Anda di halaman 1dari 82

ANALISIS KESESUAIAN BIAYA MEDIS LANGSUNG DAN

TARIF INA CBG’S PADA PASIEN HIV-AIDS DI RSUD


ANUTAPURA PALU PERIODE 2019-2020

SKRIPSI

QOFIFAH
G70118013

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

MARET 2022
ANALISIS KESESUAIAN BIAYA MEDIS LANGSUNG DAN
TARIF INA CBG’S PADA PASIEN HIV-AIDS DI RSUD
ANUTAPURA PALU PERIODE 2019-2020

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Program Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Farmasi pada Jurusan
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako

QOFIFAH
G70118013

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

MARET 2022

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Analisis Kesesuaian Biaya Medis Langsung dan Tarif INA


CBG’s pada pasien HIV AIDS di RSUD Anutapura Palu
Periode 2019-2020
Nama : Qofifah
Stambuk : G 701 18 013

Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada Seminar Hasil.

Palu, 21 Maret 2022


Pembimbing I Pembimbing II

apt. Muh. Rinaldhi Tandah, M.Sc. apt. Khusnul Diana, S. Far., M.Sc.
NIP. 19850922 2012 12 1 003 NIP. 19860202 201504 2 003

Mengetahui,
Ketua Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako

apt. Syariful Anam, S.Si., M.Si., Ph.D.


NIP. 19800226 2005 01 1 001

iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Judul : Analisis Kesesuaian Biaya Medis Langsung dan Tarif INA


CBG’s pada pasien HIV AIDS di RSUD Anutapura Palu
Periode 2019-2020
Nama : Qofifah
NIM : G 701 18 013
Disetujui Tanggal : 21 Maret 2022

DEWAN PENGUJI

Ketua : apt. Muhamad Rinaldhi Tandah, M.Sc. .......................

Sekretaris : apt. Khusnul Diana, S. Far., M.Sc. .......................

Penguji 1 : .......................

Penguji 2 : .......................

Penguji 3 : .......................

Mengetahui
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako

Prof. Ir. Darmawati Darwis, S.Si., M.Si., Ph.D.


NIP. 19711124 1997 02 2 001

iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalan tugas akhir ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Palu, Maret 2022


Penulis,

Qofifah
G70118013

v
ABSTRAK

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang dapat melemahkan


kekebalan tubuh pada manusia sementara AIDS (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) merupakan kumpulan dari gejala dan infeksi atau biasa disebut
sindrom yang diakibatkan oleh kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena
virus HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rata-rata biaya medis
langsung (biaya riil), rata-rata tarif INA-CBG’s dan besar kesesuaian antara biaya
riil dan tarif INA-CBG’s pasien HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu Periode
2019-2020. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan
pengambilan data secara retrospektif yang didasarkan pada perspektif rumah sakit.
Data diperoleh dari data rekam medis dan data rincian biaya pengobatan pasien.
Sampel tahun 2019, yaitu 144 kasus dan dari bulan Januari hingga bulan
Desember 2020, yaitu 42 kasus yang merupakan pasien yang terdiagnosis utama
HIV/AIDS dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah dibuat.Hasil
penelitian ini menunjukkan rata-rata biaya medis langsung sebesar Rp. 4.060.634,
rata-rata tarif INA-CBG’s sebesar , dan diperoleh hasil pembiayaan yang positif
dimana tarif INA CBG’s lebih besar dibandingkan biaya medis langsung sehingga
menunjukkan suatu keberhasilan rumah sakit yang telah disesuaikan dengan
standar prosedur tindakan medis.

Kata Kunci: Analisis Biaya, Biaya Medis Langsung, HIV/AIDS,


Farmakoekonomi, INA-CBG’s.

vi
ABSTRACT

HIV (Human Immunodeficiency Virus) is a virus that can weaken immunity in


humans while AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) is a collection of
symptoms and infections or commonly called a syndrome caused by damage to
the human immune system due to the HIV virus. This study aims to determine the
average direct medical costs (real costs), the average INA-CBG's rates and the
magnitude of the correspondence between real costs and INA-CBG's rates for
HIV/AIDS patients at Anutapura Palu Hospital for the 2019-2020 period. This
research is a descriptive type of research with retrospective data collection based
on the perspective of the hospital. Data were obtained from medical record data
and detailed data on patient treatment costs. The sample in 2019, which is 144
cases and from January to December 2020, there are 42 cases which are patients
with a primary diagnosis of HIV/AIDS and meet the inclusion and exclusion
criteria that have been made. The results of this study indicate an average direct
medical cost of Rp. 4,060,634, the average INA-CBG's rate is , and positive
financing results are obtained where the INA-CBG's rate is greater than direct
medical costs, thus indicating a hospital's success that has been adjusted to
standard medical procedures.

Keywords: Cost Analysis,Direct Medical Costs, HIV/AIDS, Pharmacoeconomics,


INA-CBG's

vii
KATA PENGANTAR

‫هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم‬


ِ ‫ــــــــــــــــــم‬
ِ ْ‫ِبس‬
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Segala puji dan syukur, saya panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan
anugrah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis
Kesesuaian Biaya Medis Langsung dan Tarif INA-CBG’s pada Pasien
HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu Periode 2019-2020”. Skripsi ini disusun
guna untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai Gelar Sarjana di
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari
berbagai pihak yang tulus dan ikhlas membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,
untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya
kepada berbagai pihak yang telah membantu. Penulis menyampaikan banyak
terimakasih yang terdalam kepada anggota keluarga khususnya kepada orangtua
penulis, yaitu bapak Suminto, S.Pd dan ibu Marauleng atas segala yang telah
dilakukan untuk penulis, terimakasih telah menjaga, merawat, mendidik serta
memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Selanjutnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada:


1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M.P. selaku Rektor Universitas Tadulako
beserta jajarannya yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada
penulis untuk menempuh pendidikan di Universitas Tadulako.
2. Ibu Prof. Ir. Darmawati Darwis, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako beserta
jajarannya yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
program pendidikan Farmasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tadulako Palu.
3. Bapak apt. Syariful Anam, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako yang

viii
telah memberikan kesempatan kepada penulis menempuh pendidikan di
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Tadulako.
4. Bapak apt. Muhamad Rinaldhi Tandah, S. Farm., M.Sc. selaku pembimbing 1
yang bersedia memberikan kepercayaan kepada penulis selama penelitian
maupun penyusunan skripsi ini, selalu meluangkan waktu untuk membimbing
penulis, membantu penulis dalam setiap kesulitan yang di hadapi.
5. Ibu apt. Khusnul Diana, S.Farm, M.Sc. selaku pembimbing 2 yang juga ikut
bersedia memberikan kepercayaan kepada penulis selama penelitian maupun
penyusunan skripsi ini, selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis,
membantu penulis dalam setiap kesulitan yang dihadapi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Tadulako, yang telah banyak membagikan
ilmunya dan memberikan semangat kepada penulis selama perkuliahan.
7. Semua laboran Jurusan Farmasi yang banyak membantu selama masa
perkuliahan penulis.
8. Seluruh staf akademik Jurusan Farmasi dan staf akademik Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Tadulako, yang
memberikan pelayanan yang sangat baik.
9. Direktur RSUD Anutapura palu yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan penelitian, serta seluruh staf RSUD Anutapura Palu
terkhusus staf rekam medik dan IT RSUD Anutapura Palu.
10. Saudara kandung dan kakak ipar penulis Imaduddin dan nurul fadhilah
muchsin sasia yang selalu mendukung, membantu, sebagai support system,
merawat, dan selalu ada penulis sejauh ini.
11. Teman-teman “R18OFLAVIN” yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, terimakasih selalu membantu penulis dari pertama masuk kuliah
hingga sekarang.
12. Teman-teman “FARMASI A” dan “Bi (Skuat)” yang selalu membantu
penulis selama proses perkuliahan.
13. Kepada kakak-kakak Farmakope 14, Emulgator 15, Pulvis 16, Elixir 17, adik-
adik S19natura dan Hete20gen.

ix
14. Kepada Alen, Shella, Nani, Ime, dan Risca (Tim Farmakoekonomi) yang
selalu membantu saya dalam berbagai hal dari awal penelitian sampai
terselesainya skripsi ini.
15. Kepada putri, iti, ela dan dila (Cincayya) teman nongki, kerja tugas bersama,
yang sebagai support system, membantu saya dalam segala hal apapun
sampai terselesainya skripsi ini.
16. Kepada orang-orang sertaa teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah membantu dan memberikan arahan kepada penulis.
Penulis juga menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dapat
diberikan. Penulis berharap sekecil apapun makna yang tertulis dalam tulisan ini
diharapkan dapat memberikan manfaat.

Palu, Maret 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................................iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI.............................................................................iv
P E R N Y A T A A N.......................................................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................................vi
ABSTRACT....................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...................................................................................................viii
DAFTAR ISI....................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..........................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xvi
DAFTAR SIMBOL & ISTILAH.................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah......................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................3
1.4. Manfaat penelitian................................................................................3
1.5. Batasan Masalah...................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5
2.1 HIV/AIDS..............................................................................................5
2.1.1 Definisi............................................................................................5
2.1.2 Epidemiologi..................................................................................5
2.1.3 Etiologi...........................................................................................6
2.1.4 Patofisiologi....................................................................................6
2.1.5 Gambaran Klinis...........................................................................7
2.1.6 Terapi Farmakologi.......................................................................8
2.1.7 Algoritma Terapi HIV/AIDS......................................................10
2.2 FARMAKOEKONOMI.....................................................................11
2.2.1 Definisi..........................................................................................11
2.2.2 Prinsip Farmakoekonomi...........................................................11
2.2.3 Manfaat Farmakoekonomi Dalam Dunia Kesehatan...............11
2.2.4 Analisa biaya................................................................................12
2.2.5 Metode Analisa Farmakoekonomi.............................................12
2.2.6 Kategori Biaya.............................................................................13
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................15
3.1 Desain Penelitian................................................................................15

xi
3.2 Lokasi dan waktu penelitian..............................................................15
3.2.1 Lokasi Penelitian.........................................................................15
3.2.2 Waktu Penelitian.........................................................................15
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel.......................15
3.3.1 Populasi........................................................................................15
3.3.2 Sampel..........................................................................................15
3.4 Teknik Pengambilan Sampel.............................................................16
3.5 Variabel Penelitian.............................................................................16
3.6 Definisi operasional............................................................................16
3.7 Teknik Pengumpulan Data................................................................19
3.8 Analisis Data.......................................................................................19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................21
4.1 Karakteristik Responden...................................................................21
4.2 Karakteristik Klinis............................................................................23
4.3 Karakteristik Biaya Medis Langsung...............................................25
4.4 Kesesuaian rata-rata total biaya dengan Tarif INA CBG`s............30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................34
5.1 Kesimpulan.........................................................................................34
5.2 Saran....................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................35
RIWAYAT HIDUP........................................................................................................63
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI........................................................................64

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Obat ARV di Indonesia...............................................................8


Tebel 4.1 Distribusi Karakteristik Demografi Pasien HIV/AIDS.........................21
Tabel 4.2 Distribusi Jenis Diagnosis Sekunder Pasien HIV/AIDS.......................24
Tabel 4.3 Distribusi Biaya Medis Langsung Pasien HIV/AIDS ..........................25
Tabel 4.4 Biaya Medis Langsung Berdasarkan Kelas Perawatan.........................26
Tabel 4.5 Biaya Medis Langsung Berdasarkan Lama Rawat Pasien....................27
Tabel 4.6 Biaya Medis Langsung Berdasarkan Tingkat Keparahan Pasien.........28
Tabel 4.7 Biaya Medis Langsung Berdasarkan Jumlah Diagnosis Sekunder Pasien
.............................................................................................................29
Tabel 4.8 Kesesuaian Rata-Rata Total Biaya Medis Langsung Dan Tarif INA-
CBG’s...................................................................................................30

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Algoritma Terapi HIV/AIDS.............................................................10

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Keseluruhan Pasien HIV/AIDS Anutapura Palu 2019-2020


..............................................................................................................................
.39
Lampiran 2 Data Biaya Pasien HIV/AIDS Anutapura Palu 2029-2020...............50
Lampiran 3 Data Penggunaan Obat Pasian HIV-AIDS Rawat Inap
..............................................................................................................................
.53
Lampiran 4 Dokumentasi
..............................................................................................................................
.57
Lampiran 5 Kode Etik Penelitian..........................................................................58
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian di RSUD Anutapura Palu.................................59
Lampiran 7 Surat Keterangan Selesai Penelitian..................................................62

xv
DAFTAR SIMBOL & ISTILAH

BPJS : Badan hukum yang dibentuk menyelenggarakan


program jaminan kesehatan
HIV : Human Immunodeficiency Virus
AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome
UNAIDS : United Nations Programme on HIV/AIDS
ODHA : Orang dengan HIV/AIDS
ARV : Antiretroviral adalah obat yang digunakan untuk
mengobati infeksi HIV
CD4 : Cluster of Differentiation 4 adalah sebuah marker
atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah
putih manusia, terutama sel-sel limfosit.
RNA : Ribonucleic acid/asam ribonukleat
CA : Cost Analysis/metode atau cara untuk menghitung
besarnya pengorbanan (biaya cost) dalam unit
moneter (rupiah)
Tarif INA CBG’s : Tarif Indonesia-Case Based Groups (INA CBG’s),
yaitu besaran pembayaran klaim oleh BPJS
Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada
pengelompokkan diagnosis penyakit dan prosedur.

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit yang
menginfeksi sel CD4 yang berfungsi dalam mempertahankan kekebalan tubuh
yang meliputi infeksi primer, dengan atau tanpa sindrom akut, stadium
asimtomatik, hingga stadium lanjut. Acquired Immunodeficiency Syndrome
(AIDS) merupakan suatu kumpulan dari gejala atau penyakit akibat
menurunnya kekebalan tubuh karena terinfeksi oleh HIV serta merupakan tahap
akhir dari infeksi HIV (Hidayati et al., 2019).

