliki pengetahuan yang baik yaitu
mereka mengetahui tentang HIV/ AIDS dan pencegahan HIV/ AIDS seperti
meminta tranfusi darah sembarangan, dan tidak memakai jarum suntik bekas,
mengetahui tentang HIV/ AIDS dan pencegahan HIV/ AIDS dan mengatakan
7
AIDS, dan bersalaman dapat memicu penularan HIV/ AIDS. Peneliti memilih
tempat kos, tempat losmen, hotel, karaoke, lingkungan pekerja PSK dan lain-
dipaparkan diatas maka perlu diketahui mengenai HIV-AIDS pada ibu rumah
tangga. Hal inilah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk mengangkat
Semarang.”
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Semarang.”
8
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Semarang
2. Tujuan Khusus
c. Mengetahui gambaran tanda gejala HIV/ AIDS pada ibu rumah tangga di
g. Mengetahui gambaran deteksi dini HIV/ AIDS pada ibu rumah tangga di
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi Puskesmas
tangga.
4. Bagi Peneliti
dari berbagai sumber lain tentang ilmu pengetahuan yang didapat serta
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
2. Tingkat Pengetahuan
tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)
pertanyaan.
10
11
b. Memahami (comprehension)
tersebut.
c. Aplikasi (application)
d. Analisis (analysis)
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi
(2015) yaitu:
a. Tingkat pendidikan
b. Informasi
c. Pengalaman
d. Budaya
dan kepercayaan
e. Sosial Ekonomi
adalah:
a. Sosial Ekonomi
seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai atau tidaknya
c. Pendidikan
d. Pengalaman
banyak.
14
sebagai berikut:
penalarannya sendiri
5. Sumber Pengetahuan
b. Indra
dengan lidah
c. Akal
oleh manusia tanpa harus atau tidak biasa mempersepsinya dengan indra
d. Intuisi
hasil tentang pengetahuan yang sadar atau persepsi rasa yang langsung.
dirasakan.
16
6. Pengukuran Pengetahuan
diukur.
1) Wawancara
sebagai berikut:
sistematis.
kepada interviewee.
2) Angket
Teknik ini cocok digunakan untuk memperoleh data yang cukup luas,
bertebaran tempatnya.
berikut:
tak langsung
menjawab angket
B. Perilaku
posyandu.
Terkadang meskipun orang tahu dan mapu untuk berperilaku sehat, tetapi
hamil dan di dekat rumahnya ada polindes, dekat dengan bidan, tetapi ia
tidak mau memeriksakan kehamilannya karena ibu lurah dan ibu tokoh-
tokoh lain tidak pernah periksa hamil namun anaknya tetap sehat. Dalam
(Lestari, 2015).
C. HIV/AIDS
tubuh manusia. HIV menyerang tubuh manusia dengan cara membunuh sel-
sel yang berperan dalam kekebalan tubuh sehingga kemampuan tubuh untuk
saluran pencernaan, saraf dan kejiwaan, tumor ganas (malignan) dan infeksi
Menurut Hutapea (2011), tanda dan gejala yang mungkin timbul pada
h. Pembesaran kelenjar dileher, ketiak, lipatan paha tanpa sebab yang jelas.
2) Demam berkepanjangan
1) Kandidas orofaringeal
3) Limfadenopati generalisata
4. Penyebab HIV/AIDS
asumsi bahwa HIV menyebabkan AIDS. Untuk dapat mengetri jalan pikiran
Bernstein, kita harus paham bahwa suatu kasus atau suatu peristiwa adalah
cukup (suflicient).
Virus (HIV) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang
ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosis T
23
(Depkes, 2009). Penyebab kelainan imun pada AIDS adalah suatu agen
(RNA).
