PROPOSAL
QOFIFAH
G70118013
A. Latar Belakang
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit yang
menginfeksi sel CD4 yang berfungsi dalam mempertahankan kekebalan
tubuh yang meliputi infeksi primer, dengan atau tanpa sindrom akut, stadium
asimtomatik, hingga stadium lanjut. Acquired Immunodeficiency Syndrome
(AIDS) merupakan suatu kumpulan dari gejala atau penyakit akibat
menurunnya kekebalan tubuh karena terinfeksi oleh HIV serta merupakan
tahap akhir dari infeksi HIV (Hidayati, dkk., 2019).
Kasus HIV positif dan AIDS di Sulawesi tengah yang dilaporkan dari tahun
ketahun cenderung meningkat dan pada tahun 2019 dilaporkan jumlah kasus
HIV positif sebanyak 369 kasus, dan kasus AIDS sebanyak 152 kasus.
Hingga 2019, tercatat 1.811 ODHA sehingga jumlah kasus AIDS menjadi
913 dan 393 kematian (Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, 2019).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui rata-rata biaya medis langsung Rumah Sakit (biaya riil) pasien
HIV/AIDS di RSU Anutapura pada tahun 2019- 2020.
2. Mengetahui rata-rata tarif INA CBG’s pasien HIV/AIDS di RSU
Anutapura pada tahun 2019-2020.
3. Mengetahui kesesuaian biaya medis langsung (biaya rill) dan tarif INA
CBG’s pada pasien HIV/AIDS rawat inap di RSU Anatupura Palu tahun
2019-2020
D. Manfaat penelitian
1. Pendidikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi dokter, farmasis dan
tenaga kesehatan lainnya dalam upaya memberikan gambaran biaya
pengobatan terhadap pasien HIV/AIDS utamanya di RSU Anutapura Palu
Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Pelayanan
Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang menunjang proses
belajar mengajar untuk kepentingan pendidikan terutama terhadap analisis
biaya pengobatan pada pasien HIV/AIDS.
3. Penelitian
Diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian lain terkait
analisis biaya pengobatan pasien HIV/AIDS.
.
E. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada analisis biaya secara
retrospektif pada biaya medis langsung meliputi biaya konsultasi, biaya
visite, biaya laboratorium, biaya kamar, biaya obat, biaya tindakan medis dan
biaya laboratorium pada pasien rawat inap HIV/AIDS di RSU Anutapura
Palu periode Januari sampai Desember 2019 dan Januari sampai Desember
2020.
F. Tinjauan Pustaka
1. HIV/AIDS
1.1 Definisi
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan
dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh
kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV,
sementara HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus
yang dapat melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Kasus
HIV/AIDS ini merupakan suatu kasus yang sangat fatal di masyarakat,
dimana setiap penderita akan berakhir dengan kematian (Darti &
Imelda, 2019).
1.2 Epidemiologi
Berdasarkan data The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
(UNAIDS) pada tahun 2017 sekitar 36,7 juta orang di seluruh dunia
telah terinfeksi HIV, 1,8 juta di antaranya terinfeksi akut dan 64%
orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tinggal di daerah sub-sahara Afrika.
Adanya berbagai program pencegahan dan penanganan HIV berhasil
menurunkan infeksi HIV akut secara global. Di seluruh dunia, infeksi
baru pada anak-anak menurun 47% sejak 2010 namun pada wanita usia
reproduktif di negara dengan prevalensi HIV yang tinggi seperti Afrika
sub-sahara tetap memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV, 26% infeksi baru
terjadi pada wanita usia 14–24 tahun meskipun kelompok ini hanya
10% populasi. Data di Amerika Serikat menunjukkan, bahwa 8500
ODHA melahirkan bayi/bersalin tiap tahunnya (dirata-rata sejak tahun
2006). Antara tahun 1994–2010, kurang lebih 21.956 kasus infeksi
perinatal yang disebabkan oleh transmisi vertikal dapat dicegah. Dari
penelitian ini juga didapatkan rata-rata infeksi perinatal berkisar antara
0,1–9,1/100.000 kelahiran hidup, dengan didapatkan variasi antar etnis
seperti yang terlihat di gambar di bawah ini Pada tahun 2016, Indonesia
memiliki 48.000 infeksi HIV baru dan 38.000 kematian terkait AIDS.