Berbagai koinfeksi, komorbiditas, dan kondisi gangguan kesehatan lain adalah


hal biasa dialami oleh orang yang hidup dengan HIV dan berimplikasi pada
pengobatan dan perawatan mereka, termasuk waktu dan pilihan obat
antiretroviral (ARV). Ini memberikan gambaran singkat tentang kondisi yang
paling umum dan penting. Merangkum pilihan rekomendasi dari pedoman
WHO yang ada dengan fokus pada skrining, profilaksis dan waktu ARV untuk
kondisi ini, ditinjau pada pedoman 2015 terkait dengan perlakuan dugaan untuk
tuberkulosis (TB), depresi dan penyakit kardiovaskular pada orang yang hidup
dengan HIV (World Health Organization, 2013).

Menurut data di Indonesia sendiri pada tahun 2018 dilaporkan sebanyak 50.282
kasus. Sebaliknya, dibandingkan rata-rata 8 tahun sebelumnya, jumlah kasus
baru AIDS cenderung menurun, pada tahun 2019 dilaporkan sebanyak 7.036
kasus, dengan perssentase kasus HIV sebanyak 65 % oleh laki-laki dan 35%
oleh wanita, pada kasus AIDS sebanyak 69% oleh laki-laki dan 31% oleh
wanita Kemenkes RI, (2019). Epidemi HIV/AIDS juga menjadi masalah di
Indonesia yang merupakan negara kelima dengan risiko HIV/AIDS tertinggi di
Asia. Sejak laporan pertama (1987), jumlah kasus HIV yang baru dilaporkan
meningkat setiap tahun. Dibandingkan dengan tahun 2015, tahun 2016
mengalami peningkatan terbesar, yaitu 10.315 kasus.

1
Secara potong lintang di 5 provinsi, 10 kabupaten/kota dengan responden
sebanyak 238 pendamping ADHA Di antaranya: Provinsi DKI (Jakarta Utara
dan Jakarta Barat), Jawa Timur (Kota Surabaya dan Kabupaten Malang), Bali
(Kota Denpasar dan Kabupaten Badung) dan Papua (Kota Jayapura dan
Kabupaten Jayapura) dan Sumatera Utara (Kota Medan dan Kabupaten Deli
Serdang), kelima provinsi tersebut termasuk 10 provinsi terbesar dalam jumlah
ODHA. sumber biaya pengobatan masih bervariasi antara BPJS, gratis pemda,
dan biaya sendiri, dengan nilai rata-rata biaya berobat sekali kunjungan mulai
dari Rp. 52.773 hingga Rp. 222.042 dengan besar biaya maksimal Rp.
1.203.000. Persentase rata-rata biaya berobat dibanding pengeluaran rumah
tangga selama 1 bulan berkisar 3,8–8,9% dengan nilai maksimal sebesar 56,7%.
Biaya medis yang ditanggung ADHA paling besar adalah untuk pemeriksaan
laboratorium, sementara biaya non medis yang masih bermasalah adalah biaya
transportasi ke fasilitas kesehatan (Susyanty et al., 2017).

Kasus HIV positif dan AIDS di Sulawesi tengah yang dilaporkan dari tahun ke
tahun cenderung meningkat dan pada tahun 2019 dilaporkan jumlah kasus HIV
positif sebanyak 369 kasus, dan kasus AIDS sebanyak 152 kasus. Hingga 2019,
tercatat 1.811 ODHA sehingga jumlah kasus AIDS menjadi 913 dan 393
kematian (Dinas Kesehatan, 2019).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk


melakukan penelitian melalui analisis biaya pada pasien HIV-AIDS dengan
program jaminan kesehatan nasional di RSUD Antapura Palu untuk memperoleh
gambaran atau besarnya biaya medis langsung yang diperlukan pada perawatan
pasien dan perbandingannya dengan tarif INA CBG’s dengan melihat perspektif
pihak pemberi pelayanan kesehatan.

2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dikemukakan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Berapa rata-rata biaya medis langsung Rumah Sakit (biaya riil) pasien
HIV/AIDS di RSUD Anutapura pada tahun 2019-2020?
2. Berapa rata-rata tarif INA CBG’s pasien HIV/AIDS di RSUD Anutapura
pada tahun 2019-2020?
3. Bagaimana kesesuaian biaya medis langsung (biaya rill) dan tarif INA CBG’s
pada HIV/AIDS rawat inap di RSUD Anatupura Palu tahun 2019-2020?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui rata-rata biaya medis langsung Rumah Sakit (biaya riil) pasien
HIV/AIDS di RSUD Anutapura pada tahun 2019-2020.
2. Mengetahui rata-rata tarif INA CBG’s pasien HIV/AIDS di RSUD Anutapura
pada tahun 2019-2020.
3. Mengetahui kesesuaian biaya medis langsung (biaya rill) dan tarif INA
CBG’s pada pasien HIV/AIDS rawat inap di RSUD Anatupura Palu tahun
2019-2020.

1.4. Manfaat penelitian


1. Pendidikan
Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi dokter, farmasis dan
tenaga kesehatan lainnya dalam upaya memberikan gambaran biaya
pengobatan terhadap pasien HIV/AIDS utamanya di RSUD Anutapura Palu
Provinsi Sulawesi Tengah.

2. Pelayanan
Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi yang menunjang proses
belajar mengajar untuk kepentingan pendidikan terutama terhadap analisis
biaya pengobatan pada pasien HIV/AIDS.

3
3. Penelitian
Diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian lain terkait
analisis biaya pengobatan pasien HIV/AIDS.

1.5. Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada analisis biaya secara
retrospektif pada biaya medis langsung meliputi biaya konsultasi, biaya visite,
biaya laboratorium, biaya kamar, biaya obat, biaya tindakan medis dan biaya
laboratorium pada pasien rawat inap HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu
periode Januari sampai Desember 2019 dan Januari sampai Desember 2020.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HIV/AIDS
2.1.1 Definisi
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan
dari gejala dan infeksi atau biasa disebut sindrom yang diakibatkan oleh
kerusakan sistem kekebalan tubuh manusia karena virus HIV, sementara
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang dapat
melemahkan kekebalan tubuh pada manusia. Kasus HIV/AIDS ini
merupakan suatu kasus yang sangat fatal di masyarakat, dimana setiap
penderita akan berakhir dengan kematian (Darti & Imelda, 2019).

2.1.2 Epidemiologi
Berdasarkan data The Joint United Nations Programme on HIV/AIDS
(UNAIDS) pada tahun 2017 sekitar 36,7 juta orang di seluruh dunia telah
terinfeksi HIV 1,8 juta di antaranya terinfeksi akut dan 64% orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) tinggal di daerah sub-sahara Afrika. Adanya berbagai
program pencegahan dan penanganan HIV berhasil menurunkan infeksi
HIV akut secara global. Di seluruh dunia, infeksi baru pada anak-anak
menurun 47% sejak 2010 namun pada wanita usia reproduktif di negara
dengan prevalensi HIV yang tinggi seperti Afrika sub-sahara tetap
memiliki risiko tinggi terinfeksi HIV, 26% infeksi baru terjadi pada wanita
usia 14–24 tahun meskipun kelompok ini hanya 10% populasi. Data di
Amerika Serikat menunjukkan, bahwa 8500 ODHA melahirkan
bayi/bersalin tiap tahunnya (dirata-rata sejak tahun 2006). Antara tahun
1994–2010, kurang lebih 21.956 kasus infeksi perinatal yang disebabkan
oleh transmisi vertikal dapat dicegah. Dari penelitian ini juga didapatkan
rata-rata infeksi perinatal berkisar antara 0,1–9,1/100.000 kelahiran hidup,
dengan didapatkan variasi antar etnis seperti yang terlihat di gambar di
bawah ini Pada tahun 2016, Indonesia memiliki 48.000 infeksi HIV baru
dan 38.000 kematian terkait AIDS. Didapatkan 620.000 orang dengan

5
HIV, di mana hanya 13% saja yang mendapatkan terapi ARV. Dari ibu
hamil yang terinfeksi HIV, 14% mendapatkan terapi profilaksis untuk
mencegah penularan ke bayi. Diperkirakan sekitar 3200 (2500-4000) anak
terinfeksi HIV dari ibunya selama kehamilan (transmisi vertikal) (Hidayati
et al., 2019).

2.1.3 Etiologi
HIV adalah virus RNA untai tunggal yang terbungkus dan merupakan
anggota dari Lentivirinae subfamili retrovirus. Lentivirus memiliki siklus
infeksi yang lambat. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa HIV pada
manusia adalah hasil dari penularan lintas spesies (zoonosis) dari primata
yang terinfeksi Simian Virus Imunodefisiensi (SIV). Infeksi HIV pada
manusia yang pertama terjadi di Afrika Tengah pada tahun 1959, tetapi
transmisi lintas spesies kemungkinan terjadi pada awal 1900-an.
Transportasi modern, pergaulan bebas, dan penyalahgunaan narkoba telah
menyebabkan penyebaran virus yang cepat di Amerika Serikat dan di
seluruh dunia (Dipiro et al, 2020).

2.1.4 Patofisiologi
HIV mengikat sel kekebalan tertentu,termasuk monosit, makrofag, dan
limfosit sel-T (juga dikenal sebagai sel CD4+T, sel T pembantu, atau sel
T). Sel T ini sel mengekspresikan protein reseptor spesifik yang dikenal
sebagai reseptor CD4 yang mengikat HIV. Setelah terikat ke reseptor CD 4,
protein reseptor inti (CCR5, CXCR-4) diperlukan untuk fusi membran
virus ke membran sel kekebalan. Kompleks koreseptor CD4 menyebabkan
perubahan konformasi pada protein HIV utama (gp41 dan gp120)
memungkinkan hubungan yang lebih erat antara virus dan sel inang. HIV
bergabung dengan sel dan melepaskan isinya ke dalam sitoplasma sel
inang, termasuk RNA virus dan enzim spesifik yang diperlukan untuk
replikasi. RNA virus untai tunggal ditranskripsi melalui reverse
transcriptase menjadi DNA proviral untai ganda yang kemudian
digabungkan. ke dalam materi genetik sel inang melalui enzim integrase.

6
HIV kemudian menggunakan mesin sel yang terinfeksi untuk
menerjemahkan, mentranskripsikan, dan menghasilkan partikel virus yang
belum matang yang bertunas dan pecah dari sel yang terinfeksi. Agar
virion yang belum dewasa ini menjadi menular, enzim protease HIV harus
membelah polipeptida prekursor besar menjadi protein fungsional. Setelah
selesai, virion dewasa bebas menginfeksi sel inang baru dan kemudian
berproduksi virus yang lebih menular (Alldredge et al., 2013).

2.1.5 Gambaran Klinis


Keadaan Umum yang biasa terjadi, yaitu kehilangan berat badan >10%
dari berat badan dasar, demam (terus menerus atau intermiten, temperatur
oral >37,5oC) yang lebih dari satu bulan, diare (terus menerus atau
intermiten) yang lebih dari satu bulan, limfadenopati meluas. Keadaan
kulit yang terjadi, yaitu Pruritic papular eruption (PPE dan kulit kering
yang luas merupakan dugaan kuat infeksi HIV. Beberapa kelainan seperti
kutil genital (genital warts), folikulitis dan psoriasis sering terjadi pada
ODHA tapi tidak selalu terkait dengan HIV (Kemenkes RI, 2011).

7
2.1.6 Terapi Farmakologi
Obat ARV (antiretroviral) adalah obat yang digunakan untuk mengobati
infeksi HIV. penggunaan kombinasi tiga atau lebih ARV disebut dengan
ART (antiretroviral theraphy) World Health Organization, (2016). Tujuan
utama ART adalah untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas,
meningkatkan kualitas hidup, memulihkan dan mempertahankan fungsi
kekebalan tubuh, dan mencegah transmisi lebih lanjut (Dipiro et al, 2020).

Menurut Alldredge et al., (2013), agen antiretroviral untuk pengobatan


infeksi HIV pada pasien dewasa, yaitu:
Tabel 2.1 Daftar Obat ARV di Indonesia
Golongan Sediaan dosis yang direkomendasikan
Nucleoside/Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor
Zidovudine (AZT) 250-300 mg setiap 12 jam Dosis 250 mg dapat
diberikan tanpa mengurangi efektivitas AZT
dengan kemungkinan timbulnya efek samping yang
lebih rendah Dosis 250 mg sementara tidak tersedia
diindonesia
Stavudine (d4T) 30 mg; diberikan tiap 12 jam
(Reviral®)
Lamivudine (3TC) 150 mg; diberikan tiap 12 jam atau 300 mg setiap
(Hiviral®) 24 jam
Didanosine (ddl) 250 mg (BB<60 mg) dan 400 mg (BB>60mg)
diberikan single dose setiap 24 jam (tablet bufer
atau kapsul enteric coated)
Abacavir (ABC) 300 mg; diberikan tiap 12 jam atau 600 mg setiap
(Ziagen®) 24 jam
Emtricitabine (FTC) 200 mg setiap 24 jam
Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NtRTI)
Tenofovir (TDF) 300 mg; diberikan single dose setiap 24 jam
(Viread®) (catatan: interaksi obat dengan dll, tidak lagi
dipadukan dengan dll
Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI)
Nevirapine 200 mg setiap 24 jam selama 14 hari, kemudian
(Neviral®) 200 mg setiap 12 jam
Efavirenz 600 mg; diberikan single dose 24 jam (malam) hari

8
(Stocrine®) (Efavir®)
(Sustiva®)
Protease Inhibitor (PI)
Lopinavir/ritonavir (LPV/r) Tablet heat stable lopinavir 200 mg+ritonavir 50
(Aluvia®) mg:400 mg/100 mg setiap 12 jam untuk pasien
dalam terapi TB yang mengandung Rifampisin
digunakan LPV 800 mg+RTV 200 mg dua kali
sehari, dengan pemantauan ketat keadaan klinis &
fungsi hati

1. Nucleoside Reverse Trancriptase Inhibitor (NRTI) Analog nukleosida


adalah prodrugs yang di dalam sel diubah menjadi trifosfat inaktif, yang
bekerja sebagai substrat saingan untuk enzim reverse transcriptase (RT).
Dengan demikian RT dihambat, pembentukan virus DNA yang diblokir
dan replikasinya dihentikan. Obat hanya berkhasiat di sel-sel yang baru
dihinggapi infeksi dan tidak ampuh menghentikan produksi virus dalam
sel di mana DNA viral sudah terbentuk.
2. Nucleotide Reverse Transcriptase Inhibitor (NtRTI) Tenovir, suatu
nukleotida yang juga dapat dianggap analogon nukleosida, di dalam sel
tuan rumah diubah menjadi difosfat aktif, yang menghambat enzim RT.
3. Non Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor (NRTI) Mengikat diri
secara bahasa pada RT virus dan memblokir pembuatan DNA. Di
samping obat-obat ini di dalam DNA viral yang sudah terbentuk
menghambat penambahan selanjutnya dari rantai.
4. Protease Inhibitor (PI)
Obat-obat ini bekerja pada fase akhir dari multiplikasi virus dan efeknya
terhadap HIV lebih kuat daripada obat penghambat RT. PI mampu
mengakhiri replikasi dari sel yang sudah terinfeksi. PI menghambat
enzim protase yamg memecah poliprotein besar yang terbentuk oleh
DNA viral menjadi protein-protein lebih kecil untuk digunakan bagi
pembangunan virus baru. Dengan demikian perkembangan virus baru
dapat digagalkan secara keseluruhan.

