Anda di halaman 1dari 20

PERBANDINGAN LUARAN MATERNAL DAN

NEONATAL PADA KEHAMILAN USIA REMAJA DAN


KEHAMILAN USIA REPRODUKSI DI RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN
2015-2018

ARTIKEL JURNAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran dari Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran

AHMAD RAIHAN HIDAYAT KOTO

1301101600204

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
BANDUNG
2019
PERBANDINGAN LUARAN MATERNAL DAN
NEONATAL PADA KEHAMILAN USIA REMAJA DAN
KEHAMILAN USIA REPRODUKSI DI RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN
2015-2018

ARTIKEL JURNAL

AHMAD RAIHAN HIDAYAT KOTO


1301101600204

Lembar ini untuk menyatakan bahwa kami telah memeriksa salinan artikel jurnal
dari kandidat dengan nama di atas dan menyatakan bahwa artikel jurnal ini telah
selesai dengan lengkap serta memuaskan untuk diajukan sebagai salah satu
persyaratan dalam mencapai gelar sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran dan revisi yang diperlukan baik oleh pembimbing maupun penguji
telah dilaksanakan.

Bandung, 1 November 2019


Pembimbing I

Windi Nurdiawan, dr., SpOG, M.Kes


NIP: 198107312015041001

Pembimbing II

Dr. Vita Murniati Tarawan, dr., SpOG, M.Kes, AIFO, SH


NIP: 195909131989022001

2
SURAT PERNYATAAN

TIDAK MELAKUKAN PLAGIARISME DAN/ATAU


MENGGUNAKAN DATA FIKTIF
DALAM PEMBUATAN/PENULISAN SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
PADJADJARAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa naskah artikel jurnal dengan judul:

PERBANDINGAN LUARAN MATERNAL DAN


NEONATAL PADA KEHAMILAN USIA REMAJA DAN
KEHAMILAN USIA REPRODUKSI DI RUMAH SAKIT
UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN
2015-2018

adalah murni merupakan laporan dari penelitian yang benar telah saya lakukan.
1) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan naskah
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

2) Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, 1 November 2019


Yang membuat pernyataan,

Ahmad Raihan Hidayat Koto


NPM. 1301101600204

3
PERBANDINGAN LUARAN MATERNAL DAN NEONATAL PADA
KEHAMILAN USIA REMAJA DAN KEHAMILAN USIA REPRODUKSI DI
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN
2015-2018

Ahmad Raihan Hidayat Koto1, Windi Nurdiawan2, Vita Murniati


Tarawan3

1
Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung, 2Departemen
Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran,Universitas Padjadjaran,
3
Departemen Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran,
Universitas Padjadjaran, Bandung

1. Ahmad Raihan Hidayat Koto


Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung - Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang
Phone: +62 823 174 826 67
Email: ahmad16031@mail.unpad.ac.id

2. Windi Nurdiawan, dr., SpOG, M.Kes.


Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Padjadjaran
Jalan Pasteur No. 38 Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Phone: +62 813 220 222 02
Email: windi@unpad.ac.id

3. Dr. Vita Murniati Tarawan, dr., SpOG, M.Kes, AIFO, SH


Departemen Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran, Universitas
Padjadjaran
Jalan Pasteur No. 38 Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Phone: +62 812 237 333 7
Email:

4
PERBANDINGAN LUARAN MATERNAL DAN NEONATAL PADA
KEHAMILAN USIA REMAJA DAN KEHAMILAN USIA REPRODUKSI DI
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN
2015-2018

Ahmad Raihan Hidayat Koto1, Windi Nurdiawan2, Vita Murniati


Tarawan3

1
Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran, Bandung, 2Departemen Obstetri
dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran,Universitas Padjadjaran,
3
Departemen Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran,
Universitas Padjadjaran, Bandung

