SKRIPSI
Disusun Oleh:
HENNI YULIATMA
142012018273P
1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
KATARAK DI POLI MATA RUMAH SAKIT GRAHA HUSADA
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2020
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program
studi S1 Keperawatan
Disusun Oleh:
HENNI YULIATMA
142012018273P
ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
ABSTRAK
HENNI YULIATMA
67 Halaman + 7 Lampiran + 8 Tabel + 3 Gambar
Katarak bisa dialami pada semua umur bergantung pada faktor pencetusnya.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 provinsi lampung memiliki cakupan
katarak sebesar (1.5 %). Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
penyakit katarak diharapkan dapat meningkatkan pencegahan dalam penurunan
jumlah penderita penyakit katarak. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Graha
Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2019 dalam satu bulannya rata-rata terdapat
68 pasien katarak yang menjalani operasi.
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh penderita katarak 97 orang dan
bukan penderita katarak yang diambil dari rekam medik di Poli Mata Rumah Sakit
Graha Husada Kota Bandar Lampung. Sampel 97 kasus dan 97 kontrol.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purpousive sampling. Penelitian ini
menggunakan metode case control, alat pengumpulan data menggunakan
kuesioner, dan analisis data menggunakan uji chi square.
iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
ABSTRACT
HENNI YULIATMA
67 Pages + 7 Attachments + 8 Tables + 3 Pictures
Cataracts can be experienced at all ages depending on the trigger factors. Based
on data from the 2013 Riskesdas Lampung Province has a cataract coverage of
(1.5%). By knowing the factors that influence cataracts, it is hoped that it can
increase prevention in reducing the number of people with cataracts. Based on
data from Graha Husada Hospital in Bandar Lampung City in 2019 in one month
there are an average of 68 cataract patients undergoing surgery.
The purpose of this study was to determine the factors associated with the
incidence of cataracts in the Eye Clinic of Graha Husada Hospital in Bandar
Lampung City in 2020.
In this study the population was 97 cataract sufferers and not cataract sufferers
taken from medical records at the Eye Clinic of Graha Husada Hospital in Bandar
Lampung City. A sample of 97 cases and 97 controls. Sampling using purpousive
sampling technique. This study uses a case control method, a data collection tool
using a questionnaire, and data analysis using the chi square test.
The results obtained by the frequency distribution of respondents who suffer from
cataracts as many as 97 respondents (50.0%), respondents who suffer from
diabetes mellitus as many as 71 respondents (36.6%), have smoking habits 79
respondents (40.7%) and have experienced eye injuries as many as 37 respondents
(19.1% ). There was a correlation between diabetes (P value 0.003, OR = 2.6),
smoking (P value 0.003, OR = 2.5), eye injury (P value 0.003, OR = 4.5) with the
incidence of cataracts at the Eye Clinic of the Hospital Graha Husada of Bandar
Lampung City in 2020. It is expected that the Graha Husada Hospital of Bandar
Lampung City to increase counseling related to risk factors for cataracts, by
conducting eye screening in patients who experience complaints of decreased
sharpness, especially in the elderly.
iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
PERSETUJUAN UJIAN HASIL PENELITIAN
SKRIPSI
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji di hadapan TIM Penguji Skripsi
NIM : 142012018273P
MENYETUJUI
Pembimbing I
Pembimbing II
v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN
Skripsi oleh Henni Yuliatma ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Skripsi dan dinyatakan Lulus pada tanggal Juni 2020
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji:
KaProdi SI Keperawatan
Mengetahui,
Dekan FKes Universitas Muhammadiyah Pringsewu
vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS
NIM : 142012018273P
Dengan ini menyatakan bahwa semua yang saya tulis dalam skripsi ini sesuai
dengan sumber- sumber aslinya dan penulisnya sesuai dengan kaidah –kaidah
penulisan ilmiah. Skripsi ini merupakan hasil karya saya. Jika dikemudian hari
terbukti bahwa skripsi ini plagiat, maka say bersedia menerima sanksi sesuai
Penulis
Henni Yuliatma
vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
NIM : 142012018273P
Dibuat di :
Henni Yuliatma
NIM : 142012018273P
viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
MOTTO
Jika kamu ingin bisa mengatur orang lain, aturlah dulu dirimu sendiri
(Abu Bakar)
HALAMAN PERSEMBAHAN
ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lina Marlin lahir di Palembang 04 April 1985. Saat ini tinggal di Jl Bumi Manti
Ratu
Riwayat Pendidikan
KATA PENGANTAR
xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan
hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Penulisan
proposal penelitian ini di lakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Fakultas
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu. Penulis menyadari tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai
penyusunan tugas akhir ini, sangatlah sulit untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang tulus kepada :
1. Drs. Wanawir AM MM, MPd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Pringsewu
2. Elmi Nuryati, M. Epid. selaku Dekan Universitas Muhammadiyah
Pringsewu Fakultas Kesehatan
3. Ns. Desi Ari Madi Yanti, M. Kep., Sp. Kep Mat. Selaku ketua program
studi SI Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu
4. Ns. Yeti Septiasari, S.Kep. M.Kes. Selaku dosen pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyususan Skripsi ini.
5. Apri Sulistianingsih, M.Keb. Selaku pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan Skripsi ini.
6. Direktur RS Graha Husada Bandar Lampung dan staf yang telah banyak
membantu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan
7. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
propoal Penelitian ini baik secara langsung ataupun secara tidak langsung.
xii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Bandar Lampung, 2020
Penulis
DAFTAR ISI
xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
HALAMAN SAMPUL DEPAN..............................................................................i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI....................................................ii
ABSTRAK................................................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN HASIL PENELITIAN............................v
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN HASIL PENELITIAN............................vi
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS............................................................vii
HALAMAN PERNYATAN PUBLIKASI..............................................................viii
MOTTO....................................................................................................................ix
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................................x
RIWAYAT HIDUP PENULIS................................................................................xi
KATA PENGANTAR..............................................................................................xii
DAFTAR ISI.............................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xv
DAFTAR SKEMA...................................................................................................xvi
DAFTAR LAMMPIRAN........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 7
E. Ruang Lingkup................................................................................ 8
xiv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
C. Pembahasan.................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Katarak, Diabetes Melitus, Merokok
dan Cedera Mata di Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada Kota
Bandar Lampung Tahun 2020 .............................................................53
Tabel 4.2 Hubungan Diabetes Melitus dengan Kejadian Katarak di Poli Mata
Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020 .......54
Tabel 4.3 Hubungan Merokok dengan Kejadian Katarak di Poli Mata Rumah
Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020 ....................55
Tabel 4.3 Hubungan Cedera Mata dengan Kejadian Katarak di Poli Mata
Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020........55
DAFTAR SKEMA
xvi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Skema 2.1 Kerangka Teori....................................................................................38
Skema 2.2 Kerangka Konsep................................................................................39
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Lampiran 4 Surat Uji Etik
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 6 Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 7 Kuesioner
Lampiran 8 Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 9 Output SPSS hasil Peneliitian
Lampiran 10 Lembar Konsul
xviii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah 1/1.000 orang per tahun atau setiap tahun diantara 1.000 orang terdapat
diikuti oleh katarak dan glaukoma. Terdapat 135 juta orang mengalami
Indonesia.
mencanangkan Visi 2020 yaitu, The Right to Sight. Dalam visi 2020 the right
1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
2
penglihatan yang optimal di dunia. Hal ini karena Indonesia sebagai Negara
(www.perdami.co.id).
jika katarak, 11% tidak mampu untuk di operasi, dan 8,3% takut untuk di
operasi. Katarak mungkin terjadi tanpa gejala dan ditemukan kebetulan pada
ditangani dengan benar maka dalam kondisi yang parah bisa menyebabkan
kebutaan. Etiologi katarak sampai saat ini masih belum jelas dan berhubungan
Sesuai dengan perkembangan usia, lensa kristalin bersifat jernih selama masa
pertumbuhan hingga usia kurang lebih 45 tahun, setelah itu mulai terjadi
progresifitas kekeruhan pada lensa kristalin oleh karena kerusakan protein dan
sel lensa. Secara umum, penyebab katarak dapat dibagi menjadi kongenital
dan didapat. Sebagian katarak yang ditemukan adalah yang didapat, dengan
Katarak bisa dialami pada semua umur bergantung pada faktor pencetusnya.
senilis seperti penuaan, radang mata, trauma mata, diabetes melitus, riwayat
keluarga dengan katarak, pemakaian steroid lama (oral) atau tertentu lainnya,
(Ilyas, 2014).