9
2.1.7 Algoritma Terapi HIV/AIDS

ODHA

Langkah tatalaksana terdiri dari:


 Pemeriksaan fisik lengkap dan
lab untuk mengidentifikasi IO
 Penentuan stadium klinis
 Skrining TB (dengan format
skrining TB)
 Skrining IMS, sifilis, dan
malaria untuk BUMIL
 Pemeriksaan CD4 (bila tersedia)
untuk menentukan PPK dan
ART
 Pemberian PPK bila tidak
tersedia tes CD4
 Identifikasi solusi terkait
adherence
 Konseling positive prevention
 Konseling KB (jika rencana
punya anak)

Memenuhi syarat ARV Belum memenuhi Odha ada


syarat ARV kendala
kepatuhan
Tidak Ada IO (adherence)
ada IO

Mulai terapi Cari solusi terkait


ARV kepatuhan secara tim
hingga Odha dapat
Obati IO 2 minggu
patuh dan mendapat
selanjutnya mulai ARV
akses terapi ARV

 Berikan rencana pengobatan dan pemberian terapi ARV


 Vaksinasi bila pasien mampu
 Mulai ARV jika Odha sudah mememnuhi syarat terapi ARV

Gambar 2.1 Algoritma terapi HIV (Kemenkes RI, 2011).

10
2.2 FARMAKOEKONOMI
2.2.1 Definisi
Farmakoekonomi merupakan bidang ilmu yang mengevaluasi perilaku
atau kesejahteraan individu, perusahaan dan pasar terkait dengan
penggunaan produk obat, pelayanan, dan program, yang difokuskan pada
biaya (input) dan konsekuensi (outcome) dari penggunaannya.
Farmakoekonomi mengevaluasi aspek klinik, ekonomi, dan humanistik
dari intervensi pelayanan kesehatan, baik dalam pencegahan, diagnosis,
terapi, maupun manajemen penyakit (Andayani, 2013).

2.2.2 Prinsip Farmakoekonomi


Prinsip farmakoekonomi adalah mengukur dan membandingkan antara
biaya dan hasil dari suatu pengobatan. Untuk dapat meringankan
pengeluaran biaya pasien, rumah sakit maupun pemerintah adalah dengan
melakukan analisis efektivitas biaya (Cost Effectiveness Analysis)
(Veryanti & Wulandari, 2020).

2.2.3 Manfaat Farmakoekonomi Dalam Dunia Kesehatan


Analisa pengobatan pada perawatan kesehatan telah dilakukan selama
bertahun-tahun di berbagai macam negara. Dengan penyesuaian sumber
daya yang ada namun akan tetap memikirkan kualitas sebagai sesuatu 14
yang langka sehingga akan memaksa untuk menghasilkan produk
berkualitas tinggi dengan harapan biaya yang minim. Pemanfaatan dalam
mempelajarinya berdampak pada pelayanan kesehatan yang mencakup
farmasi untuk penentuan biaya dan nilai barang dan jasa perawatan
kesehatan. Sehingga farmakoekonomi akan memperbaiki dalam hal
pengambilan keputusan dalam pemilihan nilai terapi dari berbagai
alternatif terapi lainnya. Jika digunakan secara tepat akan berdampak pada
pengambilan keputusan terapi secara rasional, pemilihan pengobatan dan
alokasi sumberdaya (Tjandrawinata, 2016).

11
2.2.4 Analisa biaya
Biaya yang sesungguhnya merupakan sumber daya yang hilang dari
pilihan nilai terbaik dan tidak selamanya berbentuk uang melainkan jasa
atau barang dari sumber daya tersebut seperti pelayanan resep dari pasien
(Andayani, 2013).

Analisis biaya (AB) atau cost analysis (CA) merupakan suatu metode
untuk melakukan perhitungan besarnya pengorbanan (biaya cost) dalam
satuan moneter (rupiah), baik direct cost atau yang langsung maupun
indirect cost atau tidak langsung untuk mencapai tujuan terapi (Kemenkes
RI, 2011).

Kegiatan penataan kembali data dan informasi dalam laporan keuangan


secara akurat dan faktual juga disebut sebagai analisis biaya atau cost
analysis, dimana kegiatan analisis biaya meliputi penelusuran biaya (cost
tracing) dan distribusi atau alokasi biaya (cost allocation). Tujuannya
untuk mendapatkan informasi unit cost atau biaya satuan, informasi
struktur biaya, perencanaan anggaran dan modal negoisasi dengan pihak
ketiga (Asuransi, Pemda, DPRD dan lain sebagainya) (Tri Muhammad
Hani, 2019).

2.2.5 Metode Analisa Farmakoekonomi


Menurut Andayani (2013) tipe studi farmakoekonomi meliputi:
1) CMA (Cost-Minimazation Analysis)
CMA merupakan suatu analisis yang digunakan untuk
membandingkan dua jenis obat dengan outcome yang sama sehingga
dapat melihat nilai yang paling baik. CMA mempunyai kelebihan,
yaitu analisis yang sederhana karena outcome diasumsikan ekuivalen,
sehingga hanya biaya terapi dari intervensi yang dibandingkan.
2) CEA (Cost-Effectiveness Analysis)
CEA merupakan metode yang membandingkan biaya suatu
interferensi dengan beberapa ukuran non moneter, yaitu unit natural

12
(misalnya mmHg, kadar kolesterol, atau pencegahan suatu penyakit).
Kelebihan utama dari pendekatan ini adalah outcome lebih mudah
diukur jika dibandingkan dengan cost-utility analysisis (CUA).
3) CUA (Cost-Utility Analysis)
CUA adalah teknik ekonomi untuk menilai efisiensi dari intervensi
pelayanan keseatan dimana utility adalah nilai pada tingkatan kasus
kesehatan atau perbaikan status kesehatan yang diukur dengan yang
lebih disukai oleh individu atau masyarakat serta dapat digunakan
sebagai pembanding terapi dan outcome yang sangat berbeda karena
outcome untuk kedua terapi dapat diringkas dalam suatu unit
pengukuran, yaitu QLYs.
4) CBA (Cost-Benefits Analysis)
CBA merupakan metode analisis yang khusus karena tidak hanya
biaya yang dinilai dengan moneter, tetapi juga benefit. Mengukur baik
biaya maupun benefit dalam mata uang mempunyai dua kelebihan
utama, yaitu klinisi dan pengambil keputusan dapat menentukan
keuntungan dari suatu program atau intervensi lebih tinggi dari pada
biaya yang diperlukan untuk implementasi.
5) Tipe Analisis yang lain
Tipe analisis ekonomi yang lain adalah analisis cost of illness
merupakan tipe analisis yang digunakan untuk menentukan total beban
ekonomi (termasuk pencegahan, terapi, kehilangan karena morbiditas
dan mortalitas, dan lain-lain) dari suatu penyakit tertentu dalam suatu
masyarakat dan untuk membandingkan pengaruh ekonomi dari suatu
penyakit dengan penyakit lain.

2.2.6 Kategori Biaya


Menurut ada beberapa kategori biaya, yaitu:
1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang masuk akal sebagai
suatu tata cara suatu penyakit atau selama intervensi pengobatan.
Dalam hal kesehatan, biaya langsung dibagi dua jenis, yaitu:

13
a. Biaya langsung medis (direct medical cost) adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai kebutuhan medis seperti biaya untuk
obat, biaya untuk kamar saat rawat inap, biaya tambahan yang
tidak ditanggung oleh asuransi.
b. Biaya langsung non medis (direct non-medical cost) adalah biaya-
biaya dikeluarkan untuk membiayai segala pengeluaran yang
diakibatkan oleh suatu penyakit atau pengobatannya. Misalnya
biaya transportasi untuk pergi ke rumah sakit, biaya akomodasi
(hotel atau penginapan) dan konsumsi untuk pendamping selama
pasien di rumah sakit.
2. Biaya tak langsung (indirect cost) adalah biaya yang tidak dikeluarkan
secara langsung, baik oleh pasien maupun keluarga pasien, sebagai
konsekwensi dari adanya penyakit atau pengobatan. Contohnya adalah
produktivitas dan gejala sebagai akibat penyakit atau kematian yang
lebih cepat dari usia rata-rata.
3. Biaya tak teraba (intangible cost) merupakan luaran seperti rasa sakit,
rasa senang, keterbatasan fisik atau bahkan kualitas hidup dilibatkan
dalam proses analisis.

14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan studi farmakoekonomi menggunakan jenis penelitian
deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Data diperoleh dari
rekam medik, data berkas klaim BPJS dan bukti pembayaran pengobatan berupa
biaya medis langsung pasien HIV/AIDS di instalasi rawat inap RSUD
Anutapura Palu periode 2019-2020. Data tersebut kemudian akan
diakumulasikan untuk mendapatkan rata-rata dan total biaya rill dan biaya tarif
INA CBG’s pasien HIV/AIDS sehingga akan diketahui persentase kesesuaian
biaya rill dan tarif INA CBG’s pada pasien HIV/AIDS rawat inap di RSUD
Anatupura Palu tahun 2019-2020.

3.2 Lokasi dan waktu penelitian


3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUD
Anutapura Palu dan bagian keuangan RSUD Anutapura Palu.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei-Juli 2021.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien HIV/AIDS yang yang menjalani
rawat inap di RSUD Anutapura Palu tahun 2019, yaitu 144 kasus dan
dari bulan Januari hingga bulan Juni 2020, yaitu 42 kasus.
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah sebagian pasien yang HIV/AIDS
kongestif yang menjalani rawat inap di RSUD Anutapura Palu periode
2019-2020. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling dimana data populasi dijadikan sebagai jumlah sampel pada
penelitian ini.

15
a. Kriteria inklusi:
1. Pasien BPJS yang terdiagnosis HIV/AIDS kongestif di RSUD
Anutapura Palu periode 2019-2020 dengan kode tarif INA-CBG’s;
2. Pasien dengan data rekam medik dan keuangan yang lengkap;
3. Pasien dengan data dan tanpa penyakit penyerta (komorbid);
4. Pasien rawat inap RSUD Anutapura kelas intermediate, I, II, dan III.
b. Kriteria ekslusi:
1. Pasien dengan rekam medik dan catatan pembayaran tidak lengkap
atau hilang;
2. Pasien pulang atas permintaan sendiri atau pasien yang pulang
paksa;
3. Pasien rawat inap pindah kelas selama perawatan;
4. Pasien meninggal.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan, yaitu dengan metode total
sampling dimana data populasi yang memenuhi kriteria inkluasi yang telah
dibuat dijadikan sebagai jumlah sampel pada penelitian ini.

3.5 Variabel Penelitian


Variabel yang digunakan pada penelitian ini meliputi karakteristik demografi
(usia, jenis kelamin, ruang perawatan, kelas perawatan), karakteristik klinis
(diagnosis rekam medik, obat HIV/AIDS, tingkat keparahan) karakterisrik biaya
medis langsung (biaya konsultasi, biaya visite, biaya laboratorium, biaya kamar,
biaya obat, biaya tindakan medis, dan biaya alat kesehatan), dan kesesuaian
biaya INA CBG’s.

3.6 Definisi operasional


a. Karakteristik demografi
1) Usia adalah selisih waktu kelahiran dengan waktu masuk rumah sakit.
Kategori:
a) < 1 tahun

16
b) 5-14 tahun
c) 15-24 tahun
d) 25-44 tahun
e) ≥45 tahun
Skala: Interval
2) Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara
biologis sejak seorang lahir.
Kategori:
a) Laki-laki
b) Perempuan
Skala: Nominal
3) Kelas perawatan adalah tingkatan kelas ruangan yang ditempati oleh
pasien HIV AIDS di RSUD Anutaura Palu.
Kategori:
a) Kamar perawatan III
b) Kamar perawatan II
c) Kamar perawatan I
d) Kamar perawatan Intermediet
Skala: Ordinal
4) Lama perawatan adalah durasi perawatan yang didapatkan oleh pasien
HIV AIDS di RSUD Anutapura Palu dari tanggal masuk perawatan hingga
tanggal keluar perawatan.
Kategori:
a) 1-9 Hari
b) >9 Hari
Skala: Interval
b. Karakteristik Klinis
1) Diagnosis rekam medik, HIV adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalamai
penurunan kekebalan sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai
macam penyakit lain. AIDS, yaitu sekumpulan gejala berkurangnya

17
kemampuan pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV.
HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu dari data rekam medik dengan kode.
2) Obat HIV/AIDS adalah gambaran terapi diberikan pada pasien HIV/AIDS
dan diperoleh berdasarkan hasil rekam medis pasien dengan menggunakan
lembar observasi. Obatnya diantaranya Telura (Tenovir disoproxil),
Fumarate/lamivudine/efavirenz, Tenofir disoproxil fumarate, Lamivudine,
Efavirenz, dan Nevirapine.
3) Tingkat keparahan adalah gambaran kondisi pasien HIV/AIDS pada
lamanya perawatan yang ditetapkan sesuai dengan kelas perawatan.
Kategori:
a) Ringan
b) Sedang
c) Berat
Skala: Nominal
4) Jumlah penyakit penyerta (komorbid) adalah gambaran kondisi pasien
gagal jantung kongestif yang memiliki penyakit lainnya selain penyakit
utama.
Kategori:
a) Tanpa komorbid
b) 1 komorbid
c) 2 komorbid
d) >2 komorbid
Skala: Ordinal

c. Karakteristik biaya medis langsung


1) Biaya adalah nilai dari peluang yang hilang akibat penggunaan sumber
daya dalam sebuah kegiatan meliputi pasien penggunaan BPJS.
2) Biaya medis langsung adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh pasien
atau keluarga pasien selama fase perawatan meliputi biaya konsultasi,
biaya visite, biaya pemeriksaan laboratorium, biaya kamar inap, biaya
tindakan medis, biaya obat, dan biaya alat kesehatan.