Abstrak

Latar Belakang: Angka Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) terus mengalami


peningkatan dari tahun ke tahun, diikuti dengan semakin banyaknya korban KLL
yang dirujuk dari fasilitas kesehatan yang lebih rendah ke tingkatan yang lebih
tinggi. Sehingga dapat menyebabkan penumpukan pasien di fasilitas kesehatan yang
lebih tinggi tanpa mengetahui keparahan pasien tersebut. Dalam jangka panjang
kondisi ini akan menimbulkan beban ekonomi di era Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN). Sistem rujukan dilakukan sesuai dengan standar kompetensi dari masing-
masing tingkatan fasilitas kesehatan yang bertujuan agar efektif dan efisien.
Mengetahui lebih lanjut mengenai karakteristik dan gambaran tingkat keparahan
korban KLL yang dirujuk merupakan hal yang penting.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan data
sekunder yang berasal dari rekam medis pasien KLL yang dirujuk ke IGD RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung periode 2018.
Hasil: Dari 244 objek penelitian sebanyak 74,59% berjenis kelamin laki-laki,
rentang usia 17-25 tahun (36,89%). Sebanyak 70,90% korban KLL dirujuk dari PPK
2, alasan dirujuk paling banyak tidak diketahui. Tingkat keparahan korban KLL
memiliki Glasgow Coma scale (GCS) compos mentis (84,02%), Revised Trauma
Score ringan (87,29%) dengan Probability of Survival (Ps) ≥65% (93,85%).
Mayoritas korban melakukan kepulangan dari rumah sakit dengan cara pulang
paksa (52,46%).
Kesimpulan: Sebagian besar korban KLL adalah laki-laki, usia produktif, dirujuk
dari PPK 2 dengan tingkat keparahan yang ringan dan alasan dirujuk tidak diketahui.
Mayoritas korban pulang dari rumah sakit dengan cara pulang paksa.

Kata Kunci: Kecelakaan lalu lintas, sistem rujukan, tingkat keparahan, glasgow
coma scale, revised trauma score, probability of survival, pulang paksa

5
COMPARISON OF MATERNAL AND NEONATAL OUTCOMES IN
ADOLESCENTS PREGNANCY AND REPRODUCTIVE AGE
PREGNANCY AT DR. HASAN SADIKIN CENTRAL GENERAL
HOSPITAL BANDUNG YEAR PERIOD 2015-2018

Ahmad Raihan Hidayat Koto1, Windi Nurdiawan2, Vita Murniati


Tarawan3

1
Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran, Bandung; 2Departement of
Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran,
Bandung; 3Departement of Biomedical Sciences, Faculty of Medicine,
Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia

Abstract
Background: The rate of Road Traffic Accidents (RTA) continue to increase from
year to year, followed by the increasing number of RTA victims referred from lower
to higher healthcare facilities. It causes a buildup of patients in higher healthcare
facilities without knowing the severity of the patient. Referral system is a system
which is responsible for regulating tasks delegation and responsibilities for health
services in accordance with the competency standards needed to be effective and
efficient. Thus, knowing more about the characteristics and description of the
severity of the referred RTA victims is important.
Method: This study used a quantitative descriptive design with secondary data
taken from the medical records of RTA patients referred to the ER of Dr. Hasan
Sadikin Bandung General Hospital in 2018.
Result: From 244 research subjects, as many as 74.59% were male, with range of
age 17-25 years (36.89%). As many as 70.90% of RTA victims were referred from
PPK 2, the referral reason was at most not recognized. The severity of RTA victims
had the Glasgow Coma (GCS) compos mentis scale (84.02%), mild revised trauma
score (87.29%) with probability of survival (Ps) ≥65% (93.85%). The majority of
the victims were discharged from the hospital by forced discharge (52.46%).
Conclusion: Most RTA victims were male, productive age, referred from PPK 2
with mild severity and reasons for being referred were not recognized. The majority
of victims went home from hospital by forced discharge.

Keywords: Traffic accident, referral system, severity level, Glasgow coma scale,
revised trauma score, probability of survival, forced discharge

6
Pendahuluan

Kehamilan pada usia remaja masih menjadi permasalahan kesehatan dunia.