Didapatkan 620.000 orang dengan HIV, di mana hanya 13% saja yang
mendapatkan terapi ARV. Dari ibu hamil yang terinfeksi HIV, 14%
mendapatkan terapi profilaksis untuk mencegah penularan ke bayi.
Diperkirakan sekitar 3200 (2500-4000) anak terinfeksi HIV dari ibunya
selama kehamilan (transmisi vertikal) (Afif, dkk., 2019).
1.3 Etiologi
HIV adalah virus RNA untai tunggal yang terbungkus dan merupakan
anggota dari Lentivirinae subfamili retrovirus. Lentivirus memiliki
siklus infeksi yang lambat. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa
HIV pada manusia adalah hasil dari penularan lintas spesies (zoonosis)
dari primata yang terinfeksi simian virus imunodefisiensi (SIV). Infeksi
HIV pada manusia yang pertama terjadi di Afrika Tengah pada tahun
1959, tetapi transmisi lintas spesies kemungkinan terjadi pada awal
1900-an. Transportasi modern, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan
narkoba telah menyebabkan penyebaran virus yang cepat di Amerika
Serikat dan di seluruh dunia (Dipiro, 2020).
1.4 Patofisiologi
HIV mengikat sel kekebalan tertentu,termasuk monosit, makrofag, dan
limfosit sel-T (juga dikenal sebagai sel CD4 + T, sel T pembantu, atau
sel T) . Sel T ini sel mengekspresikan protein reseptor spesifik yang
dikenal sebagai reseptor CD4 yang mengikat HIV. Setelah terikat ke
reseptor CD4, protein reseptor inti (CCR5, CXCR-4) diperlukan untuk
fusi membran virus ke membran sel kekebalan. Kompleks koreseptor
CD4 menyebabkan perubahan konformasi pada protein HIV utama
(gp41 dan gp120) memungkinkan hubungan yang lebih erat antara virus
dan sel inang. HIV bergabung dengan sel dan melepaskan isinya ke
dalam sitoplasma sel inang, termasuk RNA virus dan enzim spesifik
yang diperlukan untuk replikasi. RNA virus untai tunggal ditranskripsi
melalui reverse transcriptase menjadi DNA proviral untai ganda yang
kemudian digabungkan. ke dalam materi genetik sel inang melalui
enzim integrase. HIV kemudian menggunakan mesin sel yang terinfeksi
untuk menerjemahkan, mentranskripsikan, dan menghasilkan partikel
virus yang belum matang yang bertunas dan pecah dari sel yang
terinfeksi. Agar virion yang belum dewasa ini menjadi menular, enzim
protease HIV harus membelah polipeptida prekursor besar menjadi
protein fungsional. Setelah selesai, virion dewasa bebas menginfeksi sel
inang baru dan kemudian berproduksi virus yang lebih menular (Koda-
Kimble, 2013).
Analis biaya (AB) atau cost analysis (CA) merupakan suatu metode
untuk melakukan perhitungan besarnya pengorbanan (biaya,cost) dalam
satuan moneter (rupiah), baik direct cost atau yang langsung maupun
indirect cost atau tidak langsung untuk mencapai tujuan terapi
(Kemenkes RI, 2013).
G. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi farmakoekonomi menggunakan jenis
penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Data
diperoleh dari rekam medik, data berkas klaim BPJS dan bukti
pembayaran pengobatan berupa biaya medis langsung pasien HIV/AIDS
di instalasi rawat inap RSU Anutapura Palu periode 2019-2020. Data
tersebut kemudian akan diakumulasikan untuk mendapatkan rata-rata dan
total biaya rill dan biaya tarif INA CBG’s pasien HIV/AIDS sehingga
akan diketahui persentase kesesuaian biaya rill dan tarif INA CBG’s pada
pasien HIV/AIDS rawat inap di RSU Anatupura Palu tahun 2019-2020.
2. Lokasi dan waktu penelitian
a. Lokasi
Penelitian ini akan dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUD
Anutapura Palu dan bagian keuangan RSUD Anutapura Palu.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei-Juli 2021.
3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien HIV/AIDS yang yang menjalani
rawat inap di RSUD Anutapura Palu tahun 2019 yaitu 144 kasus dan
dari bulan Januari hingga bulan Juni 2020 yaitu 42 kasus.
3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian pasien yang HIV/AIDS
kongestif yang menjalani rawat inap di RSUD Anutapura Palu periode
2019-2020. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
total sampling dimana data populasi dijadikan sebagai jumlah sampel
pada penelitian ini.