18
a) Biaya konsultasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan
dokter terhadap pasien menggunakan lembaran observasi.
b) Biaya visite dokter adalah biaya yang dikeluarkan untuk kunjungan
dokter di kelas perawatan pasien menggunakan lembaran observasi.
c) Biaya pemeriksaan laboratorium adalah biaya pemeriksaan
laboratorium yang dikeluarkan selama perawatan menggunakan
lembaran observasi.
d) Biaya kamar inap adalah biaya kamar yang digunakan pasien gagal
jantung kongestif selama masa perawatan rawat inap.
e) Biaya obat adalah semua jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
mengatasi penyakit pada pasien gagal jantung kongestif selama
menjalani masa perawatan.
f) Biaya tindakan medis adalah biaya yang dikeluarkan untuk jasa
keperawatan selama menjalani masa perawatan.
g) Biaya alat kesehatan adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk alat
kesehatan yang digunakan selama masa perawatan.

3.7 Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik dan bagian keuangan Rumah
Sakit Umum Anutapura Palu dan berlangsung pada bulan April-Mei 2021.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan lembaran observasi yang terdiri atas
nomor rekam medik, usia, jenis kelamin, lama perawatan, catatan penggunaan
obat HIV/AIDS dan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan data
jumlah biaya pengobatan yang diperoleh dari catatan pembayaran pasien yang
meliputi biaya medis langsung pasien.

3.8 Analisis Data


Data dalam penelitian ini diperoleh dari data sekunder, yaitu data biaya yang
dikeluarkan oleh pasien penderita HIV-AIDS yang mencakup biaya yang terkait
langsung dengan perawatan pasien (blaya medis langsung). Analisis data
dilakukan berdasarkan perspektif dari rumah sakit yang mencakup:

19
1) Analisis deskriptif yang merupakan salah satu metode analisis dengan tujuan
untuk memperoleh gambaran atau deskripsi terkait karakteristik subjek
penelitian. Dalam analisis ini data yang diperoleh akan disajikan dalam
bentuk tabel yang didalamnya terdapat persentase, jumlah, maupun nilai
rata-rata dari data karakteristik pasien, karakteristik klinis, dan karakteristik
biaya medis langsung.
2) Perhitungan total biaya medis langsung pasien yang diperoleh dengan
mengakumulasikan seluruh komponen biaya yang terkait langsung dengan
perawatan kesehatan pasien selama menjalani rawat inap, yang meliputi
biaya laboratorium, biaya kamar/akomodasi, biaya konsul dokter, biaya
visite, biaya obat, biaya tindakan medis dan biaya alat kesehatan.
3) Perhitungan biaya rata-rata pengobatan pasien dengan menjumlahkan
masing-masing komponen biaya medis langsung pasien kemudian dibagi
dengan total atau jumlah pasien. Untuk perhitungan persentase dilakukan
dengan menjumlahkan masing-masing komponen biaya medis langsung
pasien kemudian dibagi dengan total atau jumlah pasien dan dikali dengan
100%.
4) Perhitungan kesesuaian biaya riil pengobatan pasien dengan tarif INA CBGs
dengan mencari selisih antara biaya tarif INA CBGs dengan biaya riil
perawatan pasien. Selisih positif menunjukkan bahwa biaya riil pasien saat
menjalani masa perawatan di rumah sakit lebih kecil dibandingkan biaya
yang diklaim oleh BPJS sedangkan selisih negatif menunjukkan bahwa
biaya riil pasien saat menjalani masa perawatan di rumah sakit lebih besar
dibandingkan biaya yang diklaim oleh BPJS.

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Anutapura Palu diperoleh


jumlah populasi pasien HIV/AIDS rawat inap periode Januari hingga Desember
2019 adalah 144 kasus dan pada periode Januari hingga Desember 2020 sebanyak
42 kasus. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 72
kasus, dikarenakan sampel yang lainnya tidak memenuhi kriteria ekslusi (pasien
dengan rekam medik dan catatan pembayaran tidak lengkap atau hilang, pasien
yang rawat inap pindah kelas selama perawatan, serta pasien meninggal).

4.1 Karakteristik Responden


Karakteristik responden menggambarkan profil dari pasien HIV/AIDS di RSUD
Anutapura Palu Periode 2019-2020 yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi karakteristik demografi pasien HIV/AIDS.
Karakteristik Responden Jumlah Pasien (n=74) Persentase (%)
Jenis kelamin
Laki-laki 57 77,03
Perempuan 17 22,97
Umur
<5 tahun 1 1,35
5-14 tahun 1 1,75
15-24 tahun 5 6,76
25-44 tahun 54 72,97
≥45 tahun 13 17,57
Kelas perawatan
I 15 20,27
II 13 17,57
III 46 62,16
Keparahan
Ringan 55 74,32
Sedang 16 21,62
Berat 3 4,05
Penyakit Keparahan (Diagnosis Sekunder)
Tanpa Penyerta 46 62,16
1 Penyerta 18 24,32
2 Penyerta 9 12,16
>2 Penyerta 1 1,35
Lama Rawat Inap
1-9 hari 51 68,92
> 9 hari 23 31,08

21
Dari hasil penelitian berdasarkan tabel 4.2, bahwa kasus pasien HIV/AIDS
tertinggi yaitu berjenis laki-laki (77,03%) dan dibandingkan perempuan
(22,97%). Kerentanan laki-laki terhadap infeksi HIV dapat disebabkan oleh
perilaku negatif seperti membeli seks komersial, penggunaan jarum suntik IDU
(injecting drug user) dan pria yang memiliki mobilitas tinggi dan jauh dari
pasangannya. Perempuan lebih mungkin menjadi HIV positif dan lebih
terpengaruh oleh efek negatif dari epidemik dibandingkan laki-laki karena
alasan biologis, sosial budaya dan ekonomi. Hal ini terlihat dari hasil yang
didapat bahwa persentase pasien HIV/AIDS wanita tidak terlalu jauh berbeda
dengan laki-laki (Permatasari et al., 2020).

Penelitian berdasarkan umur, data menunjukkan bahwa prevalensi pasien


HIV/AIDS tertinggi pada umur 25-44 tahun (70,27%). Mayoritas pasien
HIV/AIDS berada dalam rentang usia produktif, yaitu 26-45 tahun mencapai
70%. Berdasarkan penelitian Husada, (2019) persentase penularan paling
banyak terjadi pada kelompok heteroseksual 8.922 kasus (62,50%) diikuti
dengan IDU (Injecting Drug User) sebanyak 1.348 kasus (16,06%), dan
sebanyak 2.518 kasus pada kelompok homoseksual.

Berdasarkan hasil penelitian kelas perawatan pasien HIV-AIDS tertinggi pada


kelas perawatan 3, yaitu 46 pasien (62,16%). Hal ini menandakan bahwa
kemampuan masyarakat yang mayoritas masih pada kelas ekonomi menengah
ke bawah, sehingga pada standar pelayanan kesehatan, mereka masih pada kelas
perawatan minimum. Pada penelitian ini bahwa lama rawatan menjadi salah satu
efektivitas dalam pencapaian terapi dan memiliki pengaruh terhadap biaya
(Feladita et al., 2011).

Tingkat keparahan dalam penelitian ini yang terbanyak adalah kategori ringan,
yaitu sebanyak 74.32%. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan literatur Hayul
et al., (2020) bahwa tingkat keparahan (severity level) terbagi atas tiga kelas,
yaitu tingkat keparahan I pada kelas perawatan 1,2 dan 3 secara keseluruhan
memiliki rata-rata length of stay (LOS) lebih kecil dibandingkan pada tingkat

22
keparahan II dan III, selanjutnya nilai rata-rata tingkat keparahan II lebih kecil
dari nilai rata-rata tingkat keparahan III. Dimana tingkat keparahan I dan II
cenderung memerlukan biaya pengobatan yang lebih kecil dan lama rawat inap
yang lebih singkat dibandingkan pasien dengan tingkat keparahan III yang
datang ke rumah sakit dengan kondisi penyakut yang lebih kompleks maka
biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan akan semakin besar. Dalam penelitian
ini, pasien yang datang dengan tingkat keparahan sedang dan berat sebanyak
21.62% dan 4.05%. Hal ini juga membuat LOS pasien HIV/AIDS di rumah sakit
anutapura tidak lebih dari 9 hari. Sebanyak 46 orang atau setara dengan 62.16%
pasien HIV/AIDS di rumah sakit anutapura tidak memiliki riwayat diagnosis
sekunder. Sedangkan sisanya 28 orang memiliki riwayat diagnosis sekunder.
Hal ini terkait dengan tingkat keparahan pasien yang masuk kategori “ringan”
karena sebagian besar tidak memiliki riwayat diagnosis sekunder yang
memperburuk kondisi pasien.

Karakterisitik pasien berdasarkan lama perawatan pada penelitian ini


dikelompokkan menjadi 2, yaitu 1-9 hari dan >9 hari. Persentase yang
didapatkan, yaitu dimana 1-9 hari lebih tinggi (68,92%). Hal ini sesuai dengan
penelitian Permatasari et al., (2020) sehingga dapat dikatakan lama rawatan
menjadi outcome yang menimbulkan efektivitas dalam terapi dan menjadi
indikator pencapaian medis. Nilai idealnya, yaitu dengan rata-rata antara 6-9
hari, pada data ini nilai lama rawatan pasien HIV tahun 2019-2020 lebih banyak
<9 hari termasuk dalam kategori yang efektif. Ini dikarenakan semakin sedikit
waktu pasien dirumah sakit maka semakin kecil biaya yang dikeluarkan pasien
dirumah sakit, dengan pendeknya hari rawat inap memungkinkan adanya
pengurangan biaya pengobatan yang harus dikeluarkan oleh pasien saat dirawat
inap.

4.2 Karakteristik Klinis


Berdasarkan jenis diagnosis aekunder dan terapi obat pasien HIV/AIDS di
RSUD Anutapura Palu Periode 2019-2020 yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Jenis Diagnosis Sekunder penyakit HIV/AIDS.

23
Sistem Organ & Infeksi Oportunistik Jumlah Pasien Presentase (%)
Anemia 11 39,29
Hipertensi esensial (primer) 1 3,57
Pneumonia 1 3,57
Bronchitis 1 3,57
Kandidiasis 2 7,14
Gastroenteritis dan colitis 1 3,57
Gastroesophageal reflux disease tanpa
1 3,57
oesophagitis
Dispepsia 3 10,71
Ulkus anus dan rectum 1 3,57
Gangguan kecemasan (Anxiety disorder) 1 3,57
Kutil anogenital (kelamin) 1 3,57
Malnutrisi protein yang parah 8 28,57
Gangguan metabolisme protein plasma
2 7,14
NEC.
Hipokalemia 1 3,57
Sistitis 2 7,14
Kolesistitis 1 3,57
Gonarthrosis 1 3,57

Infeksi penyerta yang dirasakan pasien adalah salah satu faktor yang membuat
pasien biasa masuk rumah sakit dan infeksi penyerta yang banyak dirasakan
pasien, yaitu Anemia. Berdasarkan hasil penelitian Hidayati et al., (2019)
menyatakan bahwa salah satu kondisi klinis yang menyertai penyakit HIV-AIDS
adalah Anemia berdasarkan manifestasi hematologik bahwa anemia yang paling
sering dijumpai pada infeksi HIV/AIDS, penyebab anemia pada infeksi
HIV/AIDS multifactorial biasa disebabkan oleh infeksi oportunistik, defisiensi
nutrisi, obat-obatan mnyelosupresif dan efek langsung virus HIV sendiri pada
sel progenitor dan sel stromal pada sumsum tulang.

Setiap individu yang terinfeksi HIV memiliki sensitivitas dan faktor yang
mempengaruhi timbulnya anemia. Ada beberapa faktor yang berhubungan
dengan timbulnya anemia, yaitu jenis kelamin, ras, IMT, stadium klinis, viral
load, jumlah CD4 dan usia. Mekanisme terjadinya anemia pada infeksi HIV
dikategorikan secara luas. dikaitkan dengan proses hematopoietik yang tidak
efisien, yang disebabkan oleh malnutrisi. Koinfeksi, neoplasma, penurunan
produksi eritropoietin dan penggunaan obat antiretroviral. Mekanisme lain
mungkin berhubungan dengan peningkatan aktivitas destruktif eritrosit dan
kehilangan darah karena perdarahan gastrointestinal atau genotourinaria
(Wiratma et al., 2020).