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 15—19 tahun. Dalam

periode tersebut, terjadi perkembangan secara struktural, fungsional, dan psikososial

pada remaja wanita dan mempersiapkan mereka untuk memasuki fase wanita

dewasa.1 Sebanyak 21 juta remaja wanita (usia 15—19 tahun) dan 2 juta remaja

wanita di bawah 15 tahun sudah mengalami kehamilan.2 Hampir seluruh kejadian

kehamilan pada usia remaja, sekitar 95%, terjadi di negara-negara perpendapatan

menengah ke bawah dengan insidensi tertinggi di Sub-Sahara Afrika, lalu disusul

oleh Asia Selatan. Fenomena ini bukan menjadi fenomena yang baru di beberapa

negara tersebut karena pada beberapa negara memiliki tradisi menikah pada usia

muda secara turun temurun.1,2

Tingkat kelahiran pada usia remaja di seluruh dunia telah menurun dari 65

kelahiran per 1.000 perempuan pada 1990 menjadi 47 kelahiran per 1.000 perempuan

pada 2015. Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia sendiri adalah 48 per

1.000 perempuan. Angka kejadian tersebut tergolong tinggi dibandingkan 6 di

Malaysia dan 41 di Thailand. Terlepas dari menurunnya angka tersebut, karena

populasi remaja semakin meningkat, ada indikasi angka kehamilan pada usia remaja

pun akan meningkat secara global pada tahun 2030.3

Indonesia termasuk negara ke-37 dengan persentase pernikahan usia remaja

yang tinggi dan merupakan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja.4 Survei

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa 12.8%

perempuan usia 15-19 tahun sudah menikah. Pernikahan remaja terbanyak terjadi di

pedesaan pada perempuan berstatus pendidikan rendah dan berasal dari keluarga

7
berstatus ekonomi rendah. Pernikahan usia remaja berisiko karena belum cukupnya

kesiapan dari aspek kesehatan, mental emosional, pendidikan, sosial ekonomi, dan

reproduksi.5

Dalam periode Januari 2015—November 2018, total persalinan yang ada di

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebanyak 10,306 persalinan.

Sebanyak 4,57% dari total tersebut merupakan perempuan berusia 20 tahun ke bawah.

Sebanyak 60,30% merupakan perempuan berusia 18—20 tahun, 38,22% berusia

15—17 tahun, dan 1,48% merupakan perempuan berusia di bawah 15 tahun. Sebesar

43,1% mengalami komplikasi kehamilan, baik antepartum, intrapartum, maupun

postpartum.6

Hamil pada usia remaja meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas baik

pada maternal, maupun pada neonatalnya. Komplikasi kehamilan dan persalinan

merupakan penyebab utama kematian remaja usia antara 15—19 tahun.7 Kehamilan

pada usia remaja memiliki risiko eklampsia, endometritis nifas, dan infeksi sistemik

yang lebih tinggi dibandingkan perempuan berusia 20 hingga 24 tahun.8 Selain itu,

sekitar 3.9 juta aborsi yang tidak aman di kalangan remaja berusia 15—19 tahun

terjadi setiap tahun, hal tersebut berkontribusi terhadap kematian maternal dan

masalah kesehatan yang berkelanjutan.3

Neonatal yang lahir dari maternal yang berumur kurang dari 20 tahun

mempunyai 50% risiko lebih tinggi untuk mati dalam beberapa minggu pertama dari

neonatal yang lahir pada maternal yang berumur lebih dari 20 tahun.2 risiko

komplikasi lain yang dapat terjadi antara lain lahir premature, berat badan lahir

rendah, kekurangan asupan gizi, gangguan pernapasan, trauma saat persalinan, dan

jaundice.9 Pada akhirnya, pertumbuhan neonatal tersebut akan terhambat, dengan

kata lain, neonatal yang lahir akan memiliki nilai apgar yang rendah.10

8
Penelitian yang dilakukan oleh Atmaja Nair pada tahun 2013 tentang

gambaran luaran maternal dan nenonatal pada kehamilan pada usia remaja di Kerala,

India menunjukkan bahwa insidensi kehamilan pada usia remaja pada periode studi

adalah sebesar 8,48% dengan 90,89% remaja merupakan primigavida. Dari hasil

gambaran luaran ditemukan bahwa 40,7% mengalami anemia, 18,22% mengalami

persalinan prematur, 14,87% mengalami preeklampsia, dan 29,5% dari neonatal yang

dilahirkan mengalami berat badan lahir rendah.

Di Indonesia, data mengenai perbandingan luaran maternal dan neonatal

pada kehamilan usia remaja dan kehamilan usia reproduksi masih sangat sedikit.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian ini agar

dapat memperoleh data mengenai hal tersebut sehingga dapat digunakan selain untuk

penelitian lanjutan yang terkait kehamilan remaja maupun sebagai masukan bagi para

pengambil kebijakan dan tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan terjadinya

mortalitas dan morbiditas maternal maupun neonatal akibat kehamilan remaja.