HIV ada 2 yaitu Tipe 1 (HIV-1) penyebab utama AIDS yang merupakan
bentuk virus yang paling virulen, prevalensinya lebih banyak dan bermutasi
5. Klasifikasi Penyakit
Menurut Geri dan Carole (2009) CDC menetapkan tiga kategori HIV/AIDS
terhadap pengobatan
2) Kandidas orofaring
3) Angiomatosis basilaris
c. Kategori C: AIDS
2) Infeksi oportunistik
b) Sarkoma Kaposi
d) Limfoma Non-Hodgkin
e) Ensefalitis toksoplasma
g) Tuberkulosis
adanya hubungan seks per anal. Berhubungan seks dengan sesama pria
Infeksi HIV/ AIDS disebabkan oleh pemakai obat suntik secara liar
kokain. Wanita yang memakai kokain dengan cara lain lebih sering
pelacuran atau hubungan seks yang tidak dilindungi dengan orang yang
kokain.
c. Pekerja Seks
resiko tinggi.
Hasil survey dari para remaja menunjukkan sebagian kecil saja pria
kondom.
26
e. Penularan darah
darah ibu ke bayi yang dikandung dalam rahimnya, dan alat suntik
Diperkirkan 50% bayi yang lahir dari ibu yang HIV positif (+) akan
terinfeksi HIV sebelum, selama dan tidak lama sesudah melahirkan ibu-
RI, 2012).
atau menikah.
lain yang juga dapat menularkan HIV/ AIDS seperti: narkoba suntik
terkena HIV maka gunakan kondom. Hal ini juga berlaku untuk
IMS.
HIV.
untuk melihat bahwa alat itu masih baru atau sudah disterilkan.
Konseling dan tes HIV atas inisiatif klien atau konseling dengan
tes HIV sukarela adalah layanan tes HIV secara pasif. Pada layanan
tersebut klien datang sendiri untuk meminta dilakukan tes HIV atas
yaitu:
29
sah.
salah satu pasangan suami istri yang terinfeksi HIV agar tidak
tidak ada pengguna narkoba yang sadar atau akan keseterilan jarum
dalam tubuh atau dapat melukai kulit, jarum akupuntur, alat tindik,
pisau cukur, agar semuanya steril dari HIV lebih dulu sebelum
digunakan atau pakai jarum atau alat baru yang belum digunakan
Transmisi HIV dari ibu kepada anak terjadi melalui rahim (in utero)
persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu kepada anak
selama kehamilan dan persalinan sebesar 25-45%, resiko ini lebih besar
apabila ibu sudah terjangkit AIDS. Resiko yang dapat ditularkan sebagai
berikut:
3) Pemberian susu formula sebagai ganti ASI, karena asi yang mengidap
8. Pengobatan
yang dibentuk oleh virus dengan ukuran yang benar untuk memproduksi
virus baru.
yaitu individu yang terinfeksi HIV akan diobati dengan tujuan memicu
respon imun anti-HIV, menurunkan jumlah sel yang terinfeksi virus, atau
c. Obat Antivirus
obatan itu adalah ziduvudin (AZT), didanosin (ddl), zalsitabin (ddc), dan
memungkinkan pasien untuk hidup yang lebih baik. Namun, tidak ada
obat yang dapat mencegah gejala awal AIDS, semuanya memiliki efek
perubahan RNA virus menjadi DNA (proses ini dilakukan oleh virus
2) Adanya AIDS
b. Seksual
3) Tidak disirkumsisi
berulang-ulang
d. Pekerjaan
1) Trauma dalam
e. Transmisi vertical
2) Persalinan pervaginam
3) Menyusui
10. Patofisiologis
HIV adalah jenis parasite obligat yaitu virus yang hanya hidup
dalam sel atau media hidup. Virus HIV ini dapat hidup atau berkembang
biak di sel darah putih manusia. HIV ada pada cairan tubuh yang
mengandung sel darah putih, seperti darah, cairan plasenta, cairan sperma,
cairan sumsum tulang, acairan vagina, ASI atau cairan otak. HIV
menyerang salah satu jenis sel darah putih yang bertugas menangkal
infeksi. Sel darah putih ini termasuk limfosit yang disebut “sel T-4” atau
disebut juga “sel CD-4”. Setelah terinfeksi HIV, 50-70% penderita akan
mengalami gejala yang disebut sindrom HIV skut. Gejala HIV ini
berat dapat disertai dengan kesadaran menurun. Dalam waktu 3-6 bulan
kemudian, tes serologi baru akan positif, karena telah terbentuk anti body.
2010).