24
4.3 Karakteristik Biaya Medis Langsung
Biaya medis langsung merupakan seluruh biaya yang diakumulasikan selama
pasien menjalani rawat inap yang meliputi biaya konsultasi, biaya visite, biaya
laboratorium, biaya kamar, biaya obat, biaya tindakan medis, biaya alat
kesehatan, biaya radiologi dan biaya administrasi.
Tabel 4.3. Distribusi biaya medis langsung pasien HIV-AIDS.
Karakteristik Biaya Medis Rata-Rata Total Biaya ± SD Persentase
Langsung (Rp) (%)
Biaya Konsultasi 37.750 ± 31.559 0,93
Biaya Visite 202.145 ± 262.841 4,98
Biaya Laboratorium 621.671 ± 668.274 15,31
Biaya Kamar 1.393.986 ± 1.617.791 34,33
Biaya Obat 786.095 ± 907.257 19,36
Biaya Tindakan Medis 572.527 ± 466.899 14,10
Biaya Alat Kesehatan 137.559 ± 105.618 3,39
Biaya Radiologi 288.900 ± 276.038 7,11
Biaya Administrasi 20.000 ± 0 0,49
Total 4.060.634 ± 4.336.277
100
Rata-rata 451.182 ± 481.809

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa biaya medis langsung pasien HIV/AIDS di


RSUD Anutapura Palu periode 2019-2020 yang tertinggi, yaitu biaya kamar
34% dengan rata-rata total biaya, yaitu Rp.1.393.986, hal ini sejalan dengan
penelitian Puspasari et al., (2020) bahwa biaya langsung (direct cost) yang
dikeluarkan oleh pasien terbesar yang dikeluarkan adalah biaya rawat inap dan
biaya terkecil adalah jenis biaya administrasi dari total keseluruhan biaya
langsung yang dikeluarkan oleh tiap-tiap pasien di rumah sakit ini. Jenis biaya
ini sama untuk tiap-tiap pasien baik dengan status tanggungan BPJS maupun
umum. Biaya obat dan barang medik merupakan biaya dari penggunaan obat-
obatan selama pasien menjalani perawatan di RS dan merupakan komponen
biaya terbesar setelah biaya kamar (Muslimah et al., 2017).

25
a. Karakteristik Biaya Medis Langsung Berdasarkan Kelas Perawatan
Tabel 4.4 Biaya medis langsung berdasarkan Kelas Perawatan pasien
HIV/AIDS.
Karakteristik Rata-Rata Berdasarkan Kelas Perawatan (Rp)
Biaya Medis I II III
Langsung (n=15) (n=13) (n= 46)
Konsultasi 79,000±38,794 26,667±5,774 23,333±11,547
Visite 368,000±429,716 99,000±58,548 153,600±200,086
Laboratorium 1,078,333±913,241 522,462±460,927 498,111±563,792
Kamar 3,232,000±2,859,264 1,307,308±645,867 819,130±353,546
Obat 1,230,809±1,621,724 901,068±691,640 608,587±536,229
Tindakan Medis 521,300±464,932 522,769±194,228 603,293±523,228
Alat Kesehatan 193,399±153,485 157,113±107,106 113,825±77,345
Radiologi 248,333±110,773 270,000±125,538 305,440±339,382
Administrasi 20,000±0 20,000±0 20,000±0
Rerata Biaya Riil 6,467,107±4,900,200 3,634,412±1,641,344 2,835,545±1,404,106
Rerata Tarif INA-
CBG’s 20,470,707±5,837,399 18,023,546±1,835,200 14,540,485±2,922,604

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya medis langsung pada pasien


HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu Periode 2019-2020 berdasarkan bahwa
biaya medis langsung dengan pengeluaran terbanyak berdasarkan kelas
perawatan, yaitu pada kelas I dengan rata-rata sebesar Rp 6,467,107. Hal ini
dikarenakan pada kelas perawatan I biaya akomodasi atau biaya kamar yang
dikeluarkan juga lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Agustina et al.,
(2020) bahwa berdasarkan kelas perawatan bahwa lama rawat menjadi
pengaruh yang kuat dalam perbedaan total cost, tarif rumah sakit dan tarif
INA CBG’s, sebagian besar informan juga mengatakan bahwa dari aspek
keuangan rumah sakit, jelas terlihat bahwa semakin lama pasien dirawat juga
akan berpengaruh terhadap jasa medis, sehingga akan memperbesar biaya
pelayanan yang dikeluarkan oleh pasien atau pihak yang bertanggung jawab
terhadap pasien.

26
b. Karakteristik Biaya Medis Langsung Berdasarkan Lama Rawat Inap
Tabel 4.5 Biaya medis langsung berdasarkan Lama Rawat Inap pasien
HIV/AIDS.
Karakteristik Biaya Medis Rata-Rata Berdasarkan Lama Rawat Inap (Rp)
Langsung 1-9 Hari > 9 hari
(n=51) (n=23)
Konsultasi 22,273±5,179 56,667±40,000
Visite 85,800±59,739 341,760±351,543
Laboratorium 554,400±682,207 767,913±626,368
Kamar 878,922±594,409 2,536,087±2,429,573
Obat 551,154±521,337 1,307,051±1,304,549
Tindakan Medis 463,559±352,174 814,152±594,058
Alat Kesehatan 108,904±79,262 201,100±128,887
Radiologi 296,741±327,570 272,615±121,350
Administrasi 20,000±0 20,000±0
Rerata Biaya Riil 2,730,220±1,413,380 5,889,034±3,979,713
Rerata Tarif INA-CBG’s 15,806,433±3,642,696 17,569,604±5,354,832

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya medis langsung pada pasien


HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu Periode 2019-2020 berdasarkan Lama
rawat inap, yaitu pada Lama Rawat Inap > 9 hari dengan rata-rata sebesar Rp
5,889,034. Hal ini Karena Data tersebut menunjukkan bahwa semakin lama
durasi rawat inap seorang pasien maka akan semakin besar pula biaya yang
dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah pelayanan rawat inap
yang didapatkan pasien selama menjalani masa perawatan di rumah sakit.
Banyaknya pelayanan yang didapatkan oleh pasien selama masa perawatan
akan berdampak pada kenaikan biaya medis langsung yang relatif besar dari
tiap komponen biaya. Hal ini sesuai dengan penelitian Hayul et al., (2020)
disebabkan bahwa biaya rawat inap adalah biaya yang diperlukan untuk
kamar atau ruangan dan fasilitas rumah sakit tempat pasien menginap selama
pengobatan dan perawatan berlangsung. Biaya rawat inap juga dipengaruhi
oleh kelas perawatan, dimana semakin tinggi kelas perawatan maka biaya
rawat inap semakin tinggi.

27
c. Karakteristik Biaya Medis Langsung Berdasarkan Tingkat Keparahan.
Tabel.4.6 Biaya medis langsung berdasarkan Tingkat Keparahan pasien
HIV/AIDS.
Karakteristik Rata-Rata Berdasarkan Tingkat Keparahan (Rp)
Biaya Medis Ringan Sedang Berat
Langsung (n=55) (n=16) (n=3)
Konsultasi 28,214±14,359 53,333±57,735 66,667±50,332
Visite 155,829±179,792 68,400±56,003 498,000±517,602
Laboratorium 385,056±403,917 1,257,813±790,905 1,488,000±1,089,719
Kamar 1,155,455±1,295,822 1,692,813±1,811,741 4,173,333±3,421,715
Obat 726,479±946,717 835,505±640,016 1,615,527±1,273,970
Tindakan Medis 542,591±429,149 569,938±481,286 814,152±864,545
Alat Kesehatan 125,151±103,929 168,373±89,952 200,711±192,433
Radiologi 304,200±311,978 256,750±127,300 188,000±0
Administrasi 20,000±0 20,000±0 20,000±0
Rerata Biaya Riil 3,133,399±2,608,318 4,682,615±2,179,176 9,143,405±4,790,037
Rerata Tarif INA-
CBG’s 15,258,711±3,215,148 18,437,831±4,935,976 25,331,533±4,618,456

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya medis langsung pada pasien


HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu Periode 2019-2020. Berdasarkan rata-
rata biaya medis langsung dengan pengeluaran terbanyak berdasarkan tingkat
keparahan, yaitu pada kategori tingkat keparahan berat dengan rata-rata biaya
sebesar Rp 9,143,405. Dimana semakin lama pasien dirawat dirumah sakit
maka semakin besar biaya penunjang yang dikeluarkan. Berdasarkan data
penelitian Hayul et al., (2020) bahwa menunjukkan rata-rata biaya tindakan
medis yang terbesar pada kelas perawatan 3 tingkat keparahan III, yaitu
Rp.344.354, dimana pada tingkat keparahan III tindakan medis yang
diberikan pada pasien beragam dengan kondisi penyakit yang lebih kompleks
sehingga besarnya biaya yang dibutuhkan dipengaruhi oleh banyaknya
tindakan pemeriksaan dokter seperti diagnosa dokter, visite dokter spesialis,
visite dokter umum dan konsultasi dengan dokter serta tindakan perawatan
yang lebih intensif seperti memasang dan melepaskan infus, memberikan
injeksi intravena, pengambilan darah, pemeriksaan gula darah, dan
pemasangan transfusi darah.

28
d. Karakteristik Biaya Medis Langsung Berdasarkan Jumlah Diagnosis
Sekunder
Tabel 4.7 Biaya medis langsung berdasarkan Jumlah Diagnosis sekunder
pasien HIV/AIDS.
Karakteristik Rata-Rata Berdasarkan Diagnosis Sekunder (Rp)
Biaya Medis Tanpa Diagnosis 1 Diagnosis 2 Diagnosis >2 Diagnosis
Langsung Sekunder Sekunder Sekunder Sekunder
(n=46) (n=19) (n=8) (n=1)
Konsultasi 27,500±12,748 28,000±17,889 70,000±57,735 60,000±0

Visite 200,880±198,758 38,400±16,628 486,000±534,573 132,000±0

Laboratorium 404,911±433,916 729,579±660,867 1,386,750±962,394 2,205,000±0

Kamar 1,168,587±1,398,155 1,239,474±611,294 2,303,750±2,689,673 7,420,000±0

Obat 686,802±959,734 963,520±795,853 648,389±328,071 3,084,102±0

Tindakan
Medis 520,272±369,902 643,579±608,792 687,813±625,637 704,000±0

Alat
Kesehatan 120,690±102,445 167,291±105,087 128,512±67,997 421,041±0

Radiologi 311,500±333,957 263,000±115,017 188,000±0 0±0

Administrasi 20,000±0 20,000±0 20,000±0 20,000±0

Rerata Biaya
Riil 3,110,686±2,732,172 3,918,611±1,732,416 5,387,213±3,159,137 14,046,143±0

Rerata Tarif 15,523,435±2,933,210 17,425,689±4,742,930 17,133,113±7,146,381 27,998,000±0

INA-CBG’s

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya medis langsung pada pasien


HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu Periode 2019-2020 berdasarkan
menunjukkan bahwa rata-rata biaya medis langsung dengan pengeluaran

terbanyak berdasarkan jumlah diagnosis sekunder, yaitu pada kategori > 2


diagnosis sekunder dengan rata-rata sebesar Rp 14,046,143. Hal ini
dikarenakan semakin banyak jumlah diagnosis sekunder maka akan semakin
lama pula durasi lama rawat dan semakin banyak pelayanan yang dibutuhkan
pasien di rumah sakit terkait dengan kondisinya sehingga dapat meningkatkan
biaya pengobatan pasien. Berdasakan hasil penelitian Utami & Fanny, (2021)
bahwa hal ini disebabkan diagnosis juga menentukan besar kecilnya tarif Ina-
Cbgs pasien, semakin tinggi tingkat keparahan maka akan semakin tinggi
biaya perawatan pasien di Rumah Sakit. Perbedaan tarif juga dapat

29
disebabkan karena komplikasi, jenis obat, tindakan fisioterapi dan komorbid
sehingga ada sebagian komponen biaya yang tidak tertanggung di dalam tarif
Ina-Cbgs lama rawat pada tarif rumah sakit dihitung per hari sehingga
semakin lama pasien dirawat mengakibatkan semakin tinggi biaya pelayanan
kesehatan yang harus dikeluarkan.

4.4 Kesesuaian rata-rata total biaya dengan Tarif INA CBG`s


Karakteristik biaya medis langsung dapat dilihat pada tabel 4.4:
Tabel 4.8 Kesesuaian rata-rata total Biaya Medis Langsung dan Tarif INA-
CBG`s.
Rata-rata %
Rata-Rata Total Selisih (Rp)
Komponen Biaya Tarif ina cbgs kesesuai
Biaya (Rp±SD) (b) (C=a-b)
(Rp) (a) an
Kelas Perawatan
Kelas 3 14,540,485 2,835,545±1,404,106 11,704,940 19,50
Kelas 2 18,023,546 3,634,412±1,641,344 14,389,134 20,16
Kelas 1 20,470,707 6,467,107±4,900,200 14,003,599 31.59
Lama Perawatan
1-9 hari 15,806,433 2,730,220±1,413,380 13,076,213 17,27
> 9 hari 17,569,604 5,889,034±3,979,713 11,680,571 33,52
Tingkat Keparahan
Ringan 15,258,711 3,133,399±2,608,318 12,125,312 20,54
Sedang 18,437,831 4,682,615±2,179,176 13,755,216 25,40
Berat 25,331,533 9,143,405±4,790,037 16,188,129 36,09
Jumlah Diagnosis Sekunder
Tanpa
Penyerta 15,523,435 3,110,686±2,732,172 12,412,749 20,04

1 Penyerta 17,425,689 3,918,611±1,732,416 13,507,078 22,49

2 Penyerta 17,133,113 5,387,213±3,159,137 11,745,899 31,44


>2 Penyerta 27,998,000 14,046,143±- 13,951,857 50,17

Data biaya medis langsung dapat dilihat dari data keuangan di bagian IT RSUD
Anutapura Palu sementara pada tarif INA CBG’s sendiri dapat dilihat
berdasarkan form BPJS dari Rumah Sakit sehingga akan terdapat perbedaan
nilai pembiayaan setiap pasien.

30
Analisis biaya dengan melihat kesesuaian biaya dengan tarif INA CBG`s
diperlukan untuk menggambarkan tarif yang telah ditentukan oleh Jaminan
Kesehatan Nasional (BPJS) dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak
rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan. Berdasarkan kode INA-CBG`s
yang memiliki diagnosa utama HIV-AIDS, yaitu A-4-15 dan dilihat dari tingkat
keparahannya untuk tingkat keparahan ringan (I) Kodenya A-4-15-1 dengan
tarif Rp 12,125,312, tingkat keparahan sedang (II) A-4-15-II dengan tarif Rp
13,755,216, dan tingkat keparahan berat (III) dengan kode A-4-15-III dengan
tarif Rp 16,188,129.