Metode

Penelitian ini dilakukkan menggunakan metode penelitian observasional


analitik dengan desain studi potong lintang. Data yang digunakan merupakan data
sekunder yang diperoleh dari rekam medis pasien yang bersalin di Departemen
Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin selama periode 1 Januari 2015
sampai 31 Desember 2018. Kriteria inklusi yaitu data yang diperlukan dalam rekam
medis lengkap, meliputi usia maternal 15 tahun - ≤19 tahun dan >19 tahun - ≤35
tahun. Kriteria eksklusi yaitu rekam medis pasien yang tidak lengkap, serta kondisi
maternal yang memiliki gangguan medis utama yang sudah ada dari sebelum hamil,
seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, diabetes mellitus.

Hasil Penelitian

9
Berikut disajikan hasil analisis data yang merupakan hasil perbandingan luaran maternal

dan neonatal pada kehamilan usia remaja dan kehamilan usia reproduksi di Rumah Sakit

Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2015-2018. Data hasil rekam medis yang

berhasil dikumpulkan dari sebanyak 2860 pasien, terdiri atas 355 pasien usia remaja, dan

2505 pasien usia reproduksi.

Tabel 1 Perbandingan Karakteristik Kehamilan Pada Usia Remaja dan Usia Reproduksi
Kehamilan Usia Kehamilan Usia
Total
Remaja Reproduksi p
Frek % Frek % Frek %
Tempat tinggal
a. Kota Madya 97 9,3% 942 90,7% 1039 100% <0,001
b. Luar Kota Madya 258 14,2% 1563 85,8% 1821 100%
Status Pekerjaan
na. Kerja 5 1,0% 518 99,0% 523 100% <0,001
b. Tidak kerja 350 15,0% 1987 85,0% 2337 100%
Status pernikahan
a. Menikah 347 12,5% 2419 87,5% 2766 100% 0,314
b. Tidak menikah 8 8,5% 86 91,5% 94 100%
Status Pendidikan
a. Tidak Sekolah 1 8,3% 11 91,7% 12 100% <0,001
b. SD 55 24,9% 166 75,1% 221 100%
c. SMP 162 28,7% 402 71,3% 564 100%
d. SMA 134 7,5% 1648 92,5% 1782 100%
e. Perguruan Tinggi 3 1,1% 278 98,9% 281 100%
Keterangan : nilai-p diperoleh dari hasil uji Chi Square, perbandingan dinyatakan bermakna jika p < 0,05,
sangat bermakna jika p < 0,01

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa tempat tinggal, status pekerjaan dan

status pendidikan dinyatakan berbeda secara sangat bermakna jika dibandingkan

berdasarkan proporsi usia kehamilan.

Berdasarkan wilayah tempat tinggal, kehamilan usia remaja lebih banyak

ditemukan pada wilayah luar kota madya (14,2% berbanding 9,3% pada wilayah kota

madya), sedangkan kehamilan usia reproduksi lebih banyak ditemukan pada wilayah kota

madya (90,7% berbanding 85,8% pada wilayah luar kota madya) dengan p-value < 0,001

(sangat bermakna).

Berdasarkan status pekerjaan, kehamilan usia remaja lebih banyak ditemukan pada

wanita yang tidak bekerja (15% berbanding 1% wanita yang bekerja), sedangkan
10
kehamilan usia reproduksi lebih banyak ditemukan pada wanita yang bekerja (99%

berbanding 85% wanita yang tidak bekerja) dengan p-value < 0,001 (sangat bermakna).

Berdasarkan status pernikahan, dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan

proporsi wanita dengan usia kehamilan remaja atau usia reproduksi berdasarkan status

pernikahannya, yang ditunjukkan oleh nilai p sebesar 0,314 > 0,05.

Berdasarkan status pendidikan, kehamilan usia remaja lebih banyak ditemukan

pada wanita dengan pendidikan SMP (28,7%), sedangkan kehamilan usia reproduksi lebih

banyak ditemukan pada wanita dengan pendidikan perguruan tingi (98,9%) dengan p-value

< 0,001 (sangat bermakna).