34
mereka akan menjadi pembawa dan penular HIV bagi orang lain
menjadi kelompok yaitu : kelompok yang tanpa gejala dan tes darahnya
baru positif setelah 3 bulan sejak terinfeksi. Pada masa ini virus
yang sudah terinfeksi HIV, tanpa gejala, tetapi tes darah positif.
Keadaan tanpa gejala ini dapat berjalan sampai 5 tahun atau lebih,
namun dapat berkisar 2-10 tahun sesuai infeksi bahkan dapat lebih
lama.
Pada fase ini gejala penyakit mulai timbul dengan jelas. Gejala
jelas.
dari negatif menjadi positif. Rentang waktu sejak HIV menjadi positif
disebut window period, lamanya antara 1-3 bulan bahkan ada yang
c. Stadium ketiga
11. Prognosis
selama lebih dari 10 tahun. HIV apabila tidak diobatkan berisiko menjadi
kurang dari beberapa ratus sampai lebih dari sejuta virus RNA/mL plasma.
sampel darah, air ludah, dan air kencing. Hasil dari pengujian dikatakan
sesudahnya. Jumlah normal dari sel-sel CD4+T pada orang sehat adalah
CD4+T nya terhitung dibawah 200, dia akan semakin mudah diserang oleh
infeksi-infeksi oportunistik.
12. Komplikasi
a. Pneumonia pneumocystis
AIDS pada orang yang belum dites, walaupun umumnya tidak muncul
b. Tuberculosis
1) Esofagitis
oli) serta parasit yang umum, dan infeksi oprtunistik tidak umum
2) Toksoplasmosis
neuorotoksin.
4) Meningitis Kriptokokal
Cryptococcus Neofoemans.
(1)Sarkoma Kaposi
(2)Limfoma
(3)Tumor lainnya
terinfeksi HIV.
berat badan.
1. Pengertian
(tidak bekerja di kantor). Ibu rumah tangga merupakan seorang wanita yang
Kasus HIV pada ibu rumah tangga sehingga mulai diintensifkan upaya
dan mulai terjadi peningkatan penularan dari Ibu positif HIV kepada bayi-
(PPIA), dengan tujuan utama untuk memutus rantai penularan dari orang tua
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lenci dan Ratih (2018) Kasus
mereka. Jumlah HIV cukup besar terjadi pada laki-laki yang merupakan
pelanggan pekerja seksual karena telah terinfeksi HIV dan baru terdapat
perilaku seks yang tidak aman, tetapi juga telah mengancam kalangan ibu
rumah tangga yang suaminya sudah terjangkit virus itu. Hasil penelitian
dapat juga terjangkit virus HIV/ AIDS. Akses informasi dan pendidikan
HIV/ AIDS dan pelayanan kesehatan yang menjadi hak mereka. Perempuan
yang berkaitan dengan reproduksi dianggap suatu hal yang memalukan dan
HIV/ AIDS dari suaminya, tanpa diketahui suami telah terjangkit virus HIV/
AIDS.
(35%) yang melakukan upaya pencegahan rendah, hal ini dapat dikarenakan
yang positif dan negative, faktor penguat (reinforching factors) faktor yang
HIV/ AIDS pada ibu rumah tangga signifikan. Dapat ditarik kesimpulan
44
mempengaruhi. Hal ini berarti ibu rumah tangga yang memiliki tingkat
pengetahuan HIV/ AIDS yang baik akan melakukan sikap pencegahan HIV/
AIDS yang baik, begitu pula sebaliknya ibu rumah tangga yang memiliki
E. Kerangka Teori
Depkes (2009), Depkes (2012),Geri Carole (2009), Hudak dan Gallo (2010),
F. Kerangka Konsep
Faktor-faktor yang Pengetahuan Ibu rumah
mempengaruhi Tangga Tentang HIV/
pengetahuan: AIDS
1. Tingkat
Pendidikan
2. Informasi
3. Pengalaman
4. Budaya
5. Sosial
ekonomi Baik Cukup Kurang
Kerangka konsep:
: Teliti
: Tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
ataupun untuk melihat hubungan antara gejala dan peristiwa yang mungkin
waktu) antara faktor resiko atau paparan dengan penyakit, subyek hanya
penelitian(Notoatmodjo, 2018).