Berdasarkan data Pada selisih biaya berdasarkan lama perawatan 1-9 hari, yaitu
Rp 13,076,213 dan lama perawatan >9 hari sebesar Rp 11,680,571. Sedangkan
Selisih berdasarkan penyakit penyerta (comorbid) menunjukkan bahwa tanpa
penyerta diperoleh sebesar Rp 12,412,749, 1 penyakit penyerta Rp 13,507,078, 2
penyakit penyerta Rp 11,745,899, dan dengan >2 penyerta Rp 13,951,857.

Berdasarkan hasil Pembagian tingkat keparahan, lama perawatan dan penyakit


penyerta (comorbid) pada pasien, menyatakan bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara biaya riil dengan tarif INA-CBG’s. Perbedaan yang signifikan
dapat dilihat karena rata-rata lama rawat inap yang tidak terlalu lama dan
penyakit penyerta yang tidak berat sehingga biaya rill yang dihabiskan pasien
selama perawatan berbeda dengan tarif INA-CBG’s bahkan lebih kecil dari tarif
INA-CBG’s. Sedangkan pada tingkat keparahan pasien HIV-AIDS’s memiliki
rata-rata biaya pengobatan lebih rendah dibanding dengan tarif INA-CBG’s hal
ini disebabkan bahwa penyakit yang dialami pasien tidak kompleks maka biaya
yang dibutuhkan akan lebih kecil dan pada tindakan pengobatan dan
pemeriksaan penunjang yang diterima pasien tidak banyak sehingga biaya yang
dibutuhkan juga tidak besar. Ini akan menentukan besar kecilnya tarif INA-
CBG`s pasien, dimana semakin tinggi tingkat keparahan maka semakin
meningkat juga biaya yang ditanggung oleh pihak BPJS. Berdasarkan data dari
RSUD Palu tahun 2019-2020 perbedaan tarif terlihat jelas karena standar tarif
dalam peraturan Daerah Sulawesi Tengah jauh lebih rendah dibandingkan

31
dengan tarif INA-CBG’s, hal ini disebabkan karena penentuan standar biaya riil
disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masyarakat di RSUD Anutapura Palu.

Pembiayaan mempunyai selisih dengan hasil negatif dan positif. Pada hasil
pembiayaan pada tabel diatas, yaitu positif yang menyatakan bahwa tarif INA
CBG’s lebih besar dibandingkan biaya medis langsung rumah sakit. Dalam hal
ini menunjukkan suatu keberhasilan rumah sakit dalam melakukan pengobatan
secara efektif dan telah disesuaikan dengan standar prosedur tindakan medis.
Menurut Mahfudz & Andika Wahyu Wijayanto, (2021) bahwa Selisih positif
menunjukkan bahwa tarif INA-CBG’s lebih tinggi dibanding biaya riil rumah
sakit. Sebaliknya, selisih negatif menunjukkan bahwa tarif INA-CBG’s lebih
rendah dibanding biaya riil rumah sakit. Selain itu, adanya selisih positif berarti
rumah sakit memperoleh keuntungan dari penerapan INA-CBG’s tanpa
mengesampingkan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada pasien dengan
penggunaan biaya secara efektif dan efisien, sedangkan selisih negatif berarti
rumah sakit dalam hal ini sebagai pihak pemberi pelayanan kesehatan berpotensi
mengalami kerugian (defisit).

Persen kesesuaian berdasarkan lama perawatan 1-9 hari diperoleh sebesar


17,27% dan lama perawatan >9 hari diperoleh sebesar 33,52%. Selanjutnya
berdasarkan penyakit penyerta (comorbid) menunjukkan bahwa tanpa penyakit
penyerta diperoleh sebesar 20,04%, 1 penyakit penyerta diperoleh sebesar
22,49%, 2 penyakit penyerta diperoleh sebesar 31,44% dan >2 penyakit
penyerta diperoleh sebesar 50,17%. Sedangkan berdasarkan tingkat keparahan
diperoleh pada tingkat keparahan ringan sebesar 20,54%, sedang sebesar
25,40% dan berat diperoleh sebesar 36,09%. Berdasarkan hasil persen
kesesuaian yang telah diperoleh komponen mencakup dari 100% yang
menunjukkan efisiennya jumlah rata-rata total biaya dengan tarif INA CBG’s
pada pasien HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu periode 2019-2020. Persen
ketidasesuaian berdasarkan lama perawatan, jumlah penyakit penyerta
(comorbid) dan tingkat keparahan menunjukkan bahwa biaya tarif INA CBG’s

32
lebih tinggi dibandingkan biaya yang dikeluarkan rumah sakit sehingga
memiliki persen ketidaksesuaian yang tinggi.

33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Rata-rata biaya medis langsung (biaya rill) pasien HIV/AIDS di RSUD
Anutapura Palu periode 2019-2020 sebesar Rp 4.060.634.
2. Rata-rata tarif INA-CBG’s pasien HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu
periode 2019-2020 sebesar Rp.
3. Pada analisis kesesuaian biaya medis langsung (biaya rill) dan tarif INA-
CBG’s pada pasien HIV/AIDS di RSUD Anutapura Palu periode 2019-2020
menunjukkan bahwa hasil pembiayaan yang positif dimana tarif INA CBG’s
lebih besar dibandingkan biaya medis langsung sehingga menunjukkan sutau
keberhasilan rumah sakit yang telah disesuaikan dengan standar prosedur
tindakan medis.

5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian serupa terkait analisis biaya secara rutin dengan
skala yang lebih besar pada pasien pengguna BPJS dan Non-BPJS baik rawat
jalan maupun rawat inap serta menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap biaya pengobatan untuk mendapatkan hasil yang menyeluruh.
2. Dapat dilakukan penelitian mengenai bagaimana penerapan sistem
pengkodean INA-CBG’s di rumah sakit terkait.

34
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Palu, B., & Muchlis, N. (2020). Analisis Biaya Rill dan Tarif INA CBG’s
Di Rumah Sakit Umum Bahagia Kota Makassar. Journal of Muslim Community
Health (JMCH), 1(2), 13–25.
http://pasca-umi.ac.id/index.php/jmch/article/view/241/253.

Alldredge, B. K., Corelli, R. L., Ernst, M. E., Guglielmo, B. J., Jacobson, P. A.,
Kradjan, W. A., & Williams., B. R. (2013). Koda-Kimble & Young’s Applied
Therapeutics The Clinical Use of Drugs. 10th ed. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.

Andayani, T. M. (2013). Farmakoekonomi Prinsip dan Metodologi. Bursa Ilmu


Yogyakarta.

Darti, N. A., & Imelda, F. (2019). Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Hiv/Aids
Melalui Peningkatan Pengetahuan Dan Screening Hiv/Aids Pada Kelompok
Wanita Beresiko Di Belawan Sumatera Utara. Jurnal Riset Hesti Medan Akper
Kesdam I/BB Medan, 4(1), 13. https://doi.org/10.34008/jurhesti.v4i1.56.

Dipiro et al. (2020). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. 3rd Edition. In


The Australian Journal of Hospital Pharmacy (Vol. 27, Issue 4).
https://doi.org/10.1002/jppr1997274340.

Dinas Kesehatan, S. T. (2019). Dinkes Sulteng 2019. Palu; Dinas Kesehatan


Sulawesi Tengah, 1–222. http;//dinkes.sutengprov.go.id.

Feladita, N., Satibi, & Marchaban. (2011). Analisis Biaya Terapi Stroke Hemoragi
pada Pasien Rawat Inap. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi, 4 (2), 69–
76. https://jurnal.ugm.ac.id/jmpf/article/download/29429/17573.

Hayul, H., Andayani, T. M., Setia, U., Surakarta, B., Farmasi, J., Farmasi, F.,
Gadjah, U., Yogyakarta, M., Joslin, P. D., & Diabetes, P. (2020). Analisis
Kesesuaian Biaya Riil Terhadap Penerapan Tarif INA-CBG’S Pasien Nefropati
Diabetik Rawat Inap di RSUD IR.Soekarno Sukoharjo Tahun 2018 Halimah.
Jurnal Farmasi Indonesia 3(1). http://farmasiindonesia.setiabudi.ac.id/.

35
Hidayati, A. N., Rosyid, A. N., Nugroho, C. W., Asmarawati, T. P., Ardhiansyah, A.
O., Bakhtiar, A., Amin, M., & Nasronudin. (2019). Manajemen HIV/AIDS:
Terkini, Komprehensif, dan Multidisiplin. Surabaya. Airlangga university press.
https://books.google.co.id/books?id=hhrIDwAAQBAJ.

Husada, F. R. K. (2019). Analisis Efektivitas Terapi Antiretrovial pada Pasien


HIV/AIDS Rawat Jalan di RSUP Fatmawati Jakarta Tahun 2016. Makassar;
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 4(1), 9–18.
https://e-jurnal.stikes-isfi.ac.id/index.php/JIIS/article/view/212.

Kemenkes RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta; Kementerian
Kesehatan RI. https://pusdatin.kemkes.go.id.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta; Kementerian
Kesehatan RI. https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5.

Mahfudz, & Andika Wahyu Wijayanto. (2021). Analisis Strategi Rumah Sakit dalam
Menghadapi Era BPJS Kesehatan. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 6
(11),1689–1699.
http://journal.unilak.ac.id/index.php/JIEB/article/view/3845%0Ahttp://
dspace.uc.ac.id/handle/123456789/1288.

Muslimah, M., Andayani, T. M., Pinzon, R., & Endarti, D. (2017). Perbandingan
Biaya Riil terhadap Tarif Tarif INA-CBG’s Penyakit Stroke Istemik di RS
Bethesda Yogyakarta. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi, 7(2), 105.
https://doi.org/10.22146/jmpf.30289.

Permatasari, J., Wicaksono, D. A., & Andriani, M. (2020). Analisis Efektivitas Biaya
Penggunaan Obat Antiretroviral Atripla dan T/H/A pada Pasien HIV Rawat
Inap RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2017-2018. PHARMACY:
Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 17(1), 216.
https://doi.org/10.30595/pharmacy.v17i1.7061.

Puspasari, H., Suryaningrat, D., & Rizky, M. (2020). Analisis Biaya Pengobatan
Pasien Diagnosa Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr Soedarso
Pontianak Tahun 2018. Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 7(1),

36
1. https://doi.org/10.20473/jfiki.v7i12020.1-6.

Susyanty, A. L., Handayani, R. S., & Sugiharti, S. (2017). Keterjangkauan Biaya


untuk Mendapatkan Pengobatan pada Anak dengan HIV AIDS dan Infeksi
Oportunistik. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 27(3), 161–168.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22435/mpk.v27i3.6773.161-168.

Tjandrawinata, R. R. (2016). Peran Farmaekonomi dalam Penentuan Kebijakan yang


Berkaitan dengan Obat-Obatan. Jakarta; Working Paper of Dexa Medica Group.
https://www.researchgate.net/publication/291833025_Peran_Farmakoekonomi_
dalam_Penentuan_Kebijakan_yang_Berkaitan_dengan_Obat-Obatan.

Tri Muhammad Hani. (2019). Perhitungan Unit Cost (UC) dan Penyusunan Tarif
Rumah Sakit dengan Metode Double Distribution (DD). Yogyakarta;
Deepublish Publisher.

Utami, Y. T., & Fanny, N. (2021). Faktor Penyebab Perbedaan Selisih Klaim Negatif
Tarif Ina-Cbgs dengan Tarif Riil di RSUD Dr. Moewardi. Jurnal Sains Dan
Kesehatan, 3(3), 492–499. https://doi.org/https://doi.org/10.25026/jsk.v3i3.605.

Veryanti, P. R., & Wulandari, A. (2020). Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan


Bronkodilator dibandingkan Kombinasi Bronkodilator-Kortikosteroid pada
Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jurnal Farmasi Udayana,
9(1), 13. https://doi.org/10.24843/jfu.2020.v09.i01.p02.

Wiratma, D. Y., Grace, D., Aruan, R., Studi, P., Laboratorium, D. T., & Farmasi, F.
(2020). Profil Kadar Hemoglobin Pasien Human Immunodeficiency Virus (Hiv)
Di RSU Bandung Medan. Anatomica Medical Journal, 3(3).
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/AMJ.

World Health Organization. (2013). Consolidated Guidelines On The use of


antiretroviral drugs for treating and preventing HIV infection. WHO Press,
June,1-272. https://www3.paho.org/hq/index.php?
option=com_docman&view=list&slug=guidelines-7164&Itemid=270&lang=en.

World Health Organization. (2016). The Use of Antiretroviral Drugs for treating And

37
Preventing HIV infection guidelines HIV/AIDS Programme. 1–480.
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/85322/1/WHO_HIV_2013.7_eng.pdf.

