Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yang merupakan masalah
kesehatan global baik di negara maju maupun negara berkembang. HIV atau
AIDS ditularkan melalui darah saat tranfusi darah atau penggunaan alat suntik
yang dipakai bersama-sama. Penularan melalui hubungan seksual baik pada
homeseksual maupun heteroseksual dan penularan pada waktu proses
persalinan dari ibu yang menderita HIV atau AIDS ke anak yang dilahirkan
juga merupakan penyebab utama penyakit ini (Soedarto, 2010).
Kasus ini pertama kali ditemukan di California, Amerika Serikat tahun
1981. Menurut World Health Organization (WHO) secara global, diperkirakan
36,9 juta orang hidup dengan HIV pada tahun 2017 dan 1,8 juta orang orang
baru terinfeksi HIV pada tahun 2017. Sejauh ini diperkirakan 35 juta orang
telah meninggal akibat HIV, termasuk 940.000 orang pada tahun 2017.
Mayoritas orang yang hidup dengan HIV berada di negara berpenghasilan
rendah dan menengah (WHO, 2017).
HIV/AIDS pertama kali dilaporkan di Indonesia pada tahun 1987
sebanyak 9 orang dan jumlah penderita baru yang meningkat dengan sangat
cepat (Soedarto, 2010). Berdasarkan UNAIDS (United Nation For AIDS)
tahun 2017 menyebutkan Indonesia menduduki peringkat 10 besar negara
dengan jumlah infeksi HIV terbesar di Asia selain India, Cina, Malaysia,
Myanmar, Pakistan, Papua New Guinea, Filipina, Thailand dan Vietnam
(UNAIDS, 2017).
Estimasi dan proyeksi jumlah orang dengan HIV/AIDS pada umur ≥15
tahun di Indonesia pada tahun 2017 adalah sebanyak 628.492 orang dengan
jumlah infeksi baru sebanyak 46.357 orang dan kematian sebanyak 40.468
orang (Profile Kesehatan RI, 2017).
Jumlah kasus baru HIV positif (kumulatif) dari tahun 2015 hingga
2017 cenderung meningkat, di tahun 2015 sebanyak 30.935 kasus, meningkat

1
2

menjadi 41.250 kasus di tahun 2016, dan terus meningkat menjadi 48.300
kasus di 2017. Dan pada tahun 2017 merupakan angkat terbesar dalam jumlah
kasus HIV selama 10 tahun terakhir di Indonesia (Profile Kesehatan RI, 2017).
Berdasarkan data Ditjen PP dan PL, jumlah kasus infeksi HIV yang
dilaporkan pada tahun 2017 yang terbanyak pada Provinsi Jawa Timur (8.204
kasus), sedangkan Provinsi Lampung berada pada urutan ke-17 (580 kasus)
dari total 34 Provinsi yang melaporkan jumlah kasus infeksi HIV. Di provinsi
Lampung jumlah kasus HIV dari tahun 2015 hingga 2017 mengalami
peningkatan, di tahun 2015 sebanyak 345 kasus, meningkat menjadi 381 kasus
di tahun 2016 dan terus meningkat menjadi 580 kasus pada tahun 2017 (Ditjen
PP dan PL Triwulan IV, 2018).
Kasus HIV tertinggi terjadi di Kota Bandarlampung dengan jumlah
kasus mencapai 312 orang pada tahun 2016. Insiden terbanyak ditemukan
pada laki-laki sebanyak 230 orang, dan perempuan 82 orang (Profile
Kesehatan Provinsi Lampung, 2016).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zuliana, (2016) di RSUD
Dr.H Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015, terdapat 262 pasien yang
memiliki hasil pemeriksaan HIV reaktif dari 1165 pasien yang melakukan
pemeriksaan HIV. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki merupakan pasien
terbanyak dengan 155 pasien sedangkan perempuan 107 pasien. Dan
berdasarkan kelompok usia, usia 25-49 tahun merupakan usia tertinggi hasil
pemeriksaan HIV reaktif pada tahun 2015.
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang rencana strategis kementrian kesehatan
tahun 2015-2019. Untuk penyakit menular, prioritas masih menuju pada
penyakit HIV/AIDS.
Menurut Laporan Kinerja Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2017
terdapat dua puskesmas yang ditunjuk dalam kegiatan perawatan dukungan
dan pengobatan HIV/AIDS di Bandarlampung yaitu Puskesmas Sukaraja dan
Puskesmas Simpur. Puskesmas Rawat Inap Sukaraja merupakan Puskesmas
Pemerintah Kota Bandarlampung yang terletak di jalan Yos Sudarso No. 242,
Kelurahan Sukaraja yang memiliki program pemeriksaan skrining tes HIV
3

dalam rangka pemutusan rantai penularan HIV positif yang dilakukan satu
bulan sekali kedaerah-daerah lokalisasi seperti Pemandang (PMD). Sedangkan
Puskesmas Simpur yang terletak Jl. Tamin No.121, Tanjung Karang Pusat
tidak memiliki program pemeriksaan skrining tes HIV kedaerah-daerah
lokalisasi.
Dari hasil observasi di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja belum ada
yang melakukan penelitian tentang jumlah penderita HIV dan Puskesmas
Rawat Inap Sukaraja termasuk daerah yang berdekatan dengan lokalisasi PSK.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul “Gambaran Pemeriksaan HIV (Human
Immunodeficiency Virus) pada Pasien HIV Di Puskesmas Rawat Inap
Sukaraja Bandarlampung tahun 2017-2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah, bagaimana gambaran pemeriksaan HIV (Human Immunodeficiency
Virus) pada pasien HIV di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Bandarlampung
tahun 2017-2018?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hasil pemeriksaan HIV reaktif pada pasien di Puskesmas Rawat
Inap Sukaraja Kota Bandarlampung Tahun 2017-2018.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hasil pemeriksaan HIV reaktif pada pasien berdasarkan jenis
kelamin di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Kota Bandarlampung Tahun
2017-2018
b. Mengetahui hasil pemeriksaan HIV reaktif pada pasien berdasarkan usia di
Puskesmas Rawat Inap Sukaraja kota Bandarlampung tahun 2017-2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Mengembangkan pengetahuan akademik dan wawasan tentang virus HIV dan
dampaknya pada sistem imun.
4

2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi instansi terkait
Penelitian di harapkan dapat memberikan data jumlah penderita
HIV ke Dinas Kesehatan Provinsi lampung agar dilakukan tindakan
penurunan angka kesakitan dan kematian akibat virus HIV.
b. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan tentang Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dan mendapat pengalaman secara langsung dalam mengadakan
sebuah penelitian.
c. Bagi masyarakat
Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat umum mengenai jumlah penderita HIV serta faktor penyebab
penularan HIV sehingga masyarakat dapat terhindar dari faktor tersebut.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Bidang kajian penelitian ini adalah Imunologi Serologi. Jenis
penelitian ini bersifat deskritif. Penelitian ini melakukan di Puskesmas Rawat
Inap Sukaraja Kota Bandarlampung pada bulan Februari-Mei 2019. Populasi
penelitian ini adalah data rekam medik pasien yang melakukan pemeriksaan
HIV di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Kota Bandarlampung tahun 2017-
2018. Sampel pada penelitian ini adalah data rekam medik pasien HIV yang
dinyatakan reaktif berdasarkan usia dan jenis kelamin. Analisis data pada
penelitian ini adalah analisis univariat.

Anda mungkin juga menyukai