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga
khusus (kimia dan fisik). Keracunan beberapa jenis obat dapat menimbulkan
Katarak mungkin terjadi tanpa gejala dan ditemukan kebetulan pada saat
dengan benar maka dalam kondisi yang parah bisa menyebabkan kebutaan.
Etiologi katarak sampai saat ini masih belum jelas dan berhubungan dengan
banyak faktor. Fakor resiko dapat berupa faktor instrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor instrinsik dapat berasal dari dalam tubuh sendiri dan faktor
ektrinsik berasal dari luar tubuh termasuk faktor demografik dan lingkungan
yang ditandai dengan hiperglikemia yang terkait dengan sekresi insulin, defek
dan kegagalan pada beberapa organ, khususnya ginjal, mata, saraf, jantung
dan pembuluh darah. Pada mata dapat menyebabkan edema lensa akibat
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Awopi et al (2016)
berdasarkan hasil uji statistic didapatkan nilai p-value 0.022 yang berarti
diekspresikan pada awal embriogenesis, dan mutasi pada gen ini dapat
Pada penelitian yang dilakukan Arimbi (2011) mengenai faktor risiko kejadian
katarak di RSUD Budhi Asih ditemukan berbagai faktor risiko lain yakni
umur 65 tahun keatas mempunyai risiko paling besar terkena katarak, faktor
statistic dengan katarak, namun faktor prilaku merokok dan konsumsi alkohol
katarak, namun pada penelitian yang dilakukan oleh Tana dkk (2007),
bukan perokok.
penyakit. Sekarang, para ilmuwan memiliki bukti bahwa merokok juga dapat
katarak terkait usia, dengan risiko yang lebih tinggi dari kejadian pada
Menurut Amanda (2015), seseorang yang merokok 10 batang atau lebih per
terjadinya katarak, wilayah Krui yang merupakan daerah pesisir dimana rata-
rata pekerjaan nya adalah nelayan dimana para pekerja setiap harinya
berjibaku ditengah laut hal ini mengakibatkan nelayan sering terkena sinar
matahari lebih dari 4 jam atau sinar ultraviolet. Hal ini sejalan dengan
peneltian yang dilakukan oleh Hamidi & Royadi (2017) ada hubungan
terpajan sinar ultraviolet yang lama dengan kejadian katarak senilis di Poli
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung
Tahun 2019 dalam satu bulannya rata-rata terdapat 68 pasien katarak yang
yang menderita katarak akan tetapi warga tidak bisa merasakan apakah dia
menderita katarak atau tidak. Karena memang katarak tidak menimbulkan rasa
jika tidak ditangani dengan benar maka dalam kondisi yang parah bisa
menyebabkan kebutaan
Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2019 maka peneliti
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun
2020.
2. Tujuan Khusus
cidera mata pada pasien katarak di Poli Mata Rumah Sakit Graha
Mata Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020
Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun
2020
Tahun 2020
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dilakukan secara primer dengan jenis penelitian survey analitik
Maret di Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Katarak
1. Pengertian Katarak
cataract, dan latin cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa
akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap setiap keadaan kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
mata yang terletak di belakang iris dan pupil. Katarak adalah penyebab
diabetes retinopati.
10
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah
11
lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein
menjadi terhambat untuk mencapai retina, yaitu bagian saraf mata yang
mengolah cahaya ini menjadi bayangan atau gambar seperti yang kita
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat
Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau
disebut katarak traumatik. Katarak juga bias terjadi pada bayi baru lahir
Siregar, 2017).
2. Tipe Katarak
10%
total, sehingga pasien tidak bias melihat dan biasanya harus dituntun
kalau berjalan.