Untuk kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut :
Kriteria Inklusi :
1. Pasien BPJS yang terdiagnosis HIV/AIDS kongestif di RSU
Anutapura Palu periode 2019-2020 dengan kode tariff INA-CB’s
2. Pasien dengan data rekam medik dan keuangan yang lengkap
3. Pasien dengan data dan tanpa penyakit penyerta (Komorbid)
4. Pasien rawat inap RSU Anutapura kelas intermediate, I, II, dan III.
Kriteria Eksklusi :
1. Pasien dengan rekam medik dan catatan pembayaran tidak lengkap
atau hilang.
2. Pasien pulang atas permintaan sendiri atau pasien yang pulang
paksa.
3. Pasien rawat inap pindah kelas selama perawatan.
4. Pasien meninggal
3.3 Variabel penelitian
i. Variabel penelitian
Variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi karakteristik
demografi (usia, jenis kelamin, ruang perawatan, kelas perawatan),
karakteristik klinis (diagnosis rekam medik, obat HIV/AIDS, tingkat
keparahan) karakterisrik biaya medis langsung (biaya konsultasi, biaya
visite, biaya laboratorium, biaya kamar, biaya obat, biaya tindakan
medis, dan biaya alat kesehatan), dan kesesuaian biaya INA CBG’s.
5. Analisis Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder yaitu data biaya
yang dikeluarkan oleh pasien penderita HIV-AIDS yang mencakup biaya
yang terkait langsung dengan perawatan pasien (blaya medis langsung).
Analisis data dilakukan berdasarkan perspektif dari rumah sakit yang
mencakup:
1) Analisis deskriptif yang merupakan salah satu metode analisis dengan
tujuan untuk memperoleh gambaran atau deskripsi terkait karakteristik
subjek penelitian. Dalam analisis ini data yang diperoleh akan
disajikan dalam bentuk tabel yang didalamnya terdapat presentase,
jumlah, maupun nilai rata-rata dari data karakteristik pasien,
karakteristik klinis, dan karakteristik biaya medis langsung.
2) Perhitungan total biaya medis langsung pasien yang diperoleh dengan
mengakumulasikan seluruh komponen biaya yang terkait langsung
dengan perawatan kesehatan pasien selama menjalani rawat inap, yang
meliputi biaya laboratorium, biaya kamar/akomodasi, biaya konsul
dokter, biaya visite, biaya obat, biaya tindakan medis dan biaya alat
kesehatan.
3) Perhitungan biaya rata-rata pengobatan pasien dengan menjumlahkan
masing-masing komponen biaya medis langsung pasien kemudian
dibagi dengan total atau jumlah pasien. Untuk perhitungan persentase
dilakukan dengan menjumlahkan masing-masing komponen biaya
medis langsung pasien kemudian dibagi dengan total atau jumlah
pasien dan dikali dengan 100%,
4) Perhitungan kesesuaian biaya riil pengobatan pasien dengan tarif INA
CBGs dengan mencari selisih antara biaya tarif INA CBGs dengan
biaya riil perawatan pasien. Selisih positif menunjukkan bahwa biaya
riil pasien saat menjalani masa perawatan di rumah sakit lebih kecil
dibandingkan biaya yang diklaim oleh BPJS sedangkan selisih negatif
menunjukkan bahwa biaya riil pasien saat menjalani masa perawatan
di rumah sakit lebih besar dibandingkan biaya yang diklaim oleh
BPJS.
H. HASIL DAN PEMBAHASAN
H.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Anutapura
Palu diperoleh jumlah populasi pasien HIV/AIDS rawat inap periode
januari hingga desember 2020 adalah 144 kasus dan pada periode
januari hingga desember 2020 sebanyak 42 kasus. Jumlah sampel yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 72 kasus.