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
47
48
1. Populasi
(Sugiyono, 2016).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
semua yang ada pada populasi, contohnya karena keterbatasan dana, tenaga,
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil ari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu yaitu kesimpulannya akan
berlaku untuk populasi. Sampel yang diambil dari populasi tersebut harus
sebagai berikut:
N
n=
1+N(d2)
49
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
N
n=
1+N(e2)
N
n=
1+N(0,1)2
220
n=
1+220(0,01)
220
n=
1+2,2
220
n=
3,2
68,75
n=
69
3. Teknik Sampling
tersebar secara geografis dan ada kerangka sampling (frame) yang jelas.
dengan cara mengambil setiap ibu rumah tangga yang memiliki kriteria
Ni
¿= xn
N
Keterangan:
N : Besar Populasi
3. 03 23 7
x 69=7,2
220
4. 04 47 15
x 69=14,74
220
5. 05 35 11
x 69=¿10,9
220
6. 06 24 8
x 69=7,5
220
7. 07 18 6
x 69=5,6
220
8. 08 15 5
x 69=¿4,7
220
Total 69
D. Definisi Operasional
Skala
Definisi Alat Hasil
N Cara
Variabel Operasiona Ukur Ukur
O Ukur
l
1 Pengetahu Kemampua Membagik Kuesione 1. Baik: Ordin
an tentang n ibu rumah an lembar r jika
HIV/ tangga kuesioner sebanyak 76- al
AIDS untuk 20 100%
menjawab pertanya 16- 20
pertanyaan an soal
tentang dengan di
HIV/AIDS pilihan jawab
yang jawaban benar
meliputi :Pe benar 2. Cuku
ngertian, dinilai 1 p: jika
Patofisiolog dan salah 56-
is, tanda dinilai 0 76%
gejala, 12-15
Penularan, soal
penyebab, di
Pencegahan jawab
, deteksi benar
dini dan 3. Kuran
pengobatan g:
Jika
<56%
0-11
soal
jika
dijaw
ab
benar
(Arik
unto,
2013)
53
E. Variabel Penelitian
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain
dusun Junggul. Teknik dan alat yang dipakai dalam pengumpulan data sebagai
berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data atau materi yang dikumpulkan sendiri oleh
primer pada penelitian ini yaitu hasil wawancara yang menggali tingkat
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil catatan yang
sudah ada (Notoatmodjo, 2012). Data sekunder penelitian ini seperti data
laporan yang diperoleh dari puskesmas dan data warga didusun Junggul
G. Prosedur Penelitian
1. Instrumen Penelitian
peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan efisien
pada jumlah variable yang diteliti (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini
pencegahan HIV/ AIDS pada ibu rumah tangga disajikan pada table berikut:
55
Jumlah Jumlah
N
Variabel Indikator Pertanya Pertanyaan
O
an Positif Negative
1 Pengetahuan Pengertian HIV/ 2 1,2 -
AIDS
Patofisiologis 2 3,4 -
HIV/ AIDS
Tanda gejala 2 5,6 -
HIV/ AIDS
Penularan HIV/ 4 7,9,10 8
AIDS
Penyebab HIV/ 3 11,12 13
AIDS
Pencegahan 2 14,15 -
HIV/ AIDS
Deteksi Dini 1 16 -
HIV/ AIDS
Pengobatan 2 17,18 -
HIV/ AIDS
dibuat oleh peneliti berdasarkan teori yang ada di bab II, sehingga perlu
dan rehabilitas.
a. Uji Validitas
data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari
kevalidan alat ukur (Riwikdo, 2012). Uji valid akan dilakukan di dusun
mempunyai validitas yang tinggi dan instrument yang kurang valid maka
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r = ¿¿
xy √¿ ¿ ¿
Keterangan :
N : Jumlah subyek
nomor 11 dengan nilai r hitung -0,025 < r tabel (0,632) dan nomor 17
lainnya dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung > r tabel (0,632).