Menurut Hatauruk dan Siregar (2017) katarak dapat terjadi pada satu atau
dua kedua mata, namun tidak dapat menyebar dari satu mata ke mata yang
kabur. Jika dibiarkan dalam waktu yang lebih lama, pandangan akan
kabur, terlihat
seperti tertutup oleh awan pada mata dan pandangan menjadi gelap.
katarak tidak bias melihat secara jelas saaat malam hari. Pada saat
tertentu, mata juga semakin terasa silau terhadap cahaya lampu. Orang
Apabila melihat ada cincin di sumber cahaya, bias jadi itu adalah
pertanda bahwa mata anda terkena katarak. Kondisi ini terjadi karena
glaucoma
Pada awalnya gejala ini bias diatasi setelah memakai kacamata, tapi
dengan baik.
4. Klasifikasi Katarak
dalam :
tahun
a. Katarak Kongenital
segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak
retardasi mental.
yang dapat terjadi adalah makula lutea yang tidak cukup mendapat
dilakukan sebaik-baiknya.
lebih baik.
b. Katarak Juvenil
Katarak yang lembet dan terdapat pada orang muda, yang mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan.
1) Katarak metabolik
homosistinuria)
e. Penyakit Wilson
2) Otot
3) Katarak traumatic
4) Katarak komplikata
heterokromia iridis)
neoplasma)
c. Katarak anoksik
f. Katarak radiasi.
c. Katarak Senil
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
(2018)).
2) Stadium Imatur
Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal
sehingga bilik mata depan akan lebih sempit (Ilyas, 2009 dalam
Nugraha (2018)).
3) Stadium Matur
ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak terdorong ke depan dan
4) Stadium Hipermatur
lensa ini dapat keluar melalui kapsul. Akibat pencairan korteks ini
(2018)).
1) Katarak Kortikal
(second sight).
a) Katarak Intumesen
b) Katarak Brunesen
kortikal posterior.
c) Katarak Diabetes
yaitu :
pasien nondiabetik.
d) Katarak Sekunder
keruh.
5. Etiologi
mata, membiarkan kita melihat semuanya dengan jelas, baik dari jarak
dekat maupun jauh. Lensa ini kebanyakan terbuat dari air dan protein.
Protein diatur dengan cara yang tepat agar lensa tetap bersih dan
beberapa protein bias berkumpul bersama dan mulai melapisi area kecil
Tidak ada yang tahu pasti mengapa lensa mata berubah seiring
lain usia lanjut dan proses penuaan, kongenital atau bias diturunkan,
(misalnya kortikosteroid).
6. Komplikasi
7. Faktor Resiko
yang disebut radikal bebas atau spesies oksigen yang bersifat sangat
akan mengganggu struktur protein lensa sehingga cross link antar dan
2017).
63 hal ini berarti responden yang terpajan sinar ultraviolet yang lama
kulit, kornea dan lensa mata. Pada pajanan kronis UV dengan tingkat
elastisitas pada kulit atau penuaan kulit dini dan risiko terjadinya
p=0.007 dan OR=2.9. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh
b. Diabetes
bola mata). Glukosa pada akuos ini dapat masuk terserap ke dalam
lensa mata. Hal ini menyebabkan kadar glukosa dalam lensa mata
darah, maka meningkat pula kadar glukosa dalam aquos humor. Oleh
karena glukosa dari aquos masuk kedalam lensa dengan cara difusi,
2016).
keadaan nomal penumpukan gula ini tidak akan terjadi. Bila kadar
2016).
c. Hipertensi
tekanan darah sistolik yang tinggi dan katarak senilis. Disamping itu
Meidawaty, 2012).
d. Merokok
merusak membrane sel dan serat yang ada pada mata. Ke dua yaitu,
0,03 (p ≤0,05), dan Odds Rasio = 7,5 hal ini berarti responden yang
pegawai PNS/Swasta.
dengan melihat nilai signifikasi diperoleh nilai p < 0,05 (0,010) yang
penyakit katarak.
lensa.
antar sel, dan bersifat mengatur adesi dari sel yang bergantung pada
dari sel tidak terjadi dapat membuat terjadinya katarak, karena adesi
dari sel-sel ini berperan penting terhadap sifat lensa yang transparan.