Tabel 2 Perbandingan Luaran Mortalitas Maternal


Kehamilan Usia Kehamilan Usia
Total
Remaja Reproduksi P
Frek % Frek % Frek %
Kematian maternal 4 57,1% 3 42,9% 7 100% 0,003
Keterangan : nilai-p diperoleh dari hasil uji Chi Square, perbandingan dinyatakan bermakna jika p < 0,05,
sangat bermakna jika p < 0,01

Tabel di atas menunjukkan bahwa kematian maternal lebih banyak terjadi pada

wanita dengan kehamilan usia remaja (57,1%) jika dibandingkan dengan kehamilan usia

reproduksi (42,9%), dan perbedaannya dinyatakan sangat bermakna (p = 0,003 < 0,05).

Tabel 3 Perbandingan Luaran Morbiditas Neonatal


Kehamilan Usia Kehamilan Usia
Luaran Morbiditas Total
Remaja Reproduksi P
Neonatal
Frek % Frek % Frek %
Fetal Distress 5 26,3% 14 73,7% 19 100% 0,636
Low Birth Weight 1 33,3% 2 66,7% 3 100%
Keterangan : nilai-p diperoleh dari hasil uji Chi Square, perbandingan dinyatakan bermakna jika p < 0,05,
sangat bermakna jika p < 0,01

Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak ditemukan perbedaan yang bermakna dari

luaran morbiditas neonatal berdasarkan usia kehamilan (p = 0,636 > 0,05), dimana baik

fetal distress maupun low birth weight keduanya lebih banyak terjadi pada kehamilan usia

reproduksi (lebih dari 50%).

11
Tabel 4 Perbandingan Luaran Morbiditas Antepartum Maternal

Kehamilan Usia Kehamilan Usia


Luaran Antepartum Total
Remaja Reproduksi P
Maternal
Frek % Frek % Frek %
Malposition and 10 16,7% 50 83,3% 60 100% <0,001
Malpresentation
Preeclampsia 38 12,5% 266 87,5% 304 100%
Eclampsia 22 28,9% 54 71,1% 76 100%
Premature Rupture of 47 13,5% 300 86,5% 347 100%
Membranes
Inadequate Contraction 28 17,9% 128 82,1% 156 100%
Placenta Previa 7 3,7% 184 96,3% 191 100%
Mola Hidatidosa 1 7,1% 13 92,9% 14 100%
Ectopic Pregnancy 2 2,9% 67 97,1% 69 100%
Antepartum Hemorrhage 1 4,2% 23 95,8% 24 100%
Prolapse Cord 1 16,7% 5 83,3% 6 100%
Keterangan : nilai-p diperoleh dari hasil uji Chi Square, perbandingan dinyatakan bermakna jika p < 0,05,
sangat bermakna jika p < 0,01

Tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan luaran morbiditas antepartum

maternal jika dilihat berdasarkan usia kehamilan, dimana pada kehamilan usia remaja

persentase tertinggi terjadi pada kategori eclampsia (28,9%), sedangkan pada kehamilan

usia reproduksi persentase tertinggi terjadi pada kategori Ectopic Pregnancy (97,1%), dan

perbedaannya dinyatakan sangat bermakna (p < 0,001).

Tabel 5 Perbandingan Luaran Morbiditas Postpartum Maternal

Kehamilan Usia Kehamilan Usia


Luaran Postpartum Total
Remaja Reproduksi P
Maternal
Frek % Frek % Frek %
Preterm Labour 47 19,2% 198 80,8% 245 100% 0,002
with Preterm
Delivery
Spontaneous Vertex 110 11,6% 840 88,4% 950 100%
Delivery
Postpartum 3 5,3% 54 94,7% 57 100%
Hemorrhage
Spontaneous 15 9,0% 152 91,0% 167 100%
Abortion
Caesarean Section 15 9,1% 149 90,9% 164 100%
Vacuum Extractor 1 12,5% 7 87,5% 8 100%
Delivery
Total 191 12,1% 1400 87,9% 1591 100%
12
Keterangan : nilai-p diperoleh dari hasil uji Chi Square, perbandingan dinyatakan bermakna jika p < 0,05,
sangat bermakna jika p < 0,01

Tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan luaran morbiditas postpartum

maternal jika dilihat berdasarkan usia kehamilan, dimana pada kehamilan usia remaja

persentase tertinggi terjadi pada kategori Preterm Labour with Preterm Delivery (19,2%),

sedangkan pada kehamilan usia reproduksi persentase tertinggi terjadi pada kategori

Postpartum Hemorrhage (94,7%), dan perbedaannya dinyatakan sangat bermakna (p =

0,002 < 0,01).