57
b. Uji Reliabilitas
yaitu:
Keterangan :
r : Reliabilitas instrumen
σ 2t : Varian total
diperoleh nilai Cronbach alpha sebesar 0,960 > 0,60, sehingga dapat
2. Pelaksanaan Penelitian
penelitian.
mendampingi responden.
peneliti
H. Etika Penelitian
2. Anonimitas(tanpa nama)
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menulis kode pada lembaar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
60
anomitas yang baik, yaitu tanpa mencantumkan nama responden dan sampel
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
I. Pengolahan Data
Pengolahan data yang diulakukan pada penelitian ini adalah dengan cara
sebagai berikut :
3. Coding
tanggasebagai berikut:
pertanyaan.
6. Penyajian data
K. Analisis Data
dengan nama:
Χ
Ρ= × 100 %
Ν
P: Presentase
I. Jadwal Penelitian
Terlampir
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Bandungan Kabupaten Semarang. Responden dalam penelitian ini adalah para ibu
berikut.
A. Karakteristik Responden
1. Umur
30 orang (43,5%).
63
64
2. Pendidikan
(42,0%).
3. Pekerjaan
B. Analisis Univariat
65
pengertian HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan favourable nomor 3
AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan favourable nomor 4
yaitu: “HIV/ AIDS menyerang sel darah putih atau disebut juga sel CD-4
Gejala HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan favourable
nomor 5 yaitu: “Orang yang baru terkena HIV tidak menunjukkan gejala
patofisiologi HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
apakah adanya penurunan berat badan lebih dari 10% dalam satu bulan”.
penularan HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
penularan HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
penularan HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
penularan HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
favourable nomor 10 yaitu: “HIV/ AIDS dapat menurun dari ibu ke anak
penyebab HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
penyebab HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
penyebab HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
pencegahan HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
pencegahan HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
favourable nomor 15 yaitu: “Saling setia dengan satu pasangan yang sah
pencegahan HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
pencegahan HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
orang yang terinfeksi dapat hidup lebih lama”. Mayoritas ibu rumah
pencegahan HIV/ AIDS. Hal ini dapat dilihat pada item pernyataan
bulan setelah terdeteksi dapat mencegah penularan dari ibu ke anak yang
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
berdasarkan umur yaitu 26-35 tahun sebanyak 30 orang (43,5%) dan frekuensi
6 orang (8,7). Menurut kementrian kesehatan RI tahun (2014) HIV AIDS 2014
infeksi HIV yang paling banyak terjadi pada kelompok usia produktif 25-49
tahun.
biologis perempuan mempunyai resiko lebih besar terkena HIV/ AIDS dari
laki-laki (suami) yang sering jajan di luar tanpa pengaman kondom saat
berhubunagn seks, sehingga lebih rentan tertular HIV/ AIDS (Kemenkes RI,
2012).
78
79
B. Analisis Univariat
HIV/ AIDS sebagian besar dalam kategori baik yaitu 43 orang (62,3%),
pengertian HIV/ AIDS yang didapatkan dari media social, tv, radio, koran,
dan majalah.
patofisiologis HIV/ AIDS sebagian besar dalam kategori baik yaitu 35 orang
Hal ini disebakan informasi yang diterima oleh ibu rumah tangga tentang
patofiologi HIV/ AIDS yang didapatkan dari media social, tv, radio, koran,
dan majalah.
Patofisiologis HIV/ AIDS dimana virus HIV ini dapat hidup atau
berkembang biak di sel darah putih manusia. Virus HIV ini dapat hidup
atau berkembang biak di sel darah putih manusia. Maka virus ini
3. Gambaran tingkat pengetahuan tentang tanda gejala HIV/ AIDS pada ibu
gejalaHIV/ AIDS sebagian besar dalam kategori baik yaitu 36 orang dengan
frekuensi (47,8%). Hal ini disebakan informasi yang diterima oleh ibu
rumah tangga tentang tanda gejala HIV/ AIDS yang didapatkan dari media
beberapa tahun. Mereka merasa sehat-sehat saja tetapi mereka akan menjadi
pembawa dan penular HIV bagi orang lain melalui tindakan dan perilaku
mulai timbul dengan jelas. Gejala yang sering timbul yaitu seperti berat
HIV/ AIDS sebagian besar dalam kategori baik yaitu 25 orang (36,2%),
tentang penularan HIV/ AIDS. Hal ini disebakan informasi yang diterima
oleh ibu rumah tangga tentang penularan HIV/ AIDS yang didapatkan dari
wanita pelacur jalanan merupakan factor dalam transmisi HIV pada pria.