Salah satu penyebab katarak adalah trauma pada mata. Jenis trauma
Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai
terjadinya katarak.
h. Tempat tinggal
dan jumlah paparan sinar matahari tiap hari (Briliant at al, 1983).
bahwa kejadian katarak sudah ditemukan pada usia lebih muda dan
Wahyudi, 2013).
i. Riwayat Keluarga
8. Prognosis
anak yang mengalami katarak dan menjalani operasi tidak sebaik pada
unilateral yang dioperasi dan paling baik pada katarak kongenital bilateral
a. Pemeriksaan Fisik
dilakukan untuk mengkaji nyeri tekan mata dan deformitas dan untuk
perawat adalah :
serta
a) Pemeriksaan Diagnostik
b. Penatalaksanaan
terang, atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini
yang terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut
Operasi ini terdiri dari dua jenis, yakni standar ECCE atau
pengembangan.
keruh. Untuk itu perlu terapi laser untuk membuka kapsul yang
B. Kerangka Teori
berdasarkan teori yang berkaitan dengan permasalahan, yang akan diteliti agar
(Notoatmodjo, 2014).
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Faktor Resiko :
1. Radiasi Ultraviolet
2. Diabetes
Katarak
3. Hipertensi
4. Obesitas
5. Merokok
6. Cedera Mata
7. Tempat Tinggal
8. Riwayat Keluarga
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti
katarak adalah :
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Penyakit Diabetes/Hipertensi
Merokok Katarak
Cedera Mata
D. Hipotesis Penelitian
dari suatu penelitian ini biasanya disebut hipotesis. Jadi, hipotesis didalam
suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil
Ha :
c. Ada hubungan riwayat cedera mata dengan kejadian katarak di Poli Mata
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Waktu Peneltian
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada Kota
Bandar Lampung.
C. Rancangan Penelitian
dalam upaya mencari hubungan antar variabel yang satu dengan variabel
hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) dalam hal ini katarak
dengan faktor risiko tertentu. Studi kasus kontrol dilakukan dengan cara
Dalam peneltiain ini kasus adalah penderita katarak dan kotrol adalah bukan
penderita katarak.
D. Subyek Penelitian
1. Populasi
objek penelitian atau objek yang diteliti. Dalam penelitian ini populasinya
yang diambil dari rekam medik di Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada
2. Sampel
Tabel 3.1
Besar Sampel
Variabel
No P1 P2 OR n Sumber
Independen
1 Diabetes 0.55 0.2177 4.419 76 Sari Dewi et al
(2018)
2 Merokok 0.457 0.267 2.771 88 Hadini et al
(2016)
3 Cedera Mata 0.771 0.34 4.500 70 Hanook et al
(2014)
3. Teknik Sampling
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari kasus dan kontrol. Sampel kasus
adalah pasien katarak yang terdiagnosa secaara klinis oleh dokter dan
tercatat dalam rekam medik Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada Kota
dan tercatat dalam register Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada
diwawancarai.
E. Definisi Operasional
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Agar variabel
dapat diukur menggunakan instrument atau alat ukur, makan variabel harus
Tabel 3.1
Definisi Operasional
F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Skala
NO Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
1 Variabel Dependent
Kejadian Orang yang menderita Lembar Wawancara 0 = Iya
Katarak katarak yang tercatat Observasi Nominal
dalam register di 1 = Tidak
dalam RM RS Graha
Husada
2 Variabel Indpendent
Hipertensi Penyakit hipertensi Tensimeter Mengukur 0 = Hipertensi Ordinal
yang dialami oleh Tekanan (jika TD ≥
pasien yaitu Darah 140/90
peningkatan mmHg)
tekanan darah 1 = Tidak
sistolik lebih dari Hipertensi
140 mmHg dan
(jika TD <
tekanan darah
140/90
diastolik lebih dari
mmHg)
90 mmHg
(Sudoyo,
2016)
(Ilyas, 2014)
sendiri, dengan menggunakan data rekam medis dan merupakan data sekunder.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan (Arikunto, 2013).
1. Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. pada
penelitian ini data diperoleh dari sumber langsung (data sekunder dari
rekam medis).
medis.
G. Pengolahan Data
Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang
penting hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian
belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil
1. Editing
2. Coding
data yang terdiri atas beberapa kategori dan dimasukan ke dalam software
analisis data.
3. Processing
data telah bersih dari kesalahan, baik pada waktu pengkodean maupun
dalam waktu membaca kode, sehingga siap untuk dianalisa. Data – data
4. Cleaning
H. Analisa Data
1. Analisis Univariat
(Notoatmodjo, 2014).
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah tabel silang antara dua variabel, yaitu variabel
katarak.
BAB IV
PT. Graha Husada, yaitu suatu Perseroan Terbatas yang didirikan keenam
dan tiga orang dokter spesialis obstetri dan Ginekologi. Dengan tujuan
Rumah Sakit Graha Husada yang terletak di Jalan Gajah Mada, No 6 GH.
HK.07.06/III/2091/09.
Rumah sakit Graha Husada mulai beroperasi pada tanggal 6 April 2005
dan diresmikan oleh Gubernur Lampung bapak Sjachroedin Z.P. SH, dan
a. VISI
b. Misi
karyawan
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Katarak, Diabetes Melitus, Merokok
dan Cedera Mata di Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada
Kota Bandar Lampung Tahun 2020
(19.1%).
2. Analisis Bivariat
Tabel 4.2
Hubungan Diabetes Melitus dengan Kejadian Katarak di Poli Mata
Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020
menunjukkan nilai p value 0,003 (< 0,05). Berarti ada hubungan penyakit
diabetes dengan kejadian katarak di Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada
Kota Bandar Lampung Tahun 2020, dari hasil analisis diperoleh pula nilai
Tabel 4.3
Hubungan Merokok dengan Kejadian Katarak di Poli Mata Rumah
Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020
value 0,003 (< 0,05). Berarti ada hubungan merokok dengan kejadian
katarak di Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung
Tahun 2020, dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 2,5 yang berarti
responden yang merokok berrisiko untuk mengalami katarak 2,5 kali lebih
Tabel 4.3
Hubungan Cedera Mata dengan Kejadian Katarak di Poli Mata
Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020
value 0,003 (< 0,05). Berarti ada hubungan cedera mata dengan kejadian
katarak di Poli Mata Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung
Tahun 2020, dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR= 3,4 yang berarti
katarak 3,4 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak
C. Pembahasan
1. Analisis Univariat
a. Katarak
al., 2014).
b. Diabetes melitus
Penderita diabetes melitus akan memiliki kadar gula darah yang lebih
katarak terjadi lebih sering dan lebih awal pada penderita diabetes
sebesar tiga sampai empat kali lipat pada penderita diabetes melitus
yang berusia di bawah 65 tahun dan peningkatan sebesar dua kali lipat
telah lama mengalami diabetes melitus dan dengan kontrol gula darah
c. Merokok
komponen vang ada dalam rokok baik komponen utama yang berasal
menerus baik secara aktif maupun pasif akan terkena dampak buruk
dari rokok.
sebagai faktor resiko suatu penvakit mata yaitu katarak Hal ini terjadi
tembakau yang bersifat toksik pada mata yaitu sianida, dan juga
d. Cedera mata
Salah satu penyebab katarak adalah trauma pada mata. Jenis trauma
Trauma bola mata adalah kejadian trauma yang mengenai bola mata
dan jaringan sekitarnya. Open globe injury adalah trauma okuli dengan
Hasil penelitian menunjukkan nilai p value 0,003 (< 0,05). Berarti ada
Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020, dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR= 2,6 yang berarti responden yang mengalami
diabetes melitus berrisiko untuk mengalami katarak 2,6 kali lebih besar
meningkat pula kadar glukosa/gula darah dalam akuos humor (cairan bola
mata). Glukosa pada akuos ini dapat masuk terserap ke dalam lensa mata.