Pembahasan

Berdasarkan wilayah tempat tinggal, kehamilan usia remaja lebih banyak


ditemukan pada wilayah luar kota madya (14,2% berbanding 9,3% pada wilayah kota
madya). Hal tersebut sejalan dengan data yang berasal dari SKDI 2017 yang
menyatakan bahwa persentase kehamilan usia remaja lebih tinggi di wilayah
perdesaan dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan yaitu 10% berbanding 5%.5

Berdasarkan status pekerjaan, kehamilan usia remaja lebih banyak ditemukan


pada wanita yang tidak bekerja (15% berbanding 1% wanita yang bekerja), sedangkan
kehamilan usia reproduksi lebih banyak ditemukan pada wanita yang bekerja

Berdasarkan status pernikahan, dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat


perbedaan proporsi wanita dengan usia kehamilan remaja atau usia reproduksi
berdasarkan status pernikahannya

Berdasarkan status pendidikan, kehamilan usia remaja lebih banyak


ditemukan pada wanita dengan pendidikan SMP (28,7%), sedangkan kehamilan usia
reproduksi lebih banyak ditemukan pada wanita dengan pendidikan perguruan tingi
(98,9%)

Penelitian ini menunjukkan bahwa kematian maternal lebih banyak terjadi


pada wanita dengan kehamilan usia remaja (57,1%) jika dibandingkan dengan
kehamilan usia reproduksi (42,9%)
13
menunjukkan bahwa tidak ditemukan perbedaan yang bermakna dari luaran
morbiditas neonatal berdasarkan usia kehamilan (p = 0,636 > 0,05), dimana baik
fetal distress maupun low birth weight keduanya lebih banyak terjadi pada
kehamilan usia reproduksi (lebih dari 50%).

menunjukkan bahwa terjadi perbedaan luaran morbiditas antepartum


maternal jika dilihat berdasarkan usia kehamilan, dimana pada kehamilan usia
remaja persentase tertinggi terjadi pada kategori eclampsia (28,9%), sedangkan
pada kehamilan usia reproduksi persentase tertinggi terjadi pada kategori Ectopic
Pregnancy (97,1%)

menunjukkan bahwa terjadi perbedaan luaran morbiditas postpartum


maternal jika dilihat berdasarkan usia kehamilan, dimana pada kehamilan usia
remaja persentase tertinggi terjadi pada kategori Preterm Labour with Preterm
Delivery (19,2%), sedangkan pada kehamilan usia reproduksi persentase tertinggi
terjadi pada kategori Postpartum Hemorrhage (94,7%)

Berdasarkan penilaian tingkat keparahan lainnya yaitu RTS, paling banyak


korban memiliki skor RTS >7,2 (87,29%) dengan kategori ringan dan Ps ≥60.5
(93,85%). Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Ellen Celcilia
di UGD RSUD Dr. Soedarso Pontianak.10 RTS dihasilkan dari penjumlahan 3
parameter yaitu GCS, tekanan darah dan laju respirasi yang akan menghasilkan nilai
dari 0-7,8. Dari masing-masing nilai RTS yang didapat akan memiliki nilai
Probability of Survival (Ps). Nilai RTS yang semakin tinggi akan memiliki
prognosis yang semakin baik. Nilai RTS < 4 atau Ps < 60,5 %

14
mengindikasikan pasien untuk dibawa ke pusat trauma.18 Sehingga pasien yang
dirujuk paling banyak tidak menimbulkan perubahan fisiologi sistem saraf pusat
akibat trauma kepala yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran
serta tidak terjadi penurunan tekanan darah akibat perdarahan yang aktif dan terjadi
penurunan dari laju respirasi.19

Dengan demikian, banyak korban yang dirujuk dengan kategori trauma


ringan yang seharusnya bisa ditangani di fasilitas tingkat kesehatan yang lebih
rendah yaitu rumah sakit tipe B dan tipe C. Rumah sakit tipe B hampir memiliki
semua tenaga medis spesialis dasar dan spesialis penunjang, serta memiliki
kelengkapan sarana dan fasilitas yang memadai.20