38
Lampiran 1. Data Keseluruhan Pasien HIV/AIDS Anutapura Palu 2019-2020
Kategori Jumlah Klasifikasi Group
Tgl Jenis Umur Kategori Kamar Lama Diagnosa Diagnosa
No. No.RM Tgl Masuk Lama Diagnosa HIV- INA-
Keluar Kelamin (Thn) Umur Perawatan Perawatan Utama Sekunder
Perawatan Sekunder AIDS CBG
1 305010 10/11/20 15/11/20 Laki-laki 29 25-44 Kelas 3 6 hari 1-9 hari HIV yang Malnutrisi 2 Penyerta Berat A-4-15-
20 20 Tahun menyebabkan energi protein III
infeksi ganda yang parah,
Anemia
2 320176 17/01/20 31/01/20 Laki-laki 36 25-44 Kelas 3 15 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 Tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
3 320632 27/09/20 10/07/20 Perempuan 39 25-44 Kelas 1 11 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 Tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
4 322644 20/07/20 22/07/20 Perempuan 45 ≥45 Kelas 1 3 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi parasit
yang tidak
spesifik
5 327112 23/01/20 02/02/20 Laki-laki 61 ≥45 Kelas 3 11 hari > 9 hari HIV yang Kandidiasis 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan
infeksi ganda
6 341427 29/08/20 02/09/20 Laki-laki 44 25-44 Kelas 1 5 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 Tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
7 383972 19/01/20 26/01/20 Laki-laki 27 25-44 Kelas 3 8 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 Tahun menyebabkan Penyerta
pneumocystis
carinii
pneumonia

39
8 393952 25/02/20 15/03/20 Laki-laki 29 25-44 Kelas 1 19 hari > 9 hari HIV yang Anemia, 2 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 1 Tahun menyebabkan Malnutrisi
kandidiasis energi protein
yang parah
9 411964 16/03/20 21/03/20 Laki-laki 24 15-24 Kelas 2 6 hari 1-9 hari HIV yang Dispepsia 1 Penyerta Ringan A-4-15-I
20 20 Tahun menyebabkan
infeksi
mikobakteri
10 458373 19/02/20 03/01/20 Laki-laki 43 25-44 Kelas 1 11 hari > 9 hari HIV yang Pneumonia, 2 Penyerta Berat A-4-15-
19 19 Tahun menyebabkan Kandidiasis III
infeksi ganda
11 458653 22/06/20 29/06/20 Laki-laki 39 25-44 Kelas 3 8 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 Tahun menyebabkan Penyerta
pneumocystis
carinii
pneumonia
12 460227 16/07/20 31/07/20 Laki-laki 37 25-44 Kelas 3 16 hari > 9 hari HIV yang Malnutrisi 1 Penyerta Ringan A-4-15-I
19 19 Tahun menyebabkan energi protein
infeksi yang parah
mikobakteri
13 463828 20/06/20 24/06/20 Perempuan 39 25-44 Kelas 3 5 hari 1-9 hari HIV yang Gastroesopha 2 Penyerta Ringan A-4-15-I
19 19 Tahun menyebabkan geal reflux
infeksi parasit disease tanpa
yang tidak oesophagitis,
spesifik Hipertensi
esensial
(primer)
14 464120 22/08/20 27/08/20 Laki-laki 44 25-44 Kelas 3 6 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 Tahun menyebabkan Penyerta

40
infeksi
menular dan
parasit
lainnya
15 465270 07/11/20 14/11/20 Perempuan 35 25-44 Kelas 3 8 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 Tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
16 477024 02/01/20 02/04/20 Laki-laki 45 ≥45 Kelas 3 4 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi
mikobakteri
17 479761 17/12/20 21/12/20 Perempuan 5 5-14 Kelas 3 5 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 Tahun menyebabkan Penyerta
kandidiasis
18 490682 01/08/20 07/08/20 Laki-laki 24 25-44 Kelas 3 7 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi
menular dan
parasit
lainnya
19 499226 15/12/20 23/12/20 Laki-laki 51 ≥45 Kelas 2 9 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
20 499752 18/11/20 21/11/20 Perempuan 22 15-24 Kelas 3 4 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 Tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
21 518419 07/01/20 20/01/20 Perempuan 30 25-44 Kelas 3 14 hari > 9 hari HIV yang Dispepsia 1 Penyerta Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan
infeksi

41
mikobakteri
22 520823 19/08/20 25/08/20 Laki-laki 33 25-44 Kelas 1 7 hari 1-9 hari HIV yang Anemia, 2 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan
pneumocystis
carinii
pneumonia
23 522279 28/01/20 02/01/20 Laki-laki 38 25-44 Kelas 3 5 hari 1-9 hari HIV yang Anemia, 2 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan Gastroenteriti
infeksi s dan kolitis
mikobakteri
24 526621 25/02/20 03/05/20 Laki-laki 30 25-44 Kelas 3 9 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi
mikobakteri
25 527127 06/06/20 06/11/20 Laki-laki 22 15-24 Kelas 3 6 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 Tahun menyebabkan Penyerta
infeksi
mikobakteri
26 528527 01/06/20 23/01/20 Perempuan 25 25-44 Kelas 1 18 hari > 9 hari HIV yang Anemia, 4 Penyerta Berat A-4-15-
19 19 tahun menyebabkan Malnutrisi III
infeksi energi protein
mikobakteri yang parah,
Gangguan
metabolisme
protein
plasma NEC,
Sistitis
27 528880 31/05/20 06/03/20 Laki-laki 20 15-24 Kelas 3 4 hari 1-9 hari HIV yang Dispepsia 1 Penyerta Ringan A-4-15-I
19 19 Tahun menyebabkan

42
infeksi parasit
yang tidak
spesifik
28 530428 02/04/20 02/09/20 Laki-laki 29 25-44 Kelas 3 6 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
pneumocystis
carinii
pneumonia
29 530654 02/08/20 22/02/20 Laki-laki 60 ≥45 Kelas 2 15 hari > 9 hari HIV yang Sistitis 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan
kandidiasis
30 534048 04/01/20 04/10/20 Laki-laki 49 ≥45 Kelas 2 10 hari > 9 hari HIV yang Kolesistitis 1 Penyerta Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan
pneumocystis
carinii
pneumonia
31 534150 17/09/20 23/09/20 Laki-laki 30 25-44 Kelas 3 7 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
32 534208 04/09/20 14/04/20 Laki-laki 27 25-44 Kelas 3 6 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
pneumocystis
carinii
pneumonia
33 536009 05/08/20 15/05/20 Laki-laki 30 25-44 Kelas 1 8 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi parasit
yang tidak
spesifik

43
34 536208 07/09/20 08/09/20 Perempuan 24 25-44 Kelas 3 2 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi parasit
yang tidak
spesifik
35 536360 15/05/20 22/05/20 Laki-laki 37 25-44 Kelas 3 8 hari 1-9 hari HIV yang Anemia, 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan
infeksi
bakteri
lainnya
36 537195 20/11/20 29/11/20 Laki-laki 33 25-44 Kelas 3 10 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
37 538182 22/01/20 31/01/20 Laki-laki 32 25-44 Kelas 3 10 hari > 9 hari HIV yang Anemia, 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
20 20 tahun menyebabkan
infeksi
mikobakteri
38 539134 27/06/20 07/08/20 Laki-laki 19 15-24 Kelas 3 12 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 Tahun menyebabkan Penyerta
infeksi
mikobakteri
39 539191 21/03/20 24/03/20 Laki-laki 37 25-44 Kelas 2 4 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
pneumocystis
carinii
pneumonia
40 539235 29/06/20 07/04/20 Perempuan 36 25-44 Kelas 3 6 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi

44
mikobakteri
41 539354 07/01/20 07/10/20 Laki-laki 42 25-44 Kelas 3 10 hari > 9 hari HIV yang Anemia 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan
infeksi
bakteri
lainnya
42 541517 08/05/20 08/12/20 Laki-laki 29 25-44 Kelas 3 8 hari 1-9 hari HIV yang Malnutrisi 1 Penyerta Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan energi protein
infeksi yang parah
mikobakteri
43 541865 08/12/20 19/08/20 Laki-laki 37 25-44 Kelas 3 8 hari 1-9 hari HIV yang Gangguan 1 Penyerta Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan kecemasan
infeksi (Anxiety
bakteri disorder),
lainnya
44 542142 16/08/20 25/08/20 Perempuan 25 25-44 Kelas 2 10 hari > 9 hari HIV yang Anemia 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan
kandidiasis
45 542531 24/09/20 10/03/20 Laki-laki 25 25-44 Kelas 1 10 hari > 9 hari HIV yang Gangguan 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan metabolisme
pneumocystis protein
carinii plasma NEC.
pneumonia
46 543248 28/12/20 07/01/20 Perempuan 1 <5 Tahun Kelas 3 11 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 20 menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
47 543353 21/09/20 29/09/20 Laki-laki 48 ≥45 Kelas 3 9 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi

45
mikobakteri
48 544222 24/09/20 10/03/20 Perempuan 26 25-44 Kelas 3 10 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
49 544906 24/03/20 29/03/20 Perempuan 31 25-44 Kelas 2 6 hari 1-9 hari HIV yang Anemia 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
20 20 tahun menyebabkan
infeksi ganda
50 544921 10/09/20 14/10/20 Laki-laki 30 25-44 Kelas 3 6 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
51 545518 21/10/20 28/10/20 Perempuan 39 25-44 Kelas 3 8 hari 1-9 hari HIV yang Anemia, 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan
kandidiasis
52 545990 26/11/20 12/03/20 Laki-laki 33 25-44 Kelas 1 8 hari 1-9 hari HIV yang Anemia, 2 Penyerta Sedang A-4-15-II
19 19 tahun menyebabkan Gonarthrosis
infeksi
mikobakteri
53 547005 20/11/20 30/11/20 Laki-laki 38 25-44 Kelas 2 11 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
54 547148 23/11/20 29/11/20 Laki-laki 57 ≥45 Kelas 3 7 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 19 tahun menyebabkan Penyerta
pneumocystis
carinii
pneumonia
55 549142 30/12/20 03/01/20 Laki-laki 26 25-44 Kelas 3 5 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
19 20 tahun menyebabkan Penyerta
pneumocystis
carinii

46
pneumonia
56 549143 13/01/20 20/01/20 Laki-laki 52 ≥45 Kelas 1 8 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
57 550037 15/01/20 23/01/20 Laki-laki 31 25-44 Kelas 1 9 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi
bakteri
lainnya
58 550050 15/01/20 21/01/20 Laki-laki 28 25-44 Kelas 2 7 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi
menular dan
parasit
lainnya
59 550627 26/01/20 03/02/20 Laki-laki 27 25-44 Kelas 3 9 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
60 550642 26/01/20 31/01/20 Laki-laki 32 25-44 Kelas 2 6 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
61 551551 20/02/20 29/02/20 Laki-laki 45 ≥45 Kelas 3 10 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
62 551575 12/02/20 17/02/20 Laki-laki 49 ≥45 Kelas 2 6 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
pneumocystis
carinii
pneumonia

47
63 551693 06/05/20 15/05/20 Laki-laki 48 ≥45 Kelas 1 10 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
kandidiasis
64 552730 03/03/20 10/03/20 Laki-laki 35 25-44 Kelas 3 8 hari 1-9 hari HIV yang Gangguan 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
20 20 tahun menyebabkan metabolisme
infeksi protein
mikobakteri plasma NEC.
65 553127 10/03/20 18/03/20 Laki-laki 31 25-44 Kelas 2 9 hari 1-9 hari HIV yang Bronchitis, 2 Penyerta Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Kutil
infeksi parasit anogenital
yang tidak (kelamin)
spesifik
66 554784 05/05/20 12/05/20 Laki-laki 27 25-44 Kelas 1 8 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi parasit
yang tidak
spesifik
67 555674 05/10/20 13/10/20 Perempuan 25 25-44 Kelas 3 9 hari 1-9 hari HIV yang Malnutrisi 2 Penyerta Sedang A-4-15-II
20 20 tahun menyebabkan energi protein
infeksi ganda yang parah,
Ulkus anus
dan rektum
68 555968 09/06/20 18/06/20 Laki-laki 40 25-44 Kelas 3 10 hari > 9 hari HIV yang Hipokalaemia 1 Penyerta Sedang A-4-15-II
20 20 tahun menyebabkan
kandidiasis
69 556097 10/06/20 15/06/20 Laki-laki 25 25-44 Kelas 3 6 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
kandidiasis
70 557459 29/06/20 03/07/20 Laki-laki 32 25-44 Kelas 2 5 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I

48
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi parasit
yang tidak
spesifik
71 557699 01/07/20 08/07/20 Laki-laki 39 25-44 Kelas 3 8 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
72 559075 23/07/20 29/07/20 Laki-laki 29 25-44 Kelas 3 7 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda
73 563081 07/10/20 09/10/20 Perempuan 57 ≥45 Kelas 3 3 hari 1-9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
pneumocystis
carinii
pneumonia
74 564492 10/11/20 27/11/20 Laki-laki 30 25-44 Kelas 1 18 hari > 9 hari HIV yang Tidak ada Tanpa Ringan A-4-15-I
20 20 tahun menyebabkan Penyerta
infeksi ganda

49
Lampiran 2. Data Biaya Pasien HIV/AIDS Anutapura Palu 2019-2020.
Biaya
Tarif INA- Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Alat Biaya Biaya Total
No. No.RM Tindakan Selisih
CBG Konsultasi visite Laboratorium Kamar Obat Kesehatan Radiologi Administrasi Biaya
Medis
1 305010 19.998.600 20.000 2.025.000 600.000 955.173 571.000 115.472 188.000 4.474.646 15.523.954
2 320176 14.214.900 20.000 547.200 319.000 1.680.000 1.826.100 745.000 277.813 5.415.113 8.799.787
3 320632 19.900.800 1.424.000 2.500.000 2.123.061 338.000 192.124 188.000 20.000 6.785.184 13.115.616
4 322644 19.900.800 130.000 500.000 109.810 142.000 37.824 919.634 18.981.166
5 327112 17.702.200 415.000 1.200.000 1.094.632 2.257.000 186.587 188.000 5.341.219 12.360.981
6 341427 19.900.800 276.000 610.000 242.971 317.000 139.922 20.000 1.605.893 18.294.907
7 383972 14.214.900 91.000 840.000 324.267 329.000 69.090 188.000 20.000 1.861.356 12.353.544
8 393952 24.783.100 120.000 108.000 1.206.000 8.100.000 853.543 436.000 183.767 11.007.310 13.775.790
9 411964 17.057.800 20.000 57.600 91.000 600.000 489.561 239.000 83.203 1.580.364 15.477.436
10 458373 27.998.000 120.000 864.000 234.000 4.500.000 807.307 2.130.500 65.618 188.000 8.909.425 19.088.575
11 458653 14.214.900 195.000 840.000 613.627 1.461.000 132.491 20.000 3.262.119 10.952.781
12 460227 14.214.900 60.000 325.000 1.800.000 2.330.450 492.000 142.404 5.149.854 9.065.046
13 463828 14.214.900 195.000 480.000 92.710 269.000 8.197 1.044.907 13.169.993
14 464120 14.214.900 299.000 600.000 400.674 404.000 71.234 188.000 1.962.909 12.251.991
15 465270 14.214.900 20.000 921.000 840.000 361.768 564.000 64.544 376.000 3.147.312 11.067.588
16 477024 14.214.900 225.000 360.000 108.065 426.000 42.478 1.161.543 13.053.357
17 479761 14.214.900 169.000 480.000 197.490 177.000 50.974 1.074.464 13.140.436
18 490682 14.214.900 553.000 720.000 269.672 459.000 117.468 2.119.140 12.095.760
19 499226 17.057.800 30.000 140.400 175.000 1.560.000 725.126 516.000 148.128 463.000 3.757.654 13.300.146
20 499752 14.214.900 507.000 360.000 978.639 542.000 133.430 188.000 2.709.069 11.505.831
21 518419 14.214.900 65.000 1.560.000 439.921 488.000 128.801 275.000 2.956.721 11.258.179
22 520823 24.783.100 2.096.000 1.500.000 496.229 358.000 321.948 4.772.177 20.010.923
23 522279 17.702.200 2.265.000 480.000 174.360 252.000 141.403 20.000 3.332.763 14.369.437
24 526621 14.214.900 20.000 172.800 195.000 960.000 684.156 397.000 140.798 925.000 20.000 3.514.754 10.700.146
25 527127 14.214.900 169.000 600.000 177.155 482.000 109.965 20.000 1.558.119 12.656.781