Hal ini menyebabkan kadar glukosa dalam lensa mata juga meningkat.
menyebabkan katarak. Hal ini karena enzim aldose reduktase yang ada
meningkat pula kadar glukosa dalam aquos humor. Oleh karena glukosa
dari aquos masuk kedalam lensa dengan cara difusi, maka kadar glukosa
keadaan nomal penumpukan gula ini tidak akan terjadi. Bila kadar gula
dan tidak seimbang sehingga kadar surbitol dalam lensa mata meningkat.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidi M (2017)
dengan kejadian katarak. Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian
yang tidak menderita diabetes mellitus. Penelitian lain oleh Tana, dkk
dengan ketiga hasil penelitian di atas, penelitian lain yang dilakukan oleh
Hasil penelitian menunjukkan nilai p value 0,003 (< 0,05). Berarti ada
Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020, dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR= 2,5 yang berarti responden yang merokok
pertama paparan asap rokok yang berasal dari tembakau dapat merusak
membrane sel dan serat yang ada pada mata. Ke dua yaitu, merokok dapat
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidi M (2017)
senilis di Poli Mata RSUD Bangkinang p value = 0,03 (p ≤0,05), dan Odds
Rasio = 7,5 hal ini berarti responden yang merokok berpeluang 7,5 kali
PNS/Swasta.
signifikasi diperoleh nilai p < 0,05 (0,010) yang berarti Ho ditolak dan Ha
Hasil penelitian menunjukkan nilai p value 0,003 (< 0,05). Berarti ada
hubungan cedera mata dengan kejadian katarak di Poli Mata Rumah Sakit
Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020, dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR= 3,4 yang berarti responden yang pernah
mengalami cedera mata berrisiko untuk mengalami katarak 3,4 kali lebih
cedera mata.
Salah satu penyebab katarak adalah trauma pada mata. Jenis trauma yang
bola mata akibat benturan, terkena objek yang berterbangan dan lain-lain
Jika terjadi trauma akibat benda keras yang cukup kuat mengenai mata
dan dapat pula dalam bentuk katarak tercetak (imprinting) yang disebut
jarang ditemukan).
BAB V
5.1 Kesimpulan
Rumah Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020 (P value
Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020 (P value 0,003,
OR= 2,5).
4. Ada hubungan cedera mata dengan kejadian katarak di Poli Mata Rumah
Sakit Graha Husada Kota Bandar Lampung Tahun 2020 (P value 0,003,
OR= 4,5).
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Miranty, Et. Al. (2016). Analisis faktor yang berhubungan dengan
kejadian katarak senilis di RSU Bahteramas Tahun 2016. Jurnal. FKU
Halu Oleu
Ellaily. Et. Al. (2016). Faktor Resiko Kejadian Katarak Di Desa Brajan
Kabupaten Bantul Yogyakarta. Jurnal. FK UMY
Hatauruk dan Siregar, (2017). Katarak 101 Jawaban Atas Pertanyaan Anda.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Sari Andi. Et. Al. (2018). Faktor Resiko Kejadian Katarak Pada Pasien Pria
Usia 40-55 Tahun Di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Jurnal. FKM
UMI.
Tamansa, Gracia, Et. Al. (2016). Hubungan Umur Dan Jenis Kelamin Dengan
Angka Kejadian Katarak Di Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik Mata)
RSUP.Prof.Dr.R.D. Kandou Manado Periode Juli 2015-Juli 2016. Jurnal.
FKU Samratulangi Manado.
Tana, Et. Al. (2007). Peranan Pekerjaan Terhadap Kejadian Katarak Pada
Masyarakat Indoensia Riset Kesehatan Dasar 2007. Jurnal. Puslibang
Biomedis dan Farmasi Jakarta
Lampiran kuesioner
A. Data Umum
1. Nama responden :
2. Nomor responden :
3. Tanggal lahir / umur :
4. Jenis kelamin :
5. Alamat :
B. Riwayat Penyakit
C. Kebiasaan Merokok
D. Riwayat Cedera