RTS dengan Ps ≥60.5 (93,85%) tidak harus ditangani di fasilitas kesehatan


yang memiliki pusat trauma yang mayoritas terdapat di PPK 3.21 Namun dapat
ditangani di fasilitas kesehatan yang lebih rendah. Sistem rujukan berjenjang di
fasilitas kesehatan dilakukan sesuai dengan standar kompetensi dalam berbagai
tingkatan yang bertujuan agar efektif sekaligus efisien.8 Sehingga tidak terjadi
penumpukan pasien di RSUP Dr Hasan Sadikin akibat banyak pasien rujukan dari
fasilitas tingkat kesehatan lain.

Cara kepulangan pasien dari rumah sakit paling banyak adalah dengan cara
melakukan pulang paksa yaitu tanpa seizin dokter (52,46%). Serupa dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Widiarti AS di RS TNI AU Iswahjudi.22 Korban
yang mengalami trauma kepala dan patah tulang seharusnya ditangani oleh dokter
untuk tindakan lebih lanjut. Korban lebih banyak memilih melakukan pengobatan
tradisional. Sehingga akan memberikan dampak buruk terhadap status kesehatan
pasien itu sendiri.23

Kesimpulan

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas korban KLL yang dirujuk
ke IGD RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2108 adalah laki- laki,
berusia produktif. Sebagian besar korban dirujuk dari PPK 2 dengan alasan

15
dirujuk tidak diketahui dengan tingkat keparahan korban adalah ringan. paling
banyak korban keluar dari rumah sakit dengan cara pulang paksa.

Penelitian ini memiliki keterbatasan berupa ketidaklengkapan beberapa


variabel dalam rekam medis yaitu, alasan korban dirujuk dan pulang paksa.
Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk menentukan
intervensi pemutusan kebijakan mengenai rujukan dalam sistem kesehatan bagi
otoritas yang berwenang.

16
Daftar Pustaka

1. Nair A, Devi S. Obstetric outcome of teenage pregnancy in comparison with


pregnant women of 20-29 years: a retrospective study. Int J Reprod Contraception,
Obstet Gynecol. 2015;4(5):1319–23.
2. WHO. Adolescent pregnancy [Internet]. 2018. Available from:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/adolescent-pregnancy
3. WHO. Adolescent pregnancy fact sheet. Adolesc Pregnancy Fact Sheet [Internet].
2012;1–4. Available from:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/112320/1/WHO_RHR_14.08_eng.pdf%0
Awww.who.int/reproductivehealth
4. Infodatin. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. 2017. p. 2442–7659.
5. Badan Pusat Statistik, Badan Koordinasi Keluarga Berencanan Nasional,
Departemen Kesehatan, Macro International. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia 2017. Sdki. 2017;(Kesehatan reproduksi Remaja):16.
6. Zulvayanti, Nurdiawan W, Hidayat Dini. Prevalence and Characteristics of teenage
pregnancy at Dr. Hasan Sadikin Hospital, Bandung, West Java. In: Proceedings 5th
International Conference on Public Health. Solo; 2019.
7. Utomo, I D, Utomo A. Adolescent pregnancy in Indonesia. IndonesiaUnfpa
[Internet]. 2013;1–11. Available from:
https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pubpdf/Executive_Summary_WPD_2
013_%28English%29_0.pdf
8. Azevedo WF de, Diniz MB, Fonseca ESVB, Azevedo LMR de, Evangelista CB.
Complications in adolescent pregnancy: systematic review of the literature.
Einstein (Sao Paulo) [Internet]. 2015 [cited 2019 Mar 30];13(4):618–26. Available
from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26061075
9. Kumar A, Singh T, Basu S, Pandey S, Bhargava V. Outcome of teenage
pregnancy. Indian J Pediatr. 2007;
10. Narukhutrpichai P, Khrutmuang D, Chattrapiban T. The obstetrics and neonatal
outcomes of teenage pregnancy in Naresuan university hospital. 2016 [cited 2019
Mar 21];99(4):361–7. Available from:
https://www.mendeley.com/catalogue/obstetrics-neonatal-outcomes-teenage-
pregnancy-naresuan-university-hospital-1/

17
18
19
20

Anda mungkin juga menyukai