H.2 Karakteristik Responden
Karakteristik Responden Sampel dapat dilihat pada tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Distribusi karakteristik demografi sampel pasien HIV/AIDS
di RSU Anutapura Palu periode 2019-2020
Jumlah pasien
Karakterisitik Responden Persentase (%)
(n=74)
Jenis kelamin
Laki-laki 57 77.03
Perempuan 17 22.97
Umur
<5 tahun 1 1.35
5-14 tahun 1 1.35
15-24 tahun 7 9.46
25-44 tahun 52 70.27
≥45 tahun 13 17.57
Kelas perawatan
I 15 20.27
II 13 17.57
III 46 62.16
Keparahan
Ringan 55 74.32
Sedang 16 21.62
Berat 3 4.05
Penyakit penyerta (komorbid)
Tanpa komorbid 46 62.16
1 19 25.68
2 8 10.81
>2 1 1.35
Lama rawat inap
1-9 hari 51 68.92
> 9 hari 23 31.08
Dari Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.2. Sebanyak 74 Pasien (77,03%
sebanyak 57 pasien berjenis laki-laki dan 22,97% sebanyak 17 orang
berjenis kelamin perempuan). Kerentanan laki-laki terhadap infeksi HIV
dapat disebabkan oleh perilaku negatif seperti membeli seks komersial,
pengguna jarum suntik IDU (Injecting Drug User) dan pria yang
memiliki mobilitas tinggi dan jauh dari pasangannya. Perempuan lebih
mungkin menjadi HIV positif dan lebih terpengaruh oleh efek negatif
dari epidemik dibandingkan laki-laki karena alasan biologis, sosial
budaya dan ekonomi. Hal ini terlihat dari hasil yang didapat bahwa
persentase pasien HIV wanita tidak terlalu jauh berbeda dengan laki-laki
(Permatasari et al., 2020).
Cairan
RL Inf @ 20 69 57.50
Aquadest 25 ml 43 35.83
Nacl piggy back 18 15.00
Nacl 0,9 % 28 23.33
KSR ( kalium klorida ) @100 6 5.00
Nacl 3 % 1 0.83
Dextrose 5 % 5 4.17
Asering inf 6 5.00
Aminofluid 5 4.17
Albumin 20 % 100 ml 1 0.83
Lidocain 2% @100 1 0.83
Futrolit 39 32.50
Analgesik & Antipiretik
Paracetamol Inf 33 27.50
Paracetamol tab @100 26 21.67
Paracetamol drop 1 0.83
Sistenol @ 60 11 9.17
Codein 10 mg @ 100 6 5.00
Analtram @ 30 1 0.83
Antibiotik
Cotrimoxazol @ 100 50 41.67
Cotrimoxazol syr 1 0.83
Cefixime 100 mg @ 50 13 10.83
Ceftriaxon 1gr @100 30 25.00
Cefotaxim 1 gr @2 3 2.50
Cefadroxyl 500 mg @ 100 1 0.83
Ceftazidime 1 gr @ 2 2 1.67
Ampicillin 1 gr inj @ 10 1 0.83
Metronidazol 500 @ 100 1 0.83
Erythromycin 250 mg 1 0.83
Gentamicin 5 gram salep Kulit 3 2.50
Sagestam inj 1 0.83
Meropenem inj 0,5 gr 5 4.17
Moxifloxacin / Garena 2 1.67
Azitromicin 500 mg @ 20 2 1.67
Ethambutol 500 mg 1 0.83
Levofloxacin Inf 1 0.83
Levofloxacin 500 mg @ 50 1 0.83
Infimycin Serbuk Inj ( Azitromycin
inj ) 1 0.83
Cefepime @1 4 3.33
Cefoperazon non sulbactam inj 4 3.33
Fusycom cr 5 gr 3 2.50
Cendo Polygran 1 0.83
Ciprofloxacin Inf 1 0.83
Proton pump inhibitors (PPI)
Omeprazol inj 45 37.50
Omeprazol cap @ 20 19 15.83
Lansoprazol @ 20 12 10.00
Pantoprazole 40 mg inj 20 16.67
Antasida
Antasida syrup 2 1.67
Sucralfat Syr 7 5.83
Histamin H2-receptor antagonist
Ranitidin tab@100 7 5.83
Ranitidin inj 22 18.33
Antiinflamasi nonsteroid (PPIs)
Asam Mefenamat @ 100 2 1.67
Ketorolac inj @10 5 4.17
Kaltrofen Supp 5 4.17
Santagesic inj @5 5 4.17
Meloxicam 7,5 mg @ 30 3 2.50