HIV/ AIDS sebagian besar dalam kategori cukup yaitu 37 orang (53,6%),
sedangkan untuk yang baik sebesar 21 orang (30,5%) dan kurang sebanyak
yang lahir dari ibu yang HIV positif (+) akan terinfeksi HIV sebelum,
HIV/AIDS, apabila dari salah seorang pasangan sudah tidak setia maupun
HIV/ AIDS sebagian besar dalam kategori cukup yaitu 37 orang (53,6%),
sedangkan untuk yang baik sebesar 21 orang (30,5%) dan kurang sebanyak
tentang pencegahan HIV/ AIDS. Hal ini disebakan informasi yang diterima
83
oleh ibu rumah tangga tentang penularan HIV/ AIDS yang didapatkan dari
media social, tv, radio, koran, dan majalah cukup membantu mengetahui
condom, dapat dicegah melalui melalui darah seperti drug, equithmen, dan
7. Gambaran tingkat pengetahuan tentang deteksi dini HIV/ AIDS pada ibu
dini HIV/ AIDS sebagian besar dalam kategori baik yaitu 55 orang
ini disebakan informasi yang diterima oleh ibu rumah tangga tentangdeteksi
dini HIV/ AIDS yang didapatkan dari media social, tv, radio, koran, dan
Hal ini disebakan informasi yang diterima oleh ibu rumah tangga tentang
bahwa obat ARV itu tidak memperlambat virus HIV/ AIDS dan penyakit
HIV/ AIDS itu tidak dapat dicegah dari ibu ke anak yang dikandungnya.
(proses ini dilakukan oleh virus agar bisa berreplikasi), Nucleotide reverse
benar untuk memproduksi virus baru. Sumber informasi juga menjadi salah
9. Gambaran tingkat pengetahuan HIV/ AIDS pada ibu rumah tangga didusun
dan tingkat tinggi KAP-MV Skor pada isu yang berhubungan dengan
baik lewat indra maupun lewat akal, dapat pula objek dipahami berbentuk
lebih dari separuh pria (57%) dan dua pertiga perempuan (69%) nilai tinggi
dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah tua akan semakin berkembang
86
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tham Jen Sern
setuju bahwa HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa kondom
umum tentang HIV / AIDS. Hal ini disebabkan oleh faktor pengalaman dan
pemecahan masalah.
bahwa itu ditularkan melalui hubungan seksual yang dekat, melalui darah
yang terinfeksi, dapat ditularkan dari ibu ke bayi dan tahu bahwa itu
hanya 40,7% yang tahu bahwa itu dapat ditularkan selama persalinan. Para
transfusi dapat mencegah AIDS. Seratus enam puluh lima (85,7%) wanita
yang buruk tentang penyakit HIV, mereka tidak memiliki persepsi tentang
adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspons sebagai
didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik maka pengetahuan
Octavianty (2015) Pengetahuan, sikap dan pencegahan HIV/ AIDS pada ibu
C. Keterbatasan Penelitian
pada saat semua ibu rumah tangga berada dirumah dan pulang kerja, sehingga
tangga yang susah ditemui dalam kurun waktu sehari disebabkan ibu rumah
A. Kesimpulan
1. Pengetahuan ibu rumah tangga tentang HIV/ AIDS sebagian besar dalam
4. Pengetahuan ibu rumah tangga tentang tanda dan gejala HIV/ AIDS
8. Pengetahuan ibu rumah tangga tentang deteksi dini HIV/ AIDS sebagian
89
90
B. Saran
pengetahuan HIV/ AIDS pada ibu rumah tangga didusun Junggul kecamatan
lain.
tentang HIV/AIDS.
yang mudah dipahami oleh kalangan ibu rumah tangga dan masyarakat
secara umum sehingga dapat membantu bidan dan petugas kesehatan lain