50
26 528527 27.998.000 60.000 132.000 2.205.000 7.420.000 3.084.102 704.000 421.041 20.000 14.046.143 13.951.857
27 528880 14.214.900 279.000 360.000 101.828 212.000 37.115 989.943 13.224.957
28 530428 14.214.900 814.000 600.000 465.332 345.000 107.120 188.000 2.519.452 11.695.448
29 530654 21.242.700 1.399.000 2.730.000 1.213.625 833.000 402.955 463.000 20.000 7.061.579 14.181.121
30 534048 17.057.800 415.000 1.755.000 1.382.228 500.000 254.771 376.000 20.000 4.702.999 12.354.801
31 534150 14.214.900 91.000 720.000 274.856 152.000 41.356 20.000 1.299.213 12.915.688
32 534208 14.214.900 91.000 600.000 85.541 327.000 36.888 1.140.429 13.074.471
33 536009 19.900.800 35.000 260.000 1.750.000 666.548 427.000 111.765 275.000 3.525.313 16.375.487
34 536208 14.214.900 241.000 120.000 61.826 192.000 31.650 20.000 666.476 13.548.424
35 536360 17.702.200 20.000 28.800 1.481.000 840.000 512.808 544.000 108.045 188.000 3.722.653 13.979.547
36 537195 14.214.900 156.000 1.080.000 604.930 1.044.000 70.595 20.000 2.975.525 11.239.375
37 538182 17.702.200 1.780.000 1.080.000 213.486 500.000 203.907 188.000 20.000 3.985.392 13.716.808
38 539134 14.214.900 169.000 1.320.000 477.457 317.000 100.869 20.000 2.404.326 11.810.574
39 539191 17.057.800 91.000 585.000 145.818 224.000 1.512 20.000 1.067.330 15.990.470
40 539235 14.214.900 143.000 600.000 907.578 535.000 118.470 188.000 20.000 2.512.048 11.702.852
41 539354 17.702.200 811.000 1.080.000 801.768 554.000 176.863 463.000 20.000 3.906.632 13.795.568
42 541517 14.214.900 20.000 487.000 840.000 2.381.061 2.381.000 370.880 6.479.942 7.734.958
43 541865 14.214.900 20.000 28.800 143.000 840.000 290.299 475.000 90.525 188.000 20.000 2.095.623 12.119.277
44 542142 21.242.700 1.511.000 1.755.000 864.810 568.000 192.429 188.000 20.000 5.099.239 16.143.461
45 542531 24.783.100 1.471.000 2.250.000 1.299.210 401.000 127.990 5.549.200 19.233.900
46 543248 14.214.900 20.000 57.600 227.000 1.200.000 402.454 1.583.000 256.668 188.000 20.000 3.954.722 10.260.178
47 543353 14.214.900 20.000 86.400 541.000 960.000 940.136 780.000 343.264 188.000 20.000 3.878.801 10.336.099
48 544222 14.214.900 20.000 826.000 1.080.000 1.142.323 1.957.000 90.739 20.000 5.136.062 9.078.838
49 544906 21.242.700 458.000 600.000 2.888.726 554.000 142.999 20.000 4.663.725 16.578.975
50 544921 14.214.900 143.000 600.000 779.941 622.000 97.588 1.750.000 20.000 4.012.529 10.202.371
51 545518 17.702.200 117.000 840.000 272.730 302.000 44.248 188.000 20.000 1.783.978 15.918.222
52 545990 19.900.800 2.612.000 1.750.000 679.087 256.000 181.462 20.000 5.498.550 14.402.250
53 547005 17.057.800 30.000 656.000 1.950.000 1.122.780 516.000 261.289 20.000 4.556.069 12.501.731
54 547148 14.214.900 1.087.000 720.000 250.434 338.500 105.342 188.000 20.000 2.709.276 11.505.624

51
55 549142 14.214.900 213.000 480.000 110.770 322.000 97.082 188.000 20.000 1.430.853 12.784.047
56 549143 19.900.800 173.000 1.750.000 375.398 409.000 72.044 188.000 20.000 2.987.441 16.913.359
57 550037 19.900.800 305.000 3.970.000 383.102 470.000 101.364 20.000 5.249.466 14.651.334
58 550050 17.057.800 147.000 1.170.000 462.839 712.000 77.855 188.000 20.000 2.777.693 14.280.107
59 550627 14.214.900 195.000 960.000 342.671 230.000 59.400 188.000 20.000 1.995.071 12.219.829
60 550642 17.057.800 195.000 975.000 596.264 356.000 93.770 188.000 20.000 2.424.034 14.633.766
61 551551 14.214.900 305.000 1.080.000 624.450 1.075.000 133.801 188.000 3.406.251 10.808.649
62 551575 17.057.800 655.000 975.000 523.566 428.000 59.451 188.000 20.000 2.849.017 14.208.783
63 551693 19.900.800 195.000 780.000 466.869 359.000 68.205 188.000 20.000 2.077.074 17.823.726
64 552730 17.702.200 225.000 840.000 707.934 263.000 70.320 188.000 20.000 2.314.254 15.387.946
65 553127 17.057.800 572.000 1.560.000 855.390 854.000 215.671 188.000 4.245.061 12.812.739
66 554784 19.900.800 2.333.000 1.750.000 513.803 451.000 282.382 20.000 5.350.184 14.550.616
67 555674 17.702.200 20.000 1.985.000 960.000 769.544 734.000 116.502 4.585.046 13.117.154
68 555968 17.702.200 293.000 1.080.000 525.580 307.000 92.539 2.298.119 15.404.081
69 556097 14.214.900 275.000 600.000 729.533 495.000 169.281 20.000 2.288.814 11.926.086
70 557459 17.057.800 427.000 780.000 443.154 496.000 108.436 188.000 20.000 2.462.589 14.595.211
71 557699 14.214.900 143.000 840.000 1.476.612 399.000 53.503 188.000 20.000 3.120.115 11.094.785
72 559075 14.214.900 221.000 720.000 607.542 342.000 40.132 275.000 20.000 2.225.674 11.989.226
73 563081 14.214.900 240.000 104.715 109.000 38.106 20.000 511.821 13.703.079
74 564492 19.900.800 60.000 1.255.000 9.350.000 6.361.091 621.000 593.524 463.000 20.000 18.723.615 1.177.185

52
Lampiran 3. Data Penggunaan Obat Pasien HIV-AIDS Rawat Inap
Kelas Terapi Dan Obat Jumlah Penggunaan
Cairan
RL Inf @ 20 69
Aquadest 25 ml 43
Nacl piggy back 18
Nacl 0,9 % 28
KSR (kalium klorida) @100 6
Nacl 3 % 1
Dextrose 5 % 5
Asering inf 6
Aminofluid 5
Albumin 20 % 100 ml 1
Lidocain 2% @100 1
Futrolit 39
Total 222
Analgesik & Antipiretik
Paracetamol Inf 33
Paracetamol tab @100 26
Paracetamol drop 1
Sistenol @ 60 11
Codein 10 mg @ 100 6
Analtram @ 30 1
Total 77
Antibiotik
Cotrimoxazol @ 100 50
Cotrimoxazol syr 1
Cefixime 100 mg @ 50 13
Ceftriaxon 1gr @100 30
Cefotaxim 1 gr @2 3
Cefadroxyl 500 mg @ 100 1
Ceftazidime 1 gr @ 2 2
Ampicillin 1 gr inj @ 10 1
Metronidazol 500 @ 100 1
Erythromycin 250 mg 1
Gentamicin 5 gram salep Kulit 3
Sagestam inj 1
Meropenem inj 0,5 gr 5
Moxifloxacin/Garena 2
Azitromicin 500 mg @ 20 2
Ethambutol 500 mg 1
Levofloxacin Inf 1
Levofloxacin 500 mg @ 50 1
Infimycin Serbuk Inj (Azitromycin inj) 1
Cefepime @1 4
Cefoperazon non sulbactam inj 4

53
Fusycom cr 5 gr 3
Cendo Polygran 1
Ciprofloxacin Inf 1
Total 133
Proton pump inhibitors (PPIs)
Omeprazol inj 45
Omeprazol cap @ 20 19
Lansoprazol @ 20 12
Pantoprazole 40 mg inj 20
Total 96
Antasida
Antasida syrup 2
Sucralfat Syr 7
Total 9
Histamin H2-receptor antagonist
Ranitidin tab@100 7
Ranitidin inj 22
Total 29
Antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Asam Mefenamat @ 100 2
Ketorolac inj @10 5
Kaltrofen Supp 5
Santagesic inj @5 5
Meloxicam 7,5 mg @ 30 3
Natrium diclofenac 50@50 1
Total 21
Kortikosteroid
Kenalog in orabase 4
Dexametason inj @ 100 14
Desoximetazon Zalf 15 gr 2
Prednison 5 mg @ 100 1
Cendo Hyalub Mini Dose 1
cendo LFX 1
Cortidex inj @5 1
Metil Prednisolon 4 mg @100 1
Pulmicort Respules 0,25 mg/ml Nebu@20 1
Flixotide Nebu@10 4
Total 30
Bronkodilator (agonis selektif beta-2 adrenergik)
Ventolin Nebules@20 3
Salbutamol 2 mg @100 2
Lasalcom Nebulizer 2
Combivent Nebulizer @ 20 8
Total 15
Antifungi
Nystatin Drop 41
Itraconazole tab 100 mg 1
Miconazole cream 1
Total 43
Antiemetik
Domperidon @ 100 13
Ondansentron 4 mg/2 ml inj @ 15 16
Total 29
Mukolitik
Acetylsistein 35
Ambroxol @100 12
Total 47
Vitamin dan Suplemen

54
Curcuma @ 100 17
Mecobalamin inj @10 1
Zink Tab @100 12
Cernevit @ 10 3
Tablet Tambah Darah 2
Hepa Q 6
Vit. C 2
KCL 2
Kolkatriol @ 30 1
Vit. B Comp @100 2
Stronger Neo-Minophagen/SNMC 1
Neurosanbe tab 1
Vit. B6 @100 2
Stronger Neo-Minophagen/SNMC 1
Inbumin 8
Apecur 100 ml syr 1
Neurodex@200 5
Total 67
Antihistamin
Cetirizine 10 mg @ 50 7
Diphenhidramin inj @ 30 1
Total 8
Antihipertensi
Amlodipin 5 mg 1
Total 1
Hipotonik sedatif
Alprazolam 0,5 mg @ 100 3
Diazepam/Valisanbe 2 mg @100 2
Total 5
Antidepresan
Sandepril 50 mg @50 1
Amytriptilin 25 mg @ 100 1
Total 2
Neurotonik/neurotropic
Piracetam 3 gr @10 2
Total 2
Antikonvulsan
Clobazam tab @100 1
Total 1
Antipsikotik
Haldol 5 mg @ 100 2
Total 2
Antimuskarinik
Buscopan 10 mg @100 1
Total 1
Diuretik
Furosemid inj @ 25 2
Spironolacton 25 mg @100 1
Total 3
Hiperurisemia & Gout
Allopurinol 100 @ 100 1
L-cisin 0.5 mg 2
Total 3
Antiglaucoma
Glauceta Tab@100 1
Cendo Glaucon @20 1
Total 2

55
 Hemostatik dan Antifibrinolitik
Asam Tranexamat 500 mg inj @ 10 2
Total 2
Laksatif
Solac syrup 1
Total 1
Antidiare
New Andites 600 mg 9
Total 9
Kolestatik
Ursodeoxycholic Acid 1
Total 1
Antipsikotik
Haldol 5 mg @ 100 2
Total 2
Relaksan
Eperisone Tab 1
Total 1
Keratolitik
Asam Salisilk 3 % mlgram 1
Total 1
Antivirus
Acyclovir zalf 1
Total 1
Gangguan ginjal
Aminefron @ 100 1
Total 1

56
Lampiran 4. Dokumentasi
Pengambilan data di IT RSUD Anutapura Palu

Pengambilan data di IT RSUD Anutapura Palu

57
Lampiran 5. Kode Etik Penelitian

58
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian di RSUD Anutapura Palu

59
60
61
62
Lampiran 7. Surat Keterangan Selesai Penelitian

63
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Qofifah
Tempat, Tanggal Lahir : Tolitoli, 19 Februari 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 21 Tahun
Agama : Islam
No. Handphone : 082259100372
Instagram : Qofifah__
Email : qofifahg70118013@gmail.com
Alamat Asal : Tolitoli Desa Lelean Nono

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


Tahun Tempat Kelulusan Jurusan
2006-2012 MIN TOLITOLI -
2012-2015 MTSN TAMBUN -
2015-2018 SMAN 2 TOLITOLI MIPA
2018-Sekarang UNIVERSITAS TADULAKO FARMASI

64
SURAT KETERANGAN PUBLIKASI

65
SURAT KETERANGAN (SK) PEMBIMBING SKRIPSI

66

Anda mungkin juga menyukai