Natrium diclofenac 50@50 1 0.83
Kortikosteroid
Kenalog in orabase 4 3.33
Dexametason inj @ 100 14 11.67
Desoximetazon Zalf 15 gr 2 1.67
Prednison 5 mg @ 100 1 0.83
Cendo Hyalub Mini Dose 1 0.83
cendo LFX 1 0.83
Cortidex inj @5 1 0.83
Metil Prednisolon 4 mg @100 1 0.83
Pulmicort Respules 0,25 mg/ml
Nebu@20 1 0.83
Flixotide Nebu@10 4 3.33
Bronkodilator (agonis selektif
beta 2-adrenergik)
Ventolin Nebules@20 3 2.50
Salbutamol 2 mg @100 2 1.67
Lasalcom Nebulizer 2 1.67
Combivent Nebulizer @ 20 8 6.67
Antifungi
Nystatin Drop 41 34.17
Itraconazole tab 100 mg 1 0.83
Miconazole cream 1 0.83
Antiemetik
Domperidon @ 100 13 10.83
Ondansentron 4 mg / 2 ml inj @ 15 16 13.33
Mukolitik
Acetylsistein 35 29.17
Ambroxol @100 12 10.00
Vitamin & Suplemen
Curcuma @ 100 17 14.17
Mecobalamin inj @10 1 0.83
Zink Tab @100 12 10.00
Cernevit @ 10 3 2.50
Tablet Tambah Darah 2 1.67
Hepa Q 6 5.00
Vit. C 2 1.67
KCL 2 1.67
Kolkatriol @ 30 1 0.83
Vit. B Comp @100 2 1.67
Stronger Neo - Minophagen /
SNMC 1 0.83
Neurosanbe tab 1 0.83
Vit. B6 @100 2 1.67
Stronger Neo - Minophagen /
SNMC 1 0.83
Inbumin 8 6.67
Apecur 100 ml syr 1 0.83
Neurodex@200 5 4.17
Antihistamin
Cetirizine 10 mg @ 50 7 5.83
Diphenhidramin inj @ 30 1 0.83
Antihipertensi
Amlodipin 5 mg 1 0.83
Hipotonik sedatif
Alprazolam 0,5 mg @ 100 3 2.50
Diazepam / Valisanbe 2 mg @100 2 1.67
Antidepresan
Sandepril 50 mg @50 1 0.83
Amytriptilin 25 mg @ 100 1 0.83
Neurotonik/Neurotropik
Piracetam 3 gr @10 2 1.67
Antikonvulsan
Clobazam tab @100 1 0.83
Antipsikotik
Haldol 5 mg @ 100 2 1.67
Antimuskarinik
Buscopan 10 mg @100 1 0.83
Diuretik
Furosemid inj @ 25 2 1.67
Spironolacton 25 mg @100 1 0.83
Hiperurisemia & Gout
Allopurinol 100 @ 100 1 0.83
L-cisin 0.5 mg 2 1.67
Antiglaukoma
Glauceta Tab@100 1 0.83
Cendo Glaucon @20 1 0.83
Hemostatik dan antifibrinolitik
Asam Tranexamat 500 mg inj @ 10 2 1.67
Laksatif
Solac syrup 1 0.83
Antidiare
New Andites 600 mg 9 7.50
Kolestatik
Ursodeoxycholic Acid 1 0.83
Antipsikotik
Haldol 5 mg @ 100 2 1.67
Relaksan
Eperisone Tab 1 0.83
Keratolitik
Asam Salisilk 3 % mlgram 1 0.83
Antivirus
Acyclovir zalf 1 0.83
Gangguan ginjal
Aminefron @ 100 1 0.83
HIV/AIDS
Telura (Tenovir disoproxil)
Fumarate/ lamivudine/ efavirenz
Tenofir disoproxil fumarate
Lamivudine
Efavirenz
Nevirapine
Feladita, N., Satibi, & Marchaban. (2011). Cost Analysis of Hemorragic Stroke
for In-Patient. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi, 69–76.
Hani, T. M. (2019). Perhitungan Unit Cost (UC) dan Penyusunan Tarif Rumah
Sakit dengan Metode Double Distribution (DD). Deepublsih Publisher.
Hidayati, A. N., Rosyid, N. A., Nugroho, W. C., Asmarawati, P. T., Ardiansyah,
O. A., Bakhtiar, A., Amin, M., Nasorudin. (2019). Manajemen HIV/AIDS:
Terkini, Komprehensif, Multidisiplin. Airlangga University Press: Surabaya
Priya, D., Purohit, S., Pandey, B. L., & Upadhyay, P. (2015). A Brief Description
of Pharmacoeconomics. American Journal of Pharmacy & Health Research
Am. J. Pharm Health Res, 